TINGKAT PERILAKU AGRESI F SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYA KARTA TAHUN AJARAN 20062007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIM BINGAN KLASIKAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Sa tu Syarat Mempero leh Gela r Sa rjana Pendid ikan P ro

  

DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII

SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BIMBINGAN KLASIKAL

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Oleh:

Nena Mirsha W. L.

NIM: 021114038

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

“Kepintaran bukanlah hal yang utama bila dibandingkan dengan

ketekunan…” “Terpujilah Tuhan Yesus, sebab Ia menjadi sahabat setiap orang…” “Setiap manusia berhak untuk dihargai dan dimengerti…”

  Penulis Skripsi ini kupersembahkan untuk:

   Keluarga besarku yang telah mendukung dan telah memberikan kepercayaannya kepadaku.

   Semua teman dan sahabatku selama kuliah di Prodi BK USD, khususnya Esti, Ina, Uning dan Paula.

   Semua tenaga pengajar (dosen) Prodi BK USD, terutama dosen yang telah membimbingku dalam penyusunan skripsi ini.

   Prodi BK USD yang menjadi tempat belajarku untuk menjadi manusia yang lebih dewasa.

  

ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII

SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

  

BIMBINGAN KLASIKAL

Nena Mirsha W. L.

  

021114038

  Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah (1) ”Bagaimanakah tingkat perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?” dan (2) ”Topik-topik bimbingan klasikal yang bagaimanakah yang sesuai untuk siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?”.

  Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif. Subjek uji coba adalah siswa kelas VIII D dan VIII E SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang berjumlah 75 siswa pada tahun ajaran 2005/2006, sedangkan untuk subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B, C dan E SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang berjumlah 104 siswa pada tahun ajaran 2006/2007.

  Instrumen penelitian yang digunakan adalah ”Kuesioner Perilaku Agresif” yang disusun sendiri oleh peneliti. Kuesioner tersebut terdiri dari pernyataan- pernyataan yang memuat 8 bentuk perilaku agresif, yaitu 4 bentuk perilaku agresif dimensi fisik (agresi fisik-aktif-langsung, agresi fisik-aktif-tidak langsung, agresi fisik-pasif-langsung, agresi fisik-pasif-tidak langsung) dan 4 bentuk perilaku agresif dimensi verbal (agresi verbal-aktif-langsung, agresi verbal-aktif-tidak langsung, agresi verbal-pasif-langsung, agresi verbal-pasif-tidak langsung). Total item berjumlah 80 butir.

  Teknis analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan peringkat berdasarkan rumus PAP tipe II. Tingkat perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 digolongkan menjadi 5, yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah.

  Hasil penelitian menunjukkan deskripsi tingkat perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sebagai berikut: (1) tidak ada siswa yang tingkat perilaku agresifnya sangat tinggi, (2) 3 (2,88%) siswa yang tingkat perilaku agresifnya tinggi, (3) 32 (30,77%) siswa yang tingkat perilaku agresifnya cukup, (4) 43 (41,35%) siswa yang tingkat perilaku agresifnya rendah, dan (5) 26 (25%) siswa yang tingkat perilaku agresifnya sangat rendah.

  Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diusulkan topik-topik bimbingan klasikal untuk menekan angka perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Stella Duce

  2 Yogyakarta, yaitu ”Perilaku agresif”, ”Dampak dan cara mengatasi perilaku agresif”, ”Pengaruh emosi”, ”Pengungkapan perasaan”, ”Kendali diri”, ”Pengamatan konflik”, ”Strategi penyelesaian konflik”, ”Tekanan teman sebaya”, ”Perilaku asertif” dan ”Kecerdasan emosional”.

  

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF THE EIGHT GRADE STUDENTS’

AGGRESSIVE BEHAVIOR LEVEL IN STELLA DUCE 2

JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2006/2007

  

AND ITS IMPLICATION TO CLASSICAL GUIDANCE

TOPICS PROPOSAL

Nena Mirsha W. L.

  

021114038

  This research aimed to describe the eight grade students’ aggressive behavior level in Stella Duce 2 Junior High School Yogyakarta academic year 2006/2007. The problems that became the basic of this research were (1) “What is the eight grade students’ aggressive behavior level in Stella Duce 2 Junior High School Yogyakarta academic year 2006/2007?” and (2) “What kind of classical guidance topics are appropriate for the eight grade students in Stella Duce 2 Junior High School Yogyakarta academic year 2006/2007?”.

  This was a descriptive research. The prior test subjects were the eight grade students from class VIII D and VIII E Stella Duce 2 Junior High School Yogyakarta academic year 2005/2006: 75 students, whereas the subjects for the research were 104 students of the eight grade from class VIII B, VIII C and VIII E Stella Duce 2 Junior High School Yogyakarta academic year 2006/2007.

  The used research instrument was “Aggressive Behavior Questionnaire” that was compiled by writer. The questionnaire consisted of statements with 8 aggressive behavior forms, that is 4 physical dimension forms of aggressive behavior (direct-active-physical aggression, indirect-active-physical aggression, direct-passive-physical aggression, indirect-passive-physical aggression) and 4 verbal dimension forms of aggressive behavior (direct-active-verbal aggression, indirect-active-verbal aggression, direct-passive-verbal aggression, indirect- passive-verbal aggression). The amounts of items were 80 items.

