Nama Abbel Fairooz NIM 1500735 Teknologi

Nama : Abbel Fairooz
NIM : 1500735
Teknologi Pendidikan
Model-Model Pembelajaran
A. Pengertian model-model pembelajaran
Model pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau strategi yang
dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dalam
penerapannya itu gaya yang dilakukan tersebut mencakup beberapa hal strategi atau
prosedur agar tujuan yang ingin dikehendaki dapat tercapai. Banyak para ahli
pendidikan mengungkapkan berbagai pendapatnya menganai pengertian model
pembelajaran.
Model pembelajaran tidak terlepas dari kata strategi atau model pembelajaran identik
dengan istilah strategi. model pembelajaran dan strategi merupakan satu yang tidak
dapat dipisahkan. Keduanya harus beriringan, sejalan, dan saling mempengaruhi.
Istilah strategi itu sendiri dapat diuraikan sebagai taktik atau sesuatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Selain itu strategi dalam pembelajaran dapat
didevinisikan sebagai suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama, terpadu untuk menciptakan hasil belajar yang
diinginkan guru pada siswa. agar tujuan pendidikan yang telah disusun dapat secara
optimal tercapai, maka perlu suatu metode yang diterapkan untuk merealisasikan

strategi yang telah ditetapkan tersebut. Dengan demikian dapat dijabarkan bahwa
dalam satu strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode. Contohnya bila
ingin melaksanakan sebuah strategi ekspositori misalnya, dapat menggunakan metode
ceramah, metode tanya jawab, atau metode diskusi dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada dan mudah didapatkan di sekitar sekolah yaitu bisa dengan
menambahkan media pembelajaran. Oleh sebab itu, strategi berbeda dengan metode.
Strategi lebih menunjukkan pada sebuah perencanaan atau yang biasa dikenal dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tentu dengan maksud untuk mencapai
sesuatu. sedangkan metode adalah suatu cara tersendiri yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation
achieving something, sedangkan metode adalah a way in echieving something.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
pengetahuan. berbagai ahli pendidikan menyusun model pembelajaran berdasarkan
prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau
teori-teori lain yang mendukung dalam model-model pembelajaran ini banyak diamati
oleh peneliti Joyce & Weil. Mereka mempelajari dan menerapkan berbagai model
pembelajaran berdasarkan teori belajar yang kemudian dikelompokkan menjadi empat
model pembelajaran. dan mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, mendidik dan

membimbing siswa terhadap pembelajaran di kelas.

B. Fungsi Model-Model Pembelajaran
Fungsi Model Pembelajaran Menurut Para Ahli. Menurut Suprijono (2011: 46)
melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan
informasi, ide, keterampilan, cara berfikir dan mengekspresikan ide. Model
pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Chauhan menyebutkan fungsi model pembelajaran secara khusus adalah :
1 Pedoman. Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman yang dapat
menjelaskan apa yang harus dilakukan guru.
2 Pengembangan kurikulum. Model pembelajaran dapat membantu dalam
pengembangan kurikulum untuk satuan kelas yang berbeda dalam pendidikan.
3 Menetapkan bahan-bahan mengajar. Model pembelajaran menetapkan secara rinci
bentuk-bentuk bahan pengajaran yang berbeda yang akan digunakan guru
dalam membantu perubahan yang baik dari kepribadian siswa.
4 Membantu perbaikan dalam mengajar. Model pembelajaran bisa membantu proses
belajar mengajar dan meningkatkan keefektifan pembelajaran. (Iru, 2012: 8)
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, fungsi dari model pembelajaran dapat
disimpulakan yaitu sebagai pedoman yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan

pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keefektifan kegiatan belajar
mengajar agar tujuan pembelajaran bisa terpenuhi dengan baik.
C. Komponen Model Pembelajaran
Selain rasionalitas dan teori, hal yang harus diketahui bahwa dalam setiap model
pembelajaran memuat unsur-unsur penting yang menentukan jenis atau nama model
pembelajaran tersebut. Joyce & Weil (1992) mengemukakan bahwa setiap model
pembelajaran, memiliki 5 (lima) unsur, yaitu: (1) sintaks; (2) sistem sosial; (3) prinsip
reaksi; (4) sistem pendukung; dan (5) dampak insturksional dan pengiring. Kelima
unsur tersebut, diuraikan sebagai berikut.
a.

Sintaks

Dalam melaksanakan suatu kegiatan, terlebih dahulu perlu berpikir tentang langkahlangkah melaksanakan kegiatan tersebut. Begitu pula dalam melaksanakan
pembelajaran, terlebih dahulu perlu juga memikirkan tentang langkah-langkah yang
akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah tersebut
mengakomodasi tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dirumuskan. Langkah-langkah tersebut dalam model pembelajaran
disebut sintaks. Jadi sintaks dalam model pembelajaran dimaknai sebagai tahap-tahap
kegiatan pembelajaran dari setiap model pembelajaran yang diterapkan. Misalnya,

suatu model pembelajaran menggunakan tahap ICARE, meliputi tahap introduksi,
koneksi, aplikasi, refleksi, dan ekstensi. Langkah-langkah pembelajaran dengan jenis
tahapan ini, dimunculkan pada kegiatan pendahuluan, inti sampai kegiatan penutup.

b.

Sistem sosial

Dalam pelaksanaan pembelajaran tentu ada interaksi sosial atau interaksi antar
manusia. Interaksi tersebut bisa terjadi antara pendidik dengan peserta didik, antara
peserta didik dengan peserta didik lain, antara kelompok peserta didik dengan
kelompok yang lain. Bentuk interaksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
jumlah, latar belakang, kemampuan, dan kematangan peserta didik. Setiap model
pembelajaran mensyaratkan situasi atau suasana dan norma tertentu. Situasi atau
suasana dan norma yang belaku dalam suatu model pembelajaran disebut sistem
sosial. Misalnya, seorang pendidik menetapkan aturan atau kontrak belajar antara
pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik lain, dan antara
kelompok peserta didik dengan kelompok lainnya. Dengan demikian, dalam
pelaksanaan pembelajaran pendidik dapat menggunakan aturan yang telah disepakati
untuk mengendalikan aktivitas pembelajaran, serta nteraksi antar peserta didik dapa

juga dipandu atau digerakkan oleh pendidik itu sendiri.
c.

Prinsip reaksi

Dalam pelaksanaan pembelajaran, ada pola kegiatan yang menggambarkan cara
pendidik melihat dan memperlakukan peserta didiknya, termasuk cara memberikan
respon terhadap peserta didiknya. Pola kegiatan ini disebut prinsip reaksi. Oleh karena
itu, ketika pendidik menerapkan model pembelajaran tertentu, pendidik harus
mempunyai kemampuan cara memberikan respon pada peserta didik sesuai dengan
pola atau prinsip reaksi yang berlaku dalam model tersebut. Misalnya, seorang
pendidik memusatkan perhatian para peserta didik terhadap contoh-contoh yang
spesifik yang berkaitan dengan pengalaman mereka, memberikan bantuan kepada
para peserta didik dalam berdiskusi dan memberikan penilaian terhadap aspek-aspek
yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang dicapai peserta didik.
d.

Sistem pendukung

Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan praktis, efektif dan efisien, maka diperlukan

sistem yang mendukung. Sistem pendukung itu bisa berupa saran, alat dan bahan yang
diperlukan dalam melaksanakan model pembelajaran tertentu. Sistem pendukung ini
berkaitan dengan sintaks yang terdapat dalam model pembelajaran tersebut. Dengan
demikian sistem pendukung yang dimaksud adalah segala sarana, bahan dan alat yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan. Hal
yang perlu diperhatikan adalah pendidik tidak dapat menerapkan suatu model
pembelajaran secara praktis, efektif dan efesien apabila sistem pendukungnya tidak
memenuhi. Misalnya, pendidik menggunakan model pembelajaran yang memerlukan
investigasi atau dikenal model (GI) di lapangan untuk mendapatkan informasi atau
data, tetapi di lapangan tidak menyediakan informasi tersebut, maka jelas peserta
didik tidak akan memperoleh informasi tersebut, akibatnya pembelajaran menjadi
tidak berhasil.
e.

Dampak instruksional dan pengiring

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sintaks suatu model pembelajaran
adalah menggambarkan langkah-langkah pembelajaran yang mengarah pada
pencapian tujuan pembelajaran (tujuan instruksional). Dengan demikian dampak


instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan
para peserta didik pada tujuan yang diharapkan. Namun demikian, dalam kegiatan
belajar mengajar ada dampak pembelajaran yang muncul tanpa direncanakan terlebih
dahulu. Dampak pembelajaran tersebut dikatakan sebagai dampak pengiring.

D. Contoh dan langkah Model-Model Pembelajaran
1. PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
5 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
6 Menyajikan materi sebagai pengantar
7 Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi
8 Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis
9 Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
10
Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
11
Kesimpulan/rangkuman

2. JIGSAW (MODEL TIM AHLI)
Langkah-langkah :
• Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
• Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
• Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
• Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka
• Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
• Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
• Guru memberi evaluasi
• Penutup
3. EXAMPLES NON EXAMPLES
Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD
Langkah-langkah :
• Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
• Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
• Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisa gambar
• Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas
• Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
• Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai
• Kesimpulan
4. COOPERATIVE SCRIPT

Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian
secara lisan
mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
• Guru membagi siswa untuk berpasangan
• Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
• Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar
• Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan
ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :

- Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya
• Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
• Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
• Penutup
5. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan
alternatif jawaban
Langkah-langkah :
• Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
• Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
• Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
• Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
• Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru
mencatat di papat dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
• Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

6. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (Modifikasi Dari Number Heads)
Langkah-langkah :
• Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor
• Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas
yang berangkaiMisalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa
nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan
dan seterusnya
• Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar
dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari
kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa
saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
• Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
• Kesimpulan
7. NUMBERED HEADS TOGETHER
Langkah-langkah :
• Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor
• Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
• Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
• Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerjasama mereka
• Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
• Kesimpulan
8. PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)
(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Langkah-langkah :
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
• Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
• Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data,
hipotesis, pemecahan masalah.
• Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
• Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka da proses-proses yang mereka gunakan
9. STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
• Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran
menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
• Guru menyajikan pelajaran
• Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai
semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
• Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis
tidak boleh saling membantu
• Memberi evaluasi
• Kesimpulan
10. ARTIKULASI
Langkah-langkah :
• Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
• Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
• Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
• Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari
guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,
kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
• Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan
teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil
wawancaranya
• Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami
siswa
• Kesimpulan/penutup