GEREJA KRISTEN JAWA GONDANGWINANGUN KLATEN DARI TAHUN 1967 -1997 ( Suatu Kajian Historis )

  

GEREJA KRISTEN JAWA GONDANGWINANGUN KLATEN

DARI TAHUN 1967 -1997

( Suatu Kajian Historis )

  

SKRIPSI

Oleh :

Seni Tyas Mawarni

  

021314022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

  

GEREJA KRISTEN JAWA GONDANGWINANGUN KLATEN

DARI TAHUN 1967 - 1997

( Suatu Kajian Historis )

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh :

  Seni Tyas Mawarni 021314022

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

MOTTO

  “ Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”

  ( Filipi 4:6 )

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh kasih dan rasa syukur, skripsi ini ku persembahkan untuk : Yesus Kristus, di mana damai dan penyertaan-Nya memberi terang disetiap celah nafas dan langkahku Bapak dan ibu trimakasih atas nasehat, bimbingan, teladan, doa, kasih sayang dan dukungannya, adikku Andi Surya trimakasih atas dukungannya dan semangatnya

  Mas Kris Darmadi yang senantiasa memberikan semangat, dorongan dan perhatian serta kasih sayangnya trimakasih ya Teman-teman angkatan 2002 yang telah bersama sama belajar dengan penuh suka duka, Wawan, Njo trimakasih atas bantuannya membe ri masukan-msaukan, Anis, Ruli, Catur, Olin, Hesti Yopi, Sigit, Indri Fantri, Elisabet, Peron, Valen dan yang lainnya

  Teman teman Stembayo 16, Ziska, Elisabet, Lisa, Rena, Wiwik, Rosa dan teman 16 B Janah, Panca, Beki (bungsu) trimakasih atas kebersamaannya menjadi 1 keluarga selama ini dan canda tawa yang kalian berikan

  Pendeta Sutomo trimakasih atas bantuan dan sarannya Ibu Endang Sudarsih yang telah memberikan saran dan dukungannya Ibu Yustiana Kameng trimakasih atas bantuan dan sarannya

  

PERNYATAAN KEASLIAN

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 24 Februari 2007 Penulis Seni Tyas Mawarni

  

ABSTRAK

GEREJA KRISTEN JAWA ( GKJ ) GONDANGWINANGUN

KLATEN dari TAHUN 1967 SAMPAI DENGAN TAHUN 1997

( Suatu Kajian Historis )

  Oleh : Seni Tyas Mawarni 021314022

  Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang berdirinya GKJ Gondangwinangun (2) mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan GKJ Gondangwinangun dari tahun 1967-1981 (3) mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan GKJ Gondangwinangun dari tahun 1982-1997.

  Metode yang digunakan adalah metode sejarah, dengan pendekatan multidimensional ( sosial budaya ). Skripsi ditulis secara deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukka n bahwa latar belakang berdirinya GKJ

  Gondangwinangun adalah jemaat Wilayah Barat terlalu jauh jika harus pergi ke Gereja Klaten dan sudah memiliki warga yang cukup untuk berdirinya sebuah pepanthan.

  GKJ Gondangwinangun periode tahun 1967 sampai dengan tahun 1981 mengalami perkembangan. Ada beberapa faktor pendorong dan penghambat bagi perkembangan gereja yang berasal dari dalam dan luar, sumbangan yang diberikan oleh GKJ Gondangwinangun meskipun kecil tapi sudah diwujudkan bagi kepentingan bersama untuk perkembangan pelayanan jemaat, perkembangan jumlah umat, peranan dan keterlibatan jemaat dalam kegiatan yang dilaksanakan di GKJ Gondangwinangun serta kegiatan pada tiap-tiap komisi: komisi wanita, anak, pemuda remaja, musik.

  Perkembangan GKJ Gondangwinangun periode tahun 1982 sampai dengan tahun 1997 meliputi faktor yang mendorong dan menghambat perkembangan gereja yang berasal dari dalam dan luar, serta sumbangan yang diberikan oleh GKJ Gondangwinangun meskipun kecil tapi sudah diwujudkan bagi: kepentingan bersama , perkembangan pelayanan jemaat, perkembangan jumlah umat, peranan dan keterlibatan jemaat dalam kegiatan yang dila ksanakan di GKJ Gondangwinangun, kegiatan tiap-tiap komisi: komisi warga dewasa, anak, remaja dan pemuda, musik dan liturgi, pangrukti jenazah, sarana dan prasarana.

  

ABSTRACT

GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) GONDANGWINANGUN

KLATEN FROM 1967 UNTIL 1997

(A Historical Study)

  By : Seni Tyas Mawarni 021314022

  The purposes of the research were to describe and analyze: the background of GKJ Gondangwinangun founding (2) the development of GKJ Gondangwinangun in the period of 1967-1981 (3) the development of GKJ Gondangwinangun in the period of 1982- 1997.

  The method of this research was historical method by using multidimensional approach (social and cultural). This thesis was written in analytical descriptive.

  The result of the research showed that the background of GKJ Gondangwinangun founding was influenced by the distance among the west area parishioner and the GKJ Klaten and it had enough parishioners to establish a new

  pepanthan .

  GKJ Gondangwinangun in the period of 1967- 1981 indicated some

  developments. There were some intrinsic and extrinsic motivations and obstacles in the development of the church. The contribution of GKJ Gondangwinangun has been transformed for the parishioners interests, the development of the parishioner services, and the development of the parishioners quantity, the role and involvement of the parishioners in the activity of GKJ Gondangwinangun especially for each committee: the women committee, the children committee, the youngster committee, and the musical committee.

