Pengaruh Aplikasi GA3 Dalam Pertumbuhan Dan Perkembangan Tunas Mikro Tanaman Karet (Hevea brasiliensisMuell. Arg) Secara In Vitro
62
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 1985. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.
Angkasa. Bandung.
Ariyanti, F., Christiani. T dan R. Yunita. 2010. Pengaruh Kombinasi Sitokinin dan
Gibberelin Terhadap Pemanjangan Tunas Jambu Mete (Anacardium
Occidentale L.) secara In Vitro. BIOMA, Vol. X, No. 1, 2014
Azwin,
2007.
Evaluasi
Stabilitas
(Aquilaria
malaccensisLamk.)
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Genetik
Tanaman
Hasil
Kultur
In
Gaharu
Vitro.
Budiman, H. 2012. Budidaya Karet Unggul. ProspekJitu Investasi Masa Depan.
Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Dickson, I. Anthony, O. Jammadire, E. Olay Ade, M. Fajimi, O. dan Sunday, A.
2011. Full Length Research Paper In vitro Culture of Hevea Brassiliensis
(Rubber Tree) Embryo. J. of pla Breed and Crop Sci Vol. 3 (9). pp. 1,
Sept 2011. Available onlinehttp://academicjournals.org/JPBCS. ISSN
2006-9758. Development of Biotechnology , National Centre of Genetic
Resources and Biotechnology, Oyo State. Nigeria.
Farhatullah, Abbas,Z. dan S. Jaffar Abbas, 2007.In Vitro Effects of Gibberellic
Acid on Morphogenesis of PotatoExplant. International Journal Of
Agriculture &Biology.
George, E. F. M. A. Hall dan Geert, J. D. K. 2007. Plant Propagation by Tissue
Culture 3rd Edition. The Background. Springer The Netherlands. Vol 1.
12-13
Gunnatilleke, I.D. dan Chandra, S. 1988. Shoot Tip Culture as a Method of
Micropropagation of Hevea. Rubber Research Institute Agalawatta.
Journal of the Rubber Research Institute of Sri Lanka. 68pp. 39-40.
Goldsworthy, P. R dan N, M. Fisher, 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Harahap, F. 2011. Kultur Jaringan Tanaman. Perdana Mulya Sarana. Medan.
Harahap, P. S. Luthfi, A. M. S, dan Yusuf, H. 2015. Kajian Awal : Respon
Eksplan Nodus dalam Inisiasi Tunas Mikro Tanaman Karet(Hevea
brasiliensis Muell Arg.) dalam Medium MS. Jurnal Online
Agroekoteknologi. 3(1) : 3-4.
Haris, N. 2013. Batang Bawah Klonal : Apakah Mungkin pada Tanaman
Karet?. www.ibriec.org, juli 2013 1(1), Hal. 20-24.
63
Haris, N., Sumaryono, dan M.P. Carron. 2009. Pengaruh Bahan Pra-Sterilan,
Tutup Tabung Kultur, dan Terhadap Tingkat Kontaminasi Eksplan Pada
Kultur Microcutting Karet. Menara Perkebunan, 2009 77(2), Hal 89-99.
Heddy, S., 1996. Hormon Tumbuhan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Hidayat, H. 2015. Induksi Tunas Mikro Tanaman Karet (Hevea brasiliensis
Muell. Arg.) Pada Komposisi Media Dan Genotipe Yang Berbeda.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Iskandar, Z.S, Azwin dan Supriyanto. 2006. Penggunaan BAP dan TDZ Untuk
Perbanyakan Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensisLamk.). Jurnal
Media Konservasi. 1(3):98-104.
Janudianto, Prahmono A, Napitupulu H, Rahayu S. 2013. Panduan Budidaya
Karet Untuk Petani Skala Kecil.Rubber Cultivation Guide For Small
Scale Farmers. Lembar Informasi AgFor 5. Bogor, Indonesia: World
Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program.
