Menggali nilai pengorbanan diri dari Paulus berdasarkan 2 Korintus 9:6-15 sebagai sumber inspirasi bagi pelayanan katekis di zaman sekarang - USD Repository
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS
BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Juli Sunarti
NIM: 141124026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARt PAULUS
BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
Oleh:
-~
Juli Sunarti
.....
,.........NIM:1.41124026
,.
•
!i)
r
Pembimbing·
0,
~.
\
[:IK
Tanggal 17 Desember 2018
St Eko Riyadi, Ph. D.
,
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DAR! PAULUS
BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Juli Sunarti
NIM: 141124026
Nama
Ketua
\
!.LJ
~
\ Dr..
Kri~t an o
Agus
~ftk .!r l1\ o
II --;::. :
Sf'r.~
: y,
Anggota
: 1. St. Eko Riyadi, Ph. 1'.
3.
Ij[~\
SFK., M'rd.
Sekretaris
~ ~.
-r.
,':Z:'
[i.!
Banyu D.ewa
Y. H. Bmtang Nusant~ ,
,~H
:L)
(,
Tanda tangan
J' . @+:
~ 1/ . . CJi7... '. '.
.D f .;:jf~
;U
-
S.Ag., M:Si.
,.
Il/fmjlj/1!4
./~el1
SFK, M.Hun:f
Yogyal{arta, 4 Jinuari 2019
Fakultas Keguruan dan lImu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
111
/'1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada almarhum tercinta bapakku Matius Jumat
yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya
dan sekarang menjadi pendoa bagi keluarga.
Kepada yang tercinta ibuku Terina, kakak Petrus, kakak Yanti, kakak Mantio,
adik Pelipus, adik Yosafat dan adik Romero, yang telah mendukung dan
mendoakan selama menempuh pendidikan hingga selesai. Tidak lupa juga skripsi
ini kupersembahkan kepada pihak bidikmisi yang telah membiaya perkuliahan
hingga selesai, serta semua sahabat yang selalu memperhatikan melalui kasih, doa
dan perhatian.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru:
mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka
berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah”.
(Yes 40:31)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka sebagaimana layaknya karya tulis ilmah.
Yogyakarta, 4 Januari 2019
Penulis,
9ti
Ju1i Sunarti
VI
-)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama
: Juli Sunarti
NIM
: 141124026
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang
bagi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul
MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS BERDASARKAN
2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPlRASI BAG! PELAYANAN
KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 4 Januari 2019
Yang menyatakan,
g..
Juli Sunarti
VB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI
DARI PAULUS BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI
SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN
SEKARANG”. Aneka keprihatinan dan tantangan yang dialami oleh katekis
dalam melaksanakan tugas dan pelayanan, sehingga semangat melayani semakin
menurun. Dalam sebuah kemajuan Gereja katekis memiliki peran dan tanggung
jawab yang sangat besar, maka tidak mungkin Gereja dapat hidup dan
berkembang tanpa peran katekis di dalamnya. Oleh karena itu, dalam tugas
pewartaan, katekis perlu menemukan sosok yang dapat memberi inspirasi dalam
melaksanakan tugas pelayanan mereka. Bertolak dari keprihatinan tersebut,
skripsi ini bermaksud untuk memberi inspirasi bagi katekis dalam melaksanakan
tugas dan panggilan sebagai pewarta agar tetap semangat dalam melayani.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah inspirasi macam apa yang dapat
digali dari pengorbanan diri dari Rasul Paulus berdasarkan 2 Korintus 9:6-15
untuk meningkatkan pelayanan katekis di zaman sekarang. Persoalan ini dikaji
dengan menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan Rasul Paulus guna
memperoleh inspirasi-inspirasi pelayanan terutama pelayanan dalam 2 Korintus
9:6-15 yang kiranya dapat berguna bagi para katekis untuk meningkatkan
semangat pelayanan dalam melaksanakan tugas pewartaan mereka.
Rasul Paulus merupakan sosok yang menginspirasi bagi pelayanan katekis
zaman sekarang, keseluruhan hidupnya diserahkan untuk mewartakan Kristus.
Dalam mewartakan Kristus, Paulus juga mengalami berbagai macam kesulitan
sama halnya juga dengan katekis. Paulus banyak melakukan pengorbanan diri.
Aniaya dan penjara pernah ia alami bahkan dalam pelayanannya seringkali ia
ditolak. Meski mengalami berbagai macam tantangan dan kesulitan tidak
membuat Paulus putus asa bahkan menyerah begitu saja. Paulus merupakan sosok
yang pantang menyerah, semangat Paulus dalam mewartakan Kristus tak pernah
padam. Paulus juga merupakan sosok yang berani dan rela menderita sebagai
seorang pewarta. Rasul Paulus dapat menjadi contoh pewarta atau pelayan yang
setia. Oleh karena itu, katekis sebagai seorang pewarta diharapkan mampu
memiliki semangat yang sama seperti Rasul Paulus demi meningkatkan semangat
pelayanan mereka. Dengan demikian, sosok katekis yang diharapkan zaman
sekarang adalah sosok yang mampu memberi dengan rela, melayani dengan tulus,
meningkatkan hidup doa, berani berkorban, dan mampu bersyukur dalam segala
hal.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This undergraduate thesis is titled "DIGGING THE SELF-SACRIFICE
VALUE OF PAUL BASED ON 2 CORINTHIANS 9: 6-15 AS THE SOURCE OF
INSPIRATION FOR CATECHIST SERVICE TODAY". Many concerns and
challenges are catechistically natural in carrying out their duties and services, so
that the spirit of service decreases. In a progress the Catechist Church has very
large roles and responsibilities, so it is impossible for the Church to live and
develop without the role of catechists in it. Therefore, in the preaching of
catechists, it is necessary to find a figure who can inspire them to carry out their
ministry duties. Starting from these concerns, this thesis intends to inspire
catechists in carrying out their duties and calls as evangelists to keep their spirit
in service.
The main problem in this undergraduate thesis is what kind of inspiration
can be extracted from the self sacrifice of the Apostle Paul based on 2 Corinthians
9: 6-15 to improve catechistical services today. This issue is examined by using a
literature study of the ministry of the Apostle Paul to obtain ministry inspirations,
especially ministry in 2 Corinthians 9: 6-15 which may be useful for catechists to
increase the spirit of service in carrying out their proclamation.
The Apostle Paul was a figure who inspired the catechist ministry of
today, his whole life was given up to proclaim Christ. In proclaiming Christ, Paul
also experienced various difficulties as well as catechists. Paul made many selfsacrifices. He had experienced persecution and prison even in his ministry he was
often refused. Although experiencing various kinds of challenges and difficulties
did not make Paul desperate and even gave up. Paul is an unyielding figure,
Paul's enthusiasm in proclaiming Christ never goes out. Paul is also a person
who is brave and willing to suffer as an evangelist. The Apostle Paul can be an
example of a faithful steward or servant. Therefore, catechists as evangelists are
expected to be able to have the same enthusiasm as the Apostle Paul in order to
increase their spirit of service. Thus, the figure of the catechist who is expected
today is a person who is able to give willingly, serve sincerely, improve the life of
prayer, dare to sacrifice, and be able to be grateful in all things.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang berlimpah penulis haturkan kepada Tuhan Yesus dan
Bunda Maria atas segala berkat, cinta, dan kasih setia yang selalu menyertai dan
mendampingi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“MENGGALI
NILAI
PENGORBANAN
DIRI
DARI
PAULUS
BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG”.
Skripsi ini ditulis berdasarkan pengalaman keprihatinan pelayanan katekis
yang banyak dihadapkan dengan berbagai tantangan zaman. Dengan berbagai
tantangan tersebut banyak katekis tidak mau berkorban diri, mereka melaksanakan
tugas hanya sebatas kewajiban, tidak memandang bahwa tugas tersebut
merupakan tugas yang mulia. Dalam Evangelii Gaudium penulis mengambil
beberapa tantangan zaman yakni: konsumerisme, globalisasi ketidakpedulian,
klerikalisme dan relativisme. Penulis juga mengambil tantangan zaman dalam
Direktorium Formatio Iman yakni: sekularisasi dan sekularisme, pendangkalan
hidup dan budaya instan, krisis iman dan moral: ateisme dan relativisme dan
merebaknya kemiskinan. Dari berbagai tantangan zaman tersebut katekis
diharapkan mampu meyikapinya secara bijaksana dan tetap semangat dalam
melayani meskipun mengalami banyak tantangan pelayanan. Oleh karena itu,
penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mencari dan menemukan inspirasi
pelayanan dari Rasul Paulus sebagai sumber inspirasi bagi pelayanan katekis di
zaman sekarang. Selain itu, skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Dr. Bernadus. Agus Rukiyanto, SJ selaku Kaprodi Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan perhatian dan dukungan
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
2.
St. Eko Riyadi, Ph.D. selaku dosen pembimbing utama yang selalu
memberikan perhatian, meluangkan waktu untuk mendampingi dan
membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberi masukan-masukan,
memotivasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3.
P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si selaku dosen penguji kedua dan dosen
pembimbing akademik yang telah mendukung dan memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini
4.
Y. H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum selaku dosen penguji ketiga yang
telah bersedia membaca, memberikan masukan serta mendampingi penulis
dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.
5.
Y. Kristianto SFK, M.Pd selaku Wakaprodi Pendidikan Agama Katolik, yang
telah memberikan semangat
dan
menyelesaikan penulisan ini.
xi
dukungan kepada penulis
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Seluruh staf dosen dan karyawan, Program Studi Pendidikan Agama Katolik
yang telah mendidik dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan
studi di Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma dengan baik.
7.
Ibu, kakak, adik dan semua keluarga yang memberikan semangat, motivasi,
dukungan moral dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan
sampai pada menyelesaikan skripsi ini.
8.
Seluruh staf perpustakaan Kolese St. Ignatius Kotabaru dan perpustakaan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang murah hati dalam
meminjamkan buku dan melayani dengan baik selama ini.
9.
Teman-teman angkatan 2014 (teristimewa Sr. Maxima PI, Sr. Elisa PPYK,
Sr. Theodora ADM, dan Sr. Helmi FMM) yang selalu memberikan semangat,
motivasi, dorongan serta bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga
skripsi ini selesai.
10. Ibu kost Retno Wulan yang telah menerima dengan baik untuk tinggal di
kostnya selama awal perkuliahan hingga selesai dan teman-teman kost (Sesi,
Cika, Nita, Riana Nana, Arni, Agnes, Niken, Lusi, Maria, Ivon, Ayu, Elis,
Wiwit, Silvia, Fika, Santi, Lestari, Vera dan Nova) yang dengan caranya
sendiri telah membantu penulis selama hidup bersama dalam satu kost
11. Seluruh warga kampus Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah
menemani, memberikan semangat, serta dukungan doa dari awal perkuliahan
hingga penyelesaian skripsi ini.
12. Kepada pihak bidikmisi yang telah memberikan beasiswa kepada penulis dari
awal perkuliahan hingga selasai.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
telah memberikan motivasi serta' bantuan, kepada penulis dari awal
perkuliahan hingga selesai.
Penulis
menyadari skripsi
ini
masih
memiliki
keterbatasan
dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka akan segala kritik, saran dan
masukan yang membangun demi perkembangan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca.
Yogyakarta, 4 Januari 2019
Penulis,
f)
Juli Sunarti
X111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
iv
MOTTO ..........................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
viii
ABSTRACK .....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvii
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang ....................................................................................
1
B. Rumusan Permasalahan .......................................................................
5
C. Tujuan Penulisan .................................................................................
6
D. Manfaat Penulisan ...............................................................................
6
E. Metode Penulisan ................................................................................
7
F. Sistematika Penulisan ..........................................................................
7
BAB II. TANTANGAN ZAMAN MODERN DAN SOSOK KATEKIS
YANG DIBUTUHKAN ....................................................................
