S FIS 1204987 Chapter 3

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu true experimental design. Alasan
penggunaan metode ini adalah karena adanya kelompok lain yang tidak dikenal
eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan (Arikunto, 2013, hlm. 125).
Desain penelitian yang digunakan adalah control group pre-test post-test
design. Alasan penggunaan desain penelitian ini adalah karena menggunakan dua
kelas sebagai penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol (Arikunto,
2013, hlm. 126).
Tabel 3. 1 Desain penelitian control group pretest posttest design

E
K

O1
O1

X
X


O2
O2

Dengan E adalah kelas eksperimen
K adalah kelas kontrol
O1 adalah pretest
O2 adalah posttest
X adalah treatment.
Pertama-tama, untuk mengathui kemampuan awal siswa terhadap materi
fluida statis maka siswa diberikan pretest yaitu soal dalam bentuk three tier test.
Setelah itu siswa diberikan treatment, pada kelas eksperimen treatment yang
diberikan adalah pembelajaran menggunakan strategi metakognisi melalui
pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan pada kelas kontrol treatment yang
diberikan adalah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Setelah penerapan treatment selesai, kedua kelompok tersebut diberi
posttest untuk melihat profil metakognisi dan apakah ada peningkatan terhadap
prestasi belajar setelah penerapan treatment.
Inni Amarta Khairati, 2016
Penerapan Strategi Metakognisi Melalui Pembelajaran Kooperatif untuk Mengetahui Profil

Metakognisi dan Peningkatan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA pada Materi Fluida Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

Sampel
Kelas X
diberikan

Pretest
diberikan treatment

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Strategi metakognisi
melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD


Pembelajaran kooperatif
tipe STAD

diberikan

 Kuesioner Metakognisi Pengetahuan
 Kuesioner Metakognisi Kesadaran
 Kuesioner Metakognisi Kontrol
diberikan

Posttest
Gambar 3. 1 Desain pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013). Berdasarkan
pengertian tersebut maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di
salah satu SMA Negeri di Kota Bandung tahun ajaran 2015/2016.

35


Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti yang dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Arikunto, 2013). Sampel
penelitian ini adalah dua kelas reguler sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel didasarkan atas
adanya tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti sendiri (Arikunto, 2013).

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah (Arikunto, 2013). Instrumen yang digunakan dalam penelitian sebagai alat
untuk memperoleh data adalah three tier test, jurnal pemikiran siswa, kuesioner
metakognisi

pengetahuan,

kuesioner

metakognisi


kesadaran,

kuesioner

metakognisi kontrol, dan lembar observasi. Secara rinci akan dijelaskan sebagai
berikut:
1.

Three-tier test
Instrumen three tier test berbentuk pilihan ganda dan terdiri dari tiga

tingkat soal. Pada tingkat pertama soal, siswa diberikan pertanyaan deskriptif
tentang isu-isu fluida statis, pertanyaan diberikan dalam bentuk pilihan ganda.
Pada tingkat kedua, siswa diberikan pertanyaan tentang alasannya menjawab
soal tersebut. Pada tingkat ketiga siswa diberikan pertanyaan apakah siswa
yakin dengan jawaban yang ia berikan.
Three-tier test digunakan pada saat sebelum memberikan treatment
(pretest) dan setelah selesai memberikan treatment (posttest). Alasan
menggunakan three tier test adalah untuk menilai apakah siswa benar-benar

paham atau tidak terhadap suatu konsep jika soal disajikan dalam bentuk tiga
tingkat soal karena jika hanya menggunakan pilihan ganda biasa maka akan
sulit untuk melihat apakah siswa paham atau tidak.
Instrumen three tier test berisi soal-soal tentang materi fluida statis yang
terdiri dari delapan sub konsep yaitu hubungan tekanan hidrostatis dengan

36

massa jenis (3 soal), hubungan tekanan hidrostatis dengan kedalaman (2
soal), Prinsip Pascal (2 soal),gaya apung (4 soal), terapung, melayang, dan
tenggelam (2 soal), tegangan permukaan (2 soal), kapilaritas (2 soal), dan
viskositas (1 soal).
Soal yang akan diberikan dalam three-tier test mengacu pada domain
kognitif Bloom revisi yaitu memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan
menganalisis (C4). Soal tes yang digunakan untuk pretest dan posttest
merupakan soal tes yang sama, hal tersebut dimaksudkan supaya tidak ada
pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan pemahaman.
2.

