Peran Polri dalam Penanggulangan Kejahatan Transnational Crime di Pulau-Pulau Terluar Propinsi Sumatera Utara

ABSTRAK
Arti pentingnya penanggulangan kejahatan transnational crime yang
dilakukan oleh Polri dengan pertimbangan didasarkan pada lingkungan strategis
pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan Negara-negara lain sangat rawan
terjadinya transnational crime . Polri telah mengkategorikan kejahatan transnasional,
yakni terorrism, illicit drugs trafficking, trafficking in persons, sea piracy and armed
robbery at sea, arms smuggling and international economic crime; kejahatan
terhadap kekayaan negara seperti illegal logging , illegal fishing , illegal mining ,
penyelundupan, dan penyelundupan.
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian tesis ini yakni
pengaturan kejahatan transna tiona l cr ime menurut hukum positif Indonesia,
penanggulangan kejahatan tra nsnationa l crime di pulau-pulau terluar, hambatan
Polri dan solusi dalam penanggulangan kejahatan transnational crime di pulau-pulau
terluar. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dan yuridis empiris.
Hasil penelitian tesis ini adalah: Pertama , pengaturan kejahatan transnational
crime di atur pada beberapa peraturan perundang-undangan yang diklasifikasi
berdasarkan tindak pidana transnational crime yang terjadi di pulau-pulau terluar. Di
samping itu terdapat beberapa konvensi Internasional antara lain National Central
Bureau (NCB)-Interpol yang mengatur tentang transnational crime . Kedua , Peran
Polri dalam penanggulangan kejahatan transnational crime di pulau-pulau terluar
dengan penal policy dan non penal policy. Penanggulangan dengan menggunakan

jalur penal yang lebih menitik-beratkan pada sifat represif berupa penindakan,
pemberantasan, penumpasan kejahatan transnational crime yang terjadi di pulaupulau terluar oleh aparat kepolisian khususnya Direktorat Polisi Perairan Polda
Sumatera Utara. Pendekatan non penal policy melalui tindakan preemtif dan preventif
dilakukan melalui mengintensifkan patroli perairan, intensifikasi peran serta
masyarakat dan melaksanakan koordinasi antar lintas sektoral dalam penanggulangan
kejahatan transnational crime. Ketiga, hambatan Polri dalam penanggulangan
transnational crime diklasifikasi terkait hambatan pada tatanan substansi hukum,
struktur hukum dan budaya hukum antara lain terkait masalah kewenangan
penyidikan, yuridiksi penyidikan, penanganan tersangka dan barang bukti. Penegakan
hukum di laut banyak melibatkan berbagai unsur atau instansi lain karena luasnya
wilayah laut yuridiksi nasional serta pembagian/pengaturan zona wilayah laut yang
berbeda-beda harus dilakukan secara terintegrasi agar tidak munculnya ego sektoral
dalam penanganan kejahatan transnational crime di pulau-pulau terluar.
Kata Kunci : Peran Polri, Kejahatan Transnational Crime

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

The importance of transnational crime mitigation done by Polri (the

Indonesian Police) is based on the consideration that the strategic environment of
the outer islands bordering the other countries is proned to the incident of
transnational crime. The Indonesian Police has categorized transnational crime into
terrorism, illicit drug trafficking, trafficking in persons, sea piracy and armed
robbery at sea, arms smuggling and international economic crime as well as the
crime against state property such as illegal logging, illegal fishing, illegal mining,
and smuggling.
The research question to be answered in this study were how transnational
crime is regulated a ccording to the positive law of Indonesian, how the
transnational crime occurred in the outer islands is mitigated, and the constraints
faced and the solution taken by the Indonesian Police to mitigate the transnational
crime occurred in the outer islands.
The result of this study showed that : first, transnational crime is was
regulated in several legislations classified based on the criminal act of
transnational crime occurred in the outer islands. In addition to it, there are several
international conventions such as the national Central Bureau (NCB)- Interpol
regulating transnational crime; second the role of Polri in mitigating the
transnational crime occurred in the outer islands with penal policy and non -penal
policy. The mitigation done by using penal policy was more focused on the
repressive nature in the forms of prosecuting, eradicating, and suppressing the

transnational crime occurred in the outer islands by the police officers especially
those from the Directorate of Coast Guard, Sumatera Utara Regional Police. The
non-penal policy approach through preemptive and preventive actions
was
conducted through intensive water patrol, intensive community participation, and
implementing an inter-sectoral coordination in transnational crime mitigation ; and
third, the constraints faced by Polri in mitigation transnational crime was classified
as related to the orders of legal substance, legal structure, and legal culture which,
among other things, were related to the problems of the authority and jurisdiction of
investigation, handling of suspect, and evidence. Law enforcement at sea involved a
lot of elements or other agencies due to the extent of sea area of national
jurisdiction, and the different sea area zoning division/regulation which need to be
integratedly done to avoid the emergence of sectoral-ego in handling transnational
crime occurred in the outer islands.
Keywords : Role of Indonesian Police, Transnational Crime

Universitas Sumatera Utara