Industri kimia adalah suatu bagian dari

Pengertian Industri Kimia
Saturday

August

02nd

2008,

8:39

am

Filed under: Teknik Kimia
Industri adalah suatu kelompok usaha yang menghasilkan produk yang serupa atau sejenis.
Sedangkan produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan oleh suatu usaha.
Yang merupakan kelompok utama dari industri adalah :


Industri budidaya: Merupakan industri yang mengolah sumber daya alam yang dapat
terbarukan, antara lain meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,

perikanan



Industri ekstraktif: Merupakan industri yang mengolah sumber daya alam yang tak
terbarukan, antara lain meliputi pertambangan mineral logam, non logam, batu bara,
minyak bumi dan gas.



Industri fabrikasi: Merupakan industri yang menghasilkan produk dengan mengolah
dan memprosesnya dalam suatu sarana fisik atau bengkel. Yang termasuk dengan
industri fabrikasi adalah industri manufaktur dan industri proses kimia.



Industri konstruksi: Merupakan industri yang berhubungan dengan penyediaan
bangunan-bangunan fisik yang dimanfaatkan untuk kepentingan publik maupun
sosial, antara lain : pengecoran beton, konstruksi, arsitek.




Industri jasa: Merupakan industri yang menyediakan pelayanan jasa kepada yang
membutuhkan, antara lain meliputi perbankan, asuransi, bursa efek, perdagangan,
transportasi, pemerintahan, pariwisata, pendidikan, hiburan, kesehatan.

INDUSTRI PROSES KIMIA
Industri proses kimia adalah industri yang mengolah bahan baku / bahan mentah menjadi
suatu hasil / produk dengan memanfaatkan proses-proses kimia. Proses-proses kimia yang
dilakukan dalam industri proses kimia adalah reaksi kimia dan peristiwa kimia fisik.
Peristiwa kimia fisik antara lain :


Pencampuran molekuler bahan-bahan dengan rumus dan struktur molekul yang
berlainan.



Pengubahan fase, antara lain : penguapan, pengembunan, pengkristalan




Pemisahan campuran menjadi zat-zat penyusunnya yang lebih murni

Yang termasuk ke dalam industri proses kimia adalah :


Industri kimia dasar: yaitu industri proses kimia yang menghasilkan produk zat kimia
dasar, seperti Asam Sulfat (H2SO4) dan Ammonia (NH3)



Industri pengolahan minyak bumi atau petroleum refinery:Pada industri ini biasanya
dihasilkan komponen-komponen bahan bakar minyak (BBM), seperti : bensin,
kerosene, bahan bakar penerbangan, solar, minyak diesel. Di samping itu dihasilkan
juga produk-produk selain komponen bahan bakar minyak (non BBM), seperti,
pelumas, wax, aspal, solvent maupun produk petrokimia.




Industri petrokimia:yaitu industri yang mengolah zat atau bahan yang berasal dari
fraksi minyak bumi, seperti : Etilen (C2H4) dan Propilen (C3H6).



Industri pengolahan logam



Industri oleokimia:yaitu industri yang mengolah zat atau bahan yang berasal dari
fraksi minyak atau lemak nabati atau hewani, seperti pabrik CPO (Crude Palm Oil).



Industri agrokimia: yaitu industri yang memproduksi aneka pupuk dan bahan kimia
untuk budidaya pertanian, seperti pestisida, urea, ammonium sulfat.



Industri makanan dan minuman, seperti : susu, gula, garam.




Industri bahan pewarna dan pencelup.



Industri bahan peledak



Industri pulp dan kertas



Industri semen dan keramik



Industri karet, kulit dan plastik


Industri kimia adalah suatu bagian dari kimia terapan yang berhubungan dengan optimasi,
pengembangan dan pengetahuan kimia dasar proses yang digunakan dalam industri untuk
memproduksi bahan kimia atau produk kimia.
Ciri-ciri industri kimia
1. Reaksi kimia antara bahan organic dan anorganik atau keduanya.
2. Ekstraksi, separasi atau purifikasi dari produk alam atau tanpa bantuan reaksi-reaksi
kimia.
3. Pemisahan dari material yang memiliki rumus spesifikasi. Apakah dari bahan alam
maupun buatan.
Klasifikasi kimia industri
1. Industri kimia dasar
2. Industri mesin logam dasar dan elektonika

3.

