Analisis Daya Saing Ekonomi Kota Padangsidimpuan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang
memenuhi pengujian internasional, dan dalam saat bersamaan juga dapat memelihara
tingkat pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan, atau kemampuan daerah
menghasilkan tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap
terbuka terhadap persaingan eksternal (European Commission, 1999).
Daya saing daerah mencakup aspek yang lebih luas dari sekedar produktivitas
atau efisiensi pada aras mikro perusahaan. Hal ini mendefenisikan daya saing daerah
sebagai “kemampuan suatu perekonomian” dari pada “kemampuan sektor swasta atau
perusahaan”. Pelaku ekonomi bukan hanya perusahaan tetapi meliputi rumah tangga,
pemerintah, dan agen-agen ekonomi lainnya. Tujuan akhir dari peningkatan wilayah
atau daya saing perekonomian adalah untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan
penduduk di wilayah tersebut (Abdullah, dkk 2003).
Sementara itu, tingginya tingkat persaingan antar negara ini tidak hanya akan
berdampak pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan, tetapi akan berdampak
langsung setelah berlakunya otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Tantangan ini
kemudian harus diartikan sebagai tuntutan bagi setiap daerah di Indonesia untuk
meningkatkan daya saing di masing-masing daerah. Otonomi daerah dan

desentralisasi fiskal akan berimplikasi pada kemampuan daerah dalam meningkatkan
daya saing daerahnya masing-masing sebagai penentu keberhasilan pembangunan di
1

daerahnya tersebut. Peringkat daya saing yang semakin menurun mengatakan bahwa
daya saing di Indonesia di perdagangan Internasional semakain menurun. Kekayaan
alam yang belimpah sepertinya kurang berperan dalam peningkatan daya saing
Indonesia. Hal ini mengindikasikan adanya hambatan yang menyebabkan daya saing
Indonesia semakin menurun. Peran pemerintah untuk mengupayakan peningkatan
daya saing seharusnya dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia khususnya
di perdagangan Internasional.
Menurut World Economic Forum, daya saing nasional adalah kemampuan
perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan. Forum Ekonomi Dunia atau Word Economic Forum (WEF)
mempublikasikan daya saing di Indonesia menempati peringkat 34 dari 144 negara,
atau naik tingkat 4 dari posisi sebelumya 38 (tahun 2013-2014), dan posisi ke- 50
pada (tahun 2012-2013). Secara keseluruhan, menurut WEF, indikator daya saing
global Indonesia belum memperlihatkan hasil yang merata. Sejumlah indikator
menunjukkan peringkat yang cukup menggembirakan, tapi sejumlah indikator lain
justru sebaliknya. Sebagian indikator malah terkesan bertolak belakang. Lihat saja

misalnya dua indikator, efisiensi pemerintah dan tingkat korupsi. Ketika indikator
efisiensi berada di level yang cukup tinggi, namun ternyata tidak serta merta
dibarengi rendahnya ting kat korupsi, sehingga Indonesia masih berada di level
bawah untuk indikator korupsi.
Masyarakat Tapanuli bagian Selatan (Tabagsel) sudah saatnya bersatu padu,
menyamakan persepsi dan menyatukan langkah melakukan upaya-upaya yang nyata
2

dalam

meningkatkan

kualitas

pendidikan,

meningkatkan

produktifitas


dan

meningkatkan kesejahteraan.
Bersarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 2001 Kota Padangsidimpuan
ditetapkan sebagai daerah otonom dan merupakan penggabungan dari Kecamatan
Padangsidimpuan

Utara,

Kecamatan

Padangsidimpuan

Selatan,

Kecamatan

Padangsidimpuan Hutaimbaru, Kecamatan Batunadua, Kecamatan Padangsidimpuan
Tenggara, kecamatan Padangsidimpuan Timur, 37 kelurahan, dan 42 desa, meliputi 6
etnik Mandailing dan Angkola. Kota Padangsidimpuan mayoritas beragama islam,

dan dapat disimpulkan bahwa penduduk Kota Padangsidimpuan mayoritas beragam
islam.
Meningkatnya daya saing daerah dilihat dari kemampuan ekonomi daerah,
fasilitas wilayah dan infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya alam.
Banyaknya aset untuk memajukan daerah Kota Padangsidimpuan, namun kurangnya
media yang menjadi faktor penghambat. Ketatnya persaingan menuntut pemerintah
untuk menyiapkan daerahnya untuk berinvestasi dan menjadikan peluang bisnis yang
bisa dikembangan di Kota Padangsidimpuan. PPSK Bank Indonesia dan LP3E FEUNPAD (2008) neraca daya saing daerah, secara keseluruhan Kota Padangsidimpuan
berada di peringkat ke-259 dari 434 neraca daya saing daerah.
Latar belakang ini menunjukkan betapa pentingnya kemampuan daerah dalam
menigkatkan daya saing daerah dalam menetapkan kebijakan untuk meningkatkan
daya saing perekonomian suatu daerah relatif terhadap daerah-daerah lain. Dari

3

pemaparan diatas maka diangkatlah sebuah judul penelitian mengenai “Analisis
Daya Saing Ekonomi Daerah di Kota Padangsidimpuan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang menjadi
pokok permasalahan faktor apakah yang mempengaruhi daya saing ekonomi di Kota

Padangsidimpuan tahun 2014.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui faktor apa saja
yang mempengaruhi daya saing ekonomi di Kota Padangsidimpuan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan dan pengetahuan bagi pembaca
mengenai daya saing ekonomi.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi bagi penulis lainnya.
3. Dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca
4. Sebagai penambah dan pembanding hasil-hasil penelitian dengan topik yang
sama.

4