Pengaruh Pemberian Pakan Buatan Sendiri, Pabrik dan Alami terhadap Bobot Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac.)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pakan merupakan faktor yang memegang peranan sangat penting dan menentukan
dalam keberhasilan usaha perikanan dan ketersediaan pakan merupakan salah satu
faktor utama untuk menghasilkan produksi maksimal. Syarat pakan yang baik
adalah mempunyai nilai gizi yang tinggi, mudah diperoleh, mudah diolah, mudah
dicerna, harga relatif murah, tidak mengandung racun. Jenis pakan disesuaikan
dengan bukaan mulut ikan, dimana semakin kecil bukaan mulut ikan maka
semakin kecil ukuran pakan yang diberikan, dan juga disesuaikan dengan umur
ikan (Khairuman, 2003).

Pakan yang diberikan harus memiliki kualitas yang tinggi. Laju
pertumbuhan ikan akan terhambat, jika pakan yang diberikan tidak sesuai atau
kualitas pakan yang rendah. Kandungan protein dalam pakan berpengaruh
terhadap pertumbuhan ikan, karena ikan membutuhkan protein sebagai sumber
energi untuk perkembangan tubuh dan kelangsungan hidup (Zonneveld, 1991).
Permasalahan yang sering dihadapi dalam penyediaan pakan buatan ini

adalah biaya yang cukup tinggi untuk pembelian pakan. Menurut Rasidi (1998),
biaya pakan ini dapat mencapai 60-70% dari komponen biaya produksi. Salah satu
alternatif yang dapat dilakukan untuk menekan biaya produksi tersebut adalah
dengan membuat pakan buatan sendiri. Pembuatan pakan buatan ini menggunakan
teknik sederhana dengan memanfaatkan sumber-sumber bahan baku lokal,
termasuk pemanfaatan limbah hasil industri pertanian yang relatif murah.

Universitas Sumatera Utara

Bahan yang dipakai untuk pakan buatan, misalnya ampas tahu adalah sisa
industri yang masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan yang memiliki
kandungan karbohidrat dan protein yang cukup tinggi. Ikan-ikan rucah yang tidak
bernilai ekonomis, darah sapi potong yang terbuang, semua ini masih dapat
menjadi sumber protein bagi ikan. Daun keladi yang biasanya tumbuh disekitar
kolam dapat juga digunakan sebagai pakan ikan.
Untuk mendapatkan pertumbuhan ikan yang optimum, perlu ditambahkan
pakan tambahan yang berkualitas tinggi, yaitu pakan yang memenuhi kebutuhan
nutrisi ikan. Nilai gizi pakan ikan pada umumnya dilihat dari komposisi zat
gizinya, seperti kandungan protein, lemak dan karbohidrat (Sumantadinata, 1983).
Dani (2005) telah melakukan penelitian tentang Komposisi Pakan Buatan

untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan Protein Ikan Tawes (Puntius
javanicus Blkr.). Pakan buatan dengan komposisi 42% tepung ikan, 8% tepung

jagung, 14% dedak, 30% tepung daun turi, 4% tepung kanji, dan 2% premix
vitamin menghasilkan pertumbuhan ikan tawes paling baik sebesar 385,37% dan
kandungan protein daging paling tinggi sebesar 18,43%.
Olele (2011) telah melakukan Studi Perbandingan Pakan alami dan Buatan
terhadap Pembudidayaan Ikan Lele Dumbo. Pakan alami belatung memberikan
hasil yang terbaik dengan bobot ikan yaitu 14,02 g, panjang harian sebesar 117,5
mm, dan kelangsungan hidup 100%.
Alam (2010) telah melakukan Pengaruh Pakan Buatan Terhadap
Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Biomassa pada Ikan Betok. Penelitian ini
menggunakan bahan baku dengan perbandingan berat yaitu 40 g tepung ikan, 25 g
tepung tahu, 15 g tepung gandum, 19 g tepung beras dan 1 g vitamin dengan
bobot ikan betok sebesar 50,92% dan kelangsungan hidup sebesar 85%.

