PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-4 TAHUN

  

PENGETAHUAN IBU

TENTANG PERKEMBANGAN ANAK

USIA 3-4 TAHUN

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

Disusun Oleh:

Nama : Detalia Filida Zebua

NIM : 059114054

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

MOTTO

  ”APA YANG KITA MAU DAN

  INGINKAN PASTI AKAN KITA DAPATKAN KALAU KITA BENAR-

  BENAR TAHU APA YANG KITA MAU DAN INGINKAN”

  

PERSEMBAHAN

KARYA INI AKU PERSEMBAHKAN

UNTUK KEDUA ORANG TUA

YANG SANGAT AKU CINTAI

”PAPA DAN MAMA”

  

PENGETAHUAN IBU TENTANG

PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-4 TAHUN

Detalia Filida Zebua

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia

3-4 tahun dengan menggunakan satu skala yaitu skala pengetahuan ibu tentang perkembangan

anak usia 3-4 tahun yang terdiri dari 36 item. Pengujian validitas dilakukan dengan professional

judgement dan uji reliabilitasnya dengan Alpha Cronbach. Skala tersebut memiliki koefisien

reliabilitas sebesar 0,940. Subjek penelitian ini adalah 60 orang ibu yang memiliki anak usia 3-4

tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-

4 tahun dengan kategori baik, yaitu sebesar 73,3%. Berdasarkan perbandingan mean empirik dan

teoritik didapatkan bahwa para ibu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4

tahun yang baik dalam setiap aspek perkembangan anak. Akan tetapi, berdasarkan perbandingan

mean empirik pada tiap aspek perkembangan anak usia 3-4 tahun dari yang terbaik adalah aspek

fisik, emosional, sosial, dan yang terendah adalah aspek kognitif.

  Kata kunci: pengetahuan, ibu, perkembangan anak usia 3-4 tahun

  

MOTHER KNOWLEDGE ABOUT

CHILD GROWTH AGE 3 TO 4 YEARS

Detalia Filida Zebua

  

ABSTRACT

This research focused on mother knowledge about child growth age 3 to 4 years. Which

use one scale it was consist of 36 items. Validity test applied professional judgment and reliability

test applied Alpha Cronbach. That reliability coefficient scale was 0,940. The research object

were 60 mothers who had child age 3 to 4 years. The research method used quantitative

description. The result showed that mother knowledge about child growth age 3 to 4 years with

good category was 73%. Based on the empiric and teoritic mean, it was found that mothers have

good knowledge about child growth age 3-4 years in every aspect of their development. However,

based on the empiric mean comparison in every aspect about child growth age 3-4 years, it was

found that the highest result was gotten from physical, emotional, social aspect, and the lowest

result was cognitive aspect.

  Key word: knowledge, mother, child growth 3 to 4 years

KATA PENGANTAR

  Tiada kata yang dapat menggambarkan betapa ku bersyukur kepada Bapa di surga atas segala penyertaan dan perlindungan-Nya dalam kehidupanku, terutama pada saat mengerjakan skripsi ini. Rasa syukur selalu kuselipkan dalam setiap doa yang terucap. Disela-sela rasa lelah dan hampir putus asa, Engkau selalu ada disisiku memberi semangat dan kesegaran baru. Skripsi ini dapat kuselesaikan karena kuasa dan kasih-Mu yang begitu nyata dalam hidupku, Bapa.

  Terima kasih karena Engkau baik, dan selalu baik.

  Skripsi ini dapat diselesaikan tentunya atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu ijinkan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ibu ML. Anantasari, S. Psi., M. Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberi pengarahan dengan sangat sabar; Terima kasih banyak karena telah membuat impian saya menjadi nyata.

  3. Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. dan Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku Dosen Penguji Skripsi.

  4. Romo Priyono Marwan, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang turut memberi dukungan akademik kepada penulis.

  5. Segenap dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas bimbingan dan ilmu-ilmu yang sangat berharga yang telah diberikan.

  6. Karyawan sekretariat Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma; Mba Nanik, Mas Gandhung, Pak Gik, Mas Doni, dan Mas Muji, terima kasih atas pelayanannya.

  7. Kedua orangtuaku, Drs. Manahati Zebua, M. Kes., MM. dan Sri Lumintu Ningsih yang selalu memberi dukungan kepadaku. Aku sangat bangga menjadi anak kalian dan aku sangat mencintai kalian.

  8. Keluarga besarku: Mba Yeti, Mas Andi, Naura, mas Dedy, Mba Yuli, Felice, Mba utie, mas Abie, Ayu. Aku sangat mencintai kalian.

