Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Terhadap Laporan Keuangan SKPD ( Studi Kasus Pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara )

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi berasal dari bahasa Inggris yaitu “to account” yang artinya
menghitung atau mempertanggungjawabkan sesuatu yang ada kaitannya
dengan pengelolaan bidang keuangan dari suatu perusahaaan kepada
pemiliknya atas kepercayaan yang telah diberikan kepada pengelola tersebut
untuk menjalankan kegiatan perusahaan.
Dilihat dari beberapa sudut pandang yang berbeda, ada beberapa
defenisi dan pengertian akuntansi. Menurut American Institute of Certified
Public Accounting (AICPA) akuntansi didefenisikan sebagai seni pencatatan,
penggolongan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran
moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan
termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Sujarweni (2016, hal.2) mendefenisikan akuntansi sebagai proses
pengidentifikasian, pengukur dan pelaporan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian-penilaian dan keputusan yang jelas dan
tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Selanjutnya, menurut Halim dan Kusufi (2014, hal.1), akuntansi

merupakan suatu kegiatan jasa yang fungsinya menyediakan informasi

7
Universitas Sumatera Utara

kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang
dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis.
Dari defenisi-defenisi akuntansi tersebut, maka akuntansi dapat
dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu :
a. Segi Proses
Akuntansi adalah suatu keterampilan dalam mencatat, menggolongkan
dan meringkas transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu
lembaga atau perusahaan serta melaporkan hasil-hasilnya di dalam suatu
laporan yang disebut laporan keuangan.

b. Segi Fungsi
Akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan
informasi kuantutatif terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga
atau perusahaan yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan-keputusan ekonomi diantara berbagai alternative

tindakan.
Dengan demikian, dapat dikatakan tujuan utama akuntansi adalah untuk
menyajikan informasi yang diperlukan dalam bentuk laporan keuangan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.

2.1.2 Ruang Lingkup Akuntansi
Secara umum akuntansi dibagi menjadi dalam 3 (tiga) cabang, yaitu :
akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dan akuntansi pemerintahan.

8
Universitas Sumatera Utara

Menurut Sujarweni (2016, hal. 6), “Timbulnya bidang-bidang khusus
dilapangan

akuntansi

dikarenakan


adanya

kemajuan

teknologi

dan

perekonomian karena kemampuan dari seseorang terhadap cabang ilmu
sangat terbatas”. Adapun Bidang-bidang akuntansi tersebut adalah :

a. Akuntansi Keuangan
Akuntansi Keuangan adalah salah satu bidang ilmu akuntansi yang
mempelajari bagaimana cara untuk membeuat laporan keuangan yang
berguna untuk pihak dalam dan pihak luar perusahaan. Hasil dai akuntansi
keuangan berupa laporan keuangan perusahaan.

b. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang ilmu akuntansi yang
mempelajari bagaimana cara mengahsilkan informasi keuangan untuk pihak

manajemen yang selanjutnyaakan digunakan untuk pengambilan keputusan.
Umumnya informasi yang dihasilkan sifatnya lebih dalam dan tidak
dipublikasikan.

c. Pemeriksaan Akuntansi
Pemeriksaan akuntansi adalah suatu bidang ilmu akuntansi yang
mempelajari bagaimana memeriksa hasil pencatatan dan laporan keuangan
yang sudah dihasilkan oleh perusahaan.

9
Universitas Sumatera Utara

d. Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan adalah salah satu bidang ilmu akuntansi yang
mempelajari perhitungan pajak. Hasil akuntansi perpajakan adalah berupa
hasil perhitungan pajak perusahaan yang disetor pada pemerintah.

e. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah salah satu bidang ilmu akuntansi yang
mempelajari prosedur-prosedur akuntansi yang ada dalam perusahaan,

misalnya prosedur penjualan, pembelian, penggajian dan lainnya yang
menghasilkan informasi sistem-sistem yang berhubungan dengan akuntansi
yang digunakan di perusahaan.

f. Anggaran Perusahaan
Bidang ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan
perusahaan dalam satu periode untuk jangka waktu tertentu dimasa datang
serta analisa dan pengontrolannya.

g. Akuntansi Pemerintahan / Sektor Publik
Akuntansi pemerintahan adalah satu satu bidang akuntansi yang
mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang
ada di instansi pemerintah dan menghasilkan laporan keuangan pemerintahan.
Akuntansi pemerintahan dibedakan atas akuntansi pemerintah pusat dan
akuntansi pemerintah daerah yang sering disebut dengan akuntansi keuangan
daerah.

