Bab 3 Gambaran Umum Wilayah

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

Sesuai dengan potensi, masalah, dan prospek pengembangan Kabupaten Bangkalan
dalam konteks regional dan nasional, maka diperlukan tujuan, kebijakan dan strategi
penataan ruang dalam jangka waktu 20 tahun. Adapun strategi ini meliputi: struktur dan
pemanfaatan ruang wilayah, strategi penataan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan dan
kawasan tertentu, strategi penataan sistem pusat permukiman perdesaan dan perkotaan,
strategi penataan sistem prasarana wilayah, strategi penataan kawasan yang diprioritaskan,
strategi penataan kawasan pesisir dan kepulauan, dan strategi penataan tata guna tanah, tata
guna air, tata guna udara, dan tata guna sumber daya alam lainnya.

3.1. Gambaran Umum Kabupaten Bangkalan
Secara umum kabupaten Bangkalan dapat di jelaskan dengan asumsi sebagai berikut :
kondisi fisik, kependudukan, administrasi, keuangan, perekonomian daerah, dan kebijakan
penataan ruang pemerintah daerah serta tanggung jawab pemerintah daerah.
3.1.1. Letak Geografis
Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu Kabupaten yang secara geografis berada
di Provinsi Jawa Timur bagian utara dan merupakan pintu gerbang menuju Pulau Madura.

Selain itu dapat dikemukakan pula bahwa posisi Kabupaten Bangkalan ditinjau dari letak
geografis, dimana secara eksistensial, berada dikawasan Pulau Madura dengan titik
koordinat berada pada posisi 112° 40’ 06” - 113° 08’ 04” Bujur Timur dan 6° 51’ 39” - 7°
11’ 39” Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut:

III - 1

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

Sebelah Utara berbatasan dengan

: Laut Jawa;

Sebelah Timur berbatasan dengan

: Kabupaten Sampang;

Sebelah Barat berbatasan dengan

: Selat Madura;


Sebelah Selatan berbatasan dengan

: Selat Madura

KABUPATEN
BANGKALAN

3.1.2. Kondisi Fisik
Kemampuan tanah di Kabupaten Bangkalan dilihat dari kemiringannya sebagian
besar memiliki kemiringan 2-15° yaitu sekitar 50,45% atau 63.002 Ha. Dan kemiringan 02° sekitar 45,43% atau 56.738 Ha. Sedangkan tekstur tanah sebagian besar bertekstur
sedang yaitu seluas 116.267 Ha atau sekitar 93,10% dan untuk kedalaman spektip tanah di
Kabupaten Bangkalan memiliki kedalaman >90 cm yaitu seluas 64.130/64.131 Ha atau
51,35%.
Dilihat dari topografi, Kabupaten Bangkalan berada pada ketinggian 2-100 m di
atas permukaan air laut. Wilayah yang terletak di pesisir pantai, seperti Kecamatan Sepulu,
Bangkalan, Socah, Kamal, Modung, Kwanyar, Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi, Labang
dan Kecamatan Burneh mempunyai ketinggian antara 2-10 m di atas permukaan air laut.
Sedangkan wilayah yang terletak pada bagian tengah mempunyai ketinggian antara 19-100
m di atas permukaan air laut. Lokasi tertinggi terletak di Kecamatan Geger dengan

ketinggian 100 m diatas permukaan laut. Sebagai bagian dari siklus hidrologi, di
Kabupaten Bangkalan terdapat sejumlah mata air, waduk, dan sungai. Pola aliran
permukaan dapat dilihat dari pola aliran sungai yang ada di Kabupaten Bangkalan. Sungaisungai utama dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Bangkalan bermuara di selat
Madura dan Laut Jawa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bangkalan.
Sebagian besar area pertanian di Kabupaten Bangkalan memanfaatkan curah hujan
guna mensuplai sistem pengairan untuk areal pertaniannya. Untuk daerah irigasi pada
kawasan pertanian ini sebagian besar menggunakan metode konvesional atau sistem irigasi
non teknis yang juga tergantung dari curah hujan. Rata–rata curah hujan di Kabupaten
Bangkalan tahun 2010 sebesar 9,56 mm, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,94
mm. Pada periode yang sama rata-rata jumlah hari hujan per tahun mengalami kenaikan
yakni dari 182 hari pada tahun 2009 menjadi 200 hari pada tahun 2010. Dengan demikian
meningkatnya curah hujan tersebut diiringi peningkatan jumlah hari hujan. Terdapat 60
III - 2

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

lokasi sumber air di Kabupaten Bangkalan yang mempunyai debit yang relatif besar. Dari

ke-60 sumber air tersebut, sumber air Pocong mempunyai debit terbesar yaitu 200
liter/detik, sehingga oleh Pemerintah Daerah dipergunakan sebagai sumber air untuk
memenuhi kebutuhan penduduk di bawah pengelolaan PDAM.
3.1.3. Administrasi
Luas wilayah Kabupaten Bangkalan adalah 1.260,14 km², yang secara administratif
pemerintahan terbagi dalam 18 kecamatan, 8 kelurahan dan 273 desa.
Tabel 3.1 Luas Wilayah Kabupaten Bangkalan
Nama

Jumlah

Kecamatan
Kamal
Labang
Kwanyar
Modung
Blega
Konang
Galis
Tanah Merah

Tragah
Socah
Bangkalan
Burneh
Arosbaya
Geger
Kokop
Tanjung Bumi
Sepuluh
Klampis
Jumlah

Luas Wilayah
Administrasi
Terbangun
Kelurahan/
Ha
Total (%)
Ha
Desa

10
4.140
3,285
2.484
13
3.523
2,796
2.114
16
4.781
3,794
2.869
17
7.879
6,252
4.727
19
9.282
7,366
5.569

13
8.109
6,435
4.865
21
12.056
9,567
7.234
23
6.856
5,441
4.114
18
3.958
3,141
2.375
11
5.382
4,271
3.229

13
3.502
2,779
2.101
12
6.610
5,254
3.966
18
4.2.46
3,369
2.548
13
12.331
9,785
7.399
13
12.575
9,979
7.545

14
6.749
5,356
4.049
15
7.325
5,813
4.395
22
6.710
5,325
4.026
281
126.014
100
75.609

Total (%)
3%
3%

4%
6%
7%
6%
10%
5%
3%
4%
3%
5%
3%
10%
10%
5%
6%
5%
100%

Sumber data BPS : Kabupaten Bangkalan dalam angka 2015


3.2. Demografi
3.2.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Bangkalan mengalami perubahan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2011 jumlah penduduk di Kabupaten Bangkalan sebanyak 1.308.414
jiwa.
3.2.2. Kepadatan Penduduk
III - 3

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas
wilayah. Kepadatan kotor adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas
keseluruhan. Jumlah penduduk pada tahun 2011 sebesar 1.308.414 jiwa dengan luas
wilayah 1.260,14 Km2 sehingga pada tahun 2011 kepadatan kotor di wilayah perencanaan
sebesar 1.038,31 jiwa/Km2. Kepadatan tertinggi adalah di Kecamatan Bangkalan sebesar
2.690,21 jiwa/Km2 dan terendah adalah di Kecamatan Kokop sebesar 634,74 jiwa/Km2.

