Peranan Wilayatul Hisbah Dalam Mengurangi Seks Bebas Di Desa Kemili Kecamatan Bebesen Kota Takengon NAD

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peranan
Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat
diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Usman mengemukakan
peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan
dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku
(Eko, 2013).
Menurut Thoha (1998: 23) peranan adalah proses kognitif yang dialami penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Peranan merupakan penafsiran yang
unik terhadap situasi. Yang dimaksud dengan kognitif diatas adalah proses atau kegiatan
mental yang dasar seperti berfikir, mengetahui, memahami, dan kegiatan konsepsi mental
seperti sikap, kepercayaan dan pengharagaan yang kesemuanya merupakan faktor yang
menentukan perilaku.
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang
yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut
telah melaksanakan suatu peranan. peranan dapat membimbing seseorang dalam berprilaku,
karena fungsi peran itu sendiri adalah :
a. Memberi arah pada proses sosialisasi.
b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan

c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat.
d. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat melestarikan kehidupan
masyarakat (Narwoko, 2007: 160)

14
Universitas Sumatera Utara

Horton dan Hunt mengemukakan bahwa peran adalah perilaku yang di harapkan dari
seseorang yang mempunyai status. Bahkan dalam suatu status tunggal pun orang dihadapkan
dengan sekelompok peran yang disebut sebagai perangkat peran. Istilah seperangkat peran
(role set) digunakan untuk menunjukkan bahwa satu status tidak hanya mempunyai satu
peran tunggal, akan tetapi sejumlah peran yang saling berhubungan dan cocok
(http://id.shvoong.com).
Peranan mencakup 3 (tiga) hal, yaitu:
a. Peranan mengikuti dihubungkan dengan posisi dari tempat seseorang dalam
masyarakat. Peranan dalam arti merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.

(Sunarto, 1996: 55).

2.2. Seks
2.2.1 Pengertian
Istilah ”seks” secara etimologis, berasal dari bahasa latin “sexus” kemudian
diturunkan menjadi bahasa perancis kuno “sexe”. Istilah ini merupakan teks bahasa Inggris
pertengahan yang bias di lacak pada periode 1150-1500 M. “seks” secara leksikal bias
berkedudukan sebagai kata benda (noun), kata sifat (adjective), maupun kata kerja transitif
(verb of transitive). Secara terminologis seks adalah nafsu syahwat yaitu suatu kekuatan

pendorong hidup yang biasanya disebut dengan insting atau naluri yang dimiliki oleh setiap
manusia, baik dimiliki laki-laki maupun perempuan yang mempertemukan mereka guna
meneruskan kelanjutan keturunan manusia.

15
Universitas Sumatera Utara

Seks berarti jenis kelamin yang merupakan suatu sifat atau ciri yang membedakan
laki-laki dan perempuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3, seks adalah
jenis kelamin, hal yang berhubungan dengan alat kelamin seperti senggama dan birahi.

Seksual adalah sesuatu yang berkenaan dengan seks, dengan perkara persetubuhan antara
laki-laki dan perempuan. Seksualitas adalah ciri, sifat atau peranan seks, dorongan seks dan
kehidupan seks.
Seks merupakan tindakan hubungan badan antara laki-laki dan perempuan. Kontak
badan antara yang berlawanan jenis bisa menimbulkan gairah seksual. Aktifitas seksual pada
dasarnya adalah bagian dari naluri yang pemenuhannya sangat dipengaruhi stimulus dari luar
tubuh manusia dan alam berfikirnya. ”Seksualitas seseorang atau individu dipengaruhi oleh
banyak aspek dalam kehidupan, termasuk di dalamnya prioritas, aspirasi, pilihan kontak
sosial, hubungan interpersonal, self evaluation, ekspresi emosi, perasaan, karir dan
persahabatan. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat, baik
dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis” (Wirawan, 2001).
Pengertian seks yang lebih luas lagi adalah yang di kemukakan oleh wirawan (1991:
10) yang mendefinisikan seks dalam dua segi yaitu:
1. Seks dalam arti sempit
Dalam arti yang sempit, seks bearti kelamin dan yang termasuk adalah kelamin:
a. Alat kelamin itu sendiri
b. Anggota-anggota tubuh dan cirri-ciri badaniah lainnya yang membedakan antara
lelaki dan wanita, minsalnya: perbedaan suara, pertumbuhan kumis, payudara dan
lain-lain
c. Kelenjar dan hormon-hormon dan tubuh yang mempengaruhi bekerjanya alat

kelamin
d. Hubungan alat kelamin (senggama dan percumbuan)

16
Universitas Sumatera Utara

e. Proses perubahan, kehamilan dan kelahiran
2. Seks dalam arti luas
Dalam arti yang luas seks bearti segala hal yang terjadi sebagai akibat dari adanya
perbedaan jenis kelamin, antara lain:
a. Perbedaan tingkah laku seperti lembut, kasar dan genit
b. Perbedaan atribut seperti pakaian, nama dan lain-lain
c. Perbedaan peran dan pekerjaan
d. Hubungan antara pria dan wanita seperti tata krama, pergaulan, percintaan, pacaran,
perkawinan dan lain-lain
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat, baik dengan
lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Ada beberapa tipe hubungan seksual yang dapat
terjadi antara dua orang yang bersahabat yaitu:
1. Tipe hubungan seks yang dapat terjadi antara seseorang pria dengan pria lain (homo
seksual)

2. Tipe hubungan seks yang dapat terjadi antara seorang wanita dengan wanita lain
(lesbian)
3. Tipe hubungan seks seorang pria dengan seorang wanita
Menurut Nina (2000: 2), pengertian seks bisa di tinjau dari 5 aspek antara lain:
1. Seks ditinjau dari segi biologis
Bagaimana remaja tersebut memahami tentang seks itu sendiri yang mana
karakteristik kelamin primer yang menunjukan pada organ tubuh yang langsung
berhubungan dengan alat persetubuh dan proses reproduksi. Perbedaan organ
reproduksi juga termasuk dalam segi biologis yang sejak kecil sudah tertanam dalam
diri anak

