Dampak Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (Imb) Terhadap Lingkungan Hidup Di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berlangsung dalam
latar yang wajar dengan menggunakan paradigma fenomenologis karena bertujuan
memahami fenomena-fenomena yang terjadi dalam subjek penelitian. Pendekatan
kualitatif menurut Kriek dan Miller dalam Moleong merupakan tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang bergantung pada pengamatan manusia dalam
kawasannya yang berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan
peristilahannya.
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2001:3) yang menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Hasil penelitian akan dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan
nyata dengan memberikan gambaran atau deskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat terhadap objek yang akan diteliti.
Menurut Singarimbun (1994:4) menyatakan bahwa penelitian deskriptif
dimaksud untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu,
dimana penelitian mengembangkan konsep dan menghimpun konsep serta
menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan hipotesa. Dengan menggunakan
metode penelitian ini, peneliti akan menggambarkan dan menterjemahkan fakta
aktual yang ada di lapangan. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi Dampak
Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Terhadap Lingkungan Hidup di
51
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, sehingga akan diketahui
bagaimana proses pemberian izin mendirikan bangunan tersebut serta hambatanhambatan yang mempengaruhi proses pemberian izin tersebut.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sunggal dan khusunya pada
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPPTSP), Badan Lingkungan
Hidup, dan Kantor Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
3.3 Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada Tahun 2016, dengan perincian pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Bulan
Agus Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Jun
Jul
Agus
Seminar
Penelitian
Konsultasi
Seminar hasil
Sidang Tesis
Universitas Sumatera Utara
3.4. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, istilah yang digunakan untuk subjek penelitian
adalah Informant dan Key Informant. Hal ini mengacu pada apa yang dituliskan
oleh Idrus (2009) tentang karakteristik penelitian kualitatif. Idrus menjelaskan
pada penelitian kualitatif sasaran penelitian berlaku disebut sebagai Subjek
penelitian. Di mana istilah yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian
adalah informant dan key informant. Dalam menentukan informant, Asumsi yang
di kedepankan adalah bahwa seorang informant adalah seseorang yang dianggap
paling tahu tentang dirinya dan tentang objek penelitian yang akan diteliti oleh si
peneliti. Sehingga peneliti dapat menggali objek yang diteliti pada informannya
(Idrus, 2009).
Oleh karenanya, pada penelitian ini, Informant dan key informan yang
diwawancarai akan diambil secara purposive yaitu berdasarkan pertimbangan dan
tujuan tertentu. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2010), purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
1.
Informan kunci, merupakan kelompok informan yang mengetahui informasi
inti (persoalan pokok) dalam penelitian. Adapun informan kunci dalam
penelitian ini adalah kelompok stakeholder atau pelaksana kebijakan izin
mendirikan bangunan (IMB), antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Camat Sunggal di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang (selaku
pelimpahan sebagian kewenangan Bupati Deli Serdang kepada Camat di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang).
b. Kepala Bagian Tata Usaha di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Pintu (BPPTSP) Kabupaten Deli Serdang (mewakili tim kordinasi
pelaksana pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan di
Kabupaten Deli serdang).
c. Kepala Bidang Program di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Deli
Serdang (mewakili penanggung jawab Analisis Dampak Lingkungan
Daerah di Kabupaten Deli Serdang).
2.
Informan
Tambahan,
merupakan
kelompok
informan
yang
sekedar
mengetahui permasalahan yang diteliti penelitian ini, namun tidak terlibat
secara langsung dalam pelaksana izin mendirikan dalam bangunan (IMB).
Pada penelitian ini yang menjadi kelompok informan tambahan adalah
anggota masyarakat yang terkena reruntuhan bangunan ruko.
3.5. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu data primer
dan data sekunder.
a. Data primer, data yang diperoleh langsung dari sumbernya di lapangan,
yaitu dengan melakukan observasi dan melakukan wawancara dengan
narasumber yang berkompeten atau yang terkait langsung dengan
Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPPTSP) Kabupaten Deli Serdang, Badan
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Sedang dan Kantor Camat Sunggal
Kabupaten Deli Serdang.
b. Data sekunder, data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat
memperkuat atau mendukung data primer berupa peraturan perundangundangan yang mengatur atau berita (artikel) dari media cetak ataupun
media elektronik.
2.
Sumber Data
a. Data primer diperoleh langsung dari informan selama penelitian yang
kemudian dikuatkan dengan adanya penjelasan terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan fenomena penelitian dan dianggap dapat lebih
menjelaskan hasil penilaian responden penelitian diperoleh dari key
informan melalui hasil wawancara dengan staf di Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPPTSP) Kabupaten Deli Serdang,
Kecamatan Sunggal dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Deli
Sedang.
b. Data
sekunder
diperoleh
dengan
menggunakan
studi
pustaka,
penelusuran situs internet, peraturan perundang-undangan dari berbagai
sumber, makalah, yang mengatur segala hal yang berkaitan dengan
Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara :
a. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak UPTD
yang dianggap berkompeten sesuai permasalahan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
1. Observasi
Observasi dalam penelitian kualitatif merupakan teknik pengumpulan data
yang paling lazim dipakai, observasi dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang perilaku manusia seperti terjadi dalam kenyataan.
Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran dan keterangannya lebih
jelas dan banyak tentang masalah obyek penelitian. Observasi sebagai alat
pengumpul data harus sistematis, artinya observasi serta pencatatannya
dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat
diulangi kembali oleh peneliti lain, selain itu hasil observasi harus
memberi kemungkinan untuk menafsirkannya secara ilmiah (Nasution,
2002:107).
2. Wawancara
Wawancara/interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang
bertujuan memperoleh informasi (Nasution, 2002:113). Sedangkan
Mulyana (2002:180) mengatakan bahwa wawancara merupakan bentuk
komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Teknik wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dan
wawancara tak terstruktur. Dalam wawancara terstruktur peneliti
(pewawancara) menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan. Teknik ini ditempuh karena sejumlah informan yang
respresentatif ditanyai dengan pertanyaan yang sama, sehingga diketahui
informasi atau data yang penting (Moleong, 2001). Sedangkan metode
Universitas Sumatera Utara
wawancara tak berstruktur/terbuka, menurut Mulyana (2002:181) bersifat
luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap
pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi saat wawancara.
b. Data sekunder dikumpulkan dengan penelusuran kepustakaan, membaca
berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini serta browsing
situs-situs di internet untuk mencari data-data yang terkait dengan
penelitian yang akan dilakukan.
3.7.
Teknik Analisa Data
Menurut Merriam, Marshall dan Roman, serta Cresswell, dalam penelitian
kualitatif pengumpulan data dan analisis data dilakukan dalam suatu proses yang
simultan. Untuk itu menurut Schaltzman dan Straus, analisis data kualitatif
dilakukan dengan jalan membuat klasifikasi terhadap benda-benda, orang-orang
atau kejadian-kejadian, kepemilikan yang menjadi karakter.
Berdasarkan hal itu maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan jalan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh untuk kemudian
dikaitkan satu dan lainnya sehingga diperoleh suatu rangkaian analisis yang rinci
dan sistematis. Teknik analisis data dilakukan dengan demikian baik dari sisi
induksi ke deduksi dan sebaliknya.Induksi di sini berarti analisis dilakukan
berangkat dari informasi yang bersifat khusus untuk kemudian ditarik menarik
kesimpulan secara umum.Sedangkan deduktif, analisis dilakukan dari hal-hal
yang bersifat umum untuk kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Hal ini bisa dilakukan seperti, diantara sumber-sumber sekunder yang
kami dapat akan kami kaitkan dengan sumber primer yang kami teliti di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
Begitu juga sebaliknya diantara informasi yang kami dapat dari sumber primer
apakah sesuai dengan sumber sekunder yang dituliskan media atau surat kabar
misalnya. Teknis analisis data dari sisi induksi yaitu dengan cara pengambilan
data dengan cara wawancara tentang isu-isu dan permasalahan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) terhadap lingkungan Hidup di lapangan dan menyimpulkannya
dalam bentuk rangkuman yang bersifat umum, yang berangkat dari peristiwaperistiwa kemudian ke sebuah teori-teori. Sedangkan teknis analisis yang deduksi
dengan cara mengambil wacana dan informasi yang beredar di masyarakat, media
massa, internet dan lain sebagainya yang bersifat umum dengan meneliti bukti di
lapangan secara mendetail sehingga nantinya ditarik kesimpulan yang bersifat
spesifik dan khusus, yang berangkat dari teori-teori dan kemudian peristiwaperistiwa.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945,
Kecamatan Sunggal merupakan Daerah Kedatukan yang benama Kedatukan
Serbanyaman yang dikepalai oteh seorang Datuk yang tunduk kepada Kesultanan
Deli. Sejak berdirinya Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kekuasaan Datuk
Serbanyaman berubah menjadi Asisten Wedana yang tunduk kepada Wedana Deli
Hilir yang berkedudukan di Labuhan Deli. Sebelum perluasan Kota Madya Medan
tahun 1972, Kecamatan Sunggal terdiri dari 30 Desa dengan luas ±171 km2 dan
selanjutnya berubah menjadi 19 Desa dengan luas ± 92,52 km2. Pada tahun 1986,
wilayah Kecamatan Sunggal terkena perluasan Kota Madya Binjai dan hingga
saat ini Kecamatan Sunggal terdiri dari 17 (tujuh belas) Desa, 162 Dusun, 284
RW, dan 584 RT yang masing-masing dapat dirinci sebagai berikut.:
Tabel 4.1. Daftar Keselurahan Desa di Kecamatan Sunggal
No
Desa
Jlh Dusun
Jlh RW
Jlh RT
1
Sei Semayang
18
25
67
2
Paya Geli
7
14
30
3
Helvetia
8
23
46
4
Tanjung SeLarnat
6
22
44
5
S.M. Diski
7
16
32
6
Suka Maju
7
9
19
7
Medan Krio
13
17
36
8
Lalang
6
21
34
9
Puji Mulio
8
14
29
59
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. (Lanjutan)
No
Desa
Jlh Dusun
Jlh RW
Jlh RT
10 Mulio Rejo
23
45
90
11 Telaga Sari
6
7
8
12 Sunggal Kanan
5
7
15
13 SeiMencirim
15
22
44
14 Sei Beras Sekata
5
3
11
15 Tanjung Gusta
10
17
63
16 Purwodadi
13
17
35
17 Serba Jadi
5
5
12
162
284
548
Jumlah
4.1.2 Kondisi Geografis
Secara Geografis Kecamatan Sunggal berada di Kabupaten Deli Serdang
Terletak pada dan batas administratif wilayah Kecamatan Sunggal berbatasan
dengan beberapa kecamatan yang ada di Kota Medan dan berbatasan juga dengan
Kota Binjai. Kecamatan Sunggal merupakan salah satu daerah penyangga
terhadap kebutuhan ekonomi Kota Medan dan Kota Binjai, dan juga merupakan
wilayah hinterland yang berbatasan langsung dengan Kota Medan dan Kota
Binjai. Adapun mengenai batas administrasi Kecamatan Sunggal adalah sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak dan
Kecamatan Labuhan Deli.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu dan Kecamatan
Kutalimbaru.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal dan Medan
Helvetia.
Universitas Sumatera Utara
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Binjai dan Kecamatan Kutalimbaru
Kabupaten Deli Serdang.
Luas wilayah Kecamatan Sunggal adalah 92,52 Km2 yang terdiri dari 17
desa dan 162 dusun dengan ibukota kecamatan adalah Desa Sei Semayang. Desa
yang memiliki luas wilayah administratif terbesar adalah Desa Muliorejo memiliki
luas 12,40 km2 atau 13,41% terhadap luas Kecamatan Sunggal, sedangkan
kecamatan dengan luas terkecil adalah Desa Lalang yang memiliki luas 1,54 km2
atau 1,67% dari luas Kecamatan Sunggal. Untuk lebih jelasnya batas administrasi
Kecamatan Sunggal dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan luas administrasi desa di
Kecamatan Sunggal dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2.
No
1
2.
3.
4.
5.
6.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Luas Desa dan Persentase Terhadap Luas Kecamatan Sunggal
Tahun 2016
Desa
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei Bergs Sekata
Tanjung Selamat
Sunggal Kanan
Medan Krio
Paya Geti
Puji Mulyo
Sei Semayang
Sumber Melati Diski
Serba Jadi
Mutiorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
Luas (Km2)
2,63
9,78
6,31
4,70
4,68
4,12
8,52
3,40
3,96
12,35
2,80
6,44
12,40
1,54
2,16
4,61
2,10
92,52
(%) Thdp Luas
Kecamatan
2,85
10,57
6,82
5,08
5,06
4,45
9,21
3,67
4,28
1-05
3,03
6,96
13;41
1,67
2,34
4,98
2,27
100,00
Universitas Sumatera Utara
4.1.3
Kondisi Topografi dan Bentuk Wilayah
Topografi lahan baik lahan sawah maupun darat rata-rata datar dengan
kemiringan kurang dari 5 % dan berjenis tanah alluvial, kondisi tanah di
Kecamatan Sunggal memiliki bentuk wilayah yang landai (dataran rendah)
dengan ketinggian 20 - 40 meter diatas permukaan taut. Secara teknis kondisi
lahan tersebut dapat memberikan kemudahan bagi sektor Perdagangan dan Jasa
perindustrian maupun pemukiman.
