Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Bahasa Anak Usia 3-5 Tahun di TK Methodist 4 Medan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak sebagai generasi unggul pada dasarnya tidak akan tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya. Suatu perjalanan yang harus dilalui seorang anak
adalah tumbuh kembang. Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang
berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa
bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada, maupun perubahan
karena timbulnya unsur-unsur yang baru (Soetjiningsih,2002).
Pertumbuhan
mempunyai dampak terhadap dampak fisik, sedangkan perkembangan merupakan
segala perubahan yang terjadi pada anak baik secara fisik, kognitif emosi maupun
psikososial. Untuk dapat berkembang dengan optimal anak memerlukan
dukungan yang kondusif dari orang tua (Haraningrumi,2007).
Masa balita adalah masa emas dalam rentang perkembangan seorang
individu. Pada masa ini, pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan,
keterampilan motorik dan sosial emosi berjalan demikian pesatnya. Masa balita
juga merupakan masa kritis yang akan menentukan hasil proses tumbuh kembang
anak selanjutnya (Hariweni,2003). Dalam masa perkembangan balita, anak
mengalami perubahan yang terjadi dalam hal perubahan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Soetjiningsih,1995).
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama-tama dalam kehidupan di mana
ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi
dengan keluarganya. Keadaan sosial ekonomi keluarga tentunya mempuyai
hubungan erat dengan pekerjaan dan pendidikan orang tua mempunyai peranan
yang penting terhadap perkembangan anak-anak.
Menurut Ruhimat, Supriatna dan Kosim (2006), tujuan sosialisasi merupakan
proses panjang dari interaksi sosial yang terus menerus, tempat anak memperoleh
identitas diri secara fisik,mental, dan kemampuan sosial yang dibutuhkan untuk
bertahan di masyarakat. Hal ini merupakan mata rantai esensial antara anak dan
masyarakat. Sosialisasi memungkinkan seseorang mengembangkan potensi sisi
kemanusian, serta belajar cara berpikir, berbicara dan bertindak yang dibutuhkan
dalam kehidupan sosial. Kemampuan anak untuk belajar bersosialisasi ini,
bergantung pada empat faktor, diantaranya kesempatan belajar, motivasi, metode
belajar dan komunikasi (Hurlock,2007).
Abraham Maslow menyatakan bahwa kepribadian anak sebenarnya terbentuk
dan berkembang melalui proses komunikasi, oleh karena itu diperlukan
komunikasi antara keperibadian efektif yang akan mampu menciptakan suasana
yang akrab, saling pengertian, keterbukaan, dan kedekatan anatara orang tua dan
anak. Komunikasi yang tepat dapat membentuk kepribadian positif yang akan
tercermin melalui perilaku anak. Perilaku anak yang positif pula
meliputi
mandiri, disdplin, kreatif, percaya diri dan bertanggungjawab (Abraham Maslow,
2009).
Laju perkembangan bicara bervariasi dari satu anak ke anak lain dan berkaitan
langsung
dengan
kompetensi
neurologik
dan
perkembangan
kognitif
(Wong,2009). Perkembangan bicara secara normal dapat berlangsung bergantung
pada proses pematangan. Periode kesiapan berbicara adalah ketika anak
menguasai kemampuan berbicara sebagai alat komunikasi, yiaitu umur 9 bulan
sampai 24 bulan (Soetjiningsih,2008). Periode 2-4 tahun pertama menunjukkan
peningkatan yang cepat dalam jumlah dan kompleksitas perkembangan berbicara,
kekayaan perbendaharaan kata dan kontrol neuromotorik (BKKBN,2009).
Keterlambatan bicara terjadi pada anak apabila tingkat perkembangan bicara anak
di bawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umurnya sama
(Dianovinina,2009).
Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh faktor internal dari anak dan
faktor eksternal dari lingkungan. Faktor internal dari anak dan faktor eksternal
dari lingkungan. Faktor internal yaitu kondisi pembawaan sejak lahir termasuk
fisiologi organ yang terlihat yaitu jenis kelamin sedangkan faktor eksternal
meliputi umur orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pengetahuan
orang tua, sikap orang tua, sosial ekonomi, sarana belajar intelegensi, kesehatan
dan hubungan keluarga. Dari faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi
perkembangan bahasa anak apalagi tingkat perkembangan bahasa anak berada
dibawah tingkat perkembangan bahasa yang umurnya sama maka hubungan sosial
anak terlambat. Hal ini akan mempengaruhi penyesuaian sosial dan kepribadian
anak. Pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan mengeja dan
membaca sebagai awal karier sehingga dapat menghambat prestasi anak
dikemudian hari (Hurlock, 2002).
