Kebijakan fiskal pada masa krisis 1997
Kebijakan fiskal pada
masa krisis 1997
Pada dasarnya, tetap
menggunakan kebijakan fiskal
sebelumnya, yaitu kebijakan
fiskal yang hati-hati (prudent)
Pengaruh globalisasi bagi
indonesia
• Sistem perekonomian terbuka
mengakibatkan indonesia tidak bisa
menghindar dari setiap perkembangan
ekonomi dunia
• Perekonomian indonesia mengalami
overheating. Bersumber dari naiknya
permintaan agregat secara kurang
proporsional dengan penawaran agregat
• Pengendalian pemanasan dengan
pengendalian permintaan agregat
Kebijakan moneter dan
fiskal
• Kebijakan moneter mendorong pertumbuhan
ekonomi dengan mengendalikan inflasi dan
kestabilan neraca pembayaran
• Belanja rutin didasarkan efisiensi dengan tidak
mengurangi kualitas layanan,sedangkan belanja
pembangunan lebih ke sektor strategis dan
mempunyai dampak besar ke perekonomian
• Deregulasi di sektor riil, dengan mengeluarkan
paket deregulasi untuk penyediaan kebutuhan
rakyat dan agar meningkatkan daya saing global
Peran ekspor bagi perekonomian
indonesia
• Selain penunjang devisa, juga menjadi
perluasan pasar serta lapangan kerja
• 50,2% ekspor kita ditujukan ke tujuh
negara industri utama, 41% ke negara
berkembang, dan sisanya di negara transisi
• Pada masa krisis, meskipun ekspor kita
naik,tapi pertumbuhan kenaikan ekspor
turun, hal ini berkaitan dengan mata uang
yang overvalued, terutama baht yang
sebelumnya stabil terhadap dollar AS
Kebijakan nilai tukar rupiah
• Rupiah pada saat itu menjadi mata uang yang
semakin populer hingga diperjual belikan di
new york, hongkong,singapura
• Sampai dengan 13 agustus 1997, kita
menggunakan sistem mengambang terkendali
yang bertujuan agar kurs tidak terlalu fluktuatif
• Karena pada juli 97 ada goncangan karena
jatuhnya baht, maka 14 agustus, pemerintah
melepas batas-batas intervensi, menjadi
mengambang murni
• Pelepasan batas ditambah ekpektasi masayarakat
yang kurang mendukung menyebabkan fluktuasi
tajam
• Merespons hal itu, pemerintah mengeluarkan
serangkaian kebijakan antara lain
– Kontraksi rupiah secara besar-besaran
– BI meningkatkan suku bunga menjadi 70%
– BI melakukan intervensi pasar dengan menjual dollar
– Indonesia, jepang, singapura melakukan intervensi
pasar bersama
– Pemerintah menarik dana dan deposito berjangka
BUMN
– Penjadwalan kembali proyek-proyek besar
– Dijanjikan paket ekonomi oleh IMF, dan pada ‘98
disepakati
Kebijakan bidang lembaga
keuangan dan perbankan
• Sejak 7 september 1995,
persyaratan modal setor penunjukan
bank umum dinaikkan menjadi 150
miliar rupiah
• Untuk meningkatkan disiplin,
dikeluarkan PP no 68/1996 tentang
ketentuan dan tata cara pencabutan
izin usaha, pembubaran, dan
likuidasi bank
Kebijakan bidang investasi
• Dilakukan penyesuaian tarif pajak
penghasilan badan dan perorangan.
• Meskipun tarif nominal turun, tapi diikuti
perluasan pembayar pajak. Ditambah
dengan enforcement yang ditingkatkan
bagi WP yang melanggar ketentuan
• Untuk perlindungan investasi, dilakukan
pendandatanganan perjanjian peningkatan
dan perlindungan atas penanaman modal
(IGA) dengan 33 negara
masa krisis 1997
Pada dasarnya, tetap
menggunakan kebijakan fiskal
sebelumnya, yaitu kebijakan
fiskal yang hati-hati (prudent)
Pengaruh globalisasi bagi
indonesia
• Sistem perekonomian terbuka
mengakibatkan indonesia tidak bisa
menghindar dari setiap perkembangan
ekonomi dunia
• Perekonomian indonesia mengalami
overheating. Bersumber dari naiknya
permintaan agregat secara kurang
proporsional dengan penawaran agregat
• Pengendalian pemanasan dengan
pengendalian permintaan agregat
Kebijakan moneter dan
fiskal
• Kebijakan moneter mendorong pertumbuhan
ekonomi dengan mengendalikan inflasi dan
kestabilan neraca pembayaran
• Belanja rutin didasarkan efisiensi dengan tidak
mengurangi kualitas layanan,sedangkan belanja
pembangunan lebih ke sektor strategis dan
mempunyai dampak besar ke perekonomian
• Deregulasi di sektor riil, dengan mengeluarkan
paket deregulasi untuk penyediaan kebutuhan
rakyat dan agar meningkatkan daya saing global
Peran ekspor bagi perekonomian
indonesia
• Selain penunjang devisa, juga menjadi
perluasan pasar serta lapangan kerja
• 50,2% ekspor kita ditujukan ke tujuh
negara industri utama, 41% ke negara
berkembang, dan sisanya di negara transisi
• Pada masa krisis, meskipun ekspor kita
naik,tapi pertumbuhan kenaikan ekspor
turun, hal ini berkaitan dengan mata uang
yang overvalued, terutama baht yang
sebelumnya stabil terhadap dollar AS
Kebijakan nilai tukar rupiah
• Rupiah pada saat itu menjadi mata uang yang
semakin populer hingga diperjual belikan di
new york, hongkong,singapura
• Sampai dengan 13 agustus 1997, kita
menggunakan sistem mengambang terkendali
yang bertujuan agar kurs tidak terlalu fluktuatif
• Karena pada juli 97 ada goncangan karena
jatuhnya baht, maka 14 agustus, pemerintah
melepas batas-batas intervensi, menjadi
mengambang murni
• Pelepasan batas ditambah ekpektasi masayarakat
yang kurang mendukung menyebabkan fluktuasi
tajam
• Merespons hal itu, pemerintah mengeluarkan
serangkaian kebijakan antara lain
– Kontraksi rupiah secara besar-besaran
– BI meningkatkan suku bunga menjadi 70%
– BI melakukan intervensi pasar dengan menjual dollar
– Indonesia, jepang, singapura melakukan intervensi
pasar bersama
– Pemerintah menarik dana dan deposito berjangka
BUMN
– Penjadwalan kembali proyek-proyek besar
– Dijanjikan paket ekonomi oleh IMF, dan pada ‘98
disepakati
Kebijakan bidang lembaga
keuangan dan perbankan
• Sejak 7 september 1995,
persyaratan modal setor penunjukan
bank umum dinaikkan menjadi 150
miliar rupiah
• Untuk meningkatkan disiplin,
dikeluarkan PP no 68/1996 tentang
ketentuan dan tata cara pencabutan
izin usaha, pembubaran, dan
likuidasi bank
Kebijakan bidang investasi
• Dilakukan penyesuaian tarif pajak
penghasilan badan dan perorangan.
• Meskipun tarif nominal turun, tapi diikuti
perluasan pembayar pajak. Ditambah
dengan enforcement yang ditingkatkan
bagi WP yang melanggar ketentuan
• Untuk perlindungan investasi, dilakukan
pendandatanganan perjanjian peningkatan
dan perlindungan atas penanaman modal
(IGA) dengan 33 negara