  The data analysis technique used was the percentage calculation and level based on PAP type II. Aggressive behavior level of eight grade students in Stella Duce 2 Junior High School Yogyakarta academic year 2006/2007 were classified into 5 classification, they are: very high, high, enough, low and very low.

  The research result showed that the eight grade students’ aggressive behavior level in Stella Duce 2 Junior High School Yogyakarta academic year 2006/2007 were as follow: (1) there was no student who had very high aggressive behavior level, (2) 3 students (2,88%) had high aggressive behavior level, (3) 32 students (30,77%) had enough aggressive behavior level, (4) 43 students (41,35%) had low aggressive behavior level, and (5) 26 students (25%) had very low aggressive behavior level.

  Based on the research result, appropriate classical guidance topics were proposed to press the point of the eight grade students’ aggressive behavior in Stella Duce 2 Junior High School Yogyakarta academic year 2006/2007, that is “Aggressive behavior”, “The impact and the manner to overcome aggressive behavior”, “Emotion effect”, “Sense disclosure”, “Self control”, “Conflict observation”, “Conflict finishing strategy”, “Friends pressure”, “Assertive behavior”, and “Emotional intelligence”.

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan bimbingan dan penyertaan-Nya, penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelas sarjana. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terima kasih bagi pihak-pihak yang mendukung keberhasilan dan kelancaran penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerelaan mereka, banyak hambatan yang akan ditemui oleh peneliti. Oleh karena itu, dengan tulus hati, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Ibu Dr. MM. Sri Hastuti, M. Si. sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan dukungannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  2. Bapak Drs. Ign. Masidjo sebagai dosen pembimbing pertama yang telah membimbing dan mendampingi peneliti dengan penuh kesabaran selalu memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dan memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. sebagai dosen pembimbing kedua yang tidak segan-segan memberikan masukan yang berharga kepada peneliti.

  4. Segenap tenaga pengajar (dosen) dan karyawan Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah banyak mendukung studi peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi pada waktunya.

  5. Sr. Cornelio, CB (Kepala Sekolah SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang lama) dan Ibu Dra. S. Listyawati S. N. (Kepala Sekolah SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang baru) yang telah mempermudah pelaksanaan penelitian.

  6. Dra. Th. Marfuah, Koordinator BK SMP Stella Duce 2 Yogayakarta, yang selalu mendukung peneliti dalam penyelesaian skripsi.

  7. Tenaga pengajar dan karyawan SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang menerima peneliti dengan tangan terbuka.

  8. Siswa-siswi SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang sudi bekerja sama dengan peneliti pada waktu pelaksanaan penelitian.

  9. Ny. Suhesni (nenek) yang telah membiayai semua kebutuhan peneliti sewaktu menjadi mahasiswa… “Bu…besok gantian ya…”.

  10. Keluarga besar peneliti, terutama Om Bambang sekeluarga, yang telah rela menghibahkan komputernya (laptopnya juga) untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Terima kasih untuk dukungan dan kepercayaannya.

  11. Teman-teman satu angkatan 2002 yang selama lima tahun ini menawarkan kebersamaan dan keceriaan semasa kuliah.

  12. Maria Flora A., Agustina Cahyaningrum, Uningtyas GTK dan Paula Tri Cahyani R. yang telah menawarkan persahabatan dan memberikan banyak kisah, “Kapan kumpul-kumpul lagi?…aku kangen e…”.

  13. Ika Wahyuningsih dan keluarga….terima kasih sudah meminjamkan komputernya…he-he…

  14. Adi Bogy Satriyo yang dengan rela selalu mendampingi peneliti selama penyusunan skripsi.

  Peneliti menyadari bahwa masih banyak kesalahan di sana-sini, oleh karena itu peneliti mohon maaf. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya pihak-pihak yang tertarik dengan perilaku agresif. Terima kasih.

  Penulis

  DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................... ............................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................. v

ABSTRAK.................................................................................................................. vi

i

ABSTRACT................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR............................................................................................... .. x DAFTAR ISI............................................................................... .............................. . xii DAFTAR TABEL............................................................................... ....................... xv DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. x vi BAB I: PENDAHULUAN

  1 A. Latar Belakang Masalah.............................................................................

  B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3 ............................ 3 C. Tujuan Penelitian ............................................................

  D. Manfaat Penelitian...................................................................................... 3

  E. Definisi Operasional ................................................................................... 4

  BAB II: TINJAUAN PUSTAKA/KAJIAN TEORI A. Hakekat Perilaku Agresif............................................................................ 7

  1. Pengertian Perilaku Agresif.................................................................. 7

  2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif........................................................... 9

  3. Akibat Perilaku Agresif...................................................................... 11 xii

  xiii

  34

  ............ 55 B. Pembahasan................................................................. ............................. 57

  BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA.................................. 55 A. Hasil Penelitian .............................................................................

  ............................. 52 E. Teknik Analisis Data ................................................... ............................. 53

  ............................. 38 D. Pengumpulan Data.......................................................

  ............................. 37 B. Subjek Penelitian ..................................... ................................................. 37 C. Instrumen Penelitian ....................................................

  BAB III: METODOLOGI PENELITIAN.................................... ............................. 37 A. Jenis Penelitian ............................................................

  4. Hubungan Bimbingan Klasikal dan Perilaku Agresif........................ 35

  30 3. Bimbingan Klasikal ............................................................................

  4. Faktor-faktor Pembentuk Perilaku Agresif......................................... 12

  8

  ............................. 28 1. Pengertian Bimbingan .................................. ...................................... 2

  2. Ciri-ciri Masa Remaja......................................................................... 23 C. Hakekat Bimbingan .....................................................

  1. Pengertian Remaja.............................................................................. 22

  22

  8 B. Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce II sebagai Remaja............................

  5. Cara Mengurangi Perilaku Agresif..................................................... 1

  BAB V: USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK MENEKAN ANGKA PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA

  

xiv

TAHUN AJARAN 2006/2007....................................... ............................. 63

  

BAB VI: RINGKASAN, KETERBATASAN, KESIMPULAN DAN SARAN....... 69

A. Ringkasan....................................................................

  ............................. 69 B. Keterbatasan ............................................................... ............................. 72 C. Kesimpulan .................................. ............................................................

  73 D. Saran-saran.................................................................. ............................. 73 1. Untuk SMP Stella Duce 2 Yogyakarta...............................................

  73

  75 DAFTAR PUSTAKA.................................................................... ............................. 76

LAMPIRAN................................ ............................................................................ ... 79

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Indikator-indikator penyusunan kuesioner perilaku agresif ...................... 40

  

Tabel 2 : Kisi-kisi Item Kuesioner Perilaku Agresif Menurut Buss........................ 41

Tabel 3 : Rekapitulasi item hasil uji validitas .............................. ............................. 46

Tabel 4 : Item tambahan untuk kuesioner penelitian ................................................ 48

Tabel 5 : Perubahan no. urut pada kuesioner perilaku agresif.................................. 49

Tabel 6 : Koefisien korelasi dan kualifikasi reliabilitas ........................................... 51

Tabel 7 : Jadwal pengisian kuesioner penelitian perilaku agresif............................ 53

Tabel 8 : Kualifikasi tingkat perilaku agresif menurut PAP II................................ 53

Tabel 9 : Hasil Penelitian Perilaku Agresif ................................. ............................. 55

Tabel 10 : Persentase dan kualifikasi bentuk -bentuk perilaku agresif....................... 56

Tabel 11 : Usulan topik-topik bimbingan klasikal ..................................................... 65

xv

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman ............... 80

  1. Kuesioner perilak u agresif uji coba.......................................................

  

2. Tabulasi data uji coba kuesioner perilaku agresif ................................................. 91

  

3. Validitas dan reliabilitas uji coba kuesioner perilaku agresif ............................. 101

  

4. Kuesioner perilaku agresif untuk penelitian ....................................................... 113

........................... 121

  5. Tabulasi data penelitian perilaku agresif .................................

  ........................... 131 6. Perhitungan gambaran perilaku agresif................................... .............................. ... 135 7. Kualifikasi perilaku agresif siswa ......................................

  .. 139 8. Total skor setiap bentuk perilaku agresif..........................................................

  156 9. Perhitungan persentase bentuk -bentuk perilaku agresif..................................... 159 10. Kualifikasi bentuk -bentuk perilaku agresif menurut PAP II..............................

  161

11. Surat permohonan ijin penelitian ........................................................................

163 12. Surat pernyataan melakukan penelitian ..............................................................

xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku agresif dapat dilihat disekitar kita. Siapapun dapat melakukannya

  tak terkecuali siswa SMP. Siswa SMP yang sedang mengalami perpindahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja berusaha beradaptasi dengan keadaan mereka yang sedang tumbuh dan berkembang. Dalam prosesnya, mereka mereka selesaikan dengan perilaku agresif. Contoh konkrit dari perilaku agresif ini adalah tawuran antarsiswa yang banyak dilihat oleh masyarakat kita. Tawuran adalah contoh perilaku agresif yang ekstrim bila dibandaingkan dengan mengumpat atau mengabaikan perkataan/perintah orang lain. Seperti yang disebutkan oleh rickybelia@yahoo.com (18 Januari 2006), bentuk perilaku agresif yang dilakukan oleh para remaja ada bermacam-macam, mulai dari kekerasan verbal/mencaci maki, kekerasan fisik/memukul, sampai pada kekerasan psikis/memeras. Jika dilihat dari segi akibatnya, berbagai macam bentuk perilaku agresif ini tidak bisa diremehkan, karena dampaknya bukan hanya pada fisik (badan) tetapi juga pada psikis (mental) masing- masing orang yang menghadapi perilaku ini.

