Analisis Kinerja Ruas Jalan Ngumban Surbakti Sebagai Jalan Lingkar Luar (Outer Ring Road)
98
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kota Medan sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara yang berfungsi sebagai
pusat pemerintahan dan sebagai pusat pengembangan wilayah, saat ini berkembang
dengan
pesat.
Konsekwensi
dari
perkembangan
tersebut
adalah
semakin
bertambahnya permintaan/kebutuhan akan prasarana transportasi (dalam hal ini
adalah jalan). Kebutuhan (demand) fasilitas pemenuhan
penduduk kota pada
kenyataannya masih belum diimbangi dengan penyediaan (supply) sarana prasarana
yang memadai, akibat kemudian adalah muncul berbagai permasalahan kota seperti
kesulitan penataan ruang aktivitas kota maupun masalah transportasi pada ruas-ruas
jalan utama kota (Miro, 1997).
Ditinjau dari Undang-Undang Nomor: 13/1980 tentang kelancaran dan
keamanan lalu lintas jalan bahwa, pembangunan sistem transportasi jalan diperkotaan
adalah yang diarahkan kepada peningkatan peranan jalan merupakan sebagai urat
nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan dengan
cara meningkatkan sarana dan prasarana transportasi jalan di perkotaan serta
menyempurnakan peraturan yang harus selalu diarahkan pada kepentingan nasional.
Diharapkan jalan berfungsi sebagaimana fungsinya yaitu melayani setiap pergerakan
lalu lintas dan pemakai jalan merasa aman, lancar, nyaman dan efisien terhindar dari
kemacetan di jalan seperti halnya jalan Ngumban Surbakti, ini juga merupakan salah
Universitas Sumatera Utara
99
satu faktor utama dalam pemilihan lokasi penelitian.
Perkembangan kota yang semakin pesat menyebabkan terjadinya perubahan
guna lahan kota. Setiap guna lahan atau sistem kegiatan akan menghasilkan
pergerakan (trip production) dan menarik pergerakan (trip attraction) dalam proses
pemenuhan kebutuhan. Meningkatnya pergerakan ini akan menuntut penyedian
jaringan jalan yang semakin baik pula. Ketidak seimbangan antara (supply) jaringan
jalan dengan (demand) akan menyebabkan permasalahan lalu lintas (Tamin, 1997).
Untuk daerah perkotaan transportasi memegang peranan penting yang cukup
menentukan. Suatu kota yang baik dapat ditandai antara lain dengan melihat
transportasi yang baik, aman, nyaman, dan efisien selain mencerminkan keteraturan
kota akan juga memperlihatkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan
kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk tata jaringan jalan dengan segala
kelengkapannya berupa rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, dan petunjuk sarana
jalan.
Sedangkan menurut (Moestika Hadi 2000) perkembangan tata jaringan jalan
baru akan membutuhkan kesediaan lahan yang lebih luas, seperti antara lain
pelebaran jalan, jalur pemisah dan sebagainya. Kebutuhan lahan yang sangat luas
untuk suatu sistem transportasi ini mempunyai pengaruh besar terhadap tata guna
lahan, terutama daerah perkotaan, disini masalah lingkungan perlu diperhatikan.
Perubahan tata guna lahan akan berpengaruh terhadap kondisi fisik tanah, serta
masalah sosial dan ekonomi, sehingga perlu dilakukan studi yang besifat
konfrenhensif. Transportasi yang berwawasan ramah lingkungan perlu memikirkan
Universitas Sumatera Utara
100
implikasi/dampak yang terjadi terhadap lingkungan yang mungkin timbul khususnya
keamanan, kenyamanan para pengguna jalan yang akan melintasi salah satu ruas jalan
tersebut.
Kota Medan pada khususnya, aktivitas jalan semacam ini sering menimbulkan
konplik, salah satu dampak yang ditimbulkan terhadap arus lalu lintas pengaruh yang
sering dijumpai, antara lain pejalan kaki, angkutan umum, kenderaan pribadi,
kenderaan bermotor (tidak bermotor) yang keluar masuk dari permukiman
(kompleks) dan dari daerah perparkiran badan jalan (on street parking) sehingga
mengakibatkan tingkat keamanan dan kenyamanan di jalan sering terganggu sehingga
kinerja jalan menurun dan kecepatan perjalanan rendah, maka berarti ada gangguan
pada ruas jalan tersebut.