Aneka industri

4. Industri kecil
5. Industri pariwisata

Sumber-sumber energi
1. Sumber energi matahari
2. Sumber energi biomassa
3. Sumber energi bioenergi
4. Sumber energi panas bumi
5. Sumber energi pasang surut
6. Sumber energi plasma
7. Sumber energi nuklir
8. Sumber energi angin
Referensi : Materi Pembelajaran Dosen Pengajar Mata Kuliah Kimia Industri.

PENGERTIAN INDUSTRI KIMIA
Jan 21
Posted by Mechanical Blog
Industri adalah

kerjasama sejumlah individu, rencana tujuan, spesialisasi aktivitas, penggunaan alat-alat dan
mesin
Tujuan pokok industri :
Menghasilkan barang dan jasa

Jenis-jenis industri
Industri manufaktur

:

otomotif

Industri proses

:

kimia

Industri jasa

:

perbankan

Peran industri kimia



Industri pangan



Industri pakaian



Kesehatan



Shelter



Komunikasi




Transportasi

: tekstil,benang

: cat, perekat, lantai, plastik
: parts
: parts

Apa saja yang termasuk industri kimia?



Industri kimia hulu

Asam, Basa, Garam, Zat Organik, Zat Anorganik, Pelarut, Bahan Petrokimiadsb.


Industri kimia lain


Plastik, Pupuk, Pestisida, Semen, Gula, Alkohol, Pulp & Kertas dsb.


Industri lain

Bahan Logam, Kendaraan, Bahan bangunan dsb.



Industri hulu langsung kepemakai

Kesehatan, Laboratorium, Penelitian
Penggolongan produk industri kimia
(berdasarkan sifat produk)
1.

Produk tak terdiferensiasi (undifferentiated)

A.

Dijual atas dasar komposisi

B.

Tidak berbeda dengan produsen-produsen lain

C.

Penggunaan : untuk beberapa keperluan

Dibagi menjadi 2 :
a.

bahan kimia komoditas sejati


Volume produksi besar



Dijual atas dasar komposisi sesuai dengan keinginan konsumen/industri



Misalnya : soda api, asam sulfat, metanol, gas-gas industri (CO2,O2), pupuk kimia
(urea, TSP) dsb.

b.

Bahan kimia adi (fine chemicals)


Volume produksi tidak besar



Dijual menngikuti standar tertentu (misalnya US Pharmacopeia, Food Chemicals
Codex)



Misalnya : bahan kimia obat (aspirin), bahan kimia aroma

2.

Produk Terdiferensiasi (differentiated)


Dijual berdasarkan fungsi



Berbeda antar produsen



Digunakan untuk 1 atau 2 keperluan

Dibagi menjadi 2 :
A.

Bahan kimia komoditas semu


Volume produksi besar



Konsumen : membeli dalam jumlah besar/ industri lain



misalnya : plastik & resin, serat sintetik

B. Bahan kimia khusus


Volume produksi kecil



Bahan mentah dari pasar



Konsumen luas

Misalnya : pestisida ramuan, bahan anti korosi, bahan anti oksidasi, bahan campuran pelumas
Ditulis dalam Bahan Kuliah, Kimia Industri, Proses Manufaktur
1 Komentar
Tag: Bahan kuliah, Kimia Industri

Proses Kimia Gas Alam (NATURAL GAS)
Des 12
Posted by Mechanical Blog
Asal


Merupakan hasil proses alam seperti minyak bumi



Keberadaan di bumi :

– Bersama-sama dengan minyak bumi
– Tanpa minyak bumi


Gas Alam di Indonesia :

