PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI PROVINSI LAMPUNG

PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI PROVINSI LAMPUNG

  (Jurnal)

  Oleh Ofia Putri Marisfa

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

  Judul Skri : Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung Nama Mahasiswa : Ofia Putri Marisfa Nomor Pokok Mahasiswa : 1012011378 Bagian : Hukum Administrasi Negara Fakultas : Hukum MENYETUJUI

1. KomisiPembimbing Elman Eddy Patra.S.H.,M.H. Nurmayani.S.H.,M.H.

NIP 196007141986031002 NIP 196112191988032002

2. Ketua Hukum Administrasi Negara Sri Sulastuti, S.H.,M.Hum. NIP 196207271987032004

  

ABSTRAK

PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

Ofia Putri Marisfa, Elman Eddy Patra, S.H.,M.H, Nurmayani, S.H.,M.H.

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email: oviaputri.op@gmail.com Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sering disebut sebagai pahlawan negara karena salah satu penyumbang devisa negara. Persoalan mengenai tenaga kerja yang bekerja di luar negri, selalu menjadi pembicaraan di media massa seperti televisi, surat kabar. Permasalahan yang sering muncul anatara lain mengenai penyaluran TKI melalui agen tenaga kerja ilegal dan kurangnya keterampilan TKI, sehingga seringkali TKI mengalami masalah di luar negeri. Melalui Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri seharusnya permasalahan tersebut bisa di minimalisir. Permasalahan dari penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan masalah melalui pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris dengan data primer dan sekunder, dimana masing-masing data diperoleh dan penelitian kepustakaan dan dilapangan. Analisis data yang dideskripsikan dalam bentuk uraian kalimat yang kemudian berdasarkan fakta fakta yang bersifat khusus dapat ditarik kesimpulan. Tujuan dan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara jelas bagaimanakah peraturan hukum terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung dan Apakah yang menjadi faktor pengharnbat terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung tersebut. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah peraturan hukum terhadap TKI di Provinsi Lampung diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Provinsi Lampung berkoordinasi dengan BNP2TKI melakukan verifikasi kelengkapan dokumen, input data sesuai daerah asal, membuatkan ID, menerbitkan berita acara seleksi dan rekomendasi paspor calon TKI berdasarkan daftar nominasi. Faktor penghambat terhadap penempatan TM di Provinsi Lampung adalah kurangnya informasi tentang hak dan kewajiban sebagai pekerja,

  Ofia Putri Marisfa

  informasi tentang deskripsi kerja, serta kondisi umum negara tujuan dan tidak menjalani semua proses persiapan pemberangkatan yang diperlukan. Saran dari hasil penelitian ini adalah memperkuat hubungan bilateral antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara penerima TKI, menetapkan kebijakan pengiriman TKI yang mempunyai skill, penetapan dan sosialisasi mengenai prosedur resmi pemberangkatan tenaga kerja Indonesia dan penempatannya.

  Kata Kunci: penempatan, tenaga kerja Indonesia

  

PLACEMENT OF INDONESIAN LABOR (TKI) IN LAMPUNG PROVINCE

By

OFIA PUTRI MARISFA

Indonesian Migrant Workers (TKI) are often referred to as state heroes because one of the

country's foreign exchange donors. The issue of manpower working abroad, has always been the

talk of the mass media such as television, newspapers. The problems that often arise include the

distribution of labor migrants through illegal labor agents and the lack of skills of migrant

workers, so that often migrant workers have problems abroad. Through the Regulation of the

Minister of Manpower of the Republic of Indonesia Number 22 of 2014 on the Implementation

of the Placement and Protection of Indonesian Migrant Workers overseas, the problems should

be minimized.

The problem of this research is done by using problem approach through juridical normative and

empirical juridical approach with primary and secondary data, where each data is obtained and

literature research and field. Analysis of data described in the form of description of sentences

which then based on facts facts that can be specially drawn conclusions.

The purpose of this study is to know clearly how the legal regulation of the employment of

Indonesian workers (TKI) in Lampung Province and What is the factor of penghepbat against the

placement of Indonesian workers (TKI) in Lampung Province.

