Pengaruh Kepemimpinan dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada Usaha UKM di Jl. Dr. Mansyur)

[Type text]

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Tinjauan Teoritis

2.1.1

Kepemimpinan
Kepemimpimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu

sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusnya diharapkan dapat mendatangkan
manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002).
Kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemauan
pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu
yang berdasarkan penerimaan oleh kelompokjnya, dan memiliki keahlian khusus
yang tepat bagi situasi yang khusus (Kartono, 2003)
Lemahnya kepemimpinan bisa menyebabkan bisnis atau usaha menjadi
hancur. Kasali, (2010; 85-86), mengatakan sejarah kewirausahaan di Indonesia

ditandai dengan kentalnya jiwa dagang tetapi miskin kepemimpinan.tanpa
kepemimpinan, sukses dan enterpreneurship akan membatasi mimpi seoraang
pengusaha. Maxwel, 1993,(dalam Rhenal Kasali,2010) menandaskan, dedikasi
seseorang bisa membuat seseorang menjadi sukses, tetapi rendahnya kemampuan
leadership mengakibatkan efektifitas usaha menjadi terbatas. Kepemimpinan
sangat penting dalam membuat bisnis maju.
Kepemipinan menurut Suryana dan Bayu adalah kemampuan, proses, atau
fungsi yang digunakan dalam mempengaruhi orang lain untuk berbuat sesuatu
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pada suatu kegiatan, kepemimpinan

10

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

merupakan upaya membantu diri sendiri atau orang lain dalam mencapai suatu
tujuan.
Menurut Silalahi (dalam Apriani, 2011:2), kepemimpinan adalah aktivitas
mempengaruhi perilaku orang lain, baik secara individu maupun kelompok dalam

usaha mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Kepemimpinan juga diartikan
sebagai kemampuan seorang manajer dalam menimbulkan pemahaman tentang
apa yang harus dilakukan agar para bawahan mengerti dan bersedia melaksanakan
tugasnya, Drath & Palus (dalam Hartiti, 2011). Sedangkan menurut dwiwahyuni
(2011) kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan bersama.
Di sisi lain, menurut Sopiah (2008), kepemimpinan adalah proses
mengarahkan dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para
anggota kelompok. Definisi tersebut berimplikasi pada tiga hal (Sopiah, 2008),
yakni:
1.

Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, yakni bawahaan atau

pengikut. Karena tanpa kesediaan mereka menerima pengarahan dari pemimpin,
anggota kelompok membantu menegaskan status pemimpin dan memungkinkan
terjadinta proses kepemimpinan. Tanpa bawahan, maka semua sifat
kepemimpinan menjadi tidak relevan.
2.


Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara

pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk
mengarahkan beberapa aktivitas anggota kelompok, yang caranya tidak sama
antara pemimpin yang satu dengan yang lain.

11

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

3.

Di samping secara sah mampu memberikan perintah atau pengarahan

kepada bawahan atau pengikutnya, pemimpin juga harus memengaruhi bawahan
dengan berbagai macam cara.
Kepemimpinan menurut Tjiharjadi (2012:18) adalah pengaruh, tidak lebih,
tidak kurang, kapasitas menerjemahkan visi kedalam realitas, sebagai kesadaran

dan keinginan untuk mempengaruhi orang lain, yang selanjutnya memberikan
tanggapan atas keinginan diri sendiri untuk mengikutinya, serta penyebab
berbagai tindakan yang digerakkan orang secara cermat dengan perencanaan yang
bertujuan untuk penyelesaian agenda pemimpin, juga sarana komunikasi kepada
orang tentang nilai potensinya kemudian dengan sangat jelas datang untuk
menemukannya dalam diri sendiri.
Pengaruh

kepemimpinan

yang

diterapkan

dalam

perusahaan

mengindikasikan tanda keberhasilan pada masing-masing usaha. Setiap orang
memiliki kepemimpinan yang berbeda-beda, kepemimpinan yang berhasil yaitu

berawal dari efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, dinamis, perubahan,
memiliki insprasi dan menjalankan visi, (Tjiharjadi, 2012:22).
Robins dan Judge (2007) menjelaskan kepemimpinan sebagai kemampuan
untuk memengaruhi sebuah kelompok kea rah pencapaian visi atau seperangkat
tujuan. Menurut Greenberg dan Baron (2003), kepemimpinan merupakan proses
yang digunakan oleh seseorang untuk memengaruhi anggota kelompok kea rah
pencapaian tujuan kelompok organisasi.
Menurut Anoraga (2004:33), memimpin dapat diartikan sebagai suaatu
seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mau

12

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

berusaha

untuk


kelompok/organisasi.

mencapai
Menurut

tujuan
Herujito

yang

telah

(2001:179)

ditetapkan

sebuah

menyatakan


bahwa

kepemimpinan adalah seni kemampuan untuk mengendalikan orang-orang dalam
organisasi agar perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh
pimpinan.
Gaya kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin,
karena seorang pemimpin harus berperan sebagai organisasi kelompoknya untuk
mencapai yang telah ditetapkan (Hasibuan, 2005:83). Kepemimpinan dapat
didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengarahkan dan mempengaruhi
aktifitas yang berhubungan dengan penugasan anggota organisasi dalam rangka
mencapai tujuan kelompok atau organisasi.
Dari definisi ini tampak bahwa seorang pemimpin bertugas mendorong
bawahan untuk menapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang ada. Seorang
pemimpin harus menjadi fasilisator anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan
bersama.
Menurut Tjiptono (2001:79), pemimpin yang baik harus memiliki
beberapa karakteristik sebagai berikut:
1.

Tanggung jawab yang seimbang

Keseimbangan adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang

dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan
pekerjaan tersebut.

13

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

2.

Model peranan yang positif
Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau prestasi yang diharapkan

dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu, pemimpin
yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya.
3.


Memiliki keterampilan yang baik

Pemimpin yang baik harus dapat menyampaikan idenya secara ringkas dan jelas,
serta dengan cara yang tepat.
4.

Memiliki pengaruh positif
Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik terhadap karyawannya

dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal yang positif. Pengaruh adalah seni
menggunakan kekhusukan untuk meyakinkan orang lain akan sudut pandangan
orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu.
Berbagai kriteria digunakan untuk menilai efektifitas kepemimpinan
seseorang. Kriteria tersebut berkisar pada kemampuan pimpinan berperan dalam
menjalankan berbagai fungsi-fungsi kepemimpinan, sebagaimana dikemukakan
oleh Ramli et al.,(2014:3) sebagai berikut :
1.

Pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha


pencapaian target tugas pada setiap elemen kerja nya
2.

Wakil dan juru bicara dalam hubungan dengan pihak-pihak baik dari

dalam maupun dari luar organisasi
3.

Pimpinan selaku komunikator yang efektif

14

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

4.

Mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama


dalam menangani situasi konflik para bawahannya.
6.

Pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
Menurut Sentosa (2015) fungsi kepemimpinan meliputi :

1.

Menetapkan sasaran, termasuk tujuan dari sasaran tersebut, dan

menetapkan hal apa yang perlu dilakukan untuk memenuhi sasaran tersebut.
2.

Selain itu, juga perlu menentukan dan memutuskan hal yang perlu dicapai

dan diselesaikan.
2.1.2 Kewirausahaan
Menurut Suryana (2008) bahwa kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu
yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam
menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko
yang mungkin dihadapinya.
Wirausaha sebagai orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang
dapat mengenali tuntutan potensial atas barang dan jasa. Dalam pandangan Smith,
wirausaha bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang
merubah permintaan menjadi produksi. Manger (Riyanti, 2003: 23) berpendapat
bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun
untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai/bernilai rendah menjadi sesuatu yang
bernilai tinggi. Misalnya, dari terigu menjadi roti yang lezat.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber melalui cara baru dan berbeda untuk memenangkan
persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan
15

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang baru dan lebih efisien, memperbaiki produk
dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen (Suryana 2003:13).
Ada enam hakekat penting kewirausahaan yaitu (Suryana, 2003: 13),
sebagai berikut:
1.

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis.

2.

Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (ability to create the new and different).

3.

Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam

memecahkan

persoalan

dan

menemukan

peluang

untuk

memperbaiki kehidupan.
4.

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).

5.

Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi
nilai lebih.

6.

Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan
dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan

16

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang
baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanisan
mengambil resiko, kreativitas, inovasi serta meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar. Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu
terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong
perubahan, inovasi, dan kemajuan perekonomian berasal dari para wirausaha,
orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan memperepat
pertumbuhan ekonomi. Wirausahawan perlu mempunyai desain produk, strategi
pemasaran, dan solusi dalam mengatasi masalah manajerial yang kreatif untuk
bersaing dengan perusahaan lainnya. Seorang wirausahawan adalah seorang
pembatu yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala resiko pada
saat dia memulai usahnay untuk mendapatkan keuntungan (Machfoedz, 2005:9).
Menurut Anoraga (2009:27) kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan
kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik
pada pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusaha mencari pelanggan lebih
banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan
produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien,

17

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

melalui keberanian menggambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan
manajemen.
2.1.2.1 Pengetahuan Kewirausahaan
Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari
sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu.Seorang
wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan,
dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan
tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya,
menurut Suryana (2003:4) memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak
disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus
dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak
kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukkan oleh pengetahuan dan
pengalaman usaha (Suryana, 2006:88).
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan
berkreasi dan berinovasi. Ia memiliki kemampuan menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Ia kreatif dan inovatif. Kemampuan itu tercermin di saat memulai
usaha baru dengan mengerjakan sesuatu yang baru, memiliki kemauan dan
kemampuan untuk mencari peluang, mampu dan berani menanggung resiko, dan
mampu mengembangkan ide serta memanfaatkan sumber daya (Saban, 2013:46).
Terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki wirausaha yaitu:

18

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

a.

Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan

atau ditekuni.
b.

Imagination,

memiliki

imajinasi,

ide

dan

perspektf

serta

tidak

mengandalkan kesuksesan masa lalu.
c.

Partical knowledge,memiliki pengetahuan praktis , misalnya pengetahuan

teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
d.

Search skill,kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi.

e.

Foresight, berpandangan jauh kedepan.
Kompetensi yang harus dimiliki wirausaha yaitu:

a.

Knowing your business, harus mengetahui segala sesuatu yang

berhubungan dengan usaha atau bisnis yang akan dijalankan.
b.

Knowing the basic business management, mengetahui dasar- dasar

pengelolaan bisnis seperti merancang usaha mengorganisasi dan mengendalikan
perusahaan, termasuk memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan
membukukan kegiatan usaha.
c.

Having the proper attitude , memiliki sikap yang benar terhadap usaha

yang dilakukannnya.
d.

Having adequate capital, memiliki modal yang cukup, tidak hanya

berbentuk materi, tetapi uga moril. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan
modal utama dalam usaha.

19

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

e.

Managing finances effectively, mampu mengatur /mengelola keuangan

secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara
tepat, serta mengendalikan secara akurat.
f.

Man

g.

Managing people, mampu merencanakan, mengatur, mengarahkan,

menggerakkan (memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan
perusahaan.
h.

Satisfying customer by providing high quality product, member kepuasan

kepada pelanggan dengan menyediakan barang dan jasa yang bermutu dan
bermanfaat.
i.

Knowing to compete, mengetahui strategi/cara bersaing. Wirausaha harus

dapat melakukan Analisis SWOT terhadap usahanya sendiri dan pesaing
j.

Copyng with regulations and paperwork, membuat aturan/pedoman yang

jelas (tersurat, tidak tersirat) (Saban, 2013:46 ).
k.

Managing time effectively, mampu mengatur waktu seefisien mungkin.

Mengatur, menhitung, dan menepati waktu sesuai kebutuhan.
2.1.3 Keberhasilan Usaha
Noor (2007:397) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha pada
hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis
dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang
melakukan bisnis.

20

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah
penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit
bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan
memuaskan.

Ukuran

keberhasilan

usaha

dalam

menerapkan

strategi

pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin
banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka
mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup
berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan
salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada
lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan kuran lainnya
(Kasmir, 2006:172)
Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik
dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi
kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga
menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa
membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak
berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun
kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik
maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar
yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih
keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meingkat,
keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan

21

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

anggota dari perusahaannya bertambah. Usaha yang berhasil saat ini biasanya
bukan usaha yang pertama kali dilakukan. Pengalaman berusaha bisa diperoleh
dari bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi
wirausaha atau dari pengalaman kerja dari suatu organisasi entrepreneurial.
Berdasarkan penemuan diatas dalam penelitian ini pengalaman akan dilihat
pengaruhnya pada keberhasilan usaha. Adapun yang dimaksud pengalaman disini
adalah pernah tidaknya seorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha
sejenis sebelum dia memulai usaha sendiri.
2.1.4

Pengertian Usaha Kecil Menengah
Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria yakni:
1.

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995

adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan
bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit
dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

22

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
yang memenuhi kriteria:
a.

Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah

usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih
banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar
rupiah).
Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri
kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan
jumlah pekerjanya, yaitu:
1.

Industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang

2.

Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang

3.

Insdutri menengan dengan pekerja 20-99 orang

4.

Industry besar dengan pekerja 100 orang atau lebih

23

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

2.2

Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No
1

Nama
Syahputra, Hadi
(2010)

2

Nurzaman ,
Retno Kurnia
(2009)

3

Manthey, Faisal
Reza (2011)

4

Junita Elisabet P
(2016)

5

Deswira (2016)

2.3

Judul
Pengaruh Kepemimpinan
Terhadap Keberhasilan Usaha
Pada Industri Pakaian di Jl.
Denai Medan
Pengaruh Kemampuan
Wirausaha Dan Kreativitas
Terhadap Keberhasilan Usaha
Pada Restoran Sindang Reret
Cabang Surapati Bandung

Pengaruh Gaya
Kepemimpinan
Transformasional Terhadap
Keberhasilan Usaha Pada
Bengkel Barspeed Medan
Pengaruh Pengetahuan
Terhadap Kesuksesan
Pengusaha Kecil DI Komplek
Multatuli Medan
Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan dan
Keunggulan Bersaing
Terhadap Keberhasilan Usaha
Rumah Makan Minang di
Kota Medan

Hasil penelitian
Pengaruh terhadap keberhasilan
usaha pada industri adalah
tanggung jawab.
Hasil pegujian hipotesis
menunjukkan kemampuan
wirausaha dan kreativitas secara
simultan memiliki pengaruh
signifikan terhadap keberhasilan
usaha. Hasil pengujian hipotesis
secara parsial menunjukkan bahwa
kemampuan wirausaha dan
kreativitas secara parsial
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap keberhasilan
usaha
Kepemimpinan Transformasional
secara parsial atau masing-masing
(uji t) berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap
Keberhasilan Usaha.
Dari hasil penelitian menunjukan
pengaruh pengetahuan
kewirausahaan berpengaruh
terhadap kesuksesan pengusaha.
Berdasarkan hasil pengolahan
data, diketahui pengaruh variabel
pengetahuan kewirausahaan dan
keunggulan bersaing memiliki
pengaruh simultan yang signifikan
terhadap keberhasilan usaha.
Pengaruh yang terjadi antara
variabel pengetahuan
kewirausahaan, secara parsial,
terhadap keberhasilan usaha,
signifikan dan berpengaruh positif.
Sementara variabel keunggulan
bersaing berpengaruh positif,
namun tidak signifikan, terhadap
keberhasilan usaha.

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variable

yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

24

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan
sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan
variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis Sugiyono
(2010:60).
Dalam menjalankan usaha, kepemimpinan merupakan salah satu faktor
utama yang mendukung kesuksesan usaha dalam mencapai tujuan. Banyak ahli
yang mencoba untuk mendefinisikan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah seni
mempengaruhi dan mengarahkan orang denan cara kepatuhan, kepercayaan,
hormat, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama
(Timpe, 2002:181). Hughesc dalam Ria

(2009:11) menyatakan bahwa

kepemimpinan merupakan fenomena kompleks yang melibatkan tiga hal utama
yakni pemimpin, pengikut, dan situasi. Fenomena mengenai kepemimpinan ini
diyakini memiliki pengaruh terhadap produktifitas dan kohefisitas kelompok
(Bass dalam Ria, 2009:11).
Pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui
tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif
berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan
keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu
usaha (Ranto, 2007:22).
Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam
bisnis. Menurut Nasution (2001 : 12), sebuah perusahaan dikatakan meraih
keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,
keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan
25

Universitas Sumatera Utara

[Type text]

anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Menurut Hutagalung (2008 : 50),
sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba
dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan
kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran
nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.
Pengaruh Kepemimpinan
(X1)
Keberhasilan Usaha
(Y)
Pengetahuan
Kewirausahaan
(X2)
Sumber : (Timpe, 2002:181), Ranto (2007) Nasution (2001 : 12),
Hutagalung (2008 : 50)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

diuraikan sebelumnya, maka hipoteis yang dikemukakan oleh peneliti adalah:
“Kepemimpinan dan Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keberhasilan usaha pada UKM di Jalan Dr.Mansyur”

26

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Burger di sepanjang Jalan Dr Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan)

0 4 97

Pengaruh Kepemimpinan dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada Usaha UKM di Jl. Dr. Mansyur)

1 5 94

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Burger di sepanjang Jalan Dr Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan)

0 0 10

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Burger di sepanjang Jalan Dr Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan)

0 0 2

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Burger di sepanjang Jalan Dr Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan)

0 0 5

Pengaruh Kepemimpinan dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada Usaha UKM di Jl. Dr. Mansyur)

0 0 10

Pengaruh Kepemimpinan dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada Usaha UKM di Jl. Dr. Mansyur)

0 0 2

Pengaruh Kepemimpinan dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada Usaha UKM di Jl. Dr. Mansyur)

0 0 9

Pengaruh Kepemimpinan dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada Usaha UKM di Jl. Dr. Mansyur)

0 1 2

Pengaruh Kepemimpinan dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada Usaha UKM di Jl. Dr. Mansyur)

0 0 13