Ruas jalan Ngumban Surbakti merupakan bagian jalan lingkar luar (Outer
ring road) Kota Medan, yang merupakan jalan alternatif utama yang menghubungkan
wilayah regional
bagian utara dan selatan serta menghubungkan
kota dengan
kabupaten misalnya bagian utara Kabupaten Langkat (Binjai) dan kota-kota luar
Medan seperti Provinsi Nangroh Aceh Darussalam (B, Aceh), sebaliknya bagian
selatan
Kabupaten
Tanah
Karo
(Berastagi),
Kabupaten
Serdang
Bedagei
(Perbaungan/Tebing Tinggi) ke Provinsi Sumatera Barat dan Riau, dan akan melewati
daerah-daerah pinggiran kota secara langsung tanpa harus masuk/melalui pusat kota.
Dapat dilihat secara garis besar gambaran jalur kendaraan wilayah regional
dan menerus bagian utara dan selatan tanpa harus memasuki pusat kota, seperti pada
(Gambar 1.1).
Universitas Sumatera Utara
101
Pusat Kota
Gambar 1.1 Situasi Jalur Kendaraan Lokal dan Regional
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia ditegaskan Nomor: 34
Tahun 2006 pasal, 13, sebagai jalan arteri primer kecepatan rata-rata kendaraan yang
direncanakan pada ruas jalan minimal 60 km/jam dengan lebar badan jalan paling
sedikit 11 meter, jalan untuk jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang
alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal. Keberadaan jalan lingkar luar (outer ring
road) ini sangat membantu dalam mengalihkan arus kendaraan menerus melalui pusat
kota sehingga mengurangi lalu lintas yang terjadi dalam kota serta merangsang
pertumbuhan daerah pinggiran kota. Namun seiring pula dengan perkembangan kota
yang pesat perlu adanya menganalisis ruas jalan disebabkan oleh tingginya volume
Universitas Sumatera Utara
102
lalu lintas akibat menurunnya kinerja suatu ruas jalan akan menyebabkan kemacetan.
Bila kapasitas jalan tetap, sedangkan jumlah pemakai jalan terus bertambah
meningkat, maka waktu tempuh perjalanan akan bertambah akan menimbulkan
kemacetan total.
Menurut Mayer, kemacetan (congesti) lalu lintas pada suatu ruas jalan raya
disebabkan oleh meningkatnya permintaan perjalanan pada suatu periode tertentu
serta jumlah pemakai jalan melabihi dari kapasitas yang ada (Mayer, 1984).
Penurunan kinerja jalan arteri primer pada jalan Ngumban Surbakti terutama
pada jam-jam sibuk yang dapat diketahui dari tingkat pelayanan ruas jalan tersebut.
Kinerja jalan yang buruk pada jalan Ngumban Surbakti diantaranya disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya:
1. Volume lalu lintas
Posisi jalan Ngumban Surbakti yang berperan sebagai jalan utama yang
menghubungkan wilayah bagian utara dan selatan, sebagai jalan utama yang
melewati angkutan umum regional serta di lalui beberapa rute angkutan
umum dan pribadi menyebabkan tingginya volume lalu lintas yang terjadi
pada jam-jam sibuk seperti terlihat pada (gambar 1.2).
Tingginya volume lalu lintas yang terjadi merupakan gabungan dari arus
lokal, regional dan menerus. Percampuran arus lalu lintas ini merupakan salah satu
konsekwensi dari fungsi ruas jalan Ngumban Surbakti sebagai jalan arteri primer
Kota Medan. Selain itu, tingginya intensitas guna lahan di samping ruas jalan
Ngumban Surbakti karena keberadaan permukiman, pertokoan (ruko) dan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
103
lain yang menyebabkan terjadinya bangkitan lalu lintas terutama pada saat puncak
kunjungan konsumen, yang berdampak terjadinya kemacetan.