4.1.4
Kondisi Iklim dan Cuaca
Kondisi iklim yang terdapat di Kecamatan Sunggal adalah iklim tropis dan
memiliki musim hujan dan musim kemarau, cuaca suhu udara kecamatan Sunggal
pada umumnya panas dan sedang. Sedangkan untuk curah hujan 2330 mm/thn
dengan bulan kering kurang dari 3 bulan dan digolongkan Tipe D1 Oldeman, dan
mengenai suhu udara adalah 27 °C hingga 33°C dan kelembaban udara 75 % 80%.
4.1.5
Kondisi Hidrologi
Ditinjau dari hidrologinya di Kecamatan Sunggal terdapat 2 aliran sunggai
yang berasat dari lereng bukit barisan dan bermuara ke Setat Malaka yaitu Sungai
Tuntungan dan Sungai Belawan.
4.1.6
Kondisi Demografi
4.1.6.1 Distribusi Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penyebaran penduduk dapat menunjukkan tingkat kepadatan
penduduk yang ada di Kecamatan Sunggal. Kepadatan penduduk di Kecamatan
Sunggal adalah 2.779 (Jiwa/Km2) dan berdasarkan luas desa, jumlah kepadatan
Universitas Sumatera Utara
penduduk tertinggi berada di Desa Helvetia yaitu 9.578 (Jiwa/Km2) sedangkan
jumlah kepadatan terendah berada di Desa Serba Jadi yaitu 549 (Jiwa/Km2).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.1.
Tabel 4.3
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Per Desa Tahun 2014
No
Desa
Luas (Km2) Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan
(Jiwa/Km2)
1.
Telaga Sari
2,63
3.667
1394,30
2.
Sei Mencirim
9,78
18.183
1859,20
3.
Suka Maju
6,31
9.207
1459,11
4.
Sei Beras Sekata
4,7
6.458
1374,04
5.
Tanjung Setarnat
4,68
10.013
2139,53
6.
Sunggal Kanan
4,12
12.333
2993,45
7.
Medan Krio
8,52
16.555
1943,08
8.
Paya Geli
3,4
21.763
6400,88
9.
Puji Mulyo
3,96
12.283
3101,77
10,
Sei Semayang
12,35
29.293
2371,90
11.
S. M. Diski
2,8
12.881
4600,36
12.
Serba Jadi
6,44
3.834
595,34
13.
Muliorejo
12,4
36.386
2934,35
14.
Lalang
1,54
9.371
6085,06
15.
Purwodadi
2,16
19.225
8900,46
16.
Tanjung Gusta
4,62
33.188
7183,55
17.
Helvetia
2,11
21.623
10247,87
Jumlah
92,52
276.263
2985,98
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Grafik Distribusi dan Kepadatan Penduduk per Desa Tahun 2014
4.1.6.2 Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Struktur penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Sunggal diketahui
bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
perempuan. Jumlah penduduk laki-laki Kecamatan Sunggal yaitu 129.404 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk perempuan yaitu 127.666 jiwa. Untuk lebih jelasnya
mengenai struktur penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.4
dan Gambar 4.2.
Tabel 4.4. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Desa Tahun 2015
No
Desa
Laki-laki Perempuan
(Jiwa)
(Jiwa)
1.840
1.827
Jumlah
(Jiwa)
3.667
1
Telaga Sari
2
Sei Mencirim
9.240
8.943
18.183
3
Suka Maju
4.609
4.598
9.207
4
Sei Beras Sekata
3.187
3.271
6.458
5
Tanjung Selamat
5.162
4.851
10.013
6
SunggalKanan
6.300
6.033
12.333
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 (Lanjutan)
No
Desa
Laki-laki Perempuan
(Jiwa)
(Jiwa)
8.344
8.211
Jumlah
(Jiwa)
16.555
7
Medan Krio
8
Paya Geli
10.875
10.888
21.763
9
Puji Mulio
6.006
6.277
12.283
10
Sei Semayang
14.557
14.736
29,293
11
Sumber Melati Diski
6.482
6.399
12.881
12
Serba Jadi
1.872
1.962
3.834
13
Muliorejo
18.187
18.199
36.386
14
Lalang
4.585
4.786
9.371
15
Purwodadi
9.637
9.588
19.225
16
Tanjung Gusta
17.770
15.418
33.188
17
Helvetia
10.445
11.178
21.623
139,098
137.165
276.263
JUMLAH
Gambar 4.2
Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Desa Tahun 2015
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Daftar Jumlah Tingkat Keluarga Prasejahtera
No
Tingkat Keluarga Prasejahtera
Jumlah KK
1. Prasejahtera Alasan Ekonomi
%
306
2. Prasejahtera Bukan Alasan Ekonomi
0
3. Sejahtera I Alasan Ekonomi
4.130
4. Sejahtera I Bukan Alasan Ekonomi
0
5. Sejahtera II
29.605
6. Sejahtera III
19.047
7. Sejahtera III Plus
7.479
Jumlah
60.567
4.1.6.3 Struktur Penduduk Menurut Agama
Struktur penduduk di Kecamatan Sunggal menganut berbagai macam
agama, diantaranya terdapat pemeluk Agama Islam, Katolik, Protestan,
Hindu/Budha. Kecamatan Sunggal memiliki penduduk dengan mayoritas
pemeluk Agama Islam dengan jumlah 257.070 jiwa, untuk lebih rinci
jumlah pemeluk agama yang terdapat di tiap desa dapat dilihat pada Tabel
4.6 dan Gambar 4.3.
Tabel 4.6
Struktur Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Sunggal
Tahun 2015
No
Hindu/
Budha
Jumlah
(Jiwa)
3.667
921
-
18.183
576
2.903
9
9.207
340
1.614
4.504
-
6.458
Desa
Islam
Katolik
Protestan
1
Telaga Sari
2.590
89
989
2
Sei Mencirim
17.044
218
3
Suka Maju
5.719
4 Sei Beras Sekata
5
Tanjung Selamat
7.049
27
2.936
6
SunggalKanan
11.891
-
442
-
12.333
12.516
1.232
2.791
16
16.555
7 Medan Krio
10.013
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 (Lanjutan)
2.702
Hindu/
Budha
334
Jumlah
(Jiwa)
21.763
304
1.360
121
12.283
19.816
406
8.189
882
29.293
SM. Diski
11.427
440
978
37
12.881
12
Serba Jadi
2.138
321
1.375
-
3.834
13
Muliorejo
27.486
1.044
5.298
2.557
36.386
14
Lalang
6.842
522
1.893
114
9.371
15
Purwodadi
11.450
568
7.154
53
19.225
16
Tanjung Gusta
28.891
920
3.308
69
33.188
17
Helvetia
14.151
378
6.753
342
21.623
Jumlah
208.417
8.819
54.503
4.524
276.263
No
Desa
Islam
Katolik
Protestan
8
Paya Geli
18.573
153
9
Puji Mulio
10.498
10
Sei Semayang
11
Gambar 4.3
Struktur Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Sunggal
Tahun 2015
Universitas Sumatera Utara
4.1.7
A.
Kondisi Fasilitas dan Utilitas
Kondisi Fasilitas Umum
Fasilitas umum merupakan bentuk pelayanan masyarakat yang bertujuan
untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam melakukan aktifitas
kehidupan sehari-hari. Adapun fasilitas umum yang terdapat di Kecamatan
Sunggal antara lain, sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sarana ibadah.
1. Sarana Pendidikan
Untuk menunjang kualitas sumber daya manusia, maka keberadaan
fasilitas pendidikan merupakan salah sate faktor terpenting dalam usaha
pengembangan pendidikannya. Selain itu, ketersediaan informasi
penyebaran fasilitas pendidikan dapat dijadikan sebagai dasar dalam
menilai sejauh mana tingkat kemajuan suatu daerah. Pendidikan
merupakan sarana dalam usaha mencerdaskan bangsa dan negara,
menciptakan generasi muds dan sumber daya manusia, yang siap pakai
dalam pembangunan bangsa pada masa yang akan datang. Berhasilnya
suatu pembangunan tidak terlepas dari tingkat pendidikan, dimana
semakin maju tingkat pendidikan berarti akan membawa dampak yang
positif bagi masa depan dalam berbagai ilmu kehidupan.
Perkembangan pendidikan di Kecamatan Sunggal memuat data SD,
SLTP, SMU dan setingkatnya, baik yang dikelola Dinas Pendidikan
maupun
di
luarnya
yang
menyebar
di
seluruh
Kecamatan
Sunggal,sedangkan untuk Perguruan Tinggi/Akademi dikelola pihak
swasta. Mengenai jumlah sarana pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7
Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Jumlah
(Unit)
27
Jumlah Murid
(Orang)
1.236
Jumlah Pengajar
(Orang)
85
SD Negeri
41
13.878
649
SD Swasta
41
9.371
462
SLTP Negeri
4
2.652
117
SLTP Swasta,
24
5.557
316
SLTA Negeri
1
874
64
SLTA Swasta
10
1.630
145
Per. Tinggi swasta
2
398
43
Tingkat Pendidikan
TK
2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan diperlukan untuk menunjang derajat kesehatan
masyarakat di wilayah Kecamatan Sunggal. Penyebaran sarana dan juga
tenaga medic kesehatan bagi kebutuhan penduduk jumlahnya memadai,
dimana sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Sunggal antara lain
puskesmas pemerintah, pratek bidan swasta, poliklinik, puskesmas
pembantu, batai pengobatan dan klinik swadaya. Lebih jelasnya
mengenai jumlah sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.8 dan 4.9.
Tabel 4.8
Jumlah Sarana Kesehatan dan Ketersediaan Tenaga Medis
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Sarana Kesehatan
Rumah Sakit
Jumlah
(Unit)
8
Potiklinik
32
Puskesmas
3
Puskesmas Pembantu
8
Balai Pengobatan
37
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9
Ketersediaan Tenaga Medis
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Dokter
Jumlah
(Org)
62
Bidan
111
Bidan Desa
19
Dukun Bayi
18
Tenaga Medis
3. Sarana lbadah
Pembangunan dibidang keagamaan di Kecamatan Sunggal setatu
mendapatkan perhatian baik dari pemerintah maupun swasta.Jumlah
fasilitas peribadatan di Kecamatan Sunggal dipengaruhi oleh jumlah
penganut masing-masing agama.Lebih jelasnya mengenai jumlah Sarana
ibadah yang terdapat di Kecamatan Sunggal dapat dilihat pada Tabel
4.10.
Tabel 4.10
Jumlah Sarana ibadah di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Sarana lbadah
Masjid
Jumlah
(Unit)
110
Mushollah
127
Gereja
83
Kuil / Pura
2
Vihara
3
B. Kondisi Utilitas
1. Kondisi Panjang Sarana Jalan
Sarana jalan merupakan salah sate faktor penentu percepatan
pembangunan, kondisi jaringan jalan yang baik dapat menjadi
Universitas Sumatera Utara
modal dalam memperlancar kegiatan perhubungan, ekonomi dan
transportasi. Kecamatan Sunggal memiliki jenis jaringan jalan yang
dilalui oleh jaringan jalan provinsi, jaringan jalan kabupaten, jalan
dusun (lingkungan) dan jalan setapak (gang). Lebih jelasnya
mengenai kondisi panjang jalan yang ada di Kecamatan Sunggal
dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11
Kondisi Panjang Jalan Berdasarkan Jenisnya
di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Jenis
Jaringan Jalan
Provinsi
Panjang
(Km)
11
Kabupaten
367,50
Desa
111,23
Gang
74,68
2. Kondisi Sarana Jembatan
Sarana penghubung jalan yang mernitiki peran penting adalah
sarana jembatan penghubung yang berfungsi menyatukan jaringan
jalan yang terpisah oleh kondisi bentang alam seperti pada
umumnya atiran sungai, saluran drainase dan jaringan irigasi,
Kecamatan Sunggal terdapat beberapa jenis sarana jembatan
penghubung, untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabet 4.12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12
Sarana Jembatan Penghubung berdasarkan Jenisnya
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Jenis Jembatan
Beton
Jumlah (Unit)
28
Besi
32
Kayu/ Bambu
-
4.1.8 Kegiatan Perekonomian
Faktor utama yang dapat mendukung penduduk dan memberdayakan
masing-masing individu untuk dapat bertempat tinggal di suatu wilayah adalah
dari kegiatan perekonomiannya. Dengan perkataan lain, keberadaan penduduk di
suatu wilayah baik perkotaan maupun pedesaan dimungkinkan dengan adanya
pekerjaan dan tenaga kerja di wilayah yang bersangkutan. Dengan demikian
terdapat keterkaitan yang erat antara tingkat perekonomian dengan tingkat
populasi di suatu wilayah.
Kegiatan perekonomian yang terdapat di Kecamatan Sunggal antara lain
terdapat kegiatan pertanian, industri, jasa dan perdagangan, perkoperasian,
peternakan dan perikanan. Selanjutnya akan dibahas mengenai kegiatan
perekonomian yang terdapat di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.