– Jumlah cekungan ada 60 (darat dan laut)
– Yang sudah dibor 36
– Yang telah berproduksi 14
Produk Utama



Bahan bakar, LNG (Liquified Natural Gas), natural gasoline, carbon black, helium,
hidrogen, gas sintetis dan beberapa petrokimia



Karena bentuknya gas, sehingga sulit transportasi
LNG

gas dicairkan sebagai

Dengan pencairan terjadi pengurangan volume 1/600 kali volume asal
Komposisi


Campuran hidrokarbon C1,C2,C3,C4,C5 dengan CO2,N2, He (kadang-kadang)



Pengotor : Hg, Sulfur dan air



Komposisi gas alam yang bisa digunakan :

– Fraksi C1 maksimum 85,2 % mol
– Fraksi C4+ maksimum 1,9 % mol
– Fraksi C5+ maksimum 0,09 % mol
– Fraksi H2S

maksimum 6,0 mg/m3

– Total Sulfur

maksimum 314 mg/m3

Proses Pencairan


Melalui 2 proses :

1. pemurnian

: penghilangan CO2, air,mercuri, fraksi berat

2. pencairan
Penghilangan CO2


Kadar CO2 dalam gas alam cukup tinggi



Dapat membeku pada suhu -1550C

akan menyumbat pipa


Cara : dengan absorbsi



Absorben yang dapat digunakan :
1. Larutan K2CO3
2. Larutan MEA,DEA,TEA

Penghilangan Air


Air dapat menyebabkan :
o Terbentuknya es
o Membentuk hidrat dengan hidrokarbon dapat menyebabkan penyumbatan pipa



Cara :
o Absorbsi

: ethylen glikol

o Adsorbsi

: silika gel, silika per alumin,

molecular sieve

Penghilangan Mercuri (Hg)


Dapat merusak pipa yang terbuat dari aluminium



Cara : reaksikan dengan sulfur – HgS

Penghilangan Fraksi Berat


Dapat menyebabkan pembakaran tidak sempurna



Pada pembakaran menghasilkan asap hitam (C)

Pencairan


Dengan proses refrijerasi



Suhu operasi -1600C



Refrijeran :
refrigerant)



Kriteria pemilihan refrijeran :

ammoniak (-140C), freon (-500C)C3, MCR (multi componen

o Entalpi penguapan tinggi
o Suhu (titik) gelembung rendah
o Ekonomis
Penyimpanan dan Pengangkutan
1. Penyimpanan


o Bentuk cair, suhu maksimum – 160oC
o Bahan penyimpan harus tahan terhadap tekanan tinggi(misalnya Al, 8% Nikel
& beton tertentu)

o Tangki diberi isolasi (perlite, busa poliuretan)


Jenis-jenis tangki penyimpan :
o Tangki berupa gua dalam tanah
o Tangki berupa lubang dalam tanah dilengkapi dengan penutup khusus
o Tangki beton pratekan dengan isolasi
o Tangki dinding baja dua lapis dengan isolasi antara dua dinding



Variabel untuk perancangan tangki:
o Kapasitas tangki
o Tekanan operasi maksimal
o Temperatur operasi
o Densitas cairan
o Kebocoran panas yang diperbolehkan

2. Pengangkutan

o Pipa (piping)
o Angkutan laut dengan tanker khusus, antara lain :


Sistem membran, tangki berbentuk kotak dengan dinding membran
dilengkapi insulasi panas



Sistem bulatan, dengan tangki berbentuk bola yang self supporting

Ditulis dalam Bahan Kuliah, Kimia Industri, Proses Manufaktur
1 Komentar
Tag: Bahan kuliah, Kimia Industri, Proses Manufaktur

Proses Kimia Pulp dan Kertas
Nov 2
Posted by Mechanical Blog

Bahan Baku


Selulosa (terdapat dalam tumbuhan berupa serat)



Jenis-jenis selulosa :