17
Universitas Sumatera Utara

2. Seks di tinjau dari segi psikologis
Kematangan sangat nampak dalam bidang perilaku seksual. Hal ini disebabkan
karena penyesuaian diri sikap bermusuhan dengan lawan yang merupakan ciri dari
akhir masa kanak-kanak dan masa puber, menjadi sikap menaruh minat dan
pengembangan kasih sayang kepada mereka merupakan penyesuian yang radikal.
Remaja yang tidak berkencan karena meraka kurang menarik bagi lawan jenis atau

karena mereka masih menuruskanperasaan tidak senang pada lawan jenis, dianggap
tidak matang oleh teman-teman sebaya, keadaan ini menyebabkan terputusnya
hubungan sosial renaja dengan teman-teman yang sikap dan perilaku terhadap lawan
jenis sudah menjadi lebih matang.
Menolak peran seks yang diakui dan terus menerus memikirkan masalah seks,
kehamilan sebelum menikah dan pernikahan sebelum remaja dapat mencari nafkah juga
di anggap sebagai tanda-tanda ketidakmatangan. Menolak peran seks yang diakui,
terlebih bagi gadis-gadis, dianggap sebagai salah satu ketidakmatangan yang paling
berbahaya dibidang ini karena dapat merupakan sumber kesulitan dalam perkawinan.
3. Seks di tinjau dari segi agama
Dalam agaman Islam, pendidikaan seks tidak dapat dipisahkan dari agama dan
bahkan harus sepenuhnya dibangun diatas landasan agama. Agama mengajarkan
pendidikan seks yang demikian diharapkan dapat terbentuk individu remaja yang
menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab baik pria maupun wanita, sehingga
mereka mampu berperilaku sesuai dengan jenisnya dan bertanggung jawab atas
kesesuaian dirinya serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, strata
sosial ekonomi akan berpengaruh pada tingkat pendidikan dan hubungan sosial
seseorang dengan orang lain, sehingga fungsi-fungsi pengenalan ingatan, khayalan dan
daya fikir individu yang semua itu akan mempengaruhi terhadap informasi, kemajuan


18
Universitas Sumatera Utara

terknologi sangat besar perananya, sehingga jelas bahwa orang yang hidup di kota akan
berbeda kebutuhannya dengan orang yang hidup di desa.
Dengan kata lain bahwa lingkungan mempengaruhi kebutuhan manusia baik
materi maupun non materi. Perbuatan seseorang adalah cerminan dari pemenuhan
kebutuhan orang tersebut. Dengan demikian iman yang ada pada hati nurani dan
perasaan takud pada tuhan mempunyai peranan yang penting terhadap kebutuhan
manusia dan keseluruhannya sudah dibatasi dalam hukum agama.
4. Seks di tinjau dari sosial
Bernstein (dalam Hurlock, 1990: 129) menjelaskan bahwa seksisme (pemahaman
seks) di mulai dari kegiatan di taman kanak-kanak dimana gadis-gadis kecil diarahkan
bermain dengan boneka dan di liar kegiatan rekreasi antara anak lelaki dan perempuan
sangat di bedakan misalnya anak laki-laki di beri bola dan alat pemukulnya, sedangkan
anak perempuan bermain lompat tali, perantara penting yang mampu memberikan
pendidikan atau peran seks diri anak adalah media masa, buku cerita, pertunjukan
televisi yang di lihat dan semua yang mengarahkan pada penggolongan peran seks.
Pendidikan seks saat ini harus mengantisipasi kehudupan masyarakat, bangsa dan
Negara pada satu atau dua dekade mendatang agar subjek atau peserta didik dapat

mengambil peran yang tepat dalam kehidupan. Pendidikan sebagai investasi
kemanusiaan jangka panjang (long ramge Human investment) harus memberi
kemungkinan suksesnya kehidupan manusia pada masa yang akan datang. Berbagai
kemajuan teknologi, penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronik,
termaksud di dalamnya terdapat informasi tentang seks, menantang para pendidik
dimanapun ia berada untuk berpartisipasi secara aktif dan benar menyiapkan anak
bangsa membangun masa depan yang baik maupun menyangkal berbagai informasi
yang justru mampu merusak masa depan.

19
Universitas Sumatera Utara

5. Seks di tinjau dari segi hukum
Kesopanan pada umumnya mengenai adat kebiasaan yang baik dalam hubungan
antara berbagai anggota masyarakat sedangkan kesusilaan mengenai juga adat
kebiasaan yang baik itu, tetapi yang khusus ini dapat sedikit banyak mengenai kelamin
(seks) seorang manusia yang sudah tercantum dalam KHUP. Menurut Oemar Seno Adji
dalam karangannya pada majalah “Hukum dalam Masyarakat” tahun 1965 nomor
3,4,5,6 dan tahun 1966 Nomor 1, 2 dan 3 menggunakan istilah delik susila.
Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa seks adalah segala sesuatu

yang berkenaan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang mempunyai peranan
masing-masing dalam kehidupannya.
Menurut Sarwono (2001) perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong
oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun sesama jenis. Objek seksual biasa
berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri. Sedangkan menurut Hyde (1990)
perilaku seksual adalah tingkah laku yang dapat menimbulkan kemungkinan untuk mencapai
orgasme. Padahal ada kalanya ketika seseorang melakukan senggama ia tidak mengalami
orgasme, hal ini biasanya dialami oleh wanita. Untuk itu ditampilkan definisi lain, yaitu
perilaku seksual adalah semua jenis aktifitas fisik yang melibatkan tubuh untuk
mengekspresikan perasaan erotis atau afeksi (Nevid, Rathus & Rathus, 1995).
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual atau
aktifitas fisik yang melibatkan tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotis atau afeksi.

20
Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Fungsi Seks
Menurut Reuben (Wirawan, 1991:13) seks mempunyai beberapa fungsi, seperti:
a. Seks untuk tujuan reproduksi, yaitu untuk memperoleh keturunan. Oleh karena itu

sebagian orang beranggapan bahwa seks adalah suatu yang suci, suatu yang tabu dan
tidak patut di bicarakan secara terbuka
b. Seks untuk pernyataan cinta, yaitu seks yang dilakukan berlandaskan cinta dan di
dukung oleh ikatan cinta
c. Seks untuk kesenangan yaitu hubungan seks dengan menghayati hubungan yang lama
dan mampu mengalami kenikmatan tanpa merugikan salah satu pihak (Wirawan, 1899).

