Teknik Budidaya Nanas Ananas comosus L.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Illahi Robbi
Yang Maha Kuasa pencipta alam raya ini beserta ilmu dan
nikmat sehat yang telah diberikan akhirnya buku ini dapat
diselesaikan dengan tidak kurang dari waktu yang telah
ditentukan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
baginda kita yakni Nabi Muhammad Shallallahu’Alaihi Wa
Sallam manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk
diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang
seluruh getar hatinya adalah kebaikan. Dan semoga kita mampu
meneladaninya. Aamiin.
Kami sebagai mahasiswi UIN SGD Bandung Jurusan
Agroteknologi dapat menyelesaikan buku ini dengan sebaik –
baiknya hasil dari observasi ke salah satu Kelompok Tani di
Kecamatan Jalancagak dan kami sangat tertarik untuk
mengajukan judul :
“Teknik Budidaya Nanas (Ananas comosus L.) Simadu
Varietas Smooth Cayene”
Banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam
penyusunan buku ini tetapi dengan semangat dan kegigihan serta


arahan juga bimbingan dari dosen pembimbing. Oleh karena itu
pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada :


Orang

tua

yang

selalu

menjadi

inspirasi

dan

penyemangat.



Bapak Dr. H. Cecep Hidayat, Ir,. MP dan Ibu Sofiya
Hasani, SP,. MP sebagai Dosen Dasar – dasar Agronomi.
Semoga ilmunya berkah dan menjadi aliran amal hingga
kelak di akhir zaman.
Kami selaku penulis menyimpulkan bahwa buku ini

disusun untuk memenuhi salah satu tugas Dasar – dasar
Agronomi. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat dan
motivasi sekaligus menambah wawasan untuk saya pribadi
khususnya dan umumnya untuk para pembaca.
Tidak lupa juga kami sampaikan permohonan maaf
apabila dalam penyusunan buku ini terdapat kesalahan. Oleh
karena itu kami mohon saran beserta kritik guna kesempurnaan
pembuatan buku dimasa yang akan datang.

Bandung, 30 Mei 2017

Tim Penyusun


Teknik Budidaya Nanas (Ananas comosus L.)
Simadu Varietas Smooth Cayene

Berisi pemaparan teknik budidaya Tanaman Nanas Simadu
mengenai pembibitan, penyiapan lahan, penanaman,
pemeliharaan, panen dan pascapanen

Penyusun :
Depi Ipadoh

1157060015

Dewi Winianingsih

1157060016

Fedora Gusti D

1157060023


Fhandan Bhagaskara

1157060025

Hana Fitriani

1157060032

AGROTEKNOLOGI
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................4
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................6

BAB I PENDAHULUAN...................................................................8
BAB II METODE PELAKSANAAN...............................................10
2.1 Tempat dan Waktu ..................................................................10
2.2 Bahan dan Alat........................................................................11
2.3 Metode ....................................................................................11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................14
3.1 Keadaan Umum dan Sejarah Kelompok Tani Dewi Pohaci ...14
3.1.1 Keadaan Umum................................................................14
3.1.2 Sejarah Kelompok Tani Dewi Pohaci ..............................16
3.2 Teknik Budidaya Tanaman Nanas Simadu .............................18
3.2.1 Pembibitan .......................................................................18
3.2.2 Penyiapan Lahan ..............................................................19
3.2.3 Penanaman dan Sistem Tanam ........................................20
3.2.4 Pengairan dan Penyiangan ...............................................21
3.2.5 Pemupukan.......................................................................21

3.2.6 Teknik Pemangkasan .......................................................23
3.2.7 Pengendalian OPT...........................................................23
3.2.8 Panen dan Penanganan Pasca Panen................................23
BAB IV PENUTUP ..........................................................................27

4.1 Kesimpulan .............................................................................27
4.2 Saran........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................28

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lokasi Pembudidayaan Tanaman Nanas .............10
Gambar 2 Wawancara bersama Pak Ismail ...........................11
Gambar 3 Observasi ke Kebun ..............................................12
Gambar 4 Pemberian Pelakat ................................................15
Gambar 5 Sekretariat Kelompok Tani ....................................15
Gambar 6 Area Perkebunan Nanas .......................................19

BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) merupakan
salah satu tanaman paling popular di dunia. Nanas juga menjadi
salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah
tropis maupun subtropis. Volume ekspor nanas begitu besar
sehingga Indonesia menjadi negara pengekspor nanas terbesar
di dunia hingga awal tahun 2012. Berdasarkan data Indonesian

Trade Promotion Center, nilai ekspor tersebut mencapai 139
juta US dollar.
Bagi masyarakat Indonesia, nanas merupakan bagian dari
kehidupannya, karena semua bagian tanaman tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Disamping
itu, sisi penting lainnya adalah luas areal perkebunan rakyat
tanaman nanas yang mencapai 47% dari 3,74 juta ha dan
melibatkan lebih dari tiga juta rumah tangga petani.
Pengusahaan nanas juga membuka tambahan kesempatan kerja
dari kegiatan pengolahan produk turunan dan hasil samping
yang sangat beragam jenisnya (Tarmansyah, 2007).
Tanaman nanas simadu merupakan tanaman yang
memiliki banyak manfaat sebagai bahan makanan dan minuman.

Oleh sebab itu kami memilih dan melakukan observasi tersebut.
Selain itu, karena buah nanas simadu merupakan buah yang
jarang ditemukan dan nanas jenis ini terkenal karena berair
banyak dan mempunyai rasa manis tanpa rasa getir dan tidak
menyebabkan gatal di kerongkongan. Buah yang memiliki berat
antara 3-3,5 kilogram ini menjadi istimewa karena tidak mudah

ditemukan. Sama seperti satu atau dua kelapa muda kopyor yang
ditemukan dalam rimbunan buah kelapa, sebutir atau dua butir
nanas madu mungkin bisa ditemukan dalam satu kuintal nanas.
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan mengenai
budidaya tanaman nanas simadu yang diperoleh dari salah satu
situs internet, ditemukan kelompok tani yang membudidayakan
nanas simadu yang telah memiliki pengalaman lebih luas dan
telah berdiri sejak lama yaitu bernama Kelompok Tani Dewi
Pohaci. Kelompok Tani tersebut merupakan kelompok tani yang
cukup terkenal karena budidaya tanaman nanasnya telah
berhasil di ekspor ke negara lain selain itu tanah di Kecamatan
Jalancagak merupakan tanah yang cocok untuk pembudidayaan
nanas simadu sehingga menjadikan tempat tersebut sentral
nanas terbesar di Indonesia.

BAB II
METODE PELAKSANAAN

2.1 Tempat dan Waktu
Observasi ini dilaksanakan Sekretariat Kelompok Tani Dewi

Pohaci, Kampung Rancabogo RT. 02/01, Desa Tambak Mekar

Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang dengan luas 20,5 Ha
pada ketinggian tempat ± 700 mdpl. Observasi ini dilakukan
pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 11.00 s.d 17.25 WIB.

Gambar 1 Lokasi Pembudidayaan Tanaman Nanas

2.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam observasi ini adalah daftar
pertanyaan, sertifikat, dan tanaman nanas. sedangkan alat yang
digunakan adalah alat tulis, camera, dan recorder.

2.3 Metode
Metode yang digunakan dalam observasi ini yaitu :
• Wawancara langsung dengan bapak Ismail selaku Ketua
Kelompok Tani Dewi Pohaci sebagai narasumber dengan
mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu mengenai
teknik budidaya tanaman nanas siamdu.
• Observasi yaitu melakukan kunjungan ke Kelompok Tani

Dewi Pohaci dengan mengunjungi beberapa area kebun
yang terdekat di kawasan Kelompok Tani Dewi Pohaci.
• Studi Pustaka yaitu melakukan penelusuran pustaka yang
berkaitan dengan budidaya tanaman nanas berupa jurnal,
buku maupun laporan.