  Karena siswa SMP sedang mengalami perpindahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja, kemungkinan perilaku agresif ini, terutama dalam bentuk fisik, bertujuan untuk mendapatkan suatu “pengakuan” dari teman, lawan atau pihak lain yang mencoba menghambat mereka. Sebagai remaja awal, mereka ingin membuktikan kepada teman-temannya bahwa mereka itu ”ada” atau posisi mereka perlu diperhatikan. Penelitian yang diadakan Rodkin menunjukkan bahwa anak-anak yang sering melakukan perilaku agresif pada umumnya ingin menjadi populer, mempunyai pengaruh dan kontrol terhadap teman-temannya (Tim Pustaka Familia, 2006: 102). Oleh karena itulah, jika mereka menemui masalah, kerap kali penyelesaian yang mereka pikirkan dan/atau lakukan cenderung ke perilaku agresif. Hal tersebut sudah menjadi di kalangan mereka.

  Peneliti tertarik dengan perilaku agresif dan ingin memahami perilaku agresif secara lebih mendalam sehingga peneliti dapat menggambarkan tingkat perilaku agresif yang terdapat pada siswa SMP sebagai remaja awal. Selanjutnya, hasil penelitian ini akan dipergunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik yang sesuai dengan keadaan siswa yang bersangkutan (tingkat perilaku agresif yang terlihat pada siswa).

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi cerminan keadaan para siswa SMP di sekolah dari segi tingkah laku sehingga para pembimbing/pendidik dapat memikirkan dan melaksanakan topik-topik kegiatan (bimbingan) yang sesuai dan dapat mengurangi frekuensi munculnya perilaku agresif pada siswa SMP.

  Perilaku agresif yang sering muncul dapat diarahkan dengan suatu kegiatan tertentu dan menjadikannnya sebagai hal-hal yang positif dan konstruktif demi perkembangan para siswa.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu:

  1. Bagaimanakah tingkat perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Stella Duce

  2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?

  2. Topik-topik bimbingan klasikal yang bagaimanakah yang sesuai untuk siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui dan/atau menggambarkan tingkat perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

  2. Mengimplikasikan hasil penelitian ini, yaitu dengan mengusulkan topik- topik bimbingan klasikal yang sesuai dengan keadaan siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Manfaat Praktis

  a. Bagi pendidik (orang tua dan guru) Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pendidik dalam rangka memahami perilaku peserta didik yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif, serta membantu dan membina peserta didik agar mengembangkan perilaku yang lebih asertif.

  b. Bagi konselor Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai penyebab perilaku agresif pada remaja (khususnya siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007), sehingga konselor dapat mengambil tindakan untuk mencegah dan mengatasi masalah ini.

  Penelitian ini merupakan bekal bagi peneliti di kemudian hari untuk mendampingi dan memberikan layanan bimbingan dan/atau konseling, baik secara kelompok maupun individual, kepada peserta didik yang sedang memiliki suatu masalah yang berkaitan dengan perilaku agresif.

  2. Manfaat Teoritis

  a. Penelitian ini dapat memberikan sumber informasi dan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling, khususnya yang berhubungan dengan perilaku agresif.

  b. Dari penelitian ini, peneliti dapat memberikan data atau informasi yang baru bagi peneliti-peneliti lain yang juga ingin mengangkat perilaku agresif sebagai topik utamanya.

  1. Deskripsi

  Deskripsi adalah suatu pemaparan atau penggambaran tentang sesuatu hal, yang dalam hal ini adalah tingkat perilaku agresif siswa SMP Stella Duce

  2 Yogyakarta TA 2006/2007, dengan menggunakan kata-kata secara jelas dan mendetail.

  2. Perilaku agresif Perilaku agresif adalah suatu bentuk perilaku yang memiliki beberapa unsur, antara lain perilaku menyerang, perasaan marah/kecewa dan mempertahankan diri.

  Siswa kelas VIII SMP adalah mereka yang berusia sekitar 14/15 tahun dan sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Mereka termasuk dalam masa remaja awal.

  4. SMP Stella Duce 2 SMP Stella Duce 2 Yogyakarta didirikan pada tahun 1971 oleh Dra. Sr.

  Bernadia, CB di bawah Yayasan Tarakanita dan terletak di Jalan Suryodiningratan no. 33 Yogyakarta.

  5. Bimbingan Bimbingan merupakan layanan yang diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan bantuan dalam membuat pilihan, penyesuaian diri atau dalam memecahkan masalah/kesulitan dan melalui proses.

  6. Bimbingan klasikal Bimbingan klasikal adalah kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing dan melibatkan peserta didik yang tergabung dalam suatu kelompok kelas yang bertujuan untuk membantu perkembangan peserta didik secara optimal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA/KAJIAN TEORI A. Hakekat Perilaku Agresif

  1. Pengertian Perilaku Agresif Dalam bahasa Indonesia, kata agresif merupakan peleburan dari kata agresi dan akhiran -if. Akhiran –if berasal dari bahasa Belanda, -ief, yang menyatakan memiliki sifat, misalnya dalam kata sportif, komunikatif, dari bahasa Latin, yaitu “aggredi” yang berarti “menyerang” (Pearce, 1990: 45). Agresi dalam bahasa Inggris, “aggression” memiliki makna penyerangan. Sedangkan dalam bahasa Belanda, “agressief” berarti bersifat penyerang, atau bernafsu menyerang.

