Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat Chapter III VI

30

BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian
Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan, di mana sebagai
variabel independen adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, dan sebagai
variabel dependen adalah pemberian imunisasi dasar . Sebagai berikut :

Pengetahuan ibu tentang :
1. Defenisi imunisasi
2. Tujuan imunisasi

Skema

3. Manfaat imunisasi

3.1

4. Jenis imunisasi


Kerangka

5.

Gejala yang

Penelitia

Ditimbulkan

n

Pemberian imunisasi dasar :
1. Lengkap
2. Tidak Lengkap

6. Jadwal imunisasi

30
Universitas Sumatera Utara


31

3.2. Defenisi Operasional
No

Variabel

Defenisi

Alat Ukur

Cara Ukur

Hasil Ukur

Dengan

1).


Skala

Operasional
1.

Pengetahuan

Pengetahuan : Kuesioner
segala sesuatu berisi

Baik,

apabila Ordinal

25 menyebarkan skor responden

yang diketahui pertanyaan

angket pada 76-100%


Ibu tentang : tentang

responden

Nilai = 18-25

=

Defenisi

imunisasi

dan

2). Cukup, apabila

imunisasi,

dasar.


kemudian

skor responden

tujuan

akan

56-75%

imunisasi,

dikumpulkan

Nilai = 8-17

manfaat

kembali


3). Kurang, apabila

imunisasi, jenis

untuk di olah skor responden

imunisasi,

kembali.

gejala

yang

Skala

yang Nilai =1-7

digunakan


dan

dalam angket

imunisasi.

<

56%

ditimbulkan,
jadwal

=

adalah skala
gutmann.

Universitas Sumatera Utara


32

2.

Pemberian

Tentang

Lembar

Dengan

imunisasi

pemberian

Observasi

menyebarkan


apabila

Dasar

imunisasi dasar berupa

angket pada

imunisasi

terkait

KMS

responden

dilakukan

pemberian


yang

dan

dengan lengkap

kemudian

bayi

akan

mendapatkan 5

yang

sudah didapatkan

dilewati ketika dan


1. Lengkap

bayi pada usia diobservasi dikumpulkan

: Ordinal

jenis imunisasi

kembali

dasar

untuk di olah

Hepatitis B 0,

Kartu Menuju

kembali.

BCG,

Sehat

(KMS)

Skala

Combo-1

yang

dimiliki

0-12

bulan oleh

berdasarkan

ibu.

peneliti.

yang

yaitu

DPT-

digunakan

hingga

ketiga,

dalam angket

Campak

adalah skala

Polio

guttman.

berdasarkan

dan

KMS.
2. Tidak Lengkap :
apabila
imunisasi tidak
dilakukan
dengan lengkap

Universitas Sumatera Utara

33

bayi

tidak

mendapatkan 5
jenis imunisasi
dasar

yaitu

Hepatitis B 0,
BCG,

DPT-

Combo-1
hingga

ketiga,

Campak

dan

Polio
berdasarkan
KMS.

3.3. Hipotesa
Pernyataan yang merupakan hipotesa alternatif (Ha) adalah ada hubungan
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi di wilayah
kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat.
Pernyataan yang merupakan hipotesa nol (Ho) adalah tidak ada hubungan
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi di wilayah
kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat.

Universitas Sumatera Utara

34

BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Desain

penelitian

ini

bersifat deskriptif

korelatif

yaitu

untuk

menggambarkan ada atau tidak adanya hubungan pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas
Selesai Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tepatnya di desa Padang Cermin.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 10-24
bulan selama periode bulan maret-april 2017 dan bertempat tinggal di wilayah
Puskesmas Selesai Desa Padang Cermin sebanyak 176 orang.
4.2.2. Sampel
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengambilan jumlah sampel
dengan dengan menggunakan metode rumus slovin (Nursalam, 2011).
Rumus Slovin :

Keterangan:

�=


1 + �� 2

n = Jumlah sampel
N = Ukuran populasi
e = Tingkat kesalahan = 5 %

34
Universitas Sumatera Utara

35

Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:
�=

176
1+176 (0,05)2

Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah purposive
sample.Purposive sample adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu ( Nursalam, 2008). Selanjutnya menurut Arikunto (2013:183) pemilihan
sampel secara purposive pada penelitian ini akan berpedoman pada syarat-syarat
yang harus dipenuhi.
Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari penelitian ini
yang memenuhi karakteristik inklusi, yaitu :
1. Mempunyai bayi dan anakpada rentang usia 10-24 bulan
2. Memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS)
3. Tinggal di wilayah kerja Puskesmas Selesai tepatnya Desa Padang Cermin.
4. Dapat membaca dan menulis (tidak buta huruf)
5. Sehat jiwa

4.3. Tempat dan Waktu Penelitian
4.3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah wilayah kerja Puskesmas Selesai yaitu Desa
Padang Cermin.Alasan pemilihan lokasi ini, karena belum pernah dilakukan
penelitian hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian
imunisasi dasar didesa tersebut.Hal tersebut juga didukung rendahnya cakupan
imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas selesai tepatnya di desa Padang

Universitas Sumatera Utara

36

Cermin yang hanya sebesar 65%. Dan angka tersebut belum mencapai target
imunisasi yang harusnya 97% (Data Pemantauan Wilayah Setempat, 2016).
Lokasi Desa Padang Cermin berada ± 14 kilometer dari kota Binjai dan berada ±
8 kilometer dari kota Kuala.
4.3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini sudah dilaksanakan dalam bulan Maret hingga April 2017.

