Perilaku Mahasiswa Dalam Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik Dan Styrofoam Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2017 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu untuk mengetahui perilaku
mahasiswa dalam meminimalisir penggunaan kantong plastik dan styrofoam di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2017.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Sumatera Utara. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan
pada perilaku mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara dalam menggunakan kantong plastik dan styrofoam sebagai kemasan
makanan masih tinggi serta perilaku pemeliharaan kesehatan dan kesehatan
lingkungan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara yang masih rendah. Selain itu, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara merupakan fakultas yang termasuk dalam bidang kesehatan,
dimana mahasiswa di dalamnya mempelajari aspek kesehatan dan aspek-aspek
yang berpengaruh terhadap kesehatan, sehingga penelitian ini dirasakan sesuai
jika dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Maret
tahun 2017.

44
Universitas Sumatera Utara

45

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara program reguler yang aktif angkatan
2013-2015 yang terdata di bagian pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara yaitu sebanyak 2020 orang. Jumlah mahasiswa
program reguler setiap angkatan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Distribusi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Program Reguler Tahun 2013-2015
No.


Angkatan

Jumlah mahasiswa

1.

2013

750

2.

2014

717

3.

2015


553

Total Populasi

2020

Sumber: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2017

3.2.2 Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan rumus Slovin,
sebagai berikut:
=



1+�(� 2 )

dimana: � = Besar sampel

N = Besar populasi

e = batas toleransi kesalahan (10%)

Dengan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dengan populasi
dengan mengambil batas toleransi kesalahan 10%, sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

46

=

2020
1 + 2020(0,1)²
=

2020
21,2

= 95,28
dari hasil perhitungan, maka sampel sebanyak 95 mahasiswa.

Selanjutnya untuk menentukan sampel yang akan dijadikan unit analisis
dilakukan dengan metode proporsional yaitu pengambilan sampel berdasarkan
proporsi yang sama pada setiap angkatan agar setiap mahasiswa memiliki peluang
yang sama untuk dijadikan sampel sehingga mewakili setiap angkatan dan dengan
teknik random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak pada masingmasing kelompok angkatan.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung jumlah sampel pada tiap-tiap angkatan sebagai berikut:
=

×

�ℎ

Dimana:

�ℎ�



� �� � � � �


x = jumlah sampel per angkatan
n = jumlah sampel
N = jumlah Populasi
2. Menjumlahkan proporsi sampel dengan jumlah populasi pada tiap-tiap
angkatan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

47

Tabel 3.2 Proporsi Sampel dengan Jumlah Populasi pada tiap-tiap Angkatan
No.

Angkatan

1.

2013


2.

2014

3.

2015

Jumlah

Perhitungan Sampel

Jumlah Sampel

95 × 750
2020
95 × 717
=
2020
95 × 553

=
2020

35

=

34
26
95

2020

Sumber: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2017

3. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel secara acak pada masing-masing
tiap kelompok angkatan dengan cara pengundian (pencabutan nomor) dari
nomor populasi yang terpilih diwawancarai sebagai responden.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan
instrumen berupa kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara, berbagai literatur, dan penelitian yang berhubungan dengan judul
penelitian.

Universitas Sumatera Utara

48

3.5 Defenisi Operasional
Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan
makna atau defenisi opeasional, sebagai berikut:
1.

Karakteristik responden adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

dalam “gerakan diet kantong plastik” sebagai upaya pengurangan penggunaan
kantong plastik dan styrofoam.
a. Umur adalah lama hidup seseorang.
b. Jenis kelamin adalah kategori mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara yang didasarkan pada perbedaan antara lakilaki dan perempuan.
c. Suku adalah sesuatu yang menjadi karakteristik individu berdasarkan
etnis.
d. Jumlah uang saku adalah besaran kuantitatif untuk pengeluaran seharihari mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara sebagai responden.

2.

Sumber informasi adalah instrumen perantara informasi yang diperoleh oleh
mahasiswa dalam meminimalisir penggunaan kantong plastik dan styrofoam.

3.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dalam meminimalisir
penggunaan kantong plastik dan styrofoam.


4.

Sikap adalah pendapat atau pandangan mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara dalam meminimalisir penggunaan
kantong plastik dan styrofoam.

Universitas Sumatera Utara

49

5.

Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara dalam meminimalisir penggunaan
kantong plastik dan styrofoam.

6.

Kantong plastik merupakan plastik yang termasuk ke dalam jenis plastik
LDPE (Low Density Polyethylene), yaitu yang digunakan untuk plastik
kemasan.

7.

Styrofoam atau polystyrene adalah plastik berbasis minyak bumi yang terbuat
dari styrene monomer. Styrofoam merupakan bahan ringan, sekitar 95%
udara, dengan sifat isolasi yang sangat baik dan digunakan dalam semua jenis
produk dari kemasan minuman untuk menjaga agar minuman panas atau
dingin.

3.6 Instrumen dan Aspek Pengukuran
3.6.1 Instrumen
Alat untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya oleh Peneliti.
3.6.2 Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban responden
terhadap pertanyaan dan kuesioner yang disesuaikan dengan skor. Nilai yang
tertinggi dikumpulkan dikategorikan menjadi tiga tingkat (Arikunto, 2006), yaitu:
1. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari seluruh skor yang
ada.
2. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 45% – 75 % dari seluruh skor
yang ada.

Universitas Sumatera Utara

50

3. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai < 45% dari seluruh skor yang
ada.
Dalam hal ini pengukuran pada pengetahuan, sikap, dan tindakan dapat
dilakukan dengan cara berikut:
1. Pengetahuan
Pengetahuan diukur melalui 10 pertanyaan dengan menggunakan skala
Thurstone. Skala pengukuran pengetahuan berdasarkan pada jawaban yang
diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan dengan
jawaban benar mendapat nilai = 1, dan jawaban salah mendapat nilai = 0.
Dari seluruh pertanyaan didapatkan total nilai sebesar 10. Berdasarkan
Arikunto (2006), aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah yang ada
dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:
a. Tingkat pengetahuan baik, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 10 yaitu > 8.
b. Tingkat pengetahuan sedang, apabila nilai yang diperoleh 45-75% dari
nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 10 yaitu 5-8.
c. Tingkat pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh 75% dari nilai tertinggi
seluruh pertanyaan dengan total nilai 50 yaitu > 38.
b. Sikap sedang, apabila jumlah skor yang diperoleh 45-75% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 50 yaitu 23-38.
c. Sikap kurang, apabila jumlah skor yang diperoleh < 45% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 50 yaitu < 23.
3. Tindakan
Tindakan dapat diukur dengan 8 pertanyaan dimana jawaban tertinggi
mendapat nilai = 5, dan jawaban terendah mendapat nilai = 1. Total skor
tertinggi = 40 dan skor terendah = 8. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat
diklasifikasikan dalam 3 kategori :
a. Tindakan baik, apabila jumlah skor yang diperoleh > 75% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu > 30.
b. Tindakan sedang, apabila jumlah skor yang diperoleh 45-75% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu 18-30.
c. Tindakan kurang, apabila jumlah skor yang diperoleh < 45% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu < 18.
3.7 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dengan bantuan komputer
dalam pengolahan data yang pelaksanaannya dilakukan dengan tahapan- tahapan
sebagai berikut :
1.

Editing
Pengeditan dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data, kesinambungan
data (tidak ditemukan data atau keterangan yang bertentangan antara satu dan

Universitas Sumatera Utara

52

yang

lainnya),

keseragaman

data

(ukuran

yang

digunakan

dalam

mengumpulkan data telah seragam atau tidak.
2.

Coding
Merupakan perlakuan terhadap pengkodean data. Coding digunakan untuk
memudahkan pengolahannya, semua jawaban atau data tersebut perlu
disederhanakan. Cara yang digunakan dengan memberikan simbol-simbol
tertentu.

3.

Tabulasi
Perlakuan tabulasi setelah editing & coding. Pekerjaan mengelompokkan data
dalam bentuk tabel menurut sifat-sifat disebut tabulasi. Pekerjaan tabulasi
dalam penelitian sangat penting. Dengan berhasil disusunnya tabel-tabel,
analisis data selanjutnya akan mudah dilakukan. Peranan tabeldalam suatu
penelitian antara lainmemang untuk membantu analisis data.

4.

Entry data
Entry data yaitu memasukkan data dalam variabel sheet dengan
menggunakan komputer.

5.

Cleaning data
Cleaning data yaitu pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang
mungkin terjadi, dalam hal ini diikutsertakan nilai hilang dalam analisis data
dan data yang tidak sesuai atau diluar range penelitian tidak diikutsertakan
dalam analisis (Notoadmodjo, 2002).
Kelima karakteristik teknik pengolahan data diatas merupakan pilihan

peneliti untuk memperoleh perilaku mahasiswa dalam “gerakan diet kantong

Universitas Sumatera Utara

53

plastik” sebagai upaya pengurangan kantong plastik dan styrofoam di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2017.
3.8 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
univariat. Analisis univariat digunakan untuk

menjabarkan secara deskriptif

mengenai karakteristik responden (umur, jenis kelamin, suku dan jumlah uang
saku), sumber informasi, sikap, pengetahuan serta tindakan mahasiswa dalam
meminimalisir kantong plastik dan styrofoam di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara tahun 2017. Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yang
disajikan dalam bentuk distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoadmodjo,
2010).

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Fakultas Kesehatan Masyarakat merupakan fakultas ke-10 di Universitas

Sumatera Utara yang diresmikan tanggal 31 Juli 1985, tetapi masih berada di
bawah asuhan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (PSKM-USU).
Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No. 0376/0/1993 tanggal 21 Oktober 1993 Program Studi S1 Ilmu
Kesehatan Masyarakat yang selama ini masih di bawah asuhan Fakultas
Kedokteran telah berubah menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada
tanggal 25 Januari 1994. Fakultas ini terletak di Jalan Universitas No.21 Medan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat terdiri dari 7 departemen yaitu : (1)
Departemen

Administrasi

dan

Kebijakan

Kesehatan,

(2)

Departemen

Kependudukan dan Biostatistika, (3) Departemen Epidemiologi, (4) Departemen
Gizi Kesehatan Masyarakat, (5) Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
(6) Departemen Kesehatan Lingkungan, dan (7) Departemen Pendidikan
Kesehatan dan Ilmiu Perilaku.
Sesuai dengan visi Universitas Sumatera Utara yakni menjadi perguruan
tinggi yang memiliki keunggulan akademik sebagai barometer kemajuan ilmu
pengetahuan yang mampu bersaing dalam tataran dunia global, maka visi FKM
USU adalah untuk pengembangan tenaga kesehatan masyarakat dengan misi
sebagi berikut :
54
Universitas Sumatera Utara

55

1.

Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan untuk menghasilkan
Sarjana Kesehatan Masyarakat, Magister Kesehatan, dan Doktor sesuai
kompetensi dalam bidang kesehatan masyarakat.

2.

Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian ilmiah yang dapat
memberi kontribusi untuk pengembangan ilmu kesehatan masyarakat,
tercapainya kompetensi lulusan dan pemecahan masalah kesehatan
masyarakat.

3.

Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian masyarakat yang
dapat memberi kontribusi untuk pengembangan seni, ilmu, teknologi
kesehatan masyarakat, kompetensi lulusan dan pemecahan masalah
kesehatan masyarakat.
Adapun tujuan dari FKM USU adalah dihasilkannya Sarjana Kesehatan

Masyarakat yang menjadi anggota masyarakat yang bermoral, memiliki
kemampuan akademik dan profesi yang dapat menerapkan, mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni dalam bidang kesehatan masyarakat, mampu
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, meningkatkan kualitas
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat secara berkelanjutan, serta
mendukung pembangunan kesehatan masyarakat dengan berperan sebagai
kekuatan konseptual dan moral mandiri (Buku Pedoman Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat tahun 2013/2014).

Universitas Sumatera Utara

56

4.2

Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang menjadi sampel penelitian di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dapat dijelaskan berdasarkan
umur, jenis kelamin, suku, dan jumlah uang saku.
4.2.1

Umur

Tabel 4.1 Distribusi responden menurut umur di Fakultas kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2017
No
1
2
3

Umur (Tahun)
< 20 tahun
20-25 tahun
> 25 tahun
Total

Jumlah (Orang)
25
70
0
95

%
26,3 %
73,7 %
0
100 %

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden
berada pada golongan umur 20-25 tahun yaitu sebanyak 70 orang (73,7%),
sebagian kecil responden berada pada golongan umur < 20 tahun yaitu sebanyak
25 orang (26,3%), dan tidak ada responden yang berusia > 25 tahun.
4.2.2

Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi responden menurut jenis kelamin di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2017
No
1
2

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Jumlah (Orang)
16
79
95

%
16,8 %
83,2 %
100 %

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuann yaitu sebanyak 80 orang (84,2%), sedangkan
sebagian kecil responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 15 orang
(15,8%)

Universitas Sumatera Utara

57

4.2.3

Suku

Tabel 4.3
No
1
2
3
4
5

Distribusi responden menurut suku di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2017
Suku