A. Tantangan Zaman Menurut Paus Fransiskus dalam Evangelii
Gaudium ................................................................................................
1. Konsumerisme ..................................................................................
xiv
9
10
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Globalisasi Ketidakpedulian .............................................................
13
3. Klerikalisme ......................................................................................
15
4. Relativisme .......................................................................................
17
B. Tantangan Zaman dalam Direktorium Formatio Iman .........................
19
1. Sekularisasi dan Sekularisme ............................................................
19
2. Pendangkalan Hidup dan Budaya Instan ..........................................
20
3. Krisis Iman dan Moral: Ateisme dan Relativisme ............................
22
4. Merebaknya Kemiskinan ..................................................................
23
C. Sosok Katekis di Zaman Sekarang ........................................................
24
1. Sosok Katekis ....................................................................................
24
2. Kepribadian Seorang Katekis ...........................................................
32
3. Spiritualitas Katekis ..........................................................................
34
D. Rangkuman ............................................................................................
40
BAB III. KEUTAMAAN HIDUP DAN KARYA KERASULAN PAULUS
42
A. Identitas Paulus ......................................................................................
43
1. Paulus dari Tarsus ............................................................................
43
2. Orang Farisi .....................................................................................
45
3. Penganiaya Orang Kristen ...............................................................
46
4. Paulus Menuju Damsyik ..................................................................
47
5. Pemberitaan Injil Paulus ..................................................................
49
B. Karya Kerasulan Paulus .........................................................................
52
C. Tafsiran Atas 2 Korintus 9:6-15 ............................................................
56
1. Konteks .............................................................................................
56
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Struktur Teks .....................................................................................
57
3. Penjelasan Teks .................................................................................
59
D. Keutamaan Kerasulan Paulus ................................................................
66
1. Menabur Banyak ...............................................................................
66
2. Memberi dengan Rela .......................................................................
67
3. Tahan Uji .........................................................................................
68
BAB IV. INSPIRASI RASUL PAULUS BAGI PELAYANAN KATEKIS
ZAMAN SEKARANG ...................................................................
A. Menggali Inspirasi dari Rasul Paulus Berdasarkan 2 Kor 9:6-15 ..........
69
70
1. Memberi dengan Rela ........................................................................
70
2. Melayani dengan Tulus .....................................................................
72
3. Hidup dalam Doa ..............................................................................
75
4. Berani Berkorban ..............................................................................
76
5. Bersyukur dalam Segala Hal .............................................................
78
B. Refleksi Kateketis ..................................................................................
80
C. Usulan Program Retret untuk Meningkatkan Semangat Pelayanan Katekis
Paroki St. Alfonsus Nandan Yogyakarta ...............................................
83
1. Latar Belakang Program ....................................................................
83
2. Matriks Usulan Program Retret ........................................................
85
3. Contoh Persiapan Program Retret ......................................................
90
BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 104
A. Kesimpulan ........................................................................................... 104
B. Saran ...................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Ams
: Amsal
Ef
: Efesus
Flp
: Filipi
Gal
: Galatia
Kis
: Kisah Para Rasul
1Kor
: 1Korintus
2Kor
: 2Korintus
Mat
: Matius
Mrk
: Markus
Rm
: Roma
Ul
: Ulangan
Yoh
: Yohanes
B. Singkatan Dokumen
AG
: Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner
Gereja, 7 Desember 1965
CEP
: Congregation for Evangelization of Peoples, (Kongregasi
Evangelisasi Bangsa-bangsa)
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CT
: Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes
Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman
tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.
EG
: Evangelii Gaudium, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang
Sukacita Injil, 24 November 2013.
GS
: Gaudium Et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II
mengenai Gereja di Dunia Dewasa Ini, 7 Desember 1965.
KHK
: Kitab Hukum Kanonik, susunan atau kodifikasi peraturan
kanonik dalam Gereja Katolik, 25 Januari 1983.
RM
: Redemptoris Missio, Ensiklik Bapa Suci Yohanes Paulus II
tentang Amanat Misioner Gereja, 7 Desember 1990.
C. Singkatan Lain
APP
: Aksi Puasa Pembangunan
Art
: Artikel
Bdk
: Bandingkan
BKSN
: Bulan Kitab Suci Nasional
Hal
: Halaman
LAI
: Lembaga Alkitab Indonesia
LBI
: Lembaga Biblika Indonesia
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lih
: Lihat
Kan
: Kanon
KBBI
: Kamus Besar Bahasa Indonesia
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
M
: Masehi
SM
: Sebelum Masehi
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pewartaan Injil oleh Gereja tidak terlepas dari sosok tokoh yang
menginspirasi setiap pewarta saat ini. Salah satu tokoh yang menjadi inspirasi
pewarta Injil sampai saat ini adalah Rasul Paulus. Paulus dikenal sebagai seorang
yang mewartakan Injil kepada segala bangsa. Paulus dipandang sebagai inspirator dan
teladan dalam menyebarkan Injil. Ia adalah orang Yahudi dari suku Benyamin yang
lahir di Kota Tarsus dan dibesarkan di Yerusalem. Lukas mengatakan bahwa Paulus
berkebangsaan Roma (Kis 22). Masa muda dilaluinya sebagai seorang Farisi yang
sangat taat pada Hukum Taurat sehingga hidup rohaninya dibentuk dengan
latarbelakang demikian. Tentunya, lingkungan Yunani dimana ia tinggal pun turut
memberi adil dalam pembentukan hidupnya sehingga walaupun berlatar belakang
Yahudi, ia tetap hidup dalam kebudayaan Yunani. Dengan kata lain, ia tidak berasal
dari Palestina, melainkan wilayah “diaspora”, yaitu jemaat Yahudi yang tinggal di
antara kaum kafir (Jacobs, 1983: 9). Paulus mengikuti jalur pendidikan seorang rabbi
dan untuk itu ia dikirim ke Yerusalem. Di kota itu ia belajar pada Gamaliel, seorang
rabbi dari golongan Farisi yang terkenal pada zamannya (Kis 22:3). Gamaliel adalah
cucu sekaligus penerus ajaran Rabbi Hillel (60 SM-20 M). Berkat pendidikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
diperolehnya, Paulus menjadi “jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya
dengan aku diantara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat
istiadat nenek moyangku” (Gal 1:14). Bahkan, ia berani menyatakan bahwa “tentang
kebenaran dalam menaati hukum Taurat aku tidak bercacat” (Flp 3:6).
Paulus merupakan sosok yang menginspirasi bagi seorang pewarta. Dalam
mewartakan Injil Paulus rela dipenjara dan dianiaya, rela melakukan perjalanan yang
berbahaya demi mewartakan Injil kepada segala bangsa. Semangat Paulus tak pernah
padam bahkan setelah beberapa kali didera dan diterpa bahaya maut (lih. 2 Kor.
11:23-30; Kis 27:27). Sesungguhnya ia dapat mengasihi Kristus sedemikian rupa
karena Yesus terlebih dahulu mengasihi dia. Perjumpaan dengan Kristus di perjalanan
menuju Damsyik mengubah seluruh hidupnya, dan melalui sentuhan kasih Kristus ia
menjadi manusia baru (lih Kis 9:1-19, 22:1-16, 26:9-18). Paulus tidak lagi hidup
menurut pengertian dan kehendaknya sendiri, namun menurut ajaran dan kehendak
Kristus. Keseluruhan jiwa dan kehendaknya begitu terarah kepada Kristus. Semangat
Paulus dalam mewartakan Injil dapat menjadi inspirasi bagi para katekis untuk
melakukan tugas dan perwartaannya di tengah-tengah arus zaman yang terus
berkembang.
Perubahan zaman nampaknya berlangsung semakin cepat. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern senantiasa menjadi bagian dari kehidupan
setiap orang. Teknologi dapat membawa bentuk perubahan di segala bidang
kehidupan termasuk dalam bidang pewartaan. Tatanan ekonomi dan gaya hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
manusia berubah, khususnya di era sekarang perubahan itu semakin cepat. Semua
kemajuan dan perubahan ini bukan tidak membawa masalah. Masalah yang
cenderung dihadapkan pada manusia dalam tantangan zaman ini adalah hidup
materialisme dan hedonisme. Inovasi produk-produk untuk kebutuhan hidup manusia
terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Orang muda maupun dewasa
diperkenalkan dengan barang-barang yang berteknologi.
Ditempat tertentu masih ada katekis yang belum mampu berkorban demi
pelayanannya. Misalnya saja ketika diminta untuk memimpin ibadat lingkungan
masih memikirkan banyak hal, memperhitungkan untung dan ruginya. Berkorban
dalam hal ini bisa saja katekis memberikan waktu dan tenaganya demi pelayanan.
Ketika ditelusuri, ada beberapa faktor penyebab yang membuat para katekis kurang
berkorban. Adapun penyebabnya yaitu, pengorbanan diri dianggap hanya membuang
waktu dan tenaga yang sia -sia. Mereka lebih baik bekerja keras meluangkan waktu
untuk diri dan keluarga mereka daripada untuk Gereja. Kemudian ada alasan lain
bahwa faktor ekonomi tidaklah menjamin kehidupan mereka. Mereka bekerja keras,
meluangkan waktu dan tenaga tetapi mendapatkan upah yang amat minim. Mereka
harus menghidupi keluarga mereka. Jika mereka bekerja lebih banyak untuk Gereja,
bagaimana dengan ekonomi keluarga mereka? Inilah tantangan yang dihadapi zaman
sekarang. Ketekis yang bekerja di Gereja amatlah kecil jumlahnya jika dibandingkan
dengan dunia pekerjaan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa katekis, penulis menemukan
tantangan-tantangan yang para katekis alami saat ini. Tantangan tersebut antara lain
gaji yang rendah sedangkan kebutuhan ekonomi terus meningkat, sebagian orang
tidak tertarik berkumpul untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci, enggan untuk
mengikuti pertemuan lingkungan misalnya ketika ada pendalaman adven,
pendalaman APP, dan ketika pendalaman BKSN, begitu juga jika lingkungan
menanggung tugas koor di gereja sedikit yang ikut mengambil bagian di dalamnya.
Berbagai tantangan tersebut membuat mereka terkadang merasa putus asa bahkan
ingin menyerah. Dalam tantangan tersebut para katekis perlu menyadari tugas dan
tanggungjawab mereka sebagai pewarta. Memang sulit memilih bila dihadapkan
dengan situasi yang sulit, namun karena mereka adalah seorang pewarta
bagaimanapun keadaan dan kondisi bahkan ditolak sekalipun mereka tetap
mewartakan. Ketika mewawancarai katekis penulis mendengar kisah satu ibu yang
membuat penulis merasa sedih sekaligus terharu, yakni ibu ini mengatakan bahwa
dalam pelayanan yang ia berikan seringkali ia tidak mendapatkan upah yang layak
sedangkan ia harus memenuhi kebutuhan keluarga dan kebutuhan keluarga semakin
hari terus meningkat. Namun, meskipun demikian ibu ini terus melayani dan
mewartakan.
Melihat realitas yang ada saat ini, penulis ingin menggali nilai pengorbanan
diri yang ada dalam diri katekis berinspirasi pada nilai-nilai yang dapat ditemukan
dalam surat 2 Kor 9:6-15. Di dalam teks ini, dapat dibaca bagaimana pengorbanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Paulus dalam melayani jemaat, terutama dalam hal pemberitaan Injil. Dari teladan
Paulus ini, para katekis belajar untuk melayani Gereja zaman ini.