Gambar 2 Wawancara bersama Pak Ismail

Gambar 3 Observasi ke Kebun

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Keadaan Umum dan Sejarah Kelompok Tani Dewi
Pohaci
3.1.1 Keadaan Umum
Jalancagak adalah wilayah yang bisa dikatakan sebagai
pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Subang bagian
selatan, yang merupakan salah satu wilayah penghasil nanas dan
juga menjadi tempat penjualan nanas. Kecamatan Jalancagak
merupakan kecamatan yang memproduksi buah nanas terbanyak

karena terhampar luas perkebunan milik warga di kecamatan
tersebut. Pusat pembudidayaan nanas terbesar berada di
Kecamatan Jalancagak, seluas 2.592 hektar. Luas wilayah secara
keseluruhan adalah 3.844.364 m2 hak milik, dan 312.877 m2
hak guna bangunan dengan 110.555 orang yang diantaranya
55.806 laki-laki dan 54.749 perempuan, dengan kepadatan ratarata sebesar 2.047,31 Km2.
Jumlah penduduk yang besar tersebut merupakan
sebagian besar (mayoritas) penduduknya dalam memenuhi
kesejahteraan hidup diri sendiri dan keluarganya bersumber
pada sektor usaha pertanian. Subang sudah sejak lama dikenal
sebagai salah satu daerah penghasil nanas paling besar di Jawa

Barat karena memiliki areal komoditas nanas yang cukup luas.
Tiga tahun lalu, luas panen komoditas nanas tercatat mencapai
48.629.278 tanaman dengan produksi sekitar 689.151 kuintal.
Nanas yang merupakan tanaman asal Amerika dan masuk ke
Indonesia awalnya dikenal sebagai tanaman pekarangan,
ternyata cukup luas pengaruhnya di masyarakat Subang.
Keadaan

iklim

daerah

Jalancagak

adalah

di

klasifikasikan sebagai tropis. Daerah ini adalah kota dengan
curah hujan yang signifikan bahkan di bulan terkering terdapat
banyak hujan. Menurut Koppen dan Geiger, iklim ini di
klasifikasikan sebagai Af. Dimana suhu rata-rata tahunan adalah
24,2oC dengan curah hujan tahunan rata-rata adalah 3024 mm.
Kemudian jarak ke ibu kota kabupaten sekitar 18 km dengan
waktu tempuh 20 menit. Topologi Jalancagak adalah
pegunungan dengan ketinggian 700 mdpl.

Gambar 4 Pemberian Pelakat

3.1.2 Sejarah Kelompok Tani Dewi Pohaci
Sejarah berdirinya Kelompok Tani Dewi Pohaci
dipelopori pertama kali oleh Bapak Suryanto Irianto. Kata
“Dewi Pohaci” diambil dari adat istiadat budaya sunda.
“Pohaci” berarti nama lain dari dewa (mitologi Hindu) yang
merupakan proyeksi dari dewa pelindung dalam kehidupan
masyarakat suku sunda zaman dahulu. Dalam kehidupan
masyarakat sunda zaman dahulu, sangat kental dan sangat dekat
dengan nama Pohaci.

Gambar 5 Sekretariat Kelompok Tani

Dewi Pohaci merupakan kelompok tani di Desa
Tambakmekar Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang, Jawa
Barat. Pada tahun 2005 Kelompok Tani Dewi Pohaci di bentuk
oleh bapak Suryanto Irianto yang sekaligus sebagai ketua hingga
2015 namun pada tahun selanjutnya beliau sudah tidak aktif lagi
dalam kelompok tani tersebut. Pada awal mula di bentuk, warga

yang merupakan petani nanas dengan masing-masing lahannya
bergerak sendiri dan mengurus lahan pertaniannya dengan cara
pribadi. Pak Irianto pada saat itu memiliki inisiatif tersendiri
untuk membentuk Kelompok Tani karena melihat warga atau
petani yang bekerja dan mengurusi lahannya masing-masing,
beliau menerapkan sebuah sistem dengan membentuk struktur
organisasi. Selain itu beliau memberi penyuluhan kepada warga
desa tersebut agar hasil nanas yang mereka tanam dapat lebih
menguntungkan dan juga dapat mencirikan desanya agar lebih
di

perhatikan.