4.4. Pertimbangan Etik
Penelitian dilaksanakan setelah peneliti mendapatkan izin dari institusi
pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya
peneliti meminta persetujuan dan menyerahkan surat izin kepada kepala
Puskesmas Selesai terkait desa cakupan yang akan dijadikan sebagai tempat
pengumpulan data.
Sebelum melakukan penyebaran kuesioner, peneliti terlebih dahulu
menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur kepada responden.Jika responden
bersedia, maka responden dapat menandatangani lembar persetujuan (informed
consent) yang telah dipersiapkan oleh peneliti.Bila responden tidak bersedia
menandatangani lembar persetujuan, responden juga dapat memberikan
persetujuan secara verbal (lisan).
Responden berhak menolak ataupun mengundurkan diri selama proses
penelitian tanpa ada tekanan, dan peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati haknya sebagai responden. Nama responden akan dijaga

Universitas Sumatera Utara

37

kerahasiaannya dengan tidak mencantumkan nama pada lembar kuesioner yang
diisi oleh responden, peneliti hanya akan memberi nomor pada masing-masing
lembar tersebut. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin
oleh peneliti dan data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Pembenaran informasi oleh responden dan semua data
yang terkumpul menjadi bukti pengumpulan data yang tidak akan disebar luaskan
kepada orang lain tanpa seizin responden.

4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang telah
disusun oleh penulis berdasarkan kepustakaan yang mendukung tentang imunisasi
dasar dan pemberiannya. Dalam kuesioner tersebut juga ditanyakan tentang data
demografi responden meliputi usia ibu maupun anak, jumlah anak, pendidikan,
dan pekerjaan namun hal tersebut tidak termasuk dalam variable penelitian.
Pengisian kuesioner dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu
jawaban yang dipilih dalam pilihan berganda dan checklist
√) pada
( kolom
jawaban yang telah disediakan.
Pertanyaan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar sebanyak 25 pertanyaan
dengan bentuk pilihan berganda dengan menggunakan nilai skala guttman,
dimana nilai 1 untuk setiap jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban yang salah
(Arikunto, 2013). Kemudian hasilnya akan ditotal untuk mengetahui tingkat

Universitas Sumatera Utara

38

pengetahuan dari responden. Sesuai tingkatan yang sudah ditetapkan sebagai
berikut :
1) Baik, jika menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak >76-100%

=

18-

25
2) Cukup, jika menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 56-75%

= 8-17

3) Kurang, jika menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 50 orang) (Dahlan,
2008). Hasil uji normalitas penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan memiliki level of significance (α) sebesar 0,000 (p0,05) yang berarti data berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa uji korelasi
yang digunakan adalah dengan uji Spearman rho karena salah satu variabel tidak
berdistribusi normal.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas

Pengetahuan Ibu
Pemberian imunisasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Std.
Test
Mean
Deviati
Asymp.Sig
statistic
on
1.48
.730
.00*
.000
1.25

.437

.465

.000

Lilliefors Significance Correction.

Universitas Sumatera Utara

40

4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
4.7.1. Validitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat,
tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
dikumpulkan orang menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi (Content Validity) yaitu
validitas yang merujuk pada sejauh mana instrument penelitian memuat rumusanrumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu ( Setiadi,
2013). Validitas isi sudah dilakukan peneliti dengan mengkonsultasikan kuesioner
yang telah disusun kepada dosen yang ahli dalam bidang yang sesuai dengan
penelitian ini, yaitu dosen bagian keperawatan anak dan komunitas yaitu ibu
Lufthiani S. Kep., Ns, M. Kes dan ibu Rukni S.ST.M.Kes. Setelah kuesioner
divalidasi oleh dosen yang ditunjuk, peneliti memperbaiki setiap komponen
pertanyaan tersebut. Dari hasil validasi didapatkan CVI (Content ValidityIndex)
sebesar 0,96Dengan ketentuan apabila nilai r hitung > r tabel (0,8) maka
dinyatakan kuesioner ini dinyatakan valid dan dapat digunakan peneliti
(Syarifuddin, 2009).
4.7.2. Reliabilitas Instrumen
Realibilitas instrumen pengukuran mengacu kepada kemampuannya untuk
mendapatkan hasil yang konsisten saat dipakai ulang. Suatu instrumen dikatakan
realibel apabila koefisiennya bernilai lebih besar dari 0,70 (Pollit and beck, 2010).

Universitas Sumatera Utara

41

Instrumen telah diujikan kepada 15 responden di desa Padang Brahrang kabupaten
Langkat, yang masih wilayah kerja Puskesmas Selesai dengan karakteristik
responden yang sama dan dilakukan hanya sekali pemberian instrumen.
Penghitungan uji realibilitas dilakukan dengan teknik komputerisasi dengan
menggunakan analisa Kuder Richardson-20 (KR20) untuk item yang nilainya
berskala 1 (satu) dan 0 (nol ) dan memiliki jumlah soal yang ganjil sehingga
didapatkan nilai relibilitas sebesar 0,82 lebih besar dari 0,70 maka instrumen yang
digunakan dinyatakan relibe (Riduwan, 2005).