2.2.3 Jenis-Jenis Seks Dalam Arti Penyimpangan
Pada dasarnya semua aktivitas seks yang diperoleh dengan cara yang tidak wajar
termasuk ke dalam kelompok penyimpangan seksual. Ada beberapa jenis penyimpangan seks
yang paling sering terjadi di era modern ini yaitu:
a. Homoseksual dan Lesbian
Homoseksual adalah aktivitas seks yang terjadi akibat perubahan orientasi
pasangan seks dimana pelakunya disebut gay atau homo untuk pria dan lesbian untuk
penyuka sesama jenis wanita. Beberapa ahli tidak memasukkan homoseksualitas
sebagai penyakit melainkan rasa ketertarikan atau romantisme biasa terhadap sesame
jenis
b. Sadomasokis
Sadomasokis adalah salah satu aktivitas penyimpangan seks yang berbahaya
sebab jika dilakukan secara ekstrim dapat menyebabkan kematian. Kepuasan seks

diperoleh dengan cara menyiksa parner seks terlebih dahulu sebelum melakukan
hubungan intim. Semakin keras rasa sakit yang ditimbulkan maka pelaku akan semakin

21
Universitas Sumatera Utara

terangsang. Sementara masokis adalah perilaku menyimpang dimana penderita merasa
puas jika disiksa atau disakiti selama berhubungan intim
c. Ekshibisionisme
Ekshibisionisme adalah perilaku seks menyimpang dimana pelaku akan
memperoleh kenikmatan dengan cara memperlihatkan organ seksnya kepada orang
lain. Objek yang kaget, malu, takut dan menjerit akan semakin membuat pelaku
terangsang. Meski penyimpangan seks ini sebagian besar diidap kaum pria, banyak juga
wanita yang senang mempertontonkan anggota tubuh vitalnya kepada orang lain di
depan publik atau melalui media sosial seperti facebook dan twitter.
d. Voyeurisme
Voyeurisme adalah perilaku seks menyimpang dimana perilaku akan memperoleh
kepuasan seks dengan cara mengintip orang lain yang sedang telanjang atau mandi atau
bahkan saat berhubungan seks. Pelaku umumnya tidak akan melakukan kekerasan fisik
kepada korban hanya mengintip dan melakukan masturbasi setelah atau selama
mengintip
e. Fetishisme
Fetishisme disebut aneh karena pelaku hanya bisa menyalurkan hasrat seksnya
terhadap benda-benda tertentu seperti BH, celana dalam, kaos kaki atau benda lain.
Pelaku akan melakukan masturbasi dengan memegang objek tersebut sambil
mengkhayalkan bersetubuh dengan pemilik objek tersebut
f. Pedophilia
Pedhopilia bukan hanya penyimpangan seks tetapi juga pelanggaran hokum yang
sangat fatal. Pedhoplilia adalah ketertarikan melakukan aktivitas seks terhadap anak
kecil dibawah umur. Pelaku sebagian besar adalah orang dekat korban seperti tetangga
atau keluarga dekat

22
Universitas Sumatera Utara

g. Bestially
Bestially adalah perilaku seks menyimpang dimana penderita memiliki
ketertarikan melakukan hubungan seks dengan binatang seperti kuda, anjing, ular, ayam
dan lain-lain
h. Incest
Incest adalah hubungan intim yang dilakukan terhadap sesama anggota keluarga
seperti antara anak dengan ayah atau ibu, paman dengan kemenakan, antara sepupu
atau antara saudara dengan saudara. Hubungan rahasia ini biasanya tersembunyi sangat
rapat dan sangat jarang diketahui atau terbongkar
i. Necrophilia atau Necrofil
Necrofil adalah jenis penyimpangan seks dimana pelaku melakukan hubunganh
seks dengan mayat. Umumnya pelaku adalah pria yang mengalami gangguan perilaku
dan keterhambatan sosial dan menjadikan mayat yang tidak berdaya sebagai objek seks
j. Frotteuris
Pelaku seks frotteuris mendapatkan kepuasan seks dengan cara menggosokgosokkan alat kelaminnya ke tubuh wanita di tempat umum seperti di kereta, bis atau
tempat keramaian lainnya (12 Jenis Penyimpangan Seks yang Perlu Anda
Ketahui.htm_, diakses tanggal 09 juni 2014 pukul 17.45 WIB)

2.3 Seks Bebas (free sex)
2.3.1 Pengertian
Kurangnya informasi tentang seks dapat menyebabkan anak mencari tahu mengenai
hal itu dari berbagai sumber, termasuk melakukan eksperimen seksual. kalau sudah begini,
bersiap-siaplah orang tua dalam menghadapi problematika seks bebas anak remajanya.

23
Universitas Sumatera Utara

Seks bebas adalah gaya hidup yang berasal dari barat. Dalam hidup seks bebas ini,
manusia diberi kebebasan untuk melampiaskan hasrat seksualnya tanpa harus terikat pada
norma, baik agama maupun lingkungan sosial. Menurut mereka tubuh dan seksualitas adalah
murni urusan peribadi sehingga tidak seorangpun atau sesuatu pun yang berhak mengatur
apalagi mengekang kebebasan tersebut (Nawita, 2013:82-83)
Pengertian seks bebas menurut Kartono merupakan perilaku yang didorong oleh
hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan
sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam
masyarakat. Sedangkan menurut Desmita pengertian seks bebas adalah segala cara
mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ
seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi
perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki
pengalaman tentang seksual (Psycologymania, 2012).
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik
suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum
remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang
bukan pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi
seks untuk mengatasi kejenuhan http://pessek.com/pengetian-seks-bebas-dan-dampak-seksbebas.html, diakses tanggal 10 juni 2014 pukul 17.09 WIB).
Nevid mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara
pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik. Terdapat
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan
fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang
bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu,
terutama dorongan seks. Lebih lanjut Cynthia seks juga diartikan sebagai hubungan seksual

24
Universitas Sumatera Utara

tanpa ikatan pada yang menyebabkan berganti-ganti pasangan. Berdasarkan penjabaran
definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian seks bebas adalah segala tingkah laku
yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan
di luar hubungan pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan
dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara
umum (Psycologymania, 2012).
Selain itu seks bebas adalah sebuah model berhubungan seks yang dilakukan secara
bebas tanpa dibatasi oleh aturan-aturan serta tujuan yang jelas. Seks bebas secara psikis dan
genetis bukan termasuk penyimpangan seks, namun secara normatif seks bebas termasuk
kategori penyimpangan disebabkan perilaku tersebut cenderung lepas dari aturan baik hokum
positif maupun agama. Seks bebas bisa dilakukan kapan saja, dimana saja dan dengan siapa
saja yang ia kehendaki sekalipun dengan saudaranya sendiri (Himawan, 2007: 43).

