Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jumlah penduduk dunia saat ini 7,2 milyar jiwa (menurut CIA World
Factbook Tahun 2015). Indonesia menduduki urutan keempat dengan jumlah
penduduk terbanyak setelah China, India, USA, dengan laju pertumbuhan (LPP)
1,49%. Indonesia termasuk negara yang memiliki laju pertumbuhan penduduk
tinggi, maka setiap tahun penduduk Indonesia bertambah sekitar 3-4 juta jiwa
(bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam 08.00 WIB).
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang besar, dengan
jumlah penduduk mencapai 259.940.857 jiwa terhitung 31 Desember 2010.
Jumlah ini terdiri atas 132.240.055 laki-laki dan 127.700.802 perempuan dengan
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, Indonesia ikut menyumbang angka yang
besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk
dunia yang tinggi bisa menimbulkan banyak masalah negatif jika tidak
diantisipasi (Kompas, 2015).
Jumlah penduduk Sumatera Utara berdasarkan hasil sensus penduduk
1990 sebesar 10.252.021 jiwa, sensus penduduk 2000 sebesar 11.506.808 jiwa
dan berdasarkan sensus penduduk 2010 meningkat menjadi 12.982.204 jiwa.
Dengan demikian laju pertumbuhan penduduk periode 1900-2000 adalah 2,06%
setiap tahun dan periode 2000-2010 adalah 1,1% setiap tahunnya. Keadaan ini

menempatkan Sumatera Utara merupakan provinsi ke-empat yang terbesar jumlah
penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

1
Universitas Sumatera Utara

Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per satuan untuk
wilayah. Kepadatan penduduk Sumatera Utara menurut sensus penduduk 2010
bahwa jumlah penduduk terus mengalami peningkatan seiring bertambahnya
jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara. Tahun 2000, kepadatan penduduk
Sumatera Utara sebesar 161 jiwa per Km. Selanjutnya, berdasarkan hasil sensus
penduduk 2010, kepadatan penduduk Sumatera Utara naik menjadi 181 jiwa per
Km (Sensus penduduk, 2010).
Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, penduduk yang
besar dan berkualitas merupakan investasi yang berharga bagi suatu negara
dengan produktifitas yang tinggi. Namun sebaliknya penduduk yang besar namun
tidak berkualitas hanya akan menjadi beban negara, karena produktifitas
ditentukan oleh pendidikan, status kesehatan dan penghasilan. Jumlah penduduk
yang besar dalam suatu negara mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi,
proporsi penduduk muda tinggi dan meningkatnya pemenuhan hak – hak dasar.

Penambahan jumlah penduduk di Indonesia pada beberapa dekade ini
terjadi peningkatan. Masalah tingginya jumlah penduduk di Indonesia dipengaruhi
oleh angka kelahiran yang lebih tinggi dari pada angka kematian. Untuk
menanggulangi masalah ini, Indonesia mencanangkan program Keluarga
Berencana. Program Keluarga Berencana Nasional adalah program untuk
merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai
keluarga berkualitas, dengan terbentuknya keluarga berkualitas maka generasi
mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat
melanjutkan pembangunan (BKKBN, 2014).

2
Universitas Sumatera Utara

Program Keluarga Berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan

kependudukan

dapat


memberikan

kontribusi

dalam

hal

mengendalikan jumlah dan pertumbuhan penduduk juga diikuti dengan
peningkatan kualitas penduduk. Keluarga Berencana menurut Undang-Undang
Nomor 10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan kependudukan dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia
dan sejahtera.
Pemakaian alat kontrasepsi akan mempengaruhi fertilitas wanita melalui
status

fekunditasnya (kemampuan melahirkan). Melalui

pemakaian alat


kontrasespsi wanita dapat mengatur panjang pendeknya masa ekspose terhadap
kehamilan. Pembicaraan mengenai pembatasan kelahiran dengan menggunakan
cara-cara kontrasepsi bagi penduduk, rupa-rupanya tidak terlepas dari
pengetahuan yang dimiliki, sikap yang dimiliki, dan praktek keluarga berecana
(BKKBN, 2014).
Hasil SDKI 2012 menunjukkan bahwa pemakaian kontrasepsi di antara
wanita kawin di Provinsi Sumatera Utara adalah 56 % untuk semua cara dan 43%
untuk kontrasepsi modern. Diantara cara KB modern, cara KB suntik adalah yang
paling umum dipakai baik oleh wanita pernah kawin maupun wanita berstatus
kawin (masing-masing 12 % dan 18 %). Pemakaian kontrasepsi di Provinsi
Sumatera Utara tentunya jauh di bawah angka nasional yakni sebesar 62 %.
Kontribusi pemakaian alat/obat kontrasepsi terhadap penurunan fertilitas sangat
dipengaruhi pula oleh jumlah PUS menurut usia dan jumlah anak