  9. Kekasihku Ardi Widya Putra, Chacicuayi2 Mot2.

  10. Gina Margaretha Manik, sahabat terbaikku.

  11. Karyawan Mailin Salon: Mba Ani, Mba Atik, Mba Uras, Mba Ema, dan Mba Mari.

  12. Semua pihak yang tanpa sengaja belum disebutkan di sini; terima kasih banyak.

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL ..................………………………...………….................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …................….……... ii HALAMAN PENGESAHAN ................………………………..……………… iii HALAMAN MOTTO ................……………………..…………………………. iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................……………….…….………………. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …................……….……..………..…. vi ABSTRAK .................………………………………………………………….. vii ABSTRACT …............…………………………....…………...………....…… viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …................…. ix KATA PENGANTAR .................………………………..……..…………..….... x DAFTAR ISI ….............…………………...………………….…………….….. xii DAFTAR TABEL ….............……………...……………………………….…... xv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6 D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

  BAB II DASAR TEORI ................................................................................... 8 A. Pengetahuan .................................................................................... 8

  1. Pengertian Pengetahuan ........................................................... 8

  2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .............................. 10

  B. Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ........................................... 12

  1. Pengertian Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun .................. 12

  2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun .............. 13

  C. Pengetahuan Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ..................... 16

  D. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 20

  BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 21 A. Jenis Penelitian ............................................................................. 21 B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................... 21 C. Definisi Operasional ..................................................................... 21 D. Subjek Penelitian .......................................................................... 22 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................ 22 F. Instrumen Pengukuran .................................................................. 24

  1. Validitas ................................................................................. 24

  2. Seleksi Item ............................................................................ 25

  3. Reliabilitas ............................................................................. 26

  G. Metode Analisis Data ................................................................... 27

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 29 A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 29

  1. Seleksi Item ............................................................................ 30

  2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 32

  3. Uji Normalitas ........................................................................ 33

  4. Analisis Data Tambahan ........................................................ 34

  5. Analisis Deskriptif ................................................................. 35

  C. Pembahasan ................................................................................. 38

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 46 A. Kesimpulan .................................................................................. 46 B. Saran ............................................................................................ 46 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 48 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 50

  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

  1. Blue print Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ……………………………………………….…… 24

  2. Sebaran item Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Sebelum Analisis Item ………………….………. 30

  3. Sebaran item Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Setelah Analisis Item ……………………….…… 32

  4. Karakteristik Subjek ……………………………………......…………… 34

  5. Norma Kategori Skor …………………………………………...………. 36

  6. Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Skor Kategori Jumlah Subjek Persentase……….....…… 37

  7. Statistik Deskriptif Tiap Aspek Reaksi Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ……………………………………………………..…… 38

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

  A. Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Sebelum Analisis Item ................................................... 51

  B. Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Setelah Analisis Item ..................................................... 59

  C. Analisis Reliabilitas Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun .......................................................66

  D. Uji Normalitas dan Analisis Deskriptif Reaksi Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ........................................ 77

  E. Uji Perbandingan Reaksi Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun .......................................................79

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Awal dari kehidupan manusia dimulai sejak dalam kandungan. Setelah

  bayi lahir, mulailah kehidupan manusia di dunia, yang merupakan awal dari pertumbuhan dan perkembangan di luar rahim. Pertumbuhan dan perkembangan anak berbeda-beda, ada tahap-tahapnya sesuai usia anak. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan menurut norma- norma tertentu, tetapi seorang anak banyak bergantung pada orangtua, terutama dalam hal makanan, perawatan, bimbingan, rasa aman, dan pencegahan dari berbagai penyakit.

  Menurut Supriyadi (2006), orangtua merupakan pendidik yang pertama bagi anak-anaknya. Orangtua yang terdiri dari ayah dan ibu, mempunyai peran utama didalam mendidik dan mengarahkan anaknya menjadi anak yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghormati ayah dan ibunya. Orangtua memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina maupun sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya. Ini adalah tugas kodrati dari tiap-tiap manusia. Selama anak belum dewasa, orangtua sangat berperan untuk menyediakan makanan dan pakaian serta pendidikan yang baik kepada anak-anaknya (Ahmadi dan Uhbiyati, 2003).

  2 Seorang ibu yang mengandung anaknya selama 9 bulan dan setelah itu melahirkannya dan menyusuinya, dapat dipahami bahwa ibu memiliki kedekatan secara psikologis dengan anaknya. Dibandingkan ayah, ibu yang paling dominan dan sangat besar pengaruhnya kepada seorang anak. Pengaruh ibu lah yang paling banyak, karena dalam sehari-harinya anak lebih berdekatan dengan ibu dibanding dengan lainnya. Jadi, peranan ibu nampak lebih besar dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya (Ahmadi dan Uhbiyati, 2003).