Kasi, P. D dan Sumaryono. 2008. Perkembangan Kalus Embriogenik
Sagu(Metroxylon sagu Rottb.) Pada Tiga Sistem Kultur In Vitro. Menara
Perkebunan, 2008 76(1), Hal 8-9.
Kosmiatin, M. A. Husni dan Ika. M. 2005. Perkecambahan dan Perbanyakan
Gaharu Secara In Vitro. Jurnal AgroBiogen. 1(2);62-67.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.
PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Lawalata, I. J. 2011. Pemberian Beberapa Kombinasi ZPT Terhadap Regenerasi
TanamanGloxinia (Siningia speciosa) dari Eksplan Batang dan Daun
Secara In Vitro. J.Exp. Life Sci. 1(2). Hal 83-84.
Mubarok, S. 2003. Pengaruh Kombinasi Konsentrasi dan Interval Pemberian GA3
terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Bunga Krisan (Chrysanthemum
morifolium Ramai) Kultivar
Shamsorck Di Dataran Medium
tasikmalaya. Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian UNPAD.
Mudyantini, W. 2008.Pertumbuhan, Kandungan Selulosa, dan Lignin pada
Rami(Boehmeria nivea L. Gaudich) dengan Pemberian AsamGiberelat
(GA3). Bidiversitas 9(4) : 269-274
Nasir, M. 2002. Bioteknologi. Potensi dan Keberhasilannya Dalam Bidang
Pertanian. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
64
Nasir.
2013. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun
2014Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Desember
2013.
Nugroho, A. dan H. Sugito. 2000. Pedoman Pelaksanaan Teknik Kultur Jaringan.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Nursetiadi, E. 2008. Kajian Macam Media dan Konsentrasi BAP terhadap
Multifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) Secara
Invitro. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hal 31-42.
Pardal, S.J., 2012. Regenerasi Tanamansecara In Vitro dan Faktor-Faktoryang
Mempengaruhi. BB BiogenKementan. Bogor.
Pratama, A. 2008. Behavior of Sevral Genotypes During Microcutting Process in
Rubber Plant (Hevea brasiliensisMuell. Arg.). IPB Journal. Bogor.
Purnamaningsih, R. 2006. Regenerasi Tanaman Melalui Embriogenesis Somatik
dan Beberapa Gen yang Mengendalikannya. Buletin AgroBio,
Vol.5No.2. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. Bogor. Hal.
51-58.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Biokimia Tumbuhan,
jilid 2. Penerjemah: Lukman, D.R. dan Sumaryono. Bandung: Penerbit
ITB
Santoso, U dan F. Nursandi, 2001. Kultur Jaringan Tanaman. Penerbit UMM
Press. Malang.
Sari, N. K. 2011. Pembentukan Tunas Adventif Pisang Barangan (Musa
acuminata L.) Dengan Konsentrasi BAP Dan Posisi Bonggol Eksplan
yang Berbeda Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Sari, M.G. N. Anna dan Batara E. M.S. 2012. Respon Eksplan Biji Gaharu
(Aquilaria malaccensis Lamk.) terhadap Pemberian IAASecaraIn Vitro.
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara,
Seneviratna, P dan G A S Wijesekera, 1997. Effect of GA3 on The Growth of
Axillary Buds of Hevea BrasiliensisIn Vitro. Journal of the Rubber
Research Institute of Sri Lanka80: 42-43
Sianturi, H. S. D. 2001. Budidaya Tanaman Karet. Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara. Medan.
65
Sitorus, E. N., E. D. Hatuti dan Nintya S. 2011. Induksi Kalus Binahong (Basella
rubra L.) Secara In Vitro PadaMedia Murashige & Skoog Dengan
KonsentrasiSukrosa Yang Berbeda. Bioma 13(1) : 4-5.
