Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

10

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Pengetahuan (Knowledge)

2.1.1. Defenisi Pengetahuan
Notoatmodjo dalam Titik Lestari (2015) menyatakan bahwa pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia,
yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour).
Soekanto dalam Titik Lestari mengatakan pengetahuan adalah kemampuan
seseorang tentang sesuatu.Kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar
dalam kawasan kognitif.Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk
mengenal atau mengingat kembali suatu objek, ide, prosedur, prinsip, atau teori
yang pernah ditemukan dengan pengalaman tanpa memanipulasinya. Dari

pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers dalam Notoatmodjo (2003) mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

10
Universitas Sumatera Utara

11

1.

Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2.

Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus (objek).


3.

Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4.

Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5.

Adoption, subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku ini tidak didasari
oleh


pengetahuan

dan

kesadaran

maka tidak

akan

berlangsung

lama

(Notoatmodjo,2012)

2.1.2.

Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan, yang dapat mengungkapkan seberapa dalam seseorang mengetahui
suatu masalah, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

12

1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya dan merupakan pengetahuan yang rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek atau materi (Lestari, 2015).

Universitas Sumatera Utara

13

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi ;
1. Tingkat pendidikan
Yakni upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan

perilaku positif yang meningkat.
2. Informasi
Seseorang yang mendapatkan informasi lebih banyak akan menambah
pengetahuan yang lebih luas.
3. Pengalaman
Yakni sesuatu yang pernah dilakukan seseorang akan menambah pengetahuan
tentang sesuatua yang bersifat informal.
4. Budaya
Tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan
kepercayaan.
5. Social Ekonomi
Yakni kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penegathuan menurut Maliono dkk,
(2007) adalah
1. Sosial Ekonomi
Lingkungan social akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang bila
ekonomi baik, tingkat pendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan akan tinggi
pula.

Universitas Sumatera Utara


14

2. Kultur (Budaya dan Agama)
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena
informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidaknya dengan budaya yang ada
apapun agama yang dianut.
3. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan maka akan mudah menerima hal baru dan akan
mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.
4. Pengalaman
Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Pendidikan
yang tinggi, maka pengalaman akan lebih luas, sedangkan semakin tua umur
seseorang maka pengalamannya akan semakin banyak ( Lestari, 2015).

2.1.4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Arikunto (2006 dalam Machfoedz, 2010) terhadap data yang
bersifat kuantitatif, peneliti dapat mengolahnya dengan cara statistik dan nonstatistik. Apa yang dimaksud sebagai analisis non-statistik adalah mencari
proporsi, mencari persentasi dan ratio. Dan terhadap pekerjaan analisis ini, orang

Universitas Sumatera Utara

15

yang menyebutnya sebagai analisis statistik sederhana, sehingga hasil pengukuran
pengetahuan dapat dikategorikan menjadi :
1). Baik, jika menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak >76-100%
2). Cukup, jika menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 56-75%
3). Kurang, jika menjawab pertanyaan dengan benar

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Dengan Perilaku Ibu Pasca Pemberian Imunisasi Polio Pada Bayi Di Desa Mancang Wilayah Kerja Puskesmas Selesai, Kab. Langkat Tahun 2014

2 46 87

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan.

0 1 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan.

0 5 12

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat Chapter III VI

0 1 38

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 2 3

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 22

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

0 0 7