1. a-selulosa → untuk pembuatan kertas
2. b-selulosa

disebut dengan hemi selulosa

3. g-selulosa

—→ menjadi pengotor

Sifat Selulosa


Sifat penting pada selulosa yang penting untuk pembuatan kertas :

1. gugus aktif alkohol (dapat mengalami oksidasi)
2. derajat polimerisasi (serat menjadi panjang)
Makin panjang serat, kertas makin kuat dan tahan terhadap degradasi (panas, kimia dn
biologi), download disini bahan kuliah tentang industri pulp dan kertas :industri pulp dan
kertas

Ditulis dalam Bahan Kuliah, Kimia Industri
1 Komentar
Tag: Bahan kuliah, Kimia Industri

Proses Kimia Minyak Nabati
Nov 1
Posted by Mechanical Blog
Kegunaan :
Sebagai bahan makanan: minyak goreng, bahan baku margarin, kue dsb.
kandungan terbesar adalah lemak, yang berfungsi untuk:
1) sumber energi
2) pembawa vitamin A,D,E,K
3) mengandung asam lemak esensial terutama asam lemak tak jenuh
Bahan baku industri lain :
– sabun – cat – vernish
– kosmetik (sampo. Lipstik dll) – pelumas
BAHAN BAKU
Biji-bijian atau buah-buahan, yang memiliki nilai ekonomis :
– kelapa
– kelapa sawit
– jagung

– jarak
– olive (zaitun)
– kacang tanah
– biji kapuk
– biji kapas
PENGGOLONGAN MINYAK
Golongan jenuh
– tidak memiliki ikatan rangkap
– misal asam stearat (C17H35COOH)
Golongan monoolefinik
– memiliki 1 ikatan rangkap
– misal asam oleat (C17H33COOH)
Golongan poliolefinik
– memiliki 2 ikatan rangkap
– misal asam linoleat (C17H31COOH),
– asam linolenat (C17H29COOH)
Minyak alamiah mengandung campuran asam lemak yang tersusun tidak hanya oleh satu
macam asam lemak, tetapi oleh 2 atau 3 macam asam lemak
Perbedaan ANTARA MINYAK DAN LEMAK
Minyak :
Pada suhu kamar berbentuk cair
Banyak mengandung asam lemak tak jenuh
Lemak :
Pada suhu kamar berbentuk padat
Banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai C panjang
catatan Asam lemak jenuh dengan rantai C pendek berbentuk cair

Produksi Minyak Nabati Di Indonesia
Bahan baku : kelapa atau kelapa sawit
Perbedaan kandungan beberapa bahan baku minyak nabati
Nilai Ekonomis
Kelapa :
– banyak terdapat di Indonesia
– kandungan : * sabut 35%
* batok 12 %
* daging 28 %
* air 25 %
– kandungan minyak :
* daging segar 35 – 50 % lemak
* kopra 63 – 65 % lemak
Nilai Ekonomis
Kelapa sawit
– banyak di Indonesia
– kandungan : * sabut 35 -60 %
* biji sawit 6 – 13 %
– kandungan minyak : sabut 50 – 55 %
PROSES PRODUKSI MINYAK NABATI
Minyak kasar (minyak mentah = crude oil)
Perbaikan kualitas
– Rafinasi
– Fraksinasi
– Interesterifikasi

Cara memperoleh minyak kasar
Ada 2 cara :
1. press hidrolik : sisa minyak 5 – 7 %
screw press : sisa minyak 4–6%
2. ekstraksi : sisa minyak ± 1 %
dengan pelarut : – hexan
– trichloro ethylene
– benzene
Hasil minyak kasar (crude oil) harus diolah lagi untuk mendapatkan kualitas minyak yang
lebih baik
RAFINASI
Tujuan :
untuk menghilangkan kotoran dan bau yang tidak enak
Macam-macam proses :
a. Degumming
b. Netralisasi
c. Bleaching
d. Deodorisasi
Proses-proses dalam Rafinasi