2.3.2 Bentuk-Bentuk Perilaku Seks Bebas
Adapun bentuk-bentuk perilaku seks bebas adalah
a. Kissing yakni berciuman dengan bibir dan mulut terbuka serta termasuk menggunakan
lidah
b. Hickey yakni merasakan kenikmatan untuk menghisap atau menggigit dengan gemas
pasangan mereka, kadang-kadang pada leher, buah dada atau paha yang menyebabkan
sebuah tanda memar merah, tanda ini juga dinamakan isapan, cupang dan lain-lain
c. Necking yakni biasanya termasuk mencium wajah dan leher. Umumnya digunakan
untuk menggambarkan ciuman dan pelukan yang lebih mendalam, ciuman sambil
memegang buah dada
d. Petting yakni langkah yang lebih mendalam dari necking. Ini termasuk merasakan dan
mengusap-usap tubuh pasangan anda, termasuk lengan, dada, buah dada, kaki dan

25
Universitas Sumatera Utara

kadang-kadang daerah kemaluan baik diluar atau didalam pakaian. Baik necking dan
petting sama-sama membahayakan, sebab ketika dua orang begitu terangsang secara

seksual, mereka cenderung tidak mampu mencegah untuk tidak melakukan hubungan
intim atau tidak menggunakan alat mencegah kehamilan.
e. Foreplay yakni meliputi merangsang secara seksual melalui berciuman, necking dan
petting dalam persiapan untuk melakukan hubungan intim.
f. Hubungan intim yakni bersatunya dua orang secara seksual yang idealnya dilakukan
setelah pasangan pria dan wanita menikah. Dalam hubungan seksual manusia, penis
laki-laki yang ereksi masuk ke dalam vagina perempuan (Masland, 2006:79-80).

2.3.3 Sebab-Sebab Terjadinya Seks Bebas
Beberapa penyebab umum saat ini banyak terjadi perilaku seks bebas, yaitu:
a. Pengaruh teman sebaya
Teman merupakan bagian dari komunitas sosial yang turut serta membentuk
perkembangan pribadi seseorang setelah komunitas keluarga. Proses pembentukan
tersebut terjadi melalui proses yang sangat alamiah yaitu binteraksi antara individu
dalam komunitas sosialnya yang didalamnya terdapat komunikasi. Dari proses interaksi
dan komunikasi itulah banyak informasi yang masuk dan berpengaruh dalam diri
seseorang yang sebelumnya belum diperoleh. Dampak dari adanya saling komunikasi
dan saling mempengaruhi tersebut bergantung pada subjek atau objeknya.
b. Krisis kasih sayang orang tua
Mengasuh, mendidik dan menanamkan kasih sayang pada anak bukanlah hal
yang mudah, diperlukan kesabaran dan ketelatenan didalamnya. Disebabkan adanya
kesulitan yang terjadi didalamnya tidaklah mengherankan. Jika seorang anak hanya

26
Universitas Sumatera Utara

dihadapkan pada perintah-perintah terlebih bersifat represif, anak akan merasa rendah
diri dan kehilangan identitasnya sebagai manusia.
c. Kurangnya pedoman orang tua
Anak-anak bukanlah manusia yang dilahirkan untuk mengenal secara langsung
segala yang baik dan yang buruk dalam norma sosial. Mereka membutuhkan garis-garis
petunjuk atau pedoman yang jelas tentang perilaku dan buruk. Yang berpengaruh
paling besar terhadap mereka adalah sikap, keteladanan serta perilaku orang tua bukan
sekedar kata-kata. Para orang tua semestinya menetapkan standard-standar yang sama
bagi diri mereka sendiri sebagimana mereka menetapkannya bagi anak-anak mereka.
d. Pengaruh media massa
Media

massa

baik

cetak

maupun

elektronik

juga

berpengaruh

pada

berkembangnya perilaku seks bebas. Tayangan-tayangan acara baik yang dikemas
dalam bentuk sinetron atau film-film percintaan, iklan-iklan, acara-acara kriminal
maupun musik-musik cadas dimana sebagian kalangan berpendapat bahwa musik cadas
atau rock terutama yang didalamnya terkandung pesan-pesan pornografi dapat
memengaruhi kondisi seksual seseorang yaitu aktifnya hormon melatonin, suatu
hormon yang berasal dari kelenjar pinel di otak dimana memengaruhi siklus reproduksi
dan kondisi seksual seseorang.
e. Cinta adalah seks = pacaran yang kebablasan
Pacaran merupakan salah satu media interaksi awal antar lawan jenis. Melalui
media tersebut diharapakan terjadi proses adaptasi dan saling mengerti serta
kesepahaman antara keduanya. Namun dalam perjalanannya pacaran sering ternodai
oleh perilaku-perilaku sesat, pikit dan menjijikkan yaitu anggapan bahwa cinta adalah
seks. Anggapan inilah yang banyak menyesatkan dan akhirnya menjerumuskan

27
Universitas Sumatera Utara

perlaku-pelaku pacaran pada perbuatan yang semestinya mereka lakukan pasca pacaran
(nikah).

