Pemanfaatan Media Sosial Facebook Dalam Pemenangan Salah Satu Calon Dalam Pilkada Kota Medan 2015 Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bersifat naturalistic dan tidak dapat diperoleh dengan proses penghitungan
yang statistic (Basrowi dan Subandi, 2008 : 22).
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan keterangan mendalam
baik itu berupa ucapan, tulisan, atau perilaku yang berasal dari pengamatan
terhadap individu, kelompok, masyarakat dan suatu organisasi dengan sudut
pandang utuh, komperhensif, dan holistic (Bogdan dan Taylor, 1992 : 22; Basrowi
dan Subandi, 2008 :22-23). Dengan metode kualitatif ini peneliti akan memahami
dan mendapatkan tafsiran akan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku
manusia dalam situasi tertentuberdasarkan persfektif peneliti (Akbar dan Usman,
2009: 78).
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian

ini

dilakukan


disekitar

wilayah

Kota

Medan

yang

menyelenggarakan Pilkada serentak pada tanggal 9 desember 2015.
3.3 Unit Analisis Data dan Informan
3.3.1 Unit Analisis
unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian
keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian ( Bungin, 2007 :51-52). Yang
menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang

39
Universitas Sumatera Utara


menggunakan Media Sosial Facebook dan berpartisipasi dalam Pilkada Kota
Medan 2015
3.3.2 Informan
Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh
pewawancara serta informan juga diperkirakan menguasai dan memahami data,
informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin, 2008:108). Dalam
penelitian ini yang menjadi informan adalah :
1. Calon Wakil Walikota Medan 2015
2. Tim Media Sosial Pasangan Eldin-Akhyar dalam Pemilihan Walikota dan
Wakil Walikota Medan 2015
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti membagi teknik penelitian kedalam dua
bagian, yaitu data primer dan data sekunder.
3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian dengan mengenakan alat pengambilan data langsung subjek sebagai
informasi yang dicari (Azwar, 2004:91). Adapun teknik-teknik pengumpulan data
secara langsung yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1.


Metode Observasi

Observasi

merupakan

kegiatan

yang

dilakukan

seseorang

untuk

mengamati tentang sesuatu dengan menggunakan panca indra mata
dibantu oleh panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan
kulit. Metode Observasi dimaksudkan agar peneliti dapat mengumpulkan

data yang ingin diperolehnya dengan menggunakan pengamatan dan

40
Universitas Sumatera Utara

pengindraan lainnya ( Bungin, 2007 : 115 ). Dalam penelitian ini, peneliti
bermaksud untuk terjun kelapangan untuk mengamati bagaimana
Pemanfaatan Media Massa Dalam Pemenangan Salah Satu Calon Dalam
Pilkada Kota Medan.
2.

Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara dua belah pihak antara si
pewawancara (interviewer) sebagai pemberi pertanyaan dan yang
diwawancarai (interviewee) sebagai orang yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut (Suwandi dan Basrowi, 2008 : 127). Peneliti akan
melakukan wawancara terhadap Tim Media Sosial dan pasangan calon
yang bertarung dalam Pilkada Kota Medan 2015.
3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya
berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Azwar,
2004:91). Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi atau informasi
dari internet, buku-buku referensi, jurnal, majalah atau surat kabar cetak yang
dianggap relevan dan berhubungan dengan permasalahan penelitian.
3.5 Interpretasi Data
Data yang telah diperoleh peneliti dari berbagai sumber yaitu wawancara,
observasi dan data sekunder selanjutnya akan ditelaah, dipelajari, dan dibaca agar
nantinya data yang diperoleh dapat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti.
Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan abstraksi, yaitu dengan memilah
mana yang merupakan rangkuman inti dan mana yang harus dijaga keberadaannya

41
Universitas Sumatera Utara

dalam data. Data selanjutnya akan dipisah pada kategori kategori yang sesuai agar
memudahkan peneliti dalam memeriksa keabsahan data. Setelah keabsahan data
dipastikan selanjutnya peneliti dapat memulai tahap penafsiran data untuk
mengolah hasil sementara menjadi teori substansif dengan penggunaan metode

yang dibutuhkan (Moleong, 2005 :247).
3.6 Jadwal Kegiatan
No

Kegiatan

Bulan ke
1

2

3

4








5

6

7





1

Pra Observasi



2

ACC Judul




3

Penyusunan Proposal Penelitian

4

Seminar proposal Penelitian

5

Revisi Seminar Penelitian

6

Penelitian ke Lapangan

7


Pengumpulan dan Analisis Data



8

Penulisan Laporan Akhir



9

Sidang Meja Hijau

8

9








42
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI PASANGAN CALON DAN INTERPRETASI DATA
4.1 Dzulmi Eldin
Dzulmi Eldin atau yang lebih akrab disapa dengan sebutan Bang Eldin
lahir di Kota Medan pada tanggal 4 juli 1960 dari pasangan T. Syahrum Amir
(Alm) seorang keturunan Melayu yang lahir di Medan dan sang ibu Raidah Lubis
(Almh) yang berdarah batak dan lahir di Medan. Eldin kecil dikenal sebagai sosok
yang religius dan taat dalam menjalankan syariat agama islam. Hingga saat ini
kegiatan beliau tersebut tetap rutin dilakukan dalam kesehariannya, hal itu
dikarenakan sifat pribadi Bang Eldin yang memiliki tingkat kedisiplinan yang
tinggi. Sebagai contoh, Bang eldin tidak pernah Absen dalam menjalani ibadah di
masjid yang berada di dekat rumahnya.

Dunia pendidikan Bang Eldin dimulai dengan duduk di bangku Sekolah
Dasar Josua IV Medan. Setelah lulus dari sekolah dasar Bang Eldin melanjutkan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertamanya di SMP Josua II dan mengakhiri
Sekolah Menengah Atasnya di SMA Methodist Medan. Dalam kurun waktu
tersebut Bang Eldin dikenal sebagai anak yang sederhana dan biasa-biasa saja.
Disaat menimba ilmu di sekolahnya Bang Eldin hanya dapat menyelesaikan
Pelajarannya dengan nilai yang pas-pasan saja. Meskipun tergolong tidak pintar
akan tetapi beliau dapat menutupi kekurangannya dengan rajin dan tekun dalam
belajar. Setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas, Bang Eldin melanjutkan
program sarjana di ST IA LAN RI dengan mengambil jurusan Administrasi
Negara pada tahun 1989. Pada tahun 2003, beliau menyelesaikan pendidikan