A. Kegiatan Pertanian
Kegiatan pertanian di Kecamatan Sunggal didukung oleh tersedianya lahan
pertanian dan juga jaringan irigasi yang merupakan bagian dari aktifitas
pertanian. Sektor pertanian memberikan kontribusi besar bagi perkembangan
ekonomi masyarakat Kecamatan Sunggal khususnya yang bertani dan
memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi daerah
Kabupaten Deli Serdang secara umum.Pertanian yang terdapat di Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
Sunggal terdiri atas persawahan dan daratan kering. Lebih jelasnya mengenai
luas lahan persawahan dan daratan kering dapat dilihat pada Tabel 4.13
Tabel 4.13
Luas Lahan Persawahan dan Daratan Kering
di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Persawahan (Ha)
Sawah 1/2 teknis
1.538
Tadah Hujan
863
Irigasi non PU
15
Irigasi Teknis
-
Jumlah (a)
2.416
Daratan Kering (Ha)
Kebun /Tegalan
677
Perkebunan
1.540
Pekarangan Et
4.363
Lain-lain
Jumlah (b)
6.580
Total (a+b)
8.996
Kegiatan tanian persawahan yang terdapat di Kecamatan Sunggal terbagi atas
beberapa jenis menurut pemanfaatannya antara lain terdapat sawah ½ teknis,
sawah irigasi Desa dan sawah tadah hujan. Kecamatan Sunggal memiliki
tugas sawah ½ teknis seluas 1.538 Ha dan desa terluas adalah Desa Sei Beras
Sekata yaitu 413 Ha, untuk sawah irigasi Desa Kecamatan Sunggal seluas 15
Ha dan untuk sawah tadah hujan luas yang dimiliki Kecamatan Sunggal
adalah 863 Ha dengan desa terluas adalah Desa Medan Krio yaitu 274 Ha.
Lebih jelasnya mengenai luasan persawahan Kecamatan Sunggal dapat dilihat
pada Tabel 4.14.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14
Luas Lahan Sawah Menurut Pemanfaatan Air
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
No.
Desa
Sawah 1/2
Teknis (Ha)
80
Sawah irigasi
Desa (Ha)
0
Sawah Tadah
Hujan (Ha)
0
1
Telaga Sari
2
Sei Mencirim
148
0
197
3
Suka Maju
214
0
0
4
Sei Beras Sekata
413
0
0
5
Tanjung Selamat
0
15
0
6
SunggalKanan
150
0
0
7
Medan Krio
139
0
274
8
Paya Geli
0
0
20
9
Puji Mulio
0
0
30
10
Sei Semayang
0
0
128
11
Sumber Melati Diski
0
0
68
12
Serba Jadi
394
0
30
13
Muliorejo
0
0
31
14
Lalang
0
0
5
15
Purwodadi
0
0
10
16
Tanjung Gusta
0
0
66
17
Helvetia
0
0
4
1.538
15
863
Jumlah
Pada kegiatan pertanian untuk lahan kering menurut pemanfaatannya terdiri
dari tegal/kebun dengan luas 677 Ha, lahan perkebunan luasnya 1.540 Ha,
pekarangan dan lainnya luasnya 4.363 Ha. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabet 4.15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15
Luas Lahan Keying Menurut Pemanfaatannya
di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Desa
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei Beras Sekata
Tanjung Selamat
SunggalKanan
Medan Krio
Paya Geli
Puji Mulio
Sei Semayang
Sumber Melati Diski
Serba Jadi
Muliorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
Tegal/Kebun
(Ha)
66
174
80
27
40
25
38
30
17
50
30
50
20
0
10
20
677
Perkebunan
(Ha)
20
125
0
0
0
0
0
0
0
700
0
0
595
0
0
0
100
1.540
Pekarangan &
Lainnya (Ha)
127
385
207
137
302
164
371
214
335
470
182
238
385
142
170
356
178
4.363
Kegiatan pertanian melalui adanya ketersedian lahan pertanian yang terdapat
di Kecamatan Sunggal diperoleh hasit produksi pertanian yang tetah
dikerjakan oleh petani, adapun hasit komoditi pertaniannya antara lain padi,
jagung, ubi kayu, ubi rambat, kacang-kacangan, sayur-mayur dan buahbuahan. Untuk hasil pertanian padi sawah jumlah produksinya yaitu sebesar
352.140 ton, lebih jelasnya mengenai hasil komoditi pertanian lainnya di
Kecamatan Sunggal dapat dilihat pada Tabel 4.16
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16
Komoditi Hasil Pertanian dan Perkebunan yang Diperoleh
Dari Hasil Panen Petani di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Jenis Komoditi
Banyaknya (Ton)
Padi Sawah
352.140
Jagung
134.723
Ubi Kayu
29
Ubi Rambat
17
Kacang- Kacangan
93
Sayur – Sayuran
85
Buah - buahan/
Jambu BijiMerah
518
B. Kegiatan Perindustrian
Kecamatan Sunggal terdapat sektor industri yang turut juga mendukung
perekonomian Kecamatan Sunggal, adapun sektor industri yang terdapat di
Kecamatan Sunggal terdiri dari industri besar, industri sedang dan industri
kecil dan kerajinan Rumah Tangga. Kegiatan industri yang dominan terdapat
di Kecamatan Sunggal adalah kerajinan rumah tangga dengan jumlah 246
industri kerajinan Rumah Tangga. Untuk jumlah banyaknya industri besar dan
sedang dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17
Banyaknya Industri Berdasarkan Jenisnya
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Jenis Industri
Industri Besar
Jumlah
97
Industri Sedang
105
Industri Kecil
129
Industri Kerajinan RT
246
Universitas Sumatera Utara
C.
Kegiatan Usaha di Bidang Jasa
Kegiatan perekonomian jasa dan perdagangan sangat berperan dalam
ketersediaan lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran. Kegiatan
jasa yang terdapat di Kecamatan Sunggal terdiri jasa reparasi mobil, sepeda
motor, elektronik dan tukang jahit. Untuk kegiatan jasa didominasi kegiatan
usaha jasa reparasi sepeda motor dengan jumlah usaha 264. Mengenai
jumlah banyaknya kegiatan usaha jasa selanjutnya dapat dilihat pada Tabel
4.18.
Tabel 4.18
Banyaknya Jenis Usaha Jasa Reparasi
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Desa
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei Beras Sekata
Tanjung Selamat
SunggalKanan
Medan Krio
Paya Geli
Puji Mulio
Sei Semayang
Sumber Melati Diski
Serba Jadi
Muliorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
Mobil
1
3
1
0
3
1
2
7
5
9
5
0
8
7
4
3
4
63
Reparasi
Sepeda
Elektronik
Motor
9
1
26
2
12
2
9
1
12
4
8
4
9
13
17
5
17
8
24
12
12
6
6
1
28
14
23
5
13
3
18
8
21
11
264
96
Tukang
Jahit
2
7
11
6
15
21
19
13
9
15
8
3
28
25
13
14
26
235
Kegiatan usaha jasa lainnya yang terdapat di Kecamatan Sunggal adalah
jasa perbankan dan perkoperasian. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.19 dan Tabel 4.20.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19
Banyaknya Koperasi
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
No
NAMA KOPERASI
1. KPRI
SMP. DISKI (SLTP NEG. 1)
MENCIRIM INDAH (SMP N. 3)
2. KOPKAR
PT. ABC TAMA
PT. MASTINDO UTAMA
SUMATERA PLASTIK
3. KOPEM
MUJUR SEJAHTERA
4. KSP
SEPAKAT JAYA
SURYA ABADI MANDIRI
5. KSU
SEPAKAT
AL MUHAJIRIN
SEMAYANG BERSAMA
FITRI KARMA
KHARISMA
MEGA TANI
AKBAR
SINAR SURYA LESTARI
6. SYARIAH/BMT
SYARIAH ZATA DINT
ALAMAT
DISKI
SEI MENCIRIM
DESA PAPA GELI
JL. MEDAN BINJAI
DESA PURWODADI
DESA SUNGGAL KANAN
KR. REDO SEI SEMAYANG
JL. SEI MENCIRIM
DESA MEDAN KRIO
KM. 12 PURWODADI
JL. MEDAN BINJAI
JL. BARU
JL. P. KEMERDEKAAN
DUSUN I NO2 SUKAMAJU
JL. SERAYU
JL. BESAR TANJUNG SEUMAT
JL. SUKA BUMI PUJI MULYO
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20
Banyaknya Jasa Perbankan dan Sejenisnya di rinci Per Desa
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
3
9
10
11
12
13
14
15
16
17
D.
Desa
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei B. Sekata
Tj. Selamat
Sunggal Kanan
Medan Kerio
Paya Geli
Puji, Mulyo
Sei Semayang
S. M. Diski
Serba Jadi
Muliorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
Bank
Umum
(Unit)
1
2
2
5
BRI
(Unit)
BPR
(Unit)
1
1
1
3
2
1
1
1
2
7
Pegadaian Asuransi
(Unit)
(Unit)
1
2
1
1
Kegiatan Peternakan
Dibidang peternakan, Kecamatan Sunggal memiliki produksi komoditi
peternakan yang dapat diandalkan terhadap ketersediaan bahan pangan
Kecamatan Sunggal serta menjadi salah satu pensuplai bahan pangan
terhadap Kota Medan dan Kota Binjai. Terdapat usaha peternakan besar dan
peternakan kecil dimana jumlah peternakan terbesar adalah peternakan
ayam petelur yaitu 525.455 peternakan. Lebih rinci untuk usaha peternakan
lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.21 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.21
Banyaknya Ternak Besar/Kecil dan Unggas
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Desa
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei Beras Sekata
Tanjung Selamat
SunggalKanan
Medan Krio
Paya Geli
Puji Mulio
Sei Semayang
Sumber Melati Diski
Serba Jadi
Muliorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
Kambing
Babi
Ayam Buras
265
378
276
153
292
244
385
252
226
584
418
119
683
165
219
236
243
5.138
179
111
153
230
123
0
193
0
0
629
215
186
797
37
245
561
858
4.517
4.709
9.547
4.138
2.281
4.073
4.464
12.219
11.730
11.242
34.377
896
5.702
21.831
9.531
10.916
12.056
11.437
171.149
No
Desa
Itik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei Beras Sekata
Tanjung Selamat
SunggalKanan
Medan Krio
Paya Geli
Puji Mulio
Sei Semayang
Sumber Melati Diski
Serba Jadi
Muliorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
48
94
47
26
46
48
114
128
87
200
76
47
211
89
112
107
122
1.602
Sapi
Potong
442
898
788
92
140
119
231
17
46
351
12
100
200
44
56
311
187
4.034
Ayam
Petelur
0
342.689
0
0
91.380
0
0
91.386
0
0
0
0
0
0
0
0
0
525.455
Kerbau
18
12
36
6
10
0
19
0
0
0
0
0
0
6
6
12
10
135
Universitas Sumatera Utara
4.1.9 Peraturan Yang berhubungan dengan Kabupaten Deli Serdang
Otonomi daerah telah memberikan perubahan yang mendasar bagi
perkembangan ketatanegaraan Indonesia, khususnya pada Pemerintahan Daerah.
Otonomi daerah telah meletakkan kewenangan yang luas, nyata dan bartanggung
jawab kepada daerah secara proposional yang diwujudkan dalam pengaturan,
pembagian dan pemanfaatan sumberdaya nasional yang berkeadilan serta
perimbangan keuangan Pusat dan Daerah. Otonomi yang benar dalam hal ini
terutama adalah mengakomodasikan aspirasi yang secara rill ada di masyarakat
dalam tindakan dan atau kebijaksanaan secara nyata.
Prajudi (1978) memaparkan di dalam kerangka otonomi daerah tersebut,
berdasarkan perspektif hukum (positif) harus diarahkan pada satu kata kunci yaitu
konsistensi. Konsistensi utama dan pertama-tama ditujukan terhadap asas hukum
baik yang dituangkan di dalam peraturan perundang-undangan dalam perspektif
Asas Umum Pemerintahan yang baik.Asas hukum yangbersifat tersurat dan
memang memerlukan penafsiran lebih lanjut akan tetapi jika didasarkan pada
persamaan persepsi terhadap pemaknaan konsep yang utuh, tidak akan
menimbulkan permasalahan.
Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2012
mengatakan bahwa kewenangan daerah mencakup dalam bidang pemerintahan
kecuali kewenangan dalam bidang politik, luar negeri, pertahanan kemanan,
peradilan dan moneter dan fiskal serta kewenangan lain.
Selanjutnya kewenangan yang diberikan kepada daerah kota dan kabupaten akan
dibatasi oleh kewenangan Pemerintah pusat di bidang lainnya, seperti diatur di
dalam pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2012, yaitu yang
Universitas Sumatera Utara
menyangkut :
1. Kebijakan
tentang
perencanaan
nasional
dan
pengendalian
pembangunan secara makro;
2. Kebijakan dana perimbangan keuangan;
3. Kebijakan sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian
negara;
4. Kebijakan pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang
bersifat strategis;
5. Kebijakan konservasi;
6. kebijakan standarisasi nasional.
Disamping itu kewenangan daerah Kabupaten dan daerah Kota dibatasi
pula oleh kewenangan daerah propinsi sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 beserta penjelasannya, yaitu kewenangan yang
bersifat lintas Kabupaten dan Kota dan Kewenangan dalam bidang pemerintahan
tertentu lainnya.