  Pengertian tersebut memperkuat pendapat Pearce (1990: 45) yang menyebutkan bahwa kata agresif menyiratkan arti bahwa orang siap untuk memaksakan kehendaknya sendiri atas orang lain atau benda walaupun ini menimbulkan kerusakan fisik atau psikologis sebagai akibatnya. Twiford (1988: 82) juga mengatakan hal yang hampir serupa tentang perilaku agresif, yaitu bahwa perilaku agresif merupakan sebuah cap atau kategori yang menunjukkan sekumpulan perilaku yang biasanya menimbulkan rasa sakit, keresahan, luka atau kerusakan harta benda.

  Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudu dan Zain dalam Nugraheni, 2004: 26), perilaku agresif merupakan perilaku yang suka menyerang karena didorong oleh rasa kecewa, marah terhadap pihak lain yang dianggap menghambat atau menghalangi keinginannya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Pearce (1990: 45) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara perilaku agresif dan kemarahan; kemarahan ini akan timbul apabila orang tidak dapat memperoleh apa yang mereka kehendaki ketika mereka menginginkannya. Jika ungkapan kemarahan tersebut terhalang maka akan muncul ungkapan-ungkapan yang lebih agresif (Twiford, 1988: 83). yang ada dalam diri manusia. Dan menurutnya, agresi dapat dilihat dalam bentuk menyerang dan menghancurkan atau merusak, tetapi juga dalam bentuk sikap bermusuhan terhadap sesama manusia. Sementara itu, Sears beserta Dittman dan Godrich ( www.depdiknas.co.id : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Agresivitas Remaja oleh Tarsis Tarmudji) menyebutkan bahwa tingkah laku agresi pada dasarnya merupakan tingkah laku yang bermaksud untuk melukai, menyakiti atau merugikan orang lain. Menurut sumber yang sama, Herbert berpendapat bahwa tingkah laku agresi merupakan suatu tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial, yang menyebabkan luka fisik, psikis pada orang lain, atau yang bersifat merusak benda. Baron (dalam sumber yang sama) memperkuat pendapat tersebut dengan mengatakan bahwa agresif merupakan tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain.

  Tim Pustaka Familia (2006: 8) juga mempunyai pendapat tentang perilaku agresif dengan menyatakan perilaku agresif sebagai suatu perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal, secara fisik maupun psikis, langsung atau pun tak langsung. Dalam definisi tersebut, dapat dilihat juga bentuk-bentuk yang ada dalam pengungkapan perilaku agresif.

  Dari beberapa pengertian perilaku agresif di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku agresif memiliki beberapa unsur. Unsur-unsur mempertahankan diri.

  2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif Buss (Nugraheni, 2004: 30) menggolongkan perilaku agresif ke dalam dua dimensi, yaitu dimensi fisik dan verbal:

  1. Dimensi Fisik

  a. Agresi fisik-aktif-langsung, adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti dengan menggunakan jasmani di mana individu secara aktif dan secara langsung melakukannya terhadap orang lain, seperti memukul atau menyerang orang lain.

  b. Agresi fisik-aktif-tidak langsung, adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti dengan menggunakan jasmani di mana individu secara aktif dan secara tidak langsung melakukannya terhadap orang lain, seperti membuat jebakkan untuk mencelakakan orang lain.

  c. Agresi fisik-pasif-langsung, adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti dengan menggunakan jasmani di mana individu secara pasif dan secara langsung melakukannya terhadap orang lain, seperti menghalangi orang yang mau lewat.

  d. Agresi fisik-pasif-tidak langsung, adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti dengan menggunakan jasmani di mana individu orang lain, seperti menolak mengerjakan sesuatu yang diminta orang lain.

  2. Dimensi Verbal 1) Agresi verbal-aktif-langsung, adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti dengan menggunakan kata-kata di mana individu secara aktif dan secara langsung melakukannya terhadap orang lain, seperti memaki orang lain.

  2) Agresi verbal-aktif-tidak langsung, adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti dengan menggunakan kata-kata di mana individu secara aktif dan secara tidak langsung melakukannya terhadap orang lain, seperti menyebarkan gossip.

  3) Agresi verbal-pasif-langsung, adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti dengan menggunakan kata-kata di mana individu secara pasif dan secara langsung melakukannya terhadap orang lain, seperti menolak berbicara atau tidak mau menjawab pertanyaan orang lain.

  4) Agresi verbal-pasif-tidak langsung, adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti dengan menggunakan kata-kata di mana individu secara pasif dan secara tidak langsung melakukannya terhadap orang lain, seperti menggerutu.

  3. Akibat Perilaku Agresif Jika seseorang menjadi pelaku tindakan agresif, maka akibat yang didapatkan adalah dijauhi/diabaikan oleh orang lain dan dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Bahkan, jika perilaku agresif yang dilakukan oleh pelaku tersebut sudah mengarah pada tindakan kriminal, maka dapat dipastikan bahwa pelaku tindakan agresif ini mendapatkan hukuman dengan cara ditahan/masuk penjara.