3
Universitas Sumatera Utara

Pasangan Usia Subur (PUS) usia muda dengan jumlah anak sedikit atau
disebut dengan Pus Muda Paritas Rendah (Puspuren) sangat besar pengaruhnya

terhadap penurunan angka kelahiran saat ini dibandingkan dengan peserta KB dari
Pus Usia Tua Paritas Tinggi atau disebut dengan Pustupati. Data menunjukkan
bahwa peserta KB di Sumatera Utara masih didominasi oleh Pus Tua Paritas
Tinggi yaitu (55,65 %) sedangkan peserta KB dari Pusmuparen sebesar 44,35 %
(BPS Sumatera Utara).
Pemakaian alat/cara KB menurut Daerah Sumatera Utara, ditemukan
bahwa daerah perkotaan lebih tinggi dari pada dipedesaan (masing-masing 60 %
dan 52 %). Namun demikian, jenis metode yang digunakan berbeda, wanita di
perkotaan lebih mempercayai suntikan, pil dan sterilisasi wanita, sementara
wanita di pedesaan lebih mempercayai menggunakan KB suntikan dan pil, dengan
demikian pemakaian untuk metode yang bersifat kontap dan jangka panjang
mendapatkan perhatian dan perioritas (SDKI, 2012).
Dalam rapat kerja daerah Program Kependudukan, KB dan Pembangunan
Keluarga Provinsi Sumatera Utara tahun 2015 menyatakan Total Fertility Rate
(TFR) tinggi dan Contraceptive Privalency Rate (CPR) tinggi menurut Kab./Kota
terdapat di daerah Kab. Labuhan Batu, Kab. Karo, Kab. Asahan, Kab. Pak-pak
Bharat, Kab. Labuhan Batu Selatan, Kab. Serdang Bedagai, Kab. Batubara, dan
Kab. Langkat. Data Contraceptive Privalency Rate (CPR) di Kab. Serdang
Bedagai MKJP (13.35 %) dan Non-MKJP (86.62 %) dengan pembagian MOW
(4.37 %), MOP (0.00 %), IUD (1.55 %), Implant (7.30 %), Suntik (57.36 %), Pil

(28.59 %), Kondom (0.67 %) dengan Total Fertility Rate (TFR) 2,93.

4
Universitas Sumatera Utara

Rencana Strategis (Renstra) BKKBN tahun 2015-2019 merupakan
kebijakan nasional yang ditetapkan melalui Peraturan Kepala BKKBN nomor
212/PER/B1/2015 tentang Rencana Strategi BKKBN Tahun 2015-2019 sebagai
dokumen perencanaan dan acuan pencapaian Program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Salah satu programnya adalah
peningkatan penggunaan alat kontrasepsi. Target pencapaian pemakaian MKJP
sebesar 21% dan untuk semua alat kontrasepsi sebesar 65% (BKKBN,2015).
Berdasarkan analisa kesertaan ber KB yang sudah tinggi namun angka
kelahiran juga masih tinggi ada beberapa penyebab salah satunya pemakaian alat
kontrasepsi belum mengarah kepada MKJP, data diatas menunjukkan penggunaan
alat kontrasepsi masih mengarah kepada pemakaian Non-MKJP. Sehingga perlu
diketahui faktor yang mempengaruhi rendahnya keikutsertaan penggunaan
metode kontrasepsi jangka panjang di setiap Kabupaten yang pengggunaan alat
kontrasepsi tinggi akan tetepi kelahirannya juga tinggi (BKKBN, 2015).
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang adalah cara kontrasepsi berjangka

panjangyang
kelangsungan

dalam

penggunaannya

pemakaiannya

mempunyai

yang

tinggi

efektivitas

dengan

dan


angka

tingkat

kegagalan

yangrendah.Penggolongannya terdiri dari: alat kontrasepsi IUD, Implan, MOW
dan MOP, sedangkan alat kontrasepsi bukan metode kontrasepsi jangka panjang
adalah cara kontrasepsi yang tidak berjangka panjang yang dalam penggunaannya
mempunyai efektivitas dan tingkat kelangsungan pemakaiannya yang rendah
dengan angka kegagalannya yang tinggi. Penggolongannya terdiri dari alat
kontrasepsi Suntik, Pil dan alat kontrasepsi Kondom (BKKBN,2014).

