uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi kloroform dan fraksi etilasetat daun jambu mete (aNACARDIUM oCCIDENTALE l.)
Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan
Lampiran 2. Gambar tumbuhan jambu mete
Tumbuhan jambu mete (Anacardium occidentale L)
Lampiran 3. Gambar daun segar dan simplisia dari daun jambu mete
(Anacardium occidentale L)
Daun jambu mete segar(Anacardium occidentale L)
Simplisia daun jambu mete(Anacardium occidentale L)
Lampiran 4.Bagan pembuatan ekstrak dan fraksinasi
Serbuk simplisia daun jambu mete
Dimasukkan kedalam wadah
Ditambahkan etanol80% sampai serbuk
terendam sempurna
Direndam selama 5 hari terlindung dari cahaya,
sambil sesekali diaduk
Disaring
Maserat
Ampas
Dimaserasi kembali
dengan pelarut etanol
80%
Maserat
Ampas
Dipekatkan dengan rotary evaporator
Dikeringkan dengan freeze dryer
Ekstrak etanol
Ditambah sedikit etanol
Dimasukkan ke dalam corong pisah
Ditambah akuades
Ditambah dengan n-heksan
Fraksi n-heksan
Sisa
Dimasukkan ke dalam
corong pisah
Ditambah
dengan
kloroform
Fraksi kloroform
Sisa
Ditambah
dengan etilasetat
Fraksi etilasetat
Sisa
Di rotary evaporator
Di freeze dryer
Fraksi n-heksan
Fraksi kloroform
Fraksi etilasetat
Lampiran 5. Bagan pengujian aktivitas antibakteri
Stok kultur
Diambil 1 ose
Disuspensikan ke dalam 10 ml
NB
Diukur kekeruhan pada panjang
gelombang 580 nm sampai
diperoleh transmitan 25 %
Inokulum bakteri
Dimasukkan 0,1 ml inokulum
ke dalam cawan petri
Ditambahkan 20 ml media
nutrient agar ke dalam cawan
petri
Dihomogenkan dan dibiarkan
memadat
Media padat
Ditanamkan silinder logam
Dimasukkan 0,1 ml ekstrak
dengan berbagai konsentrasi
Diinkubasi pada suhu 36-37ÂșC
selama 18-24 jam
Diukur
diameter
daerah
hamabatan di sekitar silinder
logam
Hasil
Lampiran 6.
Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol daun
jambu mete terhadap pertumbuhan bakteriStaphylococcus
epidermidis
Konsentrasi
Ekstrak
etanol
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
24,40
23,70
23,10
23,73
400
22,60
23,45
23,05
23,03
350
21,05
20,50
21,50
21,01
300
20,05
19,80
19,70
19,85
250
19,40
19,30
19,45
19,38
200
18,10
18,50
19,10
18,56
150
17,90
17,00
17,25
17,38
100
16,60
16,10
16,00
16,23
75
15,00
15,20
15,10
15,10
50
14,20
13,60
14,20
14,20
25
13,40
11,10
13,00
13,00
10
12,60
10,30
12,10
12,10
5
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMS
Lampiran 7. Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol daun
jambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
Konsentrasi
Ekstrak
etanol
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
22,30
21,50
22,60
22,13
400
20,20
17,60
21,40
19,73
350
19,55
16,10
21,15
18,93
300
18,70
16,05
20,05
18,26
250
17,00
16,00
19,00
17,33
200
16,50
15,70
17,05
16,41
150
16,30
15,50
15,45
15,75
100
16,05
13,50
15,05
15,01
75
15,25
13,05
13,05
13,78
50
13,05
12,00
13,00
12,68
25
13,00
11,85
12,50
12,45
10
12,50
10,50
10,30
11,10
5
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 8. Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol
daunjambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus
Konsentrasi
Ekstrak
etanol
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
22,00
21,50
22,50
22,00
400
21,70
19,00
22,40
21,03
350
18,05
18,40
19,20
18,55
300
17,60
17,10
18,00
17,56
250
16,75
16,60
17,50
16,95
200
15,25
15,10
16,10
15,48
150
15,05
15,00
15,40
15,15
100
15,00
14,40
15,20
14,73
75
14,05
13,50
14,10
13,88
50
13,05
12,50
13,50
13,01
25
13,00
11,90
12,00
12,30
10
12,00
10,10
11,30
11,13
5
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 9.
Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol daun
jambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
Konsentrasi
Ekstrak
etanol
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
22,60
21,60
21,50
21,90
400
21,10
21,50
21,00
21,20
350
20,20
20,00
20,60
20,26
300
19,10
19,00
19,60
19,23
250
19,00
18,10
19,00
18,70
200
18,30
17,50
18,00
17,90
150
17,05
16,40
16,50
16,65
100
16,00
15,40
16,00
15,80
75
15,00
15,10
15,20
15,10
50
14,20
12,10
15,05
13,78
25
12,20
11,00
13,30
12,16
10
12,05
10,30
10,60
10,98
5
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = D
Lampiran 10. Hasil pengukuran diameter daerah hambat fraksi etilasetat
daunjambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
epidermidis
Konsentrasi
Fraksi
etilasetat
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
26,70
26,35
25,50
26,18
400
24,80
25,70
24,60
25,03
350
23,90
25,70
23,50
24,36
300
23,90
24,50
23,10
23,83
250
23,45
24,30
22,45
23,40
200
22,10
24,25
22,15
22,83
150
21,05
22,70
21,70
21,81
100
19,40
21,60
20,50
20,50
75
18,05
21,10
18,60
19,25
50
17,00
20,80
17,40
18,40
25
15,00
18,80
15,50
16,43
10
14,50
17,50
16,45
16,15
5
13,20
13,05
13,15
13,13
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 11. Hasil pengukuran diameter daerah hambat fraksi etilasetat
daunjambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
mutans
Konsentrasi
Fraksi
etilasetat
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
23,90
22,60
23,20
23,23
400
22,80
21,40
22,20
22,13
350
21,40
21,15
20,55
21,03
300
20,60
21,05
20,20
20,61
250
20,30
20,45
19,55
20,10
200
19,90
20,05
18,45
19,46
150
19,60
18,05
18,20
18,61
100
19,55
18,00
17,05
18,20
75
17,70
17,50
16,45
17,21
50
15,40
16,30
15,05
15,58
25
14,30
14,70
15,00
14,66
10
14,00
14,25
14,35
14,20
5
13,25
13,15
13,00
13,33
Blanko
-
-
-
-
Keterangan : (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 12. Hasil pengukuran diameter daerah hambat fraksi etilasetat daun
jambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
Konsentrasi
Fraksi
etilasetat
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
24,30
22,40
22,05
22,91
400
22,45
20,70
21,50
21,55
350
21,10
21,60
20,15
20,95
300
20,60
20,45
19,80
20,28
250
19,70
19,45
19,20
19,45
200
19,60
19,20
18,00
18,93
150
19,05
19,00
17,60
18,55
100
18,30
18,60
17,15
18,01
75
17,20
17,05
16,45
16,90
50
17,00
16,50
15,60
16,36
25
15,50
15,25
14,20
14,98
10
14,70
14,70
14,05
14,48
5
14,15
14,15
14,20
14,11
Blanko
-
-
-
-
Keterangan:(D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 13. Hasil pengukuran diameter daerah hambat fraksi etilasetat daun
jambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
Konsentrasi
Fraksi
etilasetat
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
26,50
25,40
26,20
26,03
400
25,05
24,15
25,10
24,76
350
24,70
23,70
24,40
24,26
300
23,30
22,15
23,10
22,85
250
23,05
21,70
22,00
22,25
200
22,05
20,15
20,15
20,78
150
21,30
21,05
20,00
20,78
100
21,05
20,50
19,50
20,35
75
20,70
19,45
18,00
19,38
50
18,15
19,05
17,45
18,21
25
16,10
18,10
16,25
16,81
10
14,45
16,25
15,00
15,23
5
14,15
14,05
14,10
14,10
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 14. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu
mete terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
Lampiran15. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu
mete terhadap bakteri Streptococcus mutans
Lampiran16. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Lampiran 17. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu mete
terhadap bakteri Escherichia coli
Lampiran 18. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
Lampiran 19. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan daun jambu mete
terhadap bakteri Streptococcus mutans
Lampiran 20. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Lampiran 21. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan daun jambu mete
terhadap bakteri Escherichia coli
Lampiran 22. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