The results of the research that has been done is the legal regulation of TKI in Lampung

Province regulated in the Regulation of the Minister of Manpower of the Republic of Indonesia

Number 22 Year 2014 on the Implementation of Placement and Protection of Indonesian

Migrant Workers Abroad. The Office of Manpower and Transmigration of Lampung Province in

the placement of Indonesian Migrant Workers in Lampung Province coordinates with BNP2TKI

to verify the completeness of the documents, input data according to area of origin, make ID,

publish news of selection and passport selection by prospective migrant workers based on

nomination list. The inhibiting factor of TM placement in Lampung Province is the lack of

information about rights and obligations as workers,

information about job descriptions, as well as the general conditions of the country of destination

and not undergoing all necessary preparatory preparation processes.

Suggestions from the results of this study are to strengthen bilateral relations between the

Indonesian government and the governments of the recipient countries, establishing the policy of

sending migrant workers who have the skills, stipulations and socialization of the official

procedures for the departure of Indonesian workers and their placement. Keywords: placement, Indonesian workforce

A.PENDAHULUAN 1.

  Latar Belakang Masalah Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No.13 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakar.

  sebagai pahlawan negara karena mereka merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar untuk negara, karena gaji yang mereka dapatkan adalah mata uang asing,

  maka ketika mereka kemabali ke Indonesia, uang yang mereka dapatkan tentunya harus dikonversi dulu ke mata uang rupiah. Semakin banyak mata uang asing yang ditukarkan dalam bentuk rupiah, maka akan berakibat pada dua hal, yaitu bertambahnya mata uang asing di kas negara, sehingga mata uang asing ini disebut sebagai sumber devisa dan kebutuhan terhadap rupiah meningkat.

  Permasalahan yang sering muncul dan menjadi sorotan anatara lain perasalahan

  mengenai penyaluran TKI melalui agen tenaga kerja ilegal. Banyak TKI baru pertama kali ke luar negeri, direkrut oleh makelar yang datang ke desanya, dengan janji upah tertentu, pilihan pekerjaan yang banyak, dan menawarkan bantuan kemudahan proses dengan cara memalsukan dokumen demi kelancaran proses, usia di dokumen dipalsukan. Pemalsuan tidak hanya usia, tetapi juga nama dan alamat. Selain hal tersebut rendahnya pendidikan menjadi salah satu faktor mengapa TKI sering mendapat perlakuan kasar. 1 Peranan pemerintah terhadap perlindungan

  tenaga kerja, pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja sangat dipertanyakan, karena sudah banyak TKI yang terlibat dalam kasus penyiksaan. Tidak terdapat perubahan atas berbagai kasus sebelumnya yang terjadi, justru belakangan kasus penyiksaan TKI semakin meningkat. Pemerintah seolah tidak belajar atas kesalahan-kesalahan dimana terjadinya kasus yang sama sebelumnya. Seakan sudah merupakan hal yang lumrah apabila terjadinya penyiksaan terhadap TKI. Meskipun sudah terdapat regulasi yang mengatur mengenai perlindungan atas penempatan TKI. Tetapi faktanya kasus- kasus yang sama tetap terjadi grafiknya tidak menurun justru meningkat. Berdasarkan analisis situasi secara nasional, Provinsi Lampung menduduki peringkat ke delapan sebagai daerah termiskin. Data tersebut menjadi gambaran bahwa jumlah masyarakat miskin di Provinsi Lampung akan terus meningkat. Oleh sebab itu, kemiskinan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi TKI agar mendapatkan kesejahteraan kehidupan dan juga adanya perubahan hidup ke hal yang lebih baik. Pemerintah daerah dalam hal ini adalah Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung harus ikut menyosialisasi peraturan hukum terhadap penyaluran tenaga kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung. Sesuai tugas dan fungsi pembantuan Pemerintah Daerah yang tercantum dalam UU Nomor 23 Tahun 2014.

1 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sering disebut

  Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penempatan

  Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung”.

  2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan di bahas dalam penulisan ini adalah:

  1. Bagaimanakah peraturan hukum terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung?

  2. Apakah yang menjadi faktor penghambat terhadap penyaluran tenaga kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung?

  3. Kerangka Teori

  3.1 Pengertian Hukum Tenaga Kerja Hukum ketenagakerjaan adalah hukum ketenagakerjaan tertulis, peraturan tertulis yang mengatur ketenagakerjaan antara lain undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan peraturan daerah. Hukum ketenagakerjaan tidak tertulis antara lain adat dan kebiasaan, yurisprudensi, peraturan kerja, kesepakatan kerja bersama, keputusan-keputusan pejabat dan badan- badan pemerintah.

  2

  3.2 Pengertian Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang berumur 15 tahun keatas yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat

  2014.hlm.1

  3.3 Pengertian Tenaga Kerja Indonesia Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Namun demikian, istilah TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar. TKI perempuan seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita (TKW). TKI sering disebut sebagai pahlawan devisa karena dalam setahun bisa menghasilkan devisa 60 triliyun rupiah (2006). Pada 9 Maret 2007 kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri dialihkan menjadi tanggung jawab BNP2TKI. Sebelumnya seluruh kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) Depnakertrans.

  3.4 Perlindungan TKI Berdasarkan UU Nomor 39 Tahun 2004 Dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 menyatakn bahwa:

  a. Pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.

  b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dapat melimpahkan sebagai wewenangnya dan/atau tugas perbantuan kepada pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  Pada Pasal 6 Undang-undang nomor 39 Tahun 2004 menyatakan bahwa: “pemerintah bertanggungjawab untuk meningkatkan upaya perlindungan TKI di luar negeri.”

2 Trijono, Rachmat. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

  Pada Pasal 7 Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 menyatakan bahwa: Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Pemerintah berkewajiban:

  a. Menjamin terpenuhnya hak-hak calon TKI, baik yang bersangkutan berangkat melalui pelaksanaan penempatan TKI, maupun yang berangkat secara mandiri.

  b. Mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI.

  c. Membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan calon TKI di luar negeri.

  d. Melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI secara optimal di negara tujuan e. Memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelumnya pemberangkatan, masa penempatan, dan masa purna penempatan.

  3.5 Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, hal ini menjadi bagian dari program kerja dan menjadi tanggung jawab Departemen Luar Negeri (Deplu) RI. Perlindungan terhadap TKI dilakukan melalui: a. Pendekatan politis, melakukan dan membuat perjanjian kerjasama antar pemerintah dari negara penerima TKI, sesama negara pengirim tenaga kerja.

  b. Pemberian bantuan kemanusian, hal ini lebih banyak diberikan kepada TKI yang sedang menjalani proses peradilan di negara setempat karena dituduh melakukan tindak pidana. Perlindungan ini dilakukan dengan mengunjungi secara periodik, pemantauan serta memberikan dukungan moril kepadanya. Selain itu juga memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari selama dalam proses peradilan, menyediakan rohaniawan dan pelayanan kesehatan/psiko sosial, serta membantu pemulangan ke tanah air.

  c. Bantuan hukum (pendampingan; konsultasi hukum; bertindak sebagai monitor dalam menyelesaikan perselisihan perburuhan antara TKI dengan pengguna; menyediakan advokat).

  4. Metode Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan masalah dengan cara normatif empiris. Suatu penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakkukan berdasarkan bahan hukum utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-doktrin hukum, peraturan dan sistem hukum.

  3 Penelitian hukum empiris dilakukan dengan

  meneliti secara langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung penerapan peraturan perundang-undangan atau antara hukum yang berkaitan dengan penegakan hukum, serta melakukan wawancara dengan beberapa responden yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan penegakan hukum tersebut.

  Penggunaan kedua macam pendekatan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas dan benar terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian guna penulisan skripsi ini.

  3 Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung. Citra Aditya Bakti

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  1.Peraturan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Provinsi Lampung Di dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang TKI di luar negeri oleh Pemerintah, harus Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan ada perjanjian secara tertulis antara dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di pemerintah dengan pemerintah Negara Luar Negeri (“UU No.39/2004”) disebutkan pengguna TKI di Negara tujuan. bahwa:

  Penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke Negara tujuan yang “Tenaga Kerja Indonesia yang pemerintahnya telah membuat perjanjian selanjutnya disebut dengan TKI tertulis dengan Pemerintah Republik adalah setiap warga negara Indonesia

  Indonesia. Untuk pelaksana penempatan yang memenuhi syarat untuk bekerja TKI swasta harus mendapatkan izin tertulis di luar negeri dalam hubungan kerja berupa Surat Izin Pelaksana Penempatan untuk jangka waktu tertentu dengan TKI (SIPPTKI) dari Menteri. menerima upah “

  Di dalam Kepmenakertrans No. 104 Tahun Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat 2002 Pasal

  1 ayat 1 ditetapkan diketahui bahwa TKI merupakan tenaga bahwa:“pengertian penempatan Tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negeri Kerja di Indonesia ke Luar Negeri yang atau ditempatkan di luar negeri untuk suatu selanjutnya disebut penempatan TKI adalah pekerjaan. kegiatan penempatan tenaga kerja yang dilakukan dalam rangka mempertemukan

  Selanjutnya Pasal 1 ayat (3) UU No. persedian TKI dengan permintaan pasar

  39/2004 menyebutkan: kerja di luar negeri dengan menggunaan “Penempatan TKI adalah kegiatan mekanisme antar kerja”. Kegiatan pelayanan untuk mempertemukan penempatan TKI merupakan kegiatan TKI sesuai bakat, minat, dan pengiriman TKI yang telah memenuhi kemampuannya dengan pemberi persyaratan fisik, mental, dan administratif kerja di luar negeri yang meliputi untuk bekerja di luar negeri melalui keseluruhan proses perekrutan, prosedur perekrutan dan penempatan pengurus dokumen, pendidikan dan yang telah diatur dan ditetapkan oleh pelatihan, penampungan, persiapan negara melalui aturan hukum yang sah. pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan “

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Lenny Widiawati S.E, Kepala Bidang PTKPK Dinas Tenaga Keija dan Transmigrasi

  Berdasarkan uraian pasal tersebut di atas, Provinsi Lampung, peraturan hukum dapat di ketahui bahwa TKI ditempatkan di terhadap penempatan TKI di Provinsi luar negeri untuk melakukan suatu pekerjaan Lampung diatur dalam Peraturan Menteri tertentu. Dalam melaksanakan penempatan Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

  22 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Provinsi Lampung melakukan verifikasi kelengkapan dokumen, input data calon TKI sesuai daerah asal, membuatkan ID TKI, menerbitkan berita acara seleksi dan rekomendasi paspor calon TKI berdasarkan daftar nominasi.

1. Verifikasi kelengkapan Dokumen

  1. Kartu Tanda Penduduk (KTP)

  1. Usia antara 20-35 tahun

  2. Proses penyaluran tersebut akan di konfirmasikan kepada calon TKI untuk mengetahui PJTKI mana yang akan menangani keberangkatan calon TKI tersebut. Tugas agen TKI hanya sampai tahap ini, untuk tahap selanjutnya sepenuhnya merupakan kewenangan PJTKI yang bersangkutan. Namun demikian tetap bertanggung jawab atas keberangkatan calon TKI ke luar negeri. Penyelesaian persyaratan awal pihak PJTKI yang akan menangani keberangkatan calon TKI akan memberikan beberapa dokumen yang merupakan bagian dan persyaratan awal yang harus dipenuhi sebelum melakukan medical check up.

  b. Bertujuan untuk memudahkan penyaluran calon TKI ke PJTKI yang lokasinya berdekatan dengan alamat asal calon TKI. Penyaluran dan konfirmasi Merupakan tahap penyaluran data-data calon TKJ ke PJTKJ terdekat.

  a. Bertujuan untuk mengumpulkan data-data mereka yang berminat bekerja ke luar negeri.Pengolahan data Data-data peminat kerja ke luar negeri di kelompokan sesuai daerah asal dan negara tujuan yang diminati.

  1. Pengumpulan data tahap ini dilakukan baik secara on line melalui internet maupun melalui iklan di beberapa media masa lokal maupun nasional.

  Prosedur untuk menjadi TKI di sektor formal yang dilakukan melalui agen TKI bersama, dilakukan melalui beberapa tahap:

  4. Prosedur Menjadi TKI Formal

  3. Pendidikan minimal SMA

  2. Berbadan sehat, tidak cacat

  Beberapa persyaratan umum untuk bekerja menjadi TKI di sektor formal:

  2. Akte Kelahiran Surat Keterangan

  Beberapa dokumen yang harus dipersiapkan:

  Syarat formal Tenaga Kerja Indonesia, formal yang dimaksud yaitu Tenaga kerja yang akan bekerja pada sektor-sektor formal di perusahaan-perusahaan di negara tujuan TKI bukan bekerja untuk perorangan.