Batak
Jawa
Melayu
Minang
Lainnya
Total

Jumlah (Orang)
74
4
3
8
6
95

%
77,9 %
4,2 %
3,1 %
8,5 %
6,3 %
100 %

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
mempunyai suku batak yaitu sebanyak 74 orang (77,9%), sedangkan sebagian
kecil responden mempunyai suku melayu yaitu sebanyak 3 orang (3,1%).
4.2.4

Jumlah Uang Saku

Tabel 4.4
No
1
2
3

Distribusi responden menurut jumlah uang saku di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2017

Jumlah Uang Saku per Bulan Jumlah (Orang)
< Rp 500.000
12
Rp 500.000 – Rp 1.000.000
58
>Rp 1.000.000
25
Total
95

%
12,6 %
61,1 %
26,3 %
100 %

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki jumlah uang saku per bulan Rp 500.000 – Rp 1.000.000 yaitu sebanyak
58 orang (61,1%), sedangkan sebagian kecil responden memiliki jumlah uang
saku per bulan < Rp 500.000 yaitu sebanyak 12 orang (12,6%).

Universitas Sumatera Utara

58

4.3

Sumber Informasi

Tabel 4.5

N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Distribusi responden menurut sumber informasi yang
diperoleh dalam meminimalisir penggunaan kantong plastik
dan styrofoam di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara tahun 2017
Sumber Informasi

Komunitas Lingkungan
Sahabat
Meniru Orang Lain
Anggota Keluarga
Kampus
Dosen
Internet
Televisi
Bahan Perkuliahan
Jurnal Ilmiah
Total

Ya
12
63
70
38
88
46
88
66
69
66

Jumlah
%
Tidak
12,6
83
66,3
32
73,7
25
40
57
92,6
7
48,4
49
92,6
7
69,5
29
72,6
26
69,5
29
95

%
87,4
33,7
26,3
60
7,4
51,6
7,4
30,5
27,4
30,5

Berdasarkan tabel 4.5 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
menggunakan internet dalam mencari informasi mengenai dampak pemakaian
plastik dan styrofoam dalam meminimalisir penggunaan kantong plastik dan
styrofoam yaitu sebanyak 88 orang (92,6,7%) sedangkan sebagian kecil
responden mengikuti komunitas lingkungan dalam

mengurangi pemakaian

kemasan plastik dan styrofoam yaitu sebanyak 12 orang (12,6%).

Universitas Sumatera Utara

59

4.4

Pengetahuan Responden

Tabel 4.6

Distribusi pengetahuan responden dalam meminimalisir
penggunaan kantong plastik dan styrofoam di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun
2017

No
1

Pertanyaan Pengetahuan Responden
Dampak penggunaan plastik bagi kesehatan

2
3

Dampak plastik bagi lingkungan
90
Cara mengurangi dampak penggunaan 76
plastik
Jenis kantong plastik yang lebih berbahaya 71

4

B
67

%
70,5

S
28

%
29,5

94,7
80

5
19

5,3
20

74,7

24

25,3

74,7

24

25,3

73,7

25

26,3

77

81,1

18

18,9

94

98,9

1

1,1

75

78,9

20

21,1

92

96,8

3

3,2

bagi lingkungan
5

Efek kemasan plastik diminimalisir melalui 71
penggunaan tas daur ulang kemasan plastik

6

Tempat membuang sampah plastik sisa 70
kegiatan

7
8
9
10

Dampak ksehatan dari pemakaian kemasan
styrofoam
Dampak lingkungan dari pemakaian
kemasan styrofoam
Mengurangi dampak lingkungan dari
sampah kemasan styrofoam
Menggunakan
kantong
plastik
dan
styrofoam agar bebas dari dampak
lingkungan dan kesehatan
Total

95

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebanyak 67 orang (70,5%) menjawab
benar bahwa dampak penggunaan plastik bagi kesehatan adalah dapat
menimbulkan tumor dan kanker pada manusia terutama kanker hati, dan
responden lain menjawab salah yaitu sebanyak 28 orang (29,5%). Sebanyak 90
orang responden (94,7%) menjawab benar bahwa dampak plastik bagi lingkungan
adalah mengurangi kesuburan tanah, sedangkan responden lain menjawab salah
yaitu sebanyak 5 orang (5,3%).

Universitas Sumatera Utara

60

Untuk pertanyaan cara mengurangi dampak penggunaan plastik adalah
mendaur ulang sampah plastik, responden menjawab benar sebanyak 76 orang
(80%), dan responden lain menjawab salah yaitu sebanyak 19 orang (20%).
Jumlah responden yang menjawab benar pada pertanyaan jenis kantong plastik
yang lebih berbahaya bagi lingkungan adalah kantong plastik hitam, responden
menjawab benar sebanyak 71 orang (74,7%), dan responden lain menjawab salah
yaitu sebanyak 24 orang (25,3%).
Pada pertanyaan efek kemasan plastik dapat diminimalisir melalui
menggunakan tas daur ulang kemasan plastik, responden sebanyak 71 orang
(74,7%) menjawab benar, sedangkan 24 orang responden (25,3%) menjawab
salah. Jumlah responden yang menjawab benar pada pertanyaan tempat
membuang sampah plastik sisa kegiatan adalah tempat sampah organik, yaitu
sebanyak 70 orang (73,7%), dan responden yang menjawab salah ada sebanyak 25
orang (26,3%).
Jumlah responden yang menjawab benar pada pertanyaan dampak
kesehatan dari pemakaian kemasan styrofoam adalah dapat menyebabkan
gangguan pada sistem syaraf pusat, yaitu sebanyak 77 orang (81,1%), dan
responden yang menjawab salah ada sebanyak 18 orang (18,9%). Untuk
pertanyaan dampak lingkungan dari pemakaian kemasan styrofoam adalah
menyebabkan pencemaran tanah, yaitu sebanyak 94 orang (98,9%), dan
responden yang menjawab salah ada sebanyak 1 orang (1,1%).

Universitas Sumatera Utara

61

Sebanyak 75 orang responden (78,9%) menjawab benar bahwa cara
mengurangi dampak lingkungan dari sampah kemasan styrofoam adalah
melakukan daur ulang pada kemasan styforoam dan mengurangi penggunaan
kemasan styrofoam, dan 20 orang responden (21,1%) menjawab salah pada
pertanyaan ini. Untuk pertanyaan cara menggunakan kantong plastik dan
styrofoam agar bebas dari dampak lingkungan dan kesehatan, 92 orang responden
(96,9%) menjawab benar, yaitu melakukan diet kantong plastik yaitu bijak dalam
menggunakan kantong plastik dan styrofoam, sedangkan 3 orang responden
(3,2%) menjawab salah.
Tabel 4.7 Distribusi kategori pengetahuan responden dalam meminimalisir
penggunaan kantong plastik dan styrofoam di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2017
No

Kategori Pengetahuan

Jumlah (orang)

%

1

Baik

44

46,3

2

Sedang

51

53,7

Total

95

100

Dari tabel 4.7 diketahui 46 orang (48,4%) memiliki pengetahuan baik, 40
orang (51,6%) memiliki pengetahuan sedang, dan tidak ada pengetahuan kurang.

Universitas Sumatera Utara

62

4.5

Sikap Responden

Tabel 4.8 Distribusi sikap responden dalam meminimalisir penggunaan
kantong plastik dan styrofoam di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2017
Pertanyaan Sikap
Responden
1
Kemasan plastik tidak
berbahaya
jika
tidak
digunakan secara berulang
2
Penggunaan tas belanja daur
ulang dapat mengurangi
jumlah sampah kemasan
plastik
3
Sampah kemasan plastik
sebaiknya dibakar untuk
mencegah
pencemaran
lingkungan
4
Daur ulang sampah plastik
dapat mengurangi jumlah
sampah kemasan plastik
5
Sampah plastik sebaiknya
dibuang
pada
tempat
sampah anorganik
6
Sampah kemasan styrofoam
mudah didaur ulang
7
Sampah kemasan styrofoam
sebaiknya tidak dibuang
secara sembarangan untuk
mengurangi
pencemaran
tanah
8
Kemasan
styrofoam
sebaiknya
digunakan
sebagai kemasan utama
pembungkus makanan
9
Kemasan
styrofoam
sebaiknya hanya digunakan
untuk sekali pakai
10 Penggunaan
kemasan
styrofoam
tidak
bisa
menyebabkan banjir
No

Total

S
S

%

S

%

R

%

8

8,4

44

46,4

12

12
,6

70

73,6

24

25,3

0

2

2,1

12

12,6

7

7,
4

51

34

35,8

56

58,9

4

4,
2

39

41,1

52

54,7

2

2

2,1

15

15,8

50

52,6

41

5

5,4

38

40

0

T
S
23

%
24
,2

0

S
T
S
8

%
8,
4

1

1,
1

23

24
,2

0

1

1,
1

2,
1

0

2

2,
1

41

43
,2

26

27
,4

11

11
,5

43,1

2

2,
1

1

1,
1

1

1,
1

4

4,2

4

4,
2

41

43
,1

41

43
,1

48

50,5

5

5,
3

1

1,
1

3

3,
1

5

5,3

13

13
,7

40

42
,1

37

38
,9

53
,7

95

Universitas Sumatera Utara

63

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 44 orang responden (46,4%)
setuju bahwa kemasan plastik tidak berbahaya jika tidak digunakan secara
berulang, sedangkan yang sangat tidak setuju ada sebanyak 8 orang responden
(8,4%). Untuk pernyataan penggunaan tas belanja daur ulang dapat mengurangi
jumlah sampah kemasan plastik, responden yang menyatakan sangat setuju yaitu
sebanyak 70 orang (73,6%) dan responden yang sangat tidak setuju sebanyak 1
orang (1,1%).
Sebanyak 51 orang (53,7%) menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan
sampah kemasan plastik sebaiknya dibakar untuk mencegah pencemaran
lingkungan, sedangkan jumlah responden yang sangat setuju sebanyak 2 orang
(2,1%). Pada pernyataan daur ulang sampah plastik dapat mengurangi jumlah
sampah kemasan plastik, ada sebanyak 56 orang responden (58,9%) yang
menyatakan setuju dan responden yang menjawab sangat tidak setuju ada
sebanyak 1 orang (1,1%).
Jumlah responden yang setuju pada pernyataan sampah plastik sebaiknya
dibuang pada tempat sampah anorganik sebanyak 52 orang (54,7%), dan jumlah
responden yang ragu-ragu sebanyak 2 orang (2,1%). Untuk pernyataan sampah
kemasan styrofoam mudah didaur ulang, responden yang menyatakan ragu-ragu
sebanyak 41 orang (43,2%), sedangkan responden yang sangat setuju sebanyak 2
orang (2,1%). Jumlah responden yang menyatakan sangat setuju pada pernyataan
sampah kemasan styrofoam sebaiknya tidak dibuang secara sembarangan untuk

Universitas Sumatera Utara

64

mengurangi pencemaran tanah, yaitu sebanyak 50 orang (52,6), sedangkan yang
menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,1%).
Pada pernyataan kemasan styrofoam sebaiknya digunakan sebagai
kemasan utama pembungkus makanan, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju sebanyak 41 orang (43,1%), sedangkan yang menyatakan ragu-ragu
sebanyak 4 orang (4,2%). Sebanyak 48 orang responden (50,5%) yang
menyatakan setuju pada pernyataan kemasan styrofoam sebaiknya hanya
digunakan untuk sekali pakai, sedangkan 1 orang (1,1%) menyatakan tidak setuju.
Jumlah responden yang menyatakan tidak setuju pada pernyataan penggunaan
kemasan styrofoam tidak bisa menyebabkan banjir ada sebanyak 40 orang
(42,1%), dan jumlah responden yang menyatakan setuju sebanyak 5 orang (5,3%).
Tabel 4.9

No
1
2

Distribusi kategori sikap responden dalam meminimalisir
penggunaan kantong plastik dan styrofoam di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun
2017

Kategori Sikap
Baik
Sedang
Total

Jumlah (orang)
6
89
95

%
6,3
93,7
100 %

Dari tabel 4.9 diketahui bahwa 89 orang (93,7%) memiliki sikap sedang, 6
orang (6,3%) memiliki sikap baik, dan tidak ada yang memiliki sikap kurang.

Universitas Sumatera Utara

65

4.6

Tindakan Responden

Tabel 4.10

No.

Disitribusi tindakan responden dalam meminimalisir
penggunaan kantong plastik dan styrofoam di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun
2017

Pertanyaan Tindakan
Responden

S
L

% S
R

% K % J

% T
P

%

1.

Membawa tas belanja sendiri 2
untuk mengurangi sampah
plastik

2,
1

9

9,
5

4
7

4
9,
5

1
8

1
8,
9

1
9

2
0

2.

Menggunakan
kembali 1
sampah plastik sisa kegiatan
1

1
1,
6

3
7

3
8,
9

2
0

2
1,
1

1
6

1
6,
8

1
1

1
1,
6

3.

Membuang sampah plastik 0
secara sembarangan

0

2

2,
1

2
1

2
2,
1

3
1

3
2,
6

4
1

4
3,
2

4.

Membuang sampah plastik 1
pada
tempat
sampah 2
anorganik

1
2,
6

2
7

2
8,
4

3
9

4
1,
1

1
3

1
3,
7

4

4,
2

5.