  Apabila korban dari pelaku tindakan agresif membalas, pelaku juga dapat terluka, baik secara fisik maupun secara psikis (Majalah Femina edisi 5 Maret 2004 dalam Nugraheni, 2004: 44)

  b. Bagi korban Menurut Tim Pustaka Familia (2006: 67), dampak perilaku agresif bagi korban adalah: 1) Perasaan tidak berdaya. 2) Perasaan marah setelah menjadi korban tindakan agresif.

  3) Perasaan bahwa diri sendiri memiliki kerusakan permanen. 4) Ketidakmampuan mempercayai orang lain dan ketidakmampuan menjalin relasi dekat dengan orang lain.

  5) Keterpakuan pada pikiran tentang tindakan agresif atau kriminal.

  6) Hilangnya keyakinan bahwa dunia bisa berada dalam tatanan yang adil.

  Terdapat beberapa faktor yang berpotensi memicu terbentuknya perilaku agresif. Menurut beberapa sumber yang ditemukan, peneliti menggolongkan enam (6) faktor penyebab perilaku agresif, yaitu:

  a. Faktor psikologis 1) Amarah

  Saat seseorang marah, seseorang sangat mudah untuk melakukan perilaku agresif, seperti menyerang, meninju atau menendang. Perilaku ini mereka maksudkan untuk menyalurkan amarahnya ( rickybelia@yahoo.com , 18 Januari 2004). 2) Stres dan frustrasi Menurut Zainun Mu’tadin ( rickybelia@yahoo.com , 18 Januari

  2004), frustrasi terjadi bila seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan atau pengharapan. Perilaku agresi merupakan cara untuk merespon frustrasi; Ketika seseorang mengalami frustrasi, perlaku agresif dapat muncul sebagai pengungkapan rasa frustrasi (Tim Pustaka Familia, 2006: 64). Frustrasi kerap kali disertai dengan stres yang sangat mudah melahirkan perilaku agresif dari si pelaku. Terlebih lagi, dengan populasi manusia yang semakin banyak, masalah yang dijumpai juga semakin kompleks ( www.hamline.edu ). Hal ini mempermudah seseorang agresif.

  3) Perilaku naluriah Freud menilai bahwa pada diri manusia terdapat dua (2) naluri, yaitu naluri kematian (thanatos) dan naluri kehidupan (eros).

  Naluri kematian adalah energi yang bertujuan untuk merusak atau mengakhiri hidup. Menurutnya, perilaku agresif merupakan akar dari naluri kematian yang lebih cenderung diarahkan ke luar diri atau orang lain (Tim Pustaka Familia, 2006: 64).

  b. Faktor biologis 1) Genetik

  Seorang laki-laki yang memiliki kromosom XYY memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan perilaku agresif, daripada yang hanya memiliki kromosom XY (Tim Pustaka Familia, 2006: 64).

  2) Hormon Kandungan hormon testosteron yang terdapat dalam makhluk hidup berkaitan erat dengan rasa marah yang berakibat timbulnya perilaku agresif. Dengan kata lain, tingkatan hormon testosteron yang dimiliki tubuh seseorang sangat memperngaruhi munculnya perilaku agresif. Dengan demikian, banyak daripada perempuan memiliki kecenderungan berperilaku agresif daripada perempuan ( rickybelia@yahoo.com , 18 Januari 2004).

  3) Cedera fisik Cedera fisik yang dialami oleh seseorang kemungkinan besar dapat mempengaruhi seseorang melakukan perilaku agresif (Tim Pustaka Familia, 2006: 64).

  c. Faktor keluarga 1) Komunikasi

  Komunikasi antara orang tua dan anaknya sangat memperngaruhi terbentuknya perilaku agresif. Kesenjangan di antara mereka, yang dapat terlihat dalam minimalnya komunikasi dan ketidakcocokkan (gagal berkomunikasi), diyakini sebagai salah satu faktor timbulnya perilaku agresif ( rickybelia@yahoo.com , 18 Januari 2004).

  2) Pola asuh keluarga Zainun Mu’tadin ( rickybelia@yahoo.com , 18 Januari 2004) menyatakan bahwa pendidikan disiplin yang keliru (pola asuh orang tua yang otoriter dan penerapan yang keras beserta hukuman fisik) sering mengakibatkan pemberontakan pada diri si anak. Dan akhirnya, pemberontakan ini sangat sering ( www.hamline.edu ) juga mengemukakan bahwa keluarga yang menganut pola asuh otoriter dan suka main tampar dalam penyelesaian masalah akan dipahami anak sebagai cara yang efektif dalam menyelesaikan masalah. Dalam kehidupan selanjutnya, cara tersebut bisa dipakai anak ketika beranjak dewasa. Bandura ( www.depdiknas.co.id ) mengemukakan hal yang serupa dengan mengatakan bahwa cara berinteraksi dan pola asuh yang diterapkan di dalam keluarga dapat menjadi salah satu sebab munculnya perilaku agresif dalam masyarakat modern.

  d. Faktor sosial 1) Provokasi langsung

  Provokasi langsung yang berupa olok-olok dan tindakan melukai dapat menimbulkan perilaku agresif sebagai balasan (Tim Pustaka Familia, 2006: 64). 2) Pers dan media massa Pemberitaan yang dilakukan oleh pers dan media massa mengenai bagaimana perilaku agresif diungkapkan dapat menjadi penyulut timbulnya perilaku agresif ( www.hamline.edu ); pers dan media massa yang sering bagi seseorang untuk menirunya. Bahkan, Tim Pustaka Familia (2006: 64) menyatakan bahwa pengaruh tontonan perilaku agresif di televisi memiliki sifat kumulatif, artinya semakin panjang durasi tontonan perilaku agresif dalam kehidupan sehari-hari, semakin meningkat pula perilaku agresif yang dilakukan. Dengan demikian, pers dan media massa sangat berkaitan dengan belajar model kekerasan (modeling).

  3) Modelling Menurut Zainun Mu’tadin, yang adalah seorang konsultan psikologi di Yayasan Bina Potensi Mandiri ( rickybelia@yahoo.com , 18 Januari 2004), bila seseorang menyaksikan tindak kekerasan/perilaku agresif, baik melalui media tertentu maupun secara langsung, maka semakin besar kecenderungan seseorang tersebut untuk menirunya. Bandura

  ( www.depdiknas.co.id ) menguatkankan pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa mass media sangat mempengaruhi timbulnya perilaku agresif karena seseorang yang menyaksikan perilaku agresif dalam mass media dapat dengan mudah meniru perilaku agresif tersebut. 4) Pengaruh subkultural

  Yang dimaksud subkultural adalah komunikasi atau kontak langsung yang terjadi berulang kali antarsesama anggota ( www.depdiknas.co.id ). Komunikasi atau kontak langsung yang terjadi berulang kali tersebut akhirnya menjadi suatu kebiasaan dan pengalaman-pengalaman yang menetap. Lewat pengalaman-pengalaman tersebut, perilaku agresif dipelajari (Bandura dalam Tim Pustaka Familia, 2006: 64). Dengan kata lain, perilaku agresif dipelajari melalui pengalaman- pengalaman tertentu yang dijumpai di masa lampau.

  e. Faktor lingkungan fisik Padatnya lingkungan, anonimitas dan suhu udara yang semakin panas sangat mempengaruhi tingkat agresivitas pada penduduknya.

  Hal ini mendukung pernyataan dari Budiman ( www.hamline.edu ) yang menyebutkan bahwa suatu eksperimen tertentu telah menunjukkan semakin banyak terdapat makhluk hidup dalam suatu ruangan yang sempit, semakin tinggi agresivitas mereka. Hal yang serupa pun dinyatakan oleh Tim Pustaka Familia (2006: 64); perilaku agresif dapat terjadi sebagai pengaruh dari polusi udara, kebisingan dan kesesakan karena kondisi manusia yang terlalu berjejal.

  f. Faktor situasional Situasi yang membuat manusia merasa sakit atau nyeri mampu mempengaruhi manusia tersebut melakukan perilaku agresif (Tim Pustaka Familia, 2006: 64).

  5. Cara Mengurangi Perilaku Agresif Menurut Collins dan Fontenelle (1992: 205), untuk menghadapi perilaku agresif perlu mempertimbangan beberapa teknik utama, yaitu: cara membantu anak mengungkapkan dan mengatasi kemarahannya; cara mengurangi penimbunan rasa marah; dan cara menghadapi perilaku agresif pada saat perilaku tersebut timbul. Berikut ini cara- cara atau langkah-langkah pedagogis yang ditawarkan oleh Singer (1987: 154) untuk mengurangi dan/atau menghadapi perilaku agresif:

  a. Menjalin hubungan baik Saling mengenal secara pribadi akan mengurangi kemungkinan timbulnya tendensi yang agresif. Semakin dekat kita mengenal diri seseorang, semakin berat pula rasanya untuk bersikap agresif kepadanya.

  b. Menelaah perilaku agresif

  Menekan perilaku agresif akan berakibat buruk bila dibandingkan jika kita menelaahnya. Perilaku agresif perlu ditelaah atau diolah, seperti mencari keterangan yang ada mengapa perilaku agresif tersebut sampai terjadi. Jika perilaku agresif ditekan, sewaktu-waktu dapat meledak dan dapat menimbulkan akibat yang lebih buruk.

  c. Menerima individu yang agresif dan mencoba mengintegrasikannya dalam kelompok belajar/bermain menerimanya dengan mempertimbangkan segi-segi positif yang ada pada dirinya. Yang dimaksud dengan segi positif adalah kemampuan, keahlian atau ketrampilan khusus yang dimiliki oleh yang bersangkutan.

  d. Memberikan peluang bagi kegiatan-kegiatan agresif dan motoris Keagresifan sering timbul karena tidak tersalurkannya impuls agresif secara sehat. Untuk itu, diperlukan suatu kegiatan yang aktif, agresif dan motoris sebagai penyalurannya, seperti olah raga tinju.