  2. Syarat Formal

  lain yang akan diminta tergantung pada negara tujuan dan perusahaan yang akan menggunakan. Persyaratan-persyaratan tersebut akan diberitahukan oleh PJTKI yang bersangkutan.

  check up. Masih ada beberapa persyaratan

  4. Dokumen-dokumen lain yang harus diisi dari PJTKI yang akan memberangkatkan. Seluruh persyaratan tersebut harus dipenuhi oleh calon TKI sebelum melakukan Medical

  3. Kartu Kuning dari Depnaker Surat persetujuan orang tua/suami/isteri

  Kelakuan Baik (SKKB)

  3. Syarat Umum TKI

  Medical check up Setelah persyaratan awal

  dipenuhi pihak PJTKI akan meminta untuk melakukan MCU di laboratorium ataupun klimk kesehatan yang telah di tunjuk oleh pemerintah. Biaya MCU ini sepenuhnya harus ditanggung oleh calon TKI, dengan besarnya bervaniasi tergantung negara tujuan. Penyelesaian persyaratan akhir Setelah calon TKI dinyatakan lulus tes kesehatan maka semua calon TKI hams menyelesaikan seluruh persyaratan yang telah di tetapkan, baik pengadaan dokumen- dokumen yang diminta maupun penyelesaian pembiayaan, kecuali jika biaya keberangkatan ditanggung PJTKI. Proses selanjutnya Setelah seluruh persyaratan dipenuhi oleh calon TKI, maka proses selanjutnya akan meliputi pendidikan dan latihan, pembuatan paspor, menunggu visa, serta pembekalan akhir pra pemberangkatan. Pemberangkatan Pemberangkatan dilakukan setelah seluruh pesyaratan dan dokumen-dokumen yang diperlukan telah selesai dan visa telah turun. Lamanya proses rekruitmen hingga keberangkatan bisa memakan waktu antara 1 sampai 6 bulan, tergantung cepat tidaknya pengurusan persyaratan dan turunnya visa.

  PJTKI juga memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah adanya TKW - TKW ilegal serta tindak-tindak pelecehan terhadap calon TKW yang biasa terjadi di tempat penampungan. Banyaknya kasus pelacuran yang terjadi pada calon TKW adalah karena mereka tidak disalurkan sebagaimana mestinya oleh PJTKI liar. Oleh karena itu, PJTKI harus benar-benar melakukan prosedur resmi pemberangkatan TKW, meliputi:

  1. Melaksanakan proses pm pemberangkatan dan penempatan TKW sesuai prosedur dan mekanisme yang telah digariskan oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan, yaitu antara lain:

  a. Pengurusan surat ijm pengerahan

  b. Perekrutan dan seleksi

  c. Pendidikan dan pelatthan kerja

  d. Pemeriksaan kesehatan dan psikologi

  e. Pengurusan dokunien

  f. Uji Kompetensi

  g. Pembekalan akhir pemberangkatan

  h. Pemberangkatan

  2. Melakukan kerjasama dengan NGO dalam memberikan penyuluhan, sosialisasi dan perlindungan terhadap TKW.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Sri Haryanti, SE, MM kepala BNP2TKI Provinsi Lampung, peraturan hukum terhadap penempatan TKI di Provinsi Lampung diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

  22 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Prosedur pengiriman TKI ke Luar Negeri terdiri dan berbagai tahap, yakni, tahap perijinan, tahap penyediaan, latihan dan seleksi, tahap pemberangkatan, tahap pembinaan di tempat kerja, perlindungan dan pemulangan Tenaga Kerja.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Sri Haryanti, SE, MM, Kepala BNP2TKI Provinsi Lampung, birokrasi dalam seluruh proses pengiriman calon Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri paling sedikit meliputi 3 hal penting, yaitu pendaftaran, perekrutan dan seleksi. Menurut Sri Haryanti, SE, MM, pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan tidak hanya menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja Prosedur perekrutan yang dilakukan BNP2TKI harus sesuai dengan teori penempatan TKI ke Luar Negeri. BNP2TKI melakukan tatacara penempatan tenaga kerja ke Luar Negeri sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, dengan demikian BNP2TKI bisa mempertanggung jawabkan perannya. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh PJTKI dengan BNP2TKI adalah peran dan tanggungjawab dan Perusahaan Jasa dalam menyiapkan Tenaga Kerja Indonesia yang terampil. TKI dibekali dengan pendidikan dan pelatihan di Balai Latihan Kerja Luar Negeri, sehingga menghindarkan TKI dapat terkena masalah di tempat kerja.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Sri Haryanti, SE, MM, Kepala BNP2TKI Provinsi Lampung, Program PAP sebagaiman diselenggarakan oleh BNP2TKI dan difasilitasi oleh Dinas Provinsi. Biaya pelaksanaan PAP dibebankan kepada anggaran Pemerintah dan/ atau Pemerintah Daerah. PJTKI wajib mendaftarkan setiap calon TKI yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan memiliki dokumen untuk mengikuti PAP kepada penyelenggara dan/atau pelaksana PAP. Pendaftaran sebagaimana dimaksud, harus melampirkan rancangan perjanjian kerja, paspor, dan visa kerja calon TKI. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum berangkat ke luar negeri, calon TKI telah selesai mengikuti PAP.

  PAP dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan pendalaman terhadap:

  1. Peraturan perundang-undangan di negara penempatan, yang meliputi materi: a. Peraturan keimigrasian;

  b. Peraturan ketenagakerjaan;dan

  c. Peraturan yang berkaitan dengan ketentuan pidana di negara penempatan.

  2. Materi perjanjian kerja, yang meliputi:

  a. Jenis pekerjaan;

  b. Hak dan kewajiban TKI dan pengguna; c. Upah, waktu kerja, waktu istirahat/ cuti, asuransi TKI; d. Jangka waktu perjanjian kerja dan tata cara perpanjangan perjanjian kerja;dan

  e. Cara penyelesaian masalah/ perselisihan.

  Dalam hal-hal tertentu penyelenggara PAP dapat mengikutsertakan narasumber lain yang diperlukan dalam penempatan dan perlindungan TKI. Calon TKI yang telah mengikuti PAP diberikan surat keterangan telah mengikuti PAP yang diterbitkan oleh BNP2TKI. Dalam hal calon TKI akan bekerja kembali di negara yang sama dan telah memiliki surat keterangan mengikuti PAP tidak diwajibkan mengikuti PAP dengan ketentuan tidak lebih dan 2 (dua) tahun sejak kepulangan TKI yang bersangkutan ke Indonesia.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Sri Haryanti, SE, MM, Kepala BNP2TKI Provinsi Lampung, koordinasi pelayanan penempatan dan perlindungan TKI di daerah, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung berkoordinasi dengan BNP2TKI, Dinas Kabupaten/Kota dan Instansi pemerintah terkait dalam membenikan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI sesuai tugas masing-masing.

  Guna memberikan pelayanan terbaik dalam penempatan dan perlindungan TKI. Gubemur sebagai wakil Pemerintah dapat menyelenggarakan layanan satu atap sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Koordinasi pelaksanaan layanan satu atap dilakukan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah dengan melibatkan BNP2TKI, dinas provinsi, dinas kabupaten/kota, dan instansi pemerintah terkait sesuai tugas masing-masing.

  2. Faktor Penghambat Terhadap Penyaluran TKI di Provinsi Lampung Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai angka dua ratus tiga puluh juta orang, dapat menjadi peluang ataupun tantangan bagi ketenagakerjaan Indonesia. Tingkat pengangguran yang cukup tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang rendah, mengakibatkan pemerintah dan masyarakat Indonesia kewalahan menghadapi pengangguran tersebut. Penyaluran tenaga kerja yang cukup besar yang berasal dari lulusan Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, tidak dapat ditampung oleh permintaan tenaga kerja dalam negeri, seperti: tenaga kerja pegawai negeri sipil ataupun tenaga kerja di swasta. Sebagaian besar pengangguran di Indonesia berpendidikan sekolah dasar.Akibat kesulitan mendapatkan pekerjaan di dalam negeri, mereka melirik bekerja keluar negeri. Permintaan tenaga kerja di luar negeri cukup tinggi, terutama untuk sektor- sektor industi, kontruksi, properti, perkebunan, maupun pekerjaan rumah tangga. Biasanya untuk pekerjaan tersebut tidak membutuhkan kualifikasi pendidikan tinggi. Dengan pendidikan yang rendah, dan pengalaman kerja yang sedikit, menyebabkan banyak TKI di luar negeri mengalami kesulitan dalam pekerjaan.

  Untuk bekerja di luar negeri faktor yang harus diperhatikan oleh para TKI ; faktor komunikasi, budaya, agama dan banyak lainnya. Setiap negara, mempunyai perbedaan dengan negara lain. Para TKI khususnya yang bekerja di sektor nonformal pada umumnya tidak memiliki keahlian khusus, sehingga mereka hanya menjadi tenaga kerja kasar atau buruh, atau pembantu rumah tangga. Kualitas sumber daya manusia yang terbatas dan pendidikan yang masih rendah serta keahlian dalam penguasaan bahasa, kadang menjadi suatu hambatan dalam pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Sri Haryanti, SE, MM kepala BNP2TKI Provinsi Lampung, banyak kasus diskriminasi terhadap TKW Indonesia adalah karena tidak adanya aturan hukum di negara penerima yang melindungi tenaga kerja dari luar negeri. Diplomasi dan surat kontrak kerja seolah menjadi polesan dan formalitas belaka, karena temyata masih banyak pelanggaran oleh majikan di negara penerima yang tidak ditmdak tegas oleh hukum di negara bersangkutan. Sehingga para TKW lah yang pada akhirnya menjadi korban. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh negara penerima:

  1. Harus ada peraturan hukum yang jelas yang melmdungi tenaga kerja /migrant dan negara lain. Dengan tetap memperhatikan aspek kesamaan perlindungan HAM diantara majikan dan TKW.

  2. Kontrak kerja yang jelas dan mempunyai dasar hukum kuat antara TKW dengan majikan, dan ada sanksi-sanksi berat bagi majikan yang melanggar ketentuan- ketentuan dalam surat kontrak. Beberapa treatment di atas, perlu diperkuat kembali dengan peran dari calon TKW sendiri. Peran dari dalam diri calon TKW ini juga sangat menentukan agar setelah bekerja di luar negeni TKW tidak mengalami diskriminasi. Beberapa hal yang menjadi faktor penghambat terhadap penyaluran TKI di Provinsi Lampung:

  1. Kurangnya informasi tentang hak dan kewajiban sebagai pekerja, informasi tentang deskripsi kerja, serta kondisi umum negara tujuan.

2. Tidak menjalani semua proses persiapan

  4. Mendaftar dan memilih penyelenggara pemberangkatan yang diperlukan. yang tidak diakreditasi oleh pemerintah dengan alasan mempermudah proses

  3. Tidak mempelajari dengan cermat surat kontrak kerja sebelum keberangkatan dan mendaftar pada menandatanganinya. penyelenggara penempatan tenaga kerja ke luar negeri yang bersifat individual.

  C.Kesimpulan

  Kebijakan menghentikan pengiriman TKW mengatasi kemiskinan, dan mensejahterakan menjadi tidak bijaksana ketika kita mencoba warganya, maka jangan harap kebijakan menelaah kembali akar pennasalahn dan penghentian TKW akan mampu meredam faktor pendorong banyaknya perempuan masalah. Ini justru akan menimbulkan dampak Indonesia yang ingin bekeija ke luar negeri. lebih besar di Indonesia, karena Selama pemerintah masih belum bisa penganggguran jelas akan semakin bertambah.

  Daftar Pustaka Buku

  Dwiyanto Agus. 1995. Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Fisipol UGM. Ganjong, 2007. Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum, Bogor: Ghalia Indonesia Keban, Yeremias T. 1995. Indikator Kinerja Pemerintah Daerah, Pendekatan Manejemen Dan

  Kebijakan, Yogyakarta : Fisip UGM

  Marbun SF. 2011. Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di Indonesia, Yogyakarta: FHUII Press. Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti. Rachmat Trijono. 2014. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan. Jakarta: Papas Sinar Sinanti. Syafrudin, Ateng. 2000. Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan Bertanggung Jawab, Jurnal Pro Justisia Edisi W. Bandung. Yudoyono, Bambang. 2001. Otonomi Daerah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

  Undang-Undang

  Undang-Undang nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindunga TKI di Luar Negeri Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

  Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

  Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI