MNC Pada Tatanan Ekonomi Global

Nama

: Neola Hestu Prayogo

NIM

: 15/388873/PSP/05478
Critical Review
Multinational Corporations in the Global Economy
(Author by Thomas Oatley)
Multinational Corporations in the Global Economy merupakan bagian judul bab dari

buku yang berjudul International Political Economy yang ditulis oleh Thomas Oatley. Pada bab
ini, Oatley membahas secara umum mengenai MNC pada tatanan ekonomi global, mulai dari
definisi dari MNC itu sendiri serta penjelasan secara ekonomi mengenai faktor yang
mempengaruhi MNC dalam mengambil kebijakannya. Serta mengenai hubungan anatara MNC
dengan host country. Dari tulisan Oatley ini, saya akan membuat critcal review dimulai dengan
menulis rangkuman secara singkat dari apa yang dibahas oleh Oatley pada tulisannya ini dan
terakhir membuat evaluasi dari tulisan tersebut.
Ada banyak definisi dari MNC itu sendiri, salah satunya definisi MNC yang diungkapkan
oleh Caves bahwa MNC adalah perusahaan yang mengontrol dan mengelola produksi yang

dilakukan oleh pabrik paling sedikit ada di dua negara. Dengan kata lain MNC meletakkan
berbagai fasilitas produksi di berbagai negara dibawah kontrol dan manajemen dari struktur satu
perusahaan. Oatley juga menambahkan bahwa MNC lebih banyak bergerak pada produksi
ekonomi, perdagangan internasional dan investasi lintas batas. MNC muncul pertama kali
dengan signifikannya pada ekonomi internasional semenjak abad ke 19. Gelombang pertama
kemunculan MNC didominasi oleh Inggris. Perkembangan MNC dari tahun ke tahun mengalami
pertumbuhan yang cukup pesat. Dengan bertambah banyaknya MNC ini juga membuat MNC
memilik peran yang penting dalam tatanan ekonomi global, yakni seperti pada ekspor global
serta memperkejakan lebih dari 77 juta orang di seluruh dunia dan ikut bersumbangsih pada GDP
dunia (Oatley, 2011).
Selanjutnya dalam tulisannya, Oatley juga menambahkan penjelasan secara ekonomi
tentang MNC itu sendiri. Menurut Oatley, banyak MNC yang sangat besar struktur
perusahaannya, namun ada hal yang membedakannya dari perusahaan lainnya yakni dimana
mereka membuat kebijakan perusahaan untuk mengorganisasi dan mengelola aktivitas
internasionalnya sangat berbeda dari apa yang biasa dilakukan oleh perusahaan lainnya (Oatley,
2011). Kebijakan perusahaan dalam melakukan transaksi internasional di dalam pasar
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan ekonomi. Oatley dengan menggunakan penjelasan secara
ekonomi menjelaskan bagaimana kondisi lingkungan ekonomi bisa berdampak pada kebijakan
perusahaan dipengaruhi oleh interaksi dari dua faktor besar yakni keuntungan lokasi serta
ketidaksempurnaan pasar. Keuntungan lokasi ini bersal dari karakteristik negara tertentu yang

menyediakan berbagai kesempatan. Ada tiga karakteristik negara teretentu yang mendasari
keuntungan lokasi, yakni sumber daya alam yang besar, pasar lokal yang besar dan kesempatan
untuk menambah efisiensi operasi perusahaan (Oatley, 2011). Sehingga keuntungan lokasi inilah
yang membuat perusahaan di suatu negara memiliki motivasi untuk melakukan transaksi
ekonomi dengan negara lain.

Faktor yang kedua adalah ketidaksempurnaan pasar, menurut Oatley ketidaksempurnaan
pasar muncul ketika mekanisme harga gagal untuk mempromosikan transaksi yang
menguntungkan (Oatley, 2011). Ada dua perbedaan ketidaksempurnaan pasar yang membantu
untuk memahami dua perbedaan tipe internasionalisasi. Yang pertama integrasi horisontal yang
terjadi ketika perusahaan membuat fasilitas produksi yang terdiri dari berbagai bagian dan setiap
bagian memproduksi barang yang sama baiknya. Pada ekonomi internasional, MNC yang
berfokus pada integrasi horisontal memproduksi barang yang sama di berbagai pasar nasional.
Yang kedua adalah integrasi vertikal yang merujuk pada dimana perusahaan melakukan transaksi
internasional untuk barang menengah. Dari sini, Oatley menyimpulkan bahwa MNC tidak hanya
sekedar perusahaan besar yang memperhatikan spesifikasi karakteristik dari lingkungan ekonomi
dalam pengoperasian perusahaannya namun pembentukan MNC kebanyakan hasil dari respon
perusahaan terhadap keuntungan lokasi dan ketidaksempurnaan pasar.
Dan terakhir, Oatley memaparkan hubungan antara MNC dengan host country dimana
MNC mendirikan cabang perusahaannya. Keuntungan yang didapat dari host country yakni

peningkatan Foreign Direct Investment, adanya transfer teknologi dari MNC kepada host
country, transfer keahlian majerial dari MNC ke host country dan MNC dapat membuat
produsen yang ada di host country untuk menjangkau jaringan pemasaran. Meskipun keuntungan
yang didapat host country sangat besar dari MNC, namun selalu ada transfer pricing yang
diterapkan oleh MNC pada host country. Semua keuntungan yang diberikan oleh MNC tidak
gratis dan harus ada pertukaran yang sebanding dari host country.
Dari apa yan saya baca serta rangkum dari tulisan Oatley, Oatley menyampaikan sejarah
perkembangan MNC bahwa MNC mulai memiliki signifikannya di abad 19 awal. Jika kita
melihat kembali pada sejarah perkembangan MNC di masa lalu hingga sekarang akan ada
perbedaan besar antara MNC di masa lalu dan sekarang. Dimana di masa lalu MNC jauh lebih
powerfull daripada MNC yang ada pada saat ini (Gilpin, 2001). Di masa lalu, MNC dapat
memerintahkan armada ataupun tentara serta dapat membuat kebijakan luar negeri sendiri, dan
mengkontrol perluasan teritoral wilayah mereka dikarenakan mereka masih terikat dan dimiliki
oleh negara. Sebagai contohnya adalah seperti VOC yang merupakan milik pemerintah Hindia
Belanda yang saat itu menjajah Indonesia telah melakukan perdagangan internasional dengan
menjual produk seperti rempah – rempah yang merupakan hasil bumi Indonesia ke luar negeri.
Berbeda dengan MNC yang ada sekarang dimana setiap individu yang memiliki modal dalam
jumlah besar dapat membangun dengan bebas sebuah MNC. Fokus usaha dari MNC sekarang
lebih condong pada sektor manufaktur, ritel, dan jasa. Dan disamping itu, saat ini MNC
beroperasi secara nasional dan internasional serta dapat mempengaruhi strategi perusahaan

internasional (Giplin, 2001). Pada tulisannya, Oatley menjelaskan bahwa MNC memiliki peran
yang penting pada tatanan ekonomi global. Namun seiring pekembangan globalisasi yang ada
saat ini, MNC juga memiliki peran yang penting dalam tatanan politik global. Dan dari tahun ke
tahun, pertumbuhan MNC yang begitu pesat dikarenakan dari efek globalisasi. Globalisasi telah
membuat MNC dapat berkembang secara pesat dan diterima di banyak negara. Namun Jadi
disamping MNC berpengaruh pada perekonomian global, juga berpengaruh pada perpolitikan
global. Sebagai contoh bilamanna kita akan menganalisa suatu masalah internasional dengan

menggunakan perspektif liberalis atau interdependence akan melihat bahwa negara bukanlah
aktor tugggal dalam sistem internasional, namun ada aktor – aktor non state juga memiliki peran
dalam sistem internasional yakni seperti MNC, NGO dan institusi lainnya (Nau, 2012). Dari sini
bisa kita lihat bahwa MNC memiliki pengaruh yang sama besarnya dengan negara di dalam
sistem internasional dan bahkan ada saling ketergantungan anatara negara dengan aktor non state
seperti MNC. Dan tentu keberadaan MNC ini patut diperhitungkan dalam tatanan ekonomi
politik global dengan melihat perannya yang begitu besar. Selain itu dalam tulisannya, Oatley
hanya menjelaskan faktor – faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan dari MNC untuk
melakukan ekspansi. Padahal ada faktor – faktor non ekonomi juga ikut andil dalam
mempengaruhi keputusan MNC untuk melakukan ekspansi yakni faktor sosial dan politik host
country yang dituju oleh MNC untuk melakukan ekspansi. Dan yang tidak kalah penting adalah
stabilitas keamanan dan politik dari host country juga berpengaruh pada kelancaran kegiatan

yang dilakukan MNC di host country.
Oatley memandang bahwa banyak keuntungan yang didapat host country atas MNC. Jika
dilihat daari penjelasan yang diberikan Oatley saya melihat bahwa MNC dengan Host Country
memiliki hubungan saling ketergantungan. Dimana bagi MNC, host country menjadi sumber
resources mereka dan merupakan pasar mereka untuk menjual produknya. Sedangkan bagi host
country, MNC telah menjadi sumber modal dan teknologi yang penting bagi perkembangan
ekonomi negara mereka. Menurut Giplin, kegiatan – kegiatan yang dilakukan MNC di host
country sangat berpengaruh pada disribusi kemakmuran global dan kegiatan ekonomi diantara
ekonomi – ekonmi nasional (Gilpin, 2001). Tentu saja apa yag dikatakan oleh Oatley selalu ada
transfer pricing untuk mendapatkan semua ini . Namun saya melihat dalam kenyataanya justru
transfer pricing ini justru lebih banyak merugikan host country dan cenderung menguntungkan
MNC. Menurut saya, hadirnya MNC pada host country ini merupakan suatu bentuk impearilsm
kapitalis. Besarnya jumlah investasi yang dikeluarkan oleh MNC membuat peran dan
kedudukannya dalam perekonomian global semakin besar. Hal tersebut juga tentunya
mempengaruhi pola interaksi antara MNC dan Negara, dimana MNC memiliki posisi bargaining
power yang lebih besar dibandingkan dengan host country. Hal ini menyebabkaan posisi tawar
menawar ataupun negoisasi antara MNC dan host country mejadi tidak seimbang dan akhirnya
keputusan yang diambil justru lebih menguntungkan MNC daripada host country. Hal ini
umumnya sering terjadi pada negara berkembang diaman mereka banyak membutuhkan investasi
dari MNC dan terjadilah pola seperti ini. Dampaknya dapat beruapa seperti eksploitasi sumber

daya alam yang ada di host country tanpa memikir keberlanjutan sumber daya alam sehingga
menyebabkan eksploitasi besar – besaran oleh MNC dan berujung pada kerusakan lingkungan
yang berdampak langsung pada host country. Seperti yang dikatakan oleh Oatley, salah satu
alasan MNC mendirikan fasilitas produksinya adalah dengan melihat keuntungan lokasi yakni
salah satunya adanya tenaga kerja yang murah. Dan cenderung di negara berkembang, MNC
dapat memproleh tenaga kerja yang murah hingga akhirnya melakukan eksploitasi kepada tenaga
kerja dengan memanfaatkan kondisi masyarakat miskin yang putus asa (Nau, 2012). Menurut
saya selalu ada sisi positif dan negatif dari hadirnya MNC di host country.

Daftar Pustaka
Oatley, T., (2011), International Political Economy Interests and Institutions in the Global
Economy, Pearson Education, Inc., New York.
Gilpin, R., (2001), Global Political Economy Understanding the Internatonal Economy Order,
Princeton University Press, New Jersey: 2001.
Nau, H., (2012), Perspectives on International Relations Power Instututions Ideas, CQ Press,
Woshington: 2012.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65