4.8. Prosedur Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :
1. Peneliti mengumpulkan dan meminta data ibu yang memiliki bayi dan anak
usia 10 bulan-24 bulan dari petugas kesehatan setempat.
2. Peniliti memperkenalkan diri pada responden ketika posyandu, lalu
menyerahkan lembar kuesioner kepada responden yang sesuai kriteria inklusi
dengan terlebih dahulu meminta persetujuan (informed consent) dengan
menanyakan kesediaan dijadikan sebagai responden dengan menandatangani
surat persetujuan penelitian.
3. Selain itu peneliti ke rumah ibu yang sudah didapatkan datanya dan
menyerahkan lembar kuesioner kepada responden yang sesuai kriterian inklusi
dengan terlebih dahulu meminta persetujuan (informed consent) dengan
menanyakan kesediaan dijadikan sebagai responden dengan menandatangani

Universitas Sumatera Utara

42

suratpersetujuan penelitian.
4. Langkah selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian
kuesioner penelitian.
5. Agar pengumpulan dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti
mengawasi atau mendampingi responden saat mengisi kuesioner.
6. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan selanjutnya
peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksa
jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga dalam
pengolahan data tidak terjadi kendala.
7. Kemudian peneliti mengumpulkan kartu menuju sehat (KMS) ibu untuk di
observasi oleh peneliti. Lalu peneliti mengisikan hasil observasi pada lembar
observasi yang sudah disediakan.

4.9. Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Editing
Memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang dimaksud dapat diolah
secara benar sehingga pengolahan data dapat memberi hasil yang menggambarkan
masalah yang telah diteliti kemudian dikelompokkan dengan menggunakan aspek
pengukuran. Dalam penelitian ini kpeneliti tidak menemui hambatan dalam proses
editing, karena semua pertanyaan yang diberikan pada responden seluruhnya

Universitas Sumatera Utara

43

dijawab.
2. Coding
Dalam langkah ini peneliti memberikan kode (merubah menjadi angka) pada
jawaban responden yang berhubungan dengan variabel penelitian untuk
memudahkan dalam pengolahan data.
3. Tabulating
Proses tabulating yaitu memasukkan data ke dalam tabel untuk mempermudah
analisa dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan penelitian dengan
memasukkan data ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
4.10.

Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data dengan teknik

analisa kuantitatif melalui beberapa tahap, pertama pengecekan kelengkapan data
responden yaitu memastikan bahwa semua data yang dibutuhkan telah
lengkap.Selanjutnya dengan mengklasifikasikan data dengan mentabulasi data
yang telah terkumpul.Untuk mengolah data terlebih dahulu setiap data diberi
kode.Selanjutnya entry data dalam komputer dan dilakukan pengolahan data
dengan teknik komputerisasi dengan menggunakan program komputerisasi.
1.

Analisis Univariat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

persentase tiap variabel yang diteliti.Analisis univariat dilakukan untuk
mengetahui distribusi frekuensi variabel independent yaitu pengetahuan ibu dan

Universitas Sumatera Utara

44

variabel dependent yaitu kelengkapan imunisasi dasar pada bayi serta beberapa
data demografi.
Setelah kuisioner diisi dengan baik, kemudian ditabulasi dan disajikan
dalam bentuk tabel frekuensi, Kemudian dihitung dengan rumus :
P=


× 100%


Keterangan : P = persentase

F = frekuensi data
N = Jumlah responden
2. Analisa bivariat
Analisa Bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara kedua variabel
tersebut yaitu pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian
imunisasi dasar.Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan
dengan menggunakan uji statistik yaitu Rank spearman yakni untuk mengukur
tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat yang berskala ordinal (Riduwan, 2005) dan data yang tidak
berdistribusi normal.Adanya korelasi antar variabel dilihat dari koefisien korelasi
(r). Nilai r berkisar antara -1 sampai +1 untuk menunjukkan derajat hubungan
antara kedua variabel tersebut, dan untuk menentukan apakah terdapat hubungan
yang signifikan antara kedua variabel maka dilakukan pengamatan terhadap nilai
level of significance (α) pada hasil analisa. Jika nilai level of significance (α) <
0,05 maka terdapat korelasi bermakna antar variabel yang diuji dan jika nilai level
of significance (α) > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

Universitas Sumatera Utara

45

variabel yang diuji (Dahlan, 2008).
Untuk menafsirkan hasil pengujian statistik tersebut digunakan kriteria
penafsiran korelasi menurut Dahlan (2008), yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria Penafsiran Korelasi menurut Dahlan (2008)
No.

Parameter
1. Kekuatan Kolerasi (r)

2. Nilai p

3. Arah Korelasi

Nilai
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
p < 0,05

Interpretasi
Sangat Lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Terdapat kolerasi
yang
bermakna
antar dua variabel
yang diuji.

p > 0,05

Tidak
terdapat
kolerasi
yang
bermakna antara
dua variabel yang
diuji.
Searah, semakin
besar nilai satu
variabel, semakin
besar pula nilai
variabel
yang
lainnya.

+ (positif)

- (negatif)

Semakin
besar
nilai satu variabel,
semakin kecil nilai
variabel
yang
lainnya.

Universitas Sumatera Utara

46

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi di wilayah kerja Puskesmas
Selesai Kabupaten Langkat melalui proses pengumpulan data yang dilakukan
pada tanggal 1 april 2017 sampai 30 april. Penelitian ini dilakukan kepada 122 ibu
yang memiliki bayi 10-24 bulan sebagai responden di desa Padang Cermin
Kabupaten Langkat.Penyajian data hasil penelitian meliputi hasil analisis univariat
yang mencakup distribusi data demografi ibu, tingkat pengetahuan ibu serta
pemberian imunisasi dasar dan analisis bivariat yaitu hubungan pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi dasar.
5.1. Hasil Analisa Univariat
5.1.1. Distribusi Karakteristik Responden
Data demografi atau karakteristik responden yang di distribusikan
mencakup usia ibu, usia anak, jumlah anak, pendidikan terakhir dan pekerjaan.
Tabel berikut akan mendistribusikan analisa data dari 122 responden.
Distribusi data demografi responden dapat dlihat pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Persentase Karakteristik Responden
No.
1.