Jurnal Pemikiran Siswa (JPS)

Jurnal Pemikiran Siswa (JPS) sebenarnya merupakan lembar kerja siswa

yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran siswa. Strategi metakognisi
dilatihkan kepada siswa dengan memberi pertanyaan-pertanyaan arahan yang
dimasukkan dalam lembar kerja siswa sehingga pada penelitian ini lembar
kerja siswa disebut dengan Jurnal Pemikiran Siswa (JPS). Dalam rangka
melatihkan kemampuan metakognisi siswa maka di dalam JPS siswa
diarahkan untuk menempuh tiga cara pemecahan masalah. Cara pertama
siswa harus memecahkan masalah secara individu berdasarkan pengetahuan
awal yang dimiliki. Cara kedua siswa diinstruksikan membuka internet atau
web untuk mencari informasi mengenai masalah yang diberikan. Kemudian
siswa ditanyakan kembali apakah ingin mengubah jawabannya pada cara
pertama. Cara ketiga siswa diinstruksikan untuk melakukan diskusi
kelompok, dalam kegiatan diskusi kelompok siswa melakukan percobaan
yang berhubungan dengan masalah yang diberikan.
3.

Kuisioner Metakognisi Pengetahuan
Kuisioner


metakognisi

pengetahuan

digunakan

untuk

mengukur

metakognisi pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional. Pertanyaan
dalam kuesioner metakognisi pengetahuan adalah berupa pertanyaan open
ended sehinggga siswa bebas mengutarakan pendapatnya dalam kuisioner
tersebut. Pertanyaan dalam kuesioner metakognisi pengetahuan berisi sebuah
masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Kuesioner

37

metakognisi pengetahuan diberikan setiap selesai pembelajaran, karena
penelitian ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan maka masalah yang

diberikan dalam kuesioner metakognisi pengetahuan berturut-turut adalah
tekanan hidrostatis, Hukum Archimedes, dan tegangan permukaan.
4.

Kuesioner Metakognisi Kesadaran
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui metakognisi kesadaran

adalah kuesioner yang pertanyaannya diadaptasi dan diterjemahkan dari
jurnal Chantharanuwong dkk (2012). Kuisioner metakognisi kesadaran berisi
beberapa pertanyaan untuk menguji kesadaran siswa akan suatu kondisi
belajar. Berikut merupakan pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner
metakognisi kesadaran :
Tabel 3. 2 Kuesioner Metakognisi Kesadaran
No.
1
2
3
4

Pernyataan

Nilai
Saya sadar ketika sedang menghadapi tantangan belajar
Saya sadar ketika saya sedang tidak konsentrasi dalam belajar
Saya sadar ketika saya menemui kesulitan-kesulitan belajar
Saya sadar ketika saya tidak mengerti suatu materi pelajaran
Saya sadar ketika saya tidak memahami suatu bagian dari kegiatan
pembelajaran

5

Bentuk pilihan jawaban yang digunakan adalah dengan skala likert yaitu
sebagai berikut :
1 = hampir tidak pernah
2 = jarang
3 = sesekali/kadang-kadang
4 = sering
5 = hampir selalu
5.