Degumming

– Tujuan : untuk menghilangkan zat-zat terlarut/
koloid (resin gum, protein, fosfatida dalam
minyak)
Cara :
Dengan penambahan asam (H3PO4, H2SO4 dsb) untuk membentuk flok-flok zat terlarut dan
koagulasi koloid



Netralisasi

– Tujuan : Untuk menghilangkan asam lemak bebas (FFA) yang dapat menimbulkan bau
tengik
Cara :
– dengan menambah soda kaustik (proses
penyabunan), juga untuk decolorisasi
– dengan destilasi uap dapat mereduksi FFA
sampai tersisa 0,01 – 0,03 %
Proses-proses dalam Rafinasi


Bleaching

– Tujuan : untuk menghilangkan zat warna yang terlarut/terdispersi
– warna berasal bawaan bahan baku
a. Caratinoid (merah dan kuning)
b. Klorofil dan peptin (hijau)
– Cara :
a. Absorbsi dengan norit atau tanah pemucat
b. Secara kimia dengan prinsip reaksi oksidasi
c. Hidrogenasi & pemanasan
Proses-proses dalam Rafinasi


Deodorisasi

– Tujuan : untuk menghilangkan rasa dan bau yang
tidak dikehendaki (0,001 – 0,1%), yang
berasal dari karbohidrat tak jenuh, FFA dengan MR rendah, atau senyawa- senyawa aldehid
dan keton
– cara : dengan destilasi uap
FRAKSIONASI

Tujuan : untuk memisahkan fraksi cair (minyak) dan fraksi padat (lemak)
Fraksi cair mengandung olein
padat mengandung stearin
Cara :
a. Tanpa pelarut (fraksionasi kering)
b. Dengan pelarut (fraksionasi basah)
c. Dengan larutan deterjen (sodium lauryl sulfat)
Cara-cara Fraksionasi
Fraksionasi tanpa pelarut
Minyak dipanaskan sampai 700 C kemudian
didinginkan dan suhu dipertahankan pada 500 C
selama 24 jam
Fraksionasi dengan pelarut
Cara : dengan ditambahkan pelarut ke dalam minyak, kemudian diaduk perlahan-lahan
sampai diperoleh fasa cair dan fasa padat
Bag atas : Fasa cair (campuran antara olein & pelarut)
dipisahkan dengan destilasi
Bag bawah : fasa padat (stearin)
Fraksionasi dengan larutan deterjen
* secara prinsip = fraksionasi kering, hanya ditambahkan deterjen untuk aksi pembasahan
(wtting action)
* waktu pendinginan lebih cepat dan hasil pemisahan lebih baik
INTERESTERIFIKASI
Tujuan : untuk mengubah titik cair lemak
Prinsip :

jika lemak dipanaskan dengan adanya suatu katalisator (biasabya Natrium Ethoxida atau
Natrium Methoxida) sampai temperatur 110 – 1600C, maka gugusan asam lemak dapat
berubah posisi
Dengan interesterifikasi ini, maka asam lemak jenuhnya dapat diubah menjadi asam lemak
tak jenuh

Proses Kimia Pembakaran Batubara
by Hendra Yudisaputro on September 16, 2015 Proses Kimia Pembakaran
Batubara2015-10-13T07:38:56+00:00 - Batu Bara - No Comment

Batubara adalah bahan bakar utama pembangkit listrik tenaga uap yang terkandung energi
secara kimia melalui ikatan-ikatan kimia antara karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan
sulfur. Batubara tidak memiliki struktur kimia yang baku karena merupakan campuran dari
beberapa ikatan hidrokarbon yang kompleks, dan apabila ikatan tersebut terputus melalui
proses pembakaran maka akan menghasilkan energi panas.
Nilai kalor batubara yang merupakan indikator dari kualitas batubara dibagi menjadi dua
jenis, yaitu High Heating Value (HHV) dan Low Heating Value (LHV). High Heating Value
(HHV) atau nilai kalori atas didapat dengan cara membakar batubara sebanyak satu kilogram
dan mengukur kalori yang didapat dengan menggunakan kalorimeter pada suhu 15 ᵒC
sehingga uap air yang dihasilkan dari pembakaran ini mengembun dan melepaskan kalori
pengembunannya. Sedangkan Low Heating Value (LHV) atau nilai kalori rendah didapat
dengan cara mengurangi nilai kalori atas dengan kalori pengembunan air yang dikandungnya.
Tabel 1. Klasifikasi serta data batubara.

