Essay masa depan anak Bali

Menjaga Pariwisata dan Masa Depan Anak Bali
Oleh : GM Diantara Putra
Bali yang dijuluki pulau seribu pura dan sudah sangat terkenal di dunia. Namun
kadang banyak yang tidak mengetahui bahwa Bali merupakan bagian dari Indonesia.
Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar mengenal nama Bali karena sudah
terkenal sebagai daerah tujuan wisata dunia. Dengan tidak adanya sumber daya alam
berupa hasil tambang dan hasil hutan di Bali, maka praktis orang-orang di Bali
mengandalkan pariwisata sebagai sumber pendapatan utama daerah. Banyak keluarga
di Bali menggantungkan hidupnya dari pariwisata. Jadi tidak heran ketika bom Bali
meledak dan pariwisata anjlok, banyak orang kehilangan pekerjaan dan
mengakibatkan perekonomian Bali sempat turun. Pariwisata di Bali menjual
keindahan alam dan keunikan budaya yang tidak bisa ditemukan di belahan dunia
manapun. Mulai dari upacara, kebiasaan, pakaian, makanan dan lain sebagainya
sangat unik dan spesifik sehingga menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke
Bali.
Budaya Bali sebagai komoditi pariwisata merupakan aset utama bagi
masyarakat di sini. Banyak tarian yang dipentaskan bagi wisatawan di tampilkan oleh
anak-anak. Mereka sudah bisa menghasilkan uang sendiri dengan menampilkan
tarian maupun hal lainnya bagi wisatawan. Namun apakah dengan menampilkan
sebuah tarian, anak tersebut paham akan budaya atau tarian yang mereka bawakan?
Jawabannya belum tentu! Mungkin gerakan mereka sangat piawai ketika tampil di

atas pentas. Namun apakah mereka juga memahami akan tarian mereka ? asal-usul
tariannya? atau bahkan apa filosofi di balik tarian itu? mungkin hanya sebagian dari
mereka yang memahami, sedangkan sebagian lagi tidak. Sebuah budaya yang mana
merupakan sebuah aset bangsa akan bisa lestari jika adanya regenerasi yang baik
serta memahami akan apa yang mereka warisi. Jadi bukan hanya sekedar hanya bisa
membawakan tanpa makna yang mendalam.
Disisi lain, pariwisata membawa sebuah tantangan bagi anak-anak di Bali
khususnya. Sebuah keniscayaan jika suatu daerah yang merupakan tujuan wisata,
maka akan ada pengaruh dari daerah asal wisatawan tersebut. Pengaruh tersebut bisa
membawa kebaikan dan memperkuat suatu daerah namun juga bisa membawa
keburukan bagi daerah tersebut. Wisatawan kadang membawa budaya daerah asal
mereka yang belum tentu cocok bagi budaya di Bali. Ironisnya, banyak anak-anak
terpengaruh dan mulai meniru mereka serta melupakan budaya sendiri. Mereka mulai
tertarik untuk mempelajari budaya luar tanpa adanya pemahaman dan penyaringan

sebelumnya. Dan disisi lain mereka mulai melupakan budaya mereka sendiri sedikit
demi sedikit.
Hal lain yang merupakan tantangan bagi masa depan anak-anak di Bali adalah
dengan adanya peredaran narkoba yang sangat mengkhawatirkan. Narkoba tidak
hanya berbahaya bagi orang dewasa namun ditemukan juga dikemas dalam bentuk

permen yang mana bisa terkonsumsi oleh anak-anak sehingga membahayakan
kehidupan mereka. Ketika seseorang terlibat narkoba, tidak hanya mereka akan
mendapatkan hukuman, melainkan juga kehilangan masa depan. Jika hal ini terjadi
pada anak-anak, bisa dibayangkan masa depan mereka, suram, tanpa arah, dan hanya
menyebabkan keburukan yang mana menyebabkan masa depan bangsa menjadi ikut
suram.
Perkembangan teknologi merupakan tantangan tersendiri bagi masa depan
anak-anak di Bali. Mereka sekarang sudah akrab dengan handphone, tablet, komputer
dan internet. Di satu sisi hal ini sangat bagus karena memberikan pengetahuan baru
bagi mereka. Banyak ilmu dan hal baru bahkan juga pengalaman baru bisa di
temukan di internet. Mereka bisa tahu negara lain seperti Jepang dengan hanya duduk
di depan komputer mereka. Banyak ilmu baru yang didapat dari internet yang
tentunya menunjang ilmu pengetahuan mereka. Disisi lain, hal tersebut juga bisa
merusak

masa

depan

mereka.