Menurut Penjelasan Pasal 9 undang-undag Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yang termasuk kewenangan bidang pemerintahan yang
bersifat lintas Kabupaten dan Kota antara lain:
a. Kewenangan di bidang Pekerjaan Umum;
b. Kewenangan di bidang Perkebunan;
c. Kewenangan di bidang kehutanan;
d. Kewenangan di bidang Perhubungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kewenangan bidang pemerintahan
tertentu lainnya adalah :
Universitas Sumatera Utara
a.
Perencanaan dan pengendalian pembangunan secara makro;
b.
Pelatihan bidang tertentu alokasi sumber daya manusia potensial dan
penelitian yang mencakup wilayah propinsi;
c.
Pengelolaan pelabuhan regional;
d.
Pengendalian lingkungan hidup;
e.
Promosi daging dan budaya pariwisata;
f.
Penanganan penyakit menular dan hama tanaman;
g.
Perencanaan tata ruang propinsi.
Dengan demikian, apabila semua daerah Kabupaten dan Kota sudah dapat
melaksanakan semua kewenangannya, maka kewenangan yang tinggal pada
daerah propinsi hanyalah kewenangan bidang pemerintahan yang bersifat lintas
kabupaten dan kota serta kewenangan bidang tertentu lainnya sebagaimana telah
dikemukakan diatas, disamping kewenangan sebagai wilayah administrasi yag
dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil Pemerintahan Pusat di daerah.
Kewenangan
pemerintah
untuk
dalam
mengembangkan
aspek
kependudukan dan aspek perekonomian membutuhkan suatu kewenangan yang
lebih besar di dalam pengelolaannya. Kewenangan daerah sebagaimana yang
ditetapkan di dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 adalah bahwa
penyerahan wewenang pemerintah oleh Pemerintah kepada Daerah Otonomi
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan, daerah
otonomi adalah Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten dan Daerah Kota.
Kewenangan ini adalah berupa peraturan-peraturan daerah yang menetapkan
wewenang daerah untuk mengelola sumber daya nasional yang tersedia di
wilayahnya dan bertanggung jawab terhadap kelestariannya.
Universitas Sumatera Utara
Melalui kewenangan yang dimiliki daerah tersebut, yaitu pihak eksekutif
dan legislatif daerah menetapkan perda-perda. Bagian ini mencoba untuk
menginventarisasikan berbagai perda-perda yang mengatur tentang kewenangan
pemerintah daerah khususnya Kabupaten Deli Serdang yang ada di dalam konteks
menjalankan, mempertahankan dan meningkatkan aspek tentang memperoleh
IMB dalam hubungannya dengan sertifikasi Amdal di Kabupaten Deli Serdang.
Perda-perda ini dimaksudkan agar pelaksanaan pembangunan di
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat memperhatikan ramah
lingkungan yang merupakan bagian dari esensi pelaksanaan AMDAL, dimana
dalam rangka menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan bagi
rencana usaha yang tidak ada dampak pentingnya atau secara teknologi sudah
dapat dikelola dampak pentingnya maka diwajibkan membuat UKL dan UPL
Baik AMDAL maupun UKL dan UPL adalah syarat untuk mendapatkan izin
melakukan usaha.
Adapun Perda-perda yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang, antara lain yang yang mengatur kebijaksanan dan prosedur yang
berkaitan dengan kajian hukum tentang memperoleh IMB dalam Hubungannya
dengan Sertifikasi Amdal di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdangadalah :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Izin
Tempat Usaha. Perda ini diterbitkan dalam rangka usaha-usaha Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang dalam melaksanakan penataan dan sekaligus
pembinaan terhadap para pengusaha, oleh karena itu perlu diberikan Izin
Tempat Usaha kepada para pengusaha yang melaksanakan kegiatan usaha di
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
Pada perda ini dijelaskan subjek hukum yang wajib dikenakan retribusi yaitu
orang pribadi atau badan hukum, badan hukum yaitu sekumpulan orang
dan/atau modal yang. merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas,
Perseroan Komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau
Daerah dengan nama di dalam bentuk apapun, Firma, Koperasi, ana Pensiun,
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Sosial Politik atau organisasi
yang sejenis, Lembaga Bentuk Usaha Tetap dan bentuk badan lainnya.
Mengenai perizinan mempunyai jangka waktu 3 (tiga) tahun dan selanjutnya
setiap tahun divalidasi sekaligus pembayaran retribusi dan pada Perda ini juga
dilakukan pengawasan berupa pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas yang
telah diberi wewenang untuk itu terhadap izin tempat usaha yang dilakukan
setiap tahunnya untuk memeriksa letak, ukuran luas, jenis usaha berubah dan
atau kegiatan usaha dialihkan dan atau dipindahkan kepada pihak lain tanpa
izin dari Kepala Daerah.
Pada perda ini mengatur sanksi administrasi terhadap wajib Retribusi yang
tidak membayar tepat waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi
administrasi berupa Benda sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari besarnya
Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan
menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.
Dalam hal terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam perda
ini diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau
denda setinggi-tingginya 4 (empat) kali Retribusi terutang, dan dalam proses
penyidikn terhadap tindak pidana perpajakan daerah dah retribusi diberikan
Universitas Sumatera Utara
kewenangan kepada PPNS tertentu di lingkungan pemerintah daerah setempat.
Perda ini terdiri dari VII Bab dan 30 Pasal yang mengatur tentang Ketentuan
umum, Nama, Objek, Subjek Retribusi dan Persyaratan dalam Memperoleh
Izin, Jangka Waktu Berlakunya Izin Tempat Usaha, Golongan Retribusi, Cara
Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, Prinsip Penetapan dan Struktur dan
Besarnya Tarif Retribusi, Wilayah Pemungutan, Tatacara Pemungutan dan
Penetapan Retribusi, Sanksi Administrasi, Tatacara Pembayaran, Tatacara
Penagihan, Pengawasan, Ketentuan Pidana, Penyidikan, Ketentuan Peralihan
dan Ketentuan Penutup.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Izin
Gangguan.
Perda ini diterbitkan untuk melaksanakan Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah yang
terkait atas pemakaian kekayaan perlu disesuaikan.
Perda ini bertujuan untuk melakukan pengaturan guna melindungi
kepentingan umum dan lingkungan yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian
dan gangguan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan. Perda ini
mengatur tentang subjek hukum yang wajib memiliki izin gangguan/ tempat
usaha dalam hal mendirikan atau memperluas tempat usahanya dilokasi
tertentu yang ang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, tidak
termasuk tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk oleh pemerintah pusat
atau daerah (Pasal 8 ayat (1).
Perda ini juga mengatur sanksi administrasi dan sanksi pidana, sanksi
administrasi dikenakan bagi wajib pajak yang tidak membayar retribusi tepat
Universitas Sumatera Utara
pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi adminstrasi sebesar
2 % (Perda No 8 tentang retribusi perizinan tertentu Pasal 53), sedangkan
sanksi pidana dikenakan bagi pelaku yang melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuandalam peraturan daerah ini dan ancaman pidananya
kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya 4
(empat) bulan kali retribusi terhalang (Pasal 25).
Perda ini juga mengatur mengenai Penyidikan yaitu Pasal 27 ayat (1) yang
memberikan wewenang kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu
dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik
untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidangretribusi daerah.
Perda ini terdiri dari VII Bab dan 30 Pasal yang mengatur tentang Ketentuan
umum, Subjek, Objek Retribusi, Golongan Retribusi, Retribusi Izin
Gangguan, Jangka Waktu Berlakunya Izin Gangguan (HO), Ketentuan
Retribusi, Tatacara Pemungutan, Wilayah Pungutan, Sanksi Administrasi,
Tatacara
Pembayaran,
Tatacara
Penagihan,
Tatacara
Perhitungan
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribusi, Kadaluarsa, Tatacara
Penghapusan Piutang Retribusi yang Kadaluarsa, Ketentuan Pidana,
Penyidikan, Ketentuan Penutup.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang
Retribusi lzin Mendirikan Bangunan dalam Daerah Kabupaten Deli Serdang.
Perda ini diterbitkan bertujuan untuk mengatur tentang Retribusi izin
mendirikan bangunan harus disesuaikan dengan ketentuan peraturan yang ada,
dan sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di
Kabupaten Deli serdang.Perda ini bertujuan dalam rangka untuk pengaturan,
Universitas Sumatera Utara
pembinaan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan mendirikan bangunan
guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Pada Perda ini mengatur bahwa setiap orang pribadi atau badan yang
mendirikan bangunan harus memperoleh izin dari Kepala Negara dan juga
harus melengkapi adanya Dokumen Amdal yang disetujui Tim Komisi
Tingkat II untuk usaha industri/pabrik, perumahan/real estate, pusat
perbelanjaan dan usaha-usaha yang mempunyai dampak lingkungan lainnya.
Pemegang izin mendirikan bangunan memilki kewajiabn yang harus,
dipenuhinya agar permohonan bangunan tidak ditolak atau dibongkar. Jika
permintaan izin tidak dipenuhi maka permohonan akan ditolak dan akan
terjadinya pembongkaran bangunan dengan izin kepala daerah untuk
memberikan kesempatan kepada pemilik bangunan/pelaksana bangunan untuk
membongkar bangunannya, dan apabila tidak dilakukan pembongkaran
selambat-lambatnya 7 (tujuh hari) sesudah perintah pembongkaran maka
kepala daerah atau pejabat yang dihunjuk dapat membonkar seluruh atau
sebagian bangunan tersebut atas biaya dan resiko pemilik/pelaksana bangunan
Pasal 54 point (3).
Perda ini terdiri dari XXI Bab dan 70 Pasal yang mengatur tentang Ketentuan
umum, Perizinan, Pelaksanaan Pekerjaan Mendirikan Bangunan, Objek dan
Subjek Retribusi, Golongan Retribusi, Cara Mengukur Tingkat Penggunaan
Jasa, Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif,
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi, Cara Penghitungan Retribusi, Wilayah
Pemungutan,
Tatacara
Pemungutan,
Sanksi
Administrasi,
Tatacara
Pembayaran, Tatacara Penagihan, Pengembalian Kelebihan Pembayaran,
Universitas Sumatera Utara
Keberatan, Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi, Kadaluarsa
Penagihan, Penyidikan, Ketentuan Peralihan, Ketentuan Penutup.
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2011
Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.Keputusan ini diterbitkan
sebagai pelaksana dari Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8
Tahun 2011 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
Peraturan ini bertujuan untuk mengatur tentang izinmendirikan bangunan yang
selanjutnya disebut retribusi yaitu pembayaran atas pemberian izin kepada
orang pribadi atau badan, termasuk dalam kegiatan peninjauan, disain, dan
pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana
teknis bangunan, rencana tata ruang teknis bangunan, rencana tata ruang yang
berlaku dengan tetap memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan (KDB),
Koefisien Luas Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB) dan
Pengawasan Penggunaan Bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka
memenuhi syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.
Perda ini terdiri dari XXI Bab dan 70 Pasal yang mengatur tentang mengatur
tentang Ketentuan umum, Perizinan, Pelaksanaan Pekerjaan Mendirikan
Bangunan, Objek dan Subjek Retribusi, Golongan Retribusi, Cara Mengukur
Tingkat Penggunaan Jasa, Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan
Besarnya Tarif, Struktur dan Besarnya TarifRetribusi, Cara Penghitungan
Retribusi, Wilayah Pemungutan, Tatacara Pemungutan, Sanksi Administrasi,
Tatacara
Pembayaran,
Tatacara
Penagihan,
Pengembalian
Kelebihan
Pembayaran, Keberatan, Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi,
Kadaluarsa Penagihan, Penyidikan, Ketentuan Peralihan, Ketentuan Penutup.
Universitas Sumatera Utara
Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ini juga didukung dengan adanya
Ketetapan Tarif Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dalam Perda
Kabupaten Deli Serdang Pasal 27 Bagian Kelima Struktur dan Besarnya Tarif
Retribusi.
Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 6 Tahun 2011 Bagian
Ketiga Belas Pasal 25 Tentang Penetapan Kelas Jalan, Daerah Milik Jalan
(DAMIJA) dan Garis Sempadan Bangunan (GSB) untuk Izin Mendirikan
Bangunan dalam Kabupaten Deli Serdang.Keputusan ini diterbitkan bertujuan
untuk kelancaran pelaksanaan dalam menentukan Retribusi terutang terhadap
suatu bangunan perlu ditetapkan Kelas Jalan Daerah Milik Jalan (DAMIJA)
dan Garis Sempadan Bangunan (GSB) dalam Kabupaten Deli Serdang.
Keputusan ini menetapkan tentang kelas jalan, Daerah Milik Jalan (DAMIJA)
dan Garis Sempadan Bangunan (GSB) untuk Izin mendirikan bangunan dalam
Kabupaten Deli Serdang. Keputusan ini terdiri dari 3 Pasal yang mengatur
ketetapan keputusan ini.
6. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor : 420 Tahun 2010 Tentang Penetapan
Harga Dasar Bangunan dalam Daerah Kabupaten Deli Serdang.
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo.