43
Universitas Sumatera Utara

magisternya di perguruan tinggi Universitas Satya Gama, jurusan ilmu
pemerintahan.
Karir Bang Eldin di pemerintahan dimulai dengan menjadi Pegawai
Negeri Sipil sejak tahun 1980 di Kota Medan dengan jabatan pertama sebagai
Pengatur Muda. Seiring berjalannya waktu, karirnya berjalan mulus tanpa ada
kesalahan apa pun di badan kepegawaian. Tahun 1993, beliau dipromosikan
menjadi Camat Patumbak di Kabupaten Deli Serdang dan sempat juga menjadi
Camat Lubuk Pakam sampai tahun 2000. Setelah menjabat Camat di Kabupaten
Deli Serdang, Bang eldin dipromosikan jabatan sebagai kepala kantor
penghubung Pemprovsu dan berkantor di Kantor Gubernur hingga tahun 2002,
dan mendapatkan promosi jabatan untuk kemudian dilantik menjadi Kepala Dinas
Pendapatan Kota Medan (Kadispenda) sampai tahun 2007. Hanya dalam satu
tahun menjabat sebagai Asisten Administrasi Umum di Sekretariat Daerah Kota
Medan, pada November 2008 Bang Eldin kembali dilantik menjadi Sekretaris
Daerah (Sekda) Kota Medan.
Berlandaskan keinginan yang kuat dari dalam diri untuk membangun
Medan menjadi kota yang lebih maju di antara kota lainnya di negara ini, pada
tahun 2010 Bang Eldin maju sebagai Calon Wakil Walikota dan berhasil menang
dalam pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan berpasangan dengan
Rahudman Harahap. Setelah menjadi Plt Walikota selama beberapa bulan,
akhirnya Bang Eldin resmi dilantik menjadi Walikota Defenitif Medan pada
tanggal 18 juni 2014 melalui Surat Keputusan dari Menteri Dalam Negeri No.
131, 12-3185. Berbekal pengalaman tersebut Dzulmi Eldin mantap untuk kembali
maju menjadi Calon Walikota Medan dalam pilkada 2015. Dzulmi Eldin merasa
44
Universitas Sumatera Utara

tertantang untuk menata kembali persoalan-persoalan yang ada di Kota Medan.
Sebagai incumbent tentu tidak sulit baginya untuk memetakan persoalan dan
menyiapkan strategi untuk menyelesaikan persoalan yang ada di Kota Medan.
Alasan utama yang mendorong Dzulmi Eldin untuk maju kembali untuk
memimpin kembali Kota Medan adalah rasa tanggung jawab yang dimilikinya
sebagai putra daerah untuk memberikan yang terbaik. Rasa kecintaan kepada
daerah dan sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya membuat beliau merasa
terpanggil untuk mewujudkan visi dan misi beliau yang belum selesai.
Berdasarkan pengalaman selama karirnya dalam pemerintahan Eldin berujar
bahwa perlu untuk melihat persoalan-persoalan yang perlu segera ditangani
dengan memetakan masalah dan terjun langsung ketengah masyarakat untuk
dicarikan solusinya. Karena bagi Beliau Visi dan Misi adalah akumulasi dari apa
yang dibutuhkan oleh masyarakat Medan.
4.2 Akhyar Nasution
Akhyar Nasution lahir di Kota Medan pada 21 juli 1966 dari pasangan
Alm Anwar Nasution dan Siti Aisyah. Akhyar menghabiskan masa kecilnya di
kawasan Pajak Pagi Tanjung Mulia. Dunia pendidikan Akhyar dimulai dengan
mengenyam sekolah formal di SD Negeri 060863/27 Kelurahan Brayan Bengkel,
Medan Timur. Akhyar menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Pertamanya di
SMPN 9/11 Kelurahan Pulo Brayan Kota dan Sekolah Menengah Atasnya di
SMA Negeri 3 Medan. Akhyar mendapatkan kesempatan melalui jalur
Penerimaan Berdasar Minat dan Kemampuan (PMDK) masuk ke USU dan
diterima di jurusan Fisika USU.

45
Universitas Sumatera Utara

Tidak sampai satu semester Akhyar memutuskan untuk keluar dari jurusan
Fisika USU dan memilih untuk berhenti kuliah.
“…saya awalnya pingin kuliah di jurusan Kimia Nuklir, tapi di
USU tidak ada. Makanya saya pilih Fisika, nyatanya tidak
mempelajari itu. Terpaksa saya keluar dan memilih jadi staf
Laboratorium di pabrik minyak goreng.” Ujar Akhyar dikutip
dari Harian Waspada 14 october 2015.
Keputusan untuk berhenti kuliah merupakan keputusan terberat bagi
Akhyar, terbukti setelah 2 tahun bekerja menjadi staf Laboratorium di pabrik
minyak goreng, Akhyar memutuskan untuk kembai berkuliah. Setelah mendapat
masukan dari beberapa sahabatya, Akhyar memutuskan untuk mengikuti ujian
masuk Perguruan Tinggi dan berhasil masuk jurusan Teknik Sipil USU.
Kesukaannya terhadap jalan-jalan dan menghadapi tantangan yang besar menjadi
alasan Akhyar untuk memilih jurusan Teknik Sipil tersebut. Dalam perjalanannya
sebagai Mahasiswa Akhyar dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Sekretaris
Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)) teknik sipil USU.
Pasca menyelesaikan kuliahnya, pada tahun 1995 Akhyar bekerja di salah
satu perusahaan kontraktor PT Fajar Hamparan Mas di jalan Krakatau, Medan.
Beliau ikut merancang dan menggambar jalan serta membangun jembatan hingga
mengawas sejumlah proyek pembangunan. Perusahaan ini menjadi wadah bagi
Beliau mencurahkan segala ilmu yang didapat selama menekuni perkuliahan.
Sebelum

kuliah

di

USU,

Akhyar

sudah

berpengalaman

dalam

ilmu

pertukangan.Di tengah kesibukannya dalam menimba ilmu, setiap pulang sekolah

46
Universitas Sumatera Utara

Akhyar selalu menyempatkan dirinya untuk membantu kakeknya yang seorang
tukang membuat talang air. Darah tukang inilah yang terus mengalir dan
mengantarkannya mencapai gelar insinyur. Bahkan disela sela kegiatannya
tersebut, Akhyar mencoba untuk mempelajari ilmu menjahit dari Ibunya yang
seorang penjahit.
Karir Akhyar dalam dunia politik dirintis dengan bergabung menjadi
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada tahun 1996.
Keputusan Akhyar untuk bergabung dengan PDI-P, tidak terlepas dari darah
marhaenis yang telah mengalir dalam dirinya. Ayah Akhyar merupakan mantan
pengurus PDI dan pengurus Gerakan Pemuda Marhaenisme pada tahun 1960an.Sebagai Politisi PDI-P Akhyar berhasil terpilih menjadi anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Medan (DPRD) periode 1999-2004. Setelah tidak lagi
menjabat anggota DPRD Medan, Akhyar kembali melakoni aktivitasnya sebagai
seorang insinyur sipil, bekerja membangun sejumlah tower di Kota Medan dan
Sumut. Selama menjadi anggota DPRD keaktifan Akhyar sebagai insinyur mulai
berkurang, Hal tersebut dikarenakan waktu yang dimilikinya banyak dihabiskan
untuk mengurus partai dan melaksanakan tugasnya sebagai anggota dewan.
Setelah tidak lagi menjabat anggota DPRD Medan, Akhyar kembali melakoni
aktivitasnya sebagai seorang insinyur sipil, bekerja membangun sejumlah tower di
Kota Medan dan daerah Sumatera Utara lainnya.
Pada tahun 2008, Akhyar kembali aktif menjadi pengurus partai PDI-P
setelah mendapat ajakan dari Japorman Saragih yang saat itu menjabat Ketua
Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI-Perjuangan sumut untuk bersama-sama
memenangkan PDI-P. Pada Pilkada Kota Medan tahun 2015, Akhyar maju
47
Universitas Sumatera Utara