5
Universitas Sumatera Utara

Kemudian berdasarkan hasil prasurvey penggunaan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang ( MKJP ) di desa mangga dua rendah karena pemikiran
masyarakat yang salah dan kurang mengerti tentang pemakaian MKJP.

Masyarakat takut akan pemakaian MKJP yang menurut mereka harus dioperasi
dan ketakutan akan alat yang dimasukkan ke dalam rahim maupun bawah kulit,
karena rasa takut dan salah persepsi tentang pemakaian MKJP itulah masyarakat
Desa Mangga Dua banyak yang tidak menggunakan MKJP, kurangnya dukungan
suami menambah keengganan istri dalam penggunaan MKJP berbeda dengan
pengguna MKJP yang cenderung mendapat dukungan dari suami.
Umur dapat menunjukkan tingkat kematangan seseorang dalam berfikir
dan menangkap sebuah informasi (Hikmahdan Sulistyorin, 2014). Informasi yang
cukup khususnya mengenai MKJP akan lebih meningkatkan motivasi seseorang
dalam menggunakan alat tersebut. Umur akan mempegaruhi proses berfikir dan
pengambilan keputusan dalam penelitian sebelumnya umur seorang ibu
merupakan variabel penting, yang mempunyai pengaruh terhadap pemakaian
MKJP (Putri, 2014). Semakin banyak jumlah anak masih hidup, semakin besar
probabilitas seseorang untuk menggunakan MKJP (Asih dan Oesman 2009).
Berdasarkan uraian diatas, masih rendahnya wanita pasangan usia subur
dalam menggunakanMetode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) membuat
penulis tertarik untuk mengetahui dan melakukan penelitian tentang hubungan
umur, jumlah anak, pengetahuan dan dukungan suami terhadap pemakaian
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada wanita pasangan usia subur di
Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin 2017.


6
Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah rendahnya keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam
penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua
Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keikutsertaan wanita
pasangan usia subur dalam penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui hubungan umur dengan penggunaan kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kec. Tanjung Beringin Kab.

Serdang Bedagai Tahun 2017.

2.

Untuk mengetahui hubungan jumlah anak dengan penggunaan kontrasepsi
jangka panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kec. Tanjung Beringin Kab.
Serdang Bedagai Tahun 2017.

3.

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kec. Tanjung
Beringin Kab. Serdang Bedagai Tahun 2017.

4.

Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kec. Tanjung
Beringin Kab. Serdang Bedagai Tahun 2017.

7
Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1.

Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai
Sebagai bahan masukan kepada perencanaan dan pembuatan kebijakan
khususnya program yang terkait dengan KB dalam pengembangan dan
peningkatan kegiatan program KB, sehingga dapat meningkatkan
partisipasi PUS dalam menggunakan alat atau cara KB metode jangka
panjang.

2.

Bagi Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB)
Sebagai bahan masukan mengenai faktor yang menjadikan masyarakat
tidak memilih mengggunakan MKJP di Desa Mangga Dua Kec. Tanjung
Beringin Kab. Serdang Bedagai.

3.

Bagi Bidang Penelitian
Sebagai bahan meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai faktor
yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang
dan memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian alamiah.

8
Universitas Sumatera Utara

1.5 Hipotesis Penelitian
1.

Ada hubungan umur wanita pasangan usia subur dengan penggunaan
MKJP.

2.

Ada hubungan jumlah anak wanita pasangan usia subur dengan
penggunaan MKJP.

3.

Ada hubungan pengetahuan wanita pasangan usia subur dengan
penggunaan MKJP.

4.

Ada hubungan dukungan suami pasangan usia subur dengan penggunaan
MKJP.

9
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor- Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur dalam Penggunaan KB IUD di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010

5 48 83

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun 2015

3 28 158

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

1 9 130

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Isteri Pasangan Usia Subur (Pus) Di Kecamatan Doloksanggul Tahun 2012

0 0 19

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

0 0 16

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

0 0 2

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

0 1 23

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017 Chapter III VI

0 1 26

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

1 8 4

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2017

0 0 26