ANALISIS STUDI PENGARUSUTAMAAN GENDER PU (1)

ANALISIS STUDI
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)
DI DINAS/INSTANSI PEMERINTAH
TERKAIT SEKTOR PERTANIAN
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TIM ANALISIS STUDI:
SRI WALNY RAHAYU
ABDULLAH ABDUL MUTHALEB
ELLY KESUMAWATI
DARWANIS
RAIDA FUADI
SAFRINA
KHAIRUL MIZAN

Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Syiah Kuala
armans
Pebruari,ayoe
2009

Memahami Gender
 Gender secara keliru sering diartikan

sebagai jenis kelamin sehingga perlu
dipahami secara benar apa yang dimaksud
gender dan apa yang dimaksud jenis
kelamin.
 Gender BUKAN mengenai perempuan atau
pun isu-isu spesifik perempuan, apalagi
suatu aliran yang mempertentangkan teksteks suci/wahyu yang diturunkan oleh Allah
Swt kepada Rasul-rasulnya, yang
kebenarannya bersifat mutlak.

ayoe armans

Lanjutan Memahami Gender…
 Gender adalah cara masyarakat
membedakan peran laki-laki dan
perempuan serta memberikan peranperan sosial kepada mereka. Peranperan yang diberikan tersebut dapat
dibentuk, dibuat, dan dikonstruksikan
oleh masyarakat dan dapat berubah
sesuai dengan perkembangan zaman.
 Dengan kata lain, kata ”gender” adalah

alat analitik untuk memahami realitas
sosial dalam hubungannya antara
perempuan dan laki-laki.
ayoe armans

Peran Gender
Peran gender bersifat:
 Dinamis
 Dipengaruhi oleh umur (generasi tua, muda,
dewasa dan anak-anak)
 Ras
 Etnik
 Agama
 Lingkungan geografi
 Pendidikan
 Sosial, Ekonomi dan Politik

ayoe armans

Lanjutan Peran Gender

Perubahan peran gender sering terjadi
sebagai respon terhadap perubahan
yang diakibatkan oleh upaya
pembangunan atau penyesuaian
program struktural dan pengaruhpengaruh dari kekuatan di tingkat
nasional dan global.

ayoe armans

Jenis Kelamin atau Seks
 Wujud penandaan individu manusia ke
dalam kategori laki-laki dan perempuan
berdasarkan karakteristik biologis
(genital eksternal dan organ-organ seks
internal), genetik (kromosom) dan
hormon.
 Perbedaan jenis kelamin merupakan
kodrat atau ketentuan Allah Swt yang
bersifat melekat (given), permanen dan
universal.

ayoe armans

Kapan Studi Analisis Gender Diperlukan

Pada prinsipnya, STUDI ANALISIS GENDER
tidak mempermasalahkan pembedaanpembedaan itu selama tidak melahirkan
KETIDAKADILAN.
Analisis ini melihat pembedaan secara gender
(gender differences) sangat potensial
melahirkan ketidakadilan gender (gender
inequalities). Oleh karena itu, langkah
selanjutnya yang dilakukan analisis gender
adalah menggugat pembedaan gender,
khususnya yang melahirkan ketidakadilan
ayoe armans

Definisi PUG
”strategi” yang dilakukan secara rasional dan
sistematis untuk menegakkan hak-hak
perempuan dan laki-laki atas kesempatan

yang sama, pengakuan yang sama, dan
penghargaan yang sama di masyarakat.
Keberhasilan pelaksanaan PUG memperkuat
kehidupan ekonomi, sosial dan politik
bangsa. Dalam PUG harus berisi empat
fungsi utama manajemen, yaitu perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan
dan
penilaian/evaluasi.

ayoe armans

Tujuan PUG

Menciptakan kesetaraan dan
keadilan gender, yaitu suatu
kondisi yang adil (equity) dan
setara (equality) dalam
hubungan kerjasama antara

perempuan dengan laki-laki
(relasi gender).

ayoe armans

SASARAN PUG DALAM INPRES NOMOR 9
TAHUN 2000 MENGINSTRUKSIKAN KEPADA :
• MENTERI
• KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON
DEPARTEMEN
• PANGLIMA TENTERA NASIONAL INDONESIA
• KEPALA KEPOLISIAN RI
• JAKSA AGUNG RI
• GUBERNUR
• BUPATI/WALIKOTA
ayoe armans

Regulasi PUG di Indonesia

1. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang

Pengarusutamaan Gender (PUG).
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 132
Tahun 2003 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender
Dalam Pembangunan di Daerah. (telah
dicabut)
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun
2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender di Daerah.
ayoe armans

Untuk Apa dan Mengapa Pengarusutamaan Gender
(PUG) Dalam Pembangunan Terkait Sektor Pertanian?