2.3.4 Dampak Yang Terjadi Akibat Seks Bebas
Adapun dampak buruk dan implikasi akibat seks bebas adalah
a. Aborsi
Aborsi mengandung pengertian pengguguran kandungan (miscarriage) atau
abortus. Christopher J. Geraon menyebutnya sebagai pengakhiran sebuah kehamilan.
Ada dua kategori aborsi yaitu aborsi spontan dan aborsi sengaja. Aborsi spontan
terjadia setelah seminggu masa kehamilan yaitu hilangnya janin secara alamiah tanpa
adanya intervensi manusia secara sengaja. Sedangkan, aborsi sengaja adalah aborsi
yang terjadi karena kesengajaan manusia. Aborsi jenis ini mempunyai beberapa jenis di
antaranya usaha-usaha nonprofessional oleh wanita yang hamil itu sendiri atau orang
lain untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan.
b. Putus sekolah
Salah satu akibat terjadinya seks pranikah adalah terputusnya kesempatan
melanjutkan studi. Biasanya terputusnya studi akibat hamil pranikah banyak terjadi
dikalangan remaja usia sekolah menengah atas atau SMA. Tidak sedikit sekolah tingkat
SMA yang kecolongan atas aib yang menimpa siswi-siswinya dan untuk menutup aib
serta memperbaiki citra sekolah tidak sedikit dari mereka yang terpaksa dikeluarkan.
c. Meningkatnya kriminalitas
Meningkatnya angka kriminalitas misalnya pengguguran kandungan atau aborsi
yang dilakukan oleh seorang dokter atau dukun serta pembunuhan bayi ketika lahir.
Media massa baik cetak maupun elektronik seringkali menayngkannya, pembuangan
bayi di kamar mandi oleh seseorang siswi SMA, penemuan orok ditempat sampah,

28
Universitas Sumatera Utara

malpraktek seorang dokter yang selalu melayani pengguguran kandungan dan
sebagianya. Semua jenis tindakan kriminal merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang
diakibatkan oleh seks bebas.
d. Penyebaran berbagai penyakit
Salah satu akibat dari merebaknya perilaku seks bebas adalah merebaknya
berbagai macam penyakit. Salah satu penyakit tersebut adalah Sefilis, penyakit ini
disebut penyakit raja singa yaitu penyakit kelamin yang disebabkan oleh Treponema
Pallidum yang berbahaya bagi penderita dan keturunannya yang biasanya ditularkan
melalui kontak seksual dan ciuman (53-56).
Perilaku seks bebas pada remaja akan menimbulkan beberapa manifestasi khususnya di
kalangan remaja itu sendiri. Dampak yang berkaitan dengan perilaku seks bebas ini menurut
Badan Koordianator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2008) meliputi:
a. Masalah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS
Masalah penyakit menular seksual dapat menyebabkan masalah kesehatan
seumur hidup, termasuk kemandulan dan rasa sakit kronis, serta meningkatkan resiko
penularan HIV. Kasus HIV/AIDS yang ditemukan dari tahun ke tahun kian meningkat.
Menurut WHO (2007) jumlah penderita AIDS di dunia ada sebanyak 33.300.000 dan di
asia ada sebanyak 4.900.000 kasus. Di Indonesia sendiri menurut perkiraan Depkes RI
pada tahun 2002 penderita HIV/AIDS ada sebanyak 110.000 dan pada 2006 naik
menjadi 193.000 dan pada tahun 2007-2008 jumlah kasus ini ditafsir menjadi 270.000
orang (Depkes RI, 2008).
AIDS merupakan penyakit yang menakutkan umat manusia oleh karena dapat
dipastikan bahwa penyakit ini akan membawa kematian dan sampai sekarang belum
ditemukan obatnya atau vaksin pencegahnya. Menurut Brook (2005), perkembangan

29
Universitas Sumatera Utara

vaksin masih sulit karena HIV cepat bermutasi, tidak diekspresi pada semua sel yang
terinfeksi dan tidak tersingkirkan secara sempurna.
AIDS adalah sekumpulan gejala (sindrom) dari berbagai keadaan yang
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini akan
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dengan merusak sel-sel limfosit yang
berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Ketika daya tahan tubuh
melemah, berbagai mikroorganisme dan penyakit dapat secara beruntun menyerang
tubuh penderita AIDS sehingga dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian
(Komisi Penanggulangan AIDS, 2007).
Media penularan HIV dapat melalui cairan sperma, cairan vagina dan darah.
Yang termasuk golongan beresiko tinggi untuk terinfeksi HIV adalah orang yang
menganut seks bebas (berganti-ganti pasangan), penderita penyakit yang sering
mendapat transfusi darah, bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita HIV/AIDS, dan
pengunaan jarum suntik bersama atau bergantian. Cara penularan yang paling nyata
adalah melalui hubungan seksual (Zein, 2006).
b. Kehamilan yang tidak diinginkan
Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas masih sangat rendah. Hal
paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka kehamilan
yang tidak diinginkan. Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja sering kali
berakhir dengan aborsi. Menurut BKKBN (2006), 21 % dari 63 % remaja yang pernah
melakukan aborsi. Aborsi yang disengaja (induced abortion) seringkali beresiko lebih
besar pada remaja putri dibandingkan pada wanita yang lebih tua. Remaja cenderung
menunggu lebih lama sebelum mencari bantuan karena tidak dapat mengakses
pelayanan kesehatan, atau bahkan mungkin mereka tidak sadar atau tahu bahwa mereka
hamil (Triswan, Gordon, Hughes, Murphey & Wilson, 2000).

30
Universitas Sumatera Utara

c. Dampak sosial seperti putus sekolah
d. Kanker
e. Infertilitas atau kemandulan
f. Masalah Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS
g. Dampak Psikologis
Dampak Psikologis yang seringkali terlupakan ketika melakukan free sex adalah
akan selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya
bantuan, binggung, stress, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut
tidak jelas, insomnia (sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan
konsentrasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, takut akan hukuman
Tuhan, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan hubungan.