  Banyak hal yang menimpa anak-anak selama ini seperti kekurangan gizi, berat badan kurang, mudah terkena diare, lambat berbicara, berjalan, dan berpikir. Kejadian yang menyedihkan ini tentu banyak dihubungkan dengan pengetahuan ibu tentang pengasuhan, perawatan, dan pendidikan anak- anaknya. Apabila ibu tidak memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang anak, seperti pemberian Air Susu Ibu (ASI), pemberian gizi yang dibutuhkan anak, penguasaan keterampilan motorik (berbicara, bernyanyi, bercerita, menggambar, pemahaman warna, menulis, menari), pemberian permainan yang edukatif, melarang anak, dan lain-lain, maka tahap perkembangan anak akan mengalami hambatan atau gangguan. Dengan demikian, terganggu pula pertumbuhan dan perkembangan anak (Supriyadi, 2006). Keterbatasan pengetahuan dan informasi yang dimiliki orangtua dapat menyebabkan potensi yang dimiliki anak tidak berkembang optimal (Sujiono, 2009).

  Hidayat (2008) mengatakan pada pertumbuhan dan perkembangan

  3 dan perlambatan merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh, namun masih saling berhubungan antara satu dengan yang lain, misal terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, dan ukuran di tingkat sel maupun organ pada individu serta perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek fisik, sosial, emosional, dan intelektual.

  Berkaitan dengan Anak Usia Dini (untuk seterusnya akan ditulis AUD), Sujiono (2009) menjelaskan bahwa sebaiknya orangtua atau orang dewasa lainnya perlu:

  1. Memberi kesempatan dan menunjukkan permainan serta alat permainan tertentu kepada anak yang dapat memicu munculnya masa peka/ menumbuhkembangkan potensi yang sudah memasuki masa peka.

  2. Memahami bahwa anak masih berada pada masa egosentris yang ditandai dengan seolah-olah dialah yang paling benar, keinginannya harus selalu dituruti dan sikap mau menang sendiri.

  3. Memahami bahwa pada masa ini anak sedang melakukan proses peniruan terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya termasuk tokoh-tokoh khayal yang ditampilkan di televisi.

  4. Membiarkan anak bermain di luar rumah bersama-sama temannya agar kelak anak akan dapat bersosialisasi dan beradaptasi sesuai dengan lingkungan sosialnya.

  4

  5. Memahami pentingnya eksplorasi bagi anak dengan memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya karena anak adalah penjelajah yang ulung.

  6. Memahami bahwa anak tidak boleh selalu dimarahi saat ia membangkang dan bila terjadi pembangkangan sebaiknya diberi waktu pendinginan dan setelah beberapa lama baru diberikan nasehat.

  Kemampuan anak berkembang mengikuti pertumbuhannya dan merupakan ciri perkembangan kejiwaannya. Beberapa ciri pertumbuhan kejiwaan anak sebelum menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (untuk seterusnya akan ditulis SD), yaitu:

  1. Kemampuan anak melayani kebutuhan fisik secara sederhana telah mulai berubah.

  2. Anak mulai mengenal kehidupan sosial dan pola sosial yang berlaku dan yang dimanifestasikan.

  3. Anak menyadari dirinya berbeda dengan anak lain yang mempunyai keinginan dan perasaan tertentu.

  4. Anak masih tergantung pada orang lain dan memerlukan perlindungan orang lain.

  5. Anak belum dapat membedakan antara yang nyata dan khayal (Ahmadi dan Uhbiyati, 2003).

  Seorang ibu yang setiap hari meluangkan banyak waktu untuk

  5 pertumbuhan yang normal baik dalam hal fisik maupun non fisik seperti sosial, emosional, dan intelektual. Pada pertumbuhan fisik dan non fisik bagi anak yang sudah sekolah di Taman Kanak-Kanak (untuk seterusnya akan ditulis TK) diharapkan tidak jauh berbeda dengan temannya, bahkan kalau dapat lebih unggul dari anak-anak yang lain.

  Berdasarkan kondisi yang diuraikan di atas, maka perkembangan fisik dan non fisik dari seorang anak menjadi sangat penting. Perkembangan ini menjadi baik apabila ibu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak menurut usianya. Dengan demikian, ibu mampu memberikan perawatan, pengasuhan, dan pendidikan, sesuai dengan pola perkembangan anak yang seharusnya seperti dalam hal fisik, sosial, emosional, dan intelektual.

  Suryantari (2008) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Pola Asuh Orangtua yang Otoritatif dan Perkembangan Kemandirian Anak Usia Pra Sekolah di Kelompok Bermain Melati di Yogyakarta. Setelah dianalisis, maka diperoleh hasil yaitu ada hubungan positif antara pola asuh orangtua yang otoritatif dengan kemandirian anak usia pra sekolah di kelompok bermain melati.

  Kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Suryantari dengan penelitian ini, yaitu sama-sama melakukan penelitian tentang anak-anak.

  Perbedaannya adalah pada fokus dan materi penelitian yang dilakukan peneliti. Fokus penelitian peneliti pada ibu-ibu yang memiliki anak usia 3-4 tahun berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang karakteristik perkembangan

  6 Anak usia 3-4 tahun termasuk dalam rentang AUD (Sujiono, 2009).

  Ada beberapa aspek yang perlu diketahui pada perkembangan AUD, yaitu kesadaran personal, kesehatan emosional, sosialisasi, komunikasi, kognisi, dan keterampilan motorik (Catron dan Allen, Cit. Sujiono, 2009). Aspek- aspek tersebut tentu tidak semua ibu sudah memahaminya. Barangkali ada ibu yang sudah baik pengetahuannya, tetapi ada juga ibu yang cukup atau kurang pengetahuannya pada perkembangan anak usia 3-4 tahun. Pengetahuan ibu ini hanya sebatas pada unsur kognitif.

  Untuk melihat seberapa banyak ibu yang pengetahuannya baik, cukup, dan kurang pada perkembangan anak usia 3-4 tahun, maka penelitian ini menjadi sangat penting dan bermanfaat, agar nantinya para ibu didalam mendidik dan mengasuh anaknya didasarkan pada karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun.

  B. Rumusan Masalah

  Ada pun rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Sejauh mana pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun?”.

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun.

  7 D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian teoritis dan memperluas pengetahuan serta pandangan dalam ilmu psikologi, khususnya dalam Psikologi Perkembangan Anak mengenai tingkat pengetahuan Ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi para ibu Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun, sehingga dapat digunakan sebagai bahan refleksi tentang peningkatan pengetahuan selanjutnya.

  b. Bagi instansi-instansi terkait dan pembaca pada umumnya Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya seorang ibu mengetahui perkembangan anak usia 3-4 tahun.

  Dengan hasil berupa informasi tentang tingkat pengetahuan ibu diharapkan dapat menjadi bahan refleksi guna mengusahakan peningkatan pengetahuan selanjutnya.

BAB II DASAR TEORI A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

  Pengetahuan itu merupakan wahana untuk menentukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran (Gulo, 2007). Ada dua cara yang dipergunakan oleh manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, yaitu mendasarkan diri pada rasio dan mendasarkan diri pada pengalaman.

  Pengetahuan diperoleh melalui kenyataan (fakta) atau pengalaman dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat komunikasi seperti membaca surat kabar, mendengarkan radio, melihat film atau televisi, dan lain sebagainya. Hal-hal demikian diterima dengan panca indera untuk kemudian diterima dan diolah oleh otak, seperti pengetahuan diperoleh sebagai akibat pengaruh dari hubungan dengan orangtua, kakak- adik, tetangga, kawan-kawan sekolah, dan lain-lain. Apabila pengaruh atau pengalaman disusun secara sistematis oleh otak, hasilnya adalah ilmu pengetahuan (Soekanto, 2006).

  Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia tentang apa saja melalui cara-cara dan dengan alat-alat tertentu (Suhartono, 2009).

  Pengetahuan ini bermacam-macam jenis dan sifatnya, ada yang langsung subjektif, dan khusus serta ada pula yang bersifat tetap, objektif, dan umum. Jenis dan sifat pengetahuan ini tergantung kepada sumbernya dan dengan cara dan alat apa pengetahuan itu diperoleh.

  Menurut Sjamsuri (1989), pengetahuan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengetahuan rasional dan pengetahuan pengalaman atau empiris.

  Pengalaman rasional adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara memeras otaknya semata-mata, sedangkan pengetahuan pengalaman atau empiris yaitu pengetahuan yang diperoleh dengan cara mengadakan kontak dengan alam lingkungan melalui alat-alat indera. Pengetahuan yang dicari adalah pengetahuan yang benar sesuai dengan objeknya.

  Menurut Audi dalam Sjamsuri (1989), pengetahuan bisa dibagi lebih sederhana lagi yaitu hanya dalam 3 kelompok. Pengelompokannya sebagai berikut:

  a. Pengetahuan keilmuan Pengetahuan yang diperoleh dengan cara persepsi atau mengadakan kontak langsung dengan dunia sekitar melalui alat-alat indera yang dimiliki manusia. Kalau disederhanakan lagi pemahamannya bisa diartikan bahwa pengetahuan keilmuan merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan cara pengalaman.

  b. Pengetahuan moral Pengetahuan yang didasarkan pada pandangan kebudayaan. c. Pengetahuan keagamaan Pengetahuan yang diperoleh bersumber dari Tuhan yang diturunkan kepada para Nabi, para Rasulnya, dan utusan-Nya.

