Komunitas Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Pelaksanaan Penelitian

1. Pengukuran DO

2. Pengukuran suhu

3. Pengukuran pH

4. Pengambilan substrat

5. Pengambilan makrozoobentos

6. Penanganan makrozoobentos

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Sambungan


7. Pengambilan BOD5

9.

Pengukuran salinitas

8. Pengukuran BOD5

10. Analisis substrat

11. Pencemaran perairan

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Gambar Bahan dan Alat Penelitian

1. Botol sampel

3. Botol Winkler


5. Jarum suntik

2. Labu Erlenmeyer

4. Kuas

6. Pipet tetes

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Sambungan

7. Pinset

9. Plastik

11. Kertas Label

8. Tisu


10. Karet

12. Lakban

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Sambungan

13. Alat tulis

14. Alkohol

15. Aquadest

16. Cool box

17. Zat Winkler

18. Gunting


Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Sambungan

19. Meteran

21. Kaca pembesar

23. Refraktometer

20. Termometer

22. Surber net

24. pH meter

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Hasil Analisis Substrat Dasar


Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Data Pasang Surut

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Sambungan
Data yang sudah diolah melalui software pasang surut :

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Sambungan
Rumus perhitungan pasang surut metode admiralty :

F=
=

=


AK 1+ AO 1
AM 2+AS 2

1,0+ 0,7
0,9+1,3
1,7
2,2

= 0,7
Keterangan :
F

: Form-zahl atau konstanta pasang surut.

AK1 : amplitudo dari anak gelombang pasang surut harian tunggal rata-rata yang
dipengaruhi oleh deklinasi bulan dan matahari.
AO1 : amplitudo dari anak

gelombang


pasang

surut harian tunggal yang

dipengaruhi oleh deklinasi matahari.
AM2 : amplitude dari anak gelombang pasang surut harian ganda rata-rata yang
dipengaruhi oleh bulan.
AS2 : amplitudo dari anak gelombang pasang surut harian ganda rata-rata yang
dipengaruhi oleh matahari.
Nilai F
0 < F < 0,25

Tipe Pasang Surut
harian ganda murni (semi diurnal)

0,25 < F < 1,50

campuran (mixed type) condong ke harian ganda

1,50 < F < 3,00


campuran (mixed type) condong ke harian tunggal

F ≥ 3,00

harian tunggal murni (diurnal type)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Makrozoobentos
Makrozoobentos

Ciri-Ciri
-

Ukuran tubuh kecil dan
pipih

-


Berrostrum pendek

-

Karapas lunak

-

Karapas

Acetes serrulatus
berbentuk

hexagon
-

Berwarna

hijau


kekuningan
-

Memiliki tungkai mata
yang panjang

Podopthalmus vigil

Permukaan

punggung

relatif datar
-

Permukaan

karapas

halus

-

Berwarna hijau gelap
secara keseluruhan

-

Memiliki

kaki

yang

panjang.
Thalamita crenata
-

Puncak rostrum sangat
tajam dan menonjol

-

Antenulla bagian atas
sangat pendek.

-

Berwarna merah dan
mata berwarna hitam.

Aristaeopsis edwardsiana

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Sambungan
-

Permukaan

karapas

halus,
-

Berwarna biru gelap,

-

Kaki keras pendek dan
berbulu.

Cardisoma hirtipes
-

Permukaan

karapas

bergranula
-

Kaki kokoh

-

Permukaan

punggung

cembung.
Cardisoma rotundum
-

Memiliki rostrum tidak
panjang

namun

bergerigi
-

Antenulla yang panjang

-

Tungkai

mata

yang

panjang.

Metapenaeus tenuipes
-

Memiliki tubuh pipih

-

Mata yang hitam

-

Memiliki bulu di sisi
samping bagian tubuh.

Planaria sp.
-

Memiliki

cangkang

putih dan keras
-

Memiliki rib radial

-

Terdapat bulu di luar
cangkang

Anadara antiquata

yang

berwarna coklat gelap.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Sambungan
-

Memiliki

cangkang

yang keras
-

Permukaannya

halus

serta berwarna variasi.

Mactra fragilis
-

Memiliki

cangkang

yang keras
-

Memiliki

ruas

berwarna

dan
hijau

kehitaman.
Corbicula javanica
-

Memiliki ukuran kecil

-

Cangkang memanjang
ke

atas

bercorak

melingkar
-

Berwarna variasi coklat

-

Permukaan

Cerithidea cingulata

cangkang

yang bergerigi.
-

Memiliki

cangkang

yang keras memanjang
ke atas
-

Berwarna gelap

-

Permukaan

cangkang

halus setiap ruasnya.