2.3.5 Bentuk-Bentuk Upaya Mengurangi Seks Bebas
Adapun upaya-upaya untuk mengurangi seks bebas antara lain:
a. Memberi pendidikan seks yang benar
Pendidikan seks adalah langkah yang tidak boleh dilupakan dan merpakan salah
satu cara mencegah seks bebas paling penting. Ada banyak kasus dimana pergaulan
bebas terjadi karena ketidaktahuan seseorang terhadap berbagai resiko seks bebas,
seperti kehamilan dan penyakit menular. Faktanya pembicaraan tentang seks antara
orang tua dan anak masih sering dianggap tabu. Namun seiring dengan berkembangnya
zaman dimana informasi begitu melimpah dan mudah diakses
b. Beraktivitas positif
Perilaku seks bebas terjadi karena terlalu banyak waktu yang dilewatkan dalam
lingkungan yang tidak sehat. Oleh karena itu, untuk mencegah perilaku tersebut

31
Universitas Sumatera Utara

biasakan melakukan hal-hal yang positif dengan cara mengisi waktu luang melalui
kursus belajar atau menciptakan berbagai karya
c. Mendekatkan diri kepada tuhan
Tidak ada agama apapun di dunia ini membolehkan perilaku hubungan badan
selain dengan suami istri. Perbanyak ibadah adalah salah satu untuk meminimalisir
aktivitas seks bebas karena aktivitas tersebut bisa mendekatkan diri pada tuhan
d. Menikah
Ditinjau dari segi sosial dan biologis menikah adalah solusi yang sangat tepat
untuk menghindari seks bebas.
e. Menjalin hubungan akrab antara orang tua dan anak
Salah satu faktor penting untuk mengurangi resiko seks bebas adalah dengan cara
menjaga hubungan baik orang tua dan anak. Berdasarkan penelitian anak yang kurang
diperhatikan dan memiliki hubungan yang renggang dengan orang tuanya cenderung
terjerumus ke perilaku free seks. Begitu juga anak yang berasal dari keluarga yang tidak
harmonis. Jika hubungan orang tua dan anak terjaga baik akan lebih mudah untuk
mencegah dan memantau anak untuk melakukan perbuatan yang negatif.
f. Memantau pergaulan atau lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam membentuk karakter serta perilaku keseharian
seseorang. Setelah faktor lingkungan, factor selanjutnya untuk mencegah seks bebas
adalah pergaulan. Ketika seseorang masuk ke dalam lingkungan yang rajin belajar, taat
dan agamis kemungkinan akan terhindar dari pengaruh negatif kehidupan malam.
g. Memberi batasan jam malam
Menurut penelitian sosiolog Universitas Cambridge, aktivitas seks bebas 80 %
terjadi setelah jam 9 malam. Memang jika menilik kehidupan malam yang erat
kaitannya dengan diskotik, klup bahkan prostitusi seks bebas sangat mungkin terjadi

32
Universitas Sumatera Utara

pada waktu-waktu tersebut. Apalagi di malam hari suasana jauh lebih sejuk sehingga
secara psikologis seseorang menjadi lebih berani untuk mencoba hal baru
h. Memahami dampak negatif seks bebas
Satu hal yang bisa membuat seseorang menjauhi seks bebas adalah dengan
memahami dampak negatifnya. Pahami seks bebas membawa konsekuensi yang sangat
fatal bagi masa depan dan bahkan berujung kematian. Selain itu secara psikologis seks
bebas juga membawa dampak buruk. Seolah-olah dihantui oleh perasaan berdosa dan
bersalah. Dalam jangka waktu panjang bisa mengakibatkan turunnya rasa percaya diri,
stres bahkan depresi (http://www.10 Cara Mencegah Seks Bebas _ Top 10 Indo.htm,
diakses tanggal 06 juni 2014 pukul 02.15 WIB).

2.4 Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah segala bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual
baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini
bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik sampai dengan tingkah laku berkencan,
bercumbu dan bersenggama. Pada perilaku seksualnya bisa dengan orang lain, orang dalam
khayalan, maupun diri sendiri. Sebagian dari perilaku seksual memang tidak berdampak
langsung pada pribadi seseorang akan tetapi berdampak serius jika mengalami kehamilan
yang tidak diinginkan (KTD), terjangkitnya penyakit menular dan akan merasa sangat
bersalaghh yang berlebihan hingga menimbulkan depresi berat (Sarwono, 2001).
Berikut ini adalah beberapa tahapan dari perilaku seksual yang diantaranya adalah
bersentuhan (touching) yaitu mulai dari berpegangan tangan sampai dengan berpelukan,
berciuman (kissing) yaitu mulai dari ciuman pendek sampai dengan ciuman dengan
memainkan lidah (deep kissing), bercumbu (petting) yaitu menyentuh sebagian sensitif

33
Universitas Sumatera Utara

pasangan dan mengarah pada perkembangan gairah seksual dan tahapan terakhir adalah
berhubungan kelamin (sexual intercourse) (Nurfaizah, 2007).
Dalam perilaku remaja terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seperti yang
dikemukakan oleh Sanderowitz dan Paxman tahun 1985 bahwa faktor yang mempengaruhi
perilaku seksual remaja menuju kepada masalah sosial ekonomi seperti rendahnya
pendapatan dan taraf pendidikan, besarnya jumlah keluarga dan rendahnya nilai agama
masyarakat yang bersangkutan. Adapun faktor-faktor lain yang sangat menentukan perilaku
seksual ini adalah antara orang tua dan anak, citra diri yang menyangkut keadaan tubuh (body
images) dan kontrol diri (Sarwono).

2.5 Wilayatul Hisbah
2.5.1 Pengertian
Wilayatul Hisbah adalah Institusi yang bertugas mengawasi, membina dan melakukan
advokasi terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang Syari‟at Islam dalam
rangka Amar Ma‟ruf Nahi Mungkar. Setiap petugas Wilayatul Hisbah disebut dengan
Muhtasib (Perda, 2006: 179).
Untuk Aceh, hirarki struktural Wilayatul Hisbah berada di bawah Dinas Syari‟at
Islam. Posisinya sebagai "jantung" dalam dinas Syari‟at Islam sangat menentukan
keberhasilan atau kegagalan dinas ini menegakkan Syari‟at. Untuk itu landasan hukum
tersendiri yang jelas yang mengatur tugas dan wewenang institusi hisbah sangat diperlukan di
samping tekad yang kuat dari petugas Wilayatul Hisbah menegakkan

Syari‟at

(http://www.acehinstitute.org, diakses tanggal 14 juni 2014 pukul 16.45 WIB).
Lembaga semacam ini memang memiliki akar yang kuat dalam sejarah islam. tugas
lembaga ini adalah menegakkan amar ma‟ruf apabila jelas ditinggalkan dan mencegah
kemungkaran apabila jelas-jelas dilakukan. Kewenangan lembaga ini meliputi hal-hal yang

34
Universitas Sumatera Utara

berkenaan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan sebagian tindak pidana ringan yang
menhendaki penyelesaian segera. tujuan adanya lembaga ini adalah untuk menjaga ketertiban
umum serta memelihara keutamaan moral dan ada dalam masyarakat (Muhammad, 2003:
136).