Kuesioner Metakognisi Kontrol

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui metakognisi kontrol adalah

kuesioner yang pertanyaannya diadaptasi dan diterjemahkan dari jurnal
Chantharanuwong dkk (2012). Kuisioner metakognisi kontrol berisi beberapa
pertanyaan yang dapat mengukur kemampuan siswa mengontrol aktivitas

38

kognisinya. Berikut merupakan pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner
metakognisi kontrol.
Tabel 3. 3 Kuesioner Metakognisi Kontrol
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pernyataan
Nilai
Saya mencoba untuk memprediksikan masalah yang mungkin terjadi
ketika saya belajar
Saya menilai bagaimana saya belajar selama kegiatan pembelajaran di
kelas
Saya menilai proses pembelajaran saya dengan tujuan agar proses
pembelajaran saya dapat ditingkatkan
Saya membenahi rencana saya mengenai tugas atau kegiatan
pembelajaran jika tidak ada kemajuan yang saya dapatkan
Saya mencoba untuk mengerti dengan jelas tujuan dari suatu tugas
sebelum saya mengerjakannya
Saya meluangkan waktu untuk memeriksa kemajuan saya dalam
kegiatan pembelajaran
Saya mempertimbangkan strategi belajar terbaik yang dapat saya
gunakan sebelum saya mengerjakan suatu tugas atau kegiatan
pembelajaran
Saya berencana untuk memeriksa kemajuan belajar saya selama kegiatan
pembelajaran
Saya mempertimbangkan kebutuhan dari suatu rencana dalam kegiatan
pembelajaran sebelum saya memulai belajar
Bentuk pilihan jawaban yang digunakan adalah dengan skala likert yaitu
sebagai berikut :
1 = hampir tidak pernah
2 = jarang
3 = sesekali/kadang-kadang
4 = sering
5 = hampir selalu
6.

Lembar Observasi
Lembar observasi dibuat untuk mengamati keterlaksanaan proses

pembelajaran di dalam kelas, baik yang dilaksanakan oleh guru maupun
siswa. Lembar observasi berbentuk checklist dimana observer memberikan
tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas pembelajaran
yang diamati yaitu “ya” atau “tidak” sesuai aktivitas yang diamati. Format
lembar observasi dikoordinasikan kepada observer yang terlibat dalam proses

39

penelitian tanpa diujicobakan agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap
format lembar observasi. Adapun format lembar observasi seperti pada tabel
berikut.
Tabel 3. 4 Format Lembar Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran
Sintaks

Strategi

STAD

Metakognisi

Aktivitas Implementasi Aktivitas Implementasi
Guru

Ya

Tidak

Siswa

Ya

Tidak

D. Prosedur dan Alur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
dan tahap penyelesaian.
1.

Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah:
a.

Melakukan studi

pendahuluan dengan menyebarkan

angket,

mengobservasi proses pembelajaran yang terjadi, dan mewawancarai
beberapa siswa pada satu kelas di salah satu Sekolah di Bandung.
Studi pendahuluan dilakukan untuk melihat kenyataan yang terjadi
di lapangan mengenai masalah yang telah ditentukan.
b.

Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori mengenai
permasalahan yang akan dikaji

c.

Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai materi yang akan
diuji pada saat penelitian

d.

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai
tekanan hidrostatis, Hukum Archimedes, dan tegangan permukaan

e.

Menyusun instrumen three tier test dan kuesioner metakognisi
pengetahuan yang sesuai dengan materi yang akan digunakan pada
saat penelitian

40

f.

Menerjemahkan pertanyaan kuesioner metakognisi kesadaran dan
metakognisi kontrol dari jurnal Chantharanuwong dkk (2012)

g.

Melakukan judgement instrumen three tier test dan kuesioner
metakognisi pengetahuan pada dua orang dosen dan satu orang guru
mata pelajaran fisika

h.

Melakukan uji coba instrumen three tier test kepada 45 siswa yang
telah mempelajari materi fluida statis

i.

Melakukan analisis butir soal terhadap hasil jawaban siswa meliputi
analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda
sehingga dapat ditentukan butir soal yang layak digunakan pada
penelitian

2.

Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah :
a.

Menentukan sampel penelitian dengan teknik purposive sampling

b.

Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa
soal three tier test

c.

Memberikan treatment yaitu menerapkan strategi metakognisi
melalui pembelajaran kooperatif pada kelas eksperimen sedangkan
pada kelas kontrol menerapkan pembelajaran kooperatif

d.

Memberikan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
berupa soal three tier test

3.

Tahap Penyelesaian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap penyelesaian adalah :
a.

Mengolah data hasil penelitian

b.

Menganalisis data hasil penelitian

c.

Menyusun laporan akhir penelitian

41

Studi Pendahuluan
Studi Literatur
Telaah Kurikulum
Membuat Instrumen Penelitian dan
perangkat pembelajaran
Judgement pada dosen dan guru
Uji coba dan analisis instrumen
Pretest
Pelaksanaan treatment pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol

Observasi

Posttest
Mengolah dan menganalisis data

Menyusun laporan akhir
Gambar 3. 2 Alur penelitian
E. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
memperoleh data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Data yang
diperoleh dari penelitian ini tersiri dari data kuantitatif dan data kualitatif sebagai
berikut :
1.

Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah prestasi belajar, pemahaman

konsep, miskonsepsi, metakognisi pengetahuan, metakognisi kesadaran, dan

42

metakognisi kontrol. Untuk prestasi belajar, pemahaman konsep, dan
miskonsepsi diperoleh melalui pretest dan posttest dengan instrumen three
tier test. Untuk metakognisi pengetahuan, kesadaran, dan kontrol masingmasing diperoleh dari kuesioner metakognisi pengetahuan, kuesioner
metakognisi kesadaran, dan kuesioner metakognisi kontrol.
2.

Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui pengisisian lembar

observasi untuk mengetahui keterlaksanaan treatment dalam pembelajaran.
Pengisisan lembar observasi dilakukan oleh oberver pada saat pembelajaran
berlangsung.

F. Proses Pengembangan Instrumen
Penelitian yang baik adalah penelitian dengan menggunakan instrumen yang
baik juga. Instrumen dapat dikatakan baik atau memenuhi syarat apabila dapat
dipertanggungjawabkan dari segi validitasnya, reliabilitasnya, objektivitasnya,
praktikabilitasnya, ekonomisnya serta taraf kesukarannya dan daya pembedanya
(Arikunto, 2012).
Sehingga sebelum diberikan kepada subjek penelitian maka instrumen ini
dijudgement terlebih dahulu oleh dua orang dosen dan satu orang guru. Setelah
itu, instrumen tersebut diuji coba pada beberapa orang siswa yang sudah
memperlajari materi yang akan dijadikan subjek penelitian. Hasil dari uji coba
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis sebagai berikut:
1.

Menentukan validitas soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2012, hlm. 211). Secara garis
besar, terdapat dua macam validitas, yaitu validitas logis dan validitas
empiris.
Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi merujuk pada kondisi
instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan logika atau
penalaran, instrumen dikatakan valid apabila sudah dirancang secara baik
mengikuti teori dan ketentuan yang ada (Arikunto, 2013, hlm. 80). Ada dua

43

macam validitas logis, yaitu validitas isi dan validitas konstrak. Validitas isi
menunjuk pada suatu kondisi dimana sebuah instrumen disusun berdasarkan
isi materi pelajaran yang dievaluasi sedangkan valisitas konstrak merujuk
pada suatu kondisi dimana sebuah instrumen disusun berdasarkan konstrak
aspek-aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi (Arikunto, 2012, hlm. 81).
Pada penelitian ini, validitas logis diperoleh dengan cara menyusun soal
berdasarkan isi materi penelitian kemudian memasangkan setiap butir soal
dengan aspek dan tujuan instruksional khusus yang telah dijudgement oleh
dosen dan guru yang bekerja dibidang materi yang sama dengan materi
penelitian. Sehingga dapat dikatakan bahwa validitas logis telah diperoleh
untuk instrumen tersebut.
Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah
diuji dari pengalaman. Sehingga peneliti melakukan uji coba instrumen pada
beberapa siswa kemudian menganalisis validitas butir soal untuk instrumen
yang digunakan dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar.



(Persamaan 1)

(Arikunto, 2012, hlm. 92)

Keterangan:
= koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
N

= jumlah siswa

X

= skor tiap butir soal

Y

= skor total tiap butir soal

Untuk instrumen three tier test, jika jawaban siswa pada tingkat pertama
dan kedua benar dan siswa yakin terhadap jawabannya maka siswa diberi
skor 1 (Kaltacki dan Didis, 2007). Selain jawaban tersebut, siswa diberi skor
0. Nilai validitas butir soal hasil perhitungan diinterpretasikan berdasarkan
tabel dibawah.

44

Tabel 3. 5 Interpretasi nilai validitas
Nilai rxy

Interpretasi

0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Sangat rendah
Arikunto (2012, hlm. 89)
2.

Menentukan reabilitas soal
Reliabilitas erat hubungannya dengan kepercayaan. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2012, hlm. 100).
Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan reliabilitas
instrumen tes adalah menggunakan rumus K-R.20. Rumus K-R.20 adalah
sebagai berikut.


(Persamaan 2)
(Arikunto, 2012, hlm. 115)

Keterangan:
= reliabilitas tes secara keseluruhan
= proporsi seubjek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
n

= banyaknya item

S

= standar deviasi dari tes
Untuk instrumen three tier test, jika jawaban siswa pada tingkat pertama

dan kedua benar dan siswa yakin terhadap jawabannya maka siswa diberi
skor 1 (Kaltacki dan Didis, 2007). Selain jawaban tersebut, siswa diberi skor
0. Nilai reliabilitas hasil perhitungan diinterpretasikan melalui perbandingan
antara nilai reliabilitas hasil perhitungan dengan nilai reliabilitas yang

45

terdapat pada tabel interpretasi nilai reliabilitas. Sifat reliabel instrumen tes
juga dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, apakah instrumen tes memiliki
sifat reliabel yang tinggi, cukup atau rendah. Berikut tabel interpretasi nilai
reliabilitas disajikan.
Tabel 3. 6 Interpretasi nilai reliabilitas
Nilai r11

Interpretasi

0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
Arikunto (2013. hlm. 89)
3.

Taraf kesukaran
Menurut Arikunto (2013, hlm. 222) soal yang baik adalah soal yang tidak

terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya
soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Taraf
kesukaran dari suatu butir soal pada instrumen dapat diketahui melalui
rumusan.
(Persamaan 3)
(Arikunto, 2012, hlm. 223)
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tingkat

kesukaran

setiap

butir

diinterpretasikan melalui kriteria berikut.

soal

pada

sebuah

instrumen

46

Tabel 3. 7 Kriteria tingkat kesukaran
Nilai Tingkat Kesukaran (P) Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30

Sukar

0,31 – 0,70

Sedang

0,71 – 1,00

Mudah
Arikunto (2012, hlm. 225)

4.

Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah
(Arikunto, 2012, hlm. 226). Daya Pembeda ditentukan dengan,
(Persamaan 4)
(Arikunto, 2012, hlm. 228)
Keterangan:
D = daya pembeda
= banyaknya siswa pada kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
= banyaknya siswa pada kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
= banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknya peserta kelompok bawah
Daya pembeda setiap butir soal diinterpretasikan melalui kriteria berikut.
Tabel 3. 8 Interpretasi nilai daya pembeda
Daya Pembeda (D) Interpretasi Daya Pembeda
0,00 – 0,20

Jelek (poor)

0,21 – 0,40

Cukup (satisfactory)

0,41 – 0,70

Baik (good)

0,71 – 1,00

Baik sekali (excellent)
Arikunto (2012, hlm. 232)

47

G. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen tes yang diujicobakan berjumlah 30 soal dan disajikan dalam
bentuk three tier test. Hasil judgement dari dua orang dosen dan satu orang guru
mengharuskan instrumen diperbaiki terlebih dahulu kemudia setelah diperbaiki
instrumen diuji cobakan pada 45 siswa kelas XI yang telah mempelajari materi
fluida statis. Hasil analisis uji coba instrumen three tier test adalah sebagai
berikut:
1.

Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda
Analisis validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dilakukan pada

setiap butir soal menggunakan software Microsoft Excel. Berikut hasil
pengolahan datanya :
Tabel 3. 9 Hasil Pengolahan Uji Instrumen Tes Prestasi Belajar
No. Soal

Validitas

Tingkat Kesukaran Daya Pembeda
Nilai Kriteria

Ket.

Nilai

Kriteria

Nilai

Kriteria

1

0,21

rendah

0,67

sedang

0,2

jelek

Revisi

2

0,21

rendah

0,58

sedang

0,3

cukup

Revisi

3

0,14

sangat rendah

0,04

sukar

0,1

jelek

Dibuang

4

-0,05

tidak valid

0,07

sukar

0,0

jelek

Dibuang

5

0,32

rendah

0,49

sedang

0,3

cukup

Dipakai

6

0,46

cukup

0,13

sukar

0,3

cukup

Dipakai

7

0,42

cukup

0,22

sukar

0,35

cukup

Dipakai

8

0,20

rendah

0,13

sukar

0,2

jelek

Dibuang

9

0,14

sangat rendah

0,42

sedang

0,25

cukup

Dibuang

10

0,02

sangat rendah

0,13

sukar

0

jelek

Dibuang

11

0,37

rendah

0,09

sukar

0,1

jelek

Dipakai

12

0,23

rendah

0,24

sukar

0,3

cukup

Dibuang

13

0,07

sangat rendah

0,11

sukar

0,15

jelek

Dibuang

14

0,35

rendah

0,29

sedang

0,4

cukup

Dipakai

15

0,32

rendah

0,51

sedang

0,35

cukup

Dipakai

16

0,46

cukup

0,07

sukar

0,05

jelek

Dipakai

48

No. Soal

Validitas

Tingkat Kesukaran Daya Pembeda

Kriteria

Nilai

Kriteria

17

-0,01

tidak valid

0,11

sukar

-0,05

jelek

Dibuang

18

0,23

rendah

0,13

sukar

0,2

jelek

Dipakai

19

0,19

sangat rendah

0,67

sedang

0,25

cukup

Dipakai

20

0,21

rendah

0,16

sukar

0,15

jelek

Dipakai

21

0,34

rendah

0,20

sukar

0,05

jelek

Dipakai

22

-0,10

tidak valid

0,18

sukar

-0,1

jelek

Dibuang

23

-0,08

tidak valid

0,11

sukar

-0,05

jelek

Dibuang

24

0,28

rendah

0,29

sedang

0,15

jelek

Dipakai

25

0,45

cukup

0,04

sukar

0,1

jelek

Dipakai

26

0,46

cukup

0,13

sukar

0,3

cukup

Dipakai

27

0,40

cukup

0,11

sukar

0,15

jelek

Dipakai

28

0,35

rendah

0,29

sedang

0,2

jelek

Dipakai

29

0,31

rendah

0,31

sedang

0,3

cukup

Dipakai

30

0,30

rendah

0,29

sedang

0,25

cukup

Dipakai

2.

Nilai Kriteria

Ket.

Nilai

Reliabilitas Soal
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan

software Microsoft Excel dimana data yang diperoleh dimasukkan dalam
rumus reliabilitas K-R.20. Hasil pengolahan data untuk reliabilitas soal
adalah 0,44 yang berada dalam kategori cukup.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada
masing-masing data yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Berikut
adalah pengolahan data untuk masing-masing data yang diperoleh:
1.

Pengolahan Data Kuantitatif
a.

Prestasi Belajar
Dalam penelitian ini prestasi belajar diukur dengan menggunakan

instrumen three tier test. Untuk mengolah skor dalam bentuk three tier

49

test adalah hanya melihat jawaban siswa pada soal tigkat pertama (first
tier). Jika jawaban benar maka diberi skor 1 dan jika jawaban salah atau
tidak diisi maka diberi skor 0.
Untuk melihat peningkatan prestasi belajar maka digunakan
perhitunggan gain yang dinormalisasi. Gain adalah selisih antara skor
pretest dengan skor posttest. Secara matematis, dituliskan sebagai
berikut:
G = Skor posttest – Skor pretest

(Persamaan 5)

Untuk menghitung gain yang dinormalisasi pengklasifikasiannya
digunakan

persamaan

dari

Hake

(1999).

Rata-rata

gain

yang

dinormalisasi dirumuskan sebagai berikut:
(Persamaan 6)
Klasifikasi nilai gain ditunjukkan oleh tabel dibawah ini:
Tabel 3. 10 Klasifikasi Nilai Gain
Nilai Gain

Klasifikasi
Tinggi
Sedang
Rendah

b.

Kuesioner Metakognisi Pengetahuan
Data yang diperoleh dari kuesioner metakognisi pengetahuan berupa

jawaban uraian yang berbeda-beda untuk setiap siswa karena pertanyaan
yang digunakan berupa pertanyaan open ended. Pada penelitian ini,
metakognisi yang diteliti hanya sebatas profil saja bukan melihat
peningkatannya. Oleh karena itu, teknik pengolahan data yang digunakan

50

adalah dengan cara mengelompokkan jawaban siswa berdasarkan
kemiripan jawaban yang dituliskan.
c.

Kuisioner metakognisi kesadaran dan metakognisi kontrol
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui metakognisi kesadaran

dan metakognisi kontrol diadaptasi dan diterjemahkan dari jurnal
Chantharanuwong dkk (2012). Sehingga data yang diperoleh dari
kuisioner metakognisi kesadaran dan metakognisi kontrol juga diolah
berdasarkan pengolahan data yang terdapat dalam jurnal. Pengolahan
data dilakukan dengan melihat jawaban masing-masing siswa. Rumus
yang digunakan adalah:
(Persamaan 7)
Jika jawaban siswa pada setiap pertanyaan memiliki rata-rata lebih
dari 3, maka interpretasinya yaitu bahwa siswa tersebut sudah memiliki
kemampuan metakognisi kesadaran dan kontrol yang cukup baik.
Sebaliknya, jika rata-ratanya kurang dari 3, maka diinterpretasikan
bahwa siswa tersebut memiliki metakognisi kesadaran dan kontrol yang
kurang baik.
d.

Jurnal Pemikiran Siswa (JPS)
Cara pengolahan data JPS adalah dengan mengelompokkan jawaban

siswa pada kategori jawaban tepat, kurang tepat, dan tidak tepat.
Pengelompokkan kategori tersebut didasarkan pada rubrik yang dibuat
oleh peneliti. Pembuatan rubrik tersebut didasarkan pada hasil uji coba
instrumen pada kelas yang tidak dijadikan subjek penelitian.
2.

Data Kualitatif
a.

Profil Keterlaksanaan Treatment
Lembar

observasi

dibuat

untuk

mengamati

keterlaksanaan

penggunaan strategi metakognisi melalui pembelajaran kooperatif yang
digunakan dalam pembelajaran pada kelas eksperimen dan penggunaan
pembelajaran kooperatif pada kelas kontrol. Lembar observasi berbentuk
checklist, observer memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang

51

sesuai dengan aktivitas pembelajaran yang diamati. Data lembar
observasi dihitung presentasenya dengan menggunakan rumus:




(Persamaan 8)

Setelah data lembar observasi diolah, kemudian diinterpretasikan
dengan mengadopsi kriteria presentase angket seperti berikut:
Tabel 3. 11 Interpretasi Tingkat Keterlaksanaan Treatment
KM (%)

Kriteria

KM = 0

Tak satu kegiatan pun terlaksana

0 < KM < 25

Sebagian kecil kegiatan terlaksana

25 < KM < 50

Hampir setengan kegiatan terlaksana

KM = 50

Setengah kegiatan terlaksana

50 < KM < 75

Sebagian besar kegiatan terlaksana

75 < KM < 100

Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KM = 100

Seluruh kegiatan terlaksana
(Koswara, dalam Didin Aminudin, 2013, hlm. 32)

Keterangan :
KM = Keterlaksanaan Model