STUDI DESKRIPTIF KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA DEWASA AWAL PENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL
STUDI DESKRIPTIF KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA
DEWASA AWAL PENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Ingelia Setiastuti Wijayanti
NIM: 059114033
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Aku meminta kepada Tuhan agar diberi kekuatan Aku dibuat lemah agar rendah hati, Aku meminta kesehatan untuk melakukan hal-hal yang lebih besar
Aku diberi kelemahan agar melakukan hal-hal yang lebih
baik,
Aku meminta kekayaan supaya aku bahagia
Aku diberi kemiskinan supaya aku bijaksana,
Aku melakukan banyak hal untuk bisa menikmati kehidupan Aku diberi kehidupan sehingga aku bisa menikmati banyak hal, Aku tak memiliki apapun yang aku inginkan, tetapi setiap halyang aku butuhkan telah dicukupkan-Nya
Aku adalah orang yang kaya akan berkat Karya yang sederhana ini kupersembahkan kepada : Kedua Orang Tuaku yang tak pernah berhenti mendoakanku, Adikku, Sahabat-sahabatku,
Dan semua orang yang aku kasihi serta mengasihiku,
terutama Yesus Kristus, yang memampukanku dalam setiap waktu.
STUDI DESKRIPTIF KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA DEWASA
AWAL PENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL
Ingelia Setiastuti Wijayanti
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kompetensi interpersonal pada dewasa awal pengakses situs jejaring sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kompetensi interpersonal pada individu dewasa awal dalam melaksanakan tugas perkembangannya. Kompetensi interpersonal adalah kemampuan membina hubungan interpersonal. Salah satu faktor yang mempengaruhi berkembangnya kompetensi interpersonal adalah interaksi. Saat ini banyak individu dewasa awal memilih menjalin relasi melalui jejaring sosial yang tidak melibatkan pertemuan fisik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 72 orang yang berusia antara 23 hingga 35 tahun, terdiri dari 35 laki-laki dan 37 perempuan yang memiliki pekerjaan dan mengakses situs jejaring sosial. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar skala kompetensi interpersonal dan angket mengakses situs jejaring sosial. Estimasi reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yang menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,927. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki kompetensi interpersonal yang tinggi. Hal ini terlihat dari mean empirik yang lebih besar daripada mean teoritik 121,68 > 100. Nilai mean kompetensi interpersonal paling tinggi (122,6) diperlihatkan subjek yang mengakses situs jejaring sosial kategori rendah (kurang dari 17 jam dalam seminggu). Sedangkan, subjek yang berada dalam kategori mengakses situs jejaring sosial yang tinggi (lebih dari 33 jam dalam seminggu) dan sedang (antara 17-33 jam dalam seminggu) memiliki nilai mean kompetensi interpersonal yang lebih rendah (118 dan 118,33).
Kata kunci : kompetensi interpersonal
DESCRIPTIVE STUDY OF INTERPERSONAL COMPETENCE IN
EARLY ADULT WHO ACCESSED THE SOCIAL NETWORKING SITE
Ingelia Setiastuti Wijayanti
ABSTRACT
This study was aimed to describe the interpersonal competence in early adult whoaccessed the social networking site. This research was motivated by the importance of
interpersonal competence in early adult individuals in carrying out their development tasks.
Interpersonal competence was the ability to build interpersonal relationships. One of the factors
that influence the development of interpersonal competencies was interaction. Today many early
adult individuals chose to make relationship and interact through social networks that did not
involve physical meetings. This kind of research was called quantitative descriptive. Subjects in
this study amounted to 72 persons aged between 23 to 35 years, comprising 35 men and 37 women
who had jobs and access social networking site. Data collection was done by distributing the
interpersonal competence scale and questionnaire of access to social networking site. Reliability
estimation using Alpha Cronbach technique produced a reliability coefficient of 0,927. Based on
data analysis it could be concluded that in general the subjects of this study had a high
interpersonal competence. This situation was shown from the empirical mean which was greater
than the theoretical mean of 121,68 > 100. The highest mean value of the interpersonal
competence (122.6) was shown in subjects who access social networking sites in low category
(less than 17 hours a week). Whereas, subjects who were in the high category of access to social
networking sites (more than 33 hours per week) and moderate category (between 17-33 hours per
week) had a lower mean value of interpersonal competence (118 and 118,33).Keywords : interpersonal competence
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bapa di Sorga, Yesus
Kristus dan Roh Kudus yang selalu menyertai dalam setiap usaha menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul Studi Deskriptif Kompetensi Interpersonal pada
Dewasa Awal Pengakses Situs Jejaring Sosial. Atas penyertaan dan kasihNya
yang luar biasa megahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi Universitas Sanata Dharma.Penulis menyadari banyak kesulitan dan kendala yang mengiringi
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin
menghaturkan ungkapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-
orang yang telah banyak membantu, yaitu:
1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu M. M. Nimas Eki Surawati S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi bimbingan, saran, arahan serta kritik yang bermanfaat bagi penulis. “Terima kasih pula untuk pelukannya, Bu”.
3. Bapak Minto Istono, S.Psi., M.Si dan Bu Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi. selaku
dosen penguji yang telah banyak memberi masukan yang sangat berarti.
4. Ibu Kristiana Dewayani S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing akademik
yang telah banyak sekali membantu penulis selama berkuliah di Fakultas
5. Ibu M. M. Laksmi Anantasari S.Psi., M.Si, yang telah memberikan pelukan
hangat ditengah guyuran hujan dan air mata serta keramaian orang yang berlalu lalang.
6. Bapak Y. Agung Santoso M.A untuk konsultasi statistiknya yang sangat
membantu.7. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
8. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma, yaitu Mas Gandung,
Mbak Nanik, Mas Doni serta Pak Gie yang baik hati dan Mas Muji yangbanyak memberi kabar-kabar yang merubah pandangan akan banyak hal.
9. Yachobus Winarto Pujiraharjo dan Fransisca Sunarti, Papa dan Mama yang
tak pernah lelah menyemangati, mendampingi, memberikan setiap fasilitas materi serta doa yang tak pernah berhenti sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ini. Terima kasih untuk seringnya melontarkan pertanyaan, “Gimana skripsinya? Kapan Pendadarannya? Kapan Wisudanya?”.
10. Cecilia Ade Dwi Irjayanti yang selalu menagih si letup, sehingga penulis
menjadi terpacu untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk setiap momen indah bersama menonton aksi pujaan impian yang mampu memberikan semangat.
11. Pak Adit, Bulik Endah, Nanda, Dinda dan Mas Sigit (untuk bantuannya) serta
untuk Keluarga Besarku yang ada di Jogja. Maap sudah selalu merepotkan.Terima kasih untuk perhatian yang luar biasa besarnya.
12. Keluarga kecilku “BARBARIA”, Iek, Moen, Mb. Betty, Mb. Maia, There dan
Poncho. Kitalah armada masa depan. Terima kasih untuk setiap momen indah bersama, duka yang penuh tetesan air mata serta banyaknya cerita mistis nan sangat horor yang selalu menemani tanpa pernah disadari.13. Arni yang selalu bersedia menemani kemanapun penulis pergi.
14. Kingkin, Lilik dan Sicho, sahabat-sahabat gokil yang telah sudi untuk selalu
direpotkan15. Mbak Betty dan Sang Adik, Tyo, atas pinjaman printernya.
16. Mbak Ruri, Jeng Uci, Jeng Joana, Tya, Asti dan Jeng Karen yang selalu
menjadi muara penulis dalam meminta pertolongan. “Terima kasih banyak teman-teman”.
17. Cyn-Cyn, Budhi, Kibaw, Mbak Liyut dan semua teman (di dunia nyata
maupun maya), narasumber serta seluruh subjek penelitian yang sudah mau meluangkan waktu mengisi angket dan skala penelitian ini.
18. Suster An/Lena/Namorin/There serta Bondan (terima kasih buat bantuannya)
yang sudah memberi penulis semangat.
19. Yesaya Wilander Soemantri, sang drummer idola nan selalu menjadi penyejuk
jiwa raga. Terima kasih untuk setiap dentuman melodi yang mampu membuat semangat kembali berapi-api.20. Si letop yang selalu perkasa bekerja siang malam.
21. Miund, si raja jalanan yang setia mendampingi. Bersamamu ku tak takut
melewati hujan badai dan sengatan matahari.Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak yang membaca. Terima Kasih.Yogyakarta, September 2010 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT..................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... xDAFTAR ISI.................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL............................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
1. Manfaat Teoritis .......................................................................... 6
2. Manfaat Praktis ........................................................................... 6
A. Kompetensi Interpersonal pada Dewasa Awal ................................. 7
1. Pengertian Kompetensi Interpersonal ......................................... 7
2. Aspek-Aspek Kompetensi Interpersonal..................................... 8
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Interpersonal .. 11
4. Kompetensi Interpersonal pada Dewasa Awal ........................... 14
B. Situs Jejaring Sosial .......................................................................... 16
1. Pengertian situs Jejaring Sosial................................................... 16
2. Fitur dan Aplikasi pada Situs Jejaring Sosial.............................. 17
C. Kompetensi Interpersonal pada individu Dewasa Awal Pengakses
Situs Jejaring Sosial .......................................................................... 19 D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 23
BAB III METODELOGI PENELITIAN ......................................................... 24
A. Jenis Penelitian.................................................................................. 24 B. Variabel Penelitian ............................................................................ 24 C. Definisi Operesional.......................................................................... 25 D. Subyek Penelitian.............................................................................. 25 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................................ 271. Penyusunan Butir Item ................................................................ 28
2. Pemberian Skor Skala dan Angket.............................................. 28
3. Distribusi Item Skala Sebelum Uji Coba .................................... 28
F. Uji Coba Penelitian ........................................................................... 29
G. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 30
2. Seleksi Item ................................................................................. 30
3. Reliabilitas .................................................................................. 32
H. Metode Analisis Data........................................................................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 34
A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 34 B. Deskripsi Data Subjek Penelitian...................................................... 34 C. Hasil Penelitian ................................................................................. 351. Uji Normalitas............................................................................. 35
2. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum .................................... 36
3. Kompetensi Interpersonal Berdasarkan Kategorisasi Mengakses Situs Jejaring Sosial ................................................. 38 D. Pembahasan....................................................................................... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 45
A. Kesimpulan ....................................................................................... 45 B. Keterbatasan Penelitian..................................................................... 45 C. Saran.................................................................................................. 45DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47
LAMPIRAN..................................................................................................... 49
DAFTAR TABEL
TabelHalaman
1. Skor Berdasarkan Kategori Jawaban untuk Skala Kompetensi
Interpersonal............................................................................................... 28
2. Distribusi Item Skala Kompetensi Interpersonal Sebelum Uji Coba......... 29
3. Distribusi Item Skala Kompetensi Interpersonal Setelah Uji Coba .......... 32
4. Hasil Pengujian Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov .............................. 35
5. Hasil Analisis Deskriptif ............................................................................ 36
6. Uji T Mean Empirik dan Mean Teoritik .................................................... 37
7. Norma Kategorisasi Mengakses Situs Jejaring Sosial .............................. 39
8. Jumlah Subjek Pada Tiap Kategori Mengakses Stus Jejaring Sosial......... 40
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A:
Skala Kompetensi dan Angket Mengakses Situs Jejaring Sosial Uji Coba ..... 49
Lampiran B:Reliabilitas dan Seleksi ItemSkala Kompetensi Interpersonal......................... 57
Lampiran C:Skala Kompetensi dan Angket Mengakses Situs Jejaring Sosial Penelitian.... 64
Lampiran D.Skoring Skala Kompetensi dan Angket Mengakses itus Jejaring Sosial ......... 71
Lampiran E.
Uji Normalitas.................................................................................................. 76
Lampiran F.
Uji T Mean Empirik Kompetensi Interpersonal .............................................. 78
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini internet berkembang dengan sangat pesat. Internet adalah salah satu teknologi informasi yang menghubungkan berbagai
jaringan yang sedemikian rupa tidak saling bergantung satu sama lain, sehingga siapapun dapat berkomunikasi. Melalui internet, seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia yang memiliki berbagai macam latar belakang tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Saat ini gelombang internet teknologi Web 2. 0 memfasilitasi suatu fenomena yang cukup menarik, yaitu situs jejaring sosial (Social Networking Web ). Situs jejaring sosial adalah suatu struktur sosial di dalam software yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain (www.wikipedia.org). Situs jejaring sosial ini berperan sebagai layanan berdasarkan sistem jaringan yang memperbolehkan individu untuk membuat profil publik atau profil semi publik dalam sistem tertentu, memajang daftar pemakai lain yang berbagi hubungan dengan individu tersebut, melihat dan melintasi daftar hubungan yang dibuat oleh orang lain dalam sistem tersebut, membuat blog atau website mini yang
juga merupakan layanan untuk bisa berinteraksi dengan siapa saja tanpa
mengenal jarak dan perbedaan budaya. Para pengguna situs jejaring sosial
mampu membangun ikatan pertemanan, bisnis dan sebagainya tanpa dibatasi
oleh jarak, waktu serta perbedaan budaya yang ada.Situs jejaring sosial yang cukup popular saat ini adalah Friendster,
Facebook, Multiply, Live Journal, Plurk, Twitter, MySpace, Hi5, YouTube
serta Skype adalah jalur tepat untuk memiliki banyak teman di dunia maya.
Para penggunanya dapat dengan mudah melihat foto, data-data pribadi serta
memberi komentar dan mengirimkan email kepada orang lain melalui situs-
situs tersebut. Indonesia pun tak mau kalah. Kini di Indonesia telah ada
jejaring sosial yang eksis di dunia maya, misalnya saja Digli, Fupei, Kombes,
KasKus .Saat ini, Indonesia disebut sebagai negara dengan pertumbuhan
pengguna situs Facebook tertinggi di Asia tenggara, keanggotaan tahun ini
645% lebih besar jika dibandingkan tahun 2006 (Sahana, 2008). Menurut
www.checkfacebook.com pada tanggal 11 Maret 2009, jumlah total
pengguna facebook di Indonesia telah mencapai angka 11.746.760 dan 70%
diantaranya berusia18 hingga 44 tahun. BBC Indonesia pun
(Allfacebook.com) menyebutkan bahwa pengguna situs jejaring sosial
Facebook kemungkinan mempunyai account juga di situs jejaring sosial lainnya seperti Twitter ataupun Skype. Berdasarkan keterangan beberapa subjek di lapangan, jejaring sosial
ini sering diakses sebab memungkinkan penggunanya berkenalan dengan
banyak orang baru dari berbagai belahan dunia. Minimnya waktu yang
dimiliki, menjadikan jejaring sosial sebagai media yang tepat untuk
berinteraksi dengan banyak orang lain tanpa perlu biaya yang besar dan tanpa
perlu meninggalkan kantor ataupun pekerjaan, karena situs jejaring sosial ini
bisa dengan mudah diakses kapanpun. Hal tersebut banyak dilakukan
individu dewasa awal yang umumnya bekerja. Mereka tidak memiliki banyak
waktu untuk bertemu dengan teman-teman serta berkegiatan di luar jam
bekerja. Dengan adanya situs jejaring sosial, mereka dapat dengan mudah
menjalin relasi dengan orang-orang meskipun tidak bertemu secara langsung
dan tanpa harus meninggalkan pekerjaannya dan kesibukannya.Selain itu, pada wawancara awal penelitian, beberapa subjek juga
menyatakan bahwa mengakses jejaring sosial terkadang jauh lebih
menyenangkan karena mereka dapat menampilkan diri sesuai kesan yang
diinginkan tanpa mengkhawatirkan penilaian orang lain ataupun perasaan
malu dan canggung seperti bila berhadapan dengan orang lain sehari-hari
secara nyata. Hal tersebut dikarenakan interaksi yang terjadi dalam situs
jejaring sosial ini berbentuk pesan, comment, testimonial serta blog atau diary
online dan juga live chat yang berbentuk tulisan. Perilaku orang-orang yang
dilakukan dalam jejaring sosial contohnya menulis pesan singkat ataupun
meng-add orang-orang yang ingin lebih dikenal dan dijadikan salah satu
pertemanan dalam jejaring sosial, orang-orang saling berelasi atau
berinteraksi satu dengan lainnya melalui fitur-fitur yang terdapat di dalamnya.
Bila mengalami situasi, kejadian tertentu yang menarik serta kondisi emosi
tertentu, maka prioritas mereka adalah membagikannya melalui jejaring
sosial, berupa status pada Facebook atau twit pada Twitter. Melalui situs
jejaring sosial ini, orang-orang bebas menuliskan banyak hal yang bersifat
pribadi tentang pengalaman-pengalaman atau pandangan-pandangan yang
dimiliki tanpa dipengaruhi keberadaan orang lain secara nyata. Tulisan
tersebutlah yang nantinya akan dikomentari oleh orang lain sehingga akan
menimbulkan percakapan yang berbentuk tulisan.Dalam berinteraksi melalui jejaring sosial, seseorang hanya akan
belajar mengendalikan kata-kata sebagai satu-satunya cara berkomunikasi.
Dalam jejaring sosial, para pengaksesnya tidak mempelajari dan terlatih
menggunakan dan memahami berbagai pesan nonverbal seperti ekspresi
wajah, gesture, kontak mata dan sebagainya. Hal tersebut menyebabkan para
pengakses tidak terlatih menghadapi situasi tertentu, misalnya saja menerima
respon penolakan dari orang lain.Beberapa penjelasan tersebut adalah kelebihan dan kekurangan dalam
berinteraksi dan menjalin relasi melalui jejaring sosial. Kemampuan menjalin
relasi atau sering disebut kompetensi interpersonal adalah kemampuan yang
penting dimiliki oleh individu terutama dewasa awal untuk melaksanakan
menjalankan harapan-harapan masyarakat seperti pemilihan pekerjaan, teman
hidup serta bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok. Individu
dewasa awal diharapkan memiliki kompetensi interpersonal yang baik agar
dapat menyesuaikan diri dan memenuhi tugas-tugas perkembangannya
tersebut.Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988) mengatakan bahwa
kompetensi interpersonal meliputi kemampuan berinisiatif membina
hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri, kemampuan bersikap
asertif, kemampuan untuk memberikan dukungan emosional serta
kemampuan untuk mengelola dan mengatasi konflik-konflik yang timbul
dalam hubungan interpersonal. Seseorang yang memiliki kompetensi
interpersonal akan mampu membina hubungan persahabatan serta menjalin
relasi dengan orang-orang atau kenalan baru. Misalnya saja berinisiatif
memperkenalkan diri pada orang yang dijumpai, memberi kesempatan bagi
orang lain untuk lebih mengenal dirinya, bersikap asertif dengan berani
mengatakan keinginan kepada orang lain, mendengarkan dan memberikan
dukungan kepada orang lain serta mampu menangani konflik yang terjadi
dengan orang lain.Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kompetensi
interpersonal pada dewasa awal yang mengakses situs jejaring sosial. Hal ini
penting dilakukan mengingat jejaring sosial dengan segala kelebihan dan kekurangannya adalah suatu sarana bagi individu dewasa awal untuk menjalin relasi dengan orang lain.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana gambaran kompetensi interpersonal pada dewasa awal pengakses situs jejaring sosial?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kompetensi interpersonal dewasa awal pengakses situs jejaring sosial.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dalam bidang psikologi komunikasi serta psikologi sosial, khususnya yang menyangkut kompetensi interpersonal dewasa awal pengakses situs jejaring sosial.
2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran tentang interaksi manusia dalam dunia internet khususnya tentang situs jejaring sosial dan kompetensi interpersonal pada individu
BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal
1. Pengertian Kompetensi Interpersonal
Kompetensi menurut Purwadarminta (dalam Anastasia, 2004) adalah suatu kesanggupan, kecakapan dan kekuatan yang dapat diukur dari tingkah laku. Kesanggupan, kecakapan dan kekuatan yang dimiliki misalnya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Menurut Mulyati (1997), kemampuan membina hubungan interpersonal disebut sebagai kompetensi interpersonal. Hubungan interpersonal itu sendiri adalah hubungan antara individu-individu dimana individu yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988) bahwa kompetensi interpersonal terdiri atas berbagai kemampuan dan pengetahuan dengan karakteristik tertentu yang diperlukan guna membentuk suatu hubungan antar pribadi yang baik dan memuaskan. Pengetahuan serta kemampuan tersebut diantaranya adalah pengetahuan tentang konteks dalam interaksi, pengetahuan tentang perilaku nonverbal orang lain, kemampuan menyesuaikan komunikasi dengan konteks interaksi yang sedang berlangsung serta kemampuan menyesuaikan diri dengan orang yang yang ada dalam interaksi dan
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi interpersonal adalah suatu kemampuan untuk menjalin hubungan yang efektif dengan orang lain. Kemampuan-kemampuan tersebut memiliki karakteristik psikologis tertentu sehingga interaksi interpersonal yang terjalin baik dan memuaskan.
2. Aspek-aspek Kompetensi Interpersonal
Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988) menyebutkan lima aspek utama kompetensi interpersonal, yaitu: a. Kemampuan berinisiatif Inisiatif adalah suatu usaha untuk memulai hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan sosial yang lebih besar. Menurut Bee (dalam Mulyati, 1997), inisiatif adalah kemampuan memulai suatu bentuk usaha untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan, Erickson (dalam Mulyati, 1997) mendeskripsikan inisiatif sebagai suatu usaha mencari informasi dan meneliti secara aktif terhadap lingkungannya. Dengan kemampuan berinisiatif, seseorang akan melakukan penjelajahan (eksplorasi), melakukan suatu hubungan dan bergerak secara aktif dan mandiri.
Selain itu, inisiatif juga merupakan usaha pencarian pengalaman baru yang lebih luas tentang diri sendiri maupun dunia luar dengan tujuan mencocokkan atau lebih memahami informasi yang telah diketahui (Nashori, 2003). Sementara menurut Buhrmester, memulai suatu bentuk interaksi dengan individu lain atau dengan lingkungan sosial yang lebih luas.
b. Kemampuan membuka diri (self disclosure) Keterbukaan oleh Wrigtsman dan Deaux (1981) diartikan sebagai kemampuan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat pribadi mengenai diri dan kemampuan untuk memberikan perhatian kepada orang lain. Sedangkan menurut Kartono dan Gulo (1987), kemampuan membuka diri adalah suatu proses yang dilakukan seseorang hingga dirinya dikenal oleh orang lain. Keterbukaan diperlukan untuk dapat menyampaikan penghargaan dan perasaan kepada orang lain, karena itu keterbukaan sangat penting untuk suatu hubungan yang lebih mendalam. Hal tersebut sejalan dengan Calhoun dan Acocella (1990) yang mengatakan bahwa membuka diri akan membuat hubungan menjadi lebih intim, meningkatkan kepercayaan orang lain dan rasa kekeluargaan. Johnson (dalam Supratiknya, 2000) mengatakan bahwa ketika membuka diri, seseorang dapat mengungkapkan reaksi atau tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang berguna untuk memahami tanggapan masa kini.
c. Kemampuan untuk bersikap asertif Calhoun dan Acocella (1990) menyebut asertif sebagai kemampuan untuk meminta orang lain melakukan sesuatu yang diinginkan. Sedangkan, Pearlman dan Cozby (1983) mengatakan bahwa asertivitas adalah kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dan keyakinan secara langsung, jujur dan sesuai serta kemampuan mempertahankan hak secara tegas.
d. Kemampuan untuk memberi dukungan emosional Hill (1991) mengemukakan bahwa dukungan emosional adalah pengekspresian perhatian, rasa aman dan nyaman serta simpati. Allen (dalam Mulyati, 1997) menyebut dukungan emosional sebagai ekspresi afektif. Salah satu ekspresi afektif tersebut adalah empati. Menurut Hoffman (dalam Mulyati, 1997) dengan memiliki empati, seseorang lebih memahami orang lain dan akan lebih mudah melakukan penyesuaian diri ketika berinteraksi dengan orang lain. Seseorang yang memiliki empati tinggi akan memiliki keinginan yang tinggi pula untuk menolong orang lain.
Menurut Barker dan Lemle (dalam Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis, 1988), dukungan emosional mencakup kemampuan untuk menenangkan dan memberi rasa nyaman kepada orang lain ketika orang tersebut dalam keadaan tertekan dan bermasalah.
e. Kemampuan mengatasi konflik Dalam setiap hubungan antarpribadi, pasti akan terjadi konflik atau perbedaan kepentingan. Grasha (dalam Mulyati, 1997) manusia dan bisa muncul karena berbagai sebab. Johnson (dalam Supratiknya, 2000) mengatakan bahwa konflik merupakan suatu situasi yang ditandai oleh adanya tindakan salah satu pihak yang menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain.
Sedangkan, Baron dan Byrne (dalam Nashori, 2000) mengatakan bahwa ada empat kemungkinan yang dapat terjadi dalam situasi konflik, yaitu memutuskan untuk mengakhiri hubungan, mengharapkan keadaan membaik dengan sendirinya, menunggu masalah lebih memburuk dan berusaha menyelesaikan permasalahan. Apabila seseorang dapat menyelesaikan permasalahan, maka yang bersangkutan dapat dikatakan memiliki kemampuan mengatasi konflik. Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988) mengatakan bahwa kemampuan mengatasi konflik adalah upaya agar konflik yang
muncul dalam suatu hubungan interpersonal tidak semakin besar.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Interpersonal
a. Faktor Internal
1. Konsep Diri Rahmat (2000) menyatakan bahwa salah satu aspek yang mempengaruhi kompetensi interpersonal adalah konsep diri, yaitu cara pandang terhadap diri sendiri. Konsep diri merupakan suatu hal yang cukup penting dalam hubungan interpersonal karena setiap orang sedapat mungkin bertingkah laku sesuai dengan konsep terdapat hubungan positif antara konsep diri dan kompetensi interpersonal mahasiswa. Semakin tinggi konsep diri seseorang maka semakin tinggi kompetensi interpersonalnya.
b. Faktor eksternal
1. Interaksi Interaksi seseorang dengan orang lain mempengaruhi kompetensi interpersonal yang dimiliki, baik interaksi dalam keluarga ataupun interaksi dengan teman sebaya. Menurut Hetherington dan Parke (dalam Nashori, 2000), kontak anak dengan orang tua banyak berpengaruh terhadap kompetensi interpersonal anak. Sejalan dengan hal tersebut, Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988) menyatakan bahwa adanya kontak di antara orang tua dan anak menjadikan anak belajar dengan lingkungan sosialnya dan pengalaman bersosialisasi tersebut dapat mempengaruhi perilaku sosialnya.
Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988) menyatakan pula bahwa perilaku teman sebaya sangat berpengaruh terhadap interaksi sosial. Sedangkan, menurut Kramer dan Gottman (dalam Nashori, 2000) individu yang memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya memiliki kesempatan yang lebih besar untuk meningkatkan perkembangan sosial, perkembangan emosi dan lebih mudah membina hubungan bahwa ada hubungan antara gaya kelekatan aman dengan teman sebaya dan kompetensi interpersonal. Remaja yang memiliki gaya kelekatan aman yang ditandai oleh adanya model mental yang positif, meyakini tersedianya respon yang positif dari lingkungannya. Berawal dari hal tersebut berkembanglah kompetensi interpersonal yang dimiliki.
2. Partisipasi sosial Menurut Buhrmester Furman, Wittenberg dan Reis (1988), partisipasi sosial akan menjadikan anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosialnya. Hal ini didukung oleh Hurlock (1990) yang menyatakan bahwa kompetensi interpersonal dipengaruhi oleh partisipasi sosial dari individu.
Individu yang banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial akan lebih banyak berpeluang untuk mengasah keterampilan sosial yang dimiliki termasuk kompetensi interpersonalnya.
Suatu bentuk partisipasi sosial yang banyak dan sering dijumpai sehari-hari adalah organisasi. Dalam berorganisasi, orang-orang berlatih mengembangkan kebiasaan untuk hidup bersama dan mengembangkan pergaulan yang intens yang menjadikan kompetensi interpersonal yang dimiliki tumbuh dan berkembang. Berbagai penelitian tentang keaktifan berorganisasi dengan kompetensi interpersonal banyak dilakukan. Danardono aktif dalam kegiatan kepencintaalaman memiliki perbedaan yang signifikan dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam kepencintaalaman, khususnya dalam hal kompetensi interpersonal. Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kepencintaalaman memiliki kompetensi interpersonal yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang bukan pecinta alam. Hal ini didukung oleh Ikasari (2004) yang menyatakan bahwa mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki kompetensi interpersonal yang lebih tinggi
dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi.
Berkebalikan dengan Danardono, Widiastuti dan Anggraini (dalam Nashori, 2000) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kompetensi interpersonal antara mahasiswa yang aktif dalam organisasi dan tidak aktif dalam organisasi. Selain itu, Widuri (dalam Nashori, 2000) menemukan bahwa mahasiswa ilmu-ilmu sosial, yang diwakili mahasiswa fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, dan mahasiswa ilmu eksakta, yang diwakili mahasiswa fakultas teknik UGM, memiliki kemampuan yang seimbang dalam hal berkomunikasi interpersonal.
4. Kompetensi Interpersonal pada Dewasa Awal
Menurut Hurlock (1990) orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Masa dewasa biasanya
fisik dan psikologis, bersama masalah-masalah penyesuaian diri dan
tekanan-tekanan serta harapan-harapan yang timbul akibat perubahan
tersebut. Pembagian ini tidak bersifat mutlak dan ketat. Pembagian ini
meliputi masa dewasa dini yang dimulai pada usia 18 tahun hingga 40
tahun, masa dewasa madya yang dimulai usia 40 hingga 60 tahun serta
masa dewasa lanjut yang dimulai pada usia 60 tahun hingga kematian.Masa dewasa awal menurut Santrock (2002) adalah ketika
seseorang mendapatkan pekerjaan penuh waktu yang kurang lebih tetap.
Sedangkan, menurut Hurlock (1990) masa dewasa dini merupakan periode
penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan
sosial baru. Orang dewasa dini akan memasuki lingkungan sosial yang
baru, memainkan peran yang baru dan mengembangkan sikap-sikap baru,
keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas yang
baru. Oleh karenanya, kompetensi interpersonal memegang peranan
penting pada masa dewasa awal.Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal berpusat pada
harapan-harapan masyarakat dan mencakup pada pekerjaan, pemilihan
teman hidup, belajar hidup dengan pasangan dan membentuk keluarga,
membesarkan anak-anak, mengelola rumah tangga, menerima tanggung
jawab sebagai warga negara dan bergabung dalam suatu kelompok sosial
yang cocok. Tingkat penguasaan tugas-tugas tersebut pada tahun-tahun
awal masa dewasa akan mempengaruhi tingkat keberhasilan pada masa kehidupan berkeluarga. Tingkat penguasaan ini juga akan menentukan kebahagiaan dalam hidup, baik pada saat dewasa awal hingga pada tahun- tahun akhir kehidupan (Hurlock, 1990). Oleh karena itu, pada masa dewasa awal kompetensi interpersonal dibutuhkan untuk dapat menyesuaikan diri dan memenuhi tugas-tugas perkembangan.
B. Situs Jejaring Sosial
1. Pengertian Situs Jejaring Sosial
Internet saat ini memasuki era web 2.0 yang menyebabkan penggunanya dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara dua arah.
Dalam era inilah, fenomena situs jejaring sosial yang tidak mengandalkan pertemuan fisik marak terjadi.
Situs atau website adalah kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi berupa teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan- jaringan halaman ( www.wikipedia.org ).
Situs jejaring sosial adalah suatu struktur sosial di dalam software yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti
nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain ( www.wikipedia.org ).
Situs jejaring sosial ini berperan sebagai layanan berdasarkan sistem jaringan yang memperbolehkan individu untuk membuat profil publik atau profil semi publik dalam sistem yang dibatasi, memajang daftar pemakai lain yang berbagi hubungan dengan individu tersebut, melihat dan melintasi daftar hubungan yang dibuat oleh orang lain dalam sistem tersebut, membuat blog atau website mini yang mengandung informasi atau berita (Boyd & Ellison, 2007).
2. Fitur dan Aplikasi pada Situs Jejaring Sosial
Secara umum, berikut ini adalah fitur dan aplikasi yang ditemui dalam situs jejaring sosial ( http://www.wartaegov.com ): a) Profil Profil adalah data diri atau identitas yang dibuat oleh pengguna situs jejaring sosial. Dalam profil, pengguna mencantumkan nama, julukan/ panggilan, foto diri serta berbagai informasi lain, misalnya tanggal lahir, jenis kelamin, lokasi tempat tinggal hingga minat dan hobi yang dimiliki. Orang-orang yang memiliki akun di situs jejaring sosial dapat membuat profil dirinya hingga dapat diakses oleh orang lain dengan sistem khusus yang berlaku di jejaring sosial tersebut.
Pengguna suatu situs jejaring sosial memiliki kesempatan untuk mendaftar profil pengguna lain sebagai “teman” sehingga dapat saling melihat profil diri serta berinteraksi dalam fitur dan aplikasi lain yang tersedia dalam jejaring sosial tersebut.
b) Blog (diary online) Blog atau diary online adalah tulisan yang secara online atau virtual dibuat oleh pemilik akun yang dapat dibaca oleh setiap pengguna situs jejaring sosial bahkan oleh semua pengguna internet.
Layaknya buku harian, seseorang dapat menuliskan apapun dalam blog nya secara bebas. Jejaring sosial berbentuk micro blogging, bentuknya adalah Status pada Facebook atau Twit pada Twitter.
Penggunanya dapat menuliskan suatu hal yang sedang dilakukan atau dipikirkan pengguna situs jejaring sosial dalam karakter huruf yang terbatas. Hal ini memungkinkan adanya feedback dalam bentuk kata- kata atau komentar (comment) dari sesama pengguna situs jejaring sosial.
c) Video, music, photo atau notes share Pemilik akun jejaring sosial dapat membagikan video, musik, foto serta tulisan karyanya sehingga dapat dilihat, dibaca serta didengarkan oleh orang lain dan memungkingkan menerima feedback dari mereka melalui bentuk komentar (comment).
d) Comment
Melalui fitur ini, seseorang dapat mengomentari setiap status, twit , blog, notes, foto maupun video yang dibuat oleh sesama pengguna situs jejaring sosial sesuai sistem yang ada di jejaring sosial yang bersangkutan. e) Pesan Seperti halnya e-mail, hanya penerima pesan yang akan membaca pesan yang telah dikirim kepadanya. Pengguna situs jejaring sosial dapat berkomunikasi secara pribadi dengan sesama pengguna lainnya melalui pesan berupa tulisan.
f) Live chat
Dalam beberapa situs jejaring sosial, ada aplikasi atau fitur yang memungkinkan sesama penggunanya untuk berbincang-bincang melalui tulisan seperti halnya short message servis (SMS) pada handphone.
C. Kompetensi Interpersonal pada Dewasa Awal Pengakses Situs Jejaring