III - 4

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Bangkalan
Nama
Kecamatan
Kamal
Labang
Kwanyar

Jumlah Penduduk
Tahun
2010
2011
2012
45.942
56.743
64.422
33.322
46.908
18.087
41.751
62.512
43.208

2010
12.401
7.503
9.977

Jumlah KK
Tahun
2011
16.167
11.951
15.334

2012
19.144
8.805
15.599

Tingkat Pertumbuhan
Tahun
2010
2011
2012
0,184
0,184
0,184
-0,263
-0,263
-0,263
0,017
0,017
0,017

Modung

43.928

64.816

Blega

52.058

Konang

63.805

10.748

15.641

18.850

0,205

0,205

0,205

558

823

991

78.545

34.867

11.661

18.163

14.864

-0,182

-0,182

-0,182

561

846

693

45.023

59.049

46.719

10.201

13.589

13.843

0,019

0,019

0,019

555

728

742

Galis

72.705

106.968

62.604

17.066

23.927

22.203

-0,072

-0,072

-0,072

603

887

823

Tanah Merah

56.798

100.504

49.966

12.494

23.172

21.734

-0,062

-0,062

-0,062

828

1.466

1.375

Tragah

26.599

41.859

45.323

5.462

10.065

13.138

0,305

0,305

0,305

672

1.058

1.381

Socah

52.953

75.131

90.671

12.649

18.962

24.813

0,309

0,309

0,309

984

1.396

1.827

Bangkalan

76.499

94.211

42.300

17.737

25.851

19.223

-0,256

-0,256

-0,256

2.184

2.690

2.000

Burneh

55.840

81.865

50.759

12.596

19.573

18.661

-0,047

-0,047

-0,047

845

1.239

1.181

Arosbaya

40.203

59.296

20.880

9.207

15.525

11.189

-0,279

-0,279

-0,279

947

1.397

1.006

Geger

62.755

100.182

57.318

14.965

25.835

24.690

-0,044

-0,044

-0,044

509

812

776

Kokop

64.531

79.818

81.811

15.723

18.425

20.746

0,126

0,126

0,126

513

635

715

Tanjung Bumi

48.668

66.320

31.829

12.153

19.480

15.754

-0,191

-0,191

-0,191

721

983

795

Sepulu

38.826

59.272

34.089

9.658

14.950

14.008

-0,063

-0,063

-0,063

530

809

758

Klampis

48.360

74.415

28.692

11.654

19.779

15.235

-0,230

-0,230

-0,230

721

1.109

854

Sumber data : Kabupaten Bangkalan dalam angka 2015

III - 5

Kepadatan Penduduk
Tahun
2010
2011
2012
1.110
1.371
1.623
946
1.331
981
873
1.308
1.330

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

3.3. Penggunaan Lahan
Secara umum penggunaan lahan di kabupaten Bangkalan terbagi menjadi dua, yaitu
kawasan lindung dan kawasan budidaya sehingga setiap wilayah memiliki pengelompokan
dari setiap kawasan tersebut untuk dijadikan sebagai berikut ini :
3.3.1. Kawasan Lindung
Wilayah yang ditetapkan fungsi utamanya sebagai kawasan melindungi dan
melestarikan lingkup hidup dan keanekaragaman hayati seperti sumber daya alam dan
sumber daya buatan.
3.3.1.1. Kawasan Sempadan Mata Air
Kebijakan melindungi kawasan sumber mata air sebagai bagian dari kegiatan manusia
untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan juga pencegahan agar tidak terjadi kerusakan
sumber mata air tersebut.
3.3.1.2. Kawasan Sempadan Waduk/Embung
Kebijakan melindungi fungsi waduk sebagai kegiatan budidaya untuk keberlajutan
aktivitas sehari-hari manusia dan juga dilakukan pencegahan agar tidak terjadi kerusakan
waduk tersebut yang berdampak pada wilayah lingkup sekitarnya.
3.3.1.3. Kawasan Sempadan Sungai
Kebijakan pemerintah dalam melindungi fuunsi sungai secara fisik untuk keberlajutan
lingkungan serta mengawasi kondisi fisik dan dasar sungai serta aliranya.
3.3.1.4. Kawasan Sempadan Pantai
Kebijakan pemerintah dalam melindungi funsi pantai sebagai keindahan alam serta
pelestarian biota disekitar pantai agar terciptanya kawasan pantai yang masih alami
3.3.1.5. Kawasan Pelestarian Cagar Budaya
Kawasan yang digunakan sebagai pengembangan rekreaki, edukasi, dan pariwisata
serta adanya peran dari pemerintah dalam peningkatan kualitas kawasan cagar budaya.
3.3.1.6. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan yang dikhususkan untuk tidak digunakan dalam pengembangan karena
kawasan tersebut memiliki potensi terhadap lingkungan serta memberikan jarak zonasi
aman agar tidak ada bangunan yang dibangun pada kawasan rawan bencana.