2.

Data Demografi
Usia ibu
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun
Usia bayi dan anak

Frekuensi (f)

Persentase (%)

21
92
9

17,2
75,4
7,4

46

Universitas Sumatera Utara

47

3.

4.

5.

1. Bayi
a. 10-12 bulan
14
11,5
2. Anak
a. 13-18 bulan (1,5 tahun)
83
68
b. 19-24 bulan (2 tahun)
25
20,5
Jumlah anak
a. 1 anak
48
39,3
b. 2 anak
44
36,1
30
24,6
c. ≥ 3 anak
Pendidikan terakhir
a. SD
2
1,6
b. SMP
36
29,5
c. SMA
71
58,2
13
10,7
d. Perguruan Tinggi
Pekerjaan
a. Bekerja
70
57,4
b. Tidak bekerja
52
42,6
TOTAL
122
100
Hasil analisa data menunjukkan bahwa dari 122 orang responden, sebagian

besar usia ibu berada pada rentang 20-35 tahun yaitu sebanyak 92 orang (75,4%),
dengan usia bayi terbanyak di rentang 10-17 bulan berjumlah 97 orang (79,5%),
untuk pendidikan terakhir ibu didominasi lulusan SMA sebanyak 71 orang
(38,2%), dan sebagian besar dari ibu tersebut bekerja dengan jumlah 70 orang
(57,4%).
5.1.2. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar
Pertanyaan tentang imunisasi dasar yang dijawab oleh responden diolah
sehingga didapatkan data mengenai tingkatan pengetahuan ibu terkait imunisasi
dasar yang di distribusikan pada tabel 5.a

Universitas Sumatera Utara

48

Tabel 5.a. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Berdasarkan
Distribusi Frekuensi Persentase
No.
1.
2.
3.

Tingkat Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
TOTAL

Frekuensi (f)
81
24
17
122

Persentase (%)
66,4
19,7
13,9
100

Hasil Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dari 122 orang ibu yang
menjadi responden, didapatkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan
yang baik dengan jumlah 81 orang (66,4%), ibu dengan pengetahuan cukup 24
orang (19,7%), dan ibu dengan pengetahuan kurang 13 orang (13,9%).
Selanjutnya akan diuraikan jumlah dan persentase jawaban responden
pada setiap pertanyaan, dimana

terdapat 4 dari 25 pertanyaan yang dijawab

dengan benar oleh lebih dari 100 responden yaitu pertanyaan nomor 10, 12, 20
dan 21. Dan ada 6 pertanyaan yang dijawab salah oleh kurang lebih 50 responden,
yaitu pertanyaan nomor 1, 2, 9, 14, 17 dan 19. Dari tabel juga dapat dilihat
pertanyaan yang dijawab paling banyak salah oleh responden adalah pertanyaan
nomor 2. Uraian tersebut dapat dilihat pada tabel 5.b

Universitas Sumatera Utara

49

Tabel 5.b. Uraian Jawaban Responden Terkait Pengetahuan Tentang
Imunisasi Dasar Di Desa Padang Cermin Wilayah Kerja Puskesmas Selesai
Kabupaten Langkat Berdasarkan Distribusi Frekuensi

No.

Pertanyaan

1.

Imunisasi adalah..
a. Pemberian suntikan vitamin pada bayi.
b. Pengobatan penyakit pada bayi.
c. Pemberian kekebalan tubuh bayi
dengan memasukan vaksin ke dalam
tubuh
Imunisasi dasar pada bayi disebut juga…
a. Imunisasi ulangan
b. Imunisasi khusus
c. imunisasi wajib
Imunisasi diberikan agar…
a. Mencegah banyaknya jumlah bayi yang
sakit.
b. Menngobati mencret.
c. Menurunkan demam bayi
Salah satu tujuan diberikannya imunisasi
dasar adalah…
a. Menurunkan berat badan bayi
b. Memberikan vitamin pada bayi
c. Mencegah kecacatan bayi akibat
penyakit
Manfaat diberikannya imunisasi pada bayi
antara lain...
a. Membentuk pertahanan tubuh yang
dapat mencegah penyakit.
b. Membantu meningkatkan nafsu makan
bayi.
c. Membantu dalam penyembuhan
penyakit
Salah satu keuntungan memberikan imunisasi
pada bayi..
a. karena murah dan efektif dan lebih baik
mencegah dari pada mengobati.
b. Sebagai penambah nafsu makan.

2.

3.

4.

5.

6.