  Jadi, pengetahuan adalah segala sesuatu yang merupakan hasil kegiatan keingintahuan manusia tentang apa saja melalui cara-cara dan dengan alat-alat tertentu untuk memperoleh kebenaran atau pun untuk lebih membenarkan kebenaran. Dalam penelitian ini pengetahuan yang akan dibahas adalah pengetahuan keilmuan, yaitu pengetahuan yang diperoleh dengan cara mempersepsi atau mengadakan kontak langsung dengan dunia sekitar melalui alat-alat indera manusia yang kemudian diterima dan diolah oleh otak untuk kemudian disusun secara sistematis oleh otak. Ada berbagai macam cara untuk mendapatkan pengetahuan, misalnya dengan membaca, mengadakan penelitian, mendengarkan, melihat, pengalaman, dan sebagainya.

2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

  Selanjutnya Soekanto (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu: a. Tingkat Pendidikan

  Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang mengikat.

  Tingkat pendidikan menunjukkan korelasi positif dengan b. Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

  c. Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

  d. Pengalaman Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

  e. Sosial Ekonomi Semua orang hidup dalam kelompok dan saling berhubungan dengan lambang–lambang khususnya bahasa. Manusia mempelajari kelakuan orang lain di lingkungan sosialnya. Hampir segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan bertalian dengan orang lain, bahasa, kebiasaan makan, pakaian dan sebagainya dipelajari dari lingkungan sosial budaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah sedikit banyaknya pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi yang dimiliki individu. Kelima faktor yang mempengaruhi pengetahuan tersebut tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling terkait dan melengkapi satu sama lain.

B. Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun

1. Pengertian Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun

  Perkembangan adalah pola perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional yang dimulai dari masa pembuahan dan berlanjut sepanjang rentang kehidupan. Sebagian besar perkembangan melibatkan pertumbuhan, meskipun pada akhirnya perkembangan juga melibatkan penurunan fungsi dan berakhir pada kematian (Santrock, 2009).

  Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya (Mukhtar, 2009). Perubahan-perubahan yang dimaksud lebih diperjelas oleh Supriyadi (2006) bahwa perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil proses pematangan dan belajar serta bersifat kualitatif.

  Menurut Jamaris dalam Sujiono (2009) mengatakan bahwa perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat akumulatif, di mana perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Apabila dalam perkembangan terdahulu terjadi hambatan, maka perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan.

  Berdasarkan beberapa pengertian perkembangan seperti yang adalah berbagai perubahan yang dialami individu seperti perubahan yang berkaitan dengan fisik, sosial, intelektual, dan emosional yang dimulai dari masa pembuahan sampai sebelum menginjak masa remaja. Dalam penelitian ini berfokus pada perkembangan usia 3-4 tahun. Jadi, perkembangan anak usia 3-4 tahun adalah berbagai perubahan yang dialami anak seperti perubahan yang berkaitan dengan fisik, sosial, intelektual, dan emosional yang dimulai dari usia 3 sampai 4 tahun. Anak dengan usia 3-4 tahun yang termasuk dalam rentang AUD ini merupakan dasar yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, usia anak dari 0-8 tahun sering juga disebut Golden Age (Fridani, 2009). Ada pun perubahan-perubahan yang terjadi pada AUD salah satunya dapat dilihat pada karakteristik perkembangan AUD.

2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun

  Karakteristik perkembangan anak ditandai dengan adanya ciri-ciri tertentu yang dapat dilihat pada pertumbuhan anak dari hari ke hari. Pola perkembangan anak telah diungkapkan oleh Sujiono (2009) yaitu dengan melihat pada pola perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitif seperti di bawah ini:

  a. Perkembangan fisik bagi anak usia 3-4 tahun 1). Peningkatan keterampilan fisik.

  2). Mengendarai sepeda roda tiga.

  3). Mondar-mandir naik turun tangga, dengan kaki yang bergantian.

  4). Berlari. 5). Melompat dengan kedua kaki. 6). Berjalan pada balok keseimbangan. 7). Memanjat pada peralatan bermain. 8). Dapat melepaskan dan memakai pakaian sendiri. 9). Menangkap bola dengan menggunakan tangan. 10). Berjalan mundur dengan berjinjit. 11). Memegang krayon dengan jari.

  b. Perkembangan sosial bagi anak usia 3-4 tahun 1). Menjadi lebih sadar akan diri sendiri.

  2). Mengembangkan perasaan rendah hati. 3). Menjadi sadar akan rasial dan perbedaan seksual. 4). Dapat mengambil arah, mengikuti beberapa aturan. 5). Memiliki perasaan yang kuat ke arah rumah dan keluarga.