Penulis meyakini bahwa nilai pengorbanan diri Paulus sangat menginspirasi
dalam pewartaan Injil. Berdasarkan latar belakang dan fakta-fakta di lapangan yang
penulis temui, penulis ingin mengangkat masalah itu menjadi judul skripsi yaitu:
“MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS BERDASARKAN 2
KOR 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI
ZAMAN SEKARANG.”
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan
yang akan dibahas dalam penulisan ini sebagai berikut:
1. Bagaimana riwayat kerasulan Paulus? Apa nilai-nilai utama yang dihayatinya
dalam kerasulannya?
2. Apakah tantangan-tantangan katekis dalam pelayanan pemberitaan Injil di zaman
sekarang?
3. Inspirasi apakah yang bisa ditimba dari Paulus oleh para katekis dalam hal
pengorbanan diri dalam kerasulan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penulisan ini sebagai berikut:
1. Menguraikan riwayat kerasulan Paulus, nilai-nilai yang dihayati terutama nilai
pengorbanan diri.
2. Menjelaskan sosok katekis dan tantangan-tantangan pelayananya di zaman
sekarang.
3. Memaparkan pengorbanan diri sebagai nilai yang perlu diperjuangkan oleh
seorang katekis dengan mengambil inspirasi dari kerasulan Paulus.
D. Manfaat Penulisan
Adapun beberapa manfaat penulisan sebagai berikut:
1. Menambah wawasaan dan pengetahuan baru bagi para katekis tentang sosok yang
memberikan inspirasi bagi pelayanan katekis di zaman sekarang lewat sosok diri
Paulus.
2. Memberi pengetahuan dan pemahaman baru kepada umat akan siapa itu katekis
dan bagaimana pelayanannya di zaman sekarang, sehingga para katekis juga dapat
menyadari tugas dan tanggungjawab mereka dalam pelayanan yang mereka
berikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Memberi inspirasi kepada para katekis dalam usaha menghayati dan mencintai
tugas dan panggilannya sebagai pewarta sehingga bersemangat dalam melayani
dan mewartakan di tengah-tengah umat.
E. Metode Penulisan
Untuk mengembangkan kerangka pemikiran dalam tulisan ini, penulis
mengadakan riset kepustakaan. Dalam artian, metode yang digunakan oleh penulis
dalam mengembangkan tulisan ini adalah metode analisis deskriptif, yakni penulis
memaparkan hasil yang diperoleh dari studi pustaka.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, penulis menyampaikan pokok-pokok
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I: Dalam bab I ini, penulis akan menjabarkan pendahuluan berupa latar
belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, kajian
pustaka, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II: Dalam bab II ini, penulis akan menguraikan situasi zaman sekarang
yang berkaitan dengan tantangan katekis dan katekis yang seperti apa yang
dibutuhkan di zaman sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB III: Dalam bab III ini, penulis akan membahas tentang riwayat Rasul
Paulus, karya kerasulan Paulus dan tafsiran atas 2 Kor 9:6-15
BAB IV: Pada bab IV ini, penulis akan menemukan inspirasi dari karya
kerasulan Paulus bagi pelayanan katekis di zaman sekarang berdasarkan teks 2 Kor
9:6-15.
BAB V: Pada bab V ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TANTANGAN ZAMAN MODERN DAN SOSOK KATEKIS YANG
DIBUTUHKAN
Kemajuan sebuah Gereja tergantung dari orang yang berperan di dalamnya.
Gereja tidak bisa berkembang sendiri tanpa bantuan dari pihak-pihak yang
berkepentingan di dalamnya; antara lain katekis. Dalam perkembangan Gereja,
kehadiran para katekis telah memberi dampak positif bagi terwujudnya visi dan misi
Gereja. Melihat kontribusi begitu penting dari para katekis, Gereja dengan tegas
mengakui dan mengapresiasi keberhasilan pelayanan mereka. Terutama pada waktu
awal evangelisasi, kehadiran para katekis mempercepat perkembangan Gereja baik
dari segi teritorial maupun dari segi jumlah umat. Karena pelayanan sangat vital bagi
Gereja, para katekis perlu dipersiapkan dengan baik melalui berbagai usaha terusmenerus agar mampu melaksanakan tugas dan pelayanan dalam situasi zaman yang
dihadapi. Oleh karena itu dalam bab ini penulis akan menguraikan tantangantantangan zaman, sosok katekis, kepribadian, dan spritualitas katekis di zaman
sekarang sehingga katekis dapat semakin menyadari peranan mereka dalam sebuah
kemajuan Gereja.
Pembahasan bab II ini dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu bagian pertama
membahas tantangan zaman menurut Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Bagian kedua membahas tentang tantangan arus zaman dalam Direktorium Formatio
Iman. Bagian ketiga membahas sosok katekis di zaman sekarang, yang meliputi
pembahasan tentang sosok katekis, kepribadian seorang katekis, dan spiritualitas
katekis.
A. Tantangan Zaman Menurut Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium
Dewasa ini banyak orang beralih dari gaya hidup tradisional menjadi modern.
Bahkan banyak dari antara mereka mulai meninggalkan nilai-nlai kebudayaan
Indonesia. Norma dan adat istiadat mulai terkikis. Banyak juga gaya hidup yang
bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani. Zaman yang terus berkembang ini membuat
manusia semakin dihadapkan pada berbagai tantangan. Tantangan-tantangan tersebut
dapat menghambat perkembangan iman dan spiritualitas di zaman sekarang. Manusia
perlu mengenali berbagai tantangan tersebut agar mampu menghadapinya. Terutama
untuk para pemberita Injil. Mereka harus peka dan tanggap terhadap situasi zaman.
Dalam pembahasan tantangan zaman ini, penulis mengambil beberapa
tantangan zaman dalam dokumen Evangelii Gaudium. Mengapa penulis mengambil
tantangan zaman dalam Evangelii Gaudium? Karena dokumen ini merupakan
dokumen yang ditulis oleh bapa suci tentang pemberitaan Injil di dunia modern dan
ketekis merupakan salah satu pemberita Injil di dunia modern. Kemudian ditunjukan
oleh bapa suci tantangan-tantangan Gereja di dunia modern, yang tentunya juga
menjadi tantangan-tantangan pemberita Injil di zaman sekarang. Beberapa tantangan
zaman dalam EG dapat penulis uraikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1. Konsumerisme
Konsumerisme merupakan sebuah “cara hidup (a way of life), dengan kata
lain sebuah gaya hidup yang terpenuhi dengan mengomsumsi secara berlebihan”
(Soedjatmiko Haryanto, 2008: 29). Ada orang dengan tingkat konsumsi yang
melampaui batas. Manusia terkadang dipandang sebagai barang yang dapat
diperjualbelikan dan dapat ditukar, sehingga lahir dalam diri manusia sifat dan
tindakan manipulasi sesama. Manusia tidak lagi dianggap sebagai makhluk yang
berharga, manusia dipandang tidak mempunyai kehendak bebas. Ia diterima oleh
orang sekitar karena ia berguna, setelah tidak lagi berguna maka ia akan dibuang.
Dalam Evangelii Gaudium, Paus Fransiskus menyebutkan gaya hidup seperti ini
sebagai “budaya sekali pakai lalu dibuang” (EG, art. 53).
Paus Fransiskus mengatakan tentang bahaya besar dalam dunia sekarang ini
dalam artikel berikut;
Bahaya besar dalam dunia sekarang ini, yang diliputi oleh konsumerisme,
adalah kesedihan dan kecemasan yang lahir dari hati yang puas diri namun
tamak, pengejaran akan kesenangan sembrono dan hati nurani yang tumpul.
Ketika kehidupan batin kita terbelenggu dalam kepentingan dan
kepeduliannya sendiri, tak ada lagi ruang bagi sesama, tak ada tempat bagi si
miskin papa. Suara Allah tak lagi didengar, sukacita kasih-Nya tak lagi
dirasakan, dan keinginan untuk berbuat baik pun menghilang. Ini merupakan
bahaya yang sangat nyata bagi kaum beriman. Banyak orang menjadi korban,
dan berakhir dengan rasa benci, marah, dan lesu. (EG, art. 2).
Tantangan zaman seperti yang diungkapkan Paus Fransiskus dalam artikel di
atas membuat manusia tidak lagi peduli terhadap sesamanya. Manusia lebih memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
untuk mencari kebahagiaan masing-masing tanpa mempedulikan kebutuhan sesama
di sekitar. Gaya konsumtif seperti ini mengabaikan orang miskin dan terlantar. Semua
yang dia miliki adalah untuk dirinya sendiri, untuk kepuasan jasmaninya semata.
Gaya hidup seperti ini bukanlah gaya hidup yang terpuji, banyak orang menjadi
korban bahkan berakhir dengan rasa benci. Hal seperti ini membuat hidup manusia
berada dalam ruangnya masing-masing.
Artikel dalam Evangelii Gaudium oleh Puas Fransiskus berikut mengatakan:
Mekanisme ekonomi dewasa ini meningkatkan konsumsi berlebihan, namun
jelas bahwa konsumerisme tak terkendali yang bergandengan dengan
ketidaksetaraan terbukti dua kali lipat merusak struktur sosial. Kesenjangan
sosial akhirnya menimbulkan kekerasan, yang tidak pernah dan tidak akan
mampu dipecahkan oleh perlombaan senjata. Perlombaan senjata hanya
memberikan harapan palsu kepada mereka yang menuntut peningkatan
keamanan, meskipun sekarang ini kita tahu bahwa persenjataan dan
kekerasan, alih-alih memberikan solusi, justru menciptakan konflik-konflik
baru yang lebih serius. (EG, art. 60).
Dalam artikel di atas jelas dikatakan bahwa konsumerisme yang berlebihan
dapat merusak struktur sosial yang memunculkan kesenjangan sosial. Kesenjangan
sosial dapat membuat hubungan antar sesama manusia semakin jauh. Kesenjangan
sosial juga dapat menimbulkan kekerasan, sehingga terjadi ketidakseimbangan, maka
timbullah sikap kurang perhatian dan kasih kepada sesama. Hal seperti ini membuat
manusia tidak lagi menghargai hidup yang lebih berharga dari pada barang-barang
duniawi yang hanya bersifat sementara. Dengan egoisme masing-masing, manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
semakin bersaing dalam berbagai hal, maka tidak jarang timbul konflik yang
berlebihan dan orang bermusuhan satu sama lain.
2. Globalisasi Ketidakpedulian
Kata “Globalisasi” berasal bahasa Inggris globalizatio yang berarti suatu
proses pelebaran pada elemen-elemen baru baik gaya hidup, pemikiran teknologi
maupun informasi tanpa ada batasan negara atau mendunia. Globalisasi bisa diartikan
sebagai suatu proses di mana batas-batas di dalam suatu negara akan bertambah
sempit karena terdapat kemudahan di dalam melakukan interaksi antar negara di
bidang perdagangan, informasi, gaya hidup dan dalam bentuk interaksi yang lainnya.
Globalisasi juga bisa diartikan menjadi suatu proses di mana di dalam
kehidupan sehari-hari, ide-ide dan informasi akan menjadi tolak ukur standar pada
seluruh dunia. Proses tersebut itu diakibatkan karena berkembang pesatnya teknologi
komunikasi, informasi dan transportasi dan aktivitas ekonomi yang telah memasuki
pasar
dunia,
(http://pengertian.website/pengertian-globalisasi-pengaruh-dan-
dampaknya/ diunggah pada 21 Juni 2018).