  The development of GKJ Gondangwinangun in the period of 1982-1997 consisted of the intrinsic and extrinsic motivator and the barrier factor. The contribution of GKJ Gondangwinangun had been transformed for the parishioners interests, the development of the parishioner services, and the development of the parishioners quantity, the role and involvement of the parishioners in the activity of GKJ Gondangwinangun especially for each committee: the adult committee, the children committee, the youngster committee, the musical and liturgy committees, the burial of the death and the equipment committees

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa atas segala berkat, kasih karunia dan anugrah-Nya, sehin gga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondangwinangun dari tahun 1967 sampai dengan tahun 1997 ( Suatu Kajian Historis)”

  Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan semua pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberika n ijin untuk melakukan penelitian.

  2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan saran untuk menulis skripsi ini.

  3. Drs. B. Musidi, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah bersedia membimbing dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai.

  4. Drs. AK. Wiharyanto, M.M, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan berupa saran maupun usulan kepada penulis.

  5. Para Dosen Pendidikan Sejarah, yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan dan bimbingan bagi penulis selama menyelesaikan tugas belajar di Universitas Sanata Dharma.

  6. Pendeta dan Pengurus TU GKJ Gondangwinangun yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data dan informasi serta saran selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  7. Teman-teman Stembayo 16 B terimakasih atas keakrabannya selama ini.

  8. Teman-teman Kampus angatan 2002 semuanya Njo, Nola, Yopi, Indri, Hesti, Wawan, Catur, Anis, Rulli, Elis, Eli, Wiwid, mbak Septi dll.

  9. Seluruh karyawan Perpustakaan USD yang telah menyediakan buku-buku yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini.

  10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak di sebutkan satu persatu oleh penulis dalam skripsi ini.

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan selanjutnya.

  Yogyakarta, 24 Februari 2007 Penulis

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .....................................................................................

  BAB III. PERKEMBANGAN GKJ GONDANGWINANGUN TAHUN 1967 -1981 ......................................................................

  Masa Kepemimpinan Pdt. Stefanus Widyo Sudarno ......... 42 C. Jumlah Umat, Peranan dan Keterlibatan Jemaat dalam Kegiatan yang Dilaksanakan di GKJ Gondangwinangun ......

  42 3. Masa Kepemimpinan Pdt. Sukarno ( Konsulen) ............... 42 4.

  Masa Kepemimpinan Pdt. Sudiharto (konsulen) ............... 40 2. Masa Kepemimpinan Pdt. Stefanus Widyo Sudarno (konsulen) ..........................................................................

  Perkembangan Pelayanan Jemaat Gondangwinangun ............ 39 1.

  B.

  37 3. Sumbangan GKJ Gondangwinangun bagi Masyarakat di Lingkungan Sekitarnya .................................................. 38

  33 2. Faktor Penghambat Perkembangan GKJ Gondangwinangun tahun 1967-1981 ................................

  33 1. Faktor Pendorong Perkembangan GKJ Gondangwinangun tahun 1967-1981 ...............................

  Gondangwinangun serta Sumbangan yang Diberikan oleh GKJ Gondangwinangun bagi Masyarakat Sekitar...................

  33 A. Faktor Pendorong dan Penghambat Perkembangan GKJ

  23 A. Wilayah Barat sebagai Pepanthan Gereja Klaten .................... 23 B. Pepanthan Gondangwinangun Menuju Pendewasaan ............. 26

  i

  BAB II. LATAR BELAKANG BERDIRINYA GKJ GONDANGWINANGUN ...........................................................

  Metode dan Pendekatan Penelitian........................................... 16 H. Sistematika Penulisan............................................................... 21

  8 F. Landasan Teori ......................................................................... 11 G.

  8 E. Kajian Pustaka ..........................................................................

  7 D. Manfaat Penelitian....................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian .....................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ....................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah...........................................................

  x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii MOTTO ........................................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi ABSTRAK....................................................................................................... vii ABTRACT ...................................................................................................... viii KATA PENGANTAR.................................................................................... ix DAFTAR ISI...................................................................................................

  44

  1. Perkembangan Umat GKJ Gondangwinangun tahun 1967-1981 ............................................................................

  44 2. Peranan (keterlibatan) Jemaat dalam Kegiatan yang

  Dilaksanakan oleh GKJ Gondangwinangun tahun 1967- 1981 ....................................................................................

  53 D. Kegiatan yang Dilakukan oleh Berbagai Komisi yang Ada di GKJ Gondangwinangun. .....................................................

  58 1. Komisi Sekolah Minggu .................................................. 58 2.

  Komisi Pemuda dan Remaja ............................................. 58 3. Komisi Wanita .................................................................. 59 4. Komisi Musik dan Liturgi ................................................ 60

  BAB IV. PERKEMBANGA N GKJ GONDANGWINANGUN TAHUN 1982 -1997 ......................................................................

  61 A. Faktor Pendorong dan Penghambat Perkembangan GKJ

  Gondangwinangun serta Sumbangan yang Diberikan oleh GKJ Gondangwinangun bagi Masyarakat Sekitar ..................

  61 1. Faktor Pendorong Perkembangan GKJ Gondangwinangun Tahun 1982-1997 ..............................

  61 2. Faktor Penghambat Perkembangan GKJ Gondangwinangun Tahun 1982-1997 ..............................

  61 3. Sumbangan GKJ Gondangwinangun bagi Masyarakat di Lingkungan Sekitarnya ................................................