 Melalui penerapan PUG dapat ditingkatkan
ketepatan desain perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi program/kegiatan
pembangunan pertanian.
 Tepat sasaran pemanfataan pembangunan
(pelaku agribisnis); antara laki-laki dengan

perempuan, generasi tua dengan generasi
muda.

ayoe armans

Lanjutan…
 Tepat metode dan teknik pendidikan
pembangunan pertanian (penyuluhan, pelatihan
pendidikan formal dan non formal pertanian).
 Tepat teknik, metode dan pendekatan
implementasi pembangunan pertanian.
 Tepat penciptaan dan pengembangan inovasi
hasil-hasil penelitian yang memenuhi kebutuhan
dan aspirasi pelaku terkait isu pertanian.

ayoe armans

Lanjutan…

Menerapkan PUG berarti:

 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemanfaatan sumberdaya pembangunan terkait
isu sektor pertanian.
 Mengakselerasi peningkatan status ekonomi
dan kesejahteraan keluarga/rumah tangga
pelaku terkait isu sektor pertanian.
 Mengakselerasi peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan bangsa.
ayoe armans

Mengapa PUG Menjadi Prioritas Dalam
Pembangunan

 Ketidaksetaraan gender merugikan laki-laki dan
perempuan karena berdampak mengurangi
produktivitas sehingga menghambat pengentasan
kemiskinan.
 Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)
adalah pengurangan kemiskinan dan kelaparan.
Ketidaksetaraan gender salah satu penyumbang

terbesar pada masalah ini.
 Akumulasi dari pembedaan yan diikuti dengan
pembatasan peran SDM di lingkup domestik dan
akses tenaga kerja secara sistematis akan
mengurangi kapasitas suatu perekonomian untuk
meningkatkan standar kehidupan. Hal inilah yang
ayoe armansgender.
disebut dengan diskrminasi

Lanjutan…

 Akses perempuan pada aset produktif dan berbagai
sumberdaya seringkali terbatas. Contoh: mayoritas
petani miskin adalah perempuan tetapi mereka tidak
terdata dengan baik, tidak memiliki hak legal untuk
mempunyai aset agar dapat berinvestasi, termasuk
akses memperoleh pendidikan dan pelatihan.
 Norma sosial dan budaya masyarakat Indonesia
yang patriarkhi menempatkan laki-laki pada sektor
publik dan perempuan pada domain domestik.Akibat

cara pandang ini, perempuan yang menjadi kepala
keluarga sering diluakan dalam pendataan sehingga
kurang optimal dalam peran, kontrol dan manfaat
dari sebuah program/kegiatan.
ayoe armans

Lanjutan …
 Paradigma lama pembangunan yang terkait isu
pertanian dinyatakan netral gender, umumnya
ditujukan bagi keluarga petani. Kondisi riilnya,
sumberdaya perempuan dan generasi muda hanya
sedikit memperoleh manfaat pembangunan
dibandingkan dengan laki-laki dewasa.
 Laki-laki dan perempuan sebagai sumberdaya
pembangunan mempunyai hak dan kewajiban serta
kesempatan yang sama untuk menjadi partisipan
dan memperoleh manfaat dari pembangunan.
ayoe armans

Isu Gender Terkait Sektor Pertanian






Di Indonesia perempuan pedesaan merupakan
jumlah tenaga kerja terbesar di bidang pertanian.
Perempuan terlibat mulai dari kegiatan
penanaman, perawatan, panen, dan pasca panen.
Perempuan cenderung makhluk subordinasi
sehingga tidak tampil sebagai pelaku
pembangunan. Hal ini terjadi karena domain
perempuan berada di ranah domestik sekali pun
pekerjaan yang dilakukannya merupakan
pekerjaan produktif akan tetapi nilai yang
diterimanya tidak seimbang dengan pekerjaan
yang dihasilkan.
Peran perempuan tidak diperhitungkan dalam
statistik dan laporan kemajuan pembangunan.
ayoe armans

Lanjutan…

 Perempuan cenderung makhluk subordinasi sehingga
tidak tampil sebagai pelaku pembangunan. Hal ini terjadi
karena domain perempuan berada di ranah domestik
sekali pun pekerjaan yang dilakukannya merupakan
pekerjaan produktif akan tetapi nilai yang diterimanya
tidak seimbang dengan pekerjaan yang dihasilkan.
 Kesempatan untuk peningkatan kualitas SDM bagi
perempuan belum optimal. Perempuan kurang
mendapatkan akses dan pelayanan prasarana dan
sarana produksi, teknologi dan penyuluhan,
pelatihan, serta berbagai peningkatan diri.
 Keterlibatan perempuan diabaikan sehingga kurang
optimal dalam program pembangunan pertanian.
Misalnya, petani perempuan tidak dapat mengakses
untuk mendapatklan kredit usaha tani dibatasi dengan
syarat yang mengharuskan penggunaan sistem Kepala
Keluarga atau ketua kelompok tani yang mayoritasnya
adalah laki-laki.
ayoe armans

Lanjutan
Partisipasi perempuan terbatas atau bahkan
tidak mempunyai kewenangan sama sekali
dalam proses pengambilan keputusan
menyangkut usaha pertaniannya.
Upah buruh petani perempuan lebih rendah dari
pada petani laki-laki.
Penguasaan yang terbatas atas sumber daya
seperti tanah dan pendapatan.
Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) didesain
yang sebagian besar dapat digunakan dengan
mudah bagi petani laki-laki, tetapi belum tentu
bagi petani perempuan.
ayoe armans

Dua Hal Pokok Menuju Keberhasilan PUG
Pertama, memiliki 7 (tujuh) unsur penting
sebagai prasyarat yaitu:
1) dukungan politik
2) kebijakan
3) sumber daya
4) sistem data dan informasi
5) kelembagaan
6) alat analisis gender
7) dukungan masyarakat sipil.
ayoe armans

Lanjutan…
Kedua, adanya advokasi terpadu untuk
mengintegrasikan dimensi gender dalam proses
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi dari setiap kebijakan
dan program pembangunan.
Dua hal pokok ini harus dilakukan secara sinergis,
tanpa mengabaikan salah satunya, termasuk
menggalang dukungan politik (eksekutif, legislatif
dan yudikatif) sampai pada kultural, sosial
kemasyarakat dan agama. Dengan demikian,
pelembagaan PUG menjadi suatu hal yang diterima
dan mendapatkan dukungan semua pihak.
ayoe armans

METODE STUDI ANALISIS PUG YANG
DIGUNANAKAN PADA STUDI INI
• Studi analisis ini menggunakan teknik Gender
Analysis Pathway (GAP).
• GAP merupakan metode analisis bagi
Perencana Program/Proyek/Kegiatan/kebijakan
untuk mengetahui kesenjangan gender melalui
indikator akses, peran, manfaat, dan kontrol
yang berimbang antara laki-laki dengan
perempuan dalam setiap program-program
pembangunan sampai dengan melakukan
monitoring dan evaluasi.
ayoe armans

LANJUTAN
• Metode GAP digunakan karena dapat
memberikan sumbangan pikiran dalam
menetapkan program pembangunan,
meningkatkan wawasan pentingnya efektifitas
dan efisiensi serta kelayakan perencanaan
pembangunan yang selalu memperhitungkan
antara laki-laki dengan perempuan.
• Dengan kata lain, pemilihan teknik GAP
didasarkan bahwa para pemangku kepentingan,
perencana dan pelaksanaan program
pembangunan tingkat pusat dan daerah selalu
melihat prioritas permasalahan, sasaran, solusi
dan intervensi yang ayoe
diperlukan.
armans

KERANGKA GAP
(GENDER ANALYSIS PATHWAY)
* PERENCANAAN PROGRAM SECARA KOMPREHENSIF

( SIKLUS PERENCANAAN SAMPAI EVALUASI )

5 LANGKAH

1. ANALISIS KEBIJAKAN
2. REFORMULASI KEBIJAKAN
3. RENCANA KEBIJAKAN OPERASIONAL
4. PELAKSANAAN
5. MONITORING DAN EVALUASI
ayoe armans

Analisis Kebijakan
Gender
Tujuan
Kebijakan
Saat ini

Data Pembuka
Wawasan
(terpilih menurut
Jenis kelamin)
* Kuantitatif
* Kualitatif

Faktor Gap
* Akses
* Partisipasi
* Kontrol
* Manfaat

Isu-Isu
Gender
Apa, Dimana,
dan Mengapa
Ada Gap ?

Gender Analysis Pathway ( GAP )

Formulasi
Kebijakan
Gender
Tujuan
Kebijakan
Gender
Bagaimana
mengecilkan/
menutup
Kesenjangan ?

Rencana
Program
Gender

Indikator
Gender

Kegiatan

Pelaksanaan

Monitoring
dan
Evaluasi

Sasaran

ayoe armans
6

Tujuan Studi Analisis







Untuk mengidentifikasikan keberadaan, peran
Focal Point dan Pokja PUG pada masing-masing
SKPD objek studi.
Untuk melihat sejauhmana birokrasi yang ada pada
masing-masing SKPD sudah memenuhi
keseimbangan gender (termasuk pengambilan
kebijakan, staf dan posisi stategis)
Untuk mengindentifikasi penyebab
ketidakseimbangan gender pada lembaga-lembaga
utama ini.
Untuk menganalisis kebijakan dan anggaran yang
responsif gender pada masing-masing SKPD.
Merumuskan rekomendasi kebijakan dan
Anggaran Berperspektif Gender dalam sektor
pertanian kepada pihak pengambil kebijakan dan
stakeholders terkait.
ayoe armans

FINDINGS PADA 5 (LIMA) OBJEK STUDI

ayoe armans

1. Persepsi Partisipan tentang Sensitivitas Gender
 Isu kultural yang berpihak kepada maskulin ( patriarkhi)
merupakan isu sentral sumber ketidakadilan dalam
penyusunan program/kegiatan/proyek di 5 (lima) SKPD
objek studi terkait sektor pertanian di Prov. NAD.
 Rata-rata partisipan yang mengikuti proses pelatihan
PUG dalam kondisi “buta gender”, yaitu suatu keadaan
seseorang yang belum atau tidak memahami tentang
pengertian, konsep gender dan permasalahan gender,
bahwa ada perbedaan kepentingan/kebutuhan antara
laki-laki dan perempuan.

ayoe armans

Lanjutan
 Selain buta gender, partisipan juga memahami
gender secara bias. Hal ini mengakibatkan setiap
kebijakan/program/kegiatan menguntungkan pada
salah satu jenis kelamin. Penyangkalan
ketidaksetaraan dan perbedaan kebutuhan antara
laki-laki dan perempuan dalam akses, peran, kontrol
dan manfaat menyebabkan muncul gender gap
dalam paradigma atau manajemen pembangunan.
 Oleh karena itu, aspek ketidakadilan atau gender gap
merupakan hal esensial yang paling besar yang
digugat oleh pelatihan dan studi analisis PUG ini
untuk dieleminir.
ayoe armans

2. Persepsi Partisipan tentang Bentuk-Bentuk
Ketidakadilan Gender
 Ketidakadilan dan diskriminasi gender merupakan
sistem dan struktur di mana perempuan dan laki-laki
dapat menjadi korban dari sistem tersebut.
 Berbagai pembedaan peran dan kedudukan antara
perempuan dengan laki-laki baik secara langsung
berupa dampak perlakuan maupun sikap dan yang
tidak langsung berupa dampak suatu peraturan
perundangan atau kebijakan telah menimbulkan
berbagai ketidakadilan yang berasal antara lain, dari
faktor sosial budaya, interprestasu teks agama yang
dipahami secara bias, faktor ekonomi dan faktorfaktor lainnya yang berlaku dalam masyarakat.
ayoe armans

Lanjutan
 Meskipun secara agregat ketidakdilan gender lebih
banyak menimpa perempuan namun tidak dapat
dipungkiri bila laki-laki juga mengalami hal yang
sama. Perubahan kawasan belajar partisipan dalam
bentuk kognitif, afektif dan psikomotorik, memahami
bentuk-bentuk ketidakadilan dalam tiga kategori,
yaitu buta gender, bias gender dan netral gender.
 Sedangkan ketegori sensitif gender dan responsif
gender belum ditemukan dalam training ini ketika
mereka menyusun program/kegiatannya. Indikator
partisipan dalam memahami bentuk-bentuk
ketidakadilan gender dibagi dalam dua sesi, yaitu
sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan.
ayoe armans

3. Pemahaman Partisipan tentang Pengarusutamaan
Gender dan Landasan Yuridisnya.
 Semua partisipan pada objek teliti belum memahami
tentang PUG dan landasan yuridis yang mengaturnya
yaitu Inpres No. 9 Tahun 2000 dan Permendagri No.
15 Tahun 2008.
 Fenomena ini menunjukkan fakta bahwa
implementasi kebijakan tersebut secara keseluruhan
belum didukung oleh 7 (tujuh) prasyarat dalam
manajemen pembangunan berbasis PUG yaitu
dukungan politik, kebijakan, sumber daya, sistem
data dan informasi, kelembagaan, alat analisis
gender, dan dukungan masyarakat sipil.
 Hal pokok lainnya, belum optimalnya advokasi
terpadu untuk mengintegrasikan dimensi gender
dalam proses perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari setiap
kebijakan dan program
pembangunan.
ayoe
armans

4. Identifikasi Tentang Analisis Gender Terhadap
Penyusunan Program Dan Kegiatan
 Temuan-temuan pada 5 (lima) SKPD objek studi
dalam penyusunan program dan kegiatan hingga
penerima manfaatnya, diketahui bahwa terjadi
ketidakseimbangan dalam hal akses, peran, kontrol
dan manfaat secara berimbang antara laki-laki
dengan perempuan.
 Berdasarkan teknik GAP yang digunakan dalam
studi ini, semua bentuk ketidakadilan gender yaitu
diskriminasi, peminggiran (marginalisasi),
penomorduaan (subordinasi), pelabelan (stereo
type), dan beban ganda (double burden), terdapat
ketika partisipan melakukan penyusunan
program/kegiatan di working group.
ayoe armans

Kelemahan/Hambatan
dalam Pelaksanaan Studi Analisis

ayoe armans

 Isu gender dan PUG masih dianggap
bukan hal penting untuk dibicarakan
sehingga ditemukan sikap pesimis dan
resistensi. Di sisi lain, isu gender masih
diasumsikan domainnya perempuan,
sama dengan jenis kelamin, bahkan
sesuatu hal yang mendobrak nilai-nilai
dan tananan yang dianggap sudah
mengkristal.
 Adanya objek teliti yang belum memilki sarana
dan prasarana secara maksimal dan layak
sehingga berpengaruh kepada tidak
optimalnya kinerja dari sebuah SKPD.
ayoe armans

 Data dan informasi sangat menunjang
implementasi strategi PUG, terutama data
terpilah berdasarkan jenis kelamin yang
belum semua terdokumentasikan dengan
baik. Dalam hal ini tim kesulitan memperoleh
data dan informasi tersebut.
 Hal lainnya yang ditemukan adalah data
dokumentasi perencanaan dan
penganganggaran juga sulit diperoleh tim
assesment studi analisis.

ayoe armans

 Belum tersosialisasi dengan baik Inpres Nomor 9
Tahun 2000 dan Permendagri Nomor 15 tahun
2008 yang mengatur perencanaan pembangunan
di daerah berdasarkan PUG dan implementasinya
menjadi bagian tanggung jawab Kepala SKPD,
berakibat respon dan dukungan terhadap
penyelenggaran training dan studi analisis ini
kurang mendapatkan apreasiasi.

 Peserta yang dikirim untuk mengikuti pelatihan
belum memenuhi kualifikasi dan kapasitas, karena
masih pengawai honorer atau golongan I dan II
yang tidak memiliki kewenangan menyusun
strategi pengintegrasian gender melalui
perencanaan, pelaksanaan, penganggaran,
pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan di daerah.

ayoe armans

Pelatihan ini dilakukan pada waktu yang
bersamaan dengan waktu berakhirnya
tahun anggaran 2008, sehingga
pelatihan tidak berjalan efektif.

ayoe armans

TERIMA KASIH
Pusat Studi Gender (PSG)
Lembaga Penelitian Universitas Syiah Kuala
Lantai III (Tiga)
Lab Terpadu (Integrated Laboratorium)
Syiah Kuala University
Darussalam, Banda Aceh
email: psg_unsyiah06@yahoo.com

ayoe armans