Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

ABSTRAK
Kewenangan Pemberian Hak Guna Usaha oleh Kepala Kantor Pertanahan
yang diatur didalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 tahun
2013 kepada Perusahaan Asing dalam bentuk joint venture setelah Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007, Dimana pengujian Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007
terhadap Undang Undang Dasar 1945 telah di uji di Mahkamah Konstitusi. Dalam
pelaksanannya perusahaan asing yang menerima Hak Guna Usaha wajib berkerja
sama dengan Penanam Modal Dalam Negeri dalam bentuk joint venture sesuai
dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.
Penelitian ini bersifat Preskriptif, karena mengambarkan gejala-gejala, fakta,
aspek aspek serta upaya hukum terhadap pemberian Hak Guna Usaha terhadap
Perusahaan Asing dalam bentuk joint venture setelah Undang-Undang Nomor 25
tahun 2007 Tentang Penanaman Modal di Indonesia, dan pendekatan yuridis
normatif.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Prosedur Pemberian Hak Guna Usaha
adalah atas permohonan pemohon untuk mengajukan atas Hak Guna Usaha kepada
Pejabat yang berwenang Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional yang diatur
dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional dengan tembusan kepada kepala
daerah, sebelum melakukan permohonan Hak Guna Usaha investor asing harus
berupa badan hukum Indonesia atau Perseroan Terbatas dimana investor asing wajib
melakukan joint venture dengan Penanam Modal dalam Negeri sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Perusahaan asing sebagai pemohon terlebih dahulu
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pertanahan yang berisi
tentang data diri pemohon dan Permohonan Hak Guna Usaha, setelah itu maka
Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional melakukan proses pemberian/penerbitan
surat keputusan Hak Guna Usaha dan setelah pemohon menerima kutipan surat
keputusan Pemberian hak Guna Usaha tersebut, maka pemohon diwajibkan untuk
segera memenuhi kewajiban berupa uang pemasukan kepada negara dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan.
Disarankan kepada Kepala Badan pertanahan dan instansi instansi yang
berkaitan dalam pemberian Hak Guna Usaha terhadap perusahaan asing harus melihat
apakah pemberian Hak Guna Usaha memberikan kesejahteraan kepada Rakyat.

Kata Kunci : Hak Guna Usaha, Penanaman Modal, Joint Venture, Perusahaan Asing

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT


The authority to give leasehold by Head of the Land Office is stipulated in the
Regulation of Head of the National Land Board No. 2/2013 on Foreign Companies in
the form of joint venture after Law No. 25/2007, in which the examination of Law No.
25/2007 on the 1945 Constitution has been taken in the Constitutional Court. In its
implementation, a foreign company which receives Leasehold is required to
collaborate with Domestic Investment in the form of joint venture, according to the
prevailing rules in Indonesia.
The research was prescriptive with judicial normative approach since it
described phenomena, facts, legal aspects, and legal remedy in giving Leasehold to a
foreign company in the form of joint venture after Law No. 25/.2007 on Capital
Investment in Indonesia was enacted.
The result of the research showed that the procedure in giving Leasehold on
the request by applicants to obtain Leasehold to Head of the National Land Board is
regulated in the Regulation of Head of the National Land Board, with a copy to
Regional Chief Executive. Before requesting Leasehold, a foreign investor is required
to be an Indonesian legal entity or a Corporation in which it is required to perform
joint venture with Domestic Investment according to the prevailing rules. A foreign
company as an applicant is required to request in written form to Head of the Land
Office by attaching his personal data and the Request for Leasehold. Head of the
National Land Board then processes the issuance of the Decree of Leasehold and

gives it to the applicant; after that, the applicant is required to immediately take a
responsibility by paying an amount of money for State’s revenues and land and
building acquisition fee.
It is recommended that Head of the National Land Board and the agencies
concerned, in giving Leasehold to foreign companies, find out whether the giving of
Leasehold had the benefit for the people.

Keywords: Leasehold, Capital Investment, Joint Venture, Foreign Company

ii

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

8 96 109

Tinjauan Yuridis Joint Venture Agreement Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Dan Dikaitkan Dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

2 57 158

Pemberian Hak Atas Tanah Dalam Rangka Penanaman Modal Setelah Diundangkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

7 102 32

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 33 121

Tinjauan Hukum Perjanjian Nominee Terhadap Pemberian Kuasa Penanam Modal Asing Dalam Kepemilikan Perseroan Terbatas

2 28 0

Tinjauan hukum perjanjian nominee terhadap pemberian kuasa penanam modal asing dalam kepemilikan saham perseroan terbatas

8 75 87

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 13

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 28

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 32

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 4