Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan A

PENDAPATAN NASIONAL PAJAK
TAHUN 2013

Disusun Oleh :

Kelompok 2
Fauz A
i . M a rz u k
h
i
W
Ka t i r a
M u s ta f a
C h anir u l l a
n
M. H at t a
B ahi h a k i
M. R e z a iR a l
o
di
S a i m an

o

Latar Belakang
Rumusan
Kesimpulan
Saran

Latar Belakang
Dalam struktur penerimaan Negara perpajakan masih
merupakan primadona dan komponen terbesar dalam negeri
untuk menopang pembiayaan operasional pemerintahan dan
pembangunan. Penerimaan perpajakan selalu mengalami
peningkatan setiap tahun begitu juga dengan pengeluran
pemerintah yang meningkat lebih cepat yang menyebabkan
fiscal gap dan defisit anggaran. Peningkatan penerimaan
perpajakan jika dibandingkan dengan PDB ternyata tax ratio
kita masih rendah dibandingkan dengan beberapa negara Asia
dan ASEAN.

Penerimaan perpajakan terdiri dari penerimaan pajak dalam

negeri dan penerimaan pajak perdagangan internasional.
Indonesia sebagai negara di dunia tidak terlepas dari dunia
internasional yang menyebabkan aspek perpajakan yang
lebih kompleks yang membutuhkan perhatian serius dari
pemerintah untuk mengatur kebijakan dan harmonisasi
dengan dunia internasional.

Sebagai perbandingan penerimaan
pajak terhadap pendapatan nasional
(tax ratio) dari di beberapa negara
Asia menunjukkan urutan sebagai
berikut :

Perbandingan penerimaan pajak terhadap pendapatan
nasional (Tax Ratio ) di beberapa Negara Asia
No.
Urut

Negara


Tax Ratio

1
2

Jepang
Korea

27,40 %
26,80 %

3
4

India
Thailand

17,70 %
17,00 %


5
6

Malaysia
Srilanka

15,50 %
15,30 %

7
8

Philipina
Singapura

14,40 %
13,00 %

9
10


Indonesia
Pakistan

12,40 %
10,20 %

11

Myanmar

4,9 %

Sumber. Direktorat Jenderal Pajak 2010

Rumusan
Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh
pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu
negara selama satu tahun.
Konsep Pendapatan nasional adalah

Sebagai Berikut :
1. Produk Domestik Bruto
2. Produk Domestik Regional Bruto
3. Produk Nasional Bruto
4. Produk Nasional Neto
5. Pendapatan Nasional Neto
6. Pendapatan Perorangan
7. Pendapatan Disposabel

PENDAPATAN
NEGARA
RP1.507,7
RAPBN
Tahun 2013
sebagian
besar akan ditopang oleh sumbersumber
TRILIUNpenerimaan negara yang berasal dari kemampuan
bangsa Indonesia sendiri:
 Dalam tahun 2013, Pendapatan Negara direncanakan
Rp1.507,7 T, naik 11 % dari target APBN-P 2012, atau

meningkat dua kali lipat dibanding realisasi tahun 2007;
 Peningkatan pendapatan negara yang signifikan tersebut
telah memperbesar kemampuan membangun, memperluas
ruang gerak pendanaan bagi berbagai program peningkatan
kesejahteraan rakyat, dan meningkatkan kemandirian
bangsa.
 Dalam lima tahun terakhir, peranan Penerimaan Pajak dalam
Pendapatan Negara meningkat dari 60% menjadi hampir
70%, kontribusi Penerimaan Kepabeanan & Cukai stabil
sekitar 10%, sedangkan sumbangan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) menurun dari 30% menjadi lebih dari
20%.
 Termasuk dalam pendapatan negara di atas adalah
Penerimaan Hibah sebesar Rp4,5T

Perkembangan Pendapatan
Negara
Triliun Rupiah
1,600.0
Rp. 4,5 T


1,400.0
Rp. 0,8 T

1,200.0

Rp. 341,1 T

1,000.0
800.0

Rp. 324,3 T
Rp. 147,2 T

Rp. 131,2 T

600.0

Rp. 1,7 T
Rp. 215,1 T

Rp. 65,6 T

400.0

Rp. 425,4 T

Rp. 885,0 T

Rp. 1.031,7 T

200.0
0.0
2007
Hibah
PNBP
Kepabeanan dan
Cukai
Pajak

2012 APBN-P


2013 RAPBN

Penerimaan Pajak Rp1.031,7
Triliun
1. Penerimaan Pajak dalam RAPBN 2013 ditargetkan Rp1.031,7 T, naik
5,2 % dari target APBN-P 2012, atau meningkat lebih dari dua kali
lipat dibanding realisasi tahun 2007.
2. Penerimaan PPh dan PPN menjadi andalan dalam pencapaian target
penerimaan pajak tahun 2013. Penerimaan PPh berperan lebih dari
50 %, sedangkan penerimaan PPN & PPnBM menopang lebih dari
40% total Penerimaan Pajak.
3. Peningkatan target penerimaan pajak tahun 2013 akan dicapai
dengan melanjutkan langkah-langkah reformasi perpajakan, antara
lain melalui peningkatan partisipasi masyarakat, perbaikan regulasi
dan sistem perpajakan, serta penegakan hukum:
 Peningkatan kualitas pelayanan pajak kepada publik;
 Pembenahan peraturan PPh & PPN;
 Pemberian insentif perpajakan bagi masyarakat dan dunia usaha;
 Penggalian potensi pajak, terutama pada sektor-sektor unggulan,

seperti sektor pertambangan;

Lanjutan
 Penguatan keberpihakan perpajakan pada kepentingan nasional
dan pencegahan penghindaran pajak;
 Sinergi pertukaran data antar instansi untuk memperkuat basis
data potensi pajak;
 Peningkatan pelaksanaan Sensus Pajak Nasional;
 Pengembangan jaminan kualitas (quality assurance) untuk
perbaikan kualitas pemeriksaan dan penyidikan pajak;
 Penegakkan hukum yang lebih tegas dan adil (tanpa pandang
bulu).
4. Untuk memperkuat pelaksanaan desentralisasi fiskal dan otonomi
daerah, dalam tahun 2013, pengalihan pemungutan PBB
perkotaan dan pedesaan (PBB P-2) dari Pemerintah Pusat ke
Pemerintah Daerah yang telah dimulai sejak 2011, akan tetap
dilanjutkan.

Lanjutan

5.Dengan peningkatan penerimaan pajak yang
signifikan pada RAPBN 2013 tersebut, maka
perbandingan (rasio) penerimaan perpajakan
(pusat) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
atau tax ratio (dalam arti sempit), meningkat dari
11,9 % pada APBNP 2012 menjadi 12,7 % di
tahun 2013. Jika dimasukkan unsur penerimaan
sumber daya alam serta pajak daerah, tax ratio
(dalam arti luas), telah meningkat dari 14,1 %
pada 2009 menjadi 15,6 % di tahun 2013

Penerimaan
Pajak
Triliun Rupiah
1,100.0
1,000.0
900.0
800.0
700.0
600.0
500.0
400.0
300.0
200.0
100.0
0.0

2007

PBB & Pajak Lainnya
PPN & PPnBM
PPh

Rp. 33,7 T
Rp. 35,3 T
Rp. 423,7 T
Rp. 336,1 T
Rp. 32,4 T
Rp. 154,5 T

Rp. 574,3 T
Rp. 513,7 T

Rp. 238,4 T

2012 APBN-P

2013 RAPBN

Sejalan dengan makin bertambah besarnya kemampuan
penerimaan negara untuk membiayai pembangunan,
anggaran belanja negara dalam RAPBN tahun 2013
direncanakan Rp1.657,9 T, naik Rp109,6 T (7,1%) dari pagu
APBNP 2012, atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding
tahun 2007 (Rp757,6 T). Anggaran tersebut dialokasikan untuk
belanja pemerintah pusat Rp1.139,0 T, dan belanja untuk
daerah Rp518,9 T.
Komitmen peningkatan kualitas belanja dalam RAPBN 2013
diwujudkan melalui kebijakan penghematan guna dialihkan
bagi peningkatan belanja modal untuk pembangunan
infrastruktur dalam upaya meningkatkan daya saing dan daya
tahan ekonomi nasional menghadapi perlambatan ekonomi
global, maupun dalam rangka memperluas dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

Kesimpulan
 Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output
berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu
Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh
pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam
suatu Negara dalam satu tahun.
 Konsep pendapatan nasional adalah sebagai
berikut produk domestik bruto (GDP), produk
sasional bruto (GNP), pendapatan nasional netto
(NNI), pendapatan perseorangan (PI), Pendapatan
yang siap dibelanjakan (DI).
 Cara untuk menghitung pendapatan nasional
dengan cara pendekatan produksi, pendekatan
pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.

Saran-saran
Kami sebagai penyusun materi ini, sangat
mengharap atas segala saran – saran dan kritikan
dari teman-teman yang saya hormati guna untuk
membangun pada masa yang akan datang untuk
menjadi yang lebih baik dalam membenarkan aluralur yang semestinya kurang memuaskan bagi
tugas yang akan laksanakan. Atas nama kelompok
kami mengucapkan banyak terima kasih atas
perhatian dan masukan yang telah teman-teman
berikan

Konsep
Pendapatan
Nasional

1. Produk Domestik Bruto (PDB)/ Gross Domestic Product (GDP)

 Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara
yang diproduksi oleh faktor- faktor produksi milik warga
negara, negara tersebut dan warga negara asing yang
tinggal di negara tersebut dalam periode waktu tertentu
(biasanya satu tahun).
 GDP merupakan nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan, penjumlahan nilai tambah, dan penjumlahan
pendapatan di dalam perekonomian selama periode
waktu tertentu.
Back

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)/ Gross
Domestic Regional Product (GDRP)

PDRB adalah jumlah keseluruhan dari nilai bruto
yang berhasil diciptakan oleh seluruh kegiatan
ekonomi yang berada pada suatu wilayah selama
periode tertentu. Misalnya PDRB DKI Jakarta,
PDRB Jawa Barat, dan PDRB Aceh.

Back

3. Produk Nasional Bruto (PNB)/ Gross National Product (GNP)

Produk Nasional Bruto (PNB) atau yang dalam bahasa inggris
Gross National Product (GNP) adalah nilai barang-barang dan
jasa-jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanya
barang- barang dan jasa-jasa yang diproduksi atau dihasilkan
oleh faktor-faktor produksi yang dihasilkan warga negara
sendiri baik yang berada di dalam negeri maupun yang
berada di luar negeri selama suatu periode (biasanya satu
tahun).

Back

4. Produk Nasional Neto (PNN)/Net National Product (NNP)
Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) adalah
jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama satu
periode (biasanya satu tahun) yang telah dikurangi penyusutan
(depresiasi). Jumlah PNN sama dengan jumlah pendapatan rumah
tangga konsumsi sebagai imbalan atas penyerahan faktor-faktor
produksi.
Dengan demikian NNP dirumuskan sebagai berikut :
NNP = GNP- Penyusutan
Jika ada subsidi atas barang/jasa yang dihasilkan maka rumus
perhitungan NNP adalah sebagai berikut :
NNP = (GNP- Penyusutan) + Subsidi
Back
*Penyusutan merupakan penurunan nilai harga

5. Pendapatan Nasional Bersih/Net Nasional Income (NNI)

Pendapatan Nasional Bersih/Net National Income adalah
jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyrakat dalam
suatu periode (biasanya satu tahun) setelah dikurangi pajak
tidak langsung.
Dengan demikian NNI dirumuskan sebagai berikut :
NNI = NNP- Pajak Tidak Langsung
* Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang dikenakan
Back

6. Pendapatan Perseorangan (PI)/ Personal Income (PI)

Pendapatan Perseorangan adalah seluruh penerimaan yang
diterima masyarakat yang benar-benar jatuh ke tangan
masyarakat. Tidak semua NNI diterima oleh masyarakat,
karena masih harus dikurangi dengan laba ditahan, iuran
asuransi, iuran jaminan sosial, pajak perseorangan dan
ditambah dengan pembayaran pindahan (transfer payment).
Dengan demikian PI dirumuskan sebagai berikut :
PI = ( NNI + Transfer Payment) – (iuran Jaminan Sosial +
iuran
Asuransi
+
Laba
Ditahan
+
Pajak
Perseorangan)
Transfer Payment adalah adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari
sebagian pendapatan nasional tahun lalu
Back

7. Pendapatan Disposible (Disposable Income/DI)
Pendapatan Disposible (DI) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi
dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak
yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya
harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak
pendapatan. Jadi DI merupakan pendapatan yang benar-benar
menjadi hak penerimanya.
Dengan demikian DI dirumuskan sebagai berikut :
DI = PI – Pajak langsung
* Pajak Langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib
Back