PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI LAMPUNG DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA
TRI KARTIKA SARI
ABSTRACT
ROLE OF DEPARTMENT OF CULTURE AND TOURISM LAMPUNG PROVINCE IN DEVELOPMENT
TOURISM INDUSTRY By:
TRI KARTIKA SARI
Tourism industry development efforts carried out by the construction of a tourist attraction, either in the form of developing the tourism industry and create new tourism objects. Tourism operations are carried out while maintaining the sustainability and encourage efforts to improve the quality of the environment as well as the attractions themselves in accordance with Law Number 10 Year 2009 on Tourism. The purpose of this study was to determine the role of the Department of Culture and Tourism of Lampung Province in the development of the tourism industry and the factors inhibiting the role of Culture and Tourism of Lampung Province in the development of the tourism industry.
The approach used in this study is empirical juridical approach, by taking informants from the Department of Culture and Tourism of the province of Lampung three people, tourism managers in Lampung province by two people and the people who visit the sights (tourists) by two people. The data collection procedures with literature studies and field studies. The data were then analyzed qualitatively.
The results showed that the role of the Department of Culture and Tourism of Lampung Province in the development of the tourism industry do to increase business tourism services which include tourism businesses, enterprise objects and attractions as well as business tourism facilities, improving human resources professionals, providing educational opportunities and formal a variety of non-formal education to employees; increase the intensity of tourism promotion among others muli-election mekhanai Lampung Province, appreciation and cultural charm Lampung Lampung Expo; enhance cooperation with LSM and the arts community as partners in preserving, maintaining, and developing the arts in the region Lampung; enhance cooperation with Newspaper media both print and electronic media to promote Culture and Tourism. In addition, the factors inhibiting the role of Culture and Tourism of Lampung Province in holding the development of the tourism industry is the lack of human resources professionals
(2)
TRI KARTIKA SARI
in the development of the tourism industry and the limited facilities in the development of the tourism industry.
(3)
ABSTRAK
PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI LAMPUNG DALAM PENGEMBANGAN
INDUSTRI PARIWISATA Oleh:
TRI KARTIKA SARI
Usaha pengembangan industri pariwisata dilakukan dengan cara pembangunan obyek wisata, baik dalam bentuk mengembangkan industri pariwisata maupun membuat obyek-obyek wisata baru. Penyelenggaraan kepariwisataan tersebut dilaksanakan dengan tetap memelihara kelestarian dan mendorong upaya peningkatan mutu lingkungan hidup serta obyek wisata itu sendiri sesuai dengan Undang-Undang Nomer 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, akan tetapi masih banyaknya permasalahan yang cukup serius dalam kepariwisataan Provinsi Lampung diantaranya pengadaan sarana dan prasarana dalam pengembangan industri pariwisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam pengembangan industri pariwisata dan faktor-faktor penghambat peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam pengembangan industri pariwisata.
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris, dengan mengambil informan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung sebanyak tiga orang, pengelola obyek wisata di Provinsi Lampung sebanyak dua orang dan masyarakat yang berkunjung pada obyek wisata (wisatawan) sebanyak dua orang. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Data selanjutnya dianalisis secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam pengembangan industri pariwisata dilakukan dengan meningkatkan usaha jasa kepariwisataan yaitu meliputi usaha jasa pariwisata, pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha sarana wisata; meningkatkan sumber daya manusia profesional, yaitu memberikan kesempatan pendidikan formal dan berbagai pendidikan non formal kepada para pegawai; meningkatkan intensitas promosi pariwisata antara lain dengan pemilihan muli-mekhanai Provinsi Lampung, apresiasi pesona budaya Lampung dan Lampung Expo;
(4)
TRI KARTIKA SARI
meningkatkan kerjasama dengan LSM dan komunitas kesenian sebagai mitra kerja dalam melestarikan, memelihara, dan mengembangkan kesenian di daerah Lampung; meningkatkan kerjasama dengan media massa baik media cetak maupun media elektronik untuk mempromosikan Kebudayaan dan Pariwisata. Selain itu, faktor-faktor penghambat peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam penyelengaraan pengembangan industri pariwisata adalah kurangnya sumber daya manusia profesional dalam bidang pengembangan industri pariwisata dan keterbatasan sarana dalam bidang pengembangan industri pariwisata.
(5)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan
alam yang berlimpah, yakni salah satunya kekayaan dalam bidang pariwisata. Indonesia
memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi
bangsa Indonesia, apalagi sebagian besar penduduk Indonesia adalah bermata pencaharian
sebagai petani, maka dari itu Negara Indonesia di sebut sebagai Negara agraris.
Keindahan pemandangan alam Indonesia sudah terkenal sejak dahulu kala, yang jika sumber
daya alam ini digunakan dan dikelola dengan baik, maka hal tersebut akan menjadi daya tarik
bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 32 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yaitu negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan dan
mengembangkan nilai-nilai budaya.1
Pelaksanaan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah di Indonesia. Dalam pengembangan daerah sudah barang tentu dibutuhkan peningkatan pendayagunaan, potensi daerah secara optimal. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
1
(6)
Daerah adalah salah satu landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia.
Fenomena yang melatar belakangi penelitian ini adalah fakta bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan pada Pasal 26 Undang-undang Dasar Tahun 1945, mengamanatkan pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan kepariwisataan sesuai dengan asas otonomi dan tugas pembantuan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Selain itu pemerintahan daerah juga bertujuan untuk peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi yang diberikan kepada daerah Provinsi dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, nyata, dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah secara proporsional.
Penyelenggaraan otonomi daerah tersebut juga mencakup pengelolaan berbagai sumber daya
alam, sumber daya hayati dan non hayati serta sumber daya buatan yang ada di daerah otonom.
Sumber daya alam dan buatan dapat dijadikan obyek wisata berupa kekayaan alam, flora, fauna,
hasil karya manusia, peninggalan sejarah dan budaya yang merupakan modal bagi
pengembangan industri pariwisata di Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan kepariwisataan, dilakukan
dengan pembangunan obyek wisata, baik dalam bentuk mengembangkan obyek wisata yang
sudah ada maupun membuat obyek-obyek baru sebagai obyek wisata. Penyelengaraan
(7)
peningkatan mutu lingkungan hidup serta obyek wisata itu sendiri. Salah satu upaya pemerintah
dalam meningkatkan mutu lingkungan hidup serta objek wisata yakni dengan cara
mengembangkan indutri pariwisata. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang
saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan
dalam penyelenggaraan pariwisata.
Pengembangan industri pariwisata tersebut dilakukan dengan memperhatikan kemampuan untuk
mendorong dan meningkatkan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya, nilai-nilai
agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai hidup dalam masyarakat, kelestarian budaya
dan mutu lingkungan hidup dan kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri.
Argumentasi secara teoritis mengenai pentingnya pengelolaan berbagai potensi sumber daya
alam sebagai obyek pariwisata adalah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang dapat menunjang pembangunan daerah secara maksimal. Pembangunan pariwisata tidak
hanya mengutamakan segi-segi pembangunan ekonomi saja, melainkan juga segi-segi budaya,
politik serta pertahanan dan keamanan akan berjalan bersama. Begitu juga keadaan alam, flora
dan fauna, hasil karya manusia, serta peninggalan sejarah dan budaya yang merupakan modal
bagi pengembangan industri pariwisata di Provinsi Lampung.
Secara praktis pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam di Provinsi Lampung merupakan
usaha pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai
obyek dan daya tarik untuk dijadikan sasaran wisata. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata
budaya merupakan usaha pemanfaatan seni dan budaya bangsa untuk menimbulkan daya tarik
dan minat khusus sebagai sasaran wisata. Pengembangan pariwisata bertujuan untuk
(8)
kelangsungan generasi berikutnya khususnya untuk daerah Provinsi Lampung. Hasil yang
diharapkan dari pengembangan tersebut adalah terinventarisasi dengan baik potensi kebudayaan
dan pariwisata, sehingga pembinaan bersifat dinamis dalam rangka melestarikan nilai-nilai seni
dan budaya serta peningggalan sejarah.
Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung, berbagai obyek
wisata alam di Provinsi Lampung diantaranya adalah Taman Purbakala di Pugung Raharjo,
Menara siger kabupaten Lampung Selatan, Tempat Pelatihan Gajah di Way Kambas, Pantai
Tanjung Setia di Lampung Barat, Cagar alam laut sekitar Gunung Anak Krakatau Kabupaten
Lampung Selatan, Teluk Kiluan di Kabupaten Tanggamus. Obyek wisata pendukung lain di
Provinsi Lampung adalah Museum Lampung, Anjungan Rumah Adat berbagai Kabupaten Kota
se-Provinsi Lampung di Way Halim, berbagai hotel dan sarana transportasi pariwisata. Hal ini
menunjukkan bahwa Provinsi Lampung memiliki kekayaan potensi obyek wisata, panorama laut
dan keindahan alam yang harus dikembangkan dalam rangka mengundang para wisatawan lokal
maupun asing untuk berkunjung, sebagai salah satu faktor pendukung pertumbuhan investasi di
bidang kepariwisataan untuk pengembangan pariwisata di Provinsi Lampung.
Untuk mencapai keberhasilan penyelengaraan kepariwistaan tersebut, diperlukan
langkah-langkah yang serasi antara semua pihak yang terkait, baik pemerintah maupun masyarakat,
sehingga terwujud keterpaduan lintas sektoral. Dalam usahanya mengembangkan dan
meningkatkan penyelengaraan kepariwistaan, dilakukan pengembangan obyek wisata, baik
dalam bentuk mengusahakan obyek wisata yang sudah ada maupun membuat obyek-obyek baru
(9)
Pemerintah Provinsi Lampung menyelenggarakan potensi obyek wisata, sebagian urusan
pemerintah dalam bidang pariwista menjadi urusan otonom, dalam rangakaian pengisian
otonomi yang nyata, dinamis, dan daerah khususnya di dalam bidang pariwista. Hal ini dilakukan
sesuai dengan maksud Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang
mengatur kewenangan daerah dalam bidang pemerintah dan mengelola sumber daya Nasional
termasuk pariwisata.
Berdirinya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung adalah dari Terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Sesuai dengan
peraturan pemerintah tersebut. Pembentukan Dinas Instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi
Lampung ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 05 Tahun 2009 tentang
perubahan atas peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 03 Tahun 2009 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Provinsi Lampung.
Selanjutnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai salah satu unsur pelaksana pemerintah
Provinsi Lampung. Sedangkan struktur organisasi dinas dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2009 yang mengatur tentang Tugas, Fungsi dan Wewenang
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam usaha pengembangan dan
pengawasan wisata. Di dalam tugas, fungsi, dan wewenang tersebut, pengembangan dan
pengawasan obyek wisata di Provinsi Lampung merupakan wewenang bidang kebudayaan dan
bidang destinasi pengembangan kepariwisataan.
Dinamika pengembangan kepariwisataan merupakan bagian dari isu dalam industri pariwisata,
yaitu dengan jangkauan ruang lingkup yang lebih luas untuk memperkaya outputdari pariwisata.
(10)
sehingga memiliki manfaat di antaranya memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan
memeratakan kesempatan usaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah,
meningkatkan kesejahteraan masyarkat, memperkaya kebudayaan nasional tanpa menghilangkan
ciri kepribadian bangsa, melestarikan lingkungan, memupuk persaudaraan antar bangsa dan
menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air.
Berkaitan dengan sifatnya yang luas dan menyangkut kepentingan masyarakat secara
keseluruhan, penyelenggaraan kepariwisataan secara terpadu oleh pemerintah, badan usaha dan
masyarakat. Peran serta masyarakat dalam arti yang seluas-luasnya di dalam penyelenggaraan
kepariwisataan ini memegang peran penting demi terwujudnya pemerataan pendapatan dan
pemerataan kesempatan berusaha. Dalam kaitannya dengan peran serta masyarakat tersebut,
perlu diberikan arahan agar pelaksanaan berbagai usaha pariwisata yang dilakukan dapat saling
mengisi, saling berkaitan, dan saling menunjang satu dengan lainnya.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan bersifat nasional dan
menyeluruh merupakan dasar hukum utama dalam rangka pengembangan dan pengawasan
kepariwisataan, khususnya yang menyangkut obyek wisata, usaha pariwisata, dan peran serta
masyarakat, serta pengawasannya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam
pengembangan industri pariwisata.
1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1. Permasalahan
(11)
a. Bagaimanakah peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam
pengembangan industri pariwisata?
b. Apakah faktor penghambat yang dihadapi dalam pengembangan industri pariwisata di
Provinsi Lampung?
1.2.2. Ruang Lingkup
Subyek penelitian ini adalah peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam pengembangan dan
pengawasan obyek wisata di Provinsi Lampung. Obyek penelitian adalah dua obyek wisata di
Provinsi Lampung, yaitu objek wisata menara siger di Lampung Selatan dan taman wisata Way
kambas. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2012 – 2013 dengan wilayah penelitian yaitu
Provinsi Lampung, dengan pendekatan Ilmu Hukum Administrasi Negara (HAN).
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok bahasan di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam
pengembangan industri pariwisata.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat peran Dinas Kebudayan dan Pariwisata Provinsi
Lampung dalam penyelenggaraan pengembangan industri pariwisata.
(12)
Kegunaan penelitian ini terdiri dari:
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan bidang ilmu
Hukum Administrasi Negara, khususnya kajian mengenai peran Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Lampung dalam pengembangan industri pariwisata.
b. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
(1) Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, sebagai
sumbangan pemikiran dalam pengembangan dan pengawasan obyek wisata untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara lebih maksimal pada masa-masa
mendatang.
(2) Dunia Usaha, sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam menanamkan investasi di
bidang kebudayaan dan pariwisata, guna meningkatkan kontribusi dan partisipasi pihak
swasta dalam pembangunan di Provinsi Lampung.
(3) Masyarakat, sebagai informasi untuk turut berpartisipasi secara aktif dalam
pengembangan kebudayaan dan pariwisata, dengan menjadikan obyek wisata yang ada
sebagai tujuan kunjungan wisata dan turut menjaga serta melestarikan potensi pariwisata
(13)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peran Dan Kewenangan 2.1.1. Pengertian Peran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,1 peran diartikan sebagai seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Kedudukan dalam hal ini
diharapkan sebagai posisi tertentu di dalam masyarakat yang mungkin tinggi, sedang-sedang saja
atau rendah. Kedudukan adalah suatu wadah yang isinya adalah hak dan kewajiban tertentu,
sedangkan hak dan kewajiban tersebut dapat dikatakan sebagai peran. Oleh karena itu, maka
seseorang yang mempunyai kedudukan tertentu dapat dikatakan sebagai pemegang peran (role
accupant). Suatu hak sebenarnya merupakan wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat,
sedangkan kewajiban adalah beban atau tugas.
Menurut Soerjono Soekanto,2 peran adalah aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai kedudukannya maka ia menjalankan suatu peran. Peran
tersebut terdiri dari tiga hal, yaitu:
1. Peran meliputi hal-hal yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang di dalam
masyarakat.
2. Peran merupakan serangkaian peraturan-peraturan yang nantinya akan membimbing
seseorang dalam kehidupan masyarakat.
1
Martijanto, Bambang,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1981), hlm. 381.
2
(14)
3. Peran dapat juga dikatakan sebagai suatu prilaku yang ada di dalam masyarakat di mana
seseorang itu berada.
Pengertian lembaga adalah badan organisasi yang melakukan penyelidikan keilmuan atau
melakukan usaha.3 Lembaga merupakan terjemahan dari dua istilah atau kata yaitu institut dan instansi. Keduanya mempunyai arti berbeda. Institut adalah wujud kongkrit/nyata sebuah
lembaga, misalnya Institut Teknologi Bandung, Institut Islam Negeri Sunan Kalijaga. Instansi
adalah wujud abstrak dari lembaga, sebagai sekumpulan norma pengatur prilaku dalam aktivitas
hidup tertentu.4
Menurut John R. Commons,5lembaga adalahcollectiveactionin control of individual action. Inti lembaga adalahactionatau tindakan positif, yaitu menahan diri untuk tidak berbuat sesuatu yang
dilarang. Collective action diartikan sebagai pengawasan, artinya lembaga dapat berarti pula
peraturan yang mengawasi tindakan bersama-sama. In control artinya yang mengawasi
dilakukan bersama-sama pula. Dengan demikian, prinsip umum lembaga adalah pengawasan,
pengendalian, pembatasan perbuatan perseorangan oleh tindakan kolektif dengan pemberian
sanksi bagi orang yang melanggar.