Proses pembakaran batubara yang umumnya terjadi di dalam boiler pada pembangkit listrik
tenaga uap, dan merupakan reaksi kimia yang dilakukan dengan menambah oksigen O2 dari
udara pembakaran dengan reaksi kimia sebagai berikut.
Proses pembakaran batubara yang umumnya terjadi di dalam boiler pada pembangkit listrik
tenaga uap, dan merupakan reaksi kimia yang dilakukan dengan menambah oksigen O2 dari
udara pembakaran dengan reaksi kimia sebagai berikut.
C + O2 –> CO2 + energi panas
Karena di dalam batubara terdapat ikatan-ikatan kimia antara karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen, dan sulfur maka pada proses pembakaran batubara juga akan timbul reaksi kimia
antara ikatan-ikatan kimia tersebut dengan oksigen yang terdapat di udara yang ditunjukkan
pada reaksi kimia beikut.
2H2 + O2 –> 2H2O
N2 + O2 –> NOX
Kemudian dengan udara H2O yang terdapat di udara, maka reaksi kimia di atas dapat bereaksi
menjadi bermacam-macam asam nitrat HNOX, dengan rantai kimia sebegai berikut.
S + O2 –> SO2

Selanjutnya SO2 bersamaan dengan H2O dan O2 yang berada di dalam boiler bereaksi dan
membentuk rantai kimia sebagai berikut.
2SO2 + 2H2O + O2 –> 2H2SO4
Timbulnya asam nitrat HNOX dan asam sulfat sebagai hasil pembakaran unsur Nitrogen (N)
dan Sulfur (S) yang terbawa oleh batubara dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan
jumlahnya harus dibatasi. Unsur-unsur tersebut di atas dapat terbakar dan bereaksi dengan O2
sehingga menghasilkan energi panas, kecuali beberapa unsur seperti air dan abu. Kandungan
air yang berada batubara lignite secara umum lebih dari 60%, sedangkan pada batu bara
antrachite kandungan airnya lebih rendah sebanyak 2-5%, sedangkan kandungan abu
batubara bervariasi antara 0,8-20,8%.
Apabila batubara lignite dengan nilai kalori yang relatif rendah dan kandungan air serta abu
yang relatif tinggi digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkitan listrik tenaga uap,
maka secara umum akan lebih ekonomis apabila unit pembangkitan listrik dibangun dekat
dengan tambang batubara atau biasa disebut sebagai PLTU Mulut Tambang. Hal disebabkan
karena mengangkut energi dalam bentuk batubara yang banyak mengandung air dan abu serta
nilai kalori yang rendah menuju ke unit pembangkitan listrik yang jaraknya jauh, akan lebih
mahal dibandingkan dengan pembangkitan listrik yang berada di dekat tambang tertentu.
Selain hal tersebut di atas, penggunaan batubara dengan nilai kalori yang relatif rendah
memerlukan boiler yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan batubara dengan nilai

kalor yang relatif tinggi karena jumlah kilogram batubara yang harus dibakar persatuan waktu
menjadi lebih banyak untuk mencapai daya pembangkitan yangg sama.
Penyediaan batubara untuk pembangkitan listrik tenaga uap juga harus memperhatikan ada
tidaknya unsur yang dapat merusak boiler, seperti halnya silika yang dapat menyebabkan
korosi suhu tinggi. Disamping itu, kandungan unsur Sulfur (S) juga dapat menimbulkan asam
sulfat 2H2SO4 seperti pada reaksi di atas. Pada unit pembangkitan listrik yang suhunya relatif
dingin (dibawah 180oC) yaitu pada sistem pemanasan udara (air preheater) asam sulfat dapat
mengembun dan menimbulkan korosi suhu rendah.