Gambar 1.2 Volume Lalu lintas di Jalan
Sumber: Dokumen Pribadi
2. Hambatan Samping
Faktor yang dapat mempengaruhi penurunan kapasitas adalah lajur lalu
lintas dan bahu jalan yang sempit dan halangan lain pada kebebasan
samping. Banyak kegiatan samping jalan sering menimbulkan konflik
dengan arus lalu lintas, diantaranya menyebabkan kemacetan bahkan sampai
terjadi kecelakaan lalu lintas. Hambatan samping juga terbukti sangat
berpengaruh pada kapasitas dan kinerja jalan. Diantarannya: pejalan kaki,
pemberhentian angkutan umum dan kendaraan, kendaraan lambat dan
kendaraan keluar masuk dari lahan samping jalan.
Jalan Ngumban Surbakti adalah merupakan salah satu jalan lingkar luar
(outer ring road) yang sebagai jalan arteri primer di kota Medan yang mempunyai
kapasitas tinggi, juga jalan ini merupakan jalan yang menghubungkan wilayah
Universitas Sumatera Utara
104
regional bagian utara dan selatan yang sering mengalami kemacetan di ruas
jalan, faktor ini memberikan alasan sebagai pemilihan lokasi penelitian.
Parkir di sisi jalan arteri
primer
Gamabar 1.3 Faktor-faktor Hambatan Samping
Sumber: Dokumen Pribadi
1.2
Perumusan Masalah
Dalam mewujudkan sarana dan prasarana jalan pada moda jalan diperkotaan,
serta untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi sipengemudi suatu ruas
jalan utamanya pada jalan Ngunban Surbakti ada beberapa unsure permasalahan yang
sering timbul adapun permasalahan yang timbul didalam kawasan antara lain:
1. Meningkatnya kapasitas (C) lalu lintas kendaraan yang melewati ruas
jalan.
2. Tingginya hambatan samping dipengaruhi pada kapasitas dan kinerja
jalan, diantaranya: pejalan kaki, pemberhentian angkutan umum dan
kendaraan
lain, kendaraan lambat, dan kendaraan keluar masuk dari
lahan samping jalan.
Universitas Sumatera Utara
105
3. Tingginya rasio lalu lintas terhadap kapasitas pada ruas jalan (DS),
ini merupakan gambaran apakah suatu ruas jalan mempunyai masalah
atau tidak.
4. Berkurangnya Kecepatan kendaraan dipengaruhi oleh kegiatan samping
jalan.
1.3
Batasan Masalah
Mengingat ruang lingkup yang dihadapi di kawasan jalan Ngunban Surbakti
sebagai jalan lingakar luar (outer ring road) sangat luas dan banyaknya permasalahan
lalu lintas yang timbul, maka perlu membuat suatu batasan kajian, adapun ruang
lingkup pembatasan dalam hal ini adalah:
1. Kajian kinerja ruas jalan diantaranya; Volume lalu lintas, hambatan
samping, kecepatan waktu dan waktu
tempuh.
2. Mengetahui kendaraan yang melewati jalur jalan kajian seperti:
a.
Kendaraan ringan (light Vehicle/LV) termasuk mobil penumpang,
mini bus, pick up, truk kecil dan jeep.
b.
Kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV) termasuk truck dan bus.
c.
Sepeda Motor (Motor cycle/MC).
3. Titik segmen pada ruas jalan antara simpang/prapatan jalan bunga raya
(pasar VI) tanjung sari sampai dengan simpang/parapatan simpang jalan
raya besar sunggal.
4. Panjang segmen jalan adalah 6500 meter.
Universitas Sumatera Utara
106
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari studi ini adalah mengevaluasi dan menganalisa kinerja
ruas jalan, penentuan indek tingkat pelayanan dan kelas hambatan samping pada
segmen jalan lokasi studi di jalan Ngumban Surbakti sebagai jalan lingkar luar
(outer ring road) Kota Medan.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternative yang
menguntungkan dalam menangani permasalahan lalulintas yang terjadi pada ruas
jalan Ngumban Surbakti antara lain:
1.