Bermodalkan

pelatihan

budidaya

serta

peningkatan manfaat usaha pertanian dan perkebunan kini
Kelompok Tani Dewi Pohaci dapat mengekspor hasil
produksinya sampai ke luar negeri
Hingga saat ini Kelompok Tani Dewi Pohaci sudah
memiliki 3 cabang yakni Dewi Pohaci 1,2, dan 3. Tempat yang
kami kunjungi adalah Dewi Pohaci 1 yang di ketuai oleh Bapak
Ismail sekaligus ketua RW. Beliau menjadi ketua karena profesi
sebagai petani nanas dan mampu mengetahui keadaan
warganya. Hingga saat ini, anggota Kelompok Tani Dewi
Pohaci merupakan sebagain warganya berprofesi sebagai petani
nanas. Kelompok Tani Dewi Pohaci sering mendapat bantuan
subsidi berupa pupuk dan mendapat penyuluhan langsung dari

pemerintah, tetapi pada awal mula pembentukan Kelompok Tani
Dewi Pohaci mengerahkan segala kemampuan berupa materi
dengan hasil pengumpulan anggotanya.

STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TANI
DEWI POHACI
Desa Tambakmekar Kecamatan Jalancagak Kabupaten
Subang

3.2 Teknik Budidaya Tanaman Nanas Simadu
3.2.1 Pembibitan
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok
tani nanas simadu dapat dikembangbiakan dengan cara
vegetatif, yakni menggunakan tunas akar, tunas batang, tunas

buah, mahkota buah dan stek batang, dan cara generatif, dengan
biji yang ditumbuhkan dengan persemaian, akan tetapi ini jarang
digunakan bahkan tidak pernah di lakukan pada budidaya yang
kami kunjungi. Kualitas bibit yang baik harus berasal dari
tanaman yang pertumbuhannya normal sehat serta bebas dari
gangguan hama dan penyakit.
Penyiapan

benih

(bibit)

tanaman

nanas

simadu

menggunakan daun mahkota dengan memilih buah nanas segar
dan memiliki ciri buah yang keras, dengan daun berwarna hijau
yang belum berubah warna menjadi kuning atau coklat, daun
mahkota yang melekat pada buah nanas dilepas untuk kemudian
disimpan dan diletakan pada posisi terbalik. Tujuannya menurut
Bapak Ismail yaitu agar bibit tersebut kering dan tidak
mengalami pertumbuhan akar sebelum pindah tanam.
3.2.2 Penyiapan Lahan
Berdasarkan penuturan Bapak Ismail selaku ketua
Kelompok Tani dewi Pohaci, penanaman nanas dapat dilakukan
pada lahan tegalan atau ladang. Waktu persiapan lahan yang
paling baik adalah waktu musim kemarau, dengan membuang
pepohonan yang tidak diperlukan. Pada masa awal tanam
pembentukan bedengan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengolahan tanah untuk kedua kalinya yang sesuai dengan
sistem tanam yang dipakai. Sistem petakan yaitu dengan cara

meratakan tanah, kemudian di sekelilingnya dibuat saluran
pemasukan dan pembuangan air. Pembuatan bedengan
dilakukan dengan cara membuat bedengan-bedengan selebar 80120 cm, jarak antar bedengan 90- 150 cm atau variasi lain sesuai
dengan teknik budidaya yang digunakan. Tinggi petakan atau
bedengan adalah antara 30-40 cm.

Gambar 6 Area Perkebunan Nanas

3.2.3 Penanaman dan Sistem Tanam
Budidaya nanas simadu di daerah Jalancagak ini
sebagian menggunakan sistem monokultur dengan jarak yang
telah ditetapkan. Salah satunya kelompok tani yang dibina oleh
Bapak Ismail selaku ketua, dalam teknik penanaman nanas
pertama kali menggunakan jarak tanam yang digunakan yaitu 50
x 50 cm dengan ukuran lubang tanam kurang lebih 30 x 30 cm.
Untuk membuat lubang tanam digunakan cangkul, tugal atau
alat lain.