10
Universitas Sumatera Utara


2.2Akuntansi Keuangan Daerah
2.2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah
Akuntansi keuangan daerah adalah suatu proses untuk melakukan
pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan dari entitas pemerintah daerah
yang dijadikan sebagai informasi dalam pengambilan kebijakan ekonomi
yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah. Darise
(2009, hal. 77), menyebutkan :
“Akuntansi keuangan daerah adalah suatu susunan yang teratur
dari suatu asas atau teori untuk proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi dari
entitas pemerintah daerah, pemda (kabupaten, kota atau
provinsi) yang disajikan sebagai informasi dalam rangka
pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihakpihak eksternal entitas pemda yang memerlukan informasi yang
dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut”.
Pernyataan ini juga didukung oleh Tanjung (2012, hal. 35 ), yang
mendefenisikan akuntansi keuangan daerah sebagai :
“Proses pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan
cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadiankejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk
pelaporan hasil-hasilnya dalam penyelenggaraan urusan
pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia”.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tujuan akuntansi keuangan
daerah adalah untuk memberikan informasi yang diperlukan agar dapat
mengelola suatu operasi dan alokasi sumberdaya yang dipercayakan kepada
organisasi secara tepat,

efisien,

dan

ekonomis,

serta

memberikan

informasi untuk melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan
tersebut serta melaporkan hasil operasi dan penggunaan dana publik. Selain


11
Universitas Sumatera Utara

itu, akuntansi keuangan daerah mengacu pada penerapan teori prinsip atau
standar akuntansi pada organisasi yang tidak mencari laba, khususnya unit
organisasi pemerintahan.

2.2.2 Sistem Pencatatan
Sistem pencatatan merupakan proses akuntansi untuk melakukan
penyusunan atau pembuatan bukti-bukti pembukuan atau bukti transaksi baik
transaksi internal maupun transaksi eksternal ke dalam jurnal, baik jurnal
umum maupun jurnal khusus dan mempostingnya ke buku besar, baik buku
besar utama maupun buku besar pembantu.
Sebelum era reformasi keuangan daerah, pengertian pencatatan dalam
akuntansi keuangan daerah selama ini adalah pembukuan. Padahal menurut
akuntansi, pengertian demikian tidaklah tepat. Hal ini disebabkan karena
akuntansi menggunakan sistem pencatatan.
Salah satu yang membedakan pembukuan dan akuntansi adalah dalam
penggunaan sistem pencatatan Menurut Rasdianto, Rambe dan Erlina
(2015, hal. 4), “ada beberapa sistem pencatatan yang dapat digunakan yaitu

sistem pencatatan single entry, double entry dan triple entry”.

a. Single Entry
Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata
buku tunggal atau tata buku. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi
dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat

12
Universitas Sumatera Utara

bertambahnya kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang
berkaitan berkurangnya kas akan dicatat pada sisi pengeluaran.
Sistem pencatatan single entry ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu
sederhana dan mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki kelemahan,
antara lain kurang bagus untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusun
laporan), sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit
di kontrol. Oleh karena itu, dalam akuntansi terdapat sistem pencatatan yang
lebih baik dan dapat mengatasi kelemahan tersebut.

b. Double Entry

Sistem pencatatan double entry sering disebut juga sistem tata buku
berpasangan. Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan
dicatat dua kali, dalam artian, bahwa setiap transaksi minimal akan
memengaruhi dua perkiraan, satu di sisi debit satu disisi kredit. Sisi debit ada
di sebelah kiri, sedangkan sisi kredit di sebelah kanan. Dalam melakukan
pencatatan tersebut, setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan antara
sisi debit dan kredit dari persamaan dasar akuntansi. Pencatatan dengan
sistem double entry sering disebut dengan istilah menjurnal.
Dengan digunakannya double entry accounting maka setiap transaksi
yang terjadi akan dicatat pada akun yang tepat, karena masing-masing akun
penyeimbang berfungsi sebagai media cross check. Selain ketepatan dalam
pencatatan transaksi, double entry accounting juga memiliki kemampuan
untuk mencatat transaksi dalam jumlah nominal yang akurat, karena jumlah

13
Universitas Sumatera Utara

sisi debit harus sama dengan sisi kredit. Persamaan akuntansi terbentuk
sebagai berikut :
Aktiva + Belanja = Utang + Ekuitas Dana + Pendapatan


c. Triple Entry
Sistem pencatatan triple entry pada dasarnya adalah sistem pencatatan
yang menggunakan double entry ditambah dengan pencatatan pada buku
anggaran. Pencatatan pada buku anggaran ini merupakan pencatatan tentang
anggaran yang telah digunakan sesuai dengan pencatatan pada double entry.
Dengan adanya pencatatan triple entry ini, maka dapat dilihat sisa
anggaran untuk masing-masing komponen yang ada di Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD). Pencatatan dengan sistem

triple entry ini

dilaksanakan saat pemcatatan double entry dilaksanakan, maka subbagian
pembukuan (Bagian Keuangan) Pemerintah Daerah juga mencatat transaksi
tersebut pada buku anggaran.

2.2.3 Basis Akuntansi
Basis akuntansi berhubungan dengan saat mengakui (mencatat)
pendapatan dan biaya atau belanja (expenditure). Agus dan Riyanto (2015,
hal. 3), menyebutkan :
“Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui
untuk tujuan pelaporan keuangan”.

14
Universitas Sumatera Utara

Secara konseptual hanya terdapat dua basis akuntansi, yaitu basis kas
(cash basis) dan basis akrual (accrual basis). Menurut Rasdiato, Rambe dan
Erlina (2015, hal. 11) “Basis akuntansi dalam akuntansi pemerintahan di
Indonesia dimulai dengan akuntansi berbasis kas, dilanjutkan dengan
akuntansi berbasis kas menuju akrual dan akuntansi berbasis akrual”.

a. Akuntansi Berbasis Kas ( Cash Based Accounting)
Akuntansi berbasis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayarkan (PSAP No. 1 Paragraf 8). Fokus pengukurannya pada saldo kas
dan perubahan saldo kas, dengan cara membedakan antara kas yang diterima
dan kas yang dikeluarkan.
Ruang lingkup akuntasi berbasis kas ini meliputi saldo kas, penerimaan
kas dan pengeluaran kas. Keterbatasan sistem akuntansi berbasis kas adalah
keterbatasan

informasi

pertanggungjawaban

kas

yang

dihasilkan

saja,

tetapi

karena

terbatas

pada

tidak

memperlihatkan

pertanggungjawaban manajemen atas asset dan kewajiban.

b. Akuntansi Berbasis Kas menuju Akrual ( Cash Toward Accrual Based
Accounting)
Akuntansi berbasis kas menuju akrual merupakan proses transisi. Basis
ini merupakan suatu pendekatan unik yang dikembangkan oleh Indonesia
untuk dapat menyajikan 4 (empat) laporan keuangan pokok yang
diamanatkan undang-undang dan disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

15
Universitas Sumatera Utara

Basis kas menuju akrual relative tidak dikenal di Negara-negara lain, Basis
ini merupakan pendekatan transisi dari kas menuju akrual yang berhasil.
Dengan basis ini, pendapatan, belanja dan pembiayaan dicatat
berdasarkan basis kas, sedangkan asset, utang dan ekuitas dana dicatat
berdasarkan basis akrual (PP. 24 tahun 2005).

c. Akuntansi Berbasis Akrual ( Accrual Based Accounting)
Akuntansi berbasis akrual adalah akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi,
tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar (PSAP
No. 1 Paragraf 8).
Fokus sistem akuntansi ini adalah pada pengukuran sumber daya
ekonomis dan perubahan daya pada suatu entitas. Menurut Erlina dan
Rasdianto (2013), sistem ini merupakan sistem yang paling modest.
Keberhasilan

Selandia

Baru

menerapkan

akuntansi

akrual

telah

menyebabkan berbagai perubahan dalam manajemen sektor publik.
Agus dan Riyanto (2015, hal. 13) menuliskan konsep akrual basis
didasari pada 2 (dua) pilar, yaitu :
1) Pengakuan pendapatan
Saat pengakuan pendapatan pada basis akrual pada saat
pemerintah mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari
hasil kegiatan pemerintah. Dalam konsep basis akrual, mengenai
kapan kas benar-benar diterima menjadi hal yang kurang penting.
Oleh karena itu, dalam basis akrual kemudian muncul estimasi

16
Universitas Sumatera Utara

piutang tak tertagih, sebab pengahsilaan sudah diakui padahal kas
belum diterima.
2) Pengakuan Beban
Pengakuan beban dilakukan pada saat kewajiban membayuar
sudah terjadi. Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban
membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai
starting point munculnnya biaya meskipun beban tersebut belum
dibayar.

2.3Laporan Keuangan
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Suwanda dan Santosa (2014; hal. 55) “Laporan keuangan
merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kepengurusan sumber daya
ekonomi yang dimiliki oleh entitas”. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi pemerintahan
(SAP) bahwa “ Laporan Keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai
posisi keuangan dan transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan”.
Entitas pelaporan dalam pemerintah adalah unit pemerintahan yang biasa
dikenal dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Erlina, Rambe dan Rasdianto (2015; hal. 19) menuliskan “Laporan
keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi telah dilakukan”.
Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang
dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010, Laporan
keuangan dihasilkan dari masing-masing Satuan Kerja Perangkar Daerah

17
Universitas Sumatera Utara

yang kemudian akan dijadikan dasar dalam membuat Laporan Keuangan
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Laporan keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas
akuntansi yang ada dalam suatu pemerintah daerah yang dijadikan sebagai
informasi dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan ekonomi oleh
pihak-pihak yang memerlukannya.
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, hasil operasi dan
perubahan ekuitas suatu entitaspelaporan yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah
untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan
untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.

2.3.2 Komponen Laporan Keuangan
Sesuai PSAP No.1 Paragraf 14, komponen-komponen yang terdapat
dalam satu set laporan keuangan terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran
(budgetary report) dan laporan keuangan, sehingga seluruh komponen
menjadi sebagai berikut :

18
Universitas Sumatera Utara

a. Laporan Realisasi Anggaran
“Laporan Realisasi Anggaran SKPD menyajikan informasi realisasi
pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiyaan yang masingmasing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode tertentu”
(PP No. 24 Tahun 2005).
Berdasarkan Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf
61-62, laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar
sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah yang mengambarkan perbandingan antara
angaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Menurut Erlina, Rambe dan Rasdianto (2015; hal. 23) unsur yang
dicakup secara langsung oleh laporan realisasi angaran terdiri dari
pendapatan-LRA, belanja, transfer dan pembiayaan. Masing-masing unsur
dijelaskan sebagai berikut :
1) Pendapatan–LRA
Pendapatan–LRA adalah penerimaan oleh bendahara umum
Negara/bendehara umum daerah atau oleh entitas pemerintah
lainnya yang menambah saldo anggaran

lebih dalam periode

tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah
dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
2) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran oleh bendahara umum
Negara/bendahara umumdaerah yang mengurangi saldo anggaran

19
Universitas Sumatera Utara

lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayaranya kembali oleh pemerintah.
3) Transfer
Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu
entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk
dana perimbangan dan dana bagi hasil.
4) Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak
berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar
kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan
untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara laindapat berasal dari pinjaman
dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain
digunakan

untuk

pembayaran

kembali

pokok

pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal
oleh pemerintah.

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL)
LP-SAL

dimaksudkan

untuk

memberikan

ringakasan

atas

pemanfaatan saldo anggaran dan pembiayaan pemerintah, sehingga suatu
entitas pelaporan harus menyajikan rincian lebih lanjut dari unsure-unsur
yang terdapat dalam LP-SAL dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
20
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Kerangka Konseptual PP NO. 71 Tahun 2010
Paragraf 63 dinyatakan bahwa ”Laporan perubahan saldo anggaran lebih
menyajikan informasi kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya”. Sementara PSAP
No. 1 Paragraf 41 menyatakan bahwa “Laporan perubahan saldo anggaran
lebih menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos
sebagai berikut :
1) Saldo anggaran lebih awal
2) Penggunaan saldo anggaran lebih
3) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan
4) Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya
5) Lain-lain
6) Saldo anggaran lebih akhir

c. Neraca
Pada Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf 64-65
dikatakan bahwa “Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi
keuangan entitas pelaoran mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada
tanggal tertentu”.
Erlina, Rambe dan Rasdianto (2015; hal. 49) menuliskan “Unsur
yang dicakup oleh neraca terdiri dari asset, kewajiban dan ekuitas”.
Adapun penjelasan dari masing-masing unsur tersebut adalah sebagai
berikut :

21
Universitas Sumatera Utara

1) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan
jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alas an sejarah budaya.
2) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaianya mengakibatkan aliran keluar sumber daya
ekonomi pemerintah.
3) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan
selisih antara asset dan kewajiban pemerintah.
PSAP No. 1 Paragraf 45-46 menyatakan bahwa “Setiap entitas
pelaporan mengklasifikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta
mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang dalam neraca”.
Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos pos berikut :
1) Kas dan setara kas
2) Investasi jangka pendek
3) Piutang pajak dan bukan pajak
4) Persediaan
5) Investasi jangka panjang

22
Universitas Sumatera Utara

6) Aset tetap
7) Kewajiban jangka pendek
8) Kewajiban jangka panjang
9) Ekuitas dana.

d. Laporan Operasional
Menurut Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf
78-79 “Laporan operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi
yang menambah ekuitas dan pengunaannya yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah untuk kegiatan penyelengaraan pemerintahan dalam satu
periode pelaporan”.
Unsur yang dicakup dalam laporan operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa, dengan penjelasan
sebagai berikut :
1) Pendapatan-LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.
2) Beban
Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih.
3) Transfer
Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang
dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan
lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
23
Universitas Sumatera Utara

4) Pos luar biasa
Pos luar biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa
yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan
merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin
terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas
bersangkutan.
e. Laporan Arus Kas
Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf 80-81
menjelaskan “Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan
dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas
pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu”. Tujuan pelaporan arus
kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi serta saldo
kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang
menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode
tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris. Penjelasan aktivitas-aktivitas tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran
kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama

24
Universitas Sumatera Utara

satu periode akuntansi. Arus kas dari aktivitas ini diperoleh dari
aktivitas seperti : penerimaan perpajakan, penerimaan Negara
bukan pajak (PNBP), penerimaan bagian laba perusahaan
negara/daerah,

pembayaran

hibah,

pembayaran

subsidi,

pembayaran bantuan sosial.
2) Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran
kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan asset tetap
serta investasi lainya yang tidak termasuk dalam setara kas. Arus
kas dari aktivitas ini seperti : penjualan aset tetap dan aset
lainnya, pembelian investasi dalam bentuk sekuritas, perolehan
aset tetap, pembenyukan dana cadangan.
3) Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran
kas yang berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang
dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jangka panjang
dan utang jangka panjang. Arus kas dari aktivitas ini antara lain :
penerimaan utang luar negeri, penerimaan kembali pinjaman
kepada pemerintah daerah, pembayaran pokok utang luar negeri
pembayaran pokok utang obligasi.

25
Universitas Sumatera Utara

4) Aktivitas Transitoris
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran
kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Arus kas dari aktivitas ini mencerminkan penerimaan
dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi pendapatan,
beban dan pendanaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas ini
antara lain : pemberian/penerimaan kembali uang persediaan
kepada/dari bendahara pengeluaran, penerimaan/pengeluaran
fihak ketiga (PFK).

f. Laporan Perubahan Ekuitas
“Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan disbanding dengan tahun sebelumnya”.
Suwanda dan Santosa (2014; hal. 64). Laporan perubahan ekuitas
berdasarkan PSAP No. 1 Paragraf 101 dan 102 menyajikan sekurangkurangnya pos-pos sebagai berikut :
1) Ekuitas awal
2) Surplus/deficit-LO pada periode bersangkutan
3) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas,
yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan
oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi keslahan
mendasar, misalnya :
• Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi
pada periode-periode sebelumnya.
26
Universitas Sumatera Utara

• Perubahan nilai asset tetap karena revaluasi asset tetap.
4) Ekuitas akhir.

g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Catatan atas laporan keuangan adalah informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan dengan tujuan agar dapat digunakan oleh
pengguna dalam memahami dan membandingkannya dengan

laporan

keuangan entitas lainnya.
Pada Kerangka Konseptual PP No. 71 tahun 2010 Paragraf 83
memuat “Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, laporan
perubahan SAL, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, neraca,
dan laporan arus kas”.
Secara umum, struktur CaLK mengungkapkan/menyajikan hal-hal
sebagai berikut :
1) Informasi umumtentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi,
2) Informasi tentang kebijakan fiscal/keuangan dan ekonomi makro,
3) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan
berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian
target,
4) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakanakuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya,

27
Universitas Sumatera Utara

5) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada
laporan keuangan lainnya,
6) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam laporan keuangan
lainnya,
7) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian sejenis telah dilakukan sebelumnya oleh Gert Paulsson pada
tahun 2006 dengan Judul “Accrual Accounting in the Public: Experiences From
The central Government in Sweden”. Hasil Penelitian menunjukkanAPBN di
Swedia masih didasarkan pada prinsip kas yang dimodifikasi. Selama tahun-tahun
terakhir, upaya-upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengubah prinsip
anggaran dari basis kas menuju penganggaran akrual. Reformasi manajemen
publik di pemerintah pusat di Swedia sebagai pemicu dalam pengenalan akuntansi
akrual, dan penggunaan informasi akuntansi secara aktual. Gert Paulsson
menjelaskan pengadopsian akuntansi akrual pada pemerintah pusat merupakan
bagian dari agenda reformasi karena akuntansi basis kas dianggap sudah tidak
relevan. Sistem Akuntansi Pemerintahan pusat di Swedia didasarkan pada basis
akrual penuh (full accrual). Namun terdapat pengecualian dalam perlakuan aset
bersejarah dan pajak. Aset bersejarah diakui berdasarkan basis kas. Sedangan
pajak diakui pada saat pajak dibebankan oleh pemerintah pada tahun anggaran.

28
Universitas Sumatera Utara

Agus Hariyanto pada tahun 2012 melakukan penelitian dengan judul
“Penggunaan Basis Akrual Dalam Akuntansi Pemerintahan di Indonesia”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Keuangan yang disusun dengan basis akrual akan
mempermudah para pemakai untuk membandingkan secara berimbang antara
alternatif dari pemakaian sumber daya, menilai kinerja, posisi keuangan, dan arus
kas dari entitas pemerintah, melakukan evaluasi atas kemampuan pemerintah
untuk mendanai kegiatannya.
Kusuma

Tahun 2013 melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Kesiapan Pemerintah Dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis
Akrual (Kasus Pada Kabupaten Jember)”. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui kesiapan Pemda Kabupaten Jember , mengetahui kendala dalam
implementasi PP No.71 Tahun 2010 dan untuk mengetahui model strategis
akselerasi implementasi PP No.71 Tahun 2010 tentang SAP. Metode yang
digunakan adalah metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Pemerintah Daerah Kabupaten Jember dilihat dari parameter integritas adalah
kategori siap dan untuk kesiapan SDM, kesiapan sistem informasi dan sarana
prasarana adalah kategori cukup siap
Langelo, Sangea dan Alexander pada tahun 2014 melakukan penelitian
yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem akuntansi pemerintahan Berbasis
Akrual Dalam Penyajian Laporan Keuangan pada Pemerintah Kota Bitung”, hasil
penelitian menunjukkan bahwa Pemkot Bitung belum sepenuhnya siap
menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Hal ini

29
Universitas Sumatera Utara

dikarenakan kesiapan SDM, infrastruktur dan penganggaran yang masih
sementara dilakukan dan belum rampung semuanya.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu (Sumber : Data yang diolah Peneliti, 2016)
No

Peneliti

Judul

Hasil Penelitian

1

Langelo,
Sangea dan
Alexander
(2014)

Analisis Penerapan
Sistem akuntansi
pemerintahan Berbasis
Akrual Dalam
Penyajian Laporan
Keuangan pada
Pemerintah Kota
Bitung

2

Kusuma
(2013)

3

Hariyanto
(2012)

Analisis Kesiapan
Pemerintah Dalam
Menerapkan Standar
Akuntansi Pemerintah
Berbasis Akrual
(Kasus Pada
Kabupaten Jember)
Penggunaan Basis
Akrual Dalam
Akuntansi
Pemerintahan di
Indonesia

Pemkot Bitung Belum
Sepenuhnya Siap Menerapkan
Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual.
Hal ini dikarenakan kesiapan
SDM, infrastruktur dan
penganggaran yang masih
sementara dilakukan dan
belum rampung semuanya.
Pemerintah Daerah Kabupaten
Jember dilihat dari parameter
integritas adalah kategori siap
dan untuk kesiapan SDM,
kesiapan sistem informasi dan
sarana prasarana adalah
kategori cukup siap.
Keuangan yang disusun dengan
basis akrual akan
mempermudah para pemakai
untuk membandingkan secara
berimbang antara alternatif dari
pemakaian sumber daya,
menilai kinerja, posisi
keuangan, dan arus kas dari
entitas pemerintah, melakukan
evaluasi atas kemampuan
pemerintah untuk mendanai
kegiatannya.

4

Gert
Paulsson
(2006)

Accrual Accounting in
the Public:
Experiences From The
central Government in
Sweden

APBN di Swedia masih
didasarkan pada prinsip kas
yang dimodifikasi. Selama
tahun-tahun terakhir, upayaupaya telah dilakukan
pemerintah untuk mengubah
prinsip anggaran dari basis kas
menuju penganggaran akrual.

30
Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari
tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar
variabel dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan
merupakan tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal berhubungan
dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.
Peneliti melakukan penelitian di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
khususnya di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Lingkungan Hidup
Provinsi Sumatera Utara. Adapun data yang menjadi acuan dalam penulisan
skripsi ini adalah Laporan Keuangan yang dimiliki oleh Badan Lingkungan Hidup
Provinsi Sumatera Utara.
Peneliti akan membandingkan penerapan standar akuntansi pemerintahan
pada pemerintah Provinsi Sumatera Utara khususnya Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara dengan
peraturan yang telah ditetapkan sesuai dengan PP No. 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual .
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan
melalui bagan alur berikut :

31
Universitas Sumatera Utara

BADAN LINGKUNGAN HIDUP
PROVINSI SUMATERA UTARA

SAP
BERBASIS AKRUAL

SUMBER DAYA MANUSIA
(SDM)

PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN

LAPORAN KEUANGAN

Gambar 2.1
Kerangka Alur Berfikir

32
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI KASUS PADA PEMERINTAHAN KOTA MATARAM)

16 85 19

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL (Studi Kasus Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta)

14 65 21

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Terhadap Laporan Keuangan SKPD ( Studi Kasus Pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara )

3 40 85

Penerapan Akuntansi Pendapatan Pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara

0 3 57

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Terhadap Laporan Keuangan SKPD ( Studi Kasus Pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara )

0 1 12

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Terhadap Laporan Keuangan SKPD ( Studi Kasus Pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara )

0 1 2

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Terhadap Laporan Keuangan SKPD ( Studi Kasus Pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara )

0 0 6

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Terhadap Laporan Keuangan SKPD ( Studi Kasus Pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara )

0 1 2

Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (Studi Kasus Pada Badan Keuangan Provinsi Gorontalo)

0 0 15

EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA BADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

0 0 17