Universitas Sumatera Utara

Santi (2004) telah melakukan penelitian tentang Studi Pembuatan Pakan
Ikan dari Campuran Ampas Tahu, Ampas Ikan, Darah Sapi Potong dan Daun

Keladi yang disesuaikan dengan Standar Mutu Pakan Ikan. Diperoleh
karakterisasi dari pelet ikan sebagai berikut yaitu kadar protein 31,1925%, lemak
6,0102%, karbohidrat 4,4033% dan serat kasar 4,8290%.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh pemberian pakan buatan sendiri, pabrik dan alami
terhadap bobot ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.). Hal ini karena pada
penelitian sebelumnya hanya melakukan uji kimia terhadap pelet ikan sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan uji biologis terhadap ikan gurami.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah kandungan protein, lemak, karbohidrat dan serat kasar dalam pakan
buatan sendiri telah memenuhi standar makanan ikan?
2. Bagaimana pengaruh pemberian pakan ikan antara pakan

buatan sendiri,

pabrik dan alami terhadap bobot ikan gurami?

Universitas Sumatera Utara


1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini objek masalah dibatasi sebagai berikut:
1. - Ampas ikan yang digunakan diperoleh dari Pajak Sore Padang Bulan.
- Ampas tahu yang digunakan diperoleh dari desa Tj. Beringin.
- Daun keladi yang digunakan diperoleh dari daerah Sei Padang.
- Darah sapi yang diperoleh dari rumah potong hewan di Mabar.
- Tepung tapioka yang digunakan diperoleh dari Pasar Sore PadangBulan.
- Cacing sutra yang digunakan diperoleh dari Pajak USU.
- Pelet Pabrik yang digunakan diperoleh dari Pajak USU.
- Ikan gurami yang digunakan diperoleh dari Tanjung Morawa.
2. Variasi sampel ditentukan dengan metode penyusunan formulasi pakan yaitu :
Metode percobaan dimana perbandingan berat tepung ikan : tepung ampas tahu
: tepung daun talas : tepung darah sapi: tepung tapioka adalah 25 : 25 : 25 : 20
: 5.
3. Lama pengamatan terhadap uji biologis pada ikan gurami dilakukan selama 42
hari.
4. Bentuk pakan buatan yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk butiran /
pelet.
5. Dalam penelitian ini pakan alami yang diberikan terhadap ikan gurami adalah

cacing sutra.

1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kandungan Gizi pakan ikan yang sesuai dengan standart
makanan ikan.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan buatan sendiri, pabrik dan
alami terhadap bobot maksimum ikan gurami.

Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
khususnya kepada para petani ikan, tentang jenis pakan ikan yang optimal bagi
pertumbuhan ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac).
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia / Kimia Bahan Makanan
(KBM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas
Sumatera Utara, Medan.
1.7 Metodologi Penelitian
1. Penelitian ini adalah eksperimen yang dilakukan di Laboratorium. Ampas ikan,

ampas tahu, daun keladi, darah sapi potong dikeringkan. Kemudian dihaluskan
dan diayak dengan menggunakan ayakan berukuran 100 mesh hingga diperoleh
tepung ikan, tepung ampas tahu, tepung daun talas dan tepung darah sapi.
Masing-masing tepung dicampur dengan perbandingan berat tepung ikan :
tepung ampas tahu : tepung daun talas : tepung darah sapi : tepung tapioka : 25
: 25 : 25 : 20 : 5. Dan selanjutnya diproses menjadi pakan berbentuk pelet,
kemudian dikeringkan pada suhu 60oC. Pelet inilah yang selanjutnya dianalisa
kadar protein, kadar air, kadar abu, kadar karbohidrat, kadar lemak dan kadar
serat.
2. Pada tahap ini adalah proses pengujian secara biologis terhadap ikan gurami
dimana ikan dimasukkan kedalam akuarium yang dilengkapi aerator.
Kemudian diberi pakan buatan sendiri, pabrik dan alami 2 kali sehari.
Dilakukan pergantian air 2 hari sekali. Dihitung bobot ikan 7 hari sekali selama
42 hari.

Universitas Sumatera Utara