3.3.1.7. Kawasan Perlindungan Bawahan
III - 6

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

Kawasan sebagai bagian dari penyerapan air/hidrologis dengan strategi yang
diterapkan oleh pemerintah dalam untuk mengembalikan fungsi kawasan yang telah rusak
dan reboisasi hutan lindung dengan tanaman yang telah disesuaikan pada fungsi lindung
tersebut.
3.3.2. Kawasan Budidaya
Wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi
dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
3.3.2.1. Kawasan Budidaya
Kawasan pengembangan dalam suatu wilayah yang mencakup hutan produksi biasa
dengan memanfaatkan pengendalihan usaha dan kawasan hutan rakyat yang digunakan
pengembangan pola tanaman hutan industry.
3.3.2.2. Kawasan Pertanian
Mempertahankan

fungsi

kawasan

pertanian

khususnya

sawah

irigasi

dan

pengembangan waduk sebagai cadanga air ketika musim kemarau, kawasan perkebunan
dan pertanian lahan kering, kawasan peternakan.
3.3.2.3. Kawasan Pertambangan
Mengembangkan kawasan yang mempunyai potensi bahan galian strategis/vital untuk
kegiatan-kegiatan penelitian umum, eksploitasi yang termasuk dalam wilayah kuasa
pertambangan, dengan strategi pemantauan kegiatan pertambangan yang tidak merusak
fungsi lindung dan pengendalihan fungsi lindung sebagi kawasan pengendalihan
pertambangan.
3.3.2.4. Kawasan Industri
Pengelolaan kawasan industri yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan fasilitas
penunjang lainnya, dengan strategi; pengembangan kawasan perindustrian di wilayah
perkotaan dan pedesaan dalam bentuk : industri besar, menengah dan kecil.
3.3.2.5. Kawasan Pariwisata
Mengembangkan kawasan prioritas yang memiliki objek wisata terutama untuk
wisatawan lokal dan mancanegara yang pengembangannya diharapkan akan berdampak
positif bagi kawasan-kawasan lainnya, dengan kebijakan pengembangan sarana dan
prasarana kawasan wisata untuk menunjang para wisatawan datang.
3.3.2.6. Kawasan Permukiman
III - 7

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

Kawasan yang digunakan sebagai pemusatan penduduk yang ditunjang oleh beberpa
sarana dan prasarana yang memadahi sesuai dengan hierarki dan fungsinya yang meliputi
permukiman pedesaan dan permukiman perkotaan.
3.4. Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan di kabupaten Bangkalan dapat dikategorikan menjadi tiga jenis
yaitu :primer, sekunder dan tersier sehingga perbandingan menjadi tiga tahun terakhir
sebagai berikut :
3.3 Tabel Ketenagakerjaan Kabupaten Bangkalan
No.
1.

Ketenagakerjaan
Primer
(pertanian,

2012
kehutanan, 289.974

2.

perkebunan dan perikanan)
Sekunder
(pertambangan, 41.725

2013
305.344

2014
270.607

40.148

44.519

97.171

131.391

penggalihan, industry pengolahan,
listrik,
3.

gas,

air

minum

dan

konstruksi)
Tersier (perdagangan, rumah makan 112.646
dan jasa akomodasi)

Sumber data : Kabupaten Bangkalan dalam angka 2015

3.5. Kebijakan Dan Strategi Penetapan Struktur Ruang Kabupaten Bangkalan
Kebijakan dan Strategi struktur ruang wilayah terdiri atas: pengembangan sistem pusat
permukiman perdesaan, sistem pusat permukiman perkotaan, dan arahan sistem prasarana
wilayah.
3.5.1 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Permukiman
3.5.1.1 Kebijakan Pengembangan Sistem Permukiman
A. Mengendalikan perkembangan kawasan metropolitan pada Wilayah Kabupaten
Bangkalan yang berada dalam lingkup wilayah Surabaya Metropolitan Area
yaitu ada wilayah Kecamatan Labang, Tragah, Kamal, Socah, Bangkalan dan
Burneh yang merupakan kawasan utama pengembangan perkotaan pasca
pembangunan Jembatan Suramadu
B. Mengarahkan struktur permukiman pusat Perkotaan secara berhirarki dan
mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan agar tidak cenderung
memusat kearah kawasan metropolitan di Kabupaten Bangkalan
C. menata pusat permukiman perkotaan SSWP direncanakan berperan sebagai
pusat-pusat mandiri.
D. distribusi pemanfaatan ruang terbangun kawasan perkotaan secara merata untuk
mencegah kawasan permukiman padat
III - 8

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

E. membentuk Ruang Terbuka Hijau kawasan perkotaan minimal seluas 30 % dari
luas wilayah kawasan permukiman perkotaan
3.2.1.2 Strategi Pengembangan Sistem Permukiman
A. Penentuan

hirarki perkotaan yang dibagi dalam hirarki sebagai berikut:

a. Pusat Kegiatan Lokal ( PKL )
Yaitu merupakan wilayah yang menjadi pusat regional skala kabupaten dan
menjadi kutub pertumbuhan utama pada seluruh wilayah Kabupaten Bangkalan.
Wilayah

yang

terkategori

sebagai

Kawasan

Perkotaan

Metropolitan

Bangkalan ini adalah : kawasan perkotaan Bangkalan sebagai ibukota
Kabupaten Bangkalan, kota ini berperan sebagai pusat regional, dengan wilayah
pelayanan seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bangkalan, Kawasan
perkotaan di Kaki Jembatan Suramadu yang meliputi kawasan perkotaan
di Kecamatan Labang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh variabel kebijakan
pembangunan yang menetapkan kawasan perkotaan ini akan menjadi wilayah
pusat kegiatan skala regional untuk kegiatan industri dan perdagangan jasa skala
regional , Selain itu termasuk juga kawasan perkotaan Kecamatan Klampis
sebagai kawasan yang akan berkembang menjadi pelabuhan peti kemas
internasional. Kawasan ini akan memiliki pusat kegiatan transportasi laut skala
regional, selain itu kawasan perkotaan yang terdapat pada wilayah Kecamatan
Tanjung Bumi, Kecamatan Blega dan Kecamatan Tanah merah, kawasan
perkotaan ini memiliki wilayah pelayanan lebih dari satu kecamatan dan berperan
menjadi pusat kegiatan dan pelayanan hingga di luar wilayah Kecamatanya
sendiri. Kawasan perkotaan ini direncanakan dapat berperan sebagai pusat-pusat
pelayanan dengan skala pelayanan lebih dari satu kecamatan, serta kawasan
Perkotaan Socah dan Desa Dakiring yang akan diperuntukan sebagai kawasan
industri.
b. Pusat Perkotaan Kecamatan ( PPK )
Kutub pertumbuhan desa / kelurahan yang berada di PPK ini terletak
pada kawasan perkotaan pada masing-masing Kecamatan (diluar kawasan
perkotaan diatas ) di Kabupaten Bangkalan yang terletak di sepanjang. jalan
utama (arteri/kolektor dan lokal primer) , keberadaan guna lahan kawasan
perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dengan skala pelayanan Kecamatan.
III - 9

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

c.

KABUPATEN
BANGKALAN

Pusat Perkotaan Lokal ( PPL )
Yaitu desa – desa yang menjadi area hinterland dari PPK. Desa – desa ini
berada dalam pengaruh perkembangan wilayah kota di masing-masing Ibukota
Kecamatan (IKK) di Kabupaten Bangkalan. Kelurahan/desa memiliki
keuntungan lokasional jalan lokal primer didalamnya atau keberadaan guna
lahan kawasan dengan skala pelayanan tingkat kecamatan. Selain itu juga
termasuk desa – desa berada di luar pengaruh secara langsung perkembangan
wilayah kota di Ibukota Kecamatan (IKK) di Kabupaten Bangkalan dan
memiliki akses berupa jalan lokal sekunder atau jalan desa.

B. Pembagian

Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) dalam penyusunan

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangkalan yang sebelumnya
terdiri dari 5 SSWP dirubah menjadi 6 SSWP, yaitu :
a. SSWP I yang meliputi Kecamatan Bangkalan, Socah dan Burneh, dengan IKK
Bangkalan sebagai pusatnya.
1) Fungsi Kegiatan :
a) Perdagangan skala regional dan lokal
b) Pertanian
c) Perkebunan
d) Peternakan
e) Industri dan pergudangan
f) Jasa transportasi angkutan darat
g) Jasa pemerintahan umum skala regional
b. SSWP II yang meliputi Kecamatan Kamal, Labang, Tragah dan Kwanyar
Dengan IKK Labang (Kawasan Kaki Jembatan Suramadu) sebagai pusat
pertumbuhan.
2) Fungsi Kegiatan :
h) Industri dan pergudangan skala regional
i) Perdagangan skala regional dan lokal
j) Pertanian
k) Peternakan
l) Jasa transportasi darat
III - 10

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

c. SSWP III yang meliputi Kecamatan Arosbaya, Geger, Klampis dan Sepulu.
Dengan IKK Klampis ( Kawasan Pelabuhan Peti kemas ) sebagai pusat
pertumbuhan.
3) Fungsi Kegiatan :
m) Jasa Transportasi angkutan laut
n) Industri dan pergudangan skala regional
o) Pariwisata
p) Pertanian
q) Perikanan
d. SSWP IV yang meliputi Kecamatan Blega, Modung dan Konang. Dengan
IKK Blega sebagai pusat pertumbuhan.
4) Fungsi Kegiatan :
r) Pertanian
s) Peternakan
t) Perkebunan
u) Industri kecil
v) Perdagangan skala lokal
e. SSWP V yang meliputi Kecamatan Tanjungbumi dan kokop. Dengan IKK
Tanjungbumi sebagai pusat pertumbuhan.
5) Fungsi Kegiatan :
w)

Pertanian

x)

Perikanan

y)

Peternakan

z)

Angkutan laut

aa)

Industri kecil dan kerajinan rakyat

bb)

Pariwisata

f. SSWP VI yang meliputi Kecamatan Tanah Merah dan Galis. Dengan IKK
Tanah Merah sebagai pusat pertumbuhan
6) Fungsi Kegiatan :
cc) Pertanian
dd) Perkebunan
ee) Peternakan
ff) Transportasi darat
III - 11

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

menata kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan peran masing – masing yakni
sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan distribusi hasil
pertanian, perdagangan, jasa, pemerintahan , pendidikan, kesehatan, serta
transportasi, pergudangan dan sebagainya
C.

Untuk menunjang fungsinya sebagai pusat pelayanan umum maka pada tiap-tiap
pusat SSWP sebagaimana tersebut diatas harus tersedia pusat pelayanan kesehatan
hingga tingkat rumah sakit (klas C), pusat pendidikan hingga tingkat kejuruan,
terdapat fasilitas taman rekreasi dan hiburan, pusat pusat perkantoran dan pelayanan
Bank. pusat pelayanan moda transportasi darat dan transportasi laut pada kawasan
pesisir.

D.

Sedangkan IKK yang tidak memiliki fungsi sebagai pusat pertumbuhan (SSWP),
maka IKK tersebut tetap merupakan wilayah inti bagi desa-desa sekitarnya pada
tingkat kecamatan. Wilayah perkotaan kecamatan ini juga harus memberikan
pelayanan minimal sampai tingkat wilayah administrasi kecamatan itu sendiri.
Seperti halnya wilayah yang berfungsi sebagi pusat SSWP, maka IKK yang termasuk
dapat golongan ini juga harus memberikan pelayanan sosial-ekonomi bagi wilayah
sekitarnya seperti halnya pada pusat SSWP dengan lingkup pelayanan lokal tingkat
kecamatan. mendorong pertumbuhan wilayah dan pemerataan pembangunan di
seluruh wilayah permukiman serta melengkapi pusat permukiman dengan pelayanan
jasa pemerintahan , pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
Disamping itu sebaiknya setiap kecamatan menyediakan tanah dan ruang yang

E.

diperuntukan bagi :
1)

Pengembangan kawasan industri dalam skala besar maupun kecil
yang mengolah komoditi unggulan

2)

Kawasan peternakan skala besar bagi pengembangan pertanian,
perkebunan dan perikanan

3)

Pembukaan jalan baru (yang bertujuan meningkatkan akses)

4)

Pengembangan transportasi laut beserta sarana dan prasarananya

5)

Bagi pengembangan dan pemberdayaan serta pengelolaan sumber air
bagi irigasi dan air minum

F.

Membentuk Ruang Terbuka Hijau Perkotaan minimal seluas 30 % termasuk
didalamnya berupa Hutan Kota. kawasan permukiman perkotaan wajib menyediakan
III - 12

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

30% wilayahnya sebagai Ruang Terbuka Hijau atau yang terdiri dari Ruang Terbuka
Hijau Publik sebesar 20% dan Ruang Terbuka Hijau Privat sebesar 10%.
3.5.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
3.5.2.1 Kebijakan Pengembangan Sistem Jaringan Sarana dan Prasarana Wilayah
a.

Menata sistem sarana dan prasarana wilayah secara berhirarki dan merata

b.

Mengembangkan sistem jaringan transportasi yang mendorong interaksi
kegiatan

antar

satuan

wilayah

pengembangan,

mendorong

pemerataan

pembangunan, dan memudahkan pergerakan serta distribusi hasil produksi
3.5.2.2 Strategi Penataan Sistem Transportasi
a. Transportasi Darat
a.

Jalan Lintas Selatan Kabupaten Bangkalan yaitu Jaringan yang
menghubungkan antara Kota Bangkalan - Kecamatan Kamal - Kecamatan Labang Kecamatan Kwanyar - Kecamatan Modung - Kabupaten Sampang.

b.