Smith, J. E. 1995. Bioteknologi (Biotechnology). Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sodikin, 2005. Pengaruh Pemberian GA3Dan KinetinTerhadap Pertumbuhan
Kalus Umbi Kentang (Solanum tuberosum var. Granola) Secara In Vitro.
Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Steel, R.G dan J.H. Torrie, 1993. Prinsip Dan Prosedur Statiska (Pendekatan
Biometric) Penerjemah B. Sumantri. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Steenis, C. G. G. K. 2005. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Sundari, L., Luthfi, A. M. S, dan Diana, S. H. 2015.Kajian Awal : Respon
Eksplan Nodus dalam Inisiasi Tunas MikroTanaman Karet (Hevea
brasiliensis Muell. Arg.) dalam Medium WPM. Jurnal Online
Agroekoteknologi. 3(1) : 4-5.
Suryowinoto, M. 1996. Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro. Kanisius.
Yogyakarta.
Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Warnita., 2011. Pengaruh GA3 dan Spermidin Terhadap Pertumbuhan Dan
Ketahan Bibit Mikro Kentang (Solanum tuberosum L.) Enkapsulasi.
Jerami. 4(1) : 4-5.
Wartina, R. 2011. Pengaruh NAA dan BAP Terhadap Regenerasi Kalus Kentang
(Solanum tuberosumL.) Hasil Induksi Mutasi Ethyl Methane Sulphonate
(EMS). Jurnal Tanaman Hortikultura.
Wetter, L.R. dan F. Constabel. 1991. Metode Kultur Jaringan Tanaman. Edisi
Kedua. ITB. Bandung.
Wilkins, M. B., 1989. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
Yanti, D.N. 2005. Media Tanam Dan GA3 Mempengaruhi Pertumbuhan Bibit
Sambung Pucuk Duku (Lansium domesticum Corr.). Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Yuliarti, N., 2010. Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga. Lily
Publisher. Yogyakarta
66
Yusnita., 2003. Kultur Jaringan. Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien.
Cetakan Ketiga. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Yuwono, P., 2006. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press
Yogyakarta.
Zulkarnain, H.,2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 1985. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.
Angkasa. Bandung.
Ariyanti, F., Christiani. T dan R. Yunita. 2010. Pengaruh Kombinasi Sitokinin dan
Gibberelin Terhadap Pemanjangan Tunas Jambu Mete (Anacardium
Occidentale L.) secara In Vitro. BIOMA, Vol. X, No. 1, 2014
Azwin,
2007.
Evaluasi
Stabilitas
(Aquilaria
malaccensisLamk.)
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Genetik
Tanaman
Hasil
Kultur
In
Gaharu
Vitro.
Budiman, H. 2012. Budidaya Karet Unggul. ProspekJitu Investasi Masa Depan.
Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Dickson, I. Anthony, O. Jammadire, E. Olay Ade, M. Fajimi, O. dan Sunday, A.
2011. Full Length Research Paper In vitro Culture of Hevea Brassiliensis
(Rubber Tree) Embryo. J. of pla Breed and Crop Sci Vol. 3 (9). pp. 1,
Sept 2011. Available onlinehttp://academicjournals.org/JPBCS. ISSN
2006-9758. Development of Biotechnology , National Centre of Genetic
Resources and Biotechnology, Oyo State. Nigeria.
Farhatullah, Abbas,Z. dan S. Jaffar Abbas, 2007.In Vitro Effects of Gibberellic
Acid on Morphogenesis of PotatoExplant. International Journal Of
Agriculture &Biology.
George, E. F. M. A. Hall dan Geert, J. D. K. 2007. Plant Propagation by Tissue
Culture 3rd Edition. The Background. Springer The Netherlands. Vol 1.
12-13
Gunnatilleke, I.D. dan Chandra, S. 1988. Shoot Tip Culture as a Method of
Micropropagation of Hevea. Rubber Research Institute Agalawatta.