2.5.2 Peran Wilayatul Hisbah Dalam Mengurangi Seks Bebas
Dalam Peranan Wilayatul Hisbah juga terdapat beberapa unsur penting dalam
pelaksanaan penegakan Syari‟at Islam di antaranya sebagai berikut:
1. Peran Umum
a. Melakukan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan

dan

pelanggaran

peraturan

perundang-undangan di bidang Syari‟at Islam
b. Melakukan pembinaan dan advokasi spritual terhadap setiap orang yang berdasarkan
bukti permulaan patut diduga telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan di bidang Syari‟at Islam
c. Pada saat tugas pembinaan mulai dilakukan Muhtasib (sebutan petugas Wilayatul
Hisbah) perlu memberitahukan hal itu kepada penyidik terdekat atau kepada keuchik
atau Kepala Gampong dan keluarga pelaku
d. Melimpahkan perkara pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang
Syari‟at Islam kepada penyidik
2. Peran Wilayatul Hisbah yang terkait dengan mengawasi diantaranya:
a. Memberitahukan kepada masyarakat tentang adanya peraturan undang-undang di
bidang Syari‟at Islam
b. Menemukan adanya perbuatan pelanggaran terhadap ketentuan Syari‟at Islam

35
Universitas Sumatera Utara

3. Peran Wilayatul Hisbah yang berhubungan dengan pembinaan meliputi:
a. Menegur, memperingatkan dan menasehati seseorang yang patut di duga telah
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Syari‟at Islam
b. Berupaya untuk menghentikan kegiatan atau perbuatan yang patut diduga telah
melanggar peraturan perundangan di bidang Syari‟at Islam
c. Menyelesaikan perkara pelanggaran tersebut melalui rapat Adat Gampong
d. Memberitahukan pihak terkait tentang adanya dugaan telah terjadi penyalah gunaan
izin penggunaan suatu tempat atau sarana.

2.5.3 Wewenang Wilayatul Hisbah
Sesuai dengan keputusan Gubernur Nomor 01 Tahun 2004 tentang Organisasi dan
Tata kerja Wilayatul Hisbah berwenang dalam penanganan setiap pelanggaran dan
pembinaan Syari‟at Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, wewenang tersebut
tertuang dalam pasal 5 keputusan tersebut yaitu :
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan dan perundang-undangan di
bidang Syari‟at Islam
b. Menegur, menasehati, mencegah dan melarang setiap orang yang patut diduga telah
sedang atau akan melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di
bidang Syari‟at Islam (Dinas Syari‟at Islam Kota Takengon).

2.5.4 Fungsi Wilayatul Hisbah
Wilayatul Hisbah melalui muhtasib mempunyai fungsi utama yaitu menyuruh kepada
kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Adapun dari tugas utama tersebut dapat dibagi
lagi kepada tiga kategori, yakni:

36
Universitas Sumatera Utara

a. Tugas yang berhubungan dengan Allah (Hablum Minallah). Kategori pertama yang
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran yang terkait dengan hak-hak
Allah meliputi kegiatan keagamaan, salah satunya perintah untuk Shalat berjamaah di
Mesjid atau Musholah dan tidak menyendiri
b. Tugas yang berhubungan dengan manusia (Hablum minannas) dimana berhubungan
dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti hubungan dalam
bermuamalah atau transaksi jual beli
c. Tugas yang berhubungan dengan keduanya baik Allah dan Manusia (Hablum Minallah
Wa Hablum Minanas) dimana terkait antara hak Allah dan hak-hak manusia (Dinas
Syari‟at Islam kota Takengon).

2.5.5 Konsep Pemberian Sanksi Terhadap Pelanggaran Oleh Wilayatul Hisbah
Pelaksanaan dan pemberian sanksi terhadap pelaksanaan Syari‟at Islam melalui
proses jalan panjang yang diawali dengan proses pengindentifikasian pelanggaran baik dari
laporan masyarakat, razia dan berbagai usaha lainnya, pemeriksaan jenis pelanggaran dan
penyidikan guna pembuatan BAP untuk diserahkan kepada kejaksaan. Setelah sempurna,
BAP diserahkan ke Mahkamah Syari‟at untuk diproses di pengadilan. Setelah itu penerapan
sanksi berdasarkan keputusan dari pengadilan.
Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) jenis pidana yang dikenal
adalah :
a. Pidana pokok, yang terdiri dari pidana mati, pidana penjara, kurungan dan denda
b. Pidana tambahan seperti pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang
tertentu, pengumuman putusan hakim.
Secara umum tujuan pemidanaan adalah memberikan efek jera bagi si pelaku dan
pelajaran bagi orang lain untuk tidak melakukan hal serupa. Dalam Qanun yang menjadi area

37
Universitas Sumatera Utara

studi ini, terdapat tiga jenis uqubat (hukuman) yaitu Hukuman Cambuk, Kurungan dan
Denda.
Dalam beberapa Qanun yang menjadi area studi ini, terdapat tiga jenis uqubat
(hukuman) yaitu :
a. Hukuman cambuk, dengan angka yang variatif sesuai dengan jenis pidananya.
b. Kurungan
c. Denda.