Berdasarkan pengertian peran dan lembaga di atas, dapat dinyatakan bahwa peran lembaga yang
dimaksud adalah seperangkat tingkah laku positif yang dilakukan instansi yang meliputi
pengawasan, pengendalian serta pembatasan perbuatan seseorang ataupun kelompok didasarkan
kepada tugas pokok dan fungsi institusi. Terkait dengan peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Lampung dalam pengembangan dan pengawasan obyek wisata adalah menyangkut
3Op.cit.,
hlm 327. 4
Sugiyanto,Pengertian Lembaga Sosial,(Jakarta: Global Pustaka Utama, 2002), hlm. 19.
5Ibid
(15)
tindakan dalam melaksanakan kewajiban, tugas dan fungsinya sebagai instansi yang berwenang
dalam mengawasi perkembangan obyek wisata.
Menurut Pasal 20 Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Nomor 03 Tahun 2009
tentang kedudukuan, tugas, fungsi, dan Tata kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Lampung, kedudukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung adalah sebagai unsur
pelaksana urusan pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2009 Pasal 20 Ayat (1) Menyebutkan
Bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan
pemerintahan provinsi di bidang kebudayaan dan pariwisata berdasarkan asas otonomi yang
menjadi kewenangan, tugas dekonsentrasi dan pembantuan serta tugas lain sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 tahun 2009 Pasal 20 Ayat (2) menyebutkan bahwa
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata, mempunyai fungsi yaitu:
a. perumusan kebijakan teknis dibidang kebudayaan dan pariwisata;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebudayaan dan
pariwisata;
(16)
d. pelaksanaan pengembangan kebudayaan, nilai-nilai tradisi, pembinaan karakter dan pekerti
bangsa, perfilman, kesenian, kesejarahan dan kepurbakalaan;
e. penyelenggaraan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan;
f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kebudayaan;
g. pelaksanaan kebijakan Promosi dan standarisasi pariwisata;
h. pelaksanaan rencana induk pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata;
i. pelayanan administratif.
2.1.2. Pengertian Kewenangan
Menurut Prajudi Admosudirjo,6 kewenangan berasal dari kata dasar wewenang, yang diartikan sebagai hal berwenang, hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu. kewenangan
adalah kekuasaan formal. Kekuasaan yang berasal dari kekuasaan legislatif (diberi oleh
Undang-Undang) atau dari kekuasaan eksekutif administratif. Kewenangan yang biasanya terdiri dari
beberapa kewenangan adalah kekuasaan terhadap segolongan orang atau kekuasaan terhadap
suatu bidang pemerintahan (atau bidang urusan) tertentu.
Menurut Sarundajang,7 terdapat tiga fokus otonomi daerah, yaitu pertama, otonomi yang berfokus kepada kewenangan administrasi pemerintah daerah, seperti pengurusan pegawai,
pengeluaran dan pendapatan daerah. Kedua, otonomi yang difokuskan kepada alokasi kekuasaan
kepada daerah yang disertai oleh kontrol pemerintah pusat dan partisipasi rakyat daerah. Ketiga,
penekanan kepada pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah daerah yang dioperasikan lewat
kewenangan daerah dalam mengelola urusan yang diberikan kepadanya.
6
Admosudirjo. Prajudi,Teori Kewenangan., (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001), hlm. 8.
7
(17)
Menurut Stroink dalam Prajudi Admosudirjo,8 secara organisasional kewenangan adalah kemampuan yuridis yang didasarkan pada hukum publik. Terdapat kewenangan diikatkan pula
hak dan kewajiban, yaitu agar kewenangan tidak semata-mata diartikan sebagai hak berdasarkan
hukum publik, tetapi juga kewajiban sebagai hukum publik. Kewenangan tidak diartikan kuasa
an sich, oleh karena itu, dalam menjalankan hak berdasarkan hukum publik selalu terikat
kewajiban berdasarkan hukum publik tidak tertulis (asas umum) pemerintahan yang baik.
Kewenangan dalam hal ini dibedakan menjadi:
1. Pemberian kewenangan: pemberian hak kepada, dan pembebanan kewajiban terhadap badan
(atribusi/mandat);
2. Pelaksanaan kewenangan: menjalankan hak dan kewajiban publik yang berarti
mempersiapkan dan mengambil keputusan;
3. akibat Hukum dari pelaksanaan kewenangan: seluruh hak dan/atau kewajiban yang terletak
rakyat/burger,kelompok rakyat dan badan
Kewenangan berfungsi untuk menjalankan kegiatan dalam organisasi, sebagai hak untuk
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat
tercapai. Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan
yang melingkupinya. Kewenangan organisasi menggariskan bahwa kewenangan adalah
kemampuan untuk melakukan suatu tindakan hukum publik, atau secara yuridis kewenangan
adalah kemampuan bertindak yang diberikan oleh Undang-undang yang berlaku untuk
melakukan hubungan-hubungan hukum.
8
(18)
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya,
kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah. Dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah tersebut, pemerintahan daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan
asas otonomi dan tugas pembantuan.
Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara
Pemerintah dan Pemerintahan Daerah. Urusan pemerintahan terdiri dari urusan pemerintahan
yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dikelola
secara bersama antar tingkatan dan susunan pemerintahan atau konkuren.
Menurut Pasal 10 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan yang
menjadi urusan pemerintah pusat. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya daerah, pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembagian.
Menurut Pasal 10 Ayat (3), urusan pemerintah yang menjadi wewenang Pemerintah pusat adalah
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisia, moneter dan fiskal serta agama.
Menurut Pasal 13 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, urusan pemerintah yang
menjadi wewenang Pemerintah Provinsi adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;
(19)
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum;
5. Penanganan bidang kesehatan;
6. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial;
7. Penanggulangan masalah sosial lintas Provinsi;
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas Provinsi;
9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas Provinsi;
10. Pengendalian lingkungan hidup;
11. Pelayanan pertanahan termasuk lintas Provinsi;
12. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;
14. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas Provinsi;
15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh Provinsi; dan
16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Urusan pemerintahan yang dapat dikelola secara bersama antar tingkatan dan susunan
pemerintahan atau konkuren adalah urusan-urusan pemerintahan selain urusan pemerintahan
yang sepenuhnya menjadi urusan Pemerintah. Dengan demikian dalam setiap bidang urusan
pemerintahan yang bersifat konkuren senantiasa terdapat bagian urusan yang menjadi
kewenangan Pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi. Untuk mewujudkan pembagian
urusan pemerintahan yang bersifat konkuren tersebut secara proporsional antara pemerintah,
pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah Provinsi maka ditetapkan kriteria
(20)
Penggunaan ketiga kriteria tersebut diterapkan secara kumulatif sebagai satu kesatuan dengan
mempertimbangkan keserasian dan keadilan hubungan antar tingkatan dan susunan
pemerintahan. Kriteria eksternalitas didasarkan atas pemikiran bahwa tingkat pemerintahan yang
berwenang atas suatu urusan pemerintahan ditentukan oleh jangkauan dampak yang diakibatkan
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut. Untuk mencegah terjadinya tumpang
tindih pengakuan atau klaim atas dampak tersebut, maka ditentukan kriteria akuntabilitas yaitu
tingkat pemerintahan yang paling dekat dengan dampak yang timbul adalah yang paling
berwenang untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan tersebut. Hal ini adalah sesuai dengan
prinsip demokrasi yaitu mendorong akuntabilitas Pemerintah kepada rakyat.
Kriteria efisiensi didasarkan pada pemikiran bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan
sedapat mungkin mencapai skala ekonomis. Hal ini dimaksudkan agar seluruh tingkat
pemerintahan wajib mengedepankan pencapaian efisiensi dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya yang sangat diperlukan dalam menghadapi
persaingan di era global. Dengan penerapan ketiga kriteria tersebut, semangat demokrasi yang
diterapkan melalui kriteria eksternalitas dan akuntabilitas, serta semangat ekonomis yang
diwujudkan melalui kriteria efisiensi dapat disinergikan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan demokratisasi sebagai esensi dasar dari kebijakan desentralisasi.
2.1.3. Sumber Kewenangan
Menurut Prajudi Admosudirjo:9
“Pelaksanaan kewenangan secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektivitas organisasi. Dalam pelaksanaan kewenangan, terutama dalam organisasi, peranan pokok kewenangan adalah dalam fungsi pengorganisasian, dan hubungan kewenangan dengan kekuasaan sebagai metode formal, di mana manajer menggunakannya untuk mencapai
9Ibid
(21)
tujuan individu maupun organisasi. Kewenangan formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari kewenangan resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka”.