Penanaman dilakukan pada awal musim hujan. Langkahlangkah yang dilakukan: (1) membuat lubang tanam sesuai
dengan jarak yang ditentukan; (2) mengambil bibit nanas yang
sehat dan baik kemudian ditanami pada masing-masing lubang,
satu bibit per lubang tanam; (3) bibit yang telah ditanam
kemudian ditimbun dengan cara ditekan pada sekita pangkal
batang bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman
dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan
penyiraman hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman
bibit nanas jangan terlalu dalam, sekitar 3-5 cm bagian pangkal
batang tertimbun tanah agar bibit tidak mudah busuk.
3.2.4 Pengairan dan Penyiangan
Karena tanaman nanas tahan terhadap iklim kering,
sehingga tidak diperlukan pengairan atau penyiraman. Selain itu
juga lokasi budidaya yang terletak pada dataran tinggi di daerah
Subang tepatnya di Kecamatan Jalancagak. Penyiangan
dilakukan pada budidya tanaman nanas yaitu dua kali dalam
tujuh bulan.
3.2.5 Pemupukan
Dalam penanaman nanas menurut Bapak Isamail
dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 20 ton per
hektar. Cara pemberian dicampurkan merata dengan lapisan
tanah atas atau dimasukkan per lubang tanam. Juga digunakan

pupuk anorganik NPK dan urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman, fosfor diperlukan selama beberapa
bulan pada awal pertumbuhan sedangkan kalium diperlukan
untuk perkembangan buah, khususnya nanas. Pupuk urea
penggunaannya

dikombinasikan

dengan

perangsang

pembungaan.
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3
bulan dengan pupuk organik. Pemupukan susulan berikutnya
diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan
berbuah. Jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang
sebanyak 5 ton/ ha, pupuk NPK dan urea 62,5 kg. Dilakukan
pula pengaplikasian ZPT (zat perangsang tumbuh) dengan cara
disiramkan pada tanaman tersebut. Berdasarkan penuturan
narasumber bahwa ZPT yang digunakan yaitu bermerk dagang
Cepha dengan dosis 2 tutup botol yang dilarutkan pada satu
ember besar.
Cara pemberian pupuk adalah dengan dibenamkan ke
dalam parit sedalam 10-15 cm diantara barisan tanaman nanas,
kemudian tutup dengan tanah. Cara lain dengan disemprotkan
pada daun terutama pupuk nitrogen dengan dosis 40 gram urea
per liter atau ± 900 liter larutan urea per hektar.

3.2.6 Teknik Pemangkasan
Penjarangan atau pemangkasan pada tanaman nanas
tidak dilakukan karena tanaman nanas simadu tidak berbentuk
pohon.
3.2.7 Pengendalian OPT
Berdasarkan wawancara tidak ada pengendalian hama
maupun penyakit karena nanas simadu subang resisten terhadap
hama dan penyakit, hanya terhadap tupai dan itupun tidak begitu
berpengaruh.
3.2.8 Panen dan Penanganan Pasca Panen
1. Waktu dan Kriteria Panen
Panen buah nanas simadu di Kelompok Tani Dewi
Pohaci dilakukan setelah nanas simadu berumur 24 bulan. Ciriciri buah nanas yang siap dipanen a) Mahkota buah terbuka, b)
Tangkai buah mengkerut, c) Mata buah lebih mendatar, d) besar
dan bentuknya bulat, e) Warna bagian dasar buah kuning, f)
Timbul aroma nanas yang harum dan khas.
2. Cara Panen
Tata cara panen buah nanas simadu adalah dengan
memilih buah nanas yang menunjukkan tanda-tanda siap panen.
Kemudian pangkal tangkai buah dipotong secara mendatar atau
miring dengan pisau tajam. Pemanenan dilakukan secara hatihati agar tidak rusak dan memar.

3.

Penanganan Pasca Panen

Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak,
susut dan cepat busuk. Oleh karena itu, setelah panen diperlukan
penanganan

pascapanen

yang

memadai.

Berdasarkan

wawancara dengan Bapak Ismail penanganan pasca panen
diperlukan:
a. Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat
penampungan hasil atau gudang sortasi.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dimulai dengan memisahkan buah
yang rusak, memar, busuk, atau mentah, setelah itu dibagi
dalam tiga kelas.