Pendidikan ibu berpengaruh terhadap keberhasilan anak prasekolah dalam
melakukan tugas perkembangannya, terutama dalam usia 4-6 tahun. Semakin
tinggi pendidikan ibu maka diharapkan semakin baik pengetahuan ibu tentang
perkembangan bahasa anak dan pengetahuan yang baik menimbulkan sikap positif
bagi ibu sehingga ibu dapat memberikan stimulasi dalam meningkatkan
perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah (4-6 tahun) (Hidayat, 2005).
Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Hubungan Sosial Ekonomi yiaitu Tingkat Pendidikan Ibu Dengan
Perkembangan Bahasa Anak 3-5 Tahun di TK Methodist 4.”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah: apakah ada hubungan
tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan bahasa pada anak usia 3-5 tahun di
Taman Kanak-Kanak Methodist 4?
1.3 Hipotesis
Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan
bahasa anak usia 3-5 tahun di Taman Kanak-Kanak Methodist 4.
1.4
Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap perkembangan
bahasa anak usia 3-5 tahun di Taman Kanak-Kanak Methodist 4.
1.4.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Menilai perkembangan bahasa pada anak usia 3-5 tahun di TK Methodist 4.
2. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan bahasa
anak pada usia 3-5 tahun di Taman Kanak-Kanak Methodist 4.
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Mahasiswa
Memberikan pengetahuan tentang perkembangan bahasa pada anak usia
prasekolah (3-5 tahun)
1.5.2 Bagi Orangtua
Memberikan pengetahuan kepada orangtua tentang perkembangan bahasa
anak.
1.5.3 Bagi Peneliti
1. Mendapatkan pengalaman dalam pengambilan data di lapangan.
2. Menambah pengetahuan tentang perkembangan bahasa anak 3-5 tahun.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak sebagai generasi unggul pada dasarnya tidak akan tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya. Suatu perjalanan yang harus dilalui seorang anak
adalah tumbuh kembang. Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang
berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa
bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada, maupun perubahan
karena timbulnya unsur-unsur yang baru (Soetjiningsih,2002).
Pertumbuhan
mempunyai dampak terhadap dampak fisik, sedangkan perkembangan merupakan
segala perubahan yang terjadi pada anak baik secara fisik, kognitif emosi maupun
psikososial. Untuk dapat berkembang dengan optimal anak memerlukan
dukungan yang kondusif dari orang tua (Haraningrumi,2007).
Masa balita adalah masa emas dalam rentang perkembangan seorang
individu. Pada masa ini, pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan,
keterampilan motorik dan sosial emosi berjalan demikian pesatnya. Masa balita
juga merupakan masa kritis yang akan menentukan hasil proses tumbuh kembang
anak selanjutnya (Hariweni,2003). Dalam masa perkembangan balita, anak
mengalami perubahan yang terjadi dalam hal perubahan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Soetjiningsih,1995).
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama-tama dalam kehidupan di mana
ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi
dengan keluarganya. Keadaan sosial ekonomi keluarga tentunya mempuyai
hubungan erat dengan pekerjaan dan pendidikan orang tua mempunyai peranan
yang penting terhadap perkembangan anak-anak.
Menurut Ruhimat, Supriatna dan Kosim (2006), tujuan sosialisasi merupakan
proses panjang dari interaksi sosial yang terus menerus, tempat anak memperoleh
identitas diri secara fisik,mental, dan kemampuan sosial yang dibutuhkan untuk
bertahan di masyarakat. Hal ini merupakan mata rantai esensial antara anak dan
masyarakat. Sosialisasi memungkinkan seseorang mengembangkan potensi sisi
kemanusian, serta belajar cara berpikir, berbicara dan bertindak yang dibutuhkan
dalam kehidupan sosial. Kemampuan anak untuk belajar bersosialisasi ini,
bergantung pada empat faktor, diantaranya kesempatan belajar, motivasi, metode
belajar dan komunikasi (Hurlock,2007).
Abraham Maslow menyatakan bahwa kepribadian anak sebenarnya terbentuk
dan berkembang melalui proses komunikasi, oleh karena itu diperlukan
komunikasi antara keperibadian efektif yang akan mampu menciptakan suasana
yang akrab, saling pengertian, keterbukaan, dan kedekatan anatara orang tua dan
anak. Komunikasi yang tepat dapat membentuk kepribadian positif yang akan
tercermin melalui perilaku anak. Perilaku anak yang positif pula
meliputi
mandiri, disdplin, kreatif, percaya diri dan bertanggungjawab (Abraham Maslow,
2009).
Laju perkembangan bicara bervariasi dari satu anak ke anak lain dan berkaitan
langsung
dengan
kompetensi
neurologik
dan
perkembangan
kognitif
(Wong,2009). Perkembangan bicara secara normal dapat berlangsung bergantung
pada proses pematangan. Periode kesiapan berbicara adalah ketika anak
menguasai kemampuan berbicara sebagai alat komunikasi, yiaitu umur 9 bulan
sampai 24 bulan (Soetjiningsih,2008). Periode 2-4 tahun pertama menunjukkan
peningkatan yang cepat dalam jumlah dan kompleksitas perkembangan berbicara,
kekayaan perbendaharaan kata dan kontrol neuromotorik (BKKBN,2009).
Keterlambatan bicara terjadi pada anak apabila tingkat perkembangan bicara anak
di bawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umurnya sama
(Dianovinina,2009).
Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh faktor internal dari anak dan
faktor eksternal dari lingkungan. Faktor internal dari anak dan faktor eksternal
dari lingkungan. Faktor internal yaitu kondisi pembawaan sejak lahir termasuk
fisiologi organ yang terlihat yaitu jenis kelamin sedangkan faktor eksternal
meliputi umur orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pengetahuan
orang tua, sikap orang tua, sosial ekonomi, sarana belajar intelegensi, kesehatan
dan hubungan keluarga. Dari faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi
perkembangan bahasa anak apalagi tingkat perkembangan bahasa anak berada
dibawah tingkat perkembangan bahasa yang umurnya sama maka hubungan sosial
anak terlambat. Hal ini akan mempengaruhi penyesuaian sosial dan kepribadian
anak. Pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan mengeja dan
membaca sebagai awal karier sehingga dapat menghambat prestasi anak
dikemudian hari (Hurlock, 2002).
Pendidikan ibu berpengaruh terhadap keberhasilan anak prasekolah dalam
melakukan tugas perkembangannya, terutama dalam usia 4-6 tahun. Semakin
tinggi pendidikan ibu maka diharapkan semakin baik pengetahuan ibu tentang
perkembangan bahasa anak dan pengetahuan yang baik menimbulkan sikap positif
bagi ibu sehingga ibu dapat memberikan stimulasi dalam meningkatkan
perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah (4-6 tahun) (Hidayat, 2005).
Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Hubungan Sosial Ekonomi yiaitu Tingkat Pendidikan Ibu Dengan
Perkembangan Bahasa Anak 3-5 Tahun di TK Methodist 4.”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah: apakah ada hubungan
tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan bahasa pada anak usia 3-5 tahun di
Taman Kanak-Kanak Methodist 4?
1.3 Hipotesis
Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan
bahasa anak usia 3-5 tahun di Taman Kanak-Kanak Methodist 4.
1.4
Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap perkembangan
bahasa anak usia 3-5 tahun di Taman Kanak-Kanak Methodist 4.
1.4.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Menilai perkembangan bahasa pada anak usia 3-5 tahun di TK Methodist 4.
2. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan bahasa
anak pada usia 3-5 tahun di Taman Kanak-Kanak Methodist 4.
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Mahasiswa
Memberikan pengetahuan tentang perkembangan bahasa pada anak usia
prasekolah (3-5 tahun)
1.5.2 Bagi Orangtua
Memberikan pengetahuan kepada orangtua tentang perkembangan bahasa
anak.
1.5.3 Bagi Peneliti
1. Mendapatkan pengalaman dalam pengambilan data di lapangan.
2. Menambah pengetahuan tentang perkembangan bahasa anak 3-5 tahun.