  63 B. Perkembangan Pelayanan Jemaat Gondangwinangun ............ 64 1.

  Masa Kepemimpinan Pdt. Stefanus Widyo Sudarno ...... 64 2. Masa Kepemimpinan Pdt. Sutomo S.Th. ......................... 65 C. Jumlah Umat, Peranan dan Keterlibatan Jemaat dalam Kegiatan yang Dilaksanakan di GKJ Gondangwinangun .....

  66 1. Perkembangan Umat GKJ Gondangwinangun tahun 1982-1997 ...........................................................................

  66 2. Peranan (keterlibatan) Jemaat dalam Kegiatan yang

  Dilaksanakan oleh GKJ Gondangwinangun tahun 1982- 1997 ....................................................................................

  77 D. Kegia tan yang Dilakukan oleh Berbagai Komisi yang ada di GKJ Gondangwinangun. .....................................................

  79 1. Komisi Sekolah Minggu .................................................... 79 2. Komisi Pemuda dan Remaja ............................................... 80 3.

  Komisi Warga Dewasa ....................................................... 80 4. Komisi Musik dan Liturgi .................................................. 81 5. Komisi Pangrukti Jenazah .................................................. 83 6. Komisi Sarana dan Prasarana ............................................. 83 BAB V. PENUTUP .......................................................................................

  85 Kesimpulan ......................................................................................................

  85 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

  88

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 : Peta wilayah pelayanan GKJ Gondangwinangun Klaten….. 91 Lampiran 2 : Foto Gedung GKJ Gondangwinangun Pepanthan Sumber

  Bakung, Pepanthan Nganten ……………………………….. 92 Lampiran 3 : Foto Majelis pertama GKJ Gondangwinangun……………. 95

  Lampiran 4 : Foto salah seorang pemuda yang telah disidi dilayani oleh Pendeta Sutomo……………………………… 96 Foto pelaksanaan baptis anak dilayani oleh pendeta Stefanus Widyo Sudarno……….......... 96

  Lampiran 5 : Surat Keterangan Baptis………………………………….... 97 Lampiran 6 : Surat Keterangan Nikah…………………………………..... 98 Lampiran 7 : Surat Keterangan Pengakuan Percaya……………………… 99 Lampiran 8 : Daftar Narasumber…………………………………………. 100 Lampiran 9 : Suplemen……………………............................................... 101

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Indonesia

  mempunyai kedudukan jelas dan telah tercantum dalam Undang – Undang Dasar

  1

  1945 pada Bab IX pasal 29 yang telah dirumuskan dalam 2 ayat yaitu : (1)

  Negara berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (2)

  Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya masing- masing dan kepercayaan itu. Pasal tersebut mengatur dengan jelas tentang keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, termasuk di dalamnya agama Kristen juga.

  Agama Kristen mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti agama -agama lain yang diakui di Indonesia, baik pembinaan jemaat maupun usaha penyebaran agama Kristen di Indonesia mulai/sejak datangnya bangsa Eropa, yaitu Portugis dan Spanyol dalam rangka berdagang, mencari kekayaan, dan penyebaran agama (Gold, Glory, Gospel ). Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Indonesia yaitu di Ternate, kemudian di Ambon pada abad XVI. Di antara para pendatang bangsa Portugis terdapat seorang yang bernama Franciscus Xaverius yang menggunakan kesempatan untuk menyebarkan Injil di Indonesia. Agama Kristen milik

  2 1 Franciscus Xaverius itu ternyata masuk ke dalam tatanan Gereja Roma Katolik.

  Undang–Undang Dasar 1945

  Setela h Portugis kalah berperang dengan tentara Belanda pada abad XVII, segala kebijaksanaan pemerintahan berubah mengikuti kebijaksanaan Pemerintah Belanda. Demikian juga dalam hal keagamaan sangat dipengaruhi oleh kebijaksanaan pemerintah yang sedang berjalan.

  Di negeri Belanda pada tahun 1892 telah terjadi penyatuan jemaat-jemaat

  

Gereformee r dengan nama baru menjadi De Gereformeerde Kerken in Nederland

  ( GKN ). Bersamaan dengan itu pula ditetapkan daerah Jawa Tengah Selatan termasuk Surakarta sebagai daerah pekerjaan dan tugas GKN dalam Zending pekabaran Injil.

  Pada tanggal 1 Juni 1894 diputuskan oleh De Gereformeerde Kerken in

  

Nederland bahwa semua pekerjaan pekabaran Injil di Indonesia menjadi

  kewajiban jemaat dan bukan lagi kewajiban dari Nederlandsche Gereformeerde

  

Zendings Vereniging. Sedangkan pemberitaan Injil dan pekerjaan Gereja di

  Surakarta dilaksanakan oleh Jemaat Gereformeerd Amsterdam. Dari tahun ke tahun Jemaat Kristen di Surakarta tumbuh menjadi besar dalam segala bentuk pelayanan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pada waktu itu. Bentuk pelayanannya terfokus pada lembaga pendidikan dan kesehatan yang sejak abad ke- 20 sudah menjadi ciri khas pelayanan Kristen di Surakarta.

  Setelah melalui berbagai macam usaha dan perjuangan yang gigih selama 20 tahun, akhirnya pada tahun 1910 permohonan memberitakan Injil di Surakarta dikabulkan oleh Gubernur Jendral dengan persetujuan Sri Susuhunan X dan Sri Mangkunagoro VI. Waktu itu orang Kristen baru sekitar 20 orang. Setelah kesempatan penyebaran Injil terbuka maka Gereja Kristen Amsterdam ( Negeri Belanda ) pada tahun 1912 mengutus pendeta Dr. H. A. van Andel sebagai pendeta utusan untuk daerah Surakarta dan ditahbiskan pada tahun 1913.