Journal of the Rubber Research Institute of Sri Lanka. 68pp. 39-40.
Goldsworthy, P. R dan N, M. Fisher, 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Harahap, F. 2011. Kultur Jaringan Tanaman. Perdana Mulya Sarana. Medan.
Harahap, P. S. Luthfi, A. M. S, dan Yusuf, H. 2015. Kajian Awal : Respon
Eksplan Nodus dalam Inisiasi Tunas Mikro Tanaman Karet(Hevea
brasiliensis Muell Arg.) dalam Medium MS. Jurnal Online
Agroekoteknologi. 3(1) : 3-4.
Haris, N. 2013. Batang Bawah Klonal : Apakah Mungkin pada Tanaman
Karet?. www.ibriec.org, juli 2013 1(1), Hal. 20-24.
63
Haris, N., Sumaryono, dan M.P. Carron. 2009. Pengaruh Bahan Pra-Sterilan,
Tutup Tabung Kultur, dan Terhadap Tingkat Kontaminasi Eksplan Pada
Kultur Microcutting Karet. Menara Perkebunan, 2009 77(2), Hal 89-99.
Heddy, S., 1996. Hormon Tumbuhan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Hidayat, H. 2015. Induksi Tunas Mikro Tanaman Karet (Hevea brasiliensis
Muell. Arg.) Pada Komposisi Media Dan Genotipe Yang Berbeda.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Iskandar, Z.S, Azwin dan Supriyanto. 2006. Penggunaan BAP dan TDZ Untuk
Perbanyakan Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensisLamk.). Jurnal
Media Konservasi. 1(3):98-104.
Janudianto, Prahmono A, Napitupulu H, Rahayu S. 2013. Panduan Budidaya
Karet Untuk Petani Skala Kecil.Rubber Cultivation Guide For Small
Scale Farmers. Lembar Informasi AgFor 5. Bogor, Indonesia: World
Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program.
Kasi, P. D dan Sumaryono. 2008. Perkembangan Kalus Embriogenik
Sagu(Metroxylon sagu Rottb.) Pada Tiga Sistem Kultur In Vitro. Menara
Perkebunan, 2008 76(1), Hal 8-9.
Kosmiatin, M. A. Husni dan Ika. M. 2005. Perkecambahan dan Perbanyakan
Gaharu Secara In Vitro. Jurnal AgroBiogen. 1(2);62-67.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.
PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Lawalata, I. J. 2011. Pemberian Beberapa Kombinasi ZPT Terhadap Regenerasi
TanamanGloxinia (Siningia speciosa) dari Eksplan Batang dan Daun
Secara In Vitro. J.Exp. Life Sci. 1(2). Hal 83-84.
Mubarok, S. 2003. Pengaruh Kombinasi Konsentrasi dan Interval Pemberian GA3
terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Bunga Krisan (Chrysanthemum
morifolium Ramai) Kultivar
Shamsorck Di Dataran Medium
tasikmalaya. Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian UNPAD.
Mudyantini, W. 2008.Pertumbuhan, Kandungan Selulosa, dan Lignin pada
Rami(Boehmeria nivea L. Gaudich) dengan Pemberian AsamGiberelat
(GA3). Bidiversitas 9(4) : 269-274
Nasir, M. 2002. Bioteknologi. Potensi dan Keberhasilannya Dalam Bidang
Pertanian. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
64
Nasir.
2013. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun
2014Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Desember
2013.
Nugroho, A. dan H. Sugito. 2000. Pedoman Pelaksanaan Teknik Kultur Jaringan.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Nursetiadi, E. 2008. Kajian Macam Media dan Konsentrasi BAP terhadap
Multifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) Secara
Invitro. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hal 31-42.
Pardal, S.J., 2012. Regenerasi Tanamansecara In Vitro dan Faktor-Faktoryang
Mempengaruhi. BB BiogenKementan. Bogor.
Pratama, A. 2008. Behavior of Sevral Genotypes During Microcutting Process in
Rubber Plant (Hevea brasiliensisMuell. Arg.). IPB Journal. Bogor.
Purnamaningsih, R. 2006. Regenerasi Tanaman Melalui Embriogenesis Somatik
dan Beberapa Gen yang Mengendalikannya. Buletin AgroBio,
Vol.5No.2. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. Bogor. Hal.
51-58.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Biokimia Tumbuhan,
jilid 2. Penerjemah: Lukman, D.R. dan Sumaryono. Bandung: Penerbit
ITB
Santoso, U dan F. Nursandi, 2001. Kultur Jaringan Tanaman. Penerbit UMM
Press. Malang.
Sari, N. K. 2011. Pembentukan Tunas Adventif Pisang Barangan (Musa
acuminata L.) Dengan Konsentrasi BAP Dan Posisi Bonggol Eksplan
yang Berbeda Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Sari, M.G. N. Anna dan Batara E. M.S. 2012. Respon Eksplan Biji Gaharu
(Aquilaria malaccensis Lamk.) terhadap Pemberian IAASecaraIn Vitro.
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara,
Seneviratna, P dan G A S Wijesekera, 1997. Effect of GA3 on The Growth of
Axillary Buds of Hevea BrasiliensisIn Vitro. Journal of the Rubber
Research Institute of Sri Lanka80: 42-43
Sianturi, H. S. D. 2001. Budidaya Tanaman Karet. Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara. Medan.
65
Sitorus, E. N., E. D. Hatuti dan Nintya S. 2011. Induksi Kalus Binahong (Basella
rubra L.) Secara In Vitro PadaMedia Murashige & Skoog Dengan
KonsentrasiSukrosa Yang Berbeda. Bioma 13(1) : 4-5.
Smith, J. E. 1995. Bioteknologi (Biotechnology). Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sodikin, 2005. Pengaruh Pemberian GA3Dan KinetinTerhadap Pertumbuhan
Kalus Umbi Kentang (Solanum tuberosum var. Granola) Secara In Vitro.
Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Steel, R.G dan J.H. Torrie, 1993. Prinsip Dan Prosedur Statiska (Pendekatan
Biometric) Penerjemah B. Sumantri. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Steenis, C. G. G. K. 2005. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Sundari, L., Luthfi, A. M. S, dan Diana, S. H. 2015.Kajian Awal : Respon
Eksplan Nodus dalam Inisiasi Tunas MikroTanaman Karet (Hevea
brasiliensis Muell. Arg.) dalam Medium WPM. Jurnal Online
Agroekoteknologi. 3(1) : 4-5.
Suryowinoto, M. 1996. Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro. Kanisius.
Yogyakarta.
Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Warnita., 2011. Pengaruh GA3 dan Spermidin Terhadap Pertumbuhan Dan
Ketahan Bibit Mikro Kentang (Solanum tuberosum L.) Enkapsulasi.
Jerami. 4(1) : 4-5.
Wartina, R. 2011. Pengaruh NAA dan BAP Terhadap Regenerasi Kalus Kentang
(Solanum tuberosumL.) Hasil Induksi Mutasi Ethyl Methane Sulphonate
(EMS). Jurnal Tanaman Hortikultura.
Wetter, L.R. dan F. Constabel. 1991. Metode Kultur Jaringan Tanaman. Edisi
Kedua. ITB. Bandung.
Wilkins, M. B., 1989. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
Yanti, D.N. 2005. Media Tanam Dan GA3 Mempengaruhi Pertumbuhan Bibit
Sambung Pucuk Duku (Lansium domesticum Corr.). Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Yuliarti, N., 2010. Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga. Lily
Publisher. Yogyakarta
66
Yusnita., 2003. Kultur Jaringan. Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien.
Cetakan Ketiga. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Yuwono, P., 2006. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press
Yogyakarta.
Zulkarnain, H.,2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.