Akademis
Dapat memberikan pedoman acuan ataupun bahan bacaan untuk
pengembangan teori-teori tentang jalan dan analisa kinerja ruas jalan
dalam mengatasi pengaruh disebabkan oleh lalu lintas dibadan jalan
untuk mencapai kondisi jalan yang kondusif yaitu aman, lancar, nyaman
serta bernuansa ramah lingkungan khususnya teori yang berhubungan
dengan perencanaan kota.
2.
Kebijakan/Pembangunan
Untuk memberikan masukan kepada Pemko Kodya Medan terutama
dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pemakai jalan
di jalan raya dengan maksud terhindar dari problem/masalah kemacetan
lalu lintas dalam menuju perkembangan dan pembangunan kota yang
bestari dan ramah lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
107
1.6
Kerangka Berpikir
Dalam memudahkan penelusuran penulisan penelitian yang dilakukan
dalam menganalisa kinerja ruas jalan Ngumban Surbakti sebagai jalan lingkar luar
(outer ring road) dapat dilihat dalam gambar 1.4.
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN NGUMBAN SURBAKTI
SEBAGAI JALAN LINGKAR LUAR
(OUTER RING ROAD)
Kajian Literatur
1. MKJI-1997
2. Warpani (1990)
3. Ofiyar Z Tamin (1997)
4. Mayer (1984)
5.. Ofyar Z Tamin (2003)
Latar Belakang
1. Analisis kinerja ruas jalan sebagai jalan arteri primer
2. Meningkatnya kapasitas kendaraan dijalan,
menyebabkan
menurunya tingkat keamanan dan kenyamanan pengguna jalan raya.
3. Banyaknya kegiatan samping jalan sering menimbulkan konflik
dengan arus lalu lintas diantaranya menyebabkan kemacetan bahkan
kecelakaan lalu lintas
1.
2
3
4
5
Permasalahan
Kapasitas
Hambatan Samping
Derajat Kejenuhan
Kecepatan tempuh
Waktu Tempuh
Analisa Data dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Gambar 1.4 Flow Chart Penelitian
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kota Medan sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara yang berfungsi sebagai
pusat pemerintahan dan sebagai pusat pengembangan wilayah, saat ini berkembang
dengan
pesat.
Konsekwensi
dari
perkembangan
tersebut
adalah
semakin
bertambahnya permintaan/kebutuhan akan prasarana transportasi (dalam hal ini
adalah jalan). Kebutuhan (demand) fasilitas pemenuhan
penduduk kota pada
kenyataannya masih belum diimbangi dengan penyediaan (supply) sarana prasarana
yang memadai, akibat kemudian adalah muncul berbagai permasalahan kota seperti
kesulitan penataan ruang aktivitas kota maupun masalah transportasi pada ruas-ruas
jalan utama kota (Miro, 1997).
Ditinjau dari Undang-Undang Nomor: 13/1980 tentang kelancaran dan
keamanan lalu lintas jalan bahwa, pembangunan sistem transportasi jalan diperkotaan
adalah yang diarahkan kepada peningkatan peranan jalan merupakan sebagai urat
nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan dengan
cara meningkatkan sarana dan prasarana transportasi jalan di perkotaan serta
menyempurnakan peraturan yang harus selalu diarahkan pada kepentingan nasional.
Diharapkan jalan berfungsi sebagaimana fungsinya yaitu melayani setiap pergerakan
lalu lintas dan pemakai jalan merasa aman, lancar, nyaman dan efisien terhindar dari
kemacetan di jalan seperti halnya jalan Ngumban Surbakti, ini juga merupakan salah
Universitas Sumatera Utara
99
satu faktor utama dalam pemilihan lokasi penelitian.
Perkembangan kota yang semakin pesat menyebabkan terjadinya perubahan
guna lahan kota. Setiap guna lahan atau sistem kegiatan akan menghasilkan
pergerakan (trip production) dan menarik pergerakan (trip attraction) dalam proses
pemenuhan kebutuhan. Meningkatnya pergerakan ini akan menuntut penyedian
jaringan jalan yang semakin baik pula. Ketidak seimbangan antara (supply) jaringan
jalan dengan (demand) akan menyebabkan permasalahan lalu lintas (Tamin, 1997).
Untuk daerah perkotaan transportasi memegang peranan penting yang cukup
menentukan. Suatu kota yang baik dapat ditandai antara lain dengan melihat
transportasi yang baik, aman, nyaman, dan efisien selain mencerminkan keteraturan
kota akan juga memperlihatkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan
kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk tata jaringan jalan dengan segala
kelengkapannya berupa rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, dan petunjuk sarana
jalan.
Sedangkan menurut (Moestika Hadi 2000) perkembangan tata jaringan jalan
baru akan membutuhkan kesediaan lahan yang lebih luas, seperti antara lain
pelebaran jalan, jalur pemisah dan sebagainya. Kebutuhan lahan yang sangat luas
untuk suatu sistem transportasi ini mempunyai pengaruh besar terhadap tata guna
lahan, terutama daerah perkotaan, disini masalah lingkungan perlu diperhatikan.
Perubahan tata guna lahan akan berpengaruh terhadap kondisi fisik tanah, serta
masalah sosial dan ekonomi, sehingga perlu dilakukan studi yang besifat
konfrenhensif. Transportasi yang berwawasan ramah lingkungan perlu memikirkan
Universitas Sumatera Utara
100
implikasi/dampak yang terjadi terhadap lingkungan yang mungkin timbul khususnya
keamanan, kenyamanan para pengguna jalan yang akan melintasi salah satu ruas jalan
tersebut.
Kota Medan pada khususnya, aktivitas jalan semacam ini sering menimbulkan
konplik, salah satu dampak yang ditimbulkan terhadap arus lalu lintas pengaruh yang
sering dijumpai, antara lain pejalan kaki, angkutan umum, kenderaan pribadi,
kenderaan bermotor (tidak bermotor) yang keluar masuk dari permukiman
(kompleks) dan dari daerah perparkiran badan jalan (on street parking) sehingga
mengakibatkan tingkat keamanan dan kenyamanan di jalan sering terganggu sehingga
kinerja jalan menurun dan kecepatan perjalanan rendah, maka berarti ada gangguan
pada ruas jalan tersebut.
Ruas jalan Ngumban Surbakti merupakan bagian jalan lingkar luar (Outer
ring road) Kota Medan, yang merupakan jalan alternatif utama yang menghubungkan
wilayah regional
bagian utara dan selatan serta menghubungkan
kota dengan
kabupaten misalnya bagian utara Kabupaten Langkat (Binjai) dan kota-kota luar
Medan seperti Provinsi Nangroh Aceh Darussalam (B, Aceh), sebaliknya bagian
selatan
Kabupaten
Tanah
Karo
(Berastagi),
Kabupaten
Serdang
Bedagei
(Perbaungan/Tebing Tinggi) ke Provinsi Sumatera Barat dan Riau, dan akan melewati
daerah-daerah pinggiran kota secara langsung tanpa harus masuk/melalui pusat kota.
Dapat dilihat secara garis besar gambaran jalur kendaraan wilayah regional
dan menerus bagian utara dan selatan tanpa harus memasuki pusat kota, seperti pada
(Gambar 1.1).
Universitas Sumatera Utara
101
Pusat Kota
Gambar 1.1 Situasi Jalur Kendaraan Lokal dan Regional
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia ditegaskan Nomor: 34
Tahun 2006 pasal, 13, sebagai jalan arteri primer kecepatan rata-rata kendaraan yang
direncanakan pada ruas jalan minimal 60 km/jam dengan lebar badan jalan paling
sedikit 11 meter, jalan untuk jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang
alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal. Keberadaan jalan lingkar luar (outer ring
road) ini sangat membantu dalam mengalihkan arus kendaraan menerus melalui pusat
kota sehingga mengurangi lalu lintas yang terjadi dalam kota serta merangsang
pertumbuhan daerah pinggiran kota. Namun seiring pula dengan perkembangan kota
yang pesat perlu adanya menganalisis ruas jalan disebabkan oleh tingginya volume
Universitas Sumatera Utara
102
lalu lintas akibat menurunnya kinerja suatu ruas jalan akan menyebabkan kemacetan.
Bila kapasitas jalan tetap, sedangkan jumlah pemakai jalan terus bertambah
meningkat, maka waktu tempuh perjalanan akan bertambah akan menimbulkan
kemacetan total.
Menurut Mayer, kemacetan (congesti) lalu lintas pada suatu ruas jalan raya
disebabkan oleh meningkatnya permintaan perjalanan pada suatu periode tertentu
serta jumlah pemakai jalan melabihi dari kapasitas yang ada (Mayer, 1984).
Penurunan kinerja jalan arteri primer pada jalan Ngumban Surbakti terutama
pada jam-jam sibuk yang dapat diketahui dari tingkat pelayanan ruas jalan tersebut.
Kinerja jalan yang buruk pada jalan Ngumban Surbakti diantaranya disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya:
1. Volume lalu lintas
Posisi jalan Ngumban Surbakti yang berperan sebagai jalan utama yang
menghubungkan wilayah bagian utara dan selatan, sebagai jalan utama yang
melewati angkutan umum regional serta di lalui beberapa rute angkutan
umum dan pribadi menyebabkan tingginya volume lalu lintas yang terjadi
pada jam-jam sibuk seperti terlihat pada (gambar 1.2).
Tingginya volume lalu lintas yang terjadi merupakan gabungan dari arus
lokal, regional dan menerus. Percampuran arus lalu lintas ini merupakan salah satu
konsekwensi dari fungsi ruas jalan Ngumban Surbakti sebagai jalan arteri primer
Kota Medan. Selain itu, tingginya intensitas guna lahan di samping ruas jalan
Ngumban Surbakti karena keberadaan permukiman, pertokoan (ruko) dan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
103
lain yang menyebabkan terjadinya bangkitan lalu lintas terutama pada saat puncak
kunjungan konsumen, yang berdampak terjadinya kemacetan.
Gambar 1.2 Volume Lalu lintas di Jalan
Sumber: Dokumen Pribadi
2. Hambatan Samping
Faktor yang dapat mempengaruhi penurunan kapasitas adalah lajur lalu
lintas dan bahu jalan yang sempit dan halangan lain pada kebebasan
samping. Banyak kegiatan samping jalan sering menimbulkan konflik
dengan arus lalu lintas, diantaranya menyebabkan kemacetan bahkan sampai
terjadi kecelakaan lalu lintas. Hambatan samping juga terbukti sangat
berpengaruh pada kapasitas dan kinerja jalan. Diantarannya: pejalan kaki,
pemberhentian angkutan umum dan kendaraan, kendaraan lambat dan
kendaraan keluar masuk dari lahan samping jalan.
Jalan Ngumban Surbakti adalah merupakan salah satu jalan lingkar luar
(outer ring road) yang sebagai jalan arteri primer di kota Medan yang mempunyai
kapasitas tinggi, juga jalan ini merupakan jalan yang menghubungkan wilayah
Universitas Sumatera Utara
104
regional bagian utara dan selatan yang sering mengalami kemacetan di ruas
jalan, faktor ini memberikan alasan sebagai pemilihan lokasi penelitian.
Parkir di sisi jalan arteri
primer
Gamabar 1.3 Faktor-faktor Hambatan Samping
Sumber: Dokumen Pribadi
1.2
Perumusan Masalah
Dalam mewujudkan sarana dan prasarana jalan pada moda jalan diperkotaan,
serta untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi sipengemudi suatu ruas
jalan utamanya pada jalan Ngunban Surbakti ada beberapa unsure permasalahan yang
sering timbul adapun permasalahan yang timbul didalam kawasan antara lain:
1. Meningkatnya kapasitas (C) lalu lintas kendaraan yang melewati ruas
jalan.
2. Tingginya hambatan samping dipengaruhi pada kapasitas dan kinerja
jalan, diantaranya: pejalan kaki, pemberhentian angkutan umum dan
kendaraan
lain, kendaraan lambat, dan kendaraan keluar masuk dari
lahan samping jalan.
Universitas Sumatera Utara
105
3. Tingginya rasio lalu lintas terhadap kapasitas pada ruas jalan (DS),
ini merupakan gambaran apakah suatu ruas jalan mempunyai masalah
atau tidak.
4. Berkurangnya Kecepatan kendaraan dipengaruhi oleh kegiatan samping
jalan.
1.3
Batasan Masalah
Mengingat ruang lingkup yang dihadapi di kawasan jalan Ngunban Surbakti
sebagai jalan lingakar luar (outer ring road) sangat luas dan banyaknya permasalahan
lalu lintas yang timbul, maka perlu membuat suatu batasan kajian, adapun ruang
lingkup pembatasan dalam hal ini adalah:
1. Kajian kinerja ruas jalan diantaranya; Volume lalu lintas, hambatan
samping, kecepatan waktu dan waktu
tempuh.
2. Mengetahui kendaraan yang melewati jalur jalan kajian seperti:
a.
Kendaraan ringan (light Vehicle/LV) termasuk mobil penumpang,
mini bus, pick up, truk kecil dan jeep.
b.
Kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV) termasuk truck dan bus.
c.
Sepeda Motor (Motor cycle/MC).
3. Titik segmen pada ruas jalan antara simpang/prapatan jalan bunga raya
(pasar VI) tanjung sari sampai dengan simpang/parapatan simpang jalan
raya besar sunggal.
4. Panjang segmen jalan adalah 6500 meter.
Universitas Sumatera Utara
106
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari studi ini adalah mengevaluasi dan menganalisa kinerja
ruas jalan, penentuan indek tingkat pelayanan dan kelas hambatan samping pada
segmen jalan lokasi studi di jalan Ngumban Surbakti sebagai jalan lingkar luar
(outer ring road) Kota Medan.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternative yang
menguntungkan dalam menangani permasalahan lalulintas yang terjadi pada ruas
jalan Ngumban Surbakti antara lain:
1.
Akademis
Dapat memberikan pedoman acuan ataupun bahan bacaan untuk
pengembangan teori-teori tentang jalan dan analisa kinerja ruas jalan
dalam mengatasi pengaruh disebabkan oleh lalu lintas dibadan jalan
untuk mencapai kondisi jalan yang kondusif yaitu aman, lancar, nyaman
serta bernuansa ramah lingkungan khususnya teori yang berhubungan
dengan perencanaan kota.
2.
Kebijakan/Pembangunan
Untuk memberikan masukan kepada Pemko Kodya Medan terutama
dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pemakai jalan
di jalan raya dengan maksud terhindar dari problem/masalah kemacetan
lalu lintas dalam menuju perkembangan dan pembangunan kota yang
bestari dan ramah lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
107
1.6
Kerangka Berpikir
Dalam memudahkan penelusuran penulisan penelitian yang dilakukan
dalam menganalisa kinerja ruas jalan Ngumban Surbakti sebagai jalan lingkar luar
(outer ring road) dapat dilihat dalam gambar 1.4.
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN NGUMBAN SURBAKTI
SEBAGAI JALAN LINGKAR LUAR
(OUTER RING ROAD)
Kajian Literatur
1. MKJI-1997
2. Warpani (1990)
3. Ofiyar Z Tamin (1997)
4. Mayer (1984)
5.. Ofyar Z Tamin (2003)
Latar Belakang
1. Analisis kinerja ruas jalan sebagai jalan arteri primer
2. Meningkatnya kapasitas kendaraan dijalan,
menyebabkan
menurunya tingkat keamanan dan kenyamanan pengguna jalan raya.
3. Banyaknya kegiatan samping jalan sering menimbulkan konflik
dengan arus lalu lintas diantaranya menyebabkan kemacetan bahkan
kecelakaan lalu lintas
1.
2
3
4
5
Permasalahan
Kapasitas
Hambatan Samping
Derajat Kejenuhan
Kecepatan tempuh
Waktu Tempuh
Analisa Data dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Gambar 1.4 Flow Chart Penelitian
Universitas Sumatera Utara