Memprioritaskan penggunaan 0
kemasan styrofoam sebagai
pembungkus makanan

0

2

2,
1

1
2

1
2,
6

3
5

3
6,
8

4
6

4
8,
5

6.

Membuang
styrofoam
sembarangan

sampah 0
secara

0

5

5,
2

1
3

1
3,
8

2
7

2
8,
4

5
0

5
2,
6

7.

Membeli makanan dengan 0
kemasan styrofoam

0

8

8,
4

2
5

2
6,
3

5
5

5
7,
9

7

7,
4

8.

Melapisi wadah styrofoam 2
dengan kertas jika digunakan 3
sebagai kemasan makanan

2
4,
2

2
8

2
9,
5

2
0

2
1,
1

1
2

1
2,
6

1
2

1
2,
6

Total

95

Universitas Sumatera Utara

66

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa sebanyak 47 orang responden (49,5%)
kadang-kadang membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik,
dan yang selalu membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik
yaitu sebanyak 2 orang responden (2,1%). Untuk tindakan menggunakan kembali
sampah plastik sisa kegiatan, dapat dilihat bahwa 37 orang responden (38,9%)
sering menggunakan kembali sampah plastik sisa kegiatan, dan sebanyak 11
orang responden (11,6%) tidak pernah menggunakan kembali sampah plastik sisa
kegiatan.
Sebanyak 41 orang responden (43,2%) tidak pernah membuang sampah
plastik secara sembarangan dan sebanyak 2 orang (2,1%) yaitu sering buang
sampah plastik sembarangan. Dapat dilihat bahwa 39 orang responden (41,1%)
kadang-kadang membuang sampah plastik pada tempat sampah anorganik, dan 4
orang responden (4,2%) tidak pernah membuang sampah plastik pada tempat
sampah anorganik.
Sebagian besar responden tidak pernah memprioritaskan penggunaaan
kemasan styrofoam sebagai pembungkus makanan yaitu sebanyak 46 orang
(48,5%), sedangkan 2 orang responden (2,1%) sering memprioritaskan
penggunaaan kemasan styrofoam sebagai pembungkus makanan. Dari tabel 4.10
dapat dilihat bahwa 50 orang responden (52,6%) tidak pernah membuang sampah
styrofoam secara sembarangan, sedangkan 5 orang responden (5,2%) sering
membuang sampah styrofoam secara sembarangan.
Responden jarang membeli makanan dengan kemasan styrofoam yaitu
sebanyak 55 orang (57,9%) dan yang tidak pernah membeli makanan dengan

Universitas Sumatera Utara

67

kemasan styrofoam yaitu sebanyak 7 orang (7,4%). Sebanyak 28 orang responden
(29,5%) sering melapisi wadah styrofoam dengan kertas jika digunakan sebagai
kemasan makanan dan yang tidak pernah melapisi wadah styrofoam dengan kertas
jika digunakan sebagai kemasan makanan sebanyak 12 orang (12,6%).
Tabel 4.11

No
1
2
3

Distribusi kategori tindakan responden dalam meminimalisir
penggunaan kantong plastik dan styrofoam di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun
2017

Kategori Tindakan
Baik
Sedang
Kurang
Total

Jumlah (orang)
1
69
25
95

%
1,1
72,6
26,3
100 %

Dari tabel 4.18 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki
tindakan sedang yaitu sebanyak 69 orang (72,6%), 1 orang (1,1%) memiliki
tindakan baik, dan tidak ada yang memiliki tindakan kurang.
4.7

Distribusi Perilaku Mahasiswa dalam meminimalisir penggunaan
kantong plastik dan styrofoam di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara tahun 2017

4.12

Distribusi Perilaku Mahasiswa dalam meminimalisir penggunaan
kantong plastik dan styrofoam di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara tahun 2017
No.
Kategori
Baik
Sedang
Kurang
Total

Perilaku
Pengetahuan
44
51
0

Sikap
6
89
0
95

Tindakan
1
69
25

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN
5.1

Karakteristik Responden

5.1.1

Umur
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa sebagian

besar responden berusia 20-25 tahun yaitu sebanyak 70 orang (73,7%), sebagian
kecil responden berusia < 20 tahun yaitu sebanyak 25 orang (26,3%), dan tidak
ada responden yang berusia > 25 tahun. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
responden yang diteliti berada pada kategori masa dewasa. Menurut Zan dan
Namora (2010) masa dewasa dimulai dari 21 tahun secara harafiah, dewasa berarti
tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran sempurna.
Masa dewasa merupakan masa dimana seseorang mampu menyelesaikan
pertumbuhan dan menerima kedudukan yang sama dalam masyarakat atau orang
dewasa lainnya. Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan
mentalnya bertambah baik, bertambah umur seseorang dapat berpengaruh pada
pertambahan pengetetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur tertentu,
bertambahnya proses perkembangan mentak ini tidak secepat seperti ketika
berumur belasan tahun (Puspita, 2010).
Peneliti sendiri berasumsi umur dapat mempengaruhi tindakan responden
dalam menggunakan plastik dan styrofoam sebagai kemasan makanan, hal ini
dikarenakan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya. Selain itu, ketika semakin bertambahnya umur
maka seseorang akan cenderung berpikir dan bertanggungjawab dalam melakukan
sesuatu.
68
Universitas Sumatera Utara

69

Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 41 orang (43,1%) menggunakan
kantong plastik dan styrofoam sebagai kemasan utama pembungkus makanan. Hal
ini menunjukkan bahwa usia mahasiswa yang memasuki usia dewasa merupakan
usia yang sering menggunakan kantong plastik dan styrofoam sebagai kemasan
utama pembungkus makanan. Peneliti berasumsi bahwa mahasiswa ingin selalu
praktis dalam suatu hal, dala hal ini adalah kepraktisan penggunaan kantong
plastik dan styrofoam.
5.1.2

Jenis Kelamin
Dilihat dari jenis kelamin, diketahui bahwa responden perempuan lebih

banyak dibandingkan responden laki-laki. Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui
bahwa jumlah responden perempuan sebanyak 80 orang (84,2%), sedangkan
responden laki-laki berjumlah 15 orang (15,8%). Jika dihubungkan dengan
pengamatan peneliti, sampai saat ini mahasiswa yang melakukan studi di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, berdasarkan jenis kelamin
lebih banyak perempuan. Peneliti berasumsi, hal ini dikarenakan perempuan
cenderung lebih tertarik kepada dunia kesehatan dibandingkan laki-laki. Hal ini
juga dapat dilihat dari peserta yang berminat untuk mengikuti ujian masuk
perguruan tinggi negeri jurusan Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah sebagian
besar perempuan. Hal ini dikarenakan pandangan masyarakat yang masih awam
akan kemungkinan mendapatkan pekerjaan dari jurusan tersebut apabila yang
masuk adalah aki-laki, sehingga perempuan yang biasanya tertarik dengan dunia
kesehatan lebih banyak memilih jurusan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

70

5.1.3

Suku
Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa responden terbanyak

mempunyai suku batak yaitu sebanyak 74 orang (77,9%), sedangkan sebagian
kecil responden mempunyai suku melayu yaitu sebanyak 3 orang (3,1%).
Responden suku batak berasal dari suku Batak Toba, Batak Karo, dan Batak
Simalungun. Jika diperhatikan, suku batak menjadi responden terbanyak karena
Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesitas Sumatera Utara terletak di wilayah
kerja Kota Medan yang merupakan lokasi pemukiman suku batak terbanyak di
Indonesia.
Mahasiswa yang berasal dari luar daerah dan mempunyai suku Batak juga
banyak menjadikan Universitas Sumatera Utara sebagai pilihannya, dikarenakan
sebelumnya keluarga mahasiswa tersebut berasal dari salah satu daerah di
Sumatera Utara sehingga mahasiswa tersebut ingin mengenal lebih dekat
kebudayaan suku Batak. Banyaknya mahasiswa yang mempunyai suku Batak dan
berasal dari daerah yang sama menciptakan kekreatifan mahasiswa untuk
membuat perkumpulan suku-suku Batak di fakultasnya masing-masing.
5.1.4

Jumlah Uang Saku
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa sebagian

besar responden memiliki jumlah uang saku per bulan Rp 500.000 – Rp 1.000.000
yaitu sebanyak 58 orang (61,1%), sedangkan sebagian kecil responden memiliki
jumlah uang saku per bulan < Rp 500.000 yaitu sebanyak 12 orang (12,6%). Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat daya beli responden dalam menggunakan plastik
dan styrofoam sebagai kemasan makanan cenderung tinggi.

Universitas Sumatera Utara

71

Hal ini sejalan dengan penelitian Fadly (2012) yang menyatakan kebiasaan
responden mengkonsumsi makanan dalam plastik masih tinggi, hal ini disebabkan
oleh tingginya ketersediaan makanan di lingkungan terdekat responden. Perilaku
ini tentu sangat didukung oleh jumlah uang saku dan daya beli responden dalam
mengkonsumsi makanan tertentu tersebut, walaupun responden tidak memikirkan
bahaya dari kemasan yang dipakainya.
Peneliti berasumsi bahwa jumlah uang saku responden Fakultas Kesehatan
Masyarakat sangat mendukung daya beli dan sikap praktis responden. Hal ini juga
sejalan dengan sikap responden yang masih banyak menggunakan kantong plastik
dan styrofoam sebagai kemasan utama makanan. Sehingga diperlukan kesadaran
dari mahasiswa untuk menggunakan kemasan yang dapat dipakai berulang saat
membeli makanan.
5.2

Sumber Informasi

5.2.1

Komunitas Lingkungan
Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

tidak mengikuti komunitas lingkungan dalam mengurangi pemakaian kemasan
plastik dan styrofoam. Jumlah responden yang mengikuti komunitas lingkungan
dalam usahanya meminimalisir penggunaan kantong plastik dan styrofoam yaitu
sebanyak 12 orang (12,6%), sedangkan 83 orang responden (87,4%) tidak
mengikuti komunitas lingkungan.
Peneliti berasumsi bahwa ressponden sudah banyak mendapatkan
informasi tentang penggunaan kantong plastik dan styrofoam dari media sosial
sehingga sedikit yang mengikuti komunitas lingkungkan. Hal ini juga dapat

Universitas Sumatera Utara

72

disebabkan oleh kemajuan IPTEK sekarang yang lebih mendorong mahasiswa
untuk bersikap individualis, sehingga mahasiswa hanya memedulikan dirinya
sendiri dan tidak mau tahu dengan dunia orang lain.
5.2.2

Sahabat
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa 63 orang responden (66,3%)

mendapatkan ajakan dari sahabat dalam mengurangi pemakaian kantong plastik
dan styrofoam, sedangkan 32 orang responden (33,7%) tidak mendapatkan ajakan
dari sahabat. Hasil penelitian Feri (2012) menunjukkan bahwa ajakan kelompok
referensi yaitu sahabat dalam menggunakan plastik dan styrofoam sebagai
kemasan makanan adalah sebagian besar dari total responden yaitu sebanyak 38
orang (43,7%).
Peneliti berasumsi bahwa sahabat adalah orang terdekat yang akan
memengaruhi responden, dimana dalam kegiatan sehari-hari dikampus, ajakan
seorang sahabat dalam mengurangi penggunaan kantong plastik dan styrofoam
sangat besar pengaruhnya. Kepedulian seseorang terhadap orang lain juga sangat
terlihat dari pergaulan hidupnya sehari-hari dengan orang lain. Mahasiswa yang
terkadang tidak lagi memedulikan sekitarnya sudah dipengaruhi oleh jaman yang
semakin menggilas kepribadiaan seseorang.
5.2.3

Meniru Orang Lain
Berdasarkan penelitian pada tabel 4.5 diketahui bahwa responden meniru

orang lain dalam mengurangi pemakaian plastik dan styrofoam yaitu sebanyak 70
orang (73,7%), sedangkan 25 orang responden (26,3%) tidak meniru orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian ini, Peneliti berasumsi responden meniru orang lain

Universitas Sumatera Utara

73

dalam mengurangi penggunaan kantong plastik dan styrofoam, karena sudah
banyaknya masyarakat yang mengetahui bahaya kesehatan dan lingkungan dari
jenis plastik dan styrofoam. Kebiasaan responden yang selalu berada di
lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat semakin memengaruhi tindakannya
untuk tidak lagi menggunakan kantong plastik dan styrofoam. Hal ini disebabkan
tingkat kesadaran mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat sudah meningkat
dari tahun ke tahun. Hal ini juga di dukung dari pembelajaran di kelas yang
didapatkan setiap responden.
5.2.4

Anggota Keluarga
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa responden yang mendapat ajakan

dari anggota keluarga untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dan
styrofoam yaitu sebanyak 38 orang (40%) sedangkan sebagian besar responden
tidak mendapat ajakan dari anggota keluarga untuk mengurangi penggunaan
kantong plastik dan styrofoam yaitu sebanyak 57 orang (60%). Pengalaman
belajar yang terjadi dalam keluarga merupakan pengalaman belajar yang paling
utama dan paling penting bagi seorang individu dan lingkungan keluarga sebagai
lingkungan yang utama karena di lingkungan inilah seseorang pertama kali
mendapatkan pendidikan dan bimbingan yang sebagian besar dari kehidupan anak
adalah di dalam keluarga. Namun, berdasarkan penelitian ini, ajakan keluarga
masih kurang, hal ini disebabkan oleh banyaknya responden yang tinggal jauh
dari keluarga dan menetap di medan untuk menuntut ilmunya. Oleh karena itu,
Peneliti berasumsi ajakan keluarga untuk mengurangi kantong plastik dan

Universitas Sumatera Utara

74

styrofoam sangatlah penting, karena hal ini juga terlihat dari tindakan responden
yang masih sering membeli makanan dengan kantong plastik dan styrofoam.
5.2.5

Kampus
Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mendapatkan informasi mengenai dampak pemakaian plastik dan styrofoam dari
kampus yaitu sebanyak 88 orang (92,6%) sedangkan sebagian kecil responden
tidak mendapatkan informasi dari kampus mengenai dampak pemakaian plastik
dan styrofoam sebanyak 7 orang (7,4%). Berbagai kegiatan di kampus yang
bertemakan kesehatan lingkungan kerap kali diadakan dan mahasiswa yang
dilibatkan langsung dalam proses mendaur ulang, membuat contoh barang bekas
layak pakai serta memyebarkan tas belanja ke setiap angkatan.
Peneliti berasumsi, hal ini sejalan dengan tindakan responden yang sering
menggunakan kembali sampah plastik sisa kegiatan untuk digunakan pada hal
yang bermanfaaat. Dengan kegiatan yang diadakan tersebut, responden lebih
mengetahui informasi mengenai dampak pemakaian plastik dan styrofoam yang
sebelumnya tidak didapatkan di bangku sekolah.
5.2.6

Dosen
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa 46 orang responden (48,4%)

melakukan diskusi dengan dosen tentang dampak pemakaian plastik dan
styrofoam, sedangkan 49 orang responden (51,6%) tidak melakukan diskusi
dengan dosen. Berbagai kesempatan untuk berdiskusi dengan dosen dilakukan
mahasiswa untuk mendapatkan informasi mengenai dampak pemakaian plastik
dan styrofoam. Peneliti berasumsi bahwa hasil stimulus dari dosen tersebut sangat

Universitas Sumatera Utara

75

memengaruhi mahasiswa, contohnya dalam menggunakan tas belanja daur ulang
dan membuat kegiatan edukasi daur ulang sampah. Hal ini terlihat dari setiap
responden memiliki tas belanja daur ulang setelah mendiskusikan dengan dosen di
kelas.
5.2.7

Internet
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden

menggunakan internet dalam mencari tau informasi tentang dampak pemakaian
kantong pastik dan styrofoam yaitu sebanyak 88 orang (92,6%) sedangkan 7 orang
responden (7,4%) tidak

menggunakan internet dalam mencari tau informasi

tentang dampak pemakaian kantong pastik dan styrofoam.
Hasil yang didapatkan ini tidak sejalan dengan penelitian Aristiana (2011)
yang menyatakan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
menggunakan fasilitas internet untuk memperluas pengalaman akademis melalui
akses informasi ke berbagai sumber informasi di internet dibanding dengan
sumber informasi konvensional lainnya.
5.2.8

Televisi
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden

menonton program televisi tentang dampak pemakaian plastik dan styrofoam
yaitu sebanyak 66 orang (69,5%) sedangkan 29 orang responden (30,5%) tidak
menonton televisi untuk mengetahui dampak pemakaian plastik dan styrofoam.
Peneliti berasumsi televisi merupakan salah satu sumber informasi yang sering
digunakan oleh mahasiswa. Berbagai informasi didapatkan dari televisi, tetapi

Universitas Sumatera Utara

76

responden sebagian kecil masih tidak menonton program edukasi dari televisi
untuk mendapat informasi mengenai dampak pemakaian plastik dan styrofoam.
5.2.9

Bahan Perkuliahan
Berdasarkan penelitian pada tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar

responden membaca bahan perkuliahan untuk mendapatkan pengetahuan tentang
plastik dan styrofoam yaitu sebanyak 69 orang (72,6%) sedangkan 26 responden
(27,4%) tidak membaca bahan perkuliahan mendapatkan pengetahuan tentang
plastik dan styrofoam.

Peneliti berasumsi bahwa bahan perkuliahan yang

diperoleh sewaktu belajar dasar kesehatan lingkungan dan pencemaran
lingkungan sering kali menjadi bahan lalu bagi mahasiswa. Hal ini disebabkan
oleh sifat individualismenya, yaitu mementingan diri sendiri dan asik dengan
dunianya sendiri, yang artinya responden cenderung aktif di dunia maya dari pada
mencari informasi mengenai dampak pemakaian plastik dan styrofoam dari bahan
perkuliahan.
5.2.10 Jurnal Ilmiah
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
mendapatkan informasi mengenai plastik dan styrofoam dari jurnal ilmiah yaitu
sebanyak 66 orang (69,5%) sedangkan 29 orang responden (30,5%) tidak
mendapatkan informasi mengenai plastik dan styrofoam dari jurnal ilmiah. Jurnal
ilmiah dapat digunakan sebagai referensi yang sangat baik bila dipelajari dengan
tekun. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden cenderung mencari
bahan dari jurnal ilmiah mengenai dampak pemakaian plastik dan styrofoam
dikarenakan ada tugas yang berkaitan dengan hal tersebut.

Universitas Sumatera Utara

77

Peneliti berasumsi bahwa responden masih memiliki sikap yang baik
untuk mau mencari informasi mengenai dampak pemakaian plastik dan styrofoam
dari jurnal ilmiah meskipun hal tersebut masih merupakan suatu kewajiban bagi
responden.
5.3

Pengetahuan Responden

5.3.1 Pengetahuan Responden Tentang Dampak Penggunaan Plastik Bagi
Kesehatan
Berdasarkan penelitian yang diperoleh bahwa sebagian besar responden
mempunyai pengetahuan kategori sedang tentang dampak penggunaan plastik
bagi kesehatan. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa sebanyak 67 orang
(70,5%) menjawab benar bahwa dampak penggunaan plastik bagi kesehatan
adalah dapat menimbulkan tumor dan kanker pada manusia terutama kanker hati,
dan responden lain menjawab salah yaitu sebanyak 28 orang (29,5%). Hasil ini
menunjukkan bahwa responden mengetahui bdampak penggunaan pastik bagi
kesehatan. Mimi (2002) menyebutkan bahwa risiko gangguan kesehatan yang
dibawa plastik sangat berdampak bagi kesehatan, terutama anak-anak, karena
organ tubuh mereka masih sangat lemah yang dapat berdampak selama periode
emas pertumbuhan anak, meskipun akibatnya tidak langsung tampak. Apalagi,
sistem kekebalan tubuhnya juga masih belum sempurna dan bisa mengakibatkan
kanker.
Sedangkan penelitian di Jepang mengindikasikan, polystyrene dapat
menjadi penyebab kanker dan berpengaruh pada sistem saraf pusat. Sedangkan
Poly Vinyl Chlorida dan Vinylidene Chloride Resin merupakan dioksin, yaitu
senyawa kimia yang digolongkan sebagai penyebab utama kanker karena sifatnya

Universitas Sumatera Utara

78

yang sangat beracun. Selain itu jenis zat yang dapat bermigrasi dari plastik ke
bahan makanan yang dikemas yaitu disebut plasticizer (pemlastis) (Utiya, 2009).
Pengetahuan responden dalam hal ini cenderung bagus, dan hal ini
didukung oleh tindakan responden yang sudah jarang membeli makanan dengan
kemasan plastik dan styrofoam.
5.3.2

Pengetahuan Responden tentang Dampak Plastik Bagi Lingkungan
Berdasarkan penelitian yang diperoleh bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan kategori baik tentang dampak plastik bagi lingkungan.
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa sebanyak 90 orang responden (94,7%)
menjawab benar bahwa dampak plastik bagi lingkungan adalah mengurangi
kesuburan tanah, sedangkan responden lain menjawab salah yaitu sebanyak 5
orang (5,3%).
Pengetahuan responden dalam hal ini sejalan dengan tindakan responden
yaitu sebagian besar responden kadang-kadang membawa tas belanja sendiri
untuk mengurangi sampah plastik.
5.3.3

Pengetahuan Responden
Penggunaan Plastik

Tentang

Cara

Mengurangi

Dampak

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan kategori baik tentang cara mengurangi dampak penggunaan
plastik. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa cara mengurangi dampak
penggunaan plastik adalah mendaur ulang sampah plastik, dimana responden
menjawab benar sebanyak 76 orang (80%), dan responden lain menjawab salah
yaitu sebanyak 19 orang (20%). Pengetahuan responden dalam hal ini sejalan

Universitas Sumatera Utara

79

dengan sebagian besar tindakan responden yaitu tidak pernah membuang sampah
plastik secara sembarangan.
5.3.4

Pengetahuan Responden Tentang Jenis Kantong Plastik Yang Lebih
Berbahaya Bagi Lingkungan
Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan kategori sedang tentang jenis kantong plastik yang lebih
berbahaya bagi lingkungan. Jumlah responden yang menjawab benar pada
pertanyaan jenis kantong plastik yang lebih berbahaya bagi lingkungan adalah
kantong plastik hitam sebanyak 71 orang (74,7%), dan responden lain menjawab
salah yaitu sebanyak 24 orang (25,3%).
Untuk menentukan jenis plastik yang baik untuk wadah atau kemasan
makanan di pasaran diperkirakan banyak dijumpai bahan yang sebetulnya tidak
cocok dengan jenis makanan dan minuman yang dikemas. Setiap jenis makanan
memiliki sifat yang perlu dilindungi, yang harus dapat ditanggulangi oleh jenis
plastik tertentu. Kesalahan material dapat mengakibatkan kerusakan bahan
makanan dan minuman yang dikemas dan berbahaya bagi kesehatan dalam jangka
panjang.
5.3.5

Pengetahuan Responden Tentang Efek Kemasan Plastik Dapat
Diminimalisir Melalui
Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan kategori sedang tentang efek kemasan plastik. Pada
pertanyaan ini, jumlah responden yang menjawab benar bahwa efek kemasan
plastik dapat diminimalisir melalui menggunakan tas daur ulang kemasan plastik
adalah sebanyak 71 orang (74,7%), sedangkan 24 orang responden (25,3%)

Universitas Sumatera Utara

80

menjawab salah. Peneliti berasumsi bahwa kecenderungan mahasiswa sekarang
menggunakan tas daur ulang yang unik dan dalam berbagai varian dapat
menimalisir penggunaan kantong plastik dan styrofoam.
5.3.6

Pengetahuan Responden Tentang Tempat Membuang Sampah Plastik
Sisa Kegiatan
Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan kategori sedang tentang tempat membuang sampah plastik
sisa kegiatan. Jumlah responden yang menjawab benar pada pertanyaan ini yaitu
sebanyak 70 orang (73,7%) bahwa tempat membuang sampah plastik sisa
kegiatan adalah tempat sampah anorganik, dan responden yang menjawab salah
ada sebanyak 25 orang (26,3%). Peneliti berasumsi bahwa semakin banyaknya
titik-titik tempat sampah sampah di lingkungan fakultas akan menambah
pengetahuan responden dalam tempat sampah yang benar untuk sampah plastik.
5.3.7

Pengetahuan responden Tentang Dampak Kesehatan Dari Pemakaian
Kemasan Styrofoam
Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan kategori baik tentang dampak kesehatan dari pemakaian
kemasan styrofoam. Jumlah responden yang menjawab benar bahwa dampak
kesehatan dari pemakaian kemasan styrofoam adalah dapat menyebabkan
gangguan pada sistem syaraf pusat, yaitu sebanyak 77 orang (81,1%), dan
responden yang menjawab salah ada sebanyak 18 orang (18,9%). Peneliti
berasumsi bahwa responden mengetahui hal ini dari berbagai sumber informasi,
seperti bahan perkuliahan dan jurnal ilmiah yang dibacanya.

Universitas Sumatera Utara

81

5.3.8

Pengetahuan Responden Tentang
Pemakaian Kemasan Styrofoam

Dampak

Lingkungan

Dari

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar respon

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Mahasiswa Dalam Menggunakan Plastik Dan Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

46 185 124

Perilaku Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Terhadap Pola Makan Vegetarian Tahun 2011

6 79 130

Pengaruh Penggunaan Minuman Berenergi Dikalangan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2010

34 140 43

Perilaku Mahasiswa Dalam Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik Dan Styrofoam Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2017

0 0 18

Perilaku Mahasiswa Dalam Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik Dan Styrofoam Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2017

0 1 2

Perilaku Mahasiswa Dalam Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik Dan Styrofoam Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2017

0 0 8

Perilaku Mahasiswa Dalam Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik Dan Styrofoam Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2017

0 1 35

Perilaku Mahasiswa Dalam Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik Dan Styrofoam Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2017

3 10 2

Perilaku Mahasiswa Dalam Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik Dan Styrofoam Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2017

0 1 7

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Merokok pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Chapter III VI

0 0 23