Faunus ater
-

Berukuran kecil

-

memiliki

cangkang

yang ramping ke atas
dan beruas
Melanoides torulosa

berwarna

coklat

kehitaman.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Sambungan
-

Berukuran kecil

-

Memiliki

gerigi

runcing

di sekeliling

ruas
-

Berwarna coklat.

-

Berukuran 2-3 cm

-

Permukaan

Thiara scabra

keras

cangkang

bergerigi dan

memiliki motif cincin
berwarna coklat.
Gyrineum gyrinum
-

Memiliki

tungkai

cangkang yang panjang
dan ramping
-

Permukaan
yang

cangkang

bergerigi

dan

keras
Pisania crocata

-

Berwarna kekuningan.

-

Memiliki
keras

cangkang

tidak

banyak

gerigi.
-

Memiliki

tungkai

cangkang yang panjang
dan ramping
Pisania truncata

-

Berwarna putih.

-

Spesies dari golongan
siput

air

memiliki

asin

ini

cangkang

keras berduri
Murex trapa

berwarna coklat abuabu.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Sambungan
-

Memiliki

duri

lebih

sedikit dan lebih kecil
dari spesies M. trapa
-

Memiliki

cangkang

yang keras berwarna
coklat abu-abu.

Murex tribulus
-

Memiliki ukuran kecil

-

Cangkang setiap ruas
memiliki gerigi yang
mengelilingi rib

-

Berwarna coklat gelap.

-

Memiliki

Nodilittorina pyramidalis
cangkang

kecil dan tipis
-

Berwarna coklat

-

memiliki

Littorina sp.
cangkang

keras dan banyak ruas
-

ramping

-

berwarna putih.

-

Memiliki

Turritella terebra
agak

cangkang

pipih

namun

cembung sedikit
-

Berselaput

di

luar

cangkang

berwarna

coklat kehitaman
Haliotis planata

-

Di

dalam

cangkang

berwarna abu-abu kilau.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Sambungan
-

memiliki

cangkang

yang tebal keras serta
berwarna hitam.
-

Permukaan

cangkang

kasar seperti granula.
Monodonta labio
- Memiliki bentuk seperti
kerucut
- Permukaan datar
- Memiliki motif garis
Berwarna coklat horizontal.
Trochus radiatus
-

Memiliki

bentuk

kerucut
-

Permukaan

cangkang

sedikit kasar
-

Berwarna lebih gelap.

-

Memiliki

kemiripan

dengan

cerithidea

Trochus californicum

cingulata
-

Spesies

ini

lebih

ramping, bergerigi yang
lebih
Cerithium alveolum

banyak,

warna

lebih pucat.
-

Memiliki
dengan

kemiripan
spesies

Littorina sp.
-

Spesies ini bercangkang
kecil berwarna gelap
dan lebih tebal daripada

Quoiya decollata

Littorina sp..

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Sambungan
-

Memiliki

cangkang

yang tebal
-

Berwarna

coklat

dengan

kombinasi

putih.

Strombus microurceus
-

Memiliki

cangkang

yang bulat
-

Bermotif segitiga yang
menghiasi
permukaan
bagian

luar

seluruh
cangkang
dengan

warna hitam kombinasi

Nerita chameleon

coklat.
-

Bercangkang tebal

-

Permukaan

cangkang

luar memiliki ruas
-

Berwarna

coklat

kehitaman

Nerita albicilla
-

Memiliki

cangkang

berbentuk bulat serta
tipis
-

Berwarna

kuning

keemasan.
Pila scutata

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Sambungan
-

Memiliki ukuran dan
bentuk
dengan

yang
Pila

namun

sama
scutata,

cangkang

spesies ini lebih tebal
dan gelap.
Pila ampullacea
-

Memiliki

bentuk

kerucut sama dengan
genus trochus namun
genus tectus memiliki
ukuran

yang

lebih

ramping.
Tectus conus

-

Tectus conus memiliki
garis yang membujur
dan

motif

seluruh

titik

di

permukaan

cangkang luar.
-

Tidak memiliki motif

-

Berwarna pucat

-

Bentuk yang ramping
dan bawah cangkang
yang datar.

Tectus triserialis
-

Memiliki ukuran tubuh
yang panjang

-

Bertekstur lunak

-

Berwarna merah

Pheretima sp.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. Contoh Perhitungan
Contoh perhitungan kepadatan populasi (K) spesies Pheretima sp. pada stasiun 1
adalah sebagai berikut:
K=

10.000 x a
10.000 x 18 180.000
ind
=
=
= 180 2 = 1,8 ind/m²
b
1.000
1000
cm

Contoh perhitungan kepadatan relatif (KR) spesies Pheretima sp. pada stasiun 1
adalah sebagai berikut:
KR =

=

Kepadatan suatu jenis
x 100%
∑seluruh jenis
18
x 100%
140

= 12,86%

Contoh perhitungan frekuensi kehadiran (FK) spesies Pheretima sp. pada stasiun
1 adalah sebagai berikut:
FK =

=

Jumlah sub plot ditempati suatu jenis
x 100%
Jumlah total sub plot
1
x 100%
3

= 33,33%

Contoh perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’) pada stasiun 1
adalah sebagai berikut:
s


H = − � pi ln pi
i=1
s

= −�
i=1

3
29
29
7
7
4
4
9
9
3
ln
+
ln
+
ln
+
ln
+
ln
140 140 140 140 140 140 140 140 140 140

= +

18
18
2
2
25
25
1
1
11
11
ln
+
ln
+
ln
+
ln
+
ln
140 140 140 140 140 140 140 140 140 140

= +

11
2
2
18
18
11
ln
+
ln
+
ln
140 140 140 140 140 140

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. Sambungan
s

= − � 0,021 ln 0,021 + 0,207 ln 0,207 + 0,05 ln 0,05 + 0,028 ln 0,028
i=1

= + 0,064 ln 0,064 + 0,128 ln 0,128 + 0,014 ln 0,014 + 0,178 ln 0,178
= + 0,007 ln 0,007 + 0,078 ln 0,078 + 0,078 ln 0,078 + 0,128 ln 0,128
= + 0,014 ln 0,014
s

= − � −0,081 + (−0,326) + (−0,149) + (−0,100) + (−0,176) +
i=1

= (−0,263) + (−0,059) + (−0,307) + (−0,034) + (−0,199) + (−0,199) +
= (−0,263) + (−0,059)
s

= − � −2,215
i=1

= 2,215
Contoh perhitungan indeks keseragaman (E’) pada stasiun 1 adalah sebagai
berikut :
H′
2,215
2,215
E =
=
=
= 0,863
Ln S
Ln 13
2,565


Contoh perhitungan analisis komunitas (IS) pada stasiun 1 adalah sebagai berikut :
IS =

2C
x 100%
A+B

=

2.4
x 100%
6 + 12 + 8

=

8
x 100%
26

= 30,77%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. Sambungan
Contoh perhitungan indeks pencemaran pada setiap stasiun penelitian adalah
sebagai berikut:
Stasiun 1
Parameter
DO

Ci
4,2

Lij
4

Ci/Lij
0,93

Ci/Lij baru
0,93

pH

7,0

6-9

-0,25

-0,25

BOD5

1,35

3

0,45

0,45

Salinitas

0,7

0,5-17

-0,493

-0,493

Suhu

30

25-30

2,5

2,989

Jumlah

3,137

3,626

Rata-rata

0,6274

0,7252

Perhitungan DO :
DO merupakan paramater yang jika harga parameter rendah kualitas
perairan akan menurun. DOmaks = 7 pada temperatur 25°C, sehingga diselesaikan
dengan rumus:
Ci/Lij = (7 − 4,2)/(7 − 4) = 3,8/3 = 0,93

Perhitungan pH, salinitas serta suhu :

Nilai pH, salinitas, serta suhu yang memiliki rentang sehingga penentuan
Ci/Lij sebagai berikut:
Ci/Lij ph = (6 + 9)/2 = 7,5 kemudian,
=

−0,5
7,0 − 7,5
=
= −0,25
2
9 − 7,0

Ci/Lij salinitas = (0,5 + 17)/2 = 8,75 kemudian,
=

0,7 − 8,75
−8,05
=
= −0,5
17 − 0,7
16,3

Ci/Lij suhu = (25 + 30)/2 = 27,5 kemudian,
=

30 − 27,5
= 2,5
30 − 30
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. Sambungan
Karena nilai Ci/Lij suhu >1 maka harus dicari Ci/Lijbaru dengan memasukkan
rumus :
Ci/Lijbaru = 1,0 + 5 log 2,5
= 1 + 1,989
= 2,989
Perhitungan BOD5 :
Ci/Lij BOD5 = 1,35 / 3 = 0,45
Kemudian tentukan nilai M (nilai maksimum dari kolom Ci/Lijbaru),
kemudian cari nilai R (nilai rata-rata dari penjumlahan kolom Ci/Lijbaru). Sehingga
selanjutnya dapat menenetukan nilai IP stasiun 1 sebagai berikut:

PIj =

2
2
�� Ci � M + � Ci � R
Lij
Lij

2

=

�(0,6274)2 2,989 + (0,6274)2 0,7252
2

=

�(0,3936)2,989 + (0,3936)0,7252
2

=

�1,1765 + 0,2854
2

= �0,73096936

= 0,855

Perhitungan di atas digunakan untuk perhitungan indeks pencemaran pada
stasiun berikutnya.

Universitas Sumatera Utara