8. Peraturan Daerah Nomor 1675 tahun 2014 tentang Izin Lingkungan.
9. Peraturan Daerah Nomor 1536 tahun 2014 tentang Jenis usaha/ kegiatan yang
wajib memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
Terdapa
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berlangsung dalam
latar yang wajar dengan menggunakan paradigma fenomenologis karena bertujuan
memahami fenomena-fenomena yang terjadi dalam subjek penelitian. Pendekatan
kualitatif menurut Kriek dan Miller dalam Moleong merupakan tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang bergantung pada pengamatan manusia dalam
kawasannya yang berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan
peristilahannya.
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2001:3) yang menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Hasil penelitian akan dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan
nyata dengan memberikan gambaran atau deskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat terhadap objek yang akan diteliti.
Menurut Singarimbun (1994:4) menyatakan bahwa penelitian deskriptif
dimaksud untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu,
dimana penelitian mengembangkan konsep dan menghimpun konsep serta
menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan hipotesa. Dengan menggunakan
metode penelitian ini, peneliti akan menggambarkan dan menterjemahkan fakta
aktual yang ada di lapangan. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi Dampak
Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Terhadap Lingkungan Hidup di
51
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, sehingga akan diketahui
bagaimana proses pemberian izin mendirikan bangunan tersebut serta hambatanhambatan yang mempengaruhi proses pemberian izin tersebut.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sunggal dan khusunya pada
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPPTSP), Badan Lingkungan
Hidup, dan Kantor Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
3.3 Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada Tahun 2016, dengan perincian pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Bulan
Agus Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Jun
Jul
Agus
Seminar
Penelitian
Konsultasi
Seminar hasil
Sidang Tesis
Universitas Sumatera Utara
3.4. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, istilah yang digunakan untuk subjek penelitian
adalah Informant dan Key Informant. Hal ini mengacu pada apa yang dituliskan
oleh Idrus (2009) tentang karakteristik penelitian kualitatif. Idrus menjelaskan
pada penelitian kualitatif sasaran penelitian berlaku disebut sebagai Subjek
penelitian. Di mana istilah yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian
adalah informant dan key informant. Dalam menentukan informant, Asumsi yang
di kedepankan adalah bahwa seorang informant adalah seseorang yang dianggap
paling tahu tentang dirinya dan tentang objek penelitian yang akan diteliti oleh si
peneliti. Sehingga peneliti dapat menggali objek yang diteliti pada informannya
(Idrus, 2009).
Oleh karenanya, pada penelitian ini, Informant dan key informan yang
diwawancarai akan diambil secara purposive yaitu berdasarkan pertimbangan dan
tujuan tertentu. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2010), purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
1.
Informan kunci, merupakan kelompok informan yang mengetahui informasi
inti (persoalan pokok) dalam penelitian. Adapun informan kunci dalam
penelitian ini adalah kelompok stakeholder atau pelaksana kebijakan izin
mendirikan bangunan (IMB), antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Camat Sunggal di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang (selaku
pelimpahan sebagian kewenangan Bupati Deli Serdang kepada Camat di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang).
b. Kepala Bagian Tata Usaha di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Pintu (BPPTSP) Kabupaten Deli Serdang (mewakili tim kordinasi
pelaksana pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan di
Kabupaten Deli serdang).
c. Kepala Bidang Program di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Deli
Serdang (mewakili penanggung jawab Analisis Dampak Lingkungan
Daerah di Kabupaten Deli Serdang).
2.
Informan
Tambahan,
merupakan
kelompok
informan
yang
sekedar
mengetahui permasalahan yang diteliti penelitian ini, namun tidak terlibat
secara langsung dalam pelaksana izin mendirikan dalam bangunan (IMB).
Pada penelitian ini yang menjadi kelompok informan tambahan adalah
anggota masyarakat yang terkena reruntuhan bangunan ruko.
3.5. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu data primer
dan data sekunder.
a. Data primer, data yang diperoleh langsung dari sumbernya di lapangan,
yaitu dengan melakukan observasi dan melakukan wawancara dengan
narasumber yang berkompeten atau yang terkait langsung dengan
Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPPTSP) Kabupaten Deli Serdang, Badan
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Sedang dan Kantor Camat Sunggal
Kabupaten Deli Serdang.
b. Data sekunder, data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat
memperkuat atau mendukung data primer berupa peraturan perundangundangan yang mengatur atau berita (artikel) dari media cetak ataupun
media elektronik.
2.
Sumber Data
a. Data primer diperoleh langsung dari informan selama penelitian yang
kemudian dikuatkan dengan adanya penjelasan terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan fenomena penelitian dan dianggap dapat lebih
menjelaskan hasil penilaian responden penelitian diperoleh dari key
informan melalui hasil wawancara dengan staf di Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPPTSP) Kabupaten Deli Serdang,
Kecamatan Sunggal dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Deli
Sedang.
b. Data
sekunder
diperoleh
dengan
menggunakan
studi
pustaka,
penelusuran situs internet, peraturan perundang-undangan dari berbagai
sumber, makalah, yang mengatur segala hal yang berkaitan dengan
Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara :
a. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak UPTD
yang dianggap berkompeten sesuai permasalahan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
1. Observasi
Observasi dalam penelitian kualitatif merupakan teknik pengumpulan data
yang paling lazim dipakai, observasi dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang perilaku manusia seperti terjadi dalam kenyataan.
Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran dan keterangannya lebih
jelas dan banyak tentang masalah obyek penelitian. Observasi sebagai alat
pengumpul data harus sistematis, artinya observasi serta pencatatannya
dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat
diulangi kembali oleh peneliti lain, selain itu hasil observasi harus
memberi kemungkinan untuk menafsirkannya secara ilmiah (Nasution,
2002:107).
2. Wawancara
Wawancara/interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang
bertujuan memperoleh informasi (Nasution, 2002:113). Sedangkan
Mulyana (2002:180) mengatakan bahwa wawancara merupakan bentuk
komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Teknik wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dan
wawancara tak terstruktur. Dalam wawancara terstruktur peneliti
(pewawancara) menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan. Teknik ini ditempuh karena sejumlah informan yang
respresentatif ditanyai dengan pertanyaan yang sama, sehingga diketahui
informasi atau data yang penting (Moleong, 2001). Sedangkan metode
Universitas Sumatera Utara
wawancara tak berstruktur/terbuka, menurut Mulyana (2002:181) bersifat
luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap
pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi saat wawancara.
b. Data sekunder dikumpulkan dengan penelusuran kepustakaan, membaca
berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini serta browsing
situs-situs di internet untuk mencari data-data yang terkait dengan
penelitian yang akan dilakukan.
3.7.
Teknik Analisa Data
Menurut Merriam, Marshall dan Roman, serta Cresswell, dalam penelitian
kualitatif pengumpulan data dan analisis data dilakukan dalam suatu proses yang
simultan. Untuk itu menurut Schaltzman dan Straus, analisis data kualitatif
dilakukan dengan jalan membuat klasifikasi terhadap benda-benda, orang-orang
atau kejadian-kejadian, kepemilikan yang menjadi karakter.
Berdasarkan hal itu maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan jalan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh untuk kemudian
dikaitkan satu dan lainnya sehingga diperoleh suatu rangkaian analisis yang rinci
dan sistematis. Teknik analisis data dilakukan dengan demikian baik dari sisi
induksi ke deduksi dan sebaliknya.Induksi di sini berarti analisis dilakukan
berangkat dari informasi yang bersifat khusus untuk kemudian ditarik menarik
kesimpulan secara umum.Sedangkan deduktif, analisis dilakukan dari hal-hal
yang bersifat umum untuk kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Hal ini bisa dilakukan seperti, diantara sumber-sumber sekunder yang
kami dapat akan kami kaitkan dengan sumber primer yang kami teliti di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
Begitu juga sebaliknya diantara informasi yang kami dapat dari sumber primer
apakah sesuai dengan sumber sekunder yang dituliskan media atau surat kabar
misalnya. Teknis analisis data dari sisi induksi yaitu dengan cara pengambilan
data dengan cara wawancara tentang isu-isu dan permasalahan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) terhadap lingkungan Hidup di lapangan dan menyimpulkannya
dalam bentuk rangkuman yang bersifat umum, yang berangkat dari peristiwaperistiwa kemudian ke sebuah teori-teori. Sedangkan teknis analisis yang deduksi
dengan cara mengambil wacana dan informasi yang beredar di masyarakat, media
massa, internet dan lain sebagainya yang bersifat umum dengan meneliti bukti di
lapangan secara mendetail sehingga nantinya ditarik kesimpulan yang bersifat
spesifik dan khusus, yang berangkat dari teori-teori dan kemudian peristiwaperistiwa.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945,
Kecamatan Sunggal merupakan Daerah Kedatukan yang benama Kedatukan
Serbanyaman yang dikepalai oteh seorang Datuk yang tunduk kepada Kesultanan
Deli. Sejak berdirinya Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kekuasaan Datuk
Serbanyaman berubah menjadi Asisten Wedana yang tunduk kepada Wedana Deli
Hilir yang berkedudukan di Labuhan Deli. Sebelum perluasan Kota Madya Medan
tahun 1972, Kecamatan Sunggal terdiri dari 30 Desa dengan luas ±171 km2 dan
selanjutnya berubah menjadi 19 Desa dengan luas ± 92,52 km2. Pada tahun 1986,
wilayah Kecamatan Sunggal terkena perluasan Kota Madya Binjai dan hingga
saat ini Kecamatan Sunggal terdiri dari 17 (tujuh belas) Desa, 162 Dusun, 284
RW, dan 584 RT yang masing-masing dapat dirinci sebagai berikut.:
Tabel 4.1. Daftar Keselurahan Desa di Kecamatan Sunggal
No
Desa
Jlh Dusun
Jlh RW
Jlh RT
1
Sei Semayang
18
25
67
2
Paya Geli
7
14
30
3
Helvetia
8
23
46
4
Tanjung SeLarnat
6
22
44
5
S.M. Diski
7
16
32
6
Suka Maju
7
9
19
7
Medan Krio
13
17
36
8
Lalang
6
21
34
9
Puji Mulio
8
14
29
59
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. (Lanjutan)
No
Desa
Jlh Dusun
Jlh RW
Jlh RT
10 Mulio Rejo
23
45
90
11 Telaga Sari
6
7
8
12 Sunggal Kanan
5
7
15
13 SeiMencirim
15
22
44
14 Sei Beras Sekata
5
3
11
15 Tanjung Gusta
10
17
63
16 Purwodadi
13
17
35
17 Serba Jadi
5
5
12
162
284
548
Jumlah
4.1.2 Kondisi Geografis
Secara Geografis Kecamatan Sunggal berada di Kabupaten Deli Serdang
Terletak pada dan batas administratif wilayah Kecamatan Sunggal berbatasan
dengan beberapa kecamatan yang ada di Kota Medan dan berbatasan juga dengan
Kota Binjai. Kecamatan Sunggal merupakan salah satu daerah penyangga
terhadap kebutuhan ekonomi Kota Medan dan Kota Binjai, dan juga merupakan
wilayah hinterland yang berbatasan langsung dengan Kota Medan dan Kota
Binjai. Adapun mengenai batas administrasi Kecamatan Sunggal adalah sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak dan
Kecamatan Labuhan Deli.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu dan Kecamatan
Kutalimbaru.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal dan Medan
Helvetia.
Universitas Sumatera Utara
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Binjai dan Kecamatan Kutalimbaru
Kabupaten Deli Serdang.
Luas wilayah Kecamatan Sunggal adalah 92,52 Km2 yang terdiri dari 17
desa dan 162 dusun dengan ibukota kecamatan adalah Desa Sei Semayang. Desa
yang memiliki luas wilayah administratif terbesar adalah Desa Muliorejo memiliki
luas 12,40 km2 atau 13,41% terhadap luas Kecamatan Sunggal, sedangkan
kecamatan dengan luas terkecil adalah Desa Lalang yang memiliki luas 1,54 km2
atau 1,67% dari luas Kecamatan Sunggal. Untuk lebih jelasnya batas administrasi
Kecamatan Sunggal dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan luas administrasi desa di
Kecamatan Sunggal dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2.
No
1
2.
3.
4.
5.
6.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Luas Desa dan Persentase Terhadap Luas Kecamatan Sunggal
Tahun 2016
Desa
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei Bergs Sekata
Tanjung Selamat
Sunggal Kanan
Medan Krio
Paya Geti
Puji Mulyo
Sei Semayang
Sumber Melati Diski
Serba Jadi
Mutiorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
Luas (Km2)
2,63
9,78
6,31
4,70
4,68
4,12
8,52
3,40
3,96
12,35
2,80
6,44
12,40
1,54
2,16
4,61
2,10
92,52
(%) Thdp Luas
Kecamatan
2,85
10,57
6,82
5,08
5,06
4,45
9,21
3,67
4,28
1-05
3,03
6,96
13;41
1,67
2,34
4,98
2,27
100,00
Universitas Sumatera Utara
4.1.3
Kondisi Topografi dan Bentuk Wilayah
Topografi lahan baik lahan sawah maupun darat rata-rata datar dengan
kemiringan kurang dari 5 % dan berjenis tanah alluvial, kondisi tanah di
Kecamatan Sunggal memiliki bentuk wilayah yang landai (dataran rendah)
dengan ketinggian 20 - 40 meter diatas permukaan taut. Secara teknis kondisi
lahan tersebut dapat memberikan kemudahan bagi sektor Perdagangan dan Jasa
perindustrian maupun pemukiman.
4.1.4
Kondisi Iklim dan Cuaca
Kondisi iklim yang terdapat di Kecamatan Sunggal adalah iklim tropis dan
memiliki musim hujan dan musim kemarau, cuaca suhu udara kecamatan Sunggal
pada umumnya panas dan sedang. Sedangkan untuk curah hujan 2330 mm/thn
dengan bulan kering kurang dari 3 bulan dan digolongkan Tipe D1 Oldeman, dan
mengenai suhu udara adalah 27 °C hingga 33°C dan kelembaban udara 75 % 80%.
4.1.5
Kondisi Hidrologi
Ditinjau dari hidrologinya di Kecamatan Sunggal terdapat 2 aliran sunggai
yang berasat dari lereng bukit barisan dan bermuara ke Setat Malaka yaitu Sungai
Tuntungan dan Sungai Belawan.
4.1.6
Kondisi Demografi
4.1.6.1 Distribusi Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penyebaran penduduk dapat menunjukkan tingkat kepadatan
penduduk yang ada di Kecamatan Sunggal. Kepadatan penduduk di Kecamatan
Sunggal adalah 2.779 (Jiwa/Km2) dan berdasarkan luas desa, jumlah kepadatan
Universitas Sumatera Utara
penduduk tertinggi berada di Desa Helvetia yaitu 9.578 (Jiwa/Km2) sedangkan
jumlah kepadatan terendah berada di Desa Serba Jadi yaitu 549 (Jiwa/Km2).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.1.
Tabel 4.3
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Per Desa Tahun 2014
No
Desa
Luas (Km2) Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan
(Jiwa/Km2)
1.
Telaga Sari
2,63
3.667
1394,30
2.
Sei Mencirim
9,78
18.183
1859,20
3.
Suka Maju
6,31
9.207
1459,11
4.
Sei Beras Sekata
4,7
6.458
1374,04
5.
Tanjung Setarnat
4,68
10.013
2139,53
6.
Sunggal Kanan
4,12
12.333
2993,45
7.
Medan Krio
8,52
16.555
1943,08
8.
Paya Geli
3,4
21.763
6400,88
9.
Puji Mulyo
3,96
12.283
3101,77
10,
Sei Semayang
12,35
29.293
2371,90
11.
S. M. Diski
2,8
12.881
4600,36
12.
Serba Jadi
6,44
3.834
595,34
13.
Muliorejo
12,4
36.386
2934,35
14.
Lalang
1,54
9.371
6085,06
15.
Purwodadi
2,16
19.225
8900,46
16.
Tanjung Gusta
4,62
33.188
7183,55
17.
Helvetia
2,11
21.623
10247,87
Jumlah
92,52
276.263
2985,98
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Grafik Distribusi dan Kepadatan Penduduk per Desa Tahun 2014
4.1.6.2 Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Struktur penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Sunggal diketahui
bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
perempuan. Jumlah penduduk laki-laki Kecamatan Sunggal yaitu 129.404 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk perempuan yaitu 127.666 jiwa. Untuk lebih jelasnya
mengenai struktur penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.4
dan Gambar 4.2.
Tabel 4.4. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Desa Tahun 2015
No
Desa
Laki-laki Perempuan
(Jiwa)
(Jiwa)
1.840
1.827
Jumlah
(Jiwa)
3.667
1
Telaga Sari
2
Sei Mencirim
9.240
8.943
18.183
3
Suka Maju
4.609
4.598
9.207
4
Sei Beras Sekata
3.187
3.271
6.458
5
Tanjung Selamat
5.162
4.851
10.013
6
SunggalKanan
6.300
6.033
12.333
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 (Lanjutan)
No
Desa
Laki-laki Perempuan
(Jiwa)
(Jiwa)
8.344
8.211
Jumlah
(Jiwa)
16.555
7
Medan Krio
8
Paya Geli
10.875
10.888
21.763
9
Puji Mulio
6.006
6.277
12.283
10
Sei Semayang
14.557
14.736
29,293
11
Sumber Melati Diski
6.482
6.399
12.881
12
Serba Jadi
1.872
1.962
3.834
13
Muliorejo
18.187
18.199
36.386
14
Lalang
4.585
4.786
9.371
15
Purwodadi
9.637
9.588
19.225
16
Tanjung Gusta
17.770
15.418
33.188
17
Helvetia
10.445
11.178
21.623
139,098
137.165
276.263
JUMLAH
Gambar 4.2
Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Desa Tahun 2015
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Daftar Jumlah Tingkat Keluarga Prasejahtera
No
Tingkat Keluarga Prasejahtera
Jumlah KK
1. Prasejahtera Alasan Ekonomi
%
306
2. Prasejahtera Bukan Alasan Ekonomi
0
3. Sejahtera I Alasan Ekonomi
4.130
4. Sejahtera I Bukan Alasan Ekonomi
0
5. Sejahtera II
29.605
6. Sejahtera III
19.047
7. Sejahtera III Plus
7.479
Jumlah
60.567
4.1.6.3 Struktur Penduduk Menurut Agama
Struktur penduduk di Kecamatan Sunggal menganut berbagai macam
agama, diantaranya terdapat pemeluk Agama Islam, Katolik, Protestan,
Hindu/Budha. Kecamatan Sunggal memiliki penduduk dengan mayoritas
pemeluk Agama Islam dengan jumlah 257.070 jiwa, untuk lebih rinci
jumlah pemeluk agama yang terdapat di tiap desa dapat dilihat pada Tabel
4.6 dan Gambar 4.3.
Tabel 4.6
Struktur Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Sunggal
Tahun 2015
No
Hindu/
Budha
Jumlah
(Jiwa)
3.667
921
-
18.183
576
2.903
9
9.207
340
1.614
4.504
-
6.458
Desa
Islam
Katolik
Protestan
1
Telaga Sari
2.590
89
989
2
Sei Mencirim
17.044
218
3
Suka Maju
5.719
4 Sei Beras Sekata
5
Tanjung Selamat
7.049
27
2.936
6
SunggalKanan
11.891
-
442
-
12.333
12.516
1.232
2.791
16
16.555
7 Medan Krio
10.013
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 (Lanjutan)
2.702
Hindu/
Budha
334
Jumlah
(Jiwa)
21.763
304
1.360
121
12.283
19.816
406
8.189
882
29.293
SM. Diski
11.427
440
978
37
12.881
12
Serba Jadi
2.138
321
1.375
-
3.834
13
Muliorejo
27.486
1.044
5.298
2.557
36.386
14
Lalang
6.842
522
1.893
114
9.371
15
Purwodadi
11.450
568
7.154
53
19.225
16
Tanjung Gusta
28.891
920
3.308
69
33.188
17
Helvetia
14.151
378
6.753
342
21.623
Jumlah
208.417
8.819
54.503
4.524
276.263
No
Desa
Islam
Katolik
Protestan
8
Paya Geli
18.573
153
9
Puji Mulio
10.498
10
Sei Semayang
11
Gambar 4.3
Struktur Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Sunggal
Tahun 2015
Universitas Sumatera Utara
4.1.7
A.
Kondisi Fasilitas dan Utilitas
Kondisi Fasilitas Umum
Fasilitas umum merupakan bentuk pelayanan masyarakat yang bertujuan
untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam melakukan aktifitas
kehidupan sehari-hari. Adapun fasilitas umum yang terdapat di Kecamatan
Sunggal antara lain, sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sarana ibadah.
1. Sarana Pendidikan
Untuk menunjang kualitas sumber daya manusia, maka keberadaan
fasilitas pendidikan merupakan salah sate faktor terpenting dalam usaha
pengembangan pendidikannya. Selain itu, ketersediaan informasi
penyebaran fasilitas pendidikan dapat dijadikan sebagai dasar dalam
menilai sejauh mana tingkat kemajuan suatu daerah. Pendidikan
merupakan sarana dalam usaha mencerdaskan bangsa dan negara,
menciptakan generasi muds dan sumber daya manusia, yang siap pakai
dalam pembangunan bangsa pada masa yang akan datang. Berhasilnya
suatu pembangunan tidak terlepas dari tingkat pendidikan, dimana
semakin maju tingkat pendidikan berarti akan membawa dampak yang
positif bagi masa depan dalam berbagai ilmu kehidupan.
Perkembangan pendidikan di Kecamatan Sunggal memuat data SD,
SLTP, SMU dan setingkatnya, baik yang dikelola Dinas Pendidikan
maupun
di
luarnya
yang
menyebar
di
seluruh
Kecamatan
Sunggal,sedangkan untuk Perguruan Tinggi/Akademi dikelola pihak
swasta. Mengenai jumlah sarana pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7
Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Jumlah
(Unit)
27
Jumlah Murid
(Orang)
1.236
Jumlah Pengajar
(Orang)
85
SD Negeri
41
13.878
649
SD Swasta
41
9.371
462
SLTP Negeri
4
2.652
117
SLTP Swasta,
24
5.557
316
SLTA Negeri
1
874
64
SLTA Swasta
10
1.630
145
Per. Tinggi swasta
2
398
43
Tingkat Pendidikan
TK
2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan diperlukan untuk menunjang derajat kesehatan
masyarakat di wilayah Kecamatan Sunggal. Penyebaran sarana dan juga
tenaga medic kesehatan bagi kebutuhan penduduk jumlahnya memadai,
dimana sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Sunggal antara lain
puskesmas pemerintah, pratek bidan swasta, poliklinik, puskesmas
pembantu, batai pengobatan dan klinik swadaya. Lebih jelasnya
mengenai jumlah sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.8 dan 4.9.
Tabel 4.8
Jumlah Sarana Kesehatan dan Ketersediaan Tenaga Medis
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Sarana Kesehatan
Rumah Sakit
Jumlah
(Unit)
8
Potiklinik
32
Puskesmas
3
Puskesmas Pembantu
8
Balai Pengobatan
37
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9
Ketersediaan Tenaga Medis
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Dokter
Jumlah
(Org)
62
Bidan
111
Bidan Desa
19
Dukun Bayi
18
Tenaga Medis
3. Sarana lbadah
Pembangunan dibidang keagamaan di Kecamatan Sunggal setatu
mendapatkan perhatian baik dari pemerintah maupun swasta.Jumlah
fasilitas peribadatan di Kecamatan Sunggal dipengaruhi oleh jumlah
penganut masing-masing agama.Lebih jelasnya mengenai jumlah Sarana
ibadah yang terdapat di Kecamatan Sunggal dapat dilihat pada Tabel
4.10.
Tabel 4.10
Jumlah Sarana ibadah di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Sarana lbadah
Masjid
Jumlah
(Unit)
110
Mushollah
127
Gereja
83
Kuil / Pura
2
Vihara
3
B. Kondisi Utilitas
1. Kondisi Panjang Sarana Jalan
Sarana jalan merupakan salah sate faktor penentu percepatan
pembangunan, kondisi jaringan jalan yang baik dapat menjadi
Universitas Sumatera Utara
modal dalam memperlancar kegiatan perhubungan, ekonomi dan
transportasi. Kecamatan Sunggal memiliki jenis jaringan jalan yang
dilalui oleh jaringan jalan provinsi, jaringan jalan kabupaten, jalan
dusun (lingkungan) dan jalan setapak (gang). Lebih jelasnya
mengenai kondisi panjang jalan yang ada di Kecamatan Sunggal
dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11
Kondisi Panjang Jalan Berdasarkan Jenisnya
di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Jenis
Jaringan Jalan
Provinsi
Panjang
(Km)
11
Kabupaten
367,50
Desa
111,23
Gang
74,68
2. Kondisi Sarana Jembatan
Sarana penghubung jalan yang mernitiki peran penting adalah
sarana jembatan penghubung yang berfungsi menyatukan jaringan
jalan yang terpisah oleh kondisi bentang alam seperti pada
umumnya atiran sungai, saluran drainase dan jaringan irigasi,
Kecamatan Sunggal terdapat beberapa jenis sarana jembatan
penghubung, untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabet 4.12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12
Sarana Jembatan Penghubung berdasarkan Jenisnya
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Jenis Jembatan
Beton
Jumlah (Unit)
28
Besi
32
Kayu/ Bambu
-
4.1.8 Kegiatan Perekonomian
Faktor utama yang dapat mendukung penduduk dan memberdayakan
masing-masing individu untuk dapat bertempat tinggal di suatu wilayah adalah
dari kegiatan perekonomiannya. Dengan perkataan lain, keberadaan penduduk di
suatu wilayah baik perkotaan maupun pedesaan dimungkinkan dengan adanya
pekerjaan dan tenaga kerja di wilayah yang bersangkutan. Dengan demikian
terdapat keterkaitan yang erat antara tingkat perekonomian dengan tingkat
populasi di suatu wilayah.
Kegiatan perekonomian yang terdapat di Kecamatan Sunggal antara lain
terdapat kegiatan pertanian, industri, jasa dan perdagangan, perkoperasian,
peternakan dan perikanan. Selanjutnya akan dibahas mengenai kegiatan
perekonomian yang terdapat di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.
A. Kegiatan Pertanian
Kegiatan pertanian di Kecamatan Sunggal didukung oleh tersedianya lahan
pertanian dan juga jaringan irigasi yang merupakan bagian dari aktifitas
pertanian. Sektor pertanian memberikan kontribusi besar bagi perkembangan
ekonomi masyarakat Kecamatan Sunggal khususnya yang bertani dan
memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi daerah
Kabupaten Deli Serdang secara umum.Pertanian yang terdapat di Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
Sunggal terdiri atas persawahan dan daratan kering. Lebih jelasnya mengenai
luas lahan persawahan dan daratan kering dapat dilihat pada Tabel 4.13
Tabel 4.13
Luas Lahan Persawahan dan Daratan Kering
di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Persawahan (Ha)
Sawah 1/2 teknis
1.538
Tadah Hujan
863
Irigasi non PU
15
Irigasi Teknis
-
Jumlah (a)
2.416
Daratan Kering (Ha)
Kebun /Tegalan
677
Perkebunan
1.540
Pekarangan Et
4.363
Lain-lain
Jumlah (b)
6.580
Total (a+b)
8.996
Kegiatan tanian persawahan yang terdapat di Kecamatan Sunggal terbagi atas
beberapa jenis menurut pemanfaatannya antara lain terdapat sawah ½ teknis,
sawah irigasi Desa dan sawah tadah hujan. Kecamatan Sunggal memiliki
tugas sawah ½ teknis seluas 1.538 Ha dan desa terluas adalah Desa Sei Beras
Sekata yaitu 413 Ha, untuk sawah irigasi Desa Kecamatan Sunggal seluas 15
Ha dan untuk sawah tadah hujan luas yang dimiliki Kecamatan Sunggal
adalah 863 Ha dengan desa terluas adalah Desa Medan Krio yaitu 274 Ha.
Lebih jelasnya mengenai luasan persawahan Kecamatan Sunggal dapat dilihat
pada Tabel 4.14.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14
Luas Lahan Sawah Menurut Pemanfaatan Air
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
No.
Desa
Sawah 1/2
Teknis (Ha)
80
Sawah irigasi
Desa (Ha)
0
Sawah Tadah
Hujan (Ha)
0
1
Telaga Sari
2
Sei Mencirim
148
0
197
3
Suka Maju
214
0
0
4
Sei Beras Sekata
413
0
0
5
Tanjung Selamat
0
15
0
6
SunggalKanan
150
0
0
7
Medan Krio
139
0
274
8
Paya Geli
0
0
20
9
Puji Mulio
0
0
30
10
Sei Semayang
0
0
128
11
Sumber Melati Diski
0
0
68
12
Serba Jadi
394
0
30
13
Muliorejo
0
0
31
14
Lalang
0
0
5
15
Purwodadi
0
0
10
16
Tanjung Gusta
0
0
66
17
Helvetia
0
0
4
1.538
15
863
Jumlah
Pada kegiatan pertanian untuk lahan kering menurut pemanfaatannya terdiri
dari tegal/kebun dengan luas 677 Ha, lahan perkebunan luasnya 1.540 Ha,
pekarangan dan lainnya luasnya 4.363 Ha. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabet 4.15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15
Luas Lahan Keying Menurut Pemanfaatannya
di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Desa
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei Beras Sekata
Tanjung Selamat
SunggalKanan
Medan Krio
Paya Geli
Puji Mulio
Sei Semayang
Sumber Melati Diski
Serba Jadi
Muliorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
Tegal/Kebun
(Ha)
66
174
80
27
40
25
38
30
17
50
30
50
20
0
10
20
677
Perkebunan
(Ha)
20
125
0
0
0
0
0
0
0
700
0
0
595
0
0
0
100
1.540
Pekarangan &
Lainnya (Ha)
127
385
207
137
302
164
371
214
335
470
182
238
385
142
170
356
178
4.363
Kegiatan pertanian melalui adanya ketersedian lahan pertanian yang terdapat
di Kecamatan Sunggal diperoleh hasit produksi pertanian yang tetah
dikerjakan oleh petani, adapun hasit komoditi pertaniannya antara lain padi,
jagung, ubi kayu, ubi rambat, kacang-kacangan, sayur-mayur dan buahbuahan. Untuk hasil pertanian padi sawah jumlah produksinya yaitu sebesar
352.140 ton, lebih jelasnya mengenai hasil komoditi pertanian lainnya di
Kecamatan Sunggal dapat dilihat pada Tabel 4.16
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16
Komoditi Hasil Pertanian dan Perkebunan yang Diperoleh
Dari Hasil Panen Petani di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Jenis Komoditi
Banyaknya (Ton)
Padi Sawah
352.140
Jagung
134.723
Ubi Kayu
29
Ubi Rambat
17
Kacang- Kacangan
93
Sayur – Sayuran
85
Buah - buahan/
Jambu BijiMerah
518
B. Kegiatan Perindustrian
Kecamatan Sunggal terdapat sektor industri yang turut juga mendukung
perekonomian Kecamatan Sunggal, adapun sektor industri yang terdapat di
Kecamatan Sunggal terdiri dari industri besar, industri sedang dan industri
kecil dan kerajinan Rumah Tangga. Kegiatan industri yang dominan terdapat
di Kecamatan Sunggal adalah kerajinan rumah tangga dengan jumlah 246
industri kerajinan Rumah Tangga. Untuk jumlah banyaknya industri besar dan
sedang dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17
Banyaknya Industri Berdasarkan Jenisnya
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
Jenis Industri
Industri Besar
Jumlah
97
Industri Sedang
105
Industri Kecil
129
Industri Kerajinan RT
246
Universitas Sumatera Utara
C.
Kegiatan Usaha di Bidang Jasa
Kegiatan perekonomian jasa dan perdagangan sangat berperan dalam
ketersediaan lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran. Kegiatan
jasa yang terdapat di Kecamatan Sunggal terdiri jasa reparasi mobil, sepeda
motor, elektronik dan tukang jahit. Untuk kegiatan jasa didominasi kegiatan
usaha jasa reparasi sepeda motor dengan jumlah usaha 264. Mengenai
jumlah banyaknya kegiatan usaha jasa selanjutnya dapat dilihat pada Tabel
4.18.
Tabel 4.18
Banyaknya Jenis Usaha Jasa Reparasi
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Desa
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei Beras Sekata
Tanjung Selamat
SunggalKanan
Medan Krio
Paya Geli
Puji Mulio
Sei Semayang
Sumber Melati Diski
Serba Jadi
Muliorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
Mobil
1
3
1
0
3
1
2
7
5
9
5
0
8
7
4
3
4
63
Reparasi
Sepeda
Elektronik
Motor
9
1
26
2
12
2
9
1
12
4
8
4
9
13
17
5
17
8
24
12
12
6
6
1
28
14
23
5
13
3
18
8
21
11
264
96
Tukang
Jahit
2
7
11
6
15
21
19
13
9
15
8
3
28
25
13
14
26
235
Kegiatan usaha jasa lainnya yang terdapat di Kecamatan Sunggal adalah
jasa perbankan dan perkoperasian. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.19 dan Tabel 4.20.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19
Banyaknya Koperasi
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
No
NAMA KOPERASI
1. KPRI
SMP. DISKI (SLTP NEG. 1)
MENCIRIM INDAH (SMP N. 3)
2. KOPKAR
PT. ABC TAMA
PT. MASTINDO UTAMA
SUMATERA PLASTIK
3. KOPEM
MUJUR SEJAHTERA
4. KSP
SEPAKAT JAYA
SURYA ABADI MANDIRI
5. KSU
SEPAKAT
AL MUHAJIRIN
SEMAYANG BERSAMA
FITRI KARMA
KHARISMA
MEGA TANI
AKBAR
SINAR SURYA LESTARI
6. SYARIAH/BMT
SYARIAH ZATA DINT
ALAMAT
DISKI
SEI MENCIRIM
DESA PAPA GELI
JL. MEDAN BINJAI
DESA PURWODADI
DESA SUNGGAL KANAN
KR. REDO SEI SEMAYANG
JL. SEI MENCIRIM
DESA MEDAN KRIO
KM. 12 PURWODADI
JL. MEDAN BINJAI
JL. BARU
JL. P. KEMERDEKAAN
DUSUN I NO2 SUKAMAJU
JL. SERAYU
JL. BESAR TANJUNG SEUMAT
JL. SUKA BUMI PUJI MULYO
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20
Banyaknya Jasa Perbankan dan Sejenisnya di rinci Per Desa
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
3
9
10
11
12
13
14
15
16
17
D.
Desa
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei B. Sekata
Tj. Selamat
Sunggal Kanan
Medan Kerio
Paya Geli
Puji, Mulyo
Sei Semayang
S. M. Diski
Serba Jadi
Muliorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
Bank
Umum
(Unit)
1
2
2
5
BRI
(Unit)
BPR
(Unit)
1
1
1
3
2
1
1
1
2
7
Pegadaian Asuransi
(Unit)
(Unit)
1
2
1
1
Kegiatan Peternakan
Dibidang peternakan, Kecamatan Sunggal memiliki produksi komoditi
peternakan yang dapat diandalkan terhadap ketersediaan bahan pangan
Kecamatan Sunggal serta menjadi salah satu pensuplai bahan pangan
terhadap Kota Medan dan Kota Binjai. Terdapat usaha peternakan besar dan
peternakan kecil dimana jumlah peternakan terbesar adalah peternakan
ayam petelur yaitu 525.455 peternakan. Lebih rinci untuk usaha peternakan
lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.21 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.21
Banyaknya Ternak Besar/Kecil dan Unggas
Di Kecamatan Sunggal Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Desa
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei Beras Sekata
Tanjung Selamat
SunggalKanan
Medan Krio
Paya Geli
Puji Mulio
Sei Semayang
Sumber Melati Diski
Serba Jadi
Muliorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
Kambing
Babi
Ayam Buras
265
378
276
153
292
244
385
252
226
584
418
119
683
165
219
236
243
5.138
179
111
153
230
123
0
193
0
0
629
215
186
797
37
245
561
858
4.517
4.709
9.547
4.138
2.281
4.073
4.464
12.219
11.730
11.242
34.377
896
5.702
21.831
9.531
10.916
12.056
11.437
171.149
No
Desa
Itik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Telaga Sari
Sei Mencirim
Suka Maju
Sei Beras Sekata
Tanjung Selamat
SunggalKanan
Medan Krio
Paya Geli
Puji Mulio
Sei Semayang
Sumber Melati Diski
Serba Jadi
Muliorejo
Lalang
Purwodadi
Tanjung Gusta
Helvetia
Jumlah
48
94
47
26
46
48
114
128
87
200
76
47
211
89
112
107
122
1.602
Sapi
Potong
442
898
788
92
140
119
231
17
46
351
12
100
200
44
56
311
187
4.034
Ayam
Petelur
0
342.689
0
0
91.380
0
0
91.386
0
0
0
0
0
0
0
0
0
525.455
Kerbau
18
12
36
6
10
0
19
0
0
0
0
0
0
6
6
12
10
135
Universitas Sumatera Utara
4.1.9 Peraturan Yang berhubungan dengan Kabupaten Deli Serdang
Otonomi daerah telah memberikan perubahan yang mendasar bagi
perkembangan ketatanegaraan Indonesia, khususnya pada Pemerintahan Daerah.
Otonomi daerah telah meletakkan kewenangan yang luas, nyata dan bartanggung
jawab kepada daerah secara proposional yang diwujudkan dalam pengaturan,
pembagian dan pemanfaatan sumberdaya nasional yang berkeadilan serta
perimbangan keuangan Pusat dan Daerah. Otonomi yang benar dalam hal ini
terutama adalah mengakomodasikan aspirasi yang secara rill ada di masyarakat
dalam tindakan dan atau kebijaksanaan secara nyata.
Prajudi (1978) memaparkan di dalam kerangka otonomi daerah tersebut,
berdasarkan perspektif hukum (positif) harus diarahkan pada satu kata kunci yaitu
konsistensi. Konsistensi utama dan pertama-tama ditujukan terhadap asas hukum
baik yang dituangkan di dalam peraturan perundang-undangan dalam perspektif
Asas Umum Pemerintahan yang baik.Asas hukum yangbersifat tersurat dan
memang memerlukan penafsiran lebih lanjut akan tetapi jika didasarkan pada
persamaan persepsi terhadap pemaknaan konsep yang utuh, tidak akan
menimbulkan permasalahan.
Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2012
mengatakan bahwa kewenangan daerah mencakup dalam bidang pemerintahan
kecuali kewenangan dalam bidang politik, luar negeri, pertahanan kemanan,
peradilan dan moneter dan fiskal serta kewenangan lain.
Selanjutnya kewenangan yang diberikan kepada daerah kota dan kabupaten akan
dibatasi oleh kewenangan Pemerintah pusat di bidang lainnya, seperti diatur di
dalam pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2012, yaitu yang
Universitas Sumatera Utara
menyangkut :
1. Kebijakan
tentang
perencanaan
nasional
dan
pengendalian
pembangunan secara makro;
2. Kebijakan dana perimbangan keuangan;
3. Kebijakan sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian
negara;
4. Kebijakan pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang
bersifat strategis;
5. Kebijakan konservasi;
6. kebijakan standarisasi nasional.
Disamping itu kewenangan daerah Kabupaten dan daerah Kota dibatasi
pula oleh kewenangan daerah propinsi sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 beserta penjelasannya, yaitu kewenangan yang
bersifat lintas Kabupaten dan Kota dan Kewenangan dalam bidang pemerintahan
tertentu lainnya.