mendampingi Eldin sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota. Tidak pernah
terpikirkan oleh Akhyar untuk menjadi Calon Wakil Walikota Medan
berpasangan dengan Dzulmi Eldin. Dirinya mengaku mengenal Eldin ketika
dirinya masih menjabat sebagai anggota DPRD Medan. Kala itu dirinya ditunjuk
oleh Ketua DPRD Medan Tom Adlin untuk menjadi Panitia Anggaran, sehingga
komunikasi antara Akhyar dan Eldin yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas
Pendapatan Kota Medan intens terjadi. Akhyar berpendapat, kerja sama dan
diskusi antara panitia anggaran legislatif dan eksekutif inilah yang mungkin
mengingatkan Eldin terhadap dirinya. Keputusan Akhyar untuk maju menjadi
Calon Wakil Walikota didorong oleh keinginan untuk membangun suatu
monumental yang bisa dikenang masyarakat Kota Medan serta bernilai bagi
seluruh wisatawan.
Sebagai seorang Politikus, Akhyar merasa perlu untuk mengetahui isu-isu
yang sedang hangat dalam masyarakat. Hal itu dilakukannya dengan rajin
berinteraksi dengan masyarakat Kota Medan yang menggunakan media sosial.
Akhyar memiliki akun media sosial facebook @Nasution.Akhyar. Sebagai akun
pribadi Akhyar mengaku tidak pernah menggunakannya sebagai wadah
kampanye. Dia beralasan bahwa akun tersebut sudah dibuat jauh-jauh hari
sebelum dirinya mencalonkan diri sebagai wakil walikota. Akun tersebut
dipergunakan hanya sebagai media interaksi dengan sahabat-sahabatnya ataupun
dengan masyarakat Kota Medan.

48
Universitas Sumatera Utara

4.4

Interpretasi data

4.4.1 Pemanfaatan Media Sosial Facebook Dalam Pemenangan Pasangan
Eldin – Akhyar Dalam Pilkada Kota Medan 2015
Perubahan teknologi dalam dunia internet telah membuka ruang
komunikasi yang lebih atraktif, dimana komunikasi yang tercipta memungkinkan
arah komunikasi yang dulunya satu arah menjadi komunikasi berbagai arah.
Dalam hal ini Media Sosial menjadi alat interaksi yang berhasil menyelamatkan
demokrasi dengan menjembatani keinginan kekusaan dengan harapan pemilih.
Penggunaan Media Sosial sebagai media kampanye didukung oleh penciptaan dan
pertukaran informasi yang dapat berjalan dengan cepat dan massif. Media Sosial
juga turut mempengaruhi peningkatan kualitas politik, dimana setiap orang
didorong untuk ikut berpartisipasi dalam ruang artikulasi tanpa ada batasan. Setiap
orang dapat melakukan apa saja yang biasa dilakukan dalam kehidupan sosial
dengan cara yang baru (Abugaza, 2013 : 116-118).
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan telah menjadikan politik
lokal sangat menarik untuk dicermati. Mengingat berbagai cara dan strategi yang
digunakan oleh kandidat untuk memenangkan suatu pertarungan politik, berbagai
upaya dan strategi yang digunakan oleh kandidat untuk menarik simpati dari
public, strategi baik berupa kampanye konvensional dengan kampanye terbuka,
maupun melalui berbagai kampanye melalui baliho dll. Untuk mempengaruhi
perilaku pemilih beberapa kandidat menggunakan media sosial yang kemudian
membentuk citra. Dalam peraturan KPU pasal 32 nomor 15/2013 tentang media
sebagai alat sosialisasi diperbolehkan selama tidak mengandung unsur pidana.

49
Universitas Sumatera Utara

Oleh karena itu media sosial dianggap sebagai salah satu media yang dianggap
mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi masyarakat sehingga banyak
kandidat yang menggunakan media sosial sebagai sarana membangun citra.
Berlakunya aturan ini diharapkan dapat mewujudkan pemilu yang demokratis, dan
efektif dalam berkampanye sehingga ongkos politik bisa semakin murah dan
efisien.
Kandidat menggunakan bebagai cara untuk meraih simpati masyarakat
salah satunya melalui media sosial. Karena banyak pengguna media sosial yang
mencari informasi melalui media sehingga mereka membandingkan para kandidat
melalui media sosial, oleh karena itu banyak kandidat yang berusaha
menampilkan dirinya semenarik mungkin dimedia sosial untuk mempengaruhi
simpati publik. Setiap kandidat memanfaatkan media sosial untuk membangun
isu-isu politik, dan mensosialisasikan program-program, profil dan kegiatankegiatannya. Demikian halnya dengan yang dilakukan oleh pasangan Eldin –
Akhyar dalam Pilkada Kota Medan, seperti yang diungkapkan oleh Tim Media
Sosialnya :
“…Untuk memenangkan sebuah pertarungan tentu kita akan
menggunakan semua sumber daya yang kita miliki. Media sosial
menjadi salah satu sumber daya yang kita maksimalkan. Media
sosial ini sangat kita butuhkan untuk menjangkau masyarakatmasyarakat khususnya pengguna media sosial agar kita dapat
menyampaikan program-program yang digagas oleh pasangan
Eldin – Akhyar ini. Tentu dibutuhkan isu-isu dan tampilan yang
menarik, tujuannya tentu untuk menarik simpati masyarakat,
50
Universitas Sumatera Utara

sehingga masyarakat bisa membandingkan dengan programprogram dari kandidat lainnya”. (muhamad fakhrozzi)
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh Ketua tim media sosial tersebut
bahwa media sosial dianggap mampu untuk mempengaruhi suara pemilih agar
memberikan suaranya kepada pasangan Eldin – Akhyar. Isu-isu dan tampilan
menarik yang dilakukan pasangan Eldin – Akhyar berhasil memberikan pengaruh
terhadap perilaku dan pilihan masyarakat. Keberhasilan kampanye dalam media
sosial ini diamini oleh Tim Media Sosial pasangan Eldin – Akhyar :
“…Kalau ditanya apakah kampanye yang kami lakukan dalam
media sosial ini berhasil atau tidak, jawaban saya tentu saja iya.
Kita dapat melihat hal tersebut dari banyaknya jumlah pengikut
dalam akun media sosial facebook @medanrumahkita yang
mencapai 7 ribu pengikut selama masa kampanye kemarin.
Postingan-postingan yang kami lakukan juga selalu mendapatkan
tanggapan dari masyarakat”. (muhamad fakhrozzi)
4.4.1.1 Tim Kampanye Media Sosial Pasangan Eldin – Akhyar dalam
Pilkada Kota Medan 2015
Pilkada Kota Medan merupakan ajang demokrasi bagi warga kota medan
untuk memilih pemimpin yang terbaik untuk kota medan. Pilkada Kota Medan
tahun 2015 diikuti oleh dua pasangan calon yaitu pasangan calon Dzulmi Eldin
dan Akhyar Nasution dengan pasangan calon Ramadhan Pohan dan Eddie
Kusuma. Masing-masing pasangan calon tentunya memiliki karakteristik dan
strategi yang saling berbeda. Berbagai cara dilakukan kedua pasangan calon untuk