  6). Menunjukkan suatu pertumbuhan dalam hal perasaan atau pengertian dari kepercayaan pada diri sendiri.

  7). Mulai bermain permainan yang memerlukan kerjasama. 8). Memiliki teman bermain khayalan.

  c. Perkembangan emosional bagi anak usia 3-4 tahun

  2). Mulai mengembangkan pengendalian diri. 3). Menghargai kejutan dan peristiwa tertentu. 4). Mulai menunjukkan selera humor. 5). Mulai mengungkapkan tentang kasih sayang secara terang-terangan.

  6). Takut akan gelap, merasa diabaikan, atau pada situasi yang belum dikenal.

  d. Perkembangan kognitif bagi anak usia 3-4 tahun 1). Dapat mengikuti dua perintah.

  2). Dapat membuat penilaian menghitung banyaknya kesalahan yang telah mereka buat.

  3). Mengembangkan kosa kata dengan cepat. 4). Menggunakan angka-angka tanpa pemahaman. 5). Adanya kesukaran dalam membedakan antara khayalan dan kenyataan.

  6). Mulai melakukan penggolongan, terutama berdasarkan fungsi dari suatu benda.

  7). Mulai menggunakan beberapa kata-kata abstrak yang fungsional.

  8). Mulai menanyakan pertanyaan ”mengapa” secara sering. 9). Berpikir secara egosentris. Karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun di atas tahun, baik dari segi fisik, sosial, kognitif, dan sosioemosional. Pada perkembangan AUD anak usia 3-4 tahun, anak sudah mulai terampil, lari- lari, lompat-lompat, menangkap bola, dan bisa berpakaian sendiri (fisik), sedang pada sosial sudah mulai memahami diri, jenis kelamin, aturan- aturan, dan kerjasama. Pada karakteristik emosional bagi anak 3-4 tahun sudah mulai bisa memahami dan mengendalikan diri, mengenal rasa sayang dan humor serta takut pada gelap, sedang pada kognitif anak sudah mulai mengikuti peraturan, mengenal angka-angka dan penggolongan benda serta sudah mulai keluar egonya dan selalu bertanya tentang sesuatu dengan pertanyaan mengapa.

  Perubahan-perubahan yang terjadi pada AUD khususnya usia 3-4 tahun tentu memberi informasi bagi orangtua untuk betul-betul memeriksa dan memperhatikan tentang perkembangan yang telah dialami anak usia 3- 4 tahun. Tetapi juga perlu disadari bahwa setiap anak adalah unik, maka perkembangan setiap anak usia 3-4 tahun juga pastinya akan berbeda- beda.

C. Pengetahuan Ibu tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun

  Karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun memberikan gambaran tentang perubahan anak secara fisik, sosial, kognitif, dan sosioemosional. Setiap anak adalah unik, antara satu dengan yang lain tidak bisa disamakan atau pun dibandingkan. Akan tetapi karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun ini dapat dijadikan sebagai pedoman terkait dengan perkembangan anak pada usia tersebut.

  Pengetahuan dari orangtua tentang kondisi-kondisi yang semestinya diupayakan bagi anak usia 3-4 tahun sangatlah penting agar nantinya AUD dapat memiliki potensi dasar untuk meraih masa depan yang cemerlang. Apabila masih banyak yang belum terpenuhi berarti orangtua memiliki peluang untuk lebih menaruh perhatian yang serius untuk berusaha memenuhi karakteristik anak usia 3-4 tahun demi terpenuhinya potensi dasar yang seharusnya dimiliki AUD pada usia tersebut.

  Untuk dapat memenuhi karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun tentu membutuhkan beberapa dukungan. Misalnya, tingkat pendidikan ibu, karena semakin baik pendidikan ibu diasumsikan ibu juga akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dan hal itu mendukung ibu untuk memahami lebih dalam mengenai pentingnya mengetahui karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun. Tingkat pendidikan adalah suatu kondisi pada seseorang yang telah dapat menyelesaikan/ telah lulus tingkat pendidikan tertentu secara formal, baik tingkat pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMU) maupun perguruan tinggi. Tingkat pendidikan yang memadai akan memberikan kesadaran yang lebih tinggi dalam pengembangan identifikasi terhadap segenap komitmen dalam setiap kegiatan (Hidayati dan Widayanti, 2003).