Kelas I, dengan kriteria memiliki bentuk yang sempurna,
ukurannya lebih besar dan warna buahnya yang seragam.
Biasanya buah yang berkualitas tinggi hanya dijual pada
pedagang-pedagang

yang

berada

dipinggir

jalan

(gantungan).


Kelas II, dengan kriteria ukuran sedang serta warnannya
tidak seragam yang kemudaian nantinya akan di
distribusikan ke pasar-pasar.



Kelas III, dengan kriteria memiliki ukuran buah lebih
kecil. Biasanya hanya digunakan untuk produk olahan
seperti sirup, selai, koktail, keripik, dodol dan masih
banyak lainnya.

c. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika harga turun, untuk
menunggu harga naik kembali. Buah nanas di kelompok tani
ini biasanya disimpan dalam peti kemas bersuhu dingin
sekitar 5oC.
d. Pengemasan dan Pengangkutan
Kegiatan pengemasan dimulai dengan mengeluarkan
buah nanas dari lemari pemeraman, lalu dipilih (sortasi)
berdasarkan tingkat kerusakannya untuk menjadi seragam.
Kemudian buah nanas dibungkus dengan kertas pembungkus
lalu dikemas dalam keranjang bambu atau perti kayu atau dus
karton bergelombang. Ukuran wadah pengemasan adalah 60
x 30 x 30 cm yang diberi lubang ventilasi. Proses
pengangkutan dimulai dengan memasukkan peti kemas
secara teratur pada alat pengangkutan, lalu buah nanas
diangkut dan akhirnya dipasarkan di tempat pemasaran.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dari hasil laporan observasi
dapat disimpulkan bahwa Menurut Bapak Ismail tanaman nanas
simadu sangat cocok di budidayakan di Daerah Jalan Cagak
Subang karena sesuai dengan syarat tumbuh nanas simadu itu
sendiri. Iklim dan tanah mengambil peran penting terhadap
pertumbuhan

tanaman

nanas

simadu

karena

dapat

mempengaruhi hasil produksi. Pembudidaya dilakukan dengan
menggunakan bibit yang berasal dari daun mahkota sedangkan
dalam pengaplikasian pupuk menggunakan NPK, urea, dan
pupuk kandang, serata ZPT. Panen tanaman nanas simadu
dilakukan tujuh bulan setelah tanam.

4.2 Saran
Dengan banyaknya pembudidayaan nanas di Indonesia
otomatis produksi yang dihasilkan banyak juga khususnya
daerah Subang. Untuk itu sebaiknya pemerintah berpartisipasi
dalam pemasaran nanas agar sesuai dengan harga yang cocok
supaya para petani tidak rugi.

DAFTAR PUSTAKA

Chasanah, N. 2006. Studi Pertumbuhan Vegetatif Tanaman
Nanas (Ananas comosus L. Merr) CV. Queen Hasil
Perbanyakan In Vitro Subkultur III Di Lapang. Fakultas
Pertanian IPB: Bogor
Gunawan.

2007.

Pengaruh

Ukuran

Bibit

Terhadap

Pertumbuhan Vegetatif dan Kesiapan Induksi Nenas
(Ananas Comosus L. Merr) Smooth Cayenne Dikabupaten
Subang. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.
Nakasone H. Y and R. E. Paull. 1999. Pineapple: In Jeff
Athernon and Alun Raes (Eds). Tropical Fruits. CAB
International Publishing: London. Vol 1: 239-269
Sunarjono, H. 1998. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar
Swadaya: Jakarta.
Tarmansyah US; Puslitbang Indhan Balitbang Dephan. 2007.
Pemanfaatan Serat Rami untuk Pembuatan Selulosa. STT,
18 (2289).
Verheij E. W. dan R. E. Coronel. 1997. Sumber Daya Nabati
Asia Tenggara Buah-buahan yang dapat dimakan. 68-75
hal. Gramedia: Jakarta

Wee, Y. C, and M. L. C. Thongtham. 1997. Ananas comosus L.
Merr, In Verheij, E. W. M and R. E. Coronel (Eds): 68-76.
PROSEA: Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2. Buah –
Buahan yang Dapat Dimakan. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta