T ANGGUNG JAWAB PELAKSANA PENEMPATAN TKI SWASTA (PPTKIS) TERHADAP PERPANJANGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI HEDIEBRIGINA D1A 010 354 Fakultas Hukum Abstrak - TANGGUNG JAWAB PELAKSANA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA SWASTA (PPTK
TANGGUNG JAWAB PELAKSANA PENEMPATAN TKI SWASTA
(PPTKIS) TERHADAP PERPANJANGAN PERJANJIAN KERJA
TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI
HEDIEBRIGINA D1A 010 354 Fakultas Hukum
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggung jawab PPTKIS terhadap perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri. Serta untuk mengetahui mekanisme penyelesaian sengketa antara PPTKIS dengan TKI dalam perpanjangan perjanjian kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah Yuridis Normatif, sehingga dari penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut 1. PPTKIS bertanggung jawab dalam mengurus perpanjangan perjanjian kerja TKI untuk mendapatkan persetujuan dari pejabat berwenang pada perwalu di negara tujuan.
2. Penyelesaian sengketa antara PPTKIS dengan TKI yaitu dengan melibatkan BNP2TKI yang bertugas menyelesaikan permasalahan TKI. Hendaknya pemerintah memberikan regulasi yang jelas dan sinkron mengenai tanggung jawab PPTKIS terhadap perpanjangan perjanjian kerja.
Kata kunci : PPTKIS (Pelaksana Penempatan TKI Swasta)
THE RESPONSIBILITY OF EXECUTIVE PRIVATE PLACEMENT
(PPTKIS) TO CONTRACT EXTENSION WORK OF INDONESIAN
WORKERS (TKI) ABROAD
Abstract
The purpose of this study was to determine PPTKIS’s responsibility to contract extension TKI. And to investigate the mechanisms of dispute resolution between PPTKIS with TKI in the extension agreement. The research method used is a normative juridical, so the results obtained from this study is PPTKIS’s responsibility is extend working agreement workers to get approval from PERWALU in the country of destination. And settlement of disputes between PPTKIS with TKI is to involve BNP2TKI tasked to solve the problems of TKI. The government should provide obvious and synchronous regulations about PPTKI’s responsibilities to contract extension work of TKI abroad.
I. Pendahuluan
Penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang dilakukan pemerintah dan swasta (PPTKIS) merupakan suatu upaya untuk mewujudkan hak dan kesempatan yang sama bagi TKI untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, yang pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan nasional. Namun, sampai sekarang TKI masih mengalami permasalahan selama bekerja di luar negeri seperti permasalahan perpanjangan perjanjian kerja dikarenakan adanya ketentuan di dalam pasal 60 yang dinilai melepaskan tanggung jawab PPTKIS dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak bagi TKI yang melakukan perpanjangan kerja secara mandiri.
Dari pemaparan latar belakang di atas maka Penyusun merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggung jawab PPTKIS terhadap perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri?. 2. Bagaimana penyelesaian sengketa apabila terjadi permasalahan antara PPTKIS dan TKI dalam hak perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri?
1. Tujuan dari Penelitian
a. Untuk mengetahui tanggung jawab PPTKIS terhadap perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri. b. untuk mengetahui penyelesaian sengketa apabila terjadi permasalahan antara PPTKIS dan TKI dalam hak
2. Manfaat dari penelitian ini
a. Secara Akademis, melalui penelitian ini penyusun dapat memperoleh bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi ilmu hukum tingkat strata satu (S-1) paa Fakultas Hukum Universitas Mataram. b. Secara teoritis, dengan adanya penelitian ini menambah pengetahuan serta wawasan di bidang Ilmu Hukum khususnya Hukum Perdata tentang Tanggung Jawab PPTKIS terhadap perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri. c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam penyelesaian sengketa yang terjadi antara PPTKIS dan TKI dalam perpanjangan perjanjian kerja.
A. Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis
normatif. B. Metode Pendekatan: 1. Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach), 2. Pendekatan Konseptual (Conseptual Approach). C. Sumber dan
jenis bahan hukum : 1. Bahan hukum primer, 2. Bahan hukum sekunder, 3. Bahan hukum tersier. D. Tehnik pengumpulan bahan hukum adalah studi document atau studi kepustakaan. E. Analisis Bahan Hukum: Penyusunan ini menggunakan metode analisis Normatif – Preskriptif.
II. Pembahasan
A. Tanggung Jawab Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) dalam perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri.
Sebagai badan usaha swasta yang bergerak dalam bidang penempatan dan Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri mulai dari penyebaran atau sosialisasi informasi (Pasal 34), perekrutan calon TKI (Pasal 35), melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja (Pasal 43), bertangung jawab atas kelengkapan dokumen penempatan TKI (Pasal 65), pemberangkatan calon TKI (pasal 67), memberikan perlindungan kepada TKI sesuai dengan perjanjian penempatan (Pasal 82) dan pemulangan TKI dari
Perjanjian kerja merupakan salah satu dokumen yang harus dilengkapi. Dimana dalam hal ini materi dari perjanjian kerja meliputi jenis pekerjaan,hak dan kewajiban TKI dan Pengguna Jasa TKI, upah, waktu kerja, waktu istirahat/ cuti, asuransi, jangka waktu perjanjian kerja dan tata cara perpanjangan perjanjian kerja dan cara penyelesaian masalah/perselisihan.
Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Pasal 55 menyebutkan bahwa Perjanjian kerja ditandatangani dihadapan pejabat instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan. Perjanjian kerja tersebut disiapkan oleh pelaksana penempatan TKI swasta. Perjanjian kerja dibuat untuk jangka waktu paling lama dua tahun, kecuali untuk jabatan atau jenis pekerjaan tertentu. Perpanjangan jangka waktu perjanjian kerja dapat dilakukan oleh TKI yang bersangkutan atau melalui PPTKIS. Perpanjangan dimaksud harus disepakati oleh para pihak sekurang-kurangnya tiga bulan sebelum perjanjian kerja pertama berakhir. Untuk perjanjian kerja peranjangan dan jangka waktu perpanjangan perjanjian kerja wajib mendapat persetujuan dari pejabat berwenang pada Perwakilan RI di negara tujuan. Pengurusan untuk mendapatkan persetujuan dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab PPTKIS. Bagi TKI yang bekerja pada pengguna perseorangan, apabila selama masa berlakunya perjanjian kerja terjadi perubahan jabatan atau jenis pekerjaan, atau pindah pengguna, perwakilan PPTKIS wajib mengurus perubahan perjanjian kerja dengan membuat perjanjian kerja baru dan melaporkannya kepada Perwakilan RI.
Dalam hal melakukan perpanjangan perjanjian kerja harus disepakati oleh para pihak sekurang-kurangnya 3 bulan sebelum perjanjian kerja pertama berakhir. Syarat Perpanjangan perjanjian kerja harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut
a. bekerja pada pengguna yang sama selama masa perjanjian kerja
b. isi perpanjangan perjanjian kerja harus sesuai atau lebih baik dari perjanjian kerja sebelumnya c. jangka waktu perpanjangan perjanjian kerja paling lama 2 (dua) tahun
d. mendapat persetujuan dari keluarga/orang tua/wali; dan e. memperpanjang kepesertaan asuransi TKI.
Tanggung jawab PPTKIS dalam hal perpanjangan perjanjian kerja ini tercantum dalam Pasal 8 Peraturan Menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2013 tentang tata cara perpanjangan perjanjian kerja pada pengguna perseorangan yang menyebutkan bahwa Perjanjian kerja perpanjangan bagi TKI yang bekerja pada pengguna perseorangan pengurusannya dilakukan oleh perwakilan PPTKIS (Perwalu) di negara tujuan penempatan.
Kemudian tanggung jawab PPTKIS dalam hal perpanjangan perjanjian kerja TKI juga terdapat di dalam Pasal 58 ayat (2) yang menyebutkan bahwa pengurusan untuk mendapatkan persetujuan perpanjangan perjanijian kerja dilaksanakan oleh dan menjadi tangung jawab pelaksana penempatan TKI swasta. Yang artinya bahwa yang boleh melakukan perpanjangan perjanjian kerja ini hanyalah PPTKIS dan apabila perpanjangan perjanjian kerja tersebut dilakukan sendiri oleh TKI yang bersangkutan seperti menurut pasal 60 ayat 1, PPTKIS tidak bertanggung jawab atas risiko yang menimpa TKI dalam masa perpanjangan perjanjian kerja.
Hilangnya tanggung jawab PPTKIS terhadap perlindungan serta pemenuhan hak-hak TKI terjadi apabila TKI melakukan perpanjangan perjanjian kerja secara mandiri tanpa melali pihak PPTKI. Hal ini dikarenakan adanya ketentuan di dalam pasal 60 Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang menghilangkan kewajiban Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) dalam memberikan perlindungan dan jaminan hukum, dimana apabila TKI memperpanjang perjanjian kerja secara sendiri. Hal ini tentunya mengakibatkan TKI kehilangan jaminan hak dan TKI tidak mengetahui siapa yang berkewajiban memberikan jaminan perlindungan dan kepastian hukum atas upah yang belum dibayar majikannya dikarenakan pasal tersebut menghilangkan tanggung jawab PPTKIS, sedangkan mengenai perpanjangan perjanjian kerja yang telah dilakukan oleh TKI itu sendiri tetap
Ketentuan dalam pasal tersebut sangat merugikan TKI karena tidak ada jaminan para TKI untuk kembali bekerja pada majikan yang sama bahkan berpotensi kehilangan kesempatan bekerja. Seharusnya diperlukan ketentuan peraturan yang tegas mengenai tanggung jawab dari PPTKIS itu sendiri dalam hal perpanjangan kerja, karena PPTKIS maupun pemerintah tetap bertanggung jawab atas perlindungan TKI walaupun TKI tersebut memperpanjang perjanjian kerjanya sendiri, dan bagaimanapun juga perpanjangan perjanjian kerja ini merupakan bagian dari proses penempatan kerja sampai dengan pemulangan TKI ke negara asal dan merupakan tanggung jawab PPTKIS dalam memberikan perlindungan kepada TKI dari masa pra penempatan, penempatan, sampai dengan purna penempatan.
Oleh karena demikian, penyusun dalam pembahasan ini berkesimpulan bahwa Regulasi terhadap mekanisme perpanjangan perjanjian kerja oleh PPTKIS seharusnya dapat memberikan kepastian hukum dan dapat memberikan jaminan yang jelas terhadap pemenuhan hak yang seharusnya didapatkan oleh TKI. PPTKIS harus bertanggung jawab terhadap perlindungan TKI, termasuk menyelesaikan berbagai permasalahan TKI seperti permasalahan perpanjangan perjanjian kerja.
B. Penyelesaian sengketa antara PPTKIS dengan TKI apabila terjadi perselisihan dalam hal perpanjangan perjanjian kerja.
Dalam hal perpanjangan perjanjian kerja, terdapat suatu masalah yang pada umumnya lebih merugikan pihak TKI dibandingkan pihak PPTKIS.
Alasannya tidak lain disebabkan oleh Undang-Undang yang memberikan pelepasan tanggung jawab terhadap PPTKIS dalam pengurusan perpanjangan perjanjian kerja. Dalam hal tersebut, seperti yang ditegaskan dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan TKI Diluar Negeri, dalam hal pengurusan perpanjangan perjanjian kerja jika TKI melakukannya sendiri maka PPTKIS tidak akan bertanggung jawab terhadap apapun yang dialami oleh TKI. Artinya bahwa apapun yang dilakukan oleh TKI baik itu yang menyangkut keselamatan kerja maupun jaminan hukum lainnya, pihak Mitra Usaha sudah tidak akan ikut campur lagi.
Selain itu, mengacu pada Pasal 56 ayat (1) UU PPTKI, setiap perpanjangan perjanjian kerja di luar negeri harus mendapatkan persetujuan dari perwakilan negara Republik Indonesia yang hanya dapat diajukan oleh dan menjadi tanggung jawab PPTKIS. Artinya setiap pengurusan perpanjangan perjanjian kerja harus disertai dengan adanya persetujuan pemerintah melalui perwakilan pemerintah di luar negeri yang pengurusannya dilakukan oleh PPTKIS.
PPTKIS seharusnya tetap bertanggung jawab atas semua risiko yang menimpa TKI di luar negeri dalam masa perpanjangan perjanjian kerja. Sebab, perpanjangan perjanjian kerja itu merupakan satu-kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerja sebelumnya. Seharusnya perpanjangan perjanjian kerja dapat dilakukan sendiri dan PPTKIS tetap bertanggung jawab, karena mengingat bahwa PPTKIS bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada calon TKI/TKI sesuai dengan perjanjian penempatan, sehingga hal ini mengakibatkan timbulnya perselisihan antara PPTKIS dengan TKI.
Apabila dalam hal terjadi perselisihan antara PPTKIS dengan TKI, maka yang dilakukan adalah penyelesaian dengan proses keperdataan saja. Karena memang segala bentuk perjanjian yang dilakukan merupakan suatu perbuatan hukum perdata yang dilakukan oleh para pihak. Seperti yang dijelaskan sebelum-sebelumnya, proses penyelesaian sengketa tidak jauh berbeda dengan proses penyelesaian sengketa jika terjadi masalah dalam perjanjian penempatan kerja. Mekanisme penyelesaian sengketa antara PPTKIS dan TKI pada prinsipnya diprioritaskan secara damai dengan cara bermusyawarah. Namun demikian, apabila dalam mekanisme musyawarah tersebut tidak tercapai kesepakatan, maka penyelesaian dapat dilakukan dengan meminta bantuan dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan provinsi, kabupaten/kota, dan pemerintah.
Oleh karena hal tersebut, maka BNP2TKI mempunyai peran yang penting dalam menangani persoalan yang dimaksud. Yang dimana BNP2TKI berfungsi sebagai pelaksana kebijakan dibidang penempatan dan perlindungan tenaga
kerja Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasiAdapun tugas dan wewenang BNP2TKI tertuang didalam Pasal 95 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI, adalah sebagai berikut : a. Melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara pemerintah dengan pemerintah negara pengguna TKI atau pengguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan;
b. Memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan melakukan pengawasan mengenai : 1) Dokumen; 2) Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP); 3) Penyelesaian masalah; 4) Sumber-sumber pembiayaan; 5) Pemberangkatan s/d pemulangan; 6) Peningkatan kualitas Calon TKI; 7) Informasi; 8) Kualitas pelaksana penempatan TKI; dan 9) Peningkatan kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia dan keluarganya.
Berdasarkan pemaparan di atas, sesuai dengan Pasal 94 ayat 3, Undang- Undang Nomor 39 tahun 2004 sangatlah jelas bahwa pemerintah yang dalam hal ini adalah Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ( BNP2TKI) merupakan lembaga pemerintah non departemen yang bertanggung jawab kepada Presiden dalam hal perlindungan hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia. Artinya bahwa selain memberikan perlindungan, BNP2TKI berkewajiban untuk menjamin kepastian hukum bagi para TKI termasuk masalah-masalah yang melibatkan TKI dengan Mitra Usaha (PPTKIS).
III. Penutup
A. Kesimpulan
1. Tanggung jawab PPTKIS selaku pihak dalam pelaksana penempatan TKI di luar negeri dalam melakukan perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri adalah melakukan pengurusan perpanjangan perjanjian kerja untuk mendapatkan persetujuan dari pejabat berwenang pada perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan. Artinya bahwa yang boleh melakukan perpanjangan perjanjian kerja ini adalah PPTKIS. Sedangkan apabila perpanjangan perjanjian kerja tersebut dilakukan sendiri oleh TKI yang bersangkutan, maka PPTKIS tidak bertanggung jawab atas risiko yang menimpa TKI dalam masa perpanjangan perjanjian kerja. Begitu pula bagi para TKI yang bekerja secara perseorangan di luar negeri tanpa melalui PPTKIS. Hal ini mengakibatkan para TKI tidak mengetahui siapa yang akan bertanggung jawab atas segala resiko yang timbul apabila suatu saat terjadi permasalahan lantaran TKI tersebut melakukan perpanjangan perjanjian kerja secara mandiri.
2. Penyelesaian sengketa apabila terjadi permasalahan antara PPTKIS dan TKI dalam hal perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri adalah melaui proses keperdataan dengan melibatkan pihak BNP2TKI selaku lembaga pemerintah non departemen yang bertugas untuk memberikan perlindungan hukum bagi para TKI serta menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh TKI sesuai dengan ketentuan Pasal 95 ayat (2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI tentang Tugas dan wewenang BNP2TKI.
B. Saran
1. Penempatan dan perlindungan hukum bagi para TKI yang bekerja di luar negeri membutuhkan regulasi yang lebih baik dan tegas khususnya dalam hal perpanjangan perjanjian kerja. Seharusnya dalam hal perpanjangan perjanjian kerja yang dilakukan oleh PPTKIS maupun oleh TKI sendiri, harus tetap menjadi tanggung jawab PPTKIS. Sebab, perpanjangan perjanjian kerja merupakan satu- kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerja sebelumnya.
2. Pemerintah maupun PPTKIS harus lebih sigap dan tegas dalam memberikan perlindungan serta jaminan hukum untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan-permasalahan yang terjadi terhadap TKI. Hal ini diharapkan agar para TKI dapat terhindar dari ketidakpastian untuk mendapatkan bantuan hukum, terhindar dari ketidakpastian untuk mendapatkan bantuan pembelaan serta ketidakpastian akan hak dan kewajibannya.
1. Buku & Makalah
Amirudin dan Zainal Asikin. 2008. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafido Persada.
Husni, Lalu. 2010. Hukum Penempatan dan Perlindungan TKI. Malang: Program Pasca Sarjana; Universitas Brawijaya Malang.
2. PerUndang-Undangan
Indonesia, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 133.
Indonesia, Permenakertrans Nomor 4 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Perpanjangan Perjanjian Kerja pada Pengguna Perseorangan. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 664.