Uraian Jawaban Responden
Benar
Salah
(%)
(%)
(n)
(n)
72
59
50
41

54

44,3

68

55,7

95

77,9

27

22,1

78

63,9

44

36,1

85

69,7

37

30,3

79

64,8

43

35,2

Universitas Sumatera Utara

50

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

c. Dapat menjadi vitamin bagi tubuh bayi
Memasukan antigen asing (vaksin) yang
berisi kuman yang sudah dilemahkan melalui
suntikan /oral dalam mencegah penyakit
termasuk jenis imunisasi..
a. Aktif
b. pasif
c. ulangan
Imunisasi dasar sebaiknya diberikan pada
usia...
a. 0-11 bulan
b. 24-36 bulan
c. .3-5 tahun
Imunisasi dasar terdiri dari…vaksin.
a. 3 jenis
b. 5 jenis
c. .6 jenis
Imunisasi dasar biasanya diberikan sejak...
a. Bayi baru lahir
b. Anak mulai sekolah
c. Anak mulai remaja
Imunisasi pertama yang biasanya diberikan
pada saat bayi baru lahir adalah…
a. Polio
b. Hepatitis B
c. Campak
Imunisasi diberikan kepada bayi dengan
keadaan yang...
a. Sehat
b. Demam
c. Diare
Imunisasi dapat mencegah bayi agar tidak
terjangkit oleh…
a. Penyakit menular
b. Alergi
c. . Kurang gizi
Imunisasi BCG diberikan untuk mencegah
penyakit…
a. Hepatitis
b. Tetanus
c. TBC
Reaksi yang biasanya terjadi setelah
pemberian imunisasi BCG adalah...
a. diare

75

61,5

47

38,5

99

81,1

23

18,9

69

56,6

53

43,4

108

88,5

14

11,5

90

73,8

32

26,2

112

91,8

10

8,2

87

71,3

35

28,7

70

57,4

52

42,6

96

78,7

26

21,3

Universitas Sumatera Utara

51

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

b. Batuk
c. Bengkak di area penyuntikan
Penyakit lumpuh layu pada anak dapat
dicegah dengan memberikan imunisasi...
a. Campak
b. BCG
c. Polio

98

80,3

24

19,7

Imunisasi yang diberikan pada bayi untuk
mencegah penyakit tetanus adalah...
a. Hib
b. DPT
c. BCG
Reaksi yang biasanya terjadi setelah
diberikannya imunisasi DPT adalah..
a. Gatal-gatal
b. Demam
c. Bengkak di area penyuntikan

72

59

50

41

90

73,8

32

26,2

Imunisasi DPT biasanya diberikan melalui...
a. Suntikan dilengan kanan atas
b. Tetes mulut
c. Suntikan di paha
Reaksi yang biasanya terjadi setelah
pemberian imunisasi campak adalah...
a. Demam ringan
b. batuk
c. Diare
Imunisasi BCG biasanya diberikan sejak...
a. Usia 3 tahun
b. Usia sekolah
c. Bayi baru lahir
Imunisasi DPT-Combo diberikan dengan
jarak waktu...
a. 2 minggu sekali
b. 1 bulan sekali
c. 1 tahun sekali
Imunisasi yang diberikan melalui oral (tetes
mulut) adalah…
a. Campak
b. polio
c. DPT
Imunisasi polio pada bayi diberikan
sebanyak...

67

54,9

55

45,1

105

86,1

17

13,9

100

82

22

18

92

75,4

30

24,6

95

77,9

27

22,1

75

61,5

47

38,5

Universitas Sumatera Utara

52

25.

a. 4 kali
b. 2 kali
c. berkali-kali
Usia yang tepat dalam pemberian Imunisasi
89
73
33
campak bayi adalah...
a. 9 bulan
b. Baru lahir
c. 2 bulan
TOTAL
2152
71
898
Dari hasil analisa pertanyaan diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak

27

29

71% responden menjawab benar dan 29% reponden menjawab salah terkait
pengetahuan tentang imunisisai dasar.

5.1.3. Pemberian Imunisasi Dasar
Data pemberian imunisasi dasar didapatkan dari Kartu Menuju Sehat
(KMS) yang dimiliki responden, setalah di observasi maka didapatkan data terkait
catatan kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada 122 bayi yang berusia 10-24
bulan yang dapat dilihat pada tabel 6.a
Tabel 6.a. Pemberian Imunisasi Dasar Berdasarkan Distribusi Frekuensi
Persentase
No.
1
2

Pemberian Imunisasi Dasar
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Lengkap
91
74,6
Tidak Lengkap
31
25,4
TOTAL
122
100
Berdasarkan Data yang dikumpulkan dari 122 responden , mayoritas ibu

memiliki bayi dengan pemberian imunisasi dasar yang lengkap sebanyak 91 orang
(74,6%) dan tidak lengkap sebanyak 31 orang (25,4%).
Berikut ini merupakan uraian catatan pemberian imunisasi yang telah
dilewati oleh setiap bayi responden. Data tersebut terdiri dari 6 imunisasi yaitu

Universitas Sumatera Utara

53

Hepatitis 0, BCG dan polio 1, DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2, DPT-HB-Hib 2 dan
Polio 3, DPT-HB-Hib 3 dan Polio 4, dan Campak. Uraian data tersebut dapat
dilihat pada tabel 6.b.

Tabel 6.b Uraian Catatan Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi Di Desa
Padang Cermin Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat
berdasarkan Distribusi Frekuensi

No.

Jenis Imunisasi

Uraian Catatan Pemberian Imunisasi
Tidak
Diberikan
(%)
diberikan
(%)
(n)
(n)

1.

Hepatitis 0

117

95,9

5

4,1

2.

BCG dan Polio 1

122

100

0

0

3.

DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2

120

98,4

2

1,6

4.

DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3

108

88,5

14

11,5

5.

DPT-HB-Hib 3 dan Polio 4

106

86,9

16

13,1

6.

Campak

91

74,6

31

25,4

Total

664

90,7

68

9,3

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 122 bayi responden yang diteliti
yang paling banyak telah diberikan imunisasi yaitu jenis imunisasi BCG dan Polio
1 sebanyak 122 bayi (100%), dan paling banyak tidak diberikan imunisasi adalah
jenis imunisasi campak sebanyak 31 bayi (25,4%).