  e. Pengalaman untuk mengetahui letak batas Biasanya, anak-anak yang agresif tidak pernah mengalami di mana letak batas-batas mereka perlukan sebagai patokan orientasi. Maksudnya, mereka seringkali menjadi bingung menentukan luas ruang gerak mereka tanpa merugikan kepentingan orang lain. Semakin tidak jelas letak batas-batas yang digariskan orang dewasa, semakin sering pula anak tersebut melakukan pelangggaran-pelanggaran.

  f. Menanggapi perilaku agresif dengan sungguh-sungguh Pendidik sebaiknya menanggapi perilaku agresif dengan sungguh-sungguh dan menghindari perbuatan seolah-olah tidak terjadi apa-apa, atau meremehkan perilaku tersebut. Jika demikian, perilaku agresif tersebut dapat semakin menjadi-jadi. Sebaiknya tanpa membalas balik tantangan tersebut dengan perilaku agresif juga.

  g. Agresi pendidik yang terkendali Peserta didik cenderung untuk meniru. Sikap pendidik yang agresif lama-kelamaan tanpa sadar akan diserap oleh peserta didik.

  Oleh karena itulah, agresi yang dilancarkan oleh pendidik sebaiknya terkendali dan dilaksanakan pada saat yang tepat.

  h. Memberikan peluang bagi peserta didik untuk mengkritik pendidik Hal ini ditujukan supaya peserta didik dapat mengungkapkan keberatannya, saran-sarannya, atau ketidaksetujuannya lewat cara yang lebih asertif dan memperlihatkan bahwa kritikan dan pertentangan pendapat memiliki arti yang konstruktif bila dibahas bersama-sama. i. Proses belajar melalui peluang bertindak yang aktif

  Keagresifan timbul karena peserta didik tidak mendapat peluang untuk dapat melakukan sesuatu secara mandiri. Kebosanan karena terlalu lama didikte, dapat membuat peserta didik mengambil suatu lompatan tindakan yang lebih menantang atau agresif. Maka kadang-kadang pendidik juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan dengan daya kreatifitas mereka sendiri. mengurangi perilaku agresif adalah sebagai berikut:

  a. Mengurangi frustrasi Sears dan Koeswara (Nugraheni, 2004: 45) berpendapat bahwa mengurangi frustrasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah perilaku agresif. Mengurangi frustrasi berarti meminimalisasi kemungkinan frustrasi dengan jalan membatasi atau mengurangi sebab-sebab kemunculan hal-hal yang menyebabkan rasa frustrasi muncul.

  b. Hambatan yang dipelajari Menghambat perilaku agresif untuk tidak muncul perlu dipelajari. Oleh karena itu, individu yang bersangkutan perlu memahami kapan perilaku agresif diperbolehkan dan kapan perilaku agresif tersebut perlu ditekan. Dalam hal ini (untuk menghambat munculnya perilaku agresif), yang harus diketahui adalah kapan perilaku agresif tersebut perlu ditekan.

  c. Katarsis Perilaku agresif yang timbul akibat rasa marah, kecewa, sedih, dan lain sebagainya perlu diekspresikan secara langsung.

  Dengan kata lain, diperlukan suatu ungkapan kemarahan yang dilakukan tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain. Tim Pustaka Familia (2006: 101) menyebutkan bahwa anak tetap harus yang tidak menyenangkan bagi dirinya. Hal ini menegaskan bahwa katarsis sangat diperlukan. Hanya saja, kegiatan katarsis sebaiknya diarahkan kepada kegiatan yang dapat diterima oleh masyarakat.

B. Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 2 sebagai Remaja

  1. Pengertian Remaja Yusuf (2005: 209) menyebut remaja sebagai individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Tentu saja, untuk mencapai kematangan atau kemandirian, remaja memerlukan pendampingan dari orang-orang yang lebih matang di sekitarnya.

  Sebagai remaja, siswa SMP ini tergolong remaja awal. Mengapa? Hal ini karena usia remaja awal adalah 12/13 tahun dan berakhir pada usia 17/18 tahun (Mappiare, 1982: 31). Biasanya, siswa SMP rata-rata berusia berkisar antara 12-15 tahun, dengan demikian dapat dipastikan bahwa siswa SMP masuk dalam kriteria remaja awal. Menurut Mappiare (1982: 31), istilah yang biasa diberikan bagi para remaja awal adalah teenagers.

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII F DAN VIII G SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 20122013

0 1 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI KELAS VIII SEMESTER II DI MTs NEGERI 2 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidi

0 0 19

PENGARUH RASIO HUTANG, KOMISARIS INDEPENDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR TEKSTIL DAN GARMEN DI BEI ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sa

0 0 20

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SEJARAH NABI MUHAMMAD MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII B DI SMP ISLAM SUDIRMAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sa

0 2 124

ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR TERHADAP PEMBIAYAAN DENGAN DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA 2013 - 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sa

0 1 209

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI MATERI SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN MASA ABBASIYAH MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 SMP NEGERI 9 SALATIGA TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiba

0 0 107