2.6 Kerangka Pemikiran
Pergaulan bebas pada saat ini telah menjadi suatu dilemma atau menjadi sebuah
omongan dimana makin maraknya aktivitas-aktivitas pergaulan luar batas yang dilakukan
remaja-remaja. Adapun jenis pergaulan bebas yang makin marak dikalangan remaja saat ini
yaitu penggunaan obat-obat terlarang, penggunaan jarum suntik dan hubungan seks pra nikah
(free sex). Khususnya seks bebas di kalangan remaja di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
dimana merupakan satu-satunya provinsi yang sangat kental dengan tradisi Islam, justru
pemuda-pemuda Aceh banyak terlibat kasus pergaulan seks bebas.
Khususnya di desa Kemili kecamatan Bebesen kabupaten Aceh Tengah terdapat sebuah
Dinas Wilayatul Hisbah yang sangat concern atau peduli dalam permasalahan-permasalahan
yang melanggar aturan Islam khususnya seperti perbuatan Mesum atau zina atau seks bebas
yang berpedoman kepada syariat islam yang diikuti dengan Qanun-Qanun yang telah dibuat.
adapun beberapa program inti yang dilakukan Wilayatul Hisbah dalam mengurangi seks
bebas berupa pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelanggaran peraturan Qanun nomor 14
tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau seks bebas), pembinaan dan advokasi
spritual terhadap setiap orang yang berdasarkan bukti permulaan patut diduga telah
melakukan pelanggaran terhadap Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan

38
Universitas Sumatera Utara

mesum atau seks bebas) yang selanjutnya dilakukan Muhtasib (sebutan petugas Wilayatul
Hisbah) perlu memberitahukan hal itu kepada penyidik terdekat atau kepada keuchik atau
Kepala Gampong dan keluarga pelaku.
Setelah itu Wilayatul Hisbah melimpahkan perkara pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau
seks bebas) kepada penyidik. Usaha pendekatan yang dilakukan Wilayatul Hisbah kepada
pelaku seks bebas adalah menegur, memperingatkan dan menasehati patut di duga telah
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat
(perbuatan mesum atau seks bebas). Selain itu berupaya untuk menghentikan kegiatan atau
perbuatan yang patut diduga telah melanggar peraturan perundangan Qanun nomor 14 tahun
2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau seks bebas), menyelesaikan perkara
pelanggaran tersebut melalui rapat Adat Gampong, serta memberitahukan pihak terkait
tentang adanya dugaan telah terjadi penyalah gunaan izin penggunaan suatu tempat atau
sarana terhadap Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau seks
bebas) (Dinas Syari‟at Islam Kota Takengon).
Adapun pelaksanaan dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran Qanun nomor 14
tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum/seks bebas) melalui proses jalan panjang,
diawali dari proses pengindentifikasian pelanggaran baik dari laporan masyarakat, razia dan
berbagai usaha lainnya, pemeriksaan jenis pelanggaran dan penyidikan guna pembuatan BAP
untuk diserahkan kepada kejaksaan.
Peranan Wilayatul Hisbah dalam mengurangi seks bebas adalah :
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelanggaran peraturan Qanun nomor
14 tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau seks bebas).

39
Universitas Sumatera Utara

b. Melakukan pembinaan dan advokasi spritual terhadap setiap orang yang berdasarkan
bukti permulaan patut diduga telah melakukan pelanggaran terhadap Qanun nomor 14
tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau seks bebas).
c. Pada saat tugas pembinaan mulai dilakukan Muhtasib (sebutan petugas Wilayatul
Hisbah) perlu memberitahukan hal itu kepada penyidik terdekat atau kepada keuchik
atau Kepala Gampong dan keluarga pelaku
d. Melimpahkan perkara pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Qanun
nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum/seks bebas) kepada penyidik
(Sumber: Dinas Syari‟at Islam Kota Takengon)

Bagan Alir Pikir

Willayatul Hisbah
Peranan Willayatul Hisbah dalam mengurangi seks
bebas dikalangan remaja:
a.
b.
c.
d.

Pengawasan
Pembinaan
Pelaksanaa
Pemberian Sanksi

Seks Bebas

40
Universitas Sumatera Utara

2.7 Definisi Konsep dan Definisi Operasional
2.7.1 Definisi Konsep
Konsep merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara
abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial
(Singarimbun, 1993: 33).
Perumusan definisi konsep dalam suatu penelitian ilmiah menunjukkan bahwa
peneliti ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Peneliti berupaya
menggiring para pembaca hasil penelitian itu memaknai konsep itu sesuai dengan yang
diinginkan dan dimaksudkan oleh si peneliti. Jadi definisi konsep adalah pengertian yang
terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 136 & 138).
Memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti
membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut:
a. Peranan dalam penelitian ini adalah perilaku yang di harapkan dari seseorang yang
mempunyai status
b. Seks dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, yaitu suatu sifat atau ciri yang
membedakan laki-laki dan perempuan.
c. Seks bebas dalam penelitian ini adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan
dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim,
bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak
sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual
d. Perilaku seksual dalam penelitian ini adalah adalah segala bentuk tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis
e. Wilayatul Hisbah dalam penelitian ini adalah Institusi yang bertugas mengawasi,
membina, dan melakukan advokasi terhadap pelaksanaan peraturan perundangundangan bidang Syari‟at Islam dalam rangka amar ma‟ruf nahi mungkar.

41
Universitas Sumatera Utara

2.7.2 Definisi Operasional
Defenisi operasional adalah lanjutan dari perumusan defenisi konsep. Jika perumusan
defenisi konsep ditunjukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep baik
berupa objek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional
ditujukan dalam upaya mentransformasikan konsep kedunia nyata sehingga konsep penelitian
dapat diobservasi (Siagian, 2011: 141).
Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah
a. Pengawasan, adapun yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk
pengawasan, siapa yang melakukan pengawasan dan dimana melakukan pengawasan
b. Pembinaan dan advokasi spiritual yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah
siapa yang melakukan pembinaan dan advokasi, dimana dilakukan, siapa yang menjadi
sasaran pembinaan dan advokasi spiritual
c. Pelaporan dengan melimpahkan perkara ke peyidik
d. Menegur, memperingatkan dan menasehati
e. Pelaksanaan dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran Qanun nomor 14 tahun 2003

42
Universitas Sumatera Utara