Gaya

hidup

konsumerisme

menyebabkan

ketergantungan yang tinggi terhadap handphone, tablet, laptop bahkan komputer.
Bukan hal yang aneh ketika melihat anak-anak usia sekolah dasar sudah mahir
memainkan handphone. Bahkan beberapa orang tua sengaja memberikan handphone
bagi anaknya. Disatu sisi memang tujuan awalnya memudahkan komunikasi, namun
justru jadi bumerang bagi mereka. Sikap antisosial yang ditunjukkan oleh anak-anak
ketika mereka sibuk dengan gadget mereka justru hanya akan membuat mereka
terpinggirkan dan melupakan budaya tolong menolong dan gotong royong antar
sesama.
Segala tantangan diatas hanya akan membawa masa depan anak khususnya
serta masa depan Bali pada umumnya kejurang kehancuran dan kesuraman. Akar
budaya Bali yang dicari oleh wisatawan dari penjuru dunia akan hilang dan bahkan

bisa diklaim oleh negara lain hanya karena tidak adanya regenerasi dalam pelestarian
budaya Bali. Masa depan anak-anak Bali akan hilang jika narkoba mempengaruhi
mereka. Narkoba hanya akan merusak generasi penerus bangsa dan membawa
bangsa diambang kehancuran. Pemanfaatan teknologi hendaknya juga disikapi
dengan bijaksana. Teknologi jika dimanfaatkan dengan baik tentu akan membawa
keuntungan bagi semua namun ketika disalahgunakan maka hanya akan membawa

kerusakan. Sayang kepada anak bukan berarti membelikan semua yang mereka mau
dan mereka lihat di iklan serta di tv.
Oleh karena itulah, untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut perlu
dibentengi dengan baik oleh pendidikan. Kenapa pendidikan? karena hanya
pendidikanlah sebagai benteng terakhir suatu bangsa dan sebagai tolok ukur sebuah
kemajuan bangsa. Pendidikan tidak hanya berupa pendidikan formal saja melainkan
juga pendidikan informal dan non formal. Pendidikan formal seperti sekolah-sekolah
perlu mengajarkan pentingnya budaya dan pelestariannya. Sekolah perlu memberikan
porsi yang lebih besar kepada pelajaran budaya khususnya budaya Bali untuk
membentuk anak-anak Bali menjadi generasi yang sadar budaya dan paham akan
budayanya sendiri sehingga mereka akan makin mencintai budayanya dan memiliki
keinginan untuk melestarikannya. Demikian juga pendidikan informal dan non
formal bisa mendukung penguatan budaya khususnya bagi anak-anak dengan lebih

intensif mengkampanyekan sadar budaya itu sendiri. Pendidikan juga harus
mengajarkan bahaya narkoba sehingga anak-anak khususnya tahu bentuk dan bahaya
dari narkoba dan mereka tahu cara menghindarinya. Pemanfaatan teknologi juga
perlu diberikan pemahamannya bagi anak sehingga mereka bisa memanfaatkan
teknologi demi kebaikan mereka.
Ketika pendidikan sebagai benteng terakhir bisa melaksanakan hal tersebut,
otomatis masa depan anak-anak di Bali khususnya serta masa depan Bali pada
umumnya akan lebih cerah dan lebih menjanjikan bagi diri mereka. Dan juga Bali
sebagai daerah tujuan wisata tidak akan punah bahkan akan makin mengakar pada
masyarakat dunia. Semoga.