Paus Fransiskus dalam artikel EG berikut ini mengatakan:
Dalam budaya yang dominan dewasa ini, prioritas diberikan kepada hal yang
lahiriah, langsung, terlihat, cepat, dangkal, dan sementara. Yang nyata
memberi tempat kepada yang kelihatan. Di banyak negara globalisasi berarti
kemerosotan yang berlangsung begitu cepat dari akar budaya mereka sendiri
dan invasi cara berpikir dan bertindak yang dimiliki budaya lain secara maju,
tetapi secara etis lemah (EG, art. 62). Individualisme zaman pasca-modern
dan globalisasi menyukai cara hidup yang melemahkan pengembangan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
stabilitas hubungan antar-pribadi dan merintangi ikatan-ikatan keluarga (EG,
art. 67).
Dalam artikel di atas, Paus Fransiskus menegaskan bahwa globalisasi tidak
selalu membawa dampak yang baik bagi perkembangan pribadi manusia. Globalisasi
dapat membawa dampak kemerosotan. Oleh karena itu, orang lebih menyukai hal-hal
yang lahiriah semata, langsung, terlihat, dan cepat, sehingga timbul kedangkalan
hidup dan hanya bersifat sementara. Hal tersebutlah yang membuat globalisasi
berdampak tidak baik. Selain itu, globalisasi juga membuat hubungan antar pribadi
melemah, ikatan-ikatan keluarga pun tidak lagi dipandang sebagai hal yang sangat
berharga dan dibangun terus-menerus. Globalisasi cenderung dapat mendekatkan
yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Orang tidak lagi saling bertukar pikiran atau
pendapat karena orang sibuk dengan dunianya masing-masing. Gaya hidup seperti ini
membuat orang tidak lagi menganggap relasi dan komunikasi yang sudah lama
terjalin sebagai hal yang berharga yang perlu dipertahankan. Karena sibuk dengan
dunianya masing-masing mereka tidak lagi peka terhadap kebutuhan sesama di
sekitar.
Paus Fransiskus dalam EG mengutarakan bahwa “untuk mempertahankan
antusiasme
demi
cita-cita
egois
itu,
telah
mengembangkan
globalisasi
ketidakpedulian” (EG, art. 54). Dari artikel tersebut mau menjelaskan bahwa tanpa
disadari pada akhirnya kita tidak mampu merasakan belas kasihan kepada sesama
yang miskin dan tidak merasa perlu membantu mereka. Budaya seperti ini telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mematikan perasaan kita dan kita bergairah ketika pasar menawarkan sesuatu untuk
dibeli. Budaya ketidakpedulian seperti inilah yang membuat manusia semakin egois,
kasih kepada sesama yang membutuhkan diabaikan sehingga hanya mementingkan
kesenangannya belaka.
3. Klerikalisme
Pada hakikatnya, klerikalisme merupakan sikap yang memisahkan klerus
(para pelayan tertahbis) dari umat, memandang umat sebagai bawahan yang harus
siap mendengar keputusan yang telah diambil, serta cenderung otoriter. Dari sudut
kaum awam, klerikalisme adalah “sikap menempatkan para pelayan tertahbis sebagai
tuan
yang
selalu
harus
diikuti
kehendak
dan
keinginannya”
(http://daiwithin16.blogspot.com/2015/10/klerikalisme.html, diunggah pada 21 Juni
2018). Dalam tulisan berikut Prakosa Heru (2015: 33) mengatakan bahwa:
klerikalisme tidak lebih daripada keyakinan dan prilaku yang dominan di
antara kaum klerus sedemikian rupa sehingga mereka melihat diri sebagai
pihak yang berbeda, terpisah dan tak tersentuh oleh norma-norma, aturanaturan dan konsekuensi-konsekuensi yang berlaku bagi setiap orang di dalam
masyarakat Gerejani.
Dalam kalimat di atas jelas dikatakan klerikalisme merupakan sikap melihat
bahwa diri mereka itu berbeda dari yang lain, mereka juga terpisah dari aturan-aturan
yang berlaku dalam Gereja. Dari hal tersebut dapat dikatakan adanya pengkotakan
dalam diri klerus dengan umat. Suharyo Ignatius (2017: 4) dalam tulisannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mengatakan bahwa klerikalisme dapat menimbulkan “sikap merasa diri lebih
daripada yang lain dan paling paham tentang sabda dan kehendak Allah”.
Paus Fransiskus dalam artikel EG mengatakan hal sebagai berikut:
Kesadaran kaum awam akan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai
anggota Gereja yang telah menerima rahmat baptis dan penguatan membuat
mereka siap untuk terlibat dalam melayani sesama umat dalam dunia
pewarta. Namun dalam beberapa kasus, kaum awam tidak diberi pembinaan
yang perlu untuk mengemban tanggung jawab-tanggung jawab yang penting,
hal ini terjadi karena dalam Gereja partikular mereka tidak mendapatkan
ruang untuk berbicara dan bertindak karena klerikalisme berlebihan yang
menjauhkan mereka dari pengambilan keputusan (EG, art. 102).
Dalam artikel di atas dijelaskan bahwa kaum awam tidak diberikan
pembinaan yang memadai sesuai dengan peran mereka. Tidak hanya itu, dijelaskan
juga bahwa kaum awam tidak mendapatkan ruang dalam pengambilan keputusan
karena masih ada anggapan bahwa kaum tertahbislah yang memegang peranan
penting dalam Gereja sehingga kaum awam (termasuk para katekis) tidak diberi
ruang untuk mendapatkan pembinaan yang layak dan pengambilan keputusan yang
bebas, sehingga pengetahuan mereka pun tidak berkembang dengan begitu baik. Hal
seperti ini dapat menyebabkan orang tidak mau terlibat aktif dalam membangun
Gereja.
Dalam Konsili Vatikan II, kaum awam dibicarakan terkait dengan martabat
Kristiani berkat sakramen pembaptisan, peristiwa iman secara personal ketika setiap
orang yang dibaptis bersatu dengan Kristus. Martabat demikian menunjukkan
panggilan ke hidup suci sebagai kesempurnaan hidup Kristiani. Kedudukan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
martabat paling luas dan mendasar disebut dalam Lumen Gentium art 30 “Segala
sesuatu yang telah dikatakan tentang Umat Allah sama-sama dimaksudkan bagi kaum
awam pria maupun wanita, mengingat kedudukan dan perutusan mereka”. Dalam
penjelasan tersebut dikatakan bahwa kaum awam juga memiliki kedudukan dan
perutusan yang juga sama melayani sebagai umat Allah. Kaum awam juga memberi
sumbangan untuk kesejahteraan seluruh Gereja. Konsekuensi bagi peran kaum awam
merupakan tugas kerasulan yang sungguh amat dibutuhkan Gereja demi tugas
perutusan Gereja dunia. Di banyak daerah jumlah imamnya sedikit sehingga tanpa
para awam, Gereja tidak bisa hadir dan aktif.
4. Relativisme
Relativisme secara umum dapat didefinisikan sebagai penolakan terhadap
bentuk kebenaran universal tertentu. Kesamaan yang dimiliki oleh semua bentuk dan
sub bentuk. Relativisme adalah keyakinan bahwa sesuatu bersifat relatif terhadap
prinsip tertentu dan penolakan bahwa prinsip itu mutlak benar atau paling salah
(Shomali, Mohammad, 2005: 31). Dalam Evangelii Gaudium Paus Fransiskus
menjelaskan bahwa “sikap hidup relativisme melakukan tindakan seakan-akan Allah
tidak ada, membuat keputusan seolah-olah kaum papa tidak ada, menentukan tujuan
hidup seolah-olah orang lain tidak ada, dan bekerja seakan-akan orang belum
menerima Injil (EG, art. 80). Manusia memikirkan pandangannya sendiri tanpa
melihat dari sudut padang orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pengaruh relativisme saat ini sedang melanda umat manusia seluruh dunia,
bahkan telah menyusup ke dalam Gereja. Paham relativisme yang telah menyusup ke
dalam Gereja tanpa disadari adalah orang Kristiani zaman sekarang semakin malas
membaca Kitab Suci. Orang Kristiani sekarang lebih suka mendengarkan khotbah
dari pada membaca Kitab Suci sendiri. Dampak tersebut membuat orang Kristiani
tidak dapat membedakan manakah ajaran dari sinkritisme (mencampur aduk ajaran
Kristiani dengan ajaran lainnya, misalnya ilmu kebatinan, perdukunan, dan lain
sebagainya). Orang Kristiani malas menelaah Kitab Suci secara langsung, maka
hanya menelan secara langsung setiap ajaran, tanpa peduli apakah suatu ajaran
berdasarkan ajaran Kitab Suci atau perkataan manusia. Dari contoh ini dapat dilihat
bahwa adanya relativisme: para pemimpin Kristiani menyerukan bahwa membawa
Kitab Suci penting, sedangkan orang Kristiani sendiri menganggap tidak penting.
Paus Fransiskus dalam EG mengatakan:
Kadangkala tantangan berbentuk serangan-serangan nyata terhadap kebebasan
beragama atau penganiayaan baru yang ditujukan pada umat Kristiani; di
beberapa negara serangan-serangan tersebut sudah mencapai tingkat
kebencian dan kekerasan yang mengkhawatirkan. Di banyak tempat,
masalahnya terutama adalah meluasnya ketidakpedulian dan relativisme, yang
terkait dengan kekecewaan dan krisis ideologi yang telah muncul sebagai
reaksi atas segala sesuatu yang terlihat totaliter. Hal ini tidak hanya
membahayakan Gereja, tetapi juga struktur masyarakat secara keseluruhan
(EG, art. 61). Relativisme juga terus-menerus berkembang sehingga
menyuburkan disorientasi hidup baik secara umum maupun secara khusus di
kalangan remaja dan kalangan dewasa muda, yang sangat rentan terhadap
berbagai perubahan (EG, art. 64).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kemajuan zaman yang terus berubah membuat kehidupan manusia juga
berubah. Setiap pribadi manusia ingin membangun kebenarannya sendiri-sendiri
tanpa bekerjasama dengan orang lain, sehingga apa yang dicita-citakan secara
bersama-sama tidak tercapai. Dalam artikel di atas dijelaskan bahwa kehidupan orang
Kristiani terancam mengarah pada kekhawatiran-kekhawatiran yang berlebihan.
Orang tidak bebas dalam beragama sehingga timbul rasa benci bahkan juga tindakkan
kekerasan. Ancaman ini mengarah pada kaum muda yang menjadi masa depan
Gereja.
B. Tantangan Zaman dalam Direktorum Formatio Iman
Menimbang zaman adalah melihat secara kritis segala keadaan dan perkembangan
zaman yang menjadi konteks hidup umat dan masyarakat dalam menghayati dan
menghidupi imannya. Direktorium Formatio Iman secara khusus membahas
tantangan arus zaman yang tidak mudah untuk disikapi. Pada bagian ini penulis akan
memaparkan beberapa tantangan arus zaman menurut Direktorium Formatio Iman.
1. Sekularisasi dan Sekularisme
Sekularisasi adalah arus zaman yang secara mendasar mempengaruhi
kehidupan manusia dari berbagai bidang, baik secara rohani maupun duniawi
(Direktorium Formatio Iman, 2014: 11). Sekularisasi adalah proses penemuan jati
diri dunia yang otonom. Otonom berarti manusia memiliki hukum dan nilainya
sendiri yang sedikit demi sedikit harus dikenal, dimanfaatkan dan makin diatur oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
manusia yang selaras dengan kehendak Sang Pencipta. Sekularisasi tidak selalu
berdampak baik bagi kehidupan rohani manusia. Pada akhirnya sekularisasi
melahirkan suatu pandangan dan prilaku bahwa karena otonom segala ciptaan tidak
tergantung dari Allah dan manusia bisa menggunakan sedemikian rupa tanpa relasi
dengan Allah. Paham ini merupakan suatu ideologi tertutup yang memutlakkan
otonomi duniawi tanpa keterbukaan dengan yang Ilahi (Direktorium Formatio Iman,
2014: 11). Inilah yang disebut dengan sekularisme yang berarti manusia bertindak
sekehenda
MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS
BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Juli Sunarti
NIM: 141124026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARt PAULUS
BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
Oleh:
-~
Juli Sunarti
.....
,.........NIM:1.41124026
,.
•
!i)
r
Pembimbing·
0,
~.
\
[:IK
Tanggal 17 Desember 2018
St Eko Riyadi, Ph. D.
,
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DAR! PAULUS
BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Juli Sunarti
NIM: 141124026
Nama
Ketua
\
!.LJ
~
\ Dr..
Kri~t an o
Agus
~ftk .!r l1\ o
II --;::. :
Sf'r.~
: y,
Anggota
: 1. St. Eko Riyadi, Ph. 1'.
3.
Ij[~\
SFK., M'rd.
Sekretaris
~ ~.
-r.
,':Z:'
[i.!
Banyu D.ewa
Y. H. Bmtang Nusant~ ,
,~H
:L)
(,
Tanda tangan
J' . @+:
~ 1/ . . CJi7... '. '.
.D f .;:jf~
;U
-
S.Ag., M:Si.
,.
Il/fmjlj/1!4
./~el1
SFK, M.Hun:f
Yogyal{arta, 4 Jinuari 2019
Fakultas Keguruan dan lImu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
111
/'1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada almarhum tercinta bapakku Matius Jumat
yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya
dan sekarang menjadi pendoa bagi keluarga.
Kepada yang tercinta ibuku Terina, kakak Petrus, kakak Yanti, kakak Mantio,
adik Pelipus, adik Yosafat dan adik Romero, yang telah mendukung dan
mendoakan selama menempuh pendidikan hingga selesai. Tidak lupa juga skripsi
ini kupersembahkan kepada pihak bidikmisi yang telah membiaya perkuliahan
hingga selesai, serta semua sahabat yang selalu memperhatikan melalui kasih, doa
dan perhatian.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru:
mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka
berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah”.
(Yes 40:31)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka sebagaimana layaknya karya tulis ilmah.
Yogyakarta, 4 Januari 2019
Penulis,
9ti
Ju1i Sunarti
VI
-)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama
: Juli Sunarti
NIM
: 141124026
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang
bagi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul
MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS BERDASARKAN
2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPlRASI BAG! PELAYANAN
KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 4 Januari 2019
Yang menyatakan,
g..
Juli Sunarti
VB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI
DARI PAULUS BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI
SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN
SEKARANG”. Aneka keprihatinan dan tantangan yang dialami oleh katekis
dalam melaksanakan tugas dan pelayanan, sehingga semangat melayani semakin
menurun. Dalam sebuah kemajuan Gereja katekis memiliki peran dan tanggung
jawab yang sangat besar, maka tidak mungkin Gereja dapat hidup dan
berkembang tanpa peran katekis di dalamnya. Oleh karena itu, dalam tugas
pewartaan, katekis perlu menemukan sosok yang dapat memberi inspirasi dalam
melaksanakan tugas pelayanan mereka. Bertolak dari keprihatinan tersebut,
skripsi ini bermaksud untuk memberi inspirasi bagi katekis dalam melaksanakan
tugas dan panggilan sebagai pewarta agar tetap semangat dalam melayani.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah inspirasi macam apa yang dapat
digali dari pengorbanan diri dari Rasul Paulus berdasarkan 2 Korintus 9:6-15
untuk meningkatkan pelayanan katekis di zaman sekarang. Persoalan ini dikaji
dengan menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan Rasul Paulus guna
memperoleh inspirasi-inspirasi pelayanan terutama pelayanan dalam 2 Korintus
9:6-15 yang kiranya dapat berguna bagi para katekis untuk meningkatkan
semangat pelayanan dalam melaksanakan tugas pewartaan mereka.
Rasul Paulus merupakan sosok yang menginspirasi bagi pelayanan katekis
zaman sekarang, keseluruhan hidupnya diserahkan untuk mewartakan Kristus.
Dalam mewartakan Kristus, Paulus juga mengalami berbagai macam kesulitan
sama halnya juga dengan katekis. Paulus banyak melakukan pengorbanan diri.
Aniaya dan penjara pernah ia alami bahkan dalam pelayanannya seringkali ia
ditolak. Meski mengalami berbagai macam tantangan dan kesulitan tidak
membuat Paulus putus asa bahkan menyerah begitu saja. Paulus merupakan sosok
yang pantang menyerah, semangat Paulus dalam mewartakan Kristus tak pernah
padam. Paulus juga merupakan sosok yang berani dan rela menderita sebagai
seorang pewarta. Rasul Paulus dapat menjadi contoh pewarta atau pelayan yang
setia. Oleh karena itu, katekis sebagai seorang pewarta diharapkan mampu
memiliki semangat yang sama seperti Rasul Paulus demi meningkatkan semangat
pelayanan mereka. Dengan demikian, sosok katekis yang diharapkan zaman
sekarang adalah sosok yang mampu memberi dengan rela, melayani dengan tulus,
meningkatkan hidup doa, berani berkorban, dan mampu bersyukur dalam segala
hal.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This undergraduate thesis is titled "DIGGING THE SELF-SACRIFICE
VALUE OF PAUL BASED ON 2 CORINTHIANS 9: 6-15 AS THE SOURCE OF
INSPIRATION FOR CATECHIST SERVICE TODAY". Many concerns and
challenges are catechistically natural in carrying out their duties and services, so
that the spirit of service decreases. In a progress the Catechist Church has very
large roles and responsibilities, so it is impossible for the Church to live and
develop without the role of catechists in it. Therefore, in the preaching of
catechists, it is necessary to find a figure who can inspire them to carry out their
ministry duties. Starting from these concerns, this thesis intends to inspire
catechists in carrying out their duties and calls as evangelists to keep their spirit
in service.
The main problem in this undergraduate thesis is what kind of inspiration
can be extracted from the self sacrifice of the Apostle Paul based on 2 Corinthians
9: 6-15 to improve catechistical services today. This issue is examined by using a
literature study of the ministry of the Apostle Paul to obtain ministry inspirations,
especially ministry in 2 Corinthians 9: 6-15 which may be useful for catechists to
increase the spirit of service in carrying out their proclamation.
The Apostle Paul was a figure who inspired the catechist ministry of
today, his whole life was given up to proclaim Christ. In proclaiming Christ, Paul
also experienced various difficulties as well as catechists. Paul made many selfsacrifices. He had experienced persecution and prison even in his ministry he was
often refused. Although experiencing various kinds of challenges and difficulties
did not make Paul desperate and even gave up. Paul is an unyielding figure,
Paul's enthusiasm in proclaiming Christ never goes out. Paul is also a person
who is brave and willing to suffer as an evangelist. The Apostle Paul can be an
example of a faithful steward or servant. Therefore, catechists as evangelists are
expected to be able to have the same enthusiasm as the Apostle Paul in order to
increase their spirit of service. Thus, the figure of the catechist who is expected
today is a person who is able to give willingly, serve sincerely, improve the life of
prayer, dare to sacrifice, and be able to be grateful in all things.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang berlimpah penulis haturkan kepada Tuhan Yesus dan
Bunda Maria atas segala berkat, cinta, dan kasih setia yang selalu menyertai dan
mendampingi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“MENGGALI
NILAI
PENGORBANAN
DIRI
DARI
PAULUS
BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG”.
Skripsi ini ditulis berdasarkan pengalaman keprihatinan pelayanan katekis
yang banyak dihadapkan dengan berbagai tantangan zaman. Dengan berbagai
tantangan tersebut banyak katekis tidak mau berkorban diri, mereka melaksanakan
tugas hanya sebatas kewajiban, tidak memandang bahwa tugas tersebut
merupakan tugas yang mulia. Dalam Evangelii Gaudium penulis mengambil
beberapa tantangan zaman yakni: konsumerisme, globalisasi ketidakpedulian,
klerikalisme dan relativisme. Penulis juga mengambil tantangan zaman dalam
Direktorium Formatio Iman yakni: sekularisasi dan sekularisme, pendangkalan
hidup dan budaya instan, krisis iman dan moral: ateisme dan relativisme dan
merebaknya kemiskinan. Dari berbagai tantangan zaman tersebut katekis
diharapkan mampu meyikapinya secara bijaksana dan tetap semangat dalam
melayani meskipun mengalami banyak tantangan pelayanan. Oleh karena itu,
penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mencari dan menemukan inspirasi
pelayanan dari Rasul Paulus sebagai sumber inspirasi bagi pelayanan katekis di
zaman sekarang. Selain itu, skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Dr. Bernadus. Agus Rukiyanto, SJ selaku Kaprodi Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan perhatian dan dukungan
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
2.
St. Eko Riyadi, Ph.D. selaku dosen pembimbing utama yang selalu
memberikan perhatian, meluangkan waktu untuk mendampingi dan
membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberi masukan-masukan,
memotivasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3.
P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si selaku dosen penguji kedua dan dosen
pembimbing akademik yang telah mendukung dan memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini
4.
Y. H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum selaku dosen penguji ketiga yang
telah bersedia membaca, memberikan masukan serta mendampingi penulis
dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.
5.
Y. Kristianto SFK, M.Pd selaku Wakaprodi Pendidikan Agama Katolik, yang
telah memberikan semangat
dan
menyelesaikan penulisan ini.
xi
dukungan kepada penulis
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Seluruh staf dosen dan karyawan, Program Studi Pendidikan Agama Katolik
yang telah mendidik dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan
studi di Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma dengan baik.
7.
Ibu, kakak, adik dan semua keluarga yang memberikan semangat, motivasi,
dukungan moral dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan
sampai pada menyelesaikan skripsi ini.
8.
Seluruh staf perpustakaan Kolese St. Ignatius Kotabaru dan perpustakaan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang murah hati dalam
meminjamkan buku dan melayani dengan baik selama ini.
9.
Teman-teman angkatan 2014 (teristimewa Sr. Maxima PI, Sr. Elisa PPYK,
Sr. Theodora ADM, dan Sr. Helmi FMM) yang selalu memberikan semangat,
motivasi, dorongan serta bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga
skripsi ini selesai.
10. Ibu kost Retno Wulan yang telah menerima dengan baik untuk tinggal di
kostnya selama awal perkuliahan hingga selesai dan teman-teman kost (Sesi,
Cika, Nita, Riana Nana, Arni, Agnes, Niken, Lusi, Maria, Ivon, Ayu, Elis,
Wiwit, Silvia, Fika, Santi, Lestari, Vera dan Nova) yang dengan caranya
sendiri telah membantu penulis selama hidup bersama dalam satu kost
11. Seluruh warga kampus Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah
menemani, memberikan semangat, serta dukungan doa dari awal perkuliahan
hingga penyelesaian skripsi ini.
12. Kepada pihak bidikmisi yang telah memberikan beasiswa kepada penulis dari
awal perkuliahan hingga selasai.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
telah memberikan motivasi serta' bantuan, kepada penulis dari awal
perkuliahan hingga selesai.
Penulis
menyadari skripsi
ini
masih
memiliki
keterbatasan
dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka akan segala kritik, saran dan
masukan yang membangun demi perkembangan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca.
Yogyakarta, 4 Januari 2019
Penulis,
f)
Juli Sunarti
X111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
iv
MOTTO ..........................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
viii
ABSTRACK .....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvii
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang ....................................................................................
1
B. Rumusan Permasalahan .......................................................................
5
C. Tujuan Penulisan .................................................................................
6
D. Manfaat Penulisan ...............................................................................
6
E. Metode Penulisan ................................................................................
7
F. Sistematika Penulisan ..........................................................................
7
BAB II. TANTANGAN ZAMAN MODERN DAN SOSOK KATEKIS
YANG DIBUTUHKAN ....................................................................
A. Tantangan Zaman Menurut Paus Fransiskus dalam Evangelii
Gaudium ................................................................................................
1. Konsumerisme ..................................................................................
xiv
9
10
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Globalisasi Ketidakpedulian .............................................................
13
3. Klerikalisme ......................................................................................
15
4. Relativisme .......................................................................................
17
B. Tantangan Zaman dalam Direktorium Formatio Iman .........................
19
1. Sekularisasi dan Sekularisme ............................................................
19
2. Pendangkalan Hidup dan Budaya Instan ..........................................
20
3. Krisis Iman dan Moral: Ateisme dan Relativisme ............................
22
4. Merebaknya Kemiskinan ..................................................................
23
C. Sosok Katekis di Zaman Sekarang ........................................................
24
1. Sosok Katekis ....................................................................................
24
2. Kepribadian Seorang Katekis ...........................................................
32
3. Spiritualitas Katekis ..........................................................................
34
D. Rangkuman ............................................................................................
40
BAB III. KEUTAMAAN HIDUP DAN KARYA KERASULAN PAULUS
42
A. Identitas Paulus ......................................................................................
43
1. Paulus dari Tarsus ............................................................................
43
2. Orang Farisi .....................................................................................
45
3. Penganiaya Orang Kristen ...............................................................
46
4. Paulus Menuju Damsyik ..................................................................
47
5. Pemberitaan Injil Paulus ..................................................................
49
B. Karya Kerasulan Paulus .........................................................................
52
C. Tafsiran Atas 2 Korintus 9:6-15 ............................................................
56
1. Konteks .............................................................................................
56
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Struktur Teks .....................................................................................
57
3. Penjelasan Teks .................................................................................
59
D. Keutamaan Kerasulan Paulus ................................................................
66
1. Menabur Banyak ...............................................................................
66
2. Memberi dengan Rela .......................................................................
67
3. Tahan Uji .........................................................................................
68
BAB IV. INSPIRASI RASUL PAULUS BAGI PELAYANAN KATEKIS
ZAMAN SEKARANG ...................................................................
A. Menggali Inspirasi dari Rasul Paulus Berdasarkan 2 Kor 9:6-15 ..........
69
70
1. Memberi dengan Rela ........................................................................
70
2. Melayani dengan Tulus .....................................................................
72
3. Hidup dalam Doa ..............................................................................
75
4. Berani Berkorban ..............................................................................
76
5. Bersyukur dalam Segala Hal .............................................................
78
B. Refleksi Kateketis ..................................................................................
80
C. Usulan Program Retret untuk Meningkatkan Semangat Pelayanan Katekis
Paroki St. Alfonsus Nandan Yogyakarta ...............................................
83
1. Latar Belakang Program ....................................................................
83
2. Matriks Usulan Program Retret ........................................................
85
3. Contoh Persiapan Program Retret ......................................................
90
BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 104
A. Kesimpulan ........................................................................................... 104
B. Saran ...................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Ams
: Amsal
Ef
: Efesus
Flp
: Filipi
Gal
: Galatia
Kis
: Kisah Para Rasul
1Kor
: 1Korintus
2Kor
: 2Korintus
Mat
: Matius
Mrk
: Markus
Rm
: Roma
Ul
: Ulangan
Yoh
: Yohanes
B. Singkatan Dokumen
AG
: Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner
Gereja, 7 Desember 1965
CEP
: Congregation for Evangelization of Peoples, (Kongregasi
Evangelisasi Bangsa-bangsa)
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CT
: Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes
Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman
tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.
EG
: Evangelii Gaudium, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang
Sukacita Injil, 24 November 2013.
GS
: Gaudium Et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II
mengenai Gereja di Dunia Dewasa Ini, 7 Desember 1965.
KHK
: Kitab Hukum Kanonik, susunan atau kodifikasi peraturan
kanonik dalam Gereja Katolik, 25 Januari 1983.
RM
: Redemptoris Missio, Ensiklik Bapa Suci Yohanes Paulus II
tentang Amanat Misioner Gereja, 7 Desember 1990.
C. Singkatan Lain
APP
: Aksi Puasa Pembangunan
Art
: Artikel
Bdk
: Bandingkan
BKSN
: Bulan Kitab Suci Nasional
Hal
: Halaman
LAI
: Lembaga Alkitab Indonesia
LBI
: Lembaga Biblika Indonesia
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lih
: Lihat
Kan
: Kanon
KBBI
: Kamus Besar Bahasa Indonesia
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
M
: Masehi
SM
: Sebelum Masehi
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pewartaan Injil oleh Gereja tidak terlepas dari sosok tokoh yang
menginspirasi setiap pewarta saat ini. Salah satu tokoh yang menjadi inspirasi
pewarta Injil sampai saat ini adalah Rasul Paulus. Paulus dikenal sebagai seorang
yang mewartakan Injil kepada segala bangsa. Paulus dipandang sebagai inspirator dan
teladan dalam menyebarkan Injil. Ia adalah orang Yahudi dari suku Benyamin yang
lahir di Kota Tarsus dan dibesarkan di Yerusalem. Lukas mengatakan bahwa Paulus
berkebangsaan Roma (Kis 22). Masa muda dilaluinya sebagai seorang Farisi yang
sangat taat pada Hukum Taurat sehingga hidup rohaninya dibentuk dengan
latarbelakang demikian. Tentunya, lingkungan Yunani dimana ia tinggal pun turut
memberi adil dalam pembentukan hidupnya sehingga walaupun berlatar belakang
Yahudi, ia tetap hidup dalam kebudayaan Yunani. Dengan kata lain, ia tidak berasal
dari Palestina, melainkan wilayah “diaspora”, yaitu jemaat Yahudi yang tinggal di
antara kaum kafir (Jacobs, 1983: 9). Paulus mengikuti jalur pendidikan seorang rabbi
dan untuk itu ia dikirim ke Yerusalem. Di kota itu ia belajar pada Gamaliel, seorang
rabbi dari golongan Farisi yang terkenal pada zamannya (Kis 22:3). Gamaliel adalah
cucu sekaligus penerus ajaran Rabbi Hillel (60 SM-20 M). Berkat pendidikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
diperolehnya, Paulus menjadi “jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya
dengan aku diantara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat
istiadat nenek moyangku” (Gal 1:14). Bahkan, ia berani menyatakan bahwa “tentang
kebenaran dalam menaati hukum Taurat aku tidak bercacat” (Flp 3:6).
Paulus merupakan sosok yang menginspirasi bagi seorang pewarta. Dalam
mewartakan Injil Paulus rela dipenjara dan dianiaya, rela melakukan perjalanan yang
berbahaya demi mewartakan Injil kepada segala bangsa. Semangat Paulus tak pernah
padam bahkan setelah beberapa kali didera dan diterpa bahaya maut (lih. 2 Kor.
11:23-30; Kis 27:27). Sesungguhnya ia dapat mengasihi Kristus sedemikian rupa
karena Yesus terlebih dahulu mengasihi dia. Perjumpaan dengan Kristus di perjalanan
menuju Damsyik mengubah seluruh hidupnya, dan melalui sentuhan kasih Kristus ia
menjadi manusia baru (lih Kis 9:1-19, 22:1-16, 26:9-18). Paulus tidak lagi hidup
menurut pengertian dan kehendaknya sendiri, namun menurut ajaran dan kehendak
Kristus. Keseluruhan jiwa dan kehendaknya begitu terarah kepada Kristus. Semangat
Paulus dalam mewartakan Injil dapat menjadi inspirasi bagi para katekis untuk
melakukan tugas dan perwartaannya di tengah-tengah arus zaman yang terus
berkembang.
Perubahan zaman nampaknya berlangsung semakin cepat. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern senantiasa menjadi bagian dari kehidupan
setiap orang. Teknologi dapat membawa bentuk perubahan di segala bidang
kehidupan termasuk dalam bidang pewartaan. Tatanan ekonomi dan gaya hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
manusia berubah, khususnya di era sekarang perubahan itu semakin cepat. Semua
kemajuan dan perubahan ini bukan tidak membawa masalah. Masalah yang
cenderung dihadapkan pada manusia dalam tantangan zaman ini adalah hidup
materialisme dan hedonisme. Inovasi produk-produk untuk kebutuhan hidup manusia
terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Orang muda maupun dewasa
diperkenalkan dengan barang-barang yang berteknologi.
Ditempat tertentu masih ada katekis yang belum mampu berkorban demi
pelayanannya. Misalnya saja ketika diminta untuk memimpin ibadat lingkungan
masih memikirkan banyak hal, memperhitungkan untung dan ruginya. Berkorban
dalam hal ini bisa saja katekis memberikan waktu dan tenaganya demi pelayanan.
Ketika ditelusuri, ada beberapa faktor penyebab yang membuat para katekis kurang
berkorban. Adapun penyebabnya yaitu, pengorbanan diri dianggap hanya membuang
waktu dan tenaga yang sia -sia. Mereka lebih baik bekerja keras meluangkan waktu
untuk diri dan keluarga mereka daripada untuk Gereja. Kemudian ada alasan lain
bahwa faktor ekonomi tidaklah menjamin kehidupan mereka. Mereka bekerja keras,
meluangkan waktu dan tenaga tetapi mendapatkan upah yang amat minim. Mereka
harus menghidupi keluarga mereka. Jika mereka bekerja lebih banyak untuk Gereja,
bagaimana dengan ekonomi keluarga mereka? Inilah tantangan yang dihadapi zaman
sekarang. Ketekis yang bekerja di Gereja amatlah kecil jumlahnya jika dibandingkan
dengan dunia pekerjaan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa katekis, penulis menemukan
tantangan-tantangan yang para katekis alami saat ini. Tantangan tersebut antara lain
gaji yang rendah sedangkan kebutuhan ekonomi terus meningkat, sebagian orang
tidak tertarik berkumpul untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci, enggan untuk
mengikuti pertemuan lingkungan misalnya ketika ada pendalaman adven,
pendalaman APP, dan ketika pendalaman BKSN, begitu juga jika lingkungan
menanggung tugas koor di gereja sedikit yang ikut mengambil bagian di dalamnya.
Berbagai tantangan tersebut membuat mereka terkadang merasa putus asa bahkan
ingin menyerah. Dalam tantangan tersebut para katekis perlu menyadari tugas dan
tanggungjawab mereka sebagai pewarta. Memang sulit memilih bila dihadapkan
dengan situasi yang sulit, namun karena mereka adalah seorang pewarta
bagaimanapun keadaan dan kondisi bahkan ditolak sekalipun mereka tetap
mewartakan. Ketika mewawancarai katekis penulis mendengar kisah satu ibu yang
membuat penulis merasa sedih sekaligus terharu, yakni ibu ini mengatakan bahwa
dalam pelayanan yang ia berikan seringkali ia tidak mendapatkan upah yang layak
sedangkan ia harus memenuhi kebutuhan keluarga dan kebutuhan keluarga semakin
hari terus meningkat. Namun, meskipun demikian ibu ini terus melayani dan
mewartakan.
Melihat realitas yang ada saat ini, penulis ingin menggali nilai pengorbanan
diri yang ada dalam diri katekis berinspirasi pada nilai-nilai yang dapat ditemukan
dalam surat 2 Kor 9:6-15. Di dalam teks ini, dapat dibaca bagaimana pengorbanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Paulus dalam melayani jemaat, terutama dalam hal pemberitaan Injil. Dari teladan
Paulus ini, para katekis belajar untuk melayani Gereja zaman ini.
Penulis meyakini bahwa nilai pengorbanan diri Paulus sangat menginspirasi
dalam pewartaan Injil. Berdasarkan latar belakang dan fakta-fakta di lapangan yang
penulis temui, penulis ingin mengangkat masalah itu menjadi judul skripsi yaitu:
“MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS BERDASARKAN 2
KOR 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI
ZAMAN SEKARANG.”
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan
yang akan dibahas dalam penulisan ini sebagai berikut:
1. Bagaimana riwayat kerasulan Paulus? Apa nilai-nilai utama yang dihayatinya
dalam kerasulannya?
2. Apakah tantangan-tantangan katekis dalam pelayanan pemberitaan Injil di zaman
sekarang?
3. Inspirasi apakah yang bisa ditimba dari Paulus oleh para katekis dalam hal
pengorbanan diri dalam kerasulan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penulisan ini sebagai berikut:
1. Menguraikan riwayat kerasulan Paulus, nilai-nilai yang dihayati terutama nilai
pengorbanan diri.
2. Menjelaskan sosok katekis dan tantangan-tantangan pelayananya di zaman
sekarang.
3. Memaparkan pengorbanan diri sebagai nilai yang perlu diperjuangkan oleh
seorang katekis dengan mengambil inspirasi dari kerasulan Paulus.
D. Manfaat Penulisan
Adapun beberapa manfaat penulisan sebagai berikut:
1. Menambah wawasaan dan pengetahuan baru bagi para katekis tentang sosok yang
memberikan inspirasi bagi pelayanan katekis di zaman sekarang lewat sosok diri
Paulus.
2. Memberi pengetahuan dan pemahaman baru kepada umat akan siapa itu katekis
dan bagaimana pelayanannya di zaman sekarang, sehingga para katekis juga dapat
menyadari tugas dan tanggungjawab mereka dalam pelayanan yang mereka
berikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Memberi inspirasi kepada para katekis dalam usaha menghayati dan mencintai
tugas dan panggilannya sebagai pewarta sehingga bersemangat dalam melayani
dan mewartakan di tengah-tengah umat.
E. Metode Penulisan
Untuk mengembangkan kerangka pemikiran dalam tulisan ini, penulis
mengadakan riset kepustakaan. Dalam artian, metode yang digunakan oleh penulis
dalam mengembangkan tulisan ini adalah metode analisis deskriptif, yakni penulis
memaparkan hasil yang diperoleh dari studi pustaka.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, penulis menyampaikan pokok-pokok
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I: Dalam bab I ini, penulis akan menjabarkan pendahuluan berupa latar
belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, kajian
pustaka, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II: Dalam bab II ini, penulis akan menguraikan situasi zaman sekarang
yang berkaitan dengan tantangan katekis dan katekis yang seperti apa yang
dibutuhkan di zaman sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB III: Dalam bab III ini, penulis akan membahas tentang riwayat Rasul
Paulus, karya kerasulan Paulus dan tafsiran atas 2 Kor 9:6-15
BAB IV: Pada bab IV ini, penulis akan menemukan inspirasi dari karya
kerasulan Paulus bagi pelayanan katekis di zaman sekarang berdasarkan teks 2 Kor
9:6-15.
BAB V: Pada bab V ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TANTANGAN ZAMAN MODERN DAN SOSOK KATEKIS YANG
DIBUTUHKAN
Kemajuan sebuah Gereja tergantung dari orang yang berperan di dalamnya.
Gereja tidak bisa berkembang sendiri tanpa bantuan dari pihak-pihak yang
berkepentingan di dalamnya; antara lain katekis. Dalam perkembangan Gereja,
kehadiran para katekis telah memberi dampak positif bagi terwujudnya visi dan misi
Gereja. Melihat kontribusi begitu penting dari para katekis, Gereja dengan tegas
mengakui dan mengapresiasi keberhasilan pelayanan mereka. Terutama pada waktu
awal evangelisasi, kehadiran para katekis mempercepat perkembangan Gereja baik
dari segi teritorial maupun dari segi jumlah umat. Karena pelayanan sangat vital bagi
Gereja, para katekis perlu dipersiapkan dengan baik melalui berbagai usaha terusmenerus agar mampu melaksanakan tugas dan pelayanan dalam situasi zaman yang
dihadapi. Oleh karena itu dalam bab ini penulis akan menguraikan tantangantantangan zaman, sosok katekis, kepribadian, dan spritualitas katekis di zaman
sekarang sehingga katekis dapat semakin menyadari peranan mereka dalam sebuah
kemajuan Gereja.
Pembahasan bab II ini dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu bagian pertama
membahas tantangan zaman menurut Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Bagian kedua membahas tentang tantangan arus zaman dalam Direktorium Formatio
Iman. Bagian ketiga membahas sosok katekis di zaman sekarang, yang meliputi
pembahasan tentang sosok katekis, kepribadian seorang katekis, dan spiritualitas
katekis.
A. Tantangan Zaman Menurut Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium
Dewasa ini banyak orang beralih dari gaya hidup tradisional menjadi modern.
Bahkan banyak dari antara mereka mulai meninggalkan nilai-nlai kebudayaan
Indonesia. Norma dan adat istiadat mulai terkikis. Banyak juga gaya hidup yang
bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani. Zaman yang terus berkembang ini membuat
manusia semakin dihadapkan pada berbagai tantangan. Tantangan-tantangan tersebut
dapat menghambat perkembangan iman dan spiritualitas di zaman sekarang. Manusia
perlu mengenali berbagai tantangan tersebut agar mampu menghadapinya. Terutama
untuk para pemberita Injil. Mereka harus peka dan tanggap terhadap situasi zaman.
Dalam pembahasan tantangan zaman ini, penulis mengambil beberapa
tantangan zaman dalam dokumen Evangelii Gaudium. Mengapa penulis mengambil
tantangan zaman dalam Evangelii Gaudium? Karena dokumen ini merupakan
dokumen yang ditulis oleh bapa suci tentang pemberitaan Injil di dunia modern dan
ketekis merupakan salah satu pemberita Injil di dunia modern. Kemudian ditunjukan
oleh bapa suci tantangan-tantangan Gereja di dunia modern, yang tentunya juga
menjadi tantangan-tantangan pemberita Injil di zaman sekarang. Beberapa tantangan
zaman dalam EG dapat penulis uraikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1. Konsumerisme
Konsumerisme merupakan sebuah “cara hidup (a way of life), dengan kata
lain sebuah gaya hidup yang terpenuhi dengan mengomsumsi secara berlebihan”
(Soedjatmiko Haryanto, 2008: 29). Ada orang dengan tingkat konsumsi yang
melampaui batas. Manusia terkadang dipandang sebagai barang yang dapat
diperjualbelikan dan dapat ditukar, sehingga lahir dalam diri manusia sifat dan
tindakan manipulasi sesama. Manusia tidak lagi dianggap sebagai makhluk yang
berharga, manusia dipandang tidak mempunyai kehendak bebas. Ia diterima oleh
orang sekitar karena ia berguna, setelah tidak lagi berguna maka ia akan dibuang.
Dalam Evangelii Gaudium, Paus Fransiskus menyebutkan gaya hidup seperti ini
sebagai “budaya sekali pakai lalu dibuang” (EG, art. 53).
Paus Fransiskus mengatakan tentang bahaya besar dalam dunia sekarang ini
dalam artikel berikut;
Bahaya besar dalam dunia sekarang ini, yang diliputi oleh konsumerisme,
adalah kesedihan dan kecemasan yang lahir dari hati yang puas diri namun
tamak, pengejaran akan kesenangan sembrono dan hati nurani yang tumpul.
Ketika kehidupan batin kita terbelenggu dalam kepentingan dan
kepeduliannya sendiri, tak ada lagi ruang bagi sesama, tak ada tempat bagi si
miskin papa. Suara Allah tak lagi didengar, sukacita kasih-Nya tak lagi
dirasakan, dan keinginan untuk berbuat baik pun menghilang. Ini merupakan
bahaya yang sangat nyata bagi kaum beriman. Banyak orang menjadi korban,
dan berakhir dengan rasa benci, marah, dan lesu. (EG, art. 2).
Tantangan zaman seperti yang diungkapkan Paus Fransiskus dalam artikel di
atas membuat manusia tidak lagi peduli terhadap sesamanya. Manusia lebih memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
untuk mencari kebahagiaan masing-masing tanpa mempedulikan kebutuhan sesama
di sekitar. Gaya konsumtif seperti ini mengabaikan orang miskin dan terlantar. Semua
yang dia miliki adalah untuk dirinya sendiri, untuk kepuasan jasmaninya semata.
Gaya hidup seperti ini bukanlah gaya hidup yang terpuji, banyak orang menjadi
korban bahkan berakhir dengan rasa benci. Hal seperti ini membuat hidup manusia
berada dalam ruangnya masing-masing.
Artikel dalam Evangelii Gaudium oleh Puas Fransiskus berikut mengatakan:
Mekanisme ekonomi dewasa ini meningkatkan konsumsi berlebihan, namun
jelas bahwa konsumerisme tak terkendali yang bergandengan dengan
ketidaksetaraan terbukti dua kali lipat merusak struktur sosial. Kesenjangan
sosial akhirnya menimbulkan kekerasan, yang tidak pernah dan tidak akan
mampu dipecahkan oleh perlombaan senjata. Perlombaan senjata hanya
memberikan harapan palsu kepada mereka yang menuntut peningkatan
keamanan, meskipun sekarang ini kita tahu bahwa persenjataan dan
kekerasan, alih-alih memberikan solusi, justru menciptakan konflik-konflik
baru yang lebih serius. (EG, art. 60).
Dalam artikel di atas jelas dikatakan bahwa konsumerisme yang berlebihan
dapat merusak struktur sosial yang memunculkan kesenjangan sosial. Kesenjangan
sosial dapat membuat hubungan antar sesama manusia semakin jauh. Kesenjangan
sosial juga dapat menimbulkan kekerasan, sehingga terjadi ketidakseimbangan, maka
timbullah sikap kurang perhatian dan kasih kepada sesama. Hal seperti ini membuat
manusia tidak lagi menghargai hidup yang lebih berharga dari pada barang-barang
duniawi yang hanya bersifat sementara. Dengan egoisme masing-masing, manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
semakin bersaing dalam berbagai hal, maka tidak jarang timbul konflik yang
berlebihan dan orang bermusuhan satu sama lain.
2. Globalisasi Ketidakpedulian
Kata “Globalisasi” berasal bahasa Inggris globalizatio yang berarti suatu
proses pelebaran pada elemen-elemen baru baik gaya hidup, pemikiran teknologi
maupun informasi tanpa ada batasan negara atau mendunia. Globalisasi bisa diartikan
sebagai suatu proses di mana batas-batas di dalam suatu negara akan bertambah
sempit karena terdapat kemudahan di dalam melakukan interaksi antar negara di
bidang perdagangan, informasi, gaya hidup dan dalam bentuk interaksi yang lainnya.
Globalisasi juga bisa diartikan menjadi suatu proses di mana di dalam
kehidupan sehari-hari, ide-ide dan informasi akan menjadi tolak ukur standar pada
seluruh dunia. Proses tersebut itu diakibatkan karena berkembang pesatnya teknologi
komunikasi, informasi dan transportasi dan aktivitas ekonomi yang telah memasuki
pasar
dunia,
(http://pengertian.website/pengertian-globalisasi-pengaruh-dan-
dampaknya/ diunggah pada 21 Juni 2018).
Paus Fransiskus dalam artikel EG berikut ini mengatakan:
Dalam budaya yang dominan dewasa ini, prioritas diberikan kepada hal yang
lahiriah, langsung, terlihat, cepat, dangkal, dan sementara. Yang nyata
memberi tempat kepada yang kelihatan. Di banyak negara globalisasi berarti
kemerosotan yang berlangsung begitu cepat dari akar budaya mereka sendiri
dan invasi cara berpikir dan bertindak yang dimiliki budaya lain secara maju,
tetapi secara etis lemah (EG, art. 62). Individualisme zaman pasca-modern
dan globalisasi menyukai cara hidup yang melemahkan pengembangan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
stabilitas hubungan antar-pribadi dan merintangi ikatan-ikatan keluarga (EG,
art. 67).
Dalam artikel di atas, Paus Fransiskus menegaskan bahwa globalisasi tidak
selalu membawa dampak yang baik bagi perkembangan pribadi manusia. Globalisasi
dapat membawa dampak kemerosotan. Oleh karena itu, orang lebih menyukai hal-hal
yang lahiriah semata, langsung, terlihat, dan cepat, sehingga timbul kedangkalan
hidup dan hanya bersifat sementara. Hal tersebutlah yang membuat globalisasi
berdampak tidak baik. Selain itu, globalisasi juga membuat hubungan antar pribadi
melemah, ikatan-ikatan keluarga pun tidak lagi dipandang sebagai hal yang sangat
berharga dan dibangun terus-menerus. Globalisasi cenderung dapat mendekatkan
yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Orang tidak lagi saling bertukar pikiran atau
pendapat karena orang sibuk dengan dunianya masing-masing. Gaya hidup seperti ini
membuat orang tidak lagi menganggap relasi dan komunikasi yang sudah lama
terjalin sebagai hal yang berharga yang perlu dipertahankan. Karena sibuk dengan
dunianya masing-masing mereka tidak lagi peka terhadap kebutuhan sesama di
sekitar.
Paus Fransiskus dalam EG mengutarakan bahwa “untuk mempertahankan
antusiasme
demi
cita-cita
egois
itu,
telah
mengembangkan
globalisasi
ketidakpedulian” (EG, art. 54). Dari artikel tersebut mau menjelaskan bahwa tanpa
disadari pada akhirnya kita tidak mampu merasakan belas kasihan kepada sesama
yang miskin dan tidak merasa perlu membantu mereka. Budaya seperti ini telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mematikan perasaan kita dan kita bergairah ketika pasar menawarkan sesuatu untuk
dibeli. Budaya ketidakpedulian seperti inilah yang membuat manusia semakin egois,
kasih kepada sesama yang membutuhkan diabaikan sehingga hanya mementingkan
kesenangannya belaka.
3. Klerikalisme
Pada hakikatnya, klerikalisme merupakan sikap yang memisahkan klerus
(para pelayan tertahbis) dari umat, memandang umat sebagai bawahan yang harus
siap mendengar keputusan yang telah diambil, serta cenderung otoriter. Dari sudut
kaum awam, klerikalisme adalah “sikap menempatkan para pelayan tertahbis sebagai
tuan
yang
selalu
harus
diikuti
kehendak
dan
keinginannya”
(http://daiwithin16.blogspot.com/2015/10/klerikalisme.html, diunggah pada 21 Juni
2018). Dalam tulisan berikut Prakosa Heru (2015: 33) mengatakan bahwa:
klerikalisme tidak lebih daripada keyakinan dan prilaku yang dominan di
antara kaum klerus sedemikian rupa sehingga mereka melihat diri sebagai
pihak yang berbeda, terpisah dan tak tersentuh oleh norma-norma, aturanaturan dan konsekuensi-konsekuensi yang berlaku bagi setiap orang di dalam
masyarakat Gerejani.
Dalam kalimat di atas jelas dikatakan klerikalisme merupakan sikap melihat
bahwa diri mereka itu berbeda dari yang lain, mereka juga terpisah dari aturan-aturan
yang berlaku dalam Gereja. Dari hal tersebut dapat dikatakan adanya pengkotakan
dalam diri klerus dengan umat. Suharyo Ignatius (2017: 4) dalam tulisannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mengatakan bahwa klerikalisme dapat menimbulkan “sikap merasa diri lebih
daripada yang lain dan paling paham tentang sabda dan kehendak Allah”.
Paus Fransiskus dalam artikel EG mengatakan hal sebagai berikut:
Kesadaran kaum awam akan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai
anggota Gereja yang telah menerima rahmat baptis dan penguatan membuat
mereka siap untuk terlibat dalam melayani sesama umat dalam dunia
pewarta. Namun dalam beberapa kasus, kaum awam tidak diberi pembinaan
yang perlu untuk mengemban tanggung jawab-tanggung jawab yang penting,
hal ini terjadi karena dalam Gereja partikular mereka tidak mendapatkan
ruang untuk berbicara dan bertindak karena klerikalisme berlebihan yang
menjauhkan mereka dari pengambilan keputusan (EG, art. 102).
Dalam artikel di atas dijelaskan bahwa kaum awam tidak diberikan
pembinaan yang memadai sesuai dengan peran mereka. Tidak hanya itu, dijelaskan
juga bahwa kaum awam tidak mendapatkan ruang dalam pengambilan keputusan
karena masih ada anggapan bahwa kaum tertahbislah yang memegang peranan
penting dalam Gereja sehingga kaum awam (termasuk para katekis) tidak diberi
ruang untuk mendapatkan pembinaan yang layak dan pengambilan keputusan yang
bebas, sehingga pengetahuan mereka pun tidak berkembang dengan begitu baik. Hal
seperti ini dapat menyebabkan orang tidak mau terlibat aktif dalam membangun
Gereja.
Dalam Konsili Vatikan II, kaum awam dibicarakan terkait dengan martabat
Kristiani berkat sakramen pembaptisan, peristiwa iman secara personal ketika setiap
orang yang dibaptis bersatu dengan Kristus. Martabat demikian menunjukkan
panggilan ke hidup suci sebagai kesempurnaan hidup Kristiani. Kedudukan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
martabat paling luas dan mendasar disebut dalam Lumen Gentium art 30 “Segala
sesuatu yang telah dikatakan tentang Umat Allah sama-sama dimaksudkan bagi kaum
awam pria maupun wanita, mengingat kedudukan dan perutusan mereka”. Dalam
penjelasan tersebut dikatakan bahwa kaum awam juga memiliki kedudukan dan
perutusan yang juga sama melayani sebagai umat Allah. Kaum awam juga memberi
sumbangan untuk kesejahteraan seluruh Gereja. Konsekuensi bagi peran kaum awam
merupakan tugas kerasulan yang sungguh amat dibutuhkan Gereja demi tugas
perutusan Gereja dunia. Di banyak daerah jumlah imamnya sedikit sehingga tanpa
para awam, Gereja tidak bisa hadir dan aktif.
4. Relativisme
Relativisme secara umum dapat didefinisikan sebagai penolakan terhadap
bentuk kebenaran universal tertentu. Kesamaan yang dimiliki oleh semua bentuk dan
sub bentuk. Relativisme adalah keyakinan bahwa sesuatu bersifat relatif terhadap
prinsip tertentu dan penolakan bahwa prinsip itu mutlak benar atau paling salah
(Shomali, Mohammad, 2005: 31). Dalam Evangelii Gaudium Paus Fransiskus
menjelaskan bahwa “sikap hidup relativisme melakukan tindakan seakan-akan Allah
tidak ada, membuat keputusan seolah-olah kaum papa tidak ada, menentukan tujuan
hidup seolah-olah orang lain tidak ada, dan bekerja seakan-akan orang belum
menerima Injil (EG, art. 80). Manusia memikirkan pandangannya sendiri tanpa
melihat dari sudut padang orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pengaruh relativisme saat ini sedang melanda umat manusia seluruh dunia,
bahkan telah menyusup ke dalam Gereja. Paham relativisme yang telah menyusup ke
dalam Gereja tanpa disadari adalah orang Kristiani zaman sekarang semakin malas
membaca Kitab Suci. Orang Kristiani sekarang lebih suka mendengarkan khotbah
dari pada membaca Kitab Suci sendiri. Dampak tersebut membuat orang Kristiani
tidak dapat membedakan manakah ajaran dari sinkritisme (mencampur aduk ajaran
Kristiani dengan ajaran lainnya, misalnya ilmu kebatinan, perdukunan, dan lain
sebagainya). Orang Kristiani malas menelaah Kitab Suci secara langsung, maka
hanya menelan secara langsung setiap ajaran, tanpa peduli apakah suatu ajaran
berdasarkan ajaran Kitab Suci atau perkataan manusia. Dari contoh ini dapat dilihat
bahwa adanya relativisme: para pemimpin Kristiani menyerukan bahwa membawa
Kitab Suci penting, sedangkan orang Kristiani sendiri menganggap tidak penting.
Paus Fransiskus dalam EG mengatakan:
Kadangkala tantangan berbentuk serangan-serangan nyata terhadap kebebasan
beragama atau penganiayaan baru yang ditujukan pada umat Kristiani; di
beberapa negara serangan-serangan tersebut sudah mencapai tingkat
kebencian dan kekerasan yang mengkhawatirkan. Di banyak tempat,
masalahnya terutama adalah meluasnya ketidakpedulian dan relativisme, yang
terkait dengan kekecewaan dan krisis ideologi yang telah muncul sebagai
reaksi atas segala sesuatu yang terlihat totaliter. Hal ini tidak hanya
membahayakan Gereja, tetapi juga struktur masyarakat secara keseluruhan
(EG, art. 61). Relativisme juga terus-menerus berkembang sehingga
menyuburkan disorientasi hidup baik secara umum maupun secara khusus di
kalangan remaja dan kalangan dewasa muda, yang sangat rentan terhadap
berbagai perubahan (EG, art. 64).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kemajuan zaman yang terus berubah membuat kehidupan manusia juga
berubah. Setiap pribadi manusia ingin membangun kebenarannya sendiri-sendiri
tanpa bekerjasama dengan orang lain, sehingga apa yang dicita-citakan secara
bersama-sama tidak tercapai. Dalam artikel di atas dijelaskan bahwa kehidupan orang
Kristiani terancam mengarah pada kekhawatiran-kekhawatiran yang berlebihan.
Orang tidak bebas dalam beragama sehingga timbul rasa benci bahkan juga tindakkan
kekerasan. Ancaman ini mengarah pada kaum muda yang menjadi masa depan
Gereja.
B. Tantangan Zaman dalam Direktorum Formatio Iman
Menimbang zaman adalah melihat secara kritis segala keadaan dan perkembangan
zaman yang menjadi konteks hidup umat dan masyarakat dalam menghayati dan
menghidupi imannya. Direktorium Formatio Iman secara khusus membahas
tantangan arus zaman yang tidak mudah untuk disikapi. Pada bagian ini penulis akan
memaparkan beberapa tantangan arus zaman menurut Direktorium Formatio Iman.
1. Sekularisasi dan Sekularisme
Sekularisasi adalah arus zaman yang secara mendasar mempengaruhi
kehidupan manusia dari berbagai bidang, baik secara rohani maupun duniawi
(Direktorium Formatio Iman, 2014: 11). Sekularisasi adalah proses penemuan jati
diri dunia yang otonom. Otonom berarti manusia memiliki hukum dan nilainya
sendiri yang sedikit demi sedikit harus dikenal, dimanfaatkan dan makin diatur oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
manusia yang selaras dengan kehendak Sang Pencipta. Sekularisasi tidak selalu
berdampak baik bagi kehidupan rohani manusia. Pada akhirnya sekularisasi
melahirkan suatu pandangan dan prilaku bahwa karena otonom segala ciptaan tidak
tergantung dari Allah dan manusia bisa menggunakan sedemikian rupa tanpa relasi
dengan Allah. Paham ini merupakan suatu ideologi tertutup yang memutlakkan
otonomi duniawi tanpa keterbukaan dengan yang Ilahi (Direktorium Formatio Iman,
2014: 11). Inilah yang disebut dengan sekularisme yang berarti manusia bertindak
sekehenda