Universitas Sumatera Utara

54

5.2. Hasil Analisa Bivariat
5.2.1. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan
Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai
Kabupaten Langkat
Setelah semua variabel sudah diolah dan didistribusikan, maka selanjutnya
akan dilakukan analisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan
menggunakan uji statistik yaitu Rank spearman yakni untuk mengukur tingkat
atau eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat yang berskala ordinal (Riduwan, 2005) dan data yang tidak berdistribusi
normal. Adanya korelasi antar variabel dilihat dari koefisien korelasi (r). Nilai r
berkisar antara -1 sampai +1 untuk menunjukkan derajat hubungan antara kedua
variabel tersebut, dan untuk menentukan apakah terdapat hubungan yang
signifikan antara kedua variabel maka dilakukan pengamatan terhadap nilai level
of significance (p) pada hasil analisa. (Dahlan, 2008).Hasil analisa data bivariat
yang dilakukan peneliti terkait hubungan antara kedua variabel dapat dilihat pada
tabel 7.

Universitas Sumatera Utara

55

Tabel 7. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan
Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai
Kabupaten Langkat
Variabel

P-value

R

N

0,000

0,825

122

Pengetahuan Ibu
Pemberian Imunisasi
Dasar

Hasil diperoleh nilai p adalah 0,000 dengan kekuatan korelasi (r) adalah
0,825 pada 122 responden yang menyatakan bahwa ada Hubungan yang sangat
kuat dan signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar dan
hubungan tersebut searah (nilai r positif).

5.3. Pembahasan
Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas tujuan dari penelitian yaitu
bagaimana pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, pemberian imunisasi dasar
pada bayi dan hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan
pemberian imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Selesai Kecamatan Selesai
Kabupaten Langkat.
5.3.1. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Padang Cermin
kepada 122 responden, sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang baik
mengenai imunisasi dasar, namun masih ada juga ibu yang memiliki pengetahuan

Universitas Sumatera Utara

56

yang kurang mengenai imunisasi dasar. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
disitribusi uraian jawaban ibu yang menunjukkan bahwa dari 25 pertanyaan yang
dijawab ada 6 pertanyaan yang dijawab salah oleh setengah responden, yaitu
pertanyaan nomor 1, 2, 9, 14, 17 dan 19. Pertanyaan tersebut sebagian besar
mengenai defenisi imunisasi, jenis imunisasi dan cara pemberian imunisasi. Dari
tabel juga dapat dilihat pertanyaan yang dijawab paling banyak salah oleh
responden adalah pertanyaan nomor 2 yaitu terkait defenisi ataupun nama lain dari
imunisasi dasar itu sendiri.
Dari data tersebut menunjukkan rendahnya pengetahuan tentang informasi
imunisasi dasar kemungkinan karena kurangnya kesadaran ibu terhadap
pentingnya informasi yang lengkap terkait imunisasi dasar mempengaruhi
kesehatan bayi. Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2012) menyimpulkan
bahwa penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari
oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku ini tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Sehingga
kesadaran ibu untuk mencari informasi juga sangat mempengaruhi pengetahuan
dan perilaku ibu.
Kurangnya penyuluhan petugas kesehatan tentang imunisasi dasar kepada
ibu juga salah satu faktor kurangnya pengetahuan ibu.Karena dari hasil
wawancara singkat peneliti kepada beberapa responden, bahwa di desa Padang
Cermin sendiri para petugas kesehatan puskesmas jarang melakukan penyuluhan

Universitas Sumatera Utara

57

tentang pentingnya imunisasi dasar bagi pencegahan penyakit pada bayi. Dari
pernyataan petugas kesehatan sendiri bahwa mereka pernah melakukannamun
ketika dilakukan penyuluhan sebagian besar ibu yang hadir adalah beberapa ibu
yang memang selalu membawa bayinya ke posyandu.
Disamping itu, masih ada responden yang memiliki pendidikan yang rendah
yakni responden yang hanya menyelesaikan pendidikan di tingkat Sekolah Dasar
terdapat 2 responden (1.6%) dan responden yang menyelesaikan pendidikan
ditingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat 36 orang (29.5%) sehingga
ibu memiliki informasi yang kurang mengenai imunisasi dasar. Hal ini sesuai
dalam penelitian Razana Hijani, Fathra dan Zulfitri (2014) tentang hubungan
pengetahuan ibu tentang imunisasi terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Dumai Kota Kelurahan Dumai Kota yang
menyatakan hasil tingkat pengetahuan sebagian besar ibu yang sejalan dengan
mayoritas tingkat pendidikan SMA menunjukkan bahwa pengetahuan dipengaruhi
faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan
pendidikan, dimana bahwa dengan pendidikan tinggi maka semakin luas pula
pengetahuannya.
Selain pendidikan ada faktor lain dan mempengaruhi pengetahuan ibu
Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data didapatkan bahwa sebagian
besar usia ibu berada pada rentang 20-35 tahun , dimana usia tersebut merupakan
rentang usia produktif pada wanita. Usia seseorang erat kaitannya dengan
pengetahuan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa saat semakin cukup umur tingkat

Universitas Sumatera Utara

58

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ririn Rahmala
(2012)tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi
campak di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 yang
menyatakan

hasil analisis bivariat umur ibu mempunyai hubungan yang

signifikan (p=0,005; RP=2,64) dengan pengetahuan ibu tentang imunisasi campak
imunisasi campak dengan usia ibu proporsi ibu berdasarkan umur terbanyak pada
umur ≤ 30 tahun yaitu 75,6%.
Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur
seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), dimana
pada aspek psikologis ini, taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.
Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya
bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.
Sehingga kemungkinan usia juga dapat menjadi salah satu faktor predisposisi
dalam mempengaruhi pengetahuan ibu.
5.3.2. Pemberian Imunisasi Dasar
Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Padang Cermin
Kabupaten Langkat bahwa dari 122 reponden ibu, data didominasi ibu yang
memiliki bayi dengan catatan pemberian imunisasi yang lengkap dibandingkan
memiliki bayi dengan catatan pemberian imunisasi yang tidak lengkap. Namun
meskipun begitu angka kelengkapan bayi menunjukkan bahwa belum tercapainya

Universitas Sumatera Utara

59

angka UCI (Universal Child Imunnization) yang sudah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan RI yaitu minimal

80 % (Pusdatin, 2016). Dari data

tersebut juga masih terdapat 31 responden (25,4%) yang bayinya tidak lengkap
diimunisasikan. Dari 31 bayi dan anak, 10 bayi berusia 10 bulan, 3 bayi berusia 11
bulan, 12 anak pada rentang usia 1,1 tahun - 1,5 tahun, dan 6 anak pada rentang
usia 1,6 tahun - 2 tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari uarian catatan pemberian
imunisasi yang sudah dilewati bayi yang menunjukkan bahwa dari 122 bayi
responden yang diteliti masih bayi yang tidak diberikan imunisasi Hepatitis 0,
BCG dan polio 1, DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2, DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3, DPTHB-Hib 3 dan Polio 4 dan yang terbanyak tidak diberikan adalah imunisiasi
campak sebanyak 31 bayi (25,4%).
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi dalam membawa bayinya
imunisasi.Jumlah anak juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi ibu terkait
pemberian imunisasi dasar. Dari hasil pengumpulan data sebagian besar ibu yang
menjadi sampel adalah ibu yang memiliki 1 anak dan ibu tersebut mengaku lebih
bersemangat ketika mengimunisasikan anaknya ketika anak pertama karena masih
muda dan belum repot mengurusi anaknya yang lain. Hal ini sejalan dengan
penelitian Emilia (2011) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara
usia ibu dengan status imunisasi bayi dan menyatakan usia ibu 30 tahun. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ibu yang berusia lebih

Universitas Sumatera Utara

60

muda yang baru memiliki anak biasanya cenderung memberikan perhatian yang
lebih terhadap anaknya, termasuk kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Selain itu kesibukan ibu juga sering menjadi alasan ibu tidak
mengimunisasikan anaknya.Hasil analisa data juga menyatakan sebagian besar
dari ibu tersebut bekerja sebagian dari ibu tersebut tidak bekerja.Padahal ketika
peneliti melakukan wawancara singkat kepada setiap ibu yang bayinya memiliki
catatan pemberian imunisasi tidak lengkap, rata-rata ibu tersebut mengatakan
alasannya tidak mengimunisasikan bayi karena sibuk bekerja dan tidak punya
waktu untuk ke posyandu.Kebanyakan ibu di desa tersebut bekerja sebagai buruh
ataupun berjualan dan suaminya bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia diluar
negeri sehingga tidak punya waktu untuk mengimunisasikan anaknya secara
lengkap.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa masih ada ibu yang tidak
mengimunisasikan anaknya secara lengkap, padahal pemberian imunisasi
merupakan salah satu investasi kesehatan yang paling cost-effective ( murah),
karena terbukti dapat mencegah dan mengurangi kejadian sakit, cacat, dan
kematian akibat PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) yang
diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian tiap tahunnya (Pusdatin, 2016).
Hal kewajiban pemberian imunisasi juga tertuang dalam Undang- Undang
Kesehatan No.36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh
imunisasi dasar sesuai ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat

Universitas Sumatera Utara

61

dihindari melalui imunisasi dan pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap
kepada setiap bayi dan anak (PERMENKES, 2014).
Rendahnya angka pemberian imunisasi di Desa Padang Cermin menurut
hasil peneliti kemungkinan terjadi karena masih terdapat ibu yang berpengetahuan
kurang dan pendidikan yang rendah sehingga menyebabkan rendahnya kesadaran
ibu tentang pentingnya imunisasi dan membawa bayinya untuk imunisasi secara
lengkap. Selain itu tidak adanya keluarga maupun sanak keluarga yang dapat
membantu ibu membawa anaknya ke Posyandu juga merupakan salah satu faktor
ibu tidak

mengimunisasikan anaknya. Karena didapatkan 57,4% responden

bekerja dan mengaku terkadang tidak sempat ke posyandu.
Hal ini sesuai dengan penelitian Novasari (2012) yang mengatakan bahwa
ada hubungan antara pendidikan terhadap pemberian imunisasi dasar dan sejalan
dengan Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2012) tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita umur 12- 23
bulan, juga menyatakan bahwa pendidikan dan pengetahuan ibu berbanding lurus
dengan kelengkapan status imunisasi balita. Namun selain pengetahuan dan
pendidikan kemungkinan ada beberapa faktor predisposisi lain yang juga dapat
mempengaruhi pemberian imunisasi yang lengkap seperti dukungan keluarga ,
petugas kesehatan, jarak rumah ke pelayanan kesehatan, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

62

5.3.3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan
Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai
Kabupaten Langkat
Hasil analisa data penelitian hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar dengan pemberian imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Selesai
Kabupaten Langkat pada tabel 5.1.4 menunjukkan bahwa nilai p pada kolom sig
2-tailed sebesar 0,00 lebih kecil dari nilai level of significance (α) yaitu 0,01
(p0,05), berarti Ha di tolak, tidak ada hubungan secara
signifikan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap dengan praktik
imunisasi dasar lengkap bayinya di Wilayah Kerja Puskesmas Pegandon.
Meskipun demikian, namun hasil penelitian dan asumsi peniliti ini
didukung oleh hasil penelitian dari Ririn Rahmala (2012) tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan pemberian imunisasi campak di wilayah kerja
Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 kota tahun 2012 yang menyatakan
bahwa hasil analisis bivariat terdapat 4 variabel yang mempunyai hubungan yang
signifikan dengan pemberian imunisasi campak yaitu umur ibu (p=0,005;
RP=2,649), pendidikan ibu (p=0,000; RP=3,595), paritas (p=0,007; RP=2,583),
pengetahuan ibu (p=0,000; RP=4,183). Hasil analisis multivariat menunjukkan
bahwa pengetahuan ibu adalah variabel yang paling dominan yang berhubungan
dengan pemberian imunisasi campak pada batita.

Universitas Sumatera Utara

64

Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2012) menyimpulkan bahwa
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku ini tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Sehingga
Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar sangat mempengaruhi perilaku ibu dalam
melengkapi pemberian imunisasi dasar pada bayinya.
Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lilis
Afrikayanti, Ninuk Sri Hartini dan Sri Rahayu, yang menyatakan bahwa tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Puskesmas Depok I Sleman
Yogyakarta sebagian besar dalam kategori baik sebesar 77,5%. Kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Depok I Sleman Yogyakarta sebesar
85%.Hasil analisis Chi-square diperoleh nilai � 2 hitung sebesar 29,961 dengan P
value sebesar 0,000. Keeratan hubungan kategori sedang (C= 0,522). Dan

menunjukkan bahwa adanya hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 1 tahun di Puskesmas Depok I
Sleman Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

65

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
dengan pemberian imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Selesai Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.

Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar sebagian besar didominasi
ibu dengan pengetahuan baik dengan jumlah 81 orang (66,4%), ibu dengan
pengetahuan cukup sebanyak 24 orang (19,7%), dan ibu dengan pengetahuan
kurang sebanyak 17 orang (13,9%).

2.

Pemberian Imunisasi dasar pada bayi 10-24 bulan sebagian besar dalam
katagori lengkap dengan jumlah 91 bayi (74.6%) dan kategori tidak lengkap
sebanyak 31 bayi (25,4%).

3.

Hasil analisa data yang menggunakan rumus rank spearmanmenunjukkan
adanya hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian
imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat
dengan kekuatan korelasi yang sangat kuat (r = 0.825) dan signifikan (pvalue = 0.00< 0,001) antara kedua variabel dan hubungan tersebut searah.

65
Universitas Sumatera Utara

66

6.2. Saran
1.

Kepada ibu
Untuk ibu yang memiliki bayi dalam masa usia emas. Di harapkan untuk

semakin giat untuk mencari tahu tentanng imunisasi dasar bagi bayinya. Karena
hal tersebut dapat membantu ibu dalam pemahaman dan kesadaran ibu akan halhal penting bagi kesehatan bayinya. Ibu dapt mencari sendiri melalui internet
maupun buku Kesehatan Ibu dan Anak yang diberikan oleh petugas kesehatan
setempat. Selain itu ibu juga menanyakannya kepada petugas kesehatan seperti
bidan,perawat dan dokter untuk menambah informasi.
2.

Petugas Kesehatan di Puskesmas Selesai
Bagi Petugas Kesehatan diharapkan agar dapat meningkatkan minat dan

kesadaran ibu dalam mengimunisasikan anaknya.Dapat dilakukan dengan
mengadakan kegiatan penyuluhan yang menarik terkait imunisasi dasar seperti
kegiatan penyuluhan yang dikemas dengan lomba bayi sehat atau lomba desa
dengan Cakupan UCI tertinggi.Sehingga dapat memacu minat ibu dalam
mengimunisasikan anaknya.
3.

Kepada Instansi Pendidikan Keperawatan
Disarankan agar memperdalam pengajaran terkait pengetahuan dan aplikasi

pemberian imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan pada bayi, agar peserta
didik berkompeten ketika di terjunkan langsung pada masyarakat.Sehingga dapat
membantu peserta didik untuk lebih paham dan dapat mengaplikasikannya ketika
profesi NERS maupun ketika sudah bekerja nantinya.

Universitas Sumatera Utara

67

4.

Kepada peneliti selanjutnya
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor lain yang dapat

mempengaruhi pemberian imunisasi secara lengkap pada bayi. Karena selama
melakukan penelitian ini didapatkan bahwa banyak faktor lain yang kemungkinan
dapat mempengaruhi pemberian imunisasi, seperti peran petugas kesehatan,
dukungan ayah, jarak lokasi posyandu, penyediaan vaksin dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Dengan Perilaku Ibu Pasca Pemberian Imunisasi Polio Pada Bayi Di Desa Mancang Wilayah Kerja Puskesmas Selesai, Kab. Langkat Tahun 2014

2 46 87

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan.

0 1 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan.

0 5 12

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 20

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 2 3

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 22

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

0 0 7