51
Universitas Sumatera Utara

menarik hati warga Kota Medan yang memiliki hak pilih dalam Pilkada Kota
Medan agar memilih calon tersebut. Masa kampanye merupakan waktu yang tepat
bagi pasangan calon tersebut untuk saling unjuk kemampuan mereka dalam
memimpin Kota Medan jika berhasil terpilih. Hal itu dilakukan dengan
menyampaikan Visi Misi dan program-program yang akan mereka lakukan jika
nantinya terpilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota Medan.
Tidak dapat dipungkiri sosial media memiliki daya tarik besar dan
potensial dalam menyumbangkan suara. Namun berkampanye dalam media sosial
tentu membutuhkan topik yang bagus dan menarik, serta kreatif supaya bisa
menjadi trending topic. Demi tercapainya hal tersebut pasangan Eldin – Akhyar
membentuk Tim Media Sosial yang bertugas untuk mempublikasikan kontenkonten Kampanye dari pasangan tersebut kedalam media sosial. Tim Media Sosial
ini berbeda dengan Tim Kampanye Eldin – Akhyar meskipun memiliki tujuan
yang sama.
“…Saya diberi arahan langsung oleh Pak Eldin untuk
membantu beliau menangani kampanye dalam media
sosialnya. Oleh karena itu saya berhubungan langsung
dengan Pak Eldin. Saya melakukan hal tersebut berdasarkan
hubungan pertemanan saya dengan beliau yang boleh
dikatakan cukup dekat.” (Muhamad fakhrozzi, koordinator
Tim Media Sosial Pasangan Eldin – Akhyar)
Tim Media Sosial ini dipercaya untuk menangani langsung Akun Media
Sosial yang dipergunakan pasangan Nasution – Akhyar sebagai Kampanye Media

52
Universitas Sumatera Utara

Sosial mereka. Tim Media Sosial ini diberikan kebebasan untuk menampilkan
bahan atau konten yang tepat untuk ditampilkan dalam Kampanye Media Sosial
tersebut. Dalam setiap kegiatan Kampanye lapangan, Tim Media Sosial ini
dipersilahkan untuk mengikuti dan meliput semua aktivitas Kampanye yang
dilakukan. Adapun struktur Tim Media Sosial Pasangan Eldin – Akhyar terdiri
dari empat orang, dimana tiga orang anggota dibawahi seorang koordinator.
Tidak ada pembagian spesifik tentang tugas masing-masing, dikarenakan Tim ini
juga dibentuk berdasarkan asas sukarela. Hal itu juga dibenarkan oleh Rozi,
koordinator Tim Media Sosial Pasangan Eldin – Akhyar :
“…Tidak ada pola kerja khusus dalam tim ini. Posisi kami
semua dalam tim ini sama. Kami merasa bahwa kami
melakukan ini dengan asas sukarela. Untuk honor sendiri
tidak ada jumlah pastinya, ketika Bapak datang menemui
saya terkadang Beliau memberi honor seadanya. Lalu saya
akan membagi honor tersebut dengan ketiga rekan
lainnya”. (Muhamad Fakhrozzi)
Pembuatan konten atau bahan untuk ditampilkan dalam Akun Media
Sosial pasangan tersebut dilakukan Tim Media Sosial ini dengan dua cara yaitu
cara The Spot (langsung) dan statement (tidak langsung). The spot dimaknai Tim
Media Sosial dengan memposting langsung kegiatan yang tengah dilangsungkan
Pasangan Eldin -Akhyar saat itu juga. Misalnya memposting Foto atau Video ke
Media Sosial Facebook ketika Pasangan Eldin – Akhyar sedang melakukan
kampanye dengan masyarakat. Biasanya dalam postingan akan dituliskan caption
tentang apa yang tengah dilakukan Pasangan Eldin – Akhyar tersebut. Statement
53
Universitas Sumatera Utara

dimaksudkan Tim Media Sosial untuk menampilkan atau memposting respons
ataupun sambutan kepada masyarakat tentang hal-hal yang sedang terjadi,
contohnya pengucapan selamat untuk hari-hari besar seperti hari raya maupun
natal. Biasanya statement ini merupakan permintaan langsung dari Pak Eldin –
Akhyar untuk dipublikasikan.
Selama proses kampanye Media Sosial ini, Tim Media Sosial tidak
menemukan halangan berarti dalam pengerjaan ataupun pemostingan Kontenkonten kampanye tersebut. Hal ini dikarenakan oleh karakter santun yang melekat
dalam diri Pasangan Eldin – Akhyar. Segala bentuk kampanye ataupun kontenkonten yang diposting dalam media sosial tidak ada yang yang dimaksudkan
untuk menyerang pihak lawan. Tim Media Sosial menilai masyarakat Kota Medan
sudah cukup cerdas untuk memilih mana informasi yang benar dan mana
informasi yang salah.
4.4.1.2 Akun Media Sosial Pasangan Eldin – Akhyar Dalam Kampanye
Media Sosial Pilkada Kota Medan 2015
Media Sosial menjadi ikon tepopuler dari teknologi digital yang telah
berkembang pesat di dunia. Media Sosial naik ke tangga teratas produk teknologi
digital yang paling digemari masyarakat dunia saat ini. Hal ini ditandai dengan
munculnya berbagai macam Media Sosial seperti Facebook, Twitter, Google+,
Instagram, Path, Pinterest, Tumblr, Flickr, dan banyak lagi. Meskipun sama-sama
penyedia layanan Media Sosial, akan tetapi masing-masing memiliki kekhasan
layanan. Grafik penggunanya mengalami kenaikan yang tajam dalam tempo

54
Universitas Sumatera Utara

singkat, bahkan jumlahnya kini mencapai miliaran orang yang tersebar di berbagai
belahan dunia (Andriadi, 2016 : 54).
Banyaknya jenis layanan Media Sosial yang tersedia tentu menjadi
pekerjaan rumah tangga bagi Tim Media Sosial untuk menentukan Media Sosial
yang akan dipergunakan selama masa kampanye. Berdasarkan data yang
diperoleh peneliti dari KPUD kota Medan, Pasangan Eldin – Akhyar hanya
mendaftarkan akun Media Sosial medanrumahkita.com sebagai akun resmi
Pasangan Tersebut. Dalam perkembangannya Tim Media Sosial menggunakan
Facebook dan Twitter sebagai media kampanyenya. Facebook menjadi
konsentrasi utama Tim Media Sosial, dikarenakan Facebook memiliki popularitas
yang lebih tinggi dibandingkan media sosial lainnya.
“…Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami dalam
memilih facebook sebagai Media Sosial utama yang kami
pergunakan dalam kampanye. Diantaranya adalah posisi
facebook yang sedang in, gratis, dan interaktif. Selain itu
facebook juga memiliki oplah yang besar, jika postingan kita di
like, oplahnya akan berputar melebihi oplah Koran. Sementara
untuk media sosial lainnya seperti twitter kami kurang tertarik,
dikarenakan pengguna Twitter hanya terbatas pada orang-orang
tertentu. Facebook yang penggunanya menyentuh semua
kalangan tentu menjadi opsi pertama dalam kampanye Media
Sosial kami”. (Akhyar Nasution)