  Pada tahun 1915, Zending Surakarta telah mempunyai 5 orang guru Injil (yaitu tenaga yang diangkat dan digaji oleh Zending untuk memberitakan Injil).

  Adapun guru-guru Injil waktu itu adalah S. Arun, Eliezer, Yerobeam, Yokanan dan Martorejo ; sedangkan penyebaran Injil melalui penjualan buku ditangani oleh 4 orang Kolportir ( penjual buku keliling ) yaitu Mangunharjo, Kartopangarso,

3 Dutokaryono dan Kartodikromo.

  Pada waktu itu penyebaran Injil dilaksanakan: 1.

  Secara langsung oleh para guru Injil 2. Dengan penjualan buku-buku Kristen dan majalah Kristen 3. Melalui sekolah Kristen dan guru – gurunya 4. Melalui rumah sakit Kristen

  Pekerjaan pengabaran Injil semakin nampak nyata dan teratur, karenanya dipandang perlu adanya Majelis Gereja. Pada tanggal 30 April 1916 berdirilah Gereja Kristen Jawa Margoyudan Surakarta; sidang majelis dipimpin oleh Dr. H.

  A. van Andel yang disambut baik oleh pemerintahan Mangkunegaran, sehingga dalam melaksanakan pekabaran Injil beliau tidak mengalami hambatan-hambatan yang berarti. Bahkan tugas itu lebih pesat setelah beliau mendapatkan izin mendirikan sekolah-sekolah Kristen, antara lain Tweede Indlandsche School Margoyudan dengan mendatangkan guru-guru dari Yogyakarta dan Tingkir.

  Pada tahun 1916 Dr. H. A. van Andel mengutus guru Injil Stepanus Arun untuk mengabarkan Injil di Klaten, beliau ditemani oleh Setrowijoyo sebagai kolportir ( penjual buku keliling ) kemudian disusul oleh guru Injil R. Ismangun sebagai teman sekerja di ladang Tuhan di Klaten. Dengan adanya baptisan beberapa orang pada tanggal 5 November 1916 di Staats – Kerk Klaten ( se karang gedung gereja itu digunakan oleh GKI Klaten ). Staats – Kerk ialah gereja yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk orang-orang Belanda keturunan Belanda, dan untuk orang-orang yang tak dapat berbahasa Jawa. Adapun orang- orang Kristen pertama yang dibaptiskan adalah Lie Boen Hok, yang lebih dikenal dengan nama B.H. Lie dengan Nyoya yang bertempat tinggal di depan pasar Klaten. Kemudian disusul oleh Ibu Mertatani, Ibu Mangunsetika ( Pondok ), Ibu

4 Kertopawiro.

  Karena belum memiliki gedung gereja sendiri, maka kebaktian pada hari Minggu diselenggarakan di Staats Kerk itu juga pada sore hari. Kebaktian – kebaktian dipimpin oleh Guru Injil dan ada kalanya didatangkan pendeta dari Solo, apalagi kalau ada baptisan atau perjamuan kudus.

  Pada tahun 1918 dapat dibuka Christelijke Hollandsch Ja vaansche Shcool ( Chr HJS ), yang kemudian gedung digunakan SMP Kristen 1 Klaten sekarang.

  Tahun 1920 Guru Injil S. Mitrotanoyo juga diutus ke daerah Klaten untuk mengintensifkan pemashuran Injil yang te lah ada, sehingga itu pada bulan Juli 1924 Dr. H. A. van Andel selaku pendeta utusan memandang perlu adanya Majelis Gereja sendiri untuk dae rah Klaten, dan pada tanggal 6 Juli 1924 dibentuklah Majelis GKJ Kla ten yang pertama yang disebut “Pradataning

  5 Pasamuwan Kristen Djawi Ing Klaten”

  Dengan pendewasaan Gereja Klaten berarti Gereja Kristen Jawa Klaten mulai memasuki babak baru dalam perjalanan kehidupan jemaatnya. Dengan kata lain Gereja Kristen Jawa Klaten harus dapat mengatur, membina, menjaga dan mengarahkan jemaatnya dengan kekuatannya sendiri yang dipimpin oleh Majelis Gerejanya sendiri. Klaten memiliki warga yang heterogen atau beragam yaitu ada orang Belanda, Tionghoa, dan sebagian besar Jawa atau pribumi.

  Masuknya agama Kristen di wilayah Klaten diawali dari kota ke desa yang waktu itu warga GKJ Klaten terus bertambah sehingga muncul pemikiran dari anggota majelis untuk mengintensifkan pemeliharaan rohani para warganya dengan membentuk kelompok-kelompok katekisasi, dan meningkatkan kumpulan doa dan sebagainya. Kelompok-kelompok katekisasi yang ada pada waktu itu di antaranya: di kota Klaten, Rumah Sakit Tegalyoso, Sumberejo, Ngrundul, Krosok, Nglinggi, Gaden, Demangan, Wedi, Birit, dan Gondangwinangun

  Empat puluh tahun kemudian setelah berdirinya dan dewasanya Gereja Kristen Jawa Klaten, muncul pepanthan-pepanthan dari Gereja Klaten. Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun didewasakan tanggal 11 April 1967. Pada saat didewasakan pepanthan Gondangwinangun masih tetap menggunakan sebuah ruang di rumah Mangun Widagdo Karang, Plawikan, Jogonalan dengan pengaturan seperlunya dan pindah ke dukuh Ngangkruk (Gathak) kecamatan Jogonala n di mana terletak gedung GKJ Gondangwinangun sekarang ini, beserta terselenggaranya SMP Kristen 3 dengan kepala sekolah Dwijoprawoto, kemudian

6 Kartowiyono.

  Sejarah Gereja Gondangwinangun selama ini memang belum banyak diketahui oleh warga jemaat Gereja Gondangwinangun sendiri khususnya dan umat Kristen di Klaten pada umumnya, dengan demikian penulis bermaksud menyusun sejarah Gereja Gondangwinangun. Untuk keperluan itu penulis mengajukan judul : “ Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun Tahun 1967-1997, { Suatu kajian Historis}”.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa

  Gondangwinangun ? 2. Bagaimana perkembangan Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun dari

  Tahun 1967-1981 ? a.

  Faktor pendorong dan penghambat perkembangan GKJ Gondangwinangun serta sumbangan yang diberikan oleh GKJ Gondangwinangun bagi masyarakat sekitar.

  b.

  Perkembangan pelayanan jemaat Gondangwinangun.

  c.

  Jumlah umat, peranan dan keterlibatan jemaat dalam kegiatan yang dilaksanakan di GKJ Gondangwinangun. d.

  Kegiatan yang dilakukan oleh berbagai komisi yang ada di GKJ Gondangwinangun.

  3. Bagaimana perkembangan Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun dari tahun 1982-1997 ? a.

  Faktor pendorong dan penghambat perkembangan GKJ Gondangwinangun serta sumbangan yang diberikan oleh GKJ Gondangwinangun bagi masyarakat sekitar.

  b.

  Perkembangan pelayanan jemaat Gondangwinangun c. Jumlah umat, peranan dan keterlibatan jemaat dalam kegiatan yang dilaksanakan di GKJ Gondangwinangun.

  d.

  Kegiatan yang dilakukan oleh berbagai komisi yang ada di GKJ Gondangwinangun.

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penulisan ini adalah : 1. Tujuan umum

  Untuk mengetahui tumbuh dan berkembangnya Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun 2. Tujuan Khusus a.

  Untuk mengetahui latar belakang sejarah berdirinya Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun Klaten.

  b.

  Untuk mengetahui perkembangan Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun tahun 1967-1981. c.

  Untuk mengetahui perkembangan Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun tahun 1982-1997.

  D. Manfaat Penelitian

  Terdapat beberapa pihak yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari penulisan skripsi ini, yaitu antara lain : a.

  Bagi penulis Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai perkembangan GKJ Gondangwinangun dan penulis dapat memberikan atau menerapkan ilmunya yang telah didapat selama mengikuti kuliah menjadi sebuah karya yang bersifat ilmiah yang diharapkan akan berguna bagi sesama.

  b.

  Bagi pihak Gereja Umat Kristen di Gondangwinangun memperoleh informasi tentang sejarah perkembangan Gereja melalui hasil penelitian mahasiswa. Selain itu diharapkan dengan penulisan ini dapat diambil hikmah bagi peran serta umat dalam Gereja dan pengaruhnya dalam perkembangan Gereja.

  c.

  Bagi pihak Universitas Sanata Dharma Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah dan melengkapi karya ilmiah yang telah ada terutama yang menyangkut sejarah Gereja Kristen Jawa.

  E. Kajian Pustaka

  Jika seseorang ingin menulis sejarah, maka pertama yang dibutuhkan adalah sumber -sumber sejarah. Sumber-sumber sejarah yang disebut juga data sejarah harus dikumpulkan sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Sumber sejarah dibagi menjadi dua yakni sumber tertulis dan tidak tertulis, atau dokumen

  7

  atau artefak (artefact). Sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh informasi dalam penulisan ini antara lain buku-buku yang membahas tentang sejarah Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun. Namun sumber tersebut belum cukup sehingga membutuhkan sumber-sumber lain seperti notulen rapat tentang Gereja Gondangwinangun, buku warta Gereja, buku program kerja tahun anggaran yang ada (1988-1997), Laporan kerja tahunan serta wawancara dengan para anggota majelis dan pendeta pendahulu yang berkaitan dengan sejarah Gereja Gondangwinangun pada kurun waktu 1967-1997.

  Sumber tertulis dan lisan dibagi menjadi dua jenis yaitu :

  a. Sumber primer : merupakan sumber yang disampaikan oleh saksi mata. Ini dapat berupa dokumen, artefact dan orang-orang yang dapat memberikan informasi. Dokumen dapat berupa notulen rapat, arsip, laporan dan surat perjanjian. Sedangkan sumber primer yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah :

  Pertama, Tri Yundanto Ts dkk. 1987. Sejarah GKJ Klaten, berisi tentang peringatan enam puluh empat tahun Gereja Kristen Jawa Klaten, serta sambutan- sambutan dari DPKG Kabupaten Klaten, dari Deputat Keesaan Sinode Gereja Kristen Jawa, dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Klaten, Tumbuh dan berdirinya GKJ Klaten, GKJ Kla ten pada zaman Belanda, GKJ Klaten pada zaman Jepang, GKJ Klaten pada zaman Kemerdekaan Republik Indonesia.

  Kedua, GKJ Gondangwinangun. 1993. Sejarah Gereja Kristen Jawa

  

Gondangwinangun , menguraikan tentang sejarah GKJ Gondangwinangun,

  pepanthan Gondangwinangun tahun 1964-1967, pendewasaan GKJ Gondangwinangun, pemanggilan Pendeta pertama GKJ Gondangwinangun, keberadaan GKJ Gondangwinangun tahun 1973-1993.

  Ketiga, GKJ Gondangwinangun. Buku Laporan Evaluasi Sidang Majelis

  

Tebuka GKJ Gondangwinangun , tahun 1982-1997, berisi tentang jumlah umat

  GKJ Gondangwinagun, Tabel baptis anak, tabel atestasi masuk, tabel baptis dewasa/sidi, tabel pengurangan jemaat, tabel pengurangan jemaat dikarenakan pindah, keuangan Gereja, kegiatan-kegiatan Gereja, komisi-komisi yang ada di GKJ Gondangwinangun.

  Keempat, 1993. Notulen hasil rapat GKJ Gondangwinangun, berisi tentang usulan, saran mengenai perkembangan Gereja dan penyusunan program selanjutnya.

  b. Sumber sekunder; merupakan sumber yang disampaikan oleh bukan saksi mata. Buku-buku ini ditulis oleh orang yang tidak menyaksikan pristiwa yang berkaitan dengan sejarah Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun di Klaten. Sedangkan sumber sekunder yang digunakan dalam skripsi ini adalah :

  Pertama, Buku Babad Zending Tanah Jawi oleh J.D. Wolterbeek, yang berisi tentang proses Kristenisasi di tanah Jawa, khususnya pada masa-masa awal.

  Kedua, Buku Sejarah Gereja di Indonesia , yang ditulis oleh DR.Th. Muller Krunger, tahun 1959 berisi tentang proses masuk dan berkembangnya agama Kristiani di Indonesia.

  Ketiga, Buku Benih Yang Tumbuh, membahas tentang perkembangan Gereja-gereja Kristen di Jawa. Buku ini memberikan suatu sumbangan terhadap penelitian ini tentang kehidupan Gereja.

F. Landasan Teori

  Sebelum masuk pada pokok pembahasan tentang permasalahan tersebut di atas, penulis perlu menguraikan beberapa konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini yakni mengenai konsep sejarah, Gereja, konsep Gereja Kristen, kajian historis. Hal ini bertujuan untuk memperjelas arti dari beberapa kata penting yang sering kali digunakan dalam pembahasan ini sehingga ada kesamaan pandangan dalam tulisan ini.

  Arti kata sejarah jika dilihat dari bahasa Arab, yaitu Syajaratun yang berarti pohon, keturunan, asal-usul, yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi sejarah. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata sejarah sama dengan

  

history , dan di dalam bahasa Latin dan Yunani yaitu historia, dari bahasa Yunani

histor atau istor berarti orang pandai. Sejarah juga dapat berarti rekontruksi masa

  8

  lalu. Sebagai perbandingan bis a dilihat kata geschichte (bahasa Jerman) yang

  9

  berarti sesuatu telah terjadi. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan sebagai : a.

  Kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

  8 9 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah , Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995, hal. 17.

  

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah , Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1975, hal. b.

  Pengetahuan atau uraian tentang kejadian yang benar-benar terjadi pada masa

  10 lampau.

  Pengertian sejarah sebagai ilmu adalah suatu studi keilmuan tentang segala sesuatu yang telah dialami manusia dari waktu yang lampau dan yang telah meninggalkan jejak-jejaknya di waktu sekarang, di mana tekanan perhatian diletakkan pada aspek peristiwanya sendiri, dalam hal ini urutan perkembangannya yang kemudian akan disusun menjadi sebuah cerita sejarah.

  Karena skripsi ini membahas perkembangan sebuah Gereja, maka perlu dicari konsep mengenai Gereja untuk menja wab setiap permasalahan yang telah dibuat. Kata “Gereja” berasal dari bahasa Portugis, yaitu “ Igreja”, yang berasal dari kata Yunani “Eklesia” : (mereka yang dipanggil, kaum, golongan ) Kyriake (yang dimiliki Tuhan ). Maka kata “Gereja’ sama asal-usulnya seperti kata “Kerk”

  11

  (Belanda) dan Kirche ( Jerman ). Gereja adalah umat Allah. Ia adalah Sakramen, yaitu keselamatan, tanda dan penghasil persatuan dan persaudaraan, cintakasih dan sarana kesatuan mesra umat manusia dengan Allah. Allah memanggil mereka berhimpun dengan kepercayaan penuh kepada Yesus Kristus pencipta keselamatan, dasar kesatuan dan perdamaian, dan membentuk menjadi Gereja. Hal tersebut berarti Gereja merupakan himpunan dari orang-orang yang percaya akan Yesus Kristus sebagai pencipta kesela matan, dasar kesatuan dan perdamaian.

  Menurut T.H van den End, Gereja adalah “ Persekutuan orang yang dipersatukan dalam Kristus, dibimbing oleh Roh kudus dalam ziarah mereka menuju kerajaan 10 Bapa dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan ke semua orang ”

  

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1966, hal. 208- 209. Semua dan setiap anggota dipanggil untuk memberi kesaksian tentang Yesus

  12 Kristus dan Injilnya sesuai dengan kemampuan kedudukan masing-masing.

  Gereja dihubungkan dengan kesatuan dunia dan Gereja juga mau memperlihatkan kepada dunia, bahwa kesatuan iman dan cinta kasih yang merupakan dasar kokoh

  13

  kesatuan Gereja sendiri di dalam Roh Kudus. Gereja juga dapat dikatakan sebagai suatu gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara agama

  14 (Kristen).

  Secara garis besar, pengertian mengenai Gereja dapat dituliskan seperti tersebut di atas. Di sini konsep Gereja Kristen sendiri sedikit berbeda dengan Gereja Katholik. Gereja Kristen merupakan hasil dari pekerjaan Badan atau Lembaga Zending yang pada saat itu berada di Indonesia. Lembaga Zending itu didirikan oleh anggota dari berbagai macam Gereja Kristen dengan tradisi, ajaran, tata ibadah, dan stuktur yang berbeda -beda. Memang pada lembaga -lembaga Zending itu ditemukan ciri yang hampir sama, yaitu mengenai semangat untuk memberitakan Injil kepada orang-orang pribumi. Sebagian besar para misionaris Kristen dalam melakukan pekerjaannya tidak terlalu mementingkan dogma dan ajaran Gereja yang ortodoks seperti misalnya Gereja Luteran.

  Konsep Gereja Kristen yang ditanamkan di Indonesia itu meniru yang berada di negara atau Gereja asal lembaga Zending Kristen tersebut. Setiap Gereja Kristen di Indonesia memiliki kiblatnya ke Barat. Ada yang menganut ajaran Calvin ( kelompok reformed atau Gereformed ), menganut ajaran Luther 12 (Lutheran ), menganut ajaran Wesley ( Methodist ) dan sebagainya. Biasanya 13 Th. van den End, Harta Dalam Bejana, Jakarta : BPK Gunung Mulia,Tanpa Tahun. Hal. 7.

  J.B. Banawiratma, S.J. Gereja dan Masyarakat, Yogyakarta: Kanisius, 1986, hal. 25. Gereja-gereja Kristen yang terbentuk kemudian mengambil nama berdasarkan suku-suku bangsa anggota Gereja, daerah, tempat berdiri Gereja itu, atau mengambil nama dari Gereja Induknya. Sebagai contoh nama - nama Gereja tersebut antara lain : Gereja Kristen Muria Indonesia ( GKMI ), Gereja Kristen Jawa ( GKJ ), Gereja Kristen Indonesia (GKI ), sedang Gereja Khatolik

  15

  merupakan Gereja yang secara eklesiologis tidak mempunyai masalah, karena gereja tersebut telah menjadi a nggota Gereja Katholik Roma sedunia, meskipun di dalam Gereja Khatolik ada beberapa Tarekat ( ordo ), tetapi hal itu tidak mempengaruhi struktur dan wujud gereja yang satu dan esa.

  Inkulturasi merupakan suatu proses di mana Gereja masuk dan berkembang dalam lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Di dalam lingkungan kebudayaan itu, Gereja Kristen Jawa masuk dan berkembang di dalamnya. Inkulturasi adalah satu proses di mana persekutuan gereja menghidupi iman dan pengalaman kristennya dalam kontek kebudayaan tertentu, sehingga penghayatan ini tidak hanya dapat diungkapkan lewat elemen-elemen kebudayaan setempat, melainkan menjadi satu kekuatan yang menjiwai, membentuk dan secara mendalam membaharui kebudayaan itu, sehingga terciptalah pola-pola baru persekutuan dan komunikasi dalam kebudayaan dan di luar kebudayaan itu

  16 sendiri.

  Pengertian kajian historis adalah usaha untuk mempelajari dan menggali fakta-fakta dan menyusun kesimpulan mengenai pristiwa-pristiwa masa lampau. 15 Temuan masa lampau tersebut dapat dijadikan bahan untuk masa sekarang dan

  Eklesiologis berasal dari kata Yunani: Eklesia, yang berarti kumpulan kaum atau golongan

dalam hal ini adalah golongan yang percaya pada Kristus. lihat P. Adolf Heuken sj op. cit., hal. 60. meramalkan pristiwa yang akan datang. Dalam kajian historis di samping digunakan dalam penelitian sejarah, bisa juga untuk meneliti perkembangan sistem pendidikan, kurikulum, penilaian dari periode ke periode sebagai bahan

  17 untuk masa mendatang.

  Terselenggaranya pendidikan Kristen di Gondangwinangun adalah benar- benar sebagai ladang pemasyuran Injil, kabar keselamatan dan kesukaan. Para tenaga pendidik adalah alat untuk menanamkan Firman Tuhan kepada siswanya dan meme lihara dengan tekun dengan berbagai cara. Ibarat juru tani yang diperintahkan oleh tuannya untuk menabur biji di ladangnya dan diolah, dipelihara, dengan tekun dan baik agar biji dan bibit tersebut dapat tumbuh hidup berkembang dan berbuah.

  Meskipun mengalami berbagai hambatan dan tantangan namun karena ketekunan dan pemeliharaan juru tani dibarengi dengan berkat Tuhan, maka kini bibit yang ditanam tersebut dapat tumbuh dan menjadi pohon yang besar dan kuat bahkan sudah berbunga yang berguna bagi tuan tanah dan pemilik kebun anggur ialah Tuhan Allah, Bapa kita sehingga PI kabar keselamatan dan kesukaan itu telah dimiliki oleh para siswa dahulu dan masyarakat di sekitarnya, mengakui dan percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus itulah yang menjadi Juru Selamatnya. Meskipun para guru sebagian besar sudah tidak ada di Gondangwinangun, bahwa sebagian sudah dipanggil Tuhan akan tetapi bibit yang ditabur tersebut sudah dapat tumbuh, berakar, berkembang dan berbuah seperti yang tersirat dalam Firman Tuhan 1 Petrus 2 : 9 yang berbunyi demikian:

  “ Kamu telah dipanggil keluar oleh Allah dari kegelapan kepada terangN ya yang ajaib dan yang kemudian dijadikan bangsa yang terpilih supaya kamu memberikan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.”

  Firman ini telah dinyatakan oleh Allah sendiri di wilayah Gondangwinangun berujud GKJ Gondangwinangun yang di tahbiskan pada tanggal 11 april 1967 oleh GKJ Klaten. Kendati secara duniawi hanya dengan modal sebuah kitab suci dan sebuah mimbar kecil, namun karena kuasa Allah GKJ dapat berdiri secara fisik maupun secara rohani. Mengenai pelaksanaan tugas pokok di dunia ini yaitu memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar dalam bidang keesaan, kesaksian dan pelayanan, seperti yang tersirat dalam Firman Tuhan Mateus 28 : 19 – 20 yang berbunyi demikian :

  “ karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu. Dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir jaman.”

  Untuk mewujudkan tugas-tugas tersebut, maka GKJ Gondangwinangun mengadakan kegiatan-kegiatan seperti kebaktian, persekutuan, maupun kegiatan yang bersifat rohani lainnya.

G. Metode dan Pendekatan penelitian a.

  Metode Penelitian dan Penulisan Setiap bidang ilmu memiliki cara kerja atau metode tersendiri untuk menggali dan mencari kebenaran yang lebih hakiki. Metode merupakan suatu cara untuk menjawab atau menyelesaikan masalah penelitian. Sedangkan metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Metode tersebut berfungsi sebagai media pembantu dalam menggali dan menemukan suatu kebenaran yang lebih objektif.

  18 Dalam metode penelitian sejarah terdapat 4 tahap yang harus dilalui

  yaitu:

  19

  1) Heuristik yaitu proses pengumpulan data yang relevan untuk keperluan subjek yang diteliti. Sumber ini diperoleh dari arsip -arsip Gereja, dokumen

  Gereja, dan buku-buku lain yang relevan dan juga melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh Gereja dalam periode sejaman.

  2) Kritik sejarah, yaitu menyelidiki apakah data itu benar atau tidak. Pada tahap ini penulis melakukan penelitian terhadap data yang telah dikumpulkan terutama sumber primer yang sudah diperoleh dari Gereja, antara lain arsip- arsip Gereja baik notulen rapat, dan dokumen-dokumen penting lainnya.

  3) Interpretasi, yaitu menetapkan makna dan saling berhubungan dari berbagai fakta yang telah diperoleh. Dalam tahap interpretasi ini dilakukan analisis sumber yang bertujuan untuk mengurangi subyektifitas dalam suatu kajian sejarah sebab di dalam unsur subyektifitas dalam suatu penulisan sejarah selalu ada yang dipengaruhi oleh jiwa jaman, kebudayaan, pendidikan, lingkungan sosial dan agama yang melingkupi penulisnya.

  20 Analisis sumber

  dilakukan dengan cara menjelaskan data-data yang ada atau menguraikan informasi dan mengaitkannya antara yang satu dengan yang lain. Setelah

  18 Ibid, hal. 32. 19 Nugroho Noto Susanto, Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah, Jakarta: Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata, 1964, hal. 22-23. 20 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: PT Gramedia analisis sumber yang dilakukan adalah sintesis sumber yaitu yang dilakukan dengan membandingkan dan memadukan data-data yang diperoleh.

  4) Penulisan sejarah (Historiografi) merupakan gambaran atau pengisahan kembali suatu runtutan pristiwa, berdasarkan data yang diperoleh dan diuji kebenaraanya. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Studi Pustaka (bahan dokumen atau buku), yaitu dengan cara pengumpulan data -data dari dokumen gereja dan buku-buku yang relevan dengan penelitian ini. Ini dapat dikatakan sebagai sumber primer.

  b. Wawancara yaitu pengumpulan data secara lisan dengan cara melakukan tanya jawab kepada orang-orang yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Tujuannya adalah supaya mendapatkan sumber informasi yang ada dalam penelitian ini. Informan yang dapat dijadikan narasumber adalah mantan majelis GKJ Gondangwinangun (yang terdiri dari penatua dan pendeta serta beberapa pengurus komisi Gereja ).

  Dengan cara ini maka sumber dapat diperoleh dan dapat dijadikan sumber data untuk menjawab permasalahan yang ada di dalam penelitian. Ruang lingkup temporal mempunyai batasan yaitu awal dan akhir dari perkembangan gejala sejarah, dan ruang lingkup spasial juga mempunyai batasan yaitu seluruh wilayah

  21 yang dipakai sebagai tempat yang akan diteliti.

  Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam kajian historis menurut definisi Louis Gottschalk yaitu :

  1. Penelitian subjek untuk diselidiki ( penelitian ) 2.

  Pengumpulan sumber-sumber informasi yang mungkin diperlukan untuk subyek tersebut

  3. Pengujian sumber-sumber tersebut untuk mengetahui sejati atau tidaknya 4.

  Pemetikan unsur-unsur yang da pat dipercaya dari pada sumber-sumber yang

  22 terbukti sejati.

  Penelitian ini juga dibatasi oleh ruang lingkup waktu dan ruang untuk membantu menjawab dan menganalisa permasalahan yang ada. Penelitian ini mengambil lokasi di Gereja Kristen Gondangwinangun Klaten antara tahun 1967- 1997. Dalam kajian ini dipilih perkembangan GKJ Gondangwinangun dari tahun 1967-1997. Pertimbangan penetapan tahun 1967 sebagai awal studi dikarenakan pada tahun ini Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun tela h didewasakan oleh Gereja Kristen Jawa Klaten.