Menurut Penjelasan Pasal 9 undang-undag Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yang termasuk kewenangan bidang pemerintahan yang
bersifat lintas Kabupaten dan Kota antara lain:
a. Kewenangan di bidang Pekerjaan Umum;
b. Kewenangan di bidang Perkebunan;
c. Kewenangan di bidang kehutanan;
d. Kewenangan di bidang Perhubungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kewenangan bidang pemerintahan
tertentu lainnya adalah :
Universitas Sumatera Utara
a.
Perencanaan dan pengendalian pembangunan secara makro;
b.
Pelatihan bidang tertentu alokasi sumber daya manusia potensial dan
penelitian yang mencakup wilayah propinsi;
c.
Pengelolaan pelabuhan regional;
d.
Pengendalian lingkungan hidup;
e.
Promosi daging dan budaya pariwisata;
f.
Penanganan penyakit menular dan hama tanaman;
g.
Perencanaan tata ruang propinsi.
Dengan demikian, apabila semua daerah Kabupaten dan Kota sudah dapat
melaksanakan semua kewenangannya, maka kewenangan yang tinggal pada
daerah propinsi hanyalah kewenangan bidang pemerintahan yang bersifat lintas
kabupaten dan kota serta kewenangan bidang tertentu lainnya sebagaimana telah
dikemukakan diatas, disamping kewenangan sebagai wilayah administrasi yag
dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil Pemerintahan Pusat di daerah.
Kewenangan
pemerintah
untuk
dalam
mengembangkan
aspek
kependudukan dan aspek perekonomian membutuhkan suatu kewenangan yang
lebih besar di dalam pengelolaannya. Kewenangan daerah sebagaimana yang
ditetapkan di dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 adalah bahwa
penyerahan wewenang pemerintah oleh Pemerintah kepada Daerah Otonomi
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan, daerah
otonomi adalah Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten dan Daerah Kota.
Kewenangan ini adalah berupa peraturan-peraturan daerah yang menetapkan
wewenang daerah untuk mengelola sumber daya nasional yang tersedia di
wilayahnya dan bertanggung jawab terhadap kelestariannya.
Universitas Sumatera Utara
Melalui kewenangan yang dimiliki daerah tersebut, yaitu pihak eksekutif
dan legislatif daerah menetapkan perda-perda. Bagian ini mencoba untuk
menginventarisasikan berbagai perda-perda yang mengatur tentang kewenangan
pemerintah daerah khususnya Kabupaten Deli Serdang yang ada di dalam konteks
menjalankan, mempertahankan dan meningkatkan aspek tentang memperoleh
IMB dalam hubungannya dengan sertifikasi Amdal di Kabupaten Deli Serdang.
Perda-perda ini dimaksudkan agar pelaksanaan pembangunan di
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat memperhatikan ramah
lingkungan yang merupakan bagian dari esensi pelaksanaan AMDAL, dimana
dalam rangka menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan bagi
rencana usaha yang tidak ada dampak pentingnya atau secara teknologi sudah
dapat dikelola dampak pentingnya maka diwajibkan membuat UKL dan UPL
Baik AMDAL maupun UKL dan UPL adalah syarat untuk mendapatkan izin
melakukan usaha.
Adapun Perda-perda yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang, antara lain yang yang mengatur kebijaksanan dan prosedur yang
berkaitan dengan kajian hukum tentang memperoleh IMB dalam Hubungannya
dengan Sertifikasi Amdal di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdangadalah :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Izin
Tempat Usaha. Perda ini diterbitkan dalam rangka usaha-usaha Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang dalam melaksanakan penataan dan sekaligus
pembinaan terhadap para pengusaha, oleh karena itu perlu diberikan Izin
Tempat Usaha kepada para pengusaha yang melaksanakan kegiatan usaha di
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
Pada perda ini dijelaskan subjek hukum yang wajib dikenakan retribusi yaitu
orang pribadi atau badan hukum, badan hukum yaitu sekumpulan orang
dan/atau modal yang. merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas,
Perseroan Komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau
Daerah dengan nama di dalam bentuk apapun, Firma, Koperasi, ana Pensiun,
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Sosial Politik atau organisasi
yang sejenis, Lembaga Bentuk Usaha Tetap dan bentuk badan lainnya.
Mengenai perizinan mempunyai jangka waktu 3 (tiga) tahun dan selanjutnya
setiap tahun divalidasi sekaligus pembayaran retribusi dan pada Perda ini juga
dilakukan pengawasan berupa pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas yang
telah diberi wewenang untuk itu terhadap izin tempat usaha yang dilakukan
setiap tahunnya untuk memeriksa letak, ukuran luas, jenis usaha berubah dan
atau kegiatan usaha dialihkan dan atau dipindahkan kepada pihak lain tanpa
izin dari Kepala Daerah.
Pada perda ini mengatur sanksi administrasi terhadap wajib Retribusi yang
tidak membayar tepat waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi
administrasi berupa Benda sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari besarnya
Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan
menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.
Dalam hal terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam perda
ini diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau
denda setinggi-tingginya 4 (empat) kali Retribusi terutang, dan dalam proses
penyidikn terhadap tindak pidana perpajakan daerah dah retribusi diberikan
Universitas Sumatera Utara
kewenangan kepada PPNS tertentu di lingkungan pemerintah daerah setempat.
Perda ini terdiri dari VII Bab dan 30 Pasal yang mengatur tentang Ketentuan
umum, Nama, Objek, Subjek Retribusi dan Persyaratan dalam Memperoleh
Izin, Jangka Waktu Berlakunya Izin Tempat Usaha, Golongan Retribusi, Cara
Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, Prinsip Penetapan dan Struktur dan
Besarnya Tarif Retribusi, Wilayah Pemungutan, Tatacara Pemungutan dan
Penetapan Retribusi, Sanksi Administrasi, Tatacara Pembayaran, Tatacara
Penagihan, Pengawasan, Ketentuan Pidana, Penyidikan, Ketentuan Peralihan
dan Ketentuan Penutup.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Izin
Gangguan.
Perda ini diterbitkan untuk melaksanakan Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah yang
terkait atas pemakaian kekayaan perlu disesuaikan.
Perda ini bertujuan untuk melakukan pengaturan guna melindungi
kepentingan umum dan lingkungan yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian
dan gangguan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan. Perda ini
mengatur tentang subjek hukum yang wajib memiliki izin gangguan/ tempat
usaha dalam hal mendirikan atau memperluas tempat usahanya dilokasi
tertentu yang ang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, tidak
termasuk tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk oleh pemerintah pusat
atau daerah (Pasal 8 ayat (1).
Perda ini juga mengatur sanksi administrasi dan sanksi pidana, sanksi
administrasi dikenakan bagi wajib pajak yang tidak membayar retribusi tepat
Universitas Sumatera Utara
pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi adminstrasi sebesar
2 % (Perda No 8 tentang retribusi perizinan tertentu Pasal 53), sedangkan
sanksi pidana dikenakan bagi pelaku yang melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuandalam peraturan daerah ini dan ancaman pidananya
kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya 4
(empat) bulan kali retribusi terhalang (Pasal 25).
Perda ini juga mengatur mengenai Penyidikan yaitu Pasal 27 ayat (1) yang
memberikan wewenang kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu
dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik
untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidangretribusi daerah.
Perda ini terdiri dari VII Bab dan 30 Pasal yang mengatur tentang Ketentuan
umum, Subjek, Objek Retribusi, Golongan Retribusi, Retribusi Izin
Gangguan, Jangka Waktu Berlakunya Izin Gangguan (HO), Ketentuan
Retribusi, Tatacara Pemungutan, Wilayah Pungutan, Sanksi Administrasi,
Tatacara
Pembayaran,
Tatacara
Penagihan,
Tatacara
Perhitungan
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribusi, Kadaluarsa, Tatacara
Penghapusan Piutang Retribusi yang Kadaluarsa, Ketentuan Pidana,
Penyidikan, Ketentuan Penutup.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang
Retribusi lzin Mendirikan Bangunan dalam Daerah Kabupaten Deli Serdang.
Perda ini diterbitkan bertujuan untuk mengatur tentang Retribusi izin
mendirikan bangunan harus disesuaikan dengan ketentuan peraturan yang ada,
dan sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di
Kabupaten Deli serdang.Perda ini bertujuan dalam rangka untuk pengaturan,
Universitas Sumatera Utara
pembinaan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan mendirikan bangunan
guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Pada Perda ini mengatur bahwa setiap orang pribadi atau badan yang
mendirikan bangunan harus memperoleh izin dari Kepala Negara dan juga
harus melengkapi adanya Dokumen Amdal yang disetujui Tim Komisi
Tingkat II untuk usaha industri/pabrik, perumahan/real estate, pusat
perbelanjaan dan usaha-usaha yang mempunyai dampak lingkungan lainnya.
Pemegang izin mendirikan bangunan memilki kewajiabn yang harus,
dipenuhinya agar permohonan bangunan tidak ditolak atau dibongkar. Jika
permintaan izin tidak dipenuhi maka permohonan akan ditolak dan akan
terjadinya pembongkaran bangunan dengan izin kepala daerah untuk
memberikan kesempatan kepada pemilik bangunan/pelaksana bangunan untuk
membongkar bangunannya, dan apabila tidak dilakukan pembongkaran
selambat-lambatnya 7 (tujuh hari) sesudah perintah pembongkaran maka
kepala daerah atau pejabat yang dihunjuk dapat membonkar seluruh atau
sebagian bangunan tersebut atas biaya dan resiko pemilik/pelaksana bangunan
Pasal 54 point (3).
Perda ini terdiri dari XXI Bab dan 70 Pasal yang mengatur tentang Ketentuan
umum, Perizinan, Pelaksanaan Pekerjaan Mendirikan Bangunan, Objek dan
Subjek Retribusi, Golongan Retribusi, Cara Mengukur Tingkat Penggunaan
Jasa, Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif,
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi, Cara Penghitungan Retribusi, Wilayah
Pemungutan,
Tatacara
Pemungutan,
Sanksi
Administrasi,
Tatacara
Pembayaran, Tatacara Penagihan, Pengembalian Kelebihan Pembayaran,
Universitas Sumatera Utara
Keberatan, Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi, Kadaluarsa
Penagihan, Penyidikan, Ketentuan Peralihan, Ketentuan Penutup.
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2011
Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.Keputusan ini diterbitkan
sebagai pelaksana dari Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8
Tahun 2011 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
Peraturan ini bertujuan untuk mengatur tentang izinmendirikan bangunan yang
selanjutnya disebut retribusi yaitu pembayaran atas pemberian izin kepada
orang pribadi atau badan, termasuk dalam kegiatan peninjauan, disain, dan
pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana
teknis bangunan, rencana tata ruang teknis bangunan, rencana tata ruang yang
berlaku dengan tetap memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan (KDB),
Koefisien Luas Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB) dan
Pengawasan Penggunaan Bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka
memenuhi syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.
Perda ini terdiri dari XXI Bab dan 70 Pasal yang mengatur tentang mengatur
tentang Ketentuan umum, Perizinan, Pelaksanaan Pekerjaan Mendirikan
Bangunan, Objek dan Subjek Retribusi, Golongan Retribusi, Cara Mengukur
Tingkat Penggunaan Jasa, Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan
Besarnya Tarif, Struktur dan Besarnya TarifRetribusi, Cara Penghitungan
Retribusi, Wilayah Pemungutan, Tatacara Pemungutan, Sanksi Administrasi,
Tatacara
Pembayaran,
Tatacara
Penagihan,
Pengembalian
Kelebihan
Pembayaran, Keberatan, Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi,
Kadaluarsa Penagihan, Penyidikan, Ketentuan Peralihan, Ketentuan Penutup.
Universitas Sumatera Utara
Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ini juga didukung dengan adanya
Ketetapan Tarif Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dalam Perda
Kabupaten Deli Serdang Pasal 27 Bagian Kelima Struktur dan Besarnya Tarif
Retribusi.
Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 6 Tahun 2011 Bagian
Ketiga Belas Pasal 25 Tentang Penetapan Kelas Jalan, Daerah Milik Jalan
(DAMIJA) dan Garis Sempadan Bangunan (GSB) untuk Izin Mendirikan
Bangunan dalam Kabupaten Deli Serdang.Keputusan ini diterbitkan bertujuan
untuk kelancaran pelaksanaan dalam menentukan Retribusi terutang terhadap
suatu bangunan perlu ditetapkan Kelas Jalan Daerah Milik Jalan (DAMIJA)
dan Garis Sempadan Bangunan (GSB) dalam Kabupaten Deli Serdang.
Keputusan ini menetapkan tentang kelas jalan, Daerah Milik Jalan (DAMIJA)
dan Garis Sempadan Bangunan (GSB) untuk Izin mendirikan bangunan dalam
Kabupaten Deli Serdang. Keputusan ini terdiri dari 3 Pasal yang mengatur
ketetapan keputusan ini.
6. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor : 420 Tahun 2010 Tentang Penetapan
Harga Dasar Bangunan dalam Daerah Kabupaten Deli Serdang.
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo.
8. Peraturan Daerah Nomor 1675 tahun 2014 tentang Izin Lingkungan.
9. Peraturan Daerah Nomor 1536 tahun 2014 tentang Jenis usaha/ kegiatan yang
wajib memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
Terdapa