55
Universitas Sumatera Utara

Dalam pemanfaatan Facebook sebagai pilihan utama kampanye Media
Sosianya, Tim Media Sosial menggunakan grup @medanrumahkita sebagai akun
Facebook pasangan Eldin – Akhyar dalam kampanye Pilkada Kota Medan 2015.
Pada umumnya apa yang akan di tampilkan atau diposting dalam akun Facebook
tersebut bersumber dari akun Medanrumahkita.com yang juga dikelola oleh tim
Media Sosial. Dalam perkembangannya Tim Media Sosial juga dipercayakan
oleh Eldin untuk mengelola akun Facebook pribadi milik Eldin yaitu
@HTDzulmieldin.
“…selain mengelola akun facebook @medanrumahkita, kami
Tim Media Sosial juga diberikan kepercayaan oleh pak Eldin
untuk

mengelola

@HTDzulmieldin,

akun

facebook

bahkan

hingga

pribadi
saat

ini

milik
kami

Beliau
masih

dipercayakan untuk mengelolanya. Setelah pilkada selesai kami
tetap mempergunakan akun tersebut hingga saat ini. Hanya saja
bukan lagi konten tentang kampanye, tetapi lebih kepada apa
yang sedang dikerjakan oleh Eldin – Akhyar untuk Kota Medan
setelah terpilih. Selain itu akun media sosial ini juga berfungsi
untuk berkomunikasi secara langsung dan mendengarkan
keluhan-keluhan dari warga Kota Medan. sebenarnya pak
Akhyar memiliki akun Facebook juga, akan tetapi beliau lebih
memilih untuk mengelola sendiri akun Facebooknya tersebut”.
(Muhammad fakhrozzi)

56
Universitas Sumatera Utara

Berikut gambar contoh akun Media Sosial Facebook yang dipergunakan
Tim Media Sosial Pasangan Eldin – Akhyar dalam kampanye Pilkada Kota
Medan 2015 :

Gambar 4.1 Contoh Bentuk Akun Facebook @Medanrumahkita (Bang
Eldin – Akhyar untuk Medan Rumah Kita

Gambar 4.2 Contoh Bentuk Akun Facebook Dzulmi Eldin

57
Universitas Sumatera Utara

4.4.1.3 Peran Media Sosial Facebook Dalam Pencitraan Eldin –
Akhyar
Menurut Shilky dalam Wahid (2016 : 92) mendefinisikan Media Sosial
sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to share)
dan bekerja sama (to cooperate) di antara pengguna serta melakukan tindakan
secara kolektif yang semuanya berada di luar kerangka institusional maupun
organisasi. Media sosial menjadi media favorit saat ini dengan jumlah pengguna
yang terus mengalami kenaikan. Pengguna media sosial bersifat sangat terbuka,
tidak dibatasi oleh usia dan jenis kelamin, mulai dari level individu, antar
individu, small group, organisasi, dan masyarakat menjadi pilihan utama dalam
komunikasi manusia, termasuk komunikasi politik. Dlam proses komunikasi yang
bertujuan untuk mempengaruhi ini tentu akan timbul banyak pendapat yang
menjadikan media sosial sebagai tempat aspirasi bagi siapa saja yang ingin
membangun sistem politik.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari KPUD Kota Medan, jadwal
masa kampanye media sosial Pilkada Kota Medan 2015 dimulai pada tanggal 27
agustus 2015 hingga tanggal 5 desember 2015. Dalam rentang waktu singkat
tersebut dibutuhkan kerja keras dari Tim Media Sosial untuk mensosialisasikan
Pasangan calon yang diusungnya, tak terkecuali untuk Tim Media Sosial
pasangan Eldin – Akhyar. Sebagai koordinator Tim Media Sosial rozzi
menegaskan bahwa tidak ada instruksi khusus dari Tim Kampanye ataupun
Pasangan Eldin – Akhyar dalam mengelola kampanye media sosial mereka. Tim
Media Sosial diyakini oleh pasangan Eldin – Akhyar sudah dapat berimprovisasi
atas konten yang akan dijadikan sebagai bahan kampanyenya. Bahkan pasangan
58
Universitas Sumatera Utara

Eldin – Akhyar menekankan untuk menampilkan segala sesuatu apa adanya,
sehingga terkesan tidak ada yang dilebih-lebihkan dalam sosok yang ditampilkan
dalam konten tersebut.
“…Tidak ada instruksi khusus bagi Tim Media Sosial sebab kita
hampir tidak memiliki waktu untuk hal itu, kita hanya sarankan
agar yang ditampilkan itu apa adanya, tidak perlu ditambahtambahi ataupun dikurang-kurangi. Kita serahkan semua kepada
Tim Media Sosial, saya yakin mereka semua bisa berimprovisasi
dengan baik”. (Akhyar Nasution)
Dalam kampanye media sosial, Tim Media Sosial Eldin – Akhyar tentu
memiliki cara untuk merebut hati para pengguna media sosial yang memiliki hak
pilih dalam Pilkada Kota Medan 2015. Memberikan informasi tentang sosok
calon pasangan Eldin – Akhyar menjadi salah satu senjata Tim Media Sosial
dalam menjaring opini dari masyarakat. Untuk menampilkan karakter yang
dimiliki oleh pasangan tersebut Tim Media Sosial memposting dan membagikan
konten-konten yang dapat memperkuat klaim mereka tentang sosok yang ingin
disampaikan kepada masyarakat Kota Medan.
"…Sebisa mungkin kita ingin tampilkan atau sampaikan kepada
masyarakat bahwa pasangan ini merupakan pilihan terbaik dari
pasangan yang lain. Kita ingin mengingatkan kepada masyarakat
bahwa pasangan Eldin – Akhyar ini adalah merupakan anak
medan asli yang pastinya lebih mengerti apa yang dibutuhkan oleh
kota medan saat ini. Selain itu kita juga ingin tekankan bahwa

59
Universitas Sumatera Utara

pasangan ini memiliki pengalaman yang lebih dari cukup untuk
memimpin Kota Medan. Selain karena faktor Eldin yang
merupakan calon petahana, Akhyar juga merupakan mantan
Anggota DPRD Kota Medan yang tentu lebih fasih dengan apa
yang

dibutuhkan

masyarakat

Kota

Medan”.

(Muhammad

Fakhrozzi)
Strategi-strategi yang dilakukan oleh pasangan Eldin – Akhyar dalam
media sosial cukup banyak untuk meningkatkan popularitasnya. Salah satunya
dengan menggambarkan sosok pasangan Eldin – Akhyar dengan citra yang sesuai
dengan harapan masyarakat. Penggambaran sosok yang dilakukan Tim Media
Sosial tersebut dengan harapan masyarakat dapat menentukan apakah kandidat
tersebut memiliki kemampuan untuk menduduki jabatan tersebut. Dalam
kampanye media sosialnya ada beberapa strategi pencitraan yang dilakukan Tim
Media Sosial dalam kampanye Media Sosialnya :
1. Pasangan Eldin – Akhyar yang Religius
Dalam media sosial, pasangan ini digambarkan sebagai sebagai sosok
yang religius. Terlihat beberapa postingan yang menunjukkan pasangan Eldin –
Akhyar sedang melakukan ibadah seperti berdoa, berwudhu, ceramah dan
beberapa narasi yang berkaitan dengan keagamaan seperti mengucap salam dalam
islam dan lain sebagainya. Dalam mempengaruhi pemilih melalui media sosial
terdapat postingan yang menonjolkan sisi religiusitas Eldin – Akhyar dimana
media sosial menggambarkan pasangan ini sangat religius. Hal tersebut
memperlihatkan Eldin – Akhyar pribadi yang berakhlak mulia di masa kini,

60
Universitas Sumatera Utara

pencitraan tersebut dimaksudkan untuk meraih simpati masyarakat pengguna
media sosial yang religius.

Sumber : akun media sosial facebook @medanrumahkita dan @HTDzulmieldin
Beberapa

tampilan diatas diperoleh melalui

media

sosial

yang

memperlihatkan pasangan Eldin – Akhyar ini sangat teligius dan peduli.
Meskipun pasangan ini digambarkan sebagai sosok yang religius akan tetapi
pasangan ini juga ditunjukan sebagai pasangan yang toleran. Meskipun Pasangan
Eldin – Akhyar ini merupakan seorang muslim atau beragama islam, akan tetapi
pasangan ini sangat menghormati keberagaman yang ada di Kota Medan. hal ini
tampak dari beberapa postingan yang menggambarkan sosok toleran dari
pasangan Eldin – Akhyar ini

61
Universitas Sumatera Utara

Sumber : Akun media sosial facebook @medanrumahkita
Sosok religius yang digambarkan dalam media sosial tersebut diyakini
Tim Media Sosial dapat memberikan pengaruh dan menarik perhatian dari massa
islam yang cukup besar di Kota Medan. Penggambaran sosok yang toleran juga
bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa sosok Eldin – Akhyar siap untuk
merangkul semua golongan yang ada di Kota Medan. Adapun yang menjadi
tujuan Tim Media Sosial untuk menggambarkan sisi religiusitas pasangan Eldin –
Akhyar adalah untuk memperoleh dukungan dari masyarakat dan kelompok islam
yang banyak menggunakan media sosial.
2. Pasangan Eldin – Akhyar Merupakan Sosok Yang Sederhana.

Sumber : Akun media sosial facebook @medanrumahkita dan @HTDzulmieldin
Kesederhanaan menjadi salah satu jargon utama Tim Media Sosial
dalam menggambarkan sosok pasangan Eldin – Akhyar. Dalam beberapa
postingan digambarkan bahwa sosok ini maju dalam Pilkada Kota Medan 2015 ini
bukan untuk memuaskan hasrat akan kekuasaan melainkan dengan tujuan

62
Universitas Sumatera Utara

membawa Kota Medan kearah yang lebih baik. kesederhanaan pasangan ini
digambarkan dengan postingan yang menceritakan bagaimana masa lalu dan
kegiatan Pasangan Eldin – Akhyar dalam kesehariaannya. Pada umumnya sosok
yang sederhana akan lebih disukai masyarakat, karena sosok yang sederhana
diyakini akan jauh dari perilaku korupsi dan tulus mengabdikan diri untuk
masyarakat. Kampanye ini bertujuan untuk menunjukkan sisi kesederhanaan dari
pasangan Eldin – Akhyar dari masyarakat. Tujuannya adalah untuk memperoleh
dukungan dari golongan masyarakat bawah pengguna media sosial yang tentu
mengidam-idamkan pemimpin yang mau berbaur dengan masyarakat.
3. Sukses dan Berprestasi

Sumber : Akun media sosial facebook @medanrumahkita
Prestasi menjadi modal utama yang digunakan dalam mengangkat citra
pasangan Eldin – Akhyar di kancah politiknya di media sosial. Pasalnya, Akhyar
Nasution yang menjadi pendamping Dzulmi Eldin tidak banyak dikenali
masyarakat. Demikian juga halnya Dzulmi Eldin yang berstatus sebagai calon
petahana tentu rentan untuk diserang dengan berbagai argument tentang apa yang

63
Universitas Sumatera Utara

telah diperbuatnya selama memimpin Kota Medan dalam periode sebelumnya.
Untuk mengatasi hal tersebut tentu peran media sosial dibutuhkan sebagai alat
untuk memberikan informasi yang mungkin selama ini tidak diketahui oleh
masyarakat tentang apa yang telah dilakukan oleh Dzulmi Eldin selama
memimpin Kota Medan di periode sebelumnya.
Postingan-postingan tersebut mengungkapkan prestasi yang diraih Dzulmi
Eldin saat menjabat sebagai Walikota Medan yang jarang diketahui oleh
masyarakat umum. Melalui postingan ini, pasangan ini ingin menunjukkan bahwa
dengan prestasi yang mereka miliki mereka layak untuk dipercaya memimpin
Kota Medan kedepannya. Postingan ini tentunya diharapkan dapat meyakinkan
masyarakat Kota Medan pengguna media sosial untuk tidak berpaling dari
pasangan ini.
4. Dermawan
Strategi selanjutnya yang ingin ditampilkan di media sosial dimana
pasangan ini digambarkan sebagai sosok yang dermawan. Dimana sosok
dermawan dimaknai seagai sosok yang siap membantu mereka-mereka yang
membutuhkan pertolongan. Dalam mempengaruhi pemilih melalui media sosial,
tim media sosial berusaha untuk menonjolkan sisi kedermawanan pasangan Eldin
– Akhyar ini. hal tersebut dengan tujuan untuk memperlihatkan pasangan Eldin –
Akhyar ini sebagai pribadi yang berakhlak mulia. Melalui postingan-postingan
yang dilakukan tim media sosial, pasangan ini digambarkan sebagai sosok yang
siap membantu siapa saja yang membutuhkan uluran tangan mereka, baik itu
korban bencana alam, bantuan perobatan, ataupun bantuan pembangunan rumah
ibadah.

64
Universitas Sumatera Utara

Sumber : Akun media sosial facebook @medanrumahkita dan @HTDzulmieldin
5. Sosok yang peduli dengan rakyat kecil
Dalam kampanye media sosialnya pasangan Eldin – Akhyar berusaha
untuk menjadikan masyarakat bawah sebagai prioritas utamanya. Ada banyak
ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang ditemukan pasangan ini dalam
kampanye media sosialnya. Pasangan Eldin – Akhyar dalam kampanye berjanji
akan memprioritaskan program-program yang akan dilakukan akan memihak
rakyat kecil. Postingan-postingan yang ditampilkan banyak menunjukkan

65
Universitas Sumatera Utara

interaksi pasangan Eldin – Akhyar dengan masyarakat golongan bawah dengan
tujuan untuk membangun citra bahwa pasangan Eldin – Akhyar ini adalah
pasangan yang selalu mendengarkan kesulitan masyarakat dan akan berusaha
mengatasinya.

Sumber : Akun media sosial facebook @medanrumahkita dan @HTDzulmieldin
6. Pasangan Eldin – Akhyar sebagai sosok yang sangat memahami
kebutuhan masyarakat kota medan
Posisi Eldin – Akhyar sebagai sosok yang lahir dan besar di medan
turut menjadi salah satu senjata utama tim media sosial dalam kampanye media

66
Universitas Sumatera Utara

sosialnya. Sebagai sosok yang hampir menghabiskan sebahagian besar hidupnya
di Kota Medan, Tim Media Sosial ingin menunjukkan kepada masyarakat kota
medan bahwa pasangan ini lebih menguasai dan lebih mengerti apa yang
dibutuhkan masyarakat Kota Medan dibanding pasangan lainnya.

Sumber : Akun media sosial @medanrumahkita
4.4.1.4 Peran Media Sosial Menghadapi Black Campaign
Menurut Muhammad Qodari dalam wahid (2016 : 182) black campaign
adalah kampanye untuk menjatuhkan lawan politik melalui isu-isu yang tidak
berdasar. Metode yang digunakan biasanya desas-desus dari mulut ke mulut dan
sekarang ini telah memanfaatkan kecanggihan teknologi multimedia serta media
massa. Kampanye hitam atau black campaign dilakukan dengan bentuk pesanpesan yang bertujuan untuk menjelek-jelekkan atau pernyataan yang tidak
didukung oleh fakta yang memadai. Kampanye ini diarahkan oleh satu pihak
kepada pihak lainnya untuk menjatuhkan dengan cara tidak etis. Kampaye hitam
bahkan dapat dilakukan dengan secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.
Kampanye ini bertujuan untuk menimbulkan sikap resistensi dari para pemilih.
Pada umumnya pelaku kampanye ini adalah kandidat atau pihak lain karena

67
Universitas Sumatera Utara

kekurangan sumber daya dalam mempengaruhi pemilih secara kognitif dan
afektif. Tujuannya agar para pemilih menjatuhkan pilihannya kepada pelaku yang
melakukan kampanye hitam tersebut.
Untuk menarik simpati dari masyarakat, Tim Media Sosial memiliki cara
tersendiri dalam membuat konten semenarik mungkin. Kreativitas dan
kemampuan berimprovisasi yang baik tentu menjadi senjata utama Tim Media
Sosial dalam mengarungi kampanye dalam media sosial, tak terkecuali dalam
mengatasi serangan yang dilangsungkan pihak lawan. Berbagai serangan
dilancarkan Tim lawan selama masa kampanye media sosial untuk memberikan
citra buruk kepada pasangan Eldin – Akhyar. Untuk menghadapi serangan
tersebut Tim Media Sosial memiliki cara tersendiri dalam mengatasinya.
“…Tim Media Sosial selalu proaktif dengan berbagai isu yang
berkembang dalam masyarakat. Kita sering mendapatkankan
informasi tentang adanya black campaign yang dilakukan oleh Tim
sukses pasangan lain. Contohnya postingan foto yang menunjukkan
salah satu ajudan Bang Eldin yang memakaikan sepatunya. Dalam
postingan tersebut digambarkan pribadi bang eldin sebagai sosok
pemimpin yang angkuh dan arogan. Setelah kita klarifikasi
terhadap Bang Eldin, Beliau mengungkapkan hal itu terjadi
sewaktu Beliau sedang meninjau kondisi banjir di salah satu
daerah kota medan dalam kondisi sakit pinggang. Menurut kami
mengatasi

hal

tersebut

tidak

dapat

dilakukan

dengan

mengeluarkan bantahan atas isu tersebut. Satu-satunya cara hanya
dengan memunculkan isu lainnya untuk mengalihkan perhatian
68
Universitas Sumatera Utara

publik, dengan catatan isu tersebut bernilai positif. Dapat kami
pastikan bahwa tidak satupun postingan ataupun konten yang kami
keluarkan selama kampanye yang menyerang pihak lawan”.
(muhamad fakhrozzi)

Sumber : Akun media sosial facebook @medanrumahkita
Postingan tersebut merupakan salah satu upaya tim media sosial dalam
menghadapi balck campaign yang menyerang pasangan Eldin – Akhyar. Dalam
postingan tersebut dimuat pernyataan dari Pelaksana Tugas (plt) Wakil Ketua
KPK Johan Budi yeang mengungkapkan bahwa KPK tidak pernah memberikan
surat perintah penyidikan (sprindik) terhadap mantan Wali Kota Medan Dzulmi
Eldin. Tautan ini sekaligus membantah kebenaran dari beredarnya foto salinan
yang beredar luas di Media Sosial. Dalam foto tersebut ditemukan surat perintah
penyelidikan palsu yang ditujukan untuk Dzulmi Eldin terkait dugaan korupsi
proyek komputerisasi saat Eldin masih menjabat Kepala Dinas Pendapatan
Daerah (kadispen) Kota Medan.

69
Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Modal Sosial dalam Kampanye Media Sosial Facebook Pasangan
Eldin - Akhyar
Kampanye politik bukanlah tindakan yang kecil, melainkan sebuah
tindakan yang membutuhkan perencanaan, sumberdaya manusia, pembiayaan,
serta melibatkan banyak pihak demi mencapai sasaran seperti apa yang
diinginkan. Seorang kandidat yang ingin menduduki sebuah jabatan tentu harus
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak untuk memuluskan langkahnya
tersebut. Dukungan-dukungan bagi seorang kandidat dapat datang dari berbagai
pihak, baik itu keluarga, sahabat, kekerabatan karna memiliki persamaan ras atau
suku, ataupun dari mereka yang merasa bahwa kandidat tersebut pantas untuk
menduduki jabatan tersebut. Demikian halnya juga dengan kampanye yang
diakukan dalam meda sosial. Seseorang tidak dapat begitu saja dapat menarik hati
para pengguna media sosial tanpa memiliki sumberdaya ataupun sesuatu hal yang
dapat mempengaruhi pengguna media sosial agat memberikan hak suaranya
kepada dirinya.
Modal Sosial merupakan kemampuan ataupun sumber daya yang dimiliki
oleh seseorang maupun kelompok untuk dapat bekerjasama dalam mencapai
tujuan bersama. Seorang kandidat dalam menjalankan kampanyenya dalam media
sosial tentu harus memiliki modal sosial dalam bentuk kepercayaan (trust),
jaringan, nilai dan norma. Demikian juga halnya dengan pasangan Eldin –
Akhyar, tentu mereka harus memiliki modal sosial yang cukup untuk membantu
kampaye dalam media sosialnya. Modal sosial tersebut dapat membantu pasangan
Eldin – Akhyar dalam membangun rasa percaya masyarakat terhadap mereka,
yang terus berkembang dengan memberikan kemudahan bagi pasangan ini untuk

70
Universitas Sumatera Utara

menyebarkan informasi visi misi dan program-programnya, membangun citra diri
yang baik, dan menjaring konstituen-konstituen lainnya untuk memuluskan
langkah mereka untuk menduduki jabatan yang diinginkan.
4.6.2.1 Kepercayaan (trust)
Setiap

manusia

pasti

memiliki

kepercayaan

kepada

sesamanya.

Kepercayaan yang dimiliki antar sesama dapat membawa keuntungan dalam
kehidupan sehari-harinya. Kepercayaan menjadi salah satu media sosial yang
paling penting. Trust dapat beroperasi baik pada arena individu maupun institusi
dan ruang publik. Bagi seorang kandidat modal sosial trust merupakan senjata
utama dalam mendapatkan kepercayaan publik agar menjatuhkan pilihannya
kepada dirinya. Dalam kampanye media sosialnya Pasangan Eldin – Akhyar turut
memanfaatkan modal sosial trust dalam mempengaruhi pilihan dari pemilih. Hal
itu terlihat dari beberapa konten yang menayangkan beberapa tokoh masyarakat
yang mengungkapkan kepercayaan terhadap pasangan ini.

Sumber : Akun media sosial facebook @medanrumahkita

71
Universitas Sumatera Utara

Salah satu konten yang menunjukkan rasa trust terhadap pasangan ini
diposting oleh Tim Media Sosial dalam akun facebook @medanrumahkita pada
tanggal 21 oktober 2015. Postingan tersebut berisi tautan dengan caption “Ketua
Fraksi Persatuan Nasional DPRD Medn, Deni Maulana Lubis: Paslon BENAR
Visioner”. Dalam konten ini Deni Maulana Lubis mengungkapkan bahwa dirinya
memiliki kepercayaan bahwa pasangan Eldin – Akhyar adalah pasangan yang
tepat untuk memimpin Kota Medan kedepannya. Perbedaan disiplin ilmu teknik
dan pemerintahan yang dimiliki kedua paslon dipastikannya dapat membangun
medan lebih maju. Deni menggambarkan sosok Eldin dan Akhyar sebagai sosok
yang sederhana yang sungguh sungguh bekerja membangun kebersamaan demi
kepentingan umum, sosok yang sederhana tentu tidak akan mencari kaya raya dari
jabatan, namun lebih mengutamakan keberhasilan rakyat banyak serta prestasi.

Sumber : Akun media sosial facebook @HTDzulmieldin
Pada beberapa waktu kemudian Tim Media Sosial juga menampilkan
tautan pada akun facebook @HTDzulmieldin yang diposting pada tanggal 29

72
Universitas Sumatera Utara

oktober 2015 dengan judul “KH Zulfiqar Hajar Lc Minta Masyarakat Pilih No 1”.
Dalam postingan ini disebutkan bahwa pimpinan Majelis Taklim Jabal Noor itu
menyatakan kepercayaan bahwa pasangan Eldin – Akhyar merupakan pasangan
yang tepat untuk memimpin kota medan. hal itu dikarenakan keduanya sudah
teruji baik dipemerintahan maupun legislatif. Jejak rekam Pak Eldin yang
merupakan Petahana dan Pak Akhyar yang merupakan mantan Anggota Dprd
Medan dirasa cukup untuk membuktikan kualitas mereka yang pasti membawa
Kota Medan kearah yang lebih baik.
Trust tentu menjadi modal sosial utama yang akan dimanfaatkan Tim
Media Sosial untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. Banyaknya Tokoh
yang memberikan kepercayaannya terhadap Pasangan Eldin – Akhyar tentu secara
tidak langsung memberikan aura positif terhadap pasangan tersebut. Pemberian
kepercayaan tersebut tidak lepas dari perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan
Pasangan Eldin – Akhyar selama mengabdi kepada Kota Medan. Hal ini tentu
mendorong para tokoh masyarakat tersebut untuk memberikan dukungan kepada
pasangan Eldin – Akhyar dengan harapan membawa medn kearah yang lebih
baik.
4.6.2.2 Jaringan Sosial
Untuk dapat mewjukan sesuatu dan berbagai hal dalam kehidupan
seringkali orang memilih melewatkan sistem formal dan lebih memilih untuk
berbicara dengan orang yang dikenalnya. Meminta bantuan kepada teman,
kerabata ataupun orang yang dipercaya menjadi opsi yang lebih mudah untuk
dilakukan daripada harus berhadapan dengan birokrasi, dan terbukti usaha ini
memang lebih cepat membuahkan hasil. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut

73
Universitas Sumatera Utara

untuk selalu berinteraksi dengan orang lain dalam membentuk sebuah hubungan
sosial yang nantinya bisa menjadi suatu jaringan jika hubungan sosial tersebut
terjadi terus menerus. Jaringan terbentuk tidaklah terbentuk begitu saja, namun
melalui proses terlebih dahulu yaitu membangun hubungan berdasarkan
kepercayaan.
Jaringan yang dimiliki orang

benar-benar

penting seperti yang

diungkapkan sebuah pameo. Artinya, apa dan siapa yang anda kenal dan
ketahuilah yang bermanfaat. Namun dengan mengenal orang saja tidaklah cukup
karena mereka belum tentu merasa harus membantu anda. Jika orang ingin
membantu sesamanya mereka perlu merasa senang melakukannya satu sama lain.
Jika memiliki kesamaan nilai, mereka lebih cenderung bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang sama. Selanjutnya jaringan yang dimiliki seseorang
seharusnya dipandang sebagai bagian dari hubungan dan norma yang lebih luas
yang memungkinkan orang mencapai tujuan-tujuan mereka. (field, 2011 : 3)
Pasangan Eldin – Akhyar menyadari akan pentingnya jaringan dalam
mengarungi pertarungan untuk mejadi Walikota dan Wakil Walikota Kota Medan
2015. Jaringan yang dibutuhkan tersebut nantinya dapat dipergunakan untuk
memudahkan pasangan tersebut untuk mendapatkan suara yang dibutuhkan dari
masyarakat Kota Medan. hubungan yang terjalin antara Pasangan Eldin – Akhyar
dengan Tim Media Sosial mereka adalah salah satu contoh jaringan sosial yang
dimiliki pasangan tersebut. Hal itu disampaikan secara langsung oleh Tim Media
Sosial pasangan Eldin – Akhyar tersebut
“…Kita tidak pernah memikirkan apa yang kita dapat selama
menjadi Tim Media Sosial Eldin – Akhyar. Hal itu saya lakukan

74
Universitas Sumatera Utara

didasari oleh hubungan pertemanan kami. Saya sendiri menjadi
Tim Media Sosial juga diminta langsung secara pribadi oleh Bang
Eldin. Saya berpendapat bahwa sosok Bang Eldin dan Akhyar
sangat cocok untuk memimpin Kota Medan. Sebagai sahabat saya
mengenal betul sifat dan karakter Bang Eldin. Beliau itu orangnya
ramah, sangat terbuka terhadap semua orang, dan memiliki
karakter yang menyejukkan. Beliau selalu berusaha untuk
membuat suasana yang damai, mungkin inilah alasan kenapa
tidak ada orang yang tidak suka dengan Bang Eldin. Alasanalasan diatas lah yang mendasari saya untuk ikut secara sukarela
membantu pemenangan Eldin – Akhyar dalam pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota 2015”. (muhamad fakhrozzi)
Dalam kampanye media sosialnya pasangan Eldin – Akhyar juga memiliki
modal sosial berupa jaringan sosial yang terjalin dalam akun facebook
@medanrumahkita. Secara tidak langsung hampir semua user pengguna media
sosial facebook yang tergabung dalam fanfage tersebut memiliki ketertarikan
terhadap pasangan Eldin – Akhyar. Mereka memiliki kesamaan sikap dalam
mendukung pasangan Eldin – Akhyar untuk menjadi Walikota dan Wakil
Walikota Kota Medan. Dukungan yang ditunjukkan juga tidak hanya memberikan
suaranya dalam pilkada tetapi juga ikut aktif untuk menyebar luaskan informasi
tentang pasangan calon ini terhadap masyarakat Kota Medan lainnya, khususnya
sesama pengguna media sosial. Hal itu dapat kita lihat dari bagaimana isi
komentar yang diberikan dalam setiap postingan, bahkan ada user yang turut

75
Universitas Sumatera Utara

untuk membagikan postingan tersebut kepada user-user lain dengan memposting
kembali didalam akun media sosialnya.
4.6.2.3 Nilai dan Norma
Nilai merupakan suatu ide ataupun suatu hal yang