  Kondisi sosial dan ekonomi juga sangat mendukung terutama dalam anak usia 3-4 tahun pada waktu berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Jika ibu berada dalam keluarga yang memiliki status ekonomi menengah ke atas, maka diasumsikan ibu tersebut akan memiliki banyak waktu luang untuk mengamati perkembangan anaknya dan sebaliknya jika ibu berada dalam status ekonomi menengah ke bawah, maka sebagian besar waktu ibu tersebut akan dihabiskan untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Artinya, fungsi utama orangtua bisa berupa tanggungjawab pada pemeliharaan fisik anak, mendidik dan melatih anak untuk menguasai kemampuan dan keterampilan yang akan dibutuhkan anak dalam kehidupannya, serta memelihara kesejahteraan sosial dan emosi anak (Supriyadi, 2006). Pada pelaksanaan fungsi utama tersebut tentu sangat didukung oleh kondisi sosial dan ekonomi orangtua.

  Mengenai budaya yang telah berkembang di lingkungan tempat ibu tinggal, hal itu juga ikut memberi dukungan bagi pengetahuan ibu, biasanya pengetahuan tersebut diperoleh secara turun-temurun dalam keluarga atau pun masyarakat, berupa cerita bahkan mitos terkait dengan hal-hal yang sudah dapat dilakukan oleh anak usia 3-4 tahun. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak lepas dari lingkungan kehidupan yang penuh dengan nilai dan norma yang berkembang di lingkungan tersebut. Nilai dan norma ini diperlukan oleh manusia untuk mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah atau mana yang indah dan mana yang jelek atau mana yang baik dan mana yang buruk (Budiningsih, 2007).

  Pengalaman juga ikut mendukung pengetahuan seorang ibu di dalam mengetahui dan mengerti tentang karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun. Bagi ibu yang baru memiliki anak usia 3-4 tahun pertama kali tentu berbeda pengalaman dengan ibu yang telah memiliki anak usia 3-4 tahun sebelumnya. Pengalaman-pengalaman ibu di dalam mengikuti perkembangan anak sangat mendukung ibu dalam memahami dan mengetahui perubahan- perubahan yang terjadi pada perkembangan anak usia 3-4 tahun. Keluarga sebagai lingkungan yang pertama bagi penunjang perkembangan anak, maka orangtua mempunyai peranan yang besar dalam tumbuh kembang anak (Supriyadi, 2006). Oleh karena itu, orang tua yang telah memiliki pengalaman dalam mengasuh, merawat, dan mendidik anak akan mampu menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung tercapainya perkembangan anak seperti pemberian gizi yang dibutuhkan anak, perawatan kesehatan, dan penguasaan keterampilan motorik kasar dan halus.

  Dengan demikian, pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun merupakan wahana bagi ibu untuk memahami dan mengerti tentang bagaimana karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun yang seharusnya, sehingga karakteristik anak tersebut sekaligus menggambarkan tugas-tugas dari seorang ibu untuk memotivasi dan mengarahkan anaknya agar bertumbuh dan berkembang dengan baik. Adapun yang dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun, yaitu tingkat pendidikan, banyak tidaknya informasi yang diperoleh, budaya yang berkembang di lingkungannya, pengalaman yang telah dimiliki, dan sosial ekonomi keluarga.

D. Pertanyaan Penelitian

  Sejauh mana pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun?

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif dan

  menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan sejauh mana ibu mengetahui perkembangan anak usia 3-4 tahun. Penelitian ini tidak terbatas pada upaya menerima atau menolak dugaan-dugaan (hipotesis). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 2002).

  B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu.

  C. Definisi Operasional

  Pengetahuan adalah segala sesuatu yang merupakan hasil kegiatan keingintahuan manusia tentang apa saja melalui cara mempersepsi atau mengadakan kontak langsung dengan dunia sekitar melalui alat-alat indera manusia untuk memperoleh kebenaran atau pun untuk lebih membenarkan kebenaran. Ada berbagai macam cara untuk mendapatkan pengetahuan, misalnya dengan membaca, mengadakan penelitian, mendengarkan, melihat,

  Pengetahuan ibu akan diukur dengan skala karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun. Item dalam skala tersebut dibuat dengan melihat karakteristik AUD khususnya usia 3-4 tahun dari segi fisik, sosial, kognitif, dan sosioemosional yang telah diungkapkan oleh Sujiono (2009).

  Pengetahuan ibu dikatakan baik apabila mendapatkan total skor dalam kategori baik. Dan sebaliknya pengetahuan ibu dikatakan kurang apabila mendapatkan total skor dalam kategori kurang.

  D. Subjek Penelitian

  Pemilihan subjek dalam penelitian ini berdasarkan pada kesesuaian dengan karakteristik yang telah ditentukan, yaitu dengan teknik Purposes

  Sampling . Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah ibu yang saat ini

  memiliki anak berusia 3-4 tahun. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan berjumlah 60 orang.

  E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

  Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan mengajukan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008). Jadi, data primer yang didapatkan langsung digunakan untuk proses analisis data. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun. Skala tersebut didasarkan pada karakteristik perkembangan AUD pada usia merupakan karakteristik AUD pada perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitif.

  Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini disusun dengan memakai model penskalaan Gudman dan menggunakan metode

  

rating yang dijumlahkan (Method of Summated Rating). Terdapat dua

  pilihan jawaban yang dapat dipilih oleh responden, yaitu Ya dan Tidak. Skor untuk skala pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun diukur dengan menggunakan Method of Summated Rating, yaitu dengan menyusun peringkat pengetahuan ibu dari skor yang terendah sampai dengan yang tertinggi.

  Menurut Notoatmodjo (2005) skor hasil jawaban pernyataan diberikan kode-kode berupa nilai 1 untuk jawaban yang benar (menjawab ya) dan nilai 0 untuk jawaban yang salah atau tidak tahu (menjawab tidak). Semua item pada skala ini adalah favorable, untuk respon memberikan tanda centang atau Ya bernilai 1 dan tidak memberikan tanda centang bernilai 0.

  Berikut ini adalah blue print skala pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun:

  

Tabel 1

Blue Print Skala Pengetahuan Ibu tentang Perkembangan

  

Anak Usia 3-4 Tahun

No. Aspek Perkembangan Anak Jumlah No. Item

  1. Perkembangan Fisik 11 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11

  2. Perkembangan Sosial 11 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, dan 22

  3. Perkembangan Emosional 11 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,

  30, 31, 32, dan 33

  4. Perkembangan Kognitif 10 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, dan 43

  Total

  43

  43 Sumber: Data sekunder menurut Sujiono (2009) dengan modifikasi.

F. Instrumen Pengukuran Dalam suatu penelitian, validitas, dan reliabilitas berperan penting.

  Tepat tidaknya sebuah alat ukur dalam mengukur gejala yang sebenarnya tergantung dari dua faktor tersebut. Sebelum digunakan dalam penelitian, suatu alat ukur harus terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

1. Validitas

  Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2008). Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil pengukuran yang sesuai dengan maksud pengukur tersebut.

  Pada penelitian ini validitas alat ukur akan dipenuhi dengan validitas isi yang menunjuk sejauh mana item-item dalam alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi subjek yang hendak diukur yang akan diperoleh melalui analisis rasional dan professional judgement (Azwar, 2008). Professional judgement dilakukan oleh dosen pembimbing peneliti.

  Selain itu, validitas lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas muka, yaitu tipe validitas yang didasarkan pada format penampilan tes. Penampilan tes harus sudah meyakinkan dan memberi kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur.

2. Seleksi Item

  Dalam penelitian ini uji kesahihan butir item atau seleksi item dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for windows

  evaluation . Proses seleksi item dilakukan dengan mengkorelasikan skor

  tiap item dengan skor total yang kemudian akan menghasilkan suatu indeks validitas item yang disebut daya diskriminasi item atau indeks konsistensi item total. Daya diskriminasi item adalah sejauhmana item mampu membedakan antara kelompok yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang akan diukur.

  Indeks daya diskriminasi item memberikan informasi mengenai konsistensi antara apa yang akan diukur oleh item dengan apa yang atau sama dengan 0,30 ((rix) ≥ 0,30) dianggap sahih dan layak untuk digunakan dalam penelitian, sedangkan item-item yang memiliki koefisien kurang dari 0,30 (< 0,30) berarti memiliki daya diskriminasi yang rendah dan dapat dikatakan bahwa fungsi item tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur tes.

3. Reliabilitas

  Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2008). Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar 2008).

  Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini akan menggunakan koefisien Alpha Cronbach ( α) sebab koefisien alpha hanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada sekelompok individu sebagai subjek (single trial administration). Oleh karena itu, pendekatan ini mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi (Azwar, 2008).

  Reliabilitas dapat dikatakan memuaskan apabila koefisiennya mencapai 0,900 namun koefisien yang tidak setinggi itu biasanya sudah dianggap cukup baik (Azwar, 2008). Semakin koefisien mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.

G. Metode Analisis Data

  Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan (Arikunto, 2000). Data yang telah terkumpul, kemudian dikelompok-kelompokkan menurut jenis data masing-masing dan dimasukkan kedalam tabel kemudian dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor yang diharapkan (Arikunto, 2000).

  Setiap responden diukur tingkat pengetahuannya pada karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun dengan menganalisis setiap jawaban responden. Apabila jawaban responden didapatkan centangan pada kolom jawaban Ya, maka akan diberi nilai 1 dan pada jawaban yang mengatakan Tidak atau salah akan diberi nilai 0 lalu dibuat persentase tingkat pengetahuan seperti yang dikemukakan Arikunto (2000), dengan rumus: