Peranan Spiritual Pada Penyakit Ginjal Kronik

PERANAN SPIRITUAL PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK
Wika Hanida Lubis, Habibah Hanum Nasution, Rahmawati
Divisi Psikosomatik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU/ RSUP H. Adam Malik

Pendahuluan
Penyakit kronik dalam perjalanannya sangat mempengaruhi konsep jiwa (psikis)
pasien, sehingga penatalaksaannya pun diperhatikan secara holistik. Perkembangan
dalam terapi ilmu kedokteran haruslah sesuai dengan definisi WHO tahun 1994 tentang
konsep sehat yaitu sehat secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. 1 Terapi ilmu
kedokteran bersifat holistik, maksudnya tidak hanya gejala fisik saja yang ditangani
tetapi pemeriksaan pada faktor-faktor psikis yang biasanya sangat mendominasi
penderita psikosomatis pun menjadi prioritas. Model holistik mengatakan bahwa semua
penyakit yang memiliki komponen psikosomatik, dan biologis, faktor psikologis, sosial,
dan spiritual selalu berkontribusi dalam gejala- gejala penyakitnya.2
Penyakit ginjal kronik merupakan salah satu penyakit kronik. Pasien penyakit
ginjal kronik mengalami gangguan kesehatan terkait kualitas hidup pada aktivitas
sehari-hari termasuk fisik, seksual, kehidupan sosial, dan masalah mental seperti
depresi, kecemasan, nyeri, dan gangguan tidur. Kondisi tersebut menimbulkan
perubahan atau ketidakseimbangan yang meliputi biologi, psikologi, sosial dan spiritual
pasien. Gangguan-gangguan tersebut secara tidak langsung mempengaruhi perjalanan
penyakit ginjal kronik.2

Beberapa dekade ini banyak tulisan tentang peranan spiritual dalam penanganan
penyakit kronik. Bussing dan Koenig menyarankan pentingnya merawat kebutuhan
rohani, eksistensial, dan psikologis pasien yang menderita penyakit kronik jangka
panjang hingga akhir hidup mereka.3 Agama dan spiritualitas semakin ditekankan dalam
perawatan kesehatan, karena dapat dianggap sebagai cara untuk menemukan makna
hidup, harapan dan kedamaian di tengah perjalanan penyakit kronik.4 Tulisan ini
bertujuan menggambarkan peranan spiritual sebagai penanganan psikosomatik dalam
hal penanganan penyakit ginjal kronik.
Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya

1

berakhir dengan gagal ginjal. Penyakit ginjal kronik (PGK) didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal atau laju filtrasi glomerulus (GFR) lebih rendah dari 60 mL / menit /
1,73 m2 selama tiga bulan atau lebih. Keadaan gagal ginjal ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang ireversibel, dan pada suatu saat memerlukan terapi pengganti ginjal
yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.5
Prevalensi PGK di dunia diperkirakan berada dalam kisaran 8-16%.6 Indonesia

termasuk negara dengan tingkat penderita penyakit ginjal kronik yang cukup tinggi, data
dari ASKES tahun 2010 tercatat 17.507 pasien.Sebanyak 400 dari sejuta penduduk
Indonesia menjalani terapi pengganti ginjal sebagai akibat ginjal yang tidak berfungsi.7
Tabel 1. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas dasar derajat penyakit5

LFG (ml/mn/1,73 m2)

Derajat Penjelasan
1

Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ≥ 90
meningkat

2

Kerusakan ginjal dengan LFG meningkat ringan

60-89

3


Kerusakan ginjal dengan LFG meningkat sedang

30-59

4

Kerusakan ginjal dengan LFG meningkat berat

15-29

5

Gagal ginjal