Lampiran 23. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform daun jambu mete
terhadap bakteri Streptococcus mutans
Lampiran 24. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Lampiran 25. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform daun jambu mete
terhadap bakteri Escherichia coli
Lampiran 26. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcusepidermidis
Lampiran 27. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun jambu mete
terhadap bakteri Streptococcusmutans
Lampiran 28. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Lampiran 29. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun jambu mete
terhadap bakteri Escherichia coli
Lampiran 2. Gambar tumbuhan jambu mete
Tumbuhan jambu mete (Anacardium occidentale L)
Lampiran 3. Gambar daun segar dan simplisia dari daun jambu mete
(Anacardium occidentale L)
Daun jambu mete segar(Anacardium occidentale L)
Simplisia daun jambu mete(Anacardium occidentale L)
Lampiran 4.Bagan pembuatan ekstrak dan fraksinasi
Serbuk simplisia daun jambu mete
Dimasukkan kedalam wadah
Ditambahkan etanol80% sampai serbuk
terendam sempurna
Direndam selama 5 hari terlindung dari cahaya,
sambil sesekali diaduk
Disaring
Maserat
Ampas
Dimaserasi kembali
dengan pelarut etanol
80%
Maserat
Ampas
Dipekatkan dengan rotary evaporator
Dikeringkan dengan freeze dryer
Ekstrak etanol
Ditambah sedikit etanol
Dimasukkan ke dalam corong pisah
Ditambah akuades
Ditambah dengan n-heksan
Fraksi n-heksan
Sisa
Dimasukkan ke dalam
corong pisah
Ditambah
dengan
kloroform
Fraksi kloroform
Sisa
Ditambah
dengan etilasetat
Fraksi etilasetat
Sisa
Di rotary evaporator
Di freeze dryer
Fraksi n-heksan
Fraksi kloroform
Fraksi etilasetat
Lampiran 5. Bagan pengujian aktivitas antibakteri
Stok kultur
Diambil 1 ose
Disuspensikan ke dalam 10 ml
NB
Diukur kekeruhan pada panjang
gelombang 580 nm sampai
diperoleh transmitan 25 %
Inokulum bakteri
Dimasukkan 0,1 ml inokulum
ke dalam cawan petri
Ditambahkan 20 ml media
nutrient agar ke dalam cawan
petri
Dihomogenkan dan dibiarkan
memadat
Media padat
Ditanamkan silinder logam
Dimasukkan 0,1 ml ekstrak
dengan berbagai konsentrasi
Diinkubasi pada suhu 36-37ÂșC
selama 18-24 jam
Diukur
diameter
daerah
hamabatan di sekitar silinder
logam
Hasil
Lampiran 6.
Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol daun
jambu mete terhadap pertumbuhan bakteriStaphylococcus
epidermidis
Konsentrasi
Ekstrak
etanol
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
24,40
23,70
23,10
23,73
400
22,60
23,45
23,05
23,03
350
21,05
20,50
21,50
21,01
300
20,05
19,80
19,70
19,85
250
19,40
19,30
19,45
19,38
200
18,10
18,50
19,10
18,56
150
17,90
17,00
17,25
17,38
100
16,60
16,10
16,00
16,23
75
15,00
15,20
15,10
15,10
50
14,20
13,60
14,20
14,20
25
13,40
11,10
13,00
13,00
10
12,60
10,30
12,10
12,10
5
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMS
Lampiran 7. Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol daun
jambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
Konsentrasi
Ekstrak
etanol
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
22,30
21,50
22,60
22,13
400
20,20
17,60
21,40
19,73
350
19,55
16,10
21,15
18,93
300
18,70
16,05
20,05
18,26
250
17,00
16,00
19,00
17,33
200
16,50
15,70
17,05
16,41
150
16,30
15,50
15,45
15,75
100
16,05
13,50
15,05
15,01
75
15,25
13,05
13,05
13,78
50
13,05
12,00
13,00
12,68
25
13,00
11,85
12,50
12,45
10
12,50
10,50
10,30
11,10
5
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 8. Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol
daunjambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus
Konsentrasi
Ekstrak
etanol
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
22,00
21,50
22,50
22,00
400
21,70
19,00
22,40
21,03
350
18,05
18,40
19,20
18,55
300
17,60
17,10
18,00
17,56
250
16,75
16,60
17,50
16,95
200
15,25
15,10
16,10
15,48
150
15,05
15,00
15,40
15,15
100
15,00
14,40
15,20
14,73
75
14,05
13,50
14,10
13,88
50
13,05
12,50
13,50
13,01
25
13,00
11,90
12,00
12,30
10
12,00
10,10
11,30
11,13
5
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 9.
Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol daun
jambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
Konsentrasi
Ekstrak
etanol
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
22,60
21,60
21,50
21,90
400
21,10
21,50
21,00
21,20
350
20,20
20,00
20,60
20,26
300
19,10
19,00
19,60
19,23
250
19,00
18,10
19,00
18,70
200
18,30
17,50
18,00
17,90
150
17,05
16,40
16,50
16,65
100
16,00
15,40
16,00
15,80
75
15,00
15,10
15,20
15,10
50
14,20
12,10
15,05
13,78
25
12,20
11,00
13,30
12,16
10
12,05
10,30
10,60
10,98
5
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = D
Lampiran 10. Hasil pengukuran diameter daerah hambat fraksi etilasetat
daunjambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
epidermidis
Konsentrasi
Fraksi
etilasetat
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
26,70
26,35
25,50
26,18
400
24,80
25,70
24,60
25,03
350
23,90
25,70
23,50
24,36
300
23,90
24,50
23,10
23,83
250
23,45
24,30
22,45
23,40
200
22,10
24,25
22,15
22,83
150
21,05
22,70
21,70
21,81
100
19,40
21,60
20,50
20,50
75
18,05
21,10
18,60
19,25
50
17,00
20,80
17,40
18,40
25
15,00
18,80
15,50
16,43
10
14,50
17,50
16,45
16,15
5
13,20
13,05
13,15
13,13
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 11. Hasil pengukuran diameter daerah hambat fraksi etilasetat
daunjambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
mutans
Konsentrasi
Fraksi
etilasetat
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
23,90
22,60
23,20
23,23
400
22,80
21,40
22,20
22,13
350
21,40
21,15
20,55
21,03
300
20,60
21,05
20,20
20,61
250
20,30
20,45
19,55
20,10
200
19,90
20,05
18,45
19,46
150
19,60
18,05
18,20
18,61
100
19,55
18,00
17,05
18,20
75
17,70
17,50
16,45
17,21
50
15,40
16,30
15,05
15,58
25
14,30
14,70
15,00
14,66
10
14,00
14,25
14,35
14,20
5
13,25
13,15
13,00
13,33
Blanko
-
-
-
-
Keterangan : (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 12. Hasil pengukuran diameter daerah hambat fraksi etilasetat daun
jambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
Konsentrasi
Fraksi
etilasetat
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
24,30
22,40
22,05
22,91
400
22,45
20,70
21,50
21,55
350
21,10
21,60
20,15
20,95
300
20,60
20,45
19,80
20,28
250
19,70
19,45
19,20
19,45
200
19,60
19,20
18,00
18,93
150
19,05
19,00
17,60
18,55
100
18,30
18,60
17,15
18,01
75
17,20
17,05
16,45
16,90
50
17,00
16,50
15,60
16,36
25
15,50
15,25
14,20
14,98
10
14,70
14,70
14,05
14,48
5
14,15
14,15
14,20
14,11
Blanko
-
-
-
-
Keterangan:(D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 13. Hasil pengukuran diameter daerah hambat fraksi etilasetat daun
jambu mete terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
Konsentrasi
Fraksi
etilasetat
(mg/ml)
500
Diameter daerah hambatan (mm)
D1
(mm)
D2
(mm)
D3
(mm)
D*
(mm)
26,50
25,40
26,20
26,03
400
25,05
24,15
25,10
24,76
350
24,70
23,70
24,40
24,26
300
23,30
22,15
23,10
22,85
250
23,05
21,70
22,00
22,25
200
22,05
20,15
20,15
20,78
150
21,30
21,05
20,00
20,78
100
21,05
20,50
19,50
20,35
75
20,70
19,45
18,00
19,38
50
18,15
19,05
17,45
18,21
25
16,10
18,10
16,25
16,81
10
14,45
16,25
15,00
15,23
5
14,15
14,05
14,10
14,10
Blanko
-
-
-
-
Keterangan: (D*) diameter hambatan rata-rata, (-) tidak terdapat daerah
hambatan, Blanko = DMSO
Lampiran 14. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu
mete terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
Lampiran15. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu
mete terhadap bakteri Streptococcus mutans
Lampiran16. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Lampiran 17. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu mete
terhadap bakteri Escherichia coli
Lampiran 18. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
Lampiran 19. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan daun jambu mete
terhadap bakteri Streptococcus mutans
Lampiran 20. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Lampiran 21. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan daun jambu mete
terhadap bakteri Escherichia coli
Lampiran 22. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
Lampiran 23. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform daun jambu mete
terhadap bakteri Streptococcus mutans
Lampiran 24. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Lampiran 25. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform daun jambu mete
terhadap bakteri Escherichia coli
Lampiran 26. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcusepidermidis
Lampiran 27. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun jambu mete
terhadap bakteri Streptococcusmutans
Lampiran 28. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun jambu mete
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Lampiran 29. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun jambu mete
terhadap bakteri Escherichia coli