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen
yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan
terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon,
hidrogen dan oksigen.
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan
C240H90O4NS untuk antrasit.

Daftar isi




1 Batu bara secara umum
o

1.1 Umur batu bara

o

1.2 Materi pembentuk batu bara

o

1.3 Penambangan

o

1.4 Kelas dan jenis batu bara

o

1.5 Pembentukan batu bara

2 Batu bara di Indonesia
o

2.1 Endapan batu bara Eosen

o

2.2 Endapan batu bara Miosen

o

2.3 Sumberdaya batu bara



3 Gasifikasi batu bara



4 Bagaimana membuat batu bara bersih
o

4.1 Membuang NOx dari batu bara



5 Cadangan batu bara dunia



6 Negara pengekspor batu bara utama



7 Lihat pula



8 Referensi



9 Pranala luar

Batu bara secara umum
Umur batu bara

Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era
tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl),
adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif di mana hampir seluruh deposit
batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang
ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke
Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.
Materi pembentuk batu bara

Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan
pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:


Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal.
Sangat sedikit endapan batu bara dari periode ini.



Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari
alga. Sedikit endapan batu bara dari periode ini.



Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama
pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara.
Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan
tumbuh di iklim hangat.



Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur
Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal
pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae

seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara
Permian seperti di Australia, India dan Afrika.


Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan
modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga,
kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum,
kurang dapat terawetkan.

Penambangan

Tambang batu bara di Bihar, India.

Penambangan batu bara adalah penambangan batu bara dari bumi. Batu bara digunakan
sebagai bahan bakar. Batu bara juga dapat digunakan untuk membuat coke untuk pembuatan
baja.[1]
Tambang batu bara tertua terletak di Tower Colliery di Inggris.
Kelas dan jenis batu bara

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu,
batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan
gambut.


Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan
(luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan
kadar air kurang dari 8%.



Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 810% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di
Australia.



Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh
karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan
dengan bituminus.



Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang
mengandung air 35-75% dari beratnya.



Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang
paling rendah.

Pembentukan batu bara

Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah
pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:


Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman
terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam
proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan
biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan
kompaksi material organik serta membentuk gambut.



Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit
menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.

Batu bara di Indonesia
Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang
terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada
umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara
berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau
sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip
dengan kondisi kini. Beberapa di antaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas
muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut
ini terbentuk pada kondisi di mana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk
ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan
menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya,
endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur
endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip
dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan
sebagian besar Kalimantan.[2]
Endapan batu bara Eosen

Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah
atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatera dan Kalimantan.
Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat
Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang
pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen
Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada
pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng IndoAustralia.[3] Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama
fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.
Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batu bara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas
namun di Sumatera umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di
Sumatera bagian tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fase awal kemudian ditutupi oleh
endapan danau (non-marin).[3] Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara di

mana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang terjadi pada dataran
pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur
Eosen Atas.[4]
Endapan batu bara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut: Pasir dan
Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur), Barito (Kalimantan Selatan), Kutai Atas
(Kalimantan Tengah dan Timur), Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat), Tarakan
(Kalimantan Timur), Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatera Tengah (Riau).
Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Eosen di Indonesia.
Kadar
Kadar
Kada Zat
air
Belera
Cekung Perusaha air
r abu terban
Tambang
inhere
ng
an
an
total
(%ad
g
n
(%ad)
(%ar)
)
(%ad)
(%ad)

Nilai
energi
(kkal/kg)
(ad)

Satui

Asamasam

PT
Arutmin
10.00 7.00
Indonesia

8.00

41.50

0.80

6800

Senakin

Pasir

PT
Arutmin
9.00
Indonesia

4.00

15.00 39.50

0.70

6400

Petangis

Pasir

PT BHP
Kendilo
Coal

11.00 4.40

12.00 40.50

0.80

6700

Ombilin

Ombilin

PT Bukit
Asam

12.00 6.50