Jalan Lintas utara Kabupaten Bangkalan yaitu Jaringan jalan yang
menghubungkan antara Kota Bangkalan - Kecamatan Arosbaya - Kecamatan
Klampis - Kecamatan Sepulu - Kecamatan Tanjungbumi - Kabupaten Sampang

c.

Jaringan jalan Modung – Blega – Konang – Kokop – Tanjung bumi
yang menghubungkan wilayah pesisir selatan kabupaten Bangkalan dengan wilayah
pesisir utara

d.

Pengembangan Jaringan jalan Bangkalan – Burneh atau Bangkalan –
Socah – Morkepek – Burneh.

e.

Pengembangan jalan lokal primer yang merupakan tindak lanjut dari
pengembangan jalan sirip dari jalan akses suramadu di Kabupaten Bangkalan dan
selain itu pengembangan jalan lokal primer yang menjadi akses penghubung antar
kecamatan di Kabupaten Bangkalan

b. Transportasi laut
a. Pengembangan Pelabuhan Internasional Peti Kemas di Kecamatan Klampis
b. Pelabuhan Telaga Biru di Kecamatan Tanjungbumi yang dikembangkan menjadi
pelabuhan regional
c. Pelabuhan Khusus di Socah sebagai area pelayanan kawasan industri Socah
d. Pelabuhan Sepulu dengan pengembangan sebagai pelabuhan local
III - 13

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

3.5.2.3 Strategi Pengembangan Telematika
a. Wilayah yang memiliki potensi tumbuhnya kegiatan ekonomi baru.
b. Mengembangkan fasilitas telekomunikasi perdesaan sebagai tanggung jawab
pemerintah dalam memberikan pelayanan telekomunikasi kepada seluruh lapisan
masyarakat.
c. Mengembangkan teknologi modern (mengembangkan sambungan tanpa kabel)
untuk meningkatkan luas daerah pelayanan, khususnya wilayah yang secara
geografis memilki lokasi yang sulit.
3.5.2.4 Strategi Pengembangan Sumber Daya Air
a. Pembangunan dan meningkatkan volume waduk dan tandon untuk menyediakan air
baku, dengan tujuan penyehatan lingkungan akan meningkatkan derajat kesehatan
b.
c.
d.
e.

masyarakat yang lebih tinggi;
Pemanfaatan sumber air baku alternatif;
Pembangunan prasarana pengendali banjir;
Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi;
Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam upaya melestarikan kawasan
konservasi untuk menjaga ketersediaan air

tanah yang berpengaruh terhadap

volume prasarana penampungan air.
3.5.2.5 Strategi pengembangan Prasarana Energi
a. Meningkatkan upaya eksplorasi sebagai kegiatan yang bertujuan memperoleh
informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh cadangan
migas;
b. Peningkatan pengelolaan lingkungan akibat penambangan termasuk pencegahan,
penanggulangan pencemaran atas terjadinya kerusakan lingkungan hidup.
3.5.2.6 Strategi Pengembangan Prasarana Lingkungan
a. Pembangunan tempat pembuangan akhir terpadu antar wilayah yang dikelola
bersama, secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan
lingkungan maka diperlukan tempat yang jauh dari permukiman.
b. Meningkatkan teknologi pengomposan sampah organik, teknologi daur ulang
sampah nonorganik, teknologi pembakar pembakaran sampah dengan incenerator
serta teknologi sanitary landfill.
c. Pengelolaan lingkungan buatan ditekankan pada pengendalian pencemaran baik di
daerah perkotaan maupun perdesaan terutama yang berkaitan dengan perlindungan
mutu air tanah, laut dan udara serta pengeloaan limbah B3 secara terpadu
3.5.3 Kebijakan dan Strategi Penataan Pola Ruang Wilayah Kabupaten
III - 14

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

3.5.3.1 Kebijakan dan Strategi Penetapan Kawasan Lindung
Kawasan lindung mempunyai fungsi utama untuk perlindungan sumber daya untuk
kawasan setempat dan atau kawasan pengaruhnya. Pemantapan kelestarian kawasan
lindung dapat dilakukan melalui pemanfaatan fungsi tanah baik pada kawasan lindung
mutlak maupun kawasan lindung bawahannya.
Strategi pemantapan kawasan lindung pada dasarnya harus dikaitkan dengan konteks
keseimbangan ekosistem dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini berarti bahwa pemantapan
kawasan lindung harus memperhatikan faktor-faktor lainnya, yaitu :
a.

Keseimbangan hidrologis

b.

Keseimbangan flora dan fauna

c.

Keseimbangan cagar budaya

d.

Perlindungan terhadap dampak lingkungan lainnya.

Sedangkan strategi yang ditempuh dalam penataan kelestarian kawasan lindung di
Kabupaten Bangkalan adalah :
a.Penegasan batas nyata kawasan lindung dengan kawasan budidaya.
b.Mengembalikan fungsi lindung bagi kawasan yang telah rusak.
c.Pengelolaan kawasan lindung secara terpadu.
d.Pengendalian konservasi tanah dan air pada kawasan lindung.

Tabel 3.4
Strategi Pemantapan Kawasan Lindung
NO.
1.

TUJUAN DAN ARAH
KEBIJAKAN KAWASAN

JENIS KAWASAN
Kawasan
Setempat

Lindung
Se

1.

mpadan Mata Air

Se

2.

mpadan sekitar
waduk/Embung

STRATEGI PEMANTAPAN
KAWASAN LINDUNG

Melindungi mata air dari a. Pencegahan
dilakukan
kegiatan manusia
yang
kegiatan budidaya disektar
dapat menggangu kelestarian
mata air yang dapat
fungsi mata air
merusak kualitas mata air
b. Penetapan
minimum
berjari-jari 200 meter dari
sumber mata air tersebut
Melindungi waduk dari a.
Pencegahan
kegiatan budidaya yang
dilakukannya
kegiatan
dapat
mengganggu
budidaya disekitar waduk
kelestarian fungsi waduk
yang dapat mengganggu
III - 15

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

NO.

TUJUAN DAN ARAH
KEBIJAKAN KAWASAN

JENIS KAWASAN

Se

3.

mpadan sungai

Se

4.

KABUPATEN
BANGKALAN

STRATEGI PEMANTAPAN
KAWASAN LINDUNG
fungsi waduk (terutama
sabagai sumber air)
b.
Pengendalian
kegiatan yang telah ada di
sekitar waduk
c.
Pengamanan daerah
Melindungi sungai dari
aliran sungai
kegiatan manusia yang dapat
mengganggu dan merusak a.
Pencegahan
kualitas air sungai, kondisi
dilakukannya
kegiatan
fisik dasar sungai serta
budidaya di sepanjang
mengamankan aliran sungai
sungai
yang
dapat
mengganggu atau merusak
kualitas air kondisi fisik
dan dasar sungai serta
alirannya
b.
Pengendalian
melindungi wilayah pantai
kegiatan yang telah ada
dari kegiatan yang dapat
sekitar sungai
mengganggu kelestarian
c.
Pengamanan daerah
fungsi pantai.
aliran sungai

mpadan pantai
a.

Pencegahan
kegiatan
budidaya
di
sepanjang pantai yang
dapat
mengganggu
kelestarian fungsi pantai.
b.
Pencegahan adanya
kawasan terbangun di
sepanjang garis pantai.
Sedangkan pada kawasan
pantai
yang
sudah
dikembangkan
sebagai
kawasan
budidaya
misalnya sebagai kawasan
wisata maupun pertanian
sepanjang
tidak
menimbulkan
masalah
lingkungan tetap boleh
dikembangkan akan tetapi
pemanfaatannya tidak lagi
secara
ekstensif
(memperluas wilayah).
c.

Pada kawasan yang
telah ditetapkan sebagai
kawasan konservasi maka
III - 16

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

NO.

JENIS KAWASAN

5.

2.

Se
mpadan Hutan Bakau

TUJUAN DAN ARAH
KEBIJAKAN KAWASAN

KABUPATEN
BANGKALAN

STRATEGI PEMANTAPAN
KAWASAN LINDUNG
dilarang ada peralihan
fungsi,
dan
harus
mempertahankan
dan
mengembangankan fungsi
lindung yang ada misalnya
dengan pembentukan hutan
mangrove.
d.
Pengembalian
fungsi lindung pantai yang
telah
mengalami
kerusakan.

Kawasan perlindungan
mangrove adalah kawasan
tempat tumbuhnya tanaman
mangrove di wilayah
pesisir/laut yang berfungsi
untuk melindungi habitat,
ekosistem, dan aneka biota
laut, melindungi pantai dari
sedimentasi, abrasi dan
proses akresi (pertambahan
pantai) dan mencegah
a.
Kegiatan budidaya
terjadinya pencemaran pantai
yang dikembangkan harus
disesuaikan dengan
karakteristik setempat dan
tetap mendukung fungsi
lindungnya;
b.
Untuk tetap
menjaga fungsi lindungnya
maka perlu adanya
rekayasa teknis dalam
pengembangan kawasan
pantai berhutan bakau;
c.
Pengembangan
kawasan pantai berhutan
bakau harus disertai dengan
pengendalian pemanfaatan
ruang;

Kawasan Pelestarian Alam Pengembangan pendidikan,
dan Cagar Budaya
rekreasi dan pariwisata, serta
peningkatan
kualitas
lingkungan sekitarnya dan
perlindungan
dari
pencemaran.

a.

Pengelolaan
taman suaka nasional
dengan mengembangkan
zona-zona pemanfaatan
ruang untuk pengembangan
ilmu pengetahuan,
pariwisata, rekreasi dan
pendidikan
b.
Pengelolaan
taman wisata alam yang
memadukan kepentingan
pelestarian dan
pariwisata/rekreasi alam
c.
Melindungi
kawasan cagar budaya
III - 17

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

NO.

3.

4.

JENIS KAWASAN

TUJUAN DAN ARAH
KEBIJAKAN KAWASAN

KABUPATEN
BANGKALAN

STRATEGI PEMANTAPAN
KAWASAN LINDUNG
d.
Membuat
peraturan pembangunan
tidak boleh melebihi tinggi
dari bangunan yang bernilai
tinggi/situs purbakala

Kawasan rawan bencana Perlindungan pada kawasan a.
Penetapan
alam
rawan bencana alam untuk
wilayah rawan banjir di
mengeliminasi dampak yang
kabupaten Bangkalan ;
ditimbulkan oleh peristiwa b.
Penyediaan
bencana alam.
sistem peringatan dini
(early warning system);
c.
Pelatihan
kepada masyarakat di
sekitar kawasan rawan
bencana untuk mengetahui
tanda-tanda alam terjadinya
Perlindungan
terhadap
bencana
banjir
dan
Kawasan perlindungan
hidrologi
dan
ekologi
pelatihan
upaya
bawahan Karst 1
sehingga
tidak
terjadi
penyelamatan.
longsor dan banjir
1.
penetapan
kawasan yang memiliki
perbukitan karst mutlak
tidak bisa dilakukan
eksploitasi
dan
diperlakukan
sebagai
kawasan konservasi;

2.

percepatan
reboisasi lahan yang
rusak
agar
sifat
peresapannya masih tetap
berfungsi;
3.
peningkatan
pengawasan
kegiatan
masyarakat yang berada
di kawasan tersebut.
III - 18

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

NO.

JENIS KAWASAN

TUJUAN DAN ARAH
KEBIJAKAN KAWASAN

KABUPATEN
BANGKALAN

STRATEGI PEMANTAPAN
KAWASAN LINDUNG

Sumber data : Hasil rencana

3.5.3.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Kawasan Budidaya
Penataan kawasan budidaya dimaksudkan agar kegiatan yang dikembangkan dapat
memberikan kesejahteraan masyarakat secara merata di Kabupaten Bangkalan.
Pengembangan kawasan budidaya menyangkut aspek-aspek :
a.

Pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya (produksi dan
permukiman) secara optimal sesuai dengan kemampuan daya dukung lingkungan.
III - 19

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

b.

KABUPATEN
BANGKALAN

Pengendalian dan pengaturan pemanfaatan ruang pada kewasan
budidaya untuk menghindari konflik kepentingan antar sektor kegiatan.

Dengan demikian strategi penataan kawasan budidaya pada dasarnya memanfaatkan
setiap kegiatan pembangunan yang berimplikasi terhadap ruang secara optimal sesuai
dengan daya dukung lahannya, sebagai upaya untuk mendukung peningkatan laju
pertumbuhan pembangunan daerah. Pemanfaatan kawasan budidaya yang lokasinnya
berdekatan dengan kawasan lindung perlu pengawasan yang ketat agar tidak saling
mengganggu keseimbangan ekosistem masing-masing. Disamping itu diperlukan juga
pengembangan dan pembangunan jaringan infrastruktur yang diharapkan dapat menunjang
pemanfaatan kawasan budidaya agar dapat memberikan hasil optimal, khususnya untuk
kepentingan masyarakat.
Strategi yang ditempuh dalam penataan kawasan budidaya di Kabupaten Bangkalan
adalah:
a.Menciptakan kesempatan ekonomi di kawasan budidaya.
b. Menata ruang sesuai dengan daya dukung lingkungan.
c.Penataan ruang untuk kegiatan industri yang terpisah dari kawasan perumahan.
d. Penataan ruang untuk perdagangan.
e.Penataan ruang untuk perumahan.
f. Penataan ruang untuk pertanian.
g. Pengembangan obyek wisata

Tabel 3.5
Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya
NO.
(1)

JENIS KAWASAN

KEBIJAKAN

STRATEGI
PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN RUANG

Kawasan Hutan
a.
Kawasan hutan
produksi biasa

1.
Memanfaatkan hasil hutan,
yang eksploitasinya dilakukan
baik dengan cara tebang pilih 2.

Pemantauan dan pengendalian
kegiatan pengusahaan hutan
serta perladangan ilegal
Pemanfaatan
ruang
pada
III - 20

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

NO.

JENIS KAWASAN

KEBIJAKAN
maupun tebang habis

b.
Hutan Rakyat

(2)

Kawasan Pertanian
a.
Kawasan
perkebunan
dan
kawasan pertanian
tanaman
pangan
lahan kering

b.

Kawasan
peternakan

KABUPATEN
BANGKALAN

STRATEGI
PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN RUANG
kawasan
hutan
produksi
konservasi untuk kegiatan
pertanian (Perkebunan dan
tanaman
pangan)
sesuai
dengan potensinya

Memanfaatkan potensi hutan
pada
kawasan
yang 1. Pengembangan pola hutan
pemanfaatannya
dapat
tanaman industri (HTI)
dialihkan untuk kegiatan lain
2. Reboisasi dan rehabilitasi
lahan pada bekas tebangan
HPH
3. Penyelesaian
masalah
tumpang
tindih
dengan
kegiatan
budidaya
lain
(pertambangan, pertanian)
Mengembangkan
areal
produksi perkebunan terutama
untuk komoditas utama dengan
memanfaatkan
potensi/kesesuaian lahan, serta
mengembangkan
kawasan
pertanian tanaman pangan
lahan kering.

Mengembangkan
produksi
usaha ternak terutama untuk
komoditas
utama
dengan
mengambangkan
ternak
unggas dan hewan yang
menjadi
sektor
basis
masyarakat bangkalan .

1.

Peremajaan dan
perluasan areal tanaman
perkebunan
2.
Pengembangan
wilayah-wilayah tanaman
perkebunan sesuai dengan
potensi/kesesuaian lahannya
secara optimal
3.
Pengendalian
perluasan tanaman
perkebunan untuk memelihara
kelestarian lingkungan
4.
Pengembangan
kawasan-kawasan potensial
untuk pertanian pangan
lahankering
5.
Bila tidak cukup
air, lahan basah dapat
dimanfaatkan untuk lahan
kering
1.

Pengembangan
ternak
unggulan (ternak besarternak kecil) sesuai dengan
unggulan dan potensi yang
ada
2.
Pengembangan kawasan
peternakan dengan bermitra
III - 21

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

NO.

(3)

(4)

JENIS KAWASAN

Kawasan
Pertambangan

(4)
Kawasan
Perindustrian

(5)

KawasanPariwisata

(6)

Kawasan Permukiman

KEBIJAKAN

KABUPATEN
BANGKALAN

STRATEGI
PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN RUANG
antara
swasta
dan
masyarakat.

Mengembangkan
kawasan 1. Pemantauan
dan
yang
mempunyai
potensi
pengendalian
kegiatan
bahan galian strategis/vital
pengusahaan
pertambangan
untuk
kegiatan-kegiatan
agar tidak mengganggu fungsi
penyelidikan
umum,
dan
lndung
eksploitasi yang termasuk 2. Pengendalian fungsi lindung
dalam
wilayah
kuasa
pada
kawasan
bekas
pertambangan
pertambangan.
Pengolahan yang dilengkapi
dengan prasarana, sarana dan
fasilitas penunjang lainnya

Pengembangan kawasan
perindustrian di wilayah
perkotaan dan perdesaan dalam
bentuk peruntukan industri
besar, menengah, dan sentra
industri kecil

Mengembangkan
kawasan 1.
Penataan
ruang
prioritas yang memiliki obyek
kawasan pariwisata
wisata
terutama
untuk 2.
Pengembangan
wisatawan mancanegara yang
obyek dan fasilitas pariwisata
pengembangan
diharapkan
akan berdampak positif bagi
kawasan-kawasan lainnya
III - 22

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

NO.

JENIS KAWASAN

KEBIJAKAN

KABUPATEN
BANGKALAN

STRATEGI
PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN RUANG
Penataan ruang kota Kabupaten
Bangkalan
yang
terdiri
perkotaan Bangkalan, perkotaan
Labang dan Tragah(Kawasan
kaki
jembatan
Suramadu),
perkotaan Socah, perkotaan
Burneh, dan area pengembangan
perkotaan
di
Kecamatan
Arosbaya dan Klampis dan
Sepulu.

a.

Permuk
iman Kota

Mengembangkan
kawasan
permukiman kota sebagai
tempat pemusatan penduduk
yang
ditunjang
oleh
penyediaan prasarana dan
sarana
perkotaan
yang
memadahi sesuai dengan
hirarki dan fungsinya.

b.

Permuk
iman perdesaan

Mengembangkan
kawasan
permukiman yang terkait
dengan kegiatan budidaya
pertanian yang tersebar sesuai
dengan potensi pertanian

Pengembangan desa-desa pusat
pertumbuhan
Penataan
lingkungan
permukiman desa, penyediaan
fasilitas dan utilitas desa.

(7)

Kawasan Perdagangan
dan Jasa

1. Memfasilitasi
kegiatan
transaksi perdagangan dan
jasa antar masyarakat yang
membutuhkan
(sisi
permintaan)
dan
masyarakat yang menjual
jasa (sisi penawaran);
2. Menyerap tenaga kerja di
perkotaan dan memberikan
kontribusi yang dominan
terhadap PDRB

1. Pengembangan
kawasan
perdagangan dan kegiatan
komersil
lain
yang
berpengaruh
bagi
pertumbuhan skala wilayah
dan atau berpengaruh pada
tata ruang dalam lingkup
wilayah
perlu
memperhatikan kebijakan
tata
ruang
wilayah
Kabupaten Bangkalan
2. Pengembangan
kawasan
perdagangan
dilakukan
secara bersinergi dengan
perdagangan
informal
sebagai
aktivitas
perdagangan yang saling
melengkapi

(8)

Kawasan Ruang Tata Mempertahankan keberadaan
Hijau
RTH di wilayah Kabupaten
(RTH)

Peningkatan
luasan
RTH
sebesar 30% dari wilayah
perkotaan

(9)

Kawasan Pesisir
Pulau- Pulau kecil

&

Pengembangan
kota-kota
pesisir
Di Kabupaten Bangkalan

1. meningkatkan akses menuju
kota – kota pesisir yang
menjadi orientasi utama di
wilayah
Kabupaten
Bangkalan
III - 23

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

NO.

JENIS KAWASAN

KEBIJAKAN

KABUPATEN
BANGKALAN

STRATEGI
PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN RUANG
2. Pengembangan pelayanan
penunjang
kegiatan
perdagangan internasioanl
berskala kecil hingga besar
3. Meningkatkan
prasarana
dan
sarana
penunjang
kegiatan social ekonomi
masyarakat
4. Meningkatkan
kegiatan
ekonomi dengan sebesarbesarnya
memanfaatkan
sumber daya lokal (sumber
daya manusia, sumber daya
alam dan sumber daya
buatan);
5. Mempertahankan
dan
menjaga
kelestariannya
ekosistem
dengan
membatasi
pembukaan
areal tambak baru yang
mengakibatkan
terganggunya ekosistem di
kawasan pesisir dan pulau
– pulau kecil.

Sumber : Hasil rencana
3.5.4.1 Kebijakan Dan Strategi Penetapan Kawasan Strategis
Kebijakan Penetapan Kawasan Strategis di Kabupaten Bangkalan adalah
sebagai berikut :
a. Pelestarian dan peningkatan fungsi sesuai dengan daya dukung lingkungan
sehingga terwujud pemanfaatan ruang yang berkelanjutan mendukung kehidupan di
wilayah Kabupaten Bangkalan
b. Peningkatan dan pemantapan kawasan agar dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah dan mendorong peran wilayah Kabupaten Bangkalan dalam
perkembangan wilayah propinsi dan nasional;
c. pengembangan kawasan tertinggal untuk mewujudkan pemerataan Pembangunan
dan mengurangi kesenjangan antar wilayah di Kabupaten Bangkalan, meningkatkan
taraf hidup masyarakat secara merata dan adil.
III - 24

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

3.5.4.1 Kawasan Strategis Militer
Kawasan strategis Militer ini di Kabupaten Bangkalan hanya berupa kawasan Gudang
Amunisi

& Laboratorium Senjata.

Kebijakan : pengamanan dan melindungi tempat serta ruang disekitar kawasan militer
arsenal Batuporon di Kecamatan Kamal dan Laboratorium senjata militer di Kecamatan
Labang.
Strategi :
a.

Penataan kawasan khusus militer berdasarkan karakteristik kawasan diarahkan
agar lokasinya jauh dari kegiatan umum perkotaan dan masyarakat umum;

b.

Penetapan jarak bebas aman kawasan khusus militer dengan guna lahan lainnya,
terutama permukiman.

3.5.4.2 Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Ketahanan Ekonomi
Kawasan strategis dari sudut kepentingan ketahanan ekonomi di Kabupaten Bangkalan
meliputi : kawasan strategis dan kawasan tertinggal.
kebijakan : peningkatan dan pemantapan kawasan agar dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah dan mendorong peran wilayah dalam perkembangan wilayah
Propinsi dan Nasional
Kawasan Strategis Ekonomi

a.

Strategi :
a.

Pengembangan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS)

b.

Pengembangan Rencana Pelabuhan Petikemas Internasional di
Tanjung Bulupandan

c.

Pengembangan kawasan akses Koridor Jalan poros SurabayaMadura

d.
b.

Pengembangan Kawasan Jalan sirip Surabaya-Madura.
Kawasan Andalan
Strategi :

a. Mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan sekitarnya
b. Kawasan yang ditetapkan untuk mengupayakan sinergi keselarasan
pengembangan antar wilayah dan sector.

III - 25

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

3.5.4.3 Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial Dan Budaya
Kebijakan : melakukan pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta
ruang disekitar bangunan bersejarah, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi
tertentu serta mengembangkan kawasan tertinggal
a) Kawasan strategis (KS) dari sudut kepentingan sosial dan budaya, meliputi : kawasan
adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang
diakui sebagai warisan dunia.
Strategi :
a.

Melestarikan kawasan sekitar serta memberikan gambaran berupa relief atau
sejarah yang menerangkan obyek/situs tersebut;

b.

Pembinaan masyarakat sekitar untuk ikut berperan dalam menjaga peninggalan
sejarah; dan

c.

Meningkatkan nilai tambah kawasan melalui pengembangan sebagai obyek wisata
sejarah, menjaga dan melestarikan kearifan lokal (local indigenous)

d.

Meningkatkan kecintaan masyarakat akan nilai budaya yang mencerminkan jati
diri bangsa yang berbudi luhur

e.

Mengembangkan penerapan nilai budaya bangsa dalam kehidupan masyarakat;
dan

f.

Melestarikan situs warisan budaya bangsa.

3.5.4.4 Kawasan Pengendalian Ketat
Kebijakan : Pengendalian terhadap kawasan yang memerlukan pengawasan secara
khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk mempertahankan daya dukung, mencegah
dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan
a) Kawasan Pengendalian Ketat adalah kawasan meliputi;
1. Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS);
2. Koridor akses Suramadu Labang – Burneh;
3. Wilayah aliran sungai;
4. Transportasi terkait area/lingkup kepentingan pelabuhan & kawasan
disekitar jalan arteri/tol;
5. Jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET);
6. Kawasan pertanian Irigasi Teknis.
III - 26

RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009 - 2029

KABUPATEN
BANGKALAN

Strategi :
Pengendalian terhadap kawasan – kawasan yang dianggap mempunyai
kecenderungan

perkembangan

kegiatan

budidaya

yang

sangat

tinggi,

pengendalian tersebut digunakan untuk menghindari terjadinya konflik dengan
kawasan pengendalian ketat.

III - 27