Menurut Ridwan H.R:10
“Wewenang merupakan pengertian yang berasal dari hukum organisasi pemerintahan, yang dapat dijelasakan sebagai keseluruhan aturan-aturan yang berkenan dengan perolehan dan penggunaan wewenang pemerintahan oleh subjek hukum publik di dalam
hubungan hukum public”.
Kewenangan (authority)adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. sedangkan
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai
dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang
melingkupinya.
Menurut Philipus M. Hadjon,11terdapat tiga asas dalam pelaksanaan kewenangan, yaitu:
1. Atribusi, adalah kewenangan yang melekat pada suatu jabatan yang berasal dari undang-undang.
2. Delegasi, adalah pemindahan/pengalihan kewenangan yang ada. Atau dengan kata lain pemindahan kewenangan atribusi kepada pejabat dibawahnya dengan dibarengi pemindahan tanggung jawab.
3. Mandat, dalam hal ini tidak ada sama sekali pengakuan kewenangan atau pengalihan tanganan kewenangan, yang ada hanya janji-janji kerja interen antara pengusaha dan pegawai.
10
H.R, Ridwan,Hukum Administrasi Negara,(Jakarta: Rajawali Pers, 2006) hlm. 22
11
Hadjon. Philipus M.,Hubungan Kewenangan Pusat dan Daerah di Era Otonomi, (Jakarta: Rajawali Press), hlm. 13.
(22)
Selanjutnya menurut Philipus M. Hadjon,12berkaitan dengan asas delegasi, yang merupakan asas paling penting dalam pelaksanaan kewenangan dalam organisasi, terdapat empat kegiatan
delegasi kewenangn. Kegiatan ini artinya ialah proses di mana para manajer mengalokasikan
kewenangan ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Empat kegiatan terjadi
ketika delegasi dilakukan:
1. Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2. Pendelegasi melimpahkan kewenangan yang di perlukan untuk mencapai tujuan atau tugas.
3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atau tanggung
jawab.
4. Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.
2.2. Kebudayaan dan Kepariwisataan 2.2.1. Pengertian Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat,13 kata “kebudayaan” berasal dari kata dalam Bahasa Sansakerta
buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian maka
dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal.
Selain itu, kata budaya merupakan perkembangan dari majemuk budi-daya, yang diartikan
sebagai hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia. Pada dasarnya kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia yang diperoleh dengan belajar.
12
Ibid., hlm. 14-15.
13
(23)
Menurut E.B. Tylor,14kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa kebudayaan adalah semua yang didapat
atau yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat, yang mencakup sebuah pola
perilaku yang normatif yaitu mencakup pola berpikir, merasakan dan bertindak.
Menurut Koentjaraningrat,15kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu sebagai berikut:
a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan dan sebagainya. Wujud ini adalah wujud ideal dari kebudayaan,
sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada dalam alam pikiran
warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan itu hidup.
b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat. Wujud kedua dari kebudayaan yang disebut sistem sosial
mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan
lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun selalu menurut
pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakukan.
c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ketiga dari
kebudayaan disebut kebudayaan fisik, dan tidak memerlukan banyak penjelasan,
karena berupa seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan dan karya semua
14
Soekanto, Sarjono, Loc. Cit., hlm. 172.
15Op.cit
(24)
manusia dalam masyarakat, maka sifatnya paling kongkret, dan berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto.
2.2.2 Pengertian Kepariwisataan
Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu ’pari’ dan ’wisata’. Pari berarti banyak,
berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi
pariwisata berarti perjalanan atau bepergian yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling.
Pariwisata adalah padanan Bahasa Indonesia untuk istilahtourismdalam Bahasa Inggris.16
Mclnosh17menyatakan bahwa pariwisata adalah:
“a composite of activities, services and industries that delivers a travel experience, transportation, accommodation, eating and drinking establishment, shops, entertainment, activity, and other hospitality service available for individuals or group that are away
from home”.(pariwisata adalah suatu gabungan dari aktivitas, pelayanan dan industri yang dapat menciptakan pengalaman perjalanan, transportasi, akomodasi, tempat makanan dan minuman, pertokoan, hiburan, aktivitas dan pelayanan keramah tamahan lain yang tersedia bagi individu atau kelompok yang berada jauh dari rumah”.
Menurut S Nyoman Pendit,18 manfaat-manfaat dan peranan pariwisata bagi suatu wilayah, negara maupun internasional telah banyak diakui, sehingga pariwisata telah menjadi salah satu
bidang yang cukup penting di samping bidang-bidang lainnya, seperti bidang pertanian,
pertambangan, industri, politik dan sosial budaya.
Selanjutnya menurut Norval,19pariwisata (tourism) adalah: “the sum total of operation, mainly of an economic, nature which directly relate to the entry, stay and movement of foreigners inside and outside a certain country, city or region”. (Keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan
16
Mulyadi, A.J, dan Siti Nurhayati,Kepariwisataan dan Perjalanan,(Jakarta: Rajawali Pers, 2002), hlm. 3.
17Ibid
., hlm. 2.
18
Pendit, Nyoman,Ilmu Pariwisata,(Jakarta: Pradya Paramita, 1994), hlm. 21)
19Op.cit
(25)
masuk, tinggal dan pergerakan penduduk asing ke dalam dan luar suatu negara, kota atau
wilayah tertentu).
2.2.2.1. Bentuk-Bentuk Pariwisata
Menurut MJ Prajogo,20pariwisata dilihat sebagi suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah terhadap
barang dan atau jasa sebagai satu kesatuan produk, baik yang nampak dan yang tidak nampak.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang
dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
Manurut A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati,21 bentuk-bentuk pariwisata dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Menurut Asal Wisatawan
Mengenai wisatawan pertama-tama pariwisata perlu diketahui asal wisatawan, apakah dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri sendiri wisatawan ini hanya pindah tempat sementara dieilayah lingkungan sendiri selama ia mengadakan perjalanan, maka dinamakan wisatawan domestik, sedangkan kalau dari luar negeri dinamakan wisatawan Internasional.
b. Menurut Jangka Waktu
20
Prajogo, M.J,Pengantar Pariwisata Indonesia,(Jakarta: Pradnya Paramita, 1998), hlm. 4.
21
(26)
Kedatangan seorang wisatawan disuatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Dengan ini menimbulkan istilah pariwisata jangka pendek dan jangka panjang, semua ini tergantung ketentuan yang berlaku di negara itu.
c. Menurut Jumlah wisata
Perbedaan ini diperhitungkan atas dasar jumlah wisatwan yang datang, apakah wisatawan datang sendiri atau rombongan, maka ini menimbulkan istilah pariwisata rombongan
2.2.2.2. Jenis-Jenis Pariwisata
Menurut Hananto Sigit,22 segala aspek yang terkait dengan kepariwisataan seperti promosi, atraksi, arsitektur, etika, pola manajemen, perkembangan pariwisata yang pesat diharapkan dapat
memberikan dampak ganda terhadap kegiatan-kegiatan di sektor lainnya. Sektor pariwisata
merupakan kegiatan yang terdiri dari berbagai sektor kegiatan. Kegiatan pariwisata dapat
mencakup semua kegiatan ekonomi terutama sektor hotel, restoran, sektor jasa, maupun sektor
industri.
Menurut Armida S. Alisjahbana,23 peranan pariwisata dalam perekonomian dapat tercakup di semua kegiatan ekonomi. Peranan pariwisata dalam perekonomian Bandar Lampung dan
sekitarnya, perlu diposisikan untuk melihat bagaimana pariwisata memberikan kontribusi dalam
perekonomian dan dampak pengembagan pariwisata terhadap sektor ekonomi, baik secara
Langsung maupun tidak langsung merupakan komoditi yang diperlukan dalam kegiatan
pariwisata.
22
Sigit, Hananto,Culture And Fertility The Cast Of Indonesia,(Singapore: Iseas, 1980, hlm. 29.
23
S. Alisjahbana, Armida,Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi Di Indonesia Dalam Setengah Abad Terakhir(
(27)
Menurut Oka A. Yoeti,24 sektor pariwisata meliputi beberapa bidang usaha seperti: hotel dan restauran, biro perjalanan wisata, kawasan wisata. Pariwisata merupakan sektor yang melibatkan
sektor-sektor lain, sehingga koordinasi sangat penting. Prinsip pengembangan sektor pariwisata
adalah mempertimbangkan kepekaan budaya dan lingkungan dan tidak hanya berdasarkan
pertimbangan untuk memperoleh devisa. Kebijakan pemerintah daerah bagi pengembangan
pariwisata adalah menganalisis potensi pariwisata daerah, serta mengkaji faktor-faktor eksternal
dan internal yang mempengaruhi pengembangan pariwisata daerah. Daerah harus dapat
mengidentifikasi kombinasi atraksi budaya yang menjadi kekuatan daerah dan yang akan
dijadikan prioritas pengembangan pariwisata daerah.
Menurut A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati,25 jenis-jenis pariwisata dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Wisata Budaya
Perjalanan dilakukan atas dasar keinginan untuk memeperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau perjalanan ketempat lain untuk ke luar negeri, memepelajari keadaan rakyat, dan adat istiadat, cara hidup, budaya, dan seni. b. Wisata Kesehatan
Jenis wisata ini dimaksudkan untuk menukar keadaan sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan pengobatan dan peristirahatan baik jasmani maupun rohani, dengan mengunjungi tempat - tempat yang mengandung belerang. Pariwisata untuk Olahraga, para wisatawan dapat mendaki gunung untuk mendayung di sungai atau telaga. Pariwisata untuk menikmati perjalanan atau pariwisata petualangan para wisatawan dapat menjelajah rimba, mengarungi samudra, dan napak tilas.
2.3 Pengembangan dan Pengawasan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,26 kata ”pengembangan” berasal dari kata ”kembang”
yang berarti menjadi besar (luas, banyak), kemudian diberi awalan peng- dan akhiran –an yang
24
Yoeti, Oka A,Pemasaran Pariwisata Terpadu,(Bandung: Angkasa, 1996), hlm. 36
25
(28)
menjadi kata pengembangan. Jadi yang dimaksud dengan pengembangan adalah proses, cara,
pembuatan mengembangkan: pemerintah selalu berusaha dalam pembangunan secara bertahap
dan teratur yang menjurus ke sasran yang dikehendaki.
Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia,27 kata ”pengawasan: berasal dari kata ”awas” yang
berarti dapat melihat baik-baik; tajam penglihatan, kemudian diberi awalan peng- dan akhiran –
an yang menjadi kata pengawasan. Jadi yang dimaksud dengan pengawasan adalah pemilikan
dan penjagaan.
Menurut Purwadarminta,28 pengawasan merupakan proses dari serangkaian kegiatan untuk menjamin agar seluruh rencana dapat dilaksanakan dan pelaksanaannya sesuai dengan apa yang
direncanakan. Melalui pengawasan dapat diketahui kesulitan dan kelemahan yang untuk
kemudian diperbaiki dan juga dapat diketahui apakah sesuatu berjalan efisien dan efektif ataukah
tidak. Singkatnya dengan pengawasan dapat dijamin segala sesuatu berjalan sesuai dengan
rencana, dan dapat dilakukan perbaikan yang diperlukan hanya bersifat sederhana, menyangkut
masalah-masalah kecil ataupun dapat pula menyangkut perubahan-perubahan besar.
Beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengawasan di antaranya adalah:
a. Menurut Sujamto,29 pengawasan adalah segala sesuatu atau kegiatan untuk menyeleksi atau menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan kegiatan apakah sesuai
dengan semangat atau tidak
26
Departement Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998) hlm. 174.
27Ibid
., hlm. 58.
28
Mulyadi, A.J,loc.cit., hlm. 68.
29
(29)
b. Menurut GR Terry dalam Hasibuan,30 pengawasan adalah sebagai proses penetuan apa yang harus dicapai yaitu apa yang sedang dilakukan bawahannya yaitu pelaksanaan, menilai
pelaksanaan, menilai pelaksanaan dari bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan sehingga
pelaksanan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar yang telah ditetapkan
c. Lembaga Administrasi Negara,31bahwa pengawasan adalah proses kegiatan pemimpin untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian-pengertian pengawasan di atas dapat disampaikan bahwa pengawasan
adalah proses proses pengaturan berbagai faktor kegiatan dalam suatu organisasi agar sesuai
dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana yang terus dibuat dan bila perlu melakukan
perbaikan-perbaikan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan
efisien.
Menurut Handayaningrat,32pengawasan bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan dengan rencana yang telah ditetapkan ataukah tidak dan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja
yang dijumpai oleh para pelaksana agar dapat diambil langkah-langkah perbaikan. Dengan
adanya pengawasan maka tugas pelaksanaan lebih terasa ringan karena para pelaksana tidak
mungkin dapat melihat kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang diperbuatnya. Pengawasan
bukanlah untuk mencari kesalahan, akan tetapi justru memeperbaiki kesalahan.
Berdasarkan uraian di atas maka pengawasan bertujuan agar penyelenggaraan tugas sesuai
dengan perencanaan dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
30
Hasibuan, Malayu,Pengawasan dan Pelaksanaannya. (Jakarta: Citra Medika, 1986), hlm 223.
31
W.J.S Poerwadarminta,Kamus Bahasa Indonesia,Jakarta, PN. Balai Pustaka, 1984), hlm 17.
32
(30)
berlaku merupakan penilaian apakah program atau kegiatan yang telah dilaksanakan dapat
dijadikan acuan untuk perencanaan/pengembangan di masa yang akan datang. Selain itu
pengawasan bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya inefisiensi yang
mengakibatkan pemborosan, kebocoran atau penyimbangan dalam penggunaan wewenang,
tenaga, uang serta perlengkapan milik negara, sehingga tujuan pembinaan aparatur,
menghasilkan pemerintahan yang bersih, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang Negara Republik Indonesia.
2.4. Dasar Hukum Pelaksanaan Pengembangan dan Pengawasan Industri Pariwisata di Provinsi Lampung
Dasar hukum pelaksanaan pengembangan dan pengawasan industri pariwisata di Provinsi
Lampung adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Undang-Undang ini menyatakan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata
dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah (Pasal 1 Ayat (1)). Kepariwisataan adalah keseluruhan
kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan
dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
pengusaha (Pasal 1 Ayat (2)).
(31)
Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya,
kecuali urusan yang menjadi urusan pemerintah pusat. Dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya daerah, pemerintah daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembagian (Pasal 10 Ayat (1) dan (2)).
3. Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah.
Menurut Pertimbangan huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah, dalam hal penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala
daerah dibantu perangkat daerah yang dapat menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan
yang dilaksanakan oleh pemerintahan daerah. Perangkat daerah kabupaten/kota adalah unsur
pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
Menurut Pasal 7 Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Nomor 41 Tahun 2007,
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi Dinas daerah adalah menyelenggarakan:
1) Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup
tugasnya;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan
(32)
4. Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Nomor 17 Tahun 2001 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung.
Peraturan ini memperinci susunan organisasi dan tata kerja Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Lampung dalam usaha pengembangan dan pengawasan wisata di
Provinsi Lampung. Dalam susunan organisasi dan tata kerja tersebut diatur fungsi dan
wewenang pengembangan dan pengawasan obyek wisata oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Lampung.
5. Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Nomor 03 Tahun 2009 tentang Tugas,
Fungsi, dan Tata kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung
Peraturan ini memperinci tugas, fungsi dan wewenang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Lampung dalam usaha pengembangan dan pengawasan wisata di Provinsi
Lampung. Pasal 3 menyebutkan bahwa tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Lampung adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang kebudayaan dan
pariwisata berdasarkan asas otonomi dan tugas perbantuan serta Perundang-Undangan yang
berlaku.
Pasal 4 Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Nomor 03 Tahun 2009
menyebutkan bahwa fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung adalah:
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kebudayaan dan pariwisata
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebudayaan dan
pariwisata
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata
(33)
(34)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan yuridis empiris. Menurut
Soerjono Soekanto,1 pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan penelitian yang dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari realitas secara langsung di lapangan dengan tetap
bersandar pada ilmu hukum. Dalam penelitian ini pendekatan yuridis empiris digunakan untuk
membahas peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam pengembangan
industri pariwisata berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.2. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari keterangan-keterangan langsung dari sumber
informasi atau informan penelitian. Adapun informan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Provinsi Lampung
b. Kepala Sub bagian penyusunan program, monitoring dan evaluasi
c. Kepala Bidang pengembangan destinasi pariwisata.
d. Dua orang pengelola obyek wisata di Provinsi Lampung yaitu objek wisata menara siger
dan taman wisata Way kambas
1
(35)
e. Dua orang masyarakat yang berkunjung pada obyek wisata (wisatawan)
1. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bahan hukum primer, bersumber dari:
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
4. Keputusan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Lampung.
5. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi,
dan Tata kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung
b. Bahan hukum sekunder
Bersumber dari bahan-bahan hukum yang dapat membantu pemahaman dalam
menganalisa serta memahami permasalahan dalam penelitian ini, seperti teori atau
pendapat para ahli dalam buku-buku hukum, dokumen-dokumen atau makalah yang
terkait dengan masalah dalam penelitian ini.
3.3. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data
(36)
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan (library research), yaitu melakukan serangkaian kegiatan seperti
membaca, menelaah dan mengutip dari berbagai buku dan literatur serta melakukan
pengkajian terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
kajian penelitian
b. Studi lapangan (field research) yang dilakukan melalui wawancara (interview) adalah
sebagai usaha mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada informan
penelitian yang meliputi Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Provinsi Lampung,
Kepala Sub Bagian penyusunan program, monitoring dan evaluasi serta Kepala Bidang
pengembangan destinasi pariwisata.
3.3.2. Prosedur Pengolahan Data
Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan data sehingga data
yang diperoleh dapat mempermudah permasalahan yang diteliti. Adapun pengolahan data yang
dimaksud meliputi tahapan sebagai berikut:
a. Seleksi Data
Data yang terkumpul kemudian dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kelengkapan
data selanjutnya data dipilih sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
b. Klasifikasi Data
Penempatan data menurut kelompok-kelompok yang telah ditetapkan dalam rangka
memperoleh data yang benar-benar diperlukan dan akurat untuk kepentingan penelitian.
(37)
Penempatan data yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang bulat dan
terpadu pada sub pokok bahasan menurut sistematika yang telah ditetapkan sehingga
mempermudah interpretasi data.
3.4. Analisis Data
Analisis data adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
dipahami serta dimengerti. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif.
Analisis kualitatif maksudnya menguraikan data yang telah diolah secara terperinci dalam bentuk
(38)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam pembangunan Industi
Pariwisata dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Meningkatan usaha di bidang barang dan jasa kepariwisataan, meliputi usaha jasa
pariwisata, Sovenir-sovenir pariwisata, pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan
usaha sarana wisata
b. Meningkatkan sumber daya manusia profesional dalam bidang barang dan jasa, yaitu
memberikan kesempatan pendidikan formal dan berbagai pendidikan nonformal kepada
para pegawai
c. Meningkatkan intensitas promosi kepariwisataan, yaitu dengan pemilihan Muli dan
MekhanaiLampung, apresiasi pesona budaya Lampung dan LampungExpo
d. Meningkatkan kerjasama dengan LSM dan komunitas kesenian sebagai mitra kerja
dalam melestarikan, memelihara, dan mengembangkan kesenian di daerah Lampung
e. Meningkatkan kerjasama dengan media massa baik media cetak maupun media
elektronik untuk mempromosikan industri kepariwisataan
2. Faktor-faktor penghambat peran Dinas Kebudayan dan Pariwista Provinsi Lampung Dalam
Pembangunan Industri Pariwisata adalah kurangnya SDM profesional dalam bidang industri
(39)
5.2. Saran
Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung diharapkan dapat mengatasi
permasalah keterbatasan profesionalisme pegawai, yaitu dengan mengusulkan penerimaan
pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang relevan khususnya
dalam bidang industri pariwisata.
2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung hendaknya secara intensif
mengupayakan adanya penambahan sarana dan prasarana penunjang dengan cara
menganggarkan kebutuhan yang bersifat teknis dalam bidang pembangunan industri
pariwisata
3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung hendaknya membuat website khusus
sebagai media untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Provinsi Lampung agar
(40)
PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI
LAMPUNG DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA
(Skripsi)
Oleh
Tri Kartika Sari
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
(41)
PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI
LAMPUNG DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA
Oleh
Tri Kartika Sari
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum
Pada
Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2013
(42)
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK
PERSETUJUAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP MOTTO
PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup... 7
1.2.1. Permasalahan ... 7
1.2.2. Ruang Lingkup... 8
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8
1.3.1. Tujuan Penelitian ... 8
1.3.2. Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...10
2.1. Peran dan kewenangan ... 10
2.1.1. Pengertian Peran ... 10
2.1.2. Pengertian kewenangan...13
(43)
2.2. Kebudayaan dan Kepriwisataan...20
2.2.1. Pengertian kebudayaan ...20
2.2.2. Pengertian Kepariwisataan...22
2.2.2.1. Bentuk-bentuk Pariwisata ...23
2.2.2.2. Jenis-jenis pariwisata ...24
2.3. Pengembangan dan Pengawasan...26
2.4. Dasar Hukum Pelaksanaan Pengembangan dan Pengawasan Industri Pariwisata di Provinsi Lampung ...28
BAB III METODE PENELITIAN ...32
3.1. Pendekatan Masalah ...32
3.2. Data dan Sumber Data ...32
3.3. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ...34
3.3.1. Prosedur Pengumpulan Data...34
3.3.2. Prosedur Pengolahan Data ...34
3.4. Analisis Data ...35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...36
4.1. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung ...36
4.1.1. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Priwisata Provinsi Lampung Dalam Pengembangan Industri Pariwisata...36
4.1.2. Uraian Tugas dan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Priwisata Provinsi Lampung Dalam Pengembangan Industri Pariwisata...37
4.1.2.1. Kepala Dinas ...39
4.1.2.2. Sekretariat ...40
4.1.2.3. Bidang Bina Program...41
4.1.2.4. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata .42 4.1.2.5. Bidang Pemasaran Pariwisata ...43
(44)
4.2. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung
Dalam Pengembangan Industri Pariwisata ...46
4.2.1. Meningkatkan Usaha Jasa Kepariwisataan ...46
4.2.2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Profesional .51 4.2.3. Meningkatkan Intensitas Promosi Kepariwisataan .53 4.2.4. Meningkatkan Kerjasama Dengan LSM dan Komunitas Kesenian...59
4.2.5. Meningkatkan Kerjasama Dengan Media Massa ....62
4.3. Faktor-faktor Penghambat Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Pengembangan Industri Pariwisata Provinsi Lampung ...64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...67
5.1. Kesimpulan ...67
5.2. Saran ...68
(45)
DAFTAR PUSTAKA
Sapta Pesona Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung. 2012
Soekanto, Soerjono.Sosiologi Suatu Pengantar,Jakarta, Rajawali Press 1999
Martijanto, Bambang, 1998,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit PN Balai Pustaka, Jakarta.
Departement Pendidikan dan Kebudayaan. 1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta
Sugiyanto,Pengertian Lembaga Sosial,Jakarta, Global Pustaka Utama, 2002
Admosudirjo. Prajudi. 2001.Teori Kewenangan. PT.Rineka Cipta Jakarta. 2001
Sarundajang,Sistem Pemerintahan,Jakarta, Sinar Harapan, 2000.
H.R, Ridwan,Hukum Administrasi Negara,Jakarta, Rajawali Pers, 2006
Hadjon. Philipus M.Hubungan Kewenangan Pusat dan Daerah di Era Otonomi. Rajawali Press. Jakarta
Koentjaraningrat. 1990.Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta
Mulyadi, A.J, 2010,Kepariwisataan dan Perjalanan,Rajawali Pers, Jakarta.
Pendit, Nyoman,Ilmu Pariwisata,Jakarta, Pradya Paramita, 1994
Prajogo, M.J,Pengantar Pariwisata Indonesia,Jakarta, Pradnya Paramita, 1998.
Sigit, Hananto,Culture And Fertility The Cast Of Indonesia,Singapore, Iseas, 1080
S. Alisjahbana, Armida,Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi Di Indonesia Dalam Setengah Abad Terakhir,Jakarta, Kanisius, 2005
Yoeti, Oka A, 1996,Pemasaran Pariwisata Terpadu,Angkasa. Bandung.
Departement Pendidikan dan Kebudayaan. 1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta
(46)
W.J.S Poerwadarminta,Kamus Bahasa Indonesia,Jakarta, PN. Balai Pustaka, 1984.
Sojamto,Otonomi Daerah Yang Nyata Dan Bertanggung Jawab,Jakarta, Ghalia Indonesia, 1983
Hasibuan, Malayu. 1986.Pengawasan dan Pelaksanaannya. Jakarta. Citra Medika
Handayaningrat. 1981.Pengawasan. Jakarta. Sinar Baru
Nugroho, Iwan, 2011,Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan,Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Ismayanti, 2011,Pengantar Pariwisata,Grasindo, Jakarta.
Suwantoro, Gamal, 1997,Dasar-Dasar Pariwisata,Andi Publishing.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Undang-undang Dasar Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
Peraraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Provinsi Lampung.
Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Kepariwisataan.
Peraturan Pariwisata Kota Bandar Lampung Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Tugas, Fungsi, Dan Wewenang Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat
Daerah.
(47)
Judul skripsi :PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI LAMPUNG DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA
Nama Mahasiswa :Tri Kartika Sari
No. Pokok Mahasiswa : 0912011381
Bagian : Hukum Administrasi Negara
Fakultas : Hukum
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Upik Hamidah, S.H.,M.H.
Nurmayani, S.H.,M.H.
NIP 196006061987032012 NIP 196112191988032002
2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara
Nurmayani, S.H., M.H.
(48)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Upik Hamidah, S.H., M.H. ...
Sekretaris/Anggota :Nurmayani, S.H.,M.H. ...
Penguji Utama :Syamsir Syamsu, S.H., M.H. ...
2. Penjabat Dekan Fakultas Hukum
Dr. Heryandi, S.H., M.S.
NIP 196211091987031003
(49)
Judul skripsi :PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI LAMPUNG DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA
Nama Mahasiswa :Tri Kartika Sari
No. Pokok Mahasiswa : 0912011381
Bagian : Hukum Administrasi Negara
Fakultas : Hukum
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Upik Hamidah, S.H.,M.H.
Nurmayani, S.H.,M.H.
NIP 196006061987032012 NIP 196112191988032002
2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara
Nurmayani, S.H., M.H.
(50)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Upik Hamidah, S.H., M.H. ...
Sekretaris/Anggota :Nurmayani, S.H.,M.H. ...
Penguji Utama :Syamsir Syamsu, S.H., M.H. ...
2. Penjabat Dekan Fakultas Hukum
Dr. Heryandi, S.H., M.S.
NIP 196211091987031003
(51)
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 06 Februari
1991. Penulis merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara, dari
pasangan Bapak Hi. Hamim Hasbullah dan Ibu Hj. Asinah. Penulis
menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK PTPN VII kedaton Bandar
Lampung pada tahun 1996-1997, Sekolah Dasar di SD 2 Sumberejo Bandar
Lampung pada tahun 1997-2003, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 26
Bandar Lampung pada tahun 2003-2006 dan Sekolah Menengah Atas di SMA
Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2006-2009. Dengan mengikuti jalur Ujian
Mandiri (UM) penulis diterima di Fakultas Hukum Universitas Lampung pada
tahun 2009. Sampai dengan di semester 5 (lima) penulis memilih jurusan Hukum
Administrasi Negara.
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi sebagai
Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum periode
2009-2010 sebagai wakil ketua bidang keagamaan Badan Eksekutif Mahasiswa periode
2010-2011, Anggota Lampung Choir pada tahun 2011, Ketua Umum Himpunan
(52)
MOTTO
HIDUPadalahPROSES HIDUPadalahBELAJAR
tanpa ada batasUMUR
tanpa ada kataTUA
JATUH, berdiri lagi... KALAH, mencoba lagi...
GAGAL, bangkit lagi... NEVER GIVE UP
sampaiTUHANberkata: WAKTUNYA PULANG
(53)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji syukur kepada Allah SWT, ku persembahkan skripsi ini sebagai salah
satu wujud baktiku kepada Ayah dan Ibu tercinta yang tak henti-hentinya selalu
mendoakan dan menghantarkanku pada kesuksesan, mencurahkan kasih sayang
yang tak terhitung, dan menuntun setiap langkah agar aku menjadi orang yang
berguna dan memiliki akhlak yang mulia untuk menjalani dan mengabdi pada
kehidupan ini.
Kakak–kakakku Heny Susanti,S.Kom, Ns.Septiana Dwi Rahayu, S.Kep dan
adikku Marisa Rahmadiani tercinta yang selalu memberikan dukungan dan
semangat setiap detiknya.
Ajjong Alm. Hi.Asnawi dan among Almh. Hj.Rohana, ajjong Alm.Hasbullah dan
among Almh. Khasyifah. Terimakasih atas inspirasi, nasehat, kasih sayang yang
telah tercurah selama ini hingga aku tumbuh dewasa.
Keluarga Besar dari Ayah dan Ibu. Tante Naimah, tante Eva, tante Uni, alak
Fauzi, keponakan ku tersayang M. Raziq Ibnu Mubarak, sepupu-sepupuku Uti,
Nia, Yuka, Yuki, Adi, Farid, Riri, Arien, Edward, Aya, yang tidak bisa disebutkan
satu persatu. Terimakasih atas perhatian, dukungan, doa dan kasih sayang kalian
(54)
Guru-guruku, pahlawan tanpa tanda jasa yang selama ini berperan penting selama
aku menjalankan pendidikan hingga saat ini. Terimakasih atas kesabaran, nasehat,
perhatian dan kasih sayang tulus kalian selama ini.
Untuk seseorang dan sahabat-sahabat yang ku sayangi. Terimakasih atas doa dan
dukungan serta kasih sayang kalian selama ini.
Almamater yang ku banggakan Fakultas Hukum Universitas Lampung. Viva
(55)
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Lampung Dalam Pengembangan Industri
Pariwisata”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan,bimbingan, dan saran dari berbagaimacam pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang tulus kepada:
1. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H., selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktu serta memberikan arahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan sripsi ini.
2. Ibu Nurmayani, S.H., M.H., selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu serta memberikan arahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan sripsi ini.
3. Bapak Syamsir Syamsu, S.H., M.Hum., selaku pembahas I yang telah
memberikan masukan, saran, kritik, yang membangun kepada penulis untuk
(56)
4. Bapak Agus Triono, S.H.,M.H., selaku pembahas II yang telah memberikan
masukan, saran, kritik, yang membangun kepada penulis untuk memperbaiki
dan menyempurnakan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Heriyandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Lampung.
6. Ibu Nurmayani, S.H.,M.H selaku Ketua Jurusan Hukum Administrasi Negara
dan Ibu Upik Hamidah,S.H., M.H., selaku Sekertaris Jurusan Hukum
Administrasi Negara sekaligus sebagai Ibu pendidik bagi penulis yang selama
ini banyak memberikan masukan-masukan yang membangun semasa penulis
duduk di bangku perkuliahan.
7. Bapak Muhtadi, S.H., M.H., selaku pembimbing akademik, terimakasih atas
bimbingan dan pengarahan serta perhatian yang di berikan kepada penulis
selama studi di Fakultas Hukum Universitas Lampung.
8. Seluruh dosen dan karyawan/ti Fakultas Hukum Universitas Lampung yang
penuh dedikasi untuk memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta
segala bantuannya selama penulis menyelesaikan studi.
9. Bapak Satria Prayoga, S.H.,M.H., selaku dosen , orang tua, abang , dan
penasehat yang baik selama ini.
10. Bapak Drs. Gatot Hudi Utomo selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Lampung yang telah bersedia meluangkan waktunya yang
padat dan menjadi informan dalam pembuatan skripsi ini.
11. Bapak Drs. Effendi, M.M., selaku Kepala Sub. Bagian Umum dan
(57)
bersedia meluangkan waktunya yang padat dan menjadi informan dalam
pembuatan skripsi ini .
12. Seluruh staf dan pegawai Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi
Lampung yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam pembuatan
skripsi ini.
13. Untuk seseorang yang selalu mengiringi langkahku, dan menyayangiku
sepenuh hati, Fredy Dwi Satya,S.H.,M.H. Terimakasih untuk dukungan, doa,
pengertian, perhatiannya selama ini
14. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu menemani, memberikan semangat,
dukungan dan doa demi keberhasilanku. Banie Mahardhika,S.H., Reisa
Malida Syamsir,S.H., Venny Yulia Putri,S.H., Muhammad Hatta,S.H., .
Terimakasih atas persahabatan kita dan disetiap waktu yang telah kita lalui
bersama-sama sampai saatnya kita sama-sama berteriak syukur atas
keberhasilan kita sahabat . Buktikan kepada dunia bahwa kesuksesan adalah
hak kita dan kita bisa meraihnya !!!
15. Keluarga besar HIMA HAN yang tak pernah dapat terlupakan, gedung D
Fakultas Hukum, seluruh kenangan baik susah maupun senang kita lalui dan
kita perjuangkan bersama Azam, Winda, Mitha, Fina, Melisa, Ana, Intan,
Ndek Resty, Ipeh, Ade, duo Yasir, Dito, Gilang, Ryan Rana, Ozi, Zemi Herda,
A.Rivan Utama, Resky, Andika, Elvira, Uci nawa, Gayus Ardian, dan semua
yang gak bisa disebutin satu persatu.
16. Sahabat-sahabat dari SMP Martha Indah Agtria, Adrian Rama Putra,
sahabat-sahabat dari SMA saya Tika Leoni Putri, Anggita Cheryani Tanjung,
(58)
17. Keluarga KKN Kecamatan Padang Cermin Desa Lebak Sari Pesawaran,
Lampung. Saudara 40 hari Agnes Puspa Wulandari, Rahma Erlina, Eva ,dan
Muhammad Rusky.
18. BROKUM (brother hukum) salam kompak selalu !!!
19. Pahlawan Tanpa tanda jasa, Guru-guru tercinta dari Taman Kanak-kanak,
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas,
Terimakasih atas semua ilmu yang telah kalian berikan , semoga selalu
bermanfaat untuk ku dan orang lain.
20. Teman-teman BEM Fakultas Hukum dan seluruh teman-teman angkatan
2009 Fakultas Hukum Universitas Lampung. VIVA JUSTICIA !!!
Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin namun skripsi
ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan. Untuk itu dengan tangan terbuka penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, serta penulis sangat mengharapkan semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Hanya ucapan terimakasih yang dapat penulis berikan semoga
kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat ridho-Nya,
Amiiinnn Yaa Rabbal’alaminn.
Bandar Lampung, 28 Januari 2013
Penulis,
(1)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji syukur kepada Allah SWT, ku persembahkan skripsi ini sebagai salah satu wujud baktiku kepada Ayah dan Ibu tercinta yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dan menghantarkanku pada kesuksesan, mencurahkan kasih sayang yang tak terhitung, dan menuntun setiap langkah agar aku menjadi orang yang berguna dan memiliki akhlak yang mulia untuk menjalani dan mengabdi pada
kehidupan ini.
Kakak–kakakku Heny Susanti,S.Kom, Ns.Septiana Dwi Rahayu, S.Kep dan adikku Marisa Rahmadiani tercinta yang selalu memberikan dukungan dan
semangat setiap detiknya.
Ajjong Alm. Hi.Asnawi dan among Almh. Hj.Rohana, ajjong Alm.Hasbullah dan among Almh. Khasyifah. Terimakasih atas inspirasi, nasehat, kasih sayang yang
telah tercurah selama ini hingga aku tumbuh dewasa.
Keluarga Besar dari Ayah dan Ibu. Tante Naimah, tante Eva, tante Uni, alak Fauzi, keponakan ku tersayang M. Raziq Ibnu Mubarak, sepupu-sepupuku Uti, Nia, Yuka, Yuki, Adi, Farid, Riri, Arien, Edward, Aya, yang tidak bisa disebutkan
satu persatu. Terimakasih atas perhatian, dukungan, doa dan kasih sayang kalian selama ini.
(2)
Guru-guruku, pahlawan tanpa tanda jasa yang selama ini berperan penting selama aku menjalankan pendidikan hingga saat ini. Terimakasih atas kesabaran, nasehat,
perhatian dan kasih sayang tulus kalian selama ini.
Untuk seseorang dan sahabat-sahabat yang ku sayangi. Terimakasih atas doa dan dukungan serta kasih sayang kalian selama ini.
Almamater yang ku banggakan Fakultas Hukum Universitas Lampung. Viva Justicia ! Hukum Jaya !!!
(3)
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Lampung Dalam Pengembangan Industri
Pariwisata”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,bimbingan, dan saran dari berbagaimacam pihak. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada:
1. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H., selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu serta memberikan arahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan sripsi ini.
2. Ibu Nurmayani, S.H., M.H., selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu serta memberikan arahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan sripsi ini.
3. Bapak Syamsir Syamsu, S.H., M.Hum., selaku pembahas I yang telah memberikan masukan, saran, kritik, yang membangun kepada penulis untuk memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini.
(4)
4. Bapak Agus Triono, S.H.,M.H., selaku pembahas II yang telah memberikan masukan, saran, kritik, yang membangun kepada penulis untuk memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Heriyandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.
6. Ibu Nurmayani, S.H.,M.H selaku Ketua Jurusan Hukum Administrasi Negara dan Ibu Upik Hamidah,S.H., M.H., selaku Sekertaris Jurusan Hukum Administrasi Negara sekaligus sebagai Ibu pendidik bagi penulis yang selama ini banyak memberikan masukan-masukan yang membangun semasa penulis duduk di bangku perkuliahan.
7. Bapak Muhtadi, S.H., M.H., selaku pembimbing akademik, terimakasih atas bimbingan dan pengarahan serta perhatian yang di berikan kepada penulis selama studi di Fakultas Hukum Universitas Lampung.
8. Seluruh dosen dan karyawan/ti Fakultas Hukum Universitas Lampung yang penuh dedikasi untuk memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuannya selama penulis menyelesaikan studi.
9. Bapak Satria Prayoga, S.H.,M.H., selaku dosen , orang tua, abang , dan penasehat yang baik selama ini.
10. Bapak Drs. Gatot Hudi Utomo selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung yang telah bersedia meluangkan waktunya yang padat dan menjadi informan dalam pembuatan skripsi ini.
11. Bapak Drs. Effendi, M.M., selaku Kepala Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung yang telah
(5)
bersedia meluangkan waktunya yang padat dan menjadi informan dalam pembuatan skripsi ini .
12. Seluruh staf dan pegawai Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Lampung yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.
13. Untuk seseorang yang selalu mengiringi langkahku, dan menyayangiku sepenuh hati, Fredy Dwi Satya,S.H.,M.H. Terimakasih untuk dukungan, doa, pengertian, perhatiannya selama ini
14. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu menemani, memberikan semangat, dukungan dan doa demi keberhasilanku. Banie Mahardhika,S.H., Reisa Malida Syamsir,S.H., Venny Yulia Putri,S.H., Muhammad Hatta,S.H., . Terimakasih atas persahabatan kita dan disetiap waktu yang telah kita lalui bersama-sama sampai saatnya kita sama-sama berteriak syukur atas keberhasilan kita sahabat . Buktikan kepada dunia bahwa kesuksesan adalah hak kita dan kita bisa meraihnya !!!
15. Keluarga besar HIMA HAN yang tak pernah dapat terlupakan, gedung D Fakultas Hukum, seluruh kenangan baik susah maupun senang kita lalui dan kita perjuangkan bersama Azam, Winda, Mitha, Fina, Melisa, Ana, Intan, Ndek Resty, Ipeh, Ade, duo Yasir, Dito, Gilang, Ryan Rana, Ozi, Zemi Herda, A.Rivan Utama, Resky, Andika, Elvira, Uci nawa, Gayus Ardian, dan semua yang gak bisa disebutin satu persatu.
16. Sahabat-sahabat dari SMP Martha Indah Agtria, Adrian Rama Putra, sahabat-sahabat dari SMA saya Tika Leoni Putri, Anggita Cheryani Tanjung, Meyricha Anggraini, Cahya Nisa Diach Maharani,.
(6)
17. Keluarga KKN Kecamatan Padang Cermin Desa Lebak Sari Pesawaran, Lampung. Saudara 40 hari Agnes Puspa Wulandari, Rahma Erlina, Eva ,dan Muhammad Rusky.
18. BROKUM (brother hukum) salam kompak selalu !!!
19. Pahlawan Tanpa tanda jasa, Guru-guru tercinta dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Terimakasih atas semua ilmu yang telah kalian berikan , semoga selalu bermanfaat untuk ku dan orang lain.
20. Teman-teman BEM Fakultas Hukum dan seluruh teman-teman angkatan 2009 Fakultas Hukum Universitas Lampung. VIVA JUSTICIA !!!
Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin namun skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu dengan tangan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, serta penulis sangat mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Hanya ucapan terimakasih yang dapat penulis berikan semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat ridho-Nya, Amiiinnn Yaa Rabbal’alaminn.
Bandar Lampung, 28 Januari 2013
Penulis,