Usaha memahami pewartaan Santo Paulus Rasul untuk meningkatkan pelayanan para katekis zaman sekarang.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah Usaha Memahami Pewartaan Santo Paulus Rasul
untuk Meningkatkan Pelayanan Para Katekis Zaman Sekarang. Judul ini
dipilih berdasarkan keprihatinan penulis terhadap para katekis part time yang
kurang memiliki pengetahuan mengenai katekese dan kurang memiliki semangat
pelayanan. Dalam pewartaan para katekis perlu menemukan seorang tokoh yang
mampu menginspirasi untuk melaksanakan pelayanan iman kepada umat. Bertitik
tolak pada keprihatinan ini, maka skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran kepada para katekis mengenai kehidupan Paulus Rasul sebagai sosok
yang memiliki sikap totalitas, berani, dan rela menderita sebagai seorang pewarta.
Oleh karena itu, katekis diharapkan mampu memiliki semangat yang sama seperti
Rasul Paulus untuk semakin meningkatkan pelayanan iman. Dengan demikian,
sosok katekis yang diharapkan umat zaman sekarang adalah sosok katekis yang
memiliki semangat pelayanan dengan menggunakan hati, memiliki hati untuk

kebaikan dan perkembangan iman umat, menjadi fasilitator yang baik sehingga
tercipta komunikasi iman, menjadi pendengar yang baik, kreatif, inovatif, tidak
gaptek, memiliki semangat rela berkorban, setia, siap diutus, dan mampu
merefleksikan pengalaman hidupnya, serta mampu menjadi saksi yang hidup bagi
umat yang dilayani.
Persoalan pokok skripsi ini adalah bagaimana pewartaan Rasul Paulus
menjadi inspirasi bagi katekis. Melalui studi pustaka yang dilakukan penulis
mengenai sosok Paulus yang diwartakan oleh Perjanjian Baru dan lebih-lebih oleh
para ahli penulis menemukan bahwa totalitas pewartaan yang dilakukan oleh
Paulus sungguh-sungguh memberi inspirasi untuk meningkatkan pelayanan iman
katekis di zaman sekarang.
Studi kajian pustaka yang dilakukan terhadap Rasul Paulus menunjukkan
bahwa katekis sebagai
seorang pewarta yang dipanggil secara khusus
mewartakan Kristus kepada umat perlu memiliki kualitas hidup seperti Rasul
Paulus. Karena menjadi katekis merupakan panggilan Allah maka pewartaan iman
atau katekese merupakan tugas perutusan yang harus dilaksanakan dan sekaligus
menjadi keyakinan yang mengandung konsekuensi karena begitu banyak
tantangan yang dihadapi umat di lingkungan. Pengalaman rohani Rasul Paulus
sebagai kekuatan dan daya dorong seluruh perjuangannya mewartakan Injil dan

mencintai Kristus.
Karena itu, sudah saatnya para katekis, khususnya
sukarelawan (part time) menyadari pentingnya model pewartaan Paulus Rasul,
sekaligus menginspirasi dalam pelayanannya di zaman sekarang.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
The title of this thesis is the effort to understanding the proclamation of St.
Paul the Apostle to Improve Services The Catechist today. This titles have been
based on concerns of the author of the part-time catechists who lack knowledge of
catechesis and lack the spirit of service. In the proclamation of catechists need to
find a figure who can inspire faith to carry out services to the people. Focused on

these concerns, the paper is intended to give an overview to the catechists of the
life of the Apostle Paul as someone who has the attitude totality, courageous, and
willing to suffer as a herald. Therefore, catechists are expected to have the same
spirit as the Apostle Paul to further improve the service of the faith. Thus, a figure
which is expected catechists people today is the figure of catechists who have the
spirit of service by using the heart, have a heart for the good and development of
the faith of the people, be good facilitator so as to create communication faith, be
a good listener, creative, innovative, not clueless , has a spirit of sacrifice, loyal,
ready sent, and able to reflect on their life experiences, and able to be a living
witness to the people it serves.
A key issue for this paper is how the preaching of the Apostle Paul was
the inspiration for the catechist. Through literature study conducted by the author
regarding the figure of Paul preached by the New Testament and the more so by
the expert authors found that the totality of the proclamation made by Paul really
inspiring to improve services catechists faith today.
Study of literature review conducted on Paul indicates that the catechist as
a preacher who was called specifically to proclaim Christ to the people need to
have a quality of life as the Apostle Paul. Due to being a catechist is God's call it
preaching or catechesis faith is a mission that must be implemented and also
become beliefs have consequences because so many challenges facing the people

in the neighborhood. The Apostle Paul's spiritual experience as the power and
thrust the entire struggle to proclaim the Gospel and love of Christ. Therefore, it is
time catechists, particularly volunteers (part time) realize the importance of a
model proclamation of Paul the Apostle, at once inspiring in his ministry today.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

USAHA MEMAHAMI PEWARTAAN SANTO PAULUS RASUL
UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PARA KATEKIS
ZAMAN SEKARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Disusun oleh:
Maria Herlina Nahak
NIM: 101124017

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


M OT O

“Hanya satu yang perlu: Pilihlah bagian
terbaik yang tidak akan
diambil dari padamu” (Thomas Keating, The Better part).

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan dengan penuh cinta dan senyum buat
Benediktus Nahak dan Ibu Maria Luruk. Ayah dan Ibu, tersenyumlah selalu saat
kamu melihat putri sulungmu gagal menyelesaikan semuanya dengan sempurna!
Adik-adikku, Darius James Nahak, Emilia Yuneta Nahak, dan Yanuaria

Marsela Nahak adalah orang-orang yang patut mendapatkan persembahanku ini.
Bahagia sekali rasanya selalu menyebut namamu. Tidak bisa dilupakan juga,
keponakanku Maximinus Novan Nahak yang selalu memberikan senyum
kepolosan untuk semangatku.
Yogyakarta, 13 April 2015
Penulis

Maria Herlina Nahak

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 April 2015
Penulis

Maria Herlina Nahak

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:

Nama

: Maria Herlina Nahak

Nomor Mahasiswa

: 101124017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:
USAHA MEMAHAMI PEWARTAAN SANTO PAULUS RASUL
UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PARA KATEKIS
ZAMAN SEKARANG
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarya,
Pada tanggal, 13 April 2015
Yang menyatakan,

(Maria Herlina Nahak)

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah Usaha Memahami Pewartaan Santo Paulus Rasul
untuk Meningkatkan Pelayanan Para Katekis Zaman Sekarang. Judul ini
dipilih berdasarkan keprihatinan penulis terhadap para katekis part time yang
kurang memiliki pengetahuan mengenai katekese dan kurang memiliki semangat
pelayanan. Dalam pewartaan para katekis perlu menemukan seorang tokoh yang
mampu menginspirasi untuk melaksanakan pelayanan iman kepada umat. Bertitik
tolak pada keprihatinan ini, maka skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran kepada para katekis mengenai kehidupan Paulus Rasul sebagai sosok
yang memiliki sikap totalitas, berani, dan rela menderita sebagai seorang pewarta.
Oleh karena itu, katekis diharapkan mampu memiliki semangat yang sama seperti
Rasul Paulus untuk semakin meningkatkan pelayanan iman. Dengan demikian,
sosok katekis yang diharapkan umat zaman sekarang adalah sosok katekis yang
memiliki semangat pelayanan dengan menggunakan hati, memiliki hati untuk
kebaikan dan perkembangan iman umat, menjadi fasilitator yang baik sehingga
tercipta komunikasi iman, menjadi pendengar yang baik, kreatif, inovatif, tidak
gaptek, memiliki semangat rela berkorban, setia, siap diutus, dan mampu
merefleksikan pengalaman hidupnya, serta mampu menjadi saksi yang hidup bagi
umat yang dilayani.
Persoalan pokok skripsi ini adalah bagaimana pewartaan Rasul Paulus
menjadi inspirasi bagi katekis. Melalui studi pustaka yang dilakukan penulis
mengenai sosok Paulus yang diwartakan oleh Perjanjian Baru dan lebih-lebih oleh
para ahli penulis menemukan bahwa totalitas pewartaan yang dilakukan oleh
Paulus sungguh-sungguh memberi inspirasi untuk meningkatkan pelayanan iman
katekis di zaman sekarang.
Studi kajian pustaka yang dilakukan terhadap Rasul Paulus menunjukkan
bahwa katekis sebagai
seorang pewarta yang dipanggil secara khusus
mewartakan Kristus kepada umat perlu memiliki kualitas hidup seperti Rasul
Paulus. Karena menjadi katekis merupakan panggilan Allah maka pewartaan iman
atau katekese merupakan tugas perutusan yang harus dilaksanakan dan sekaligus
menjadi keyakinan yang mengandung konsekuensi karena begitu banyak
tantangan yang dihadapi umat di lingkungan. Pengalaman rohani Rasul Paulus
sebagai kekuatan dan daya dorong seluruh perjuangannya mewartakan Injil dan
mencintai Kristus.
Karena itu, sudah saatnya para katekis, khususnya
sukarelawan (part time) menyadari pentingnya model pewartaan Paulus Rasul,
sekaligus menginspirasi dalam pelayanannya di zaman sekarang.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
The title of this thesis is the effort to understanding the proclamation of St.
Paul the Apostle to Improve Services The Catechist today. This titles have been
based on concerns of the author of the part-time catechists who lack knowledge of
catechesis and lack the spirit of service. In the proclamation of catechists need to
find a figure who can inspire faith to carry out services to the people. Focused on
these concerns, the paper is intended to give an overview to the catechists of the
life of the Apostle Paul as someone who has the attitude totality, courageous, and
willing to suffer as a herald. Therefore, catechists are expected to have the same
spirit as the Apostle Paul to further improve the service of the faith. Thus, a figure
which is expected catechists people today is the figure of catechists who have the
spirit of service by using the heart, have a heart for the good and development of
the faith of the people, be good facilitator so as to create communication faith, be
a good listener, creative, innovative, not clueless , has a spirit of sacrifice, loyal,
ready sent, and able to reflect on their life experiences, and able to be a living
witness to the people it serves.
A key issue for this paper is how the preaching of the Apostle Paul was
the inspiration for the catechist. Through literature study conducted by the author
regarding the figure of Paul preached by the New Testament and the more so by
the expert authors found that the totality of the proclamation made by Paul really
inspiring to improve services catechists faith today.
Study of literature review conducted on Paul indicates that the catechist as
a preacher who was called specifically to proclaim Christ to the people need to
have a quality of life as the Apostle Paul. Due to being a catechist is God's call it
preaching or catechesis faith is a mission that must be implemented and also
become beliefs have consequences because so many challenges facing the people
in the neighborhood. The Apostle Paul's spiritual experience as the power and
thrust the entire struggle to proclaim the Gospel and love of Christ. Therefore, it is
time catechists, particularly volunteers (part time) realize the importance of a
model proclamation of Paul the Apostle, at once inspiring in his ministry today.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini merupakan suatu pergumulan
dalam menerima dan memaknai kehidupan secara lebih matang. Saya boleh jujur
bahwa proses penulisan skripsi ini sungguh melelahkan diri. Bahkan, banyak hal
yang rasanya buntu dan hampir mustahil menyelesaikan skripsi ini. Namun,
penulis menyadari bahwa rahmat Tuhan senantiasa mencukupi setiap kesempatan,
harapan, perjuangan, dan situasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Karena itu,
penulis menghaturkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
penyelenggaraan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Usaha
Memahami Pewartaan Paulus Rasul untuk Meningkatkan Pelayanan Para Katekis
Zaman Sekarang” dengan berhasil. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi strata satu dan meraih gelar sarjana pendidikan sesuai
kurikulum Progran Studi Ilmu Pendidikan, Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.
Penulis menyadari pula bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena
bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih berlimpah kepada:
1.

Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ, M. Ed., Ketua Program Studi IPPAK
yang telah mendampingi dan mendukung penulis secara akademis selama
penulis menempuh pendidikan di Program Studi IPPAK, USD Yogyakarta;
sekaligus Dosen Pembimbing utama yang dengan pengertian dan kesabaran
membimbing, memotivasi, berdiskusi, dan memberi berbagai masukan yang
sangat berharga bagi penulis sejak proses awal hingga akhir penulisan
skripsi ini.

2.

Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum., Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing dan memberi masukan yang berharga bagi penulis
sehingga penulisan skripsi ini dapat dikerjakan dengan baik.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.

Dr. Rukiyanto, SJ, selalu dosen penguji III yang telah memberikan
perhatian,

bimbingan,

dukungan

dan

semangat

dalam

mempertanggungjawabkan skripsi ini.
4.

Segenap dosen Program Studi IPPAK yang telah mendidik, mengarahkan,
dan menuntun penulis selama masa studi dan berproses bersama dalam
usaha mendalami berbagai ilmu pendidikan Agama Katolik, sebagai bekal
dan harta berharga bagi penulis untuk terjun ke dunia pendidikan yang
sesungguhnya sebagai guru dan pendidik.

5.

Bapak Ambrosius Widiastono, pegawai sekretariat Program Studi IPPAK
yang dengan sabar memberikan pelayanan kepada penulis dalam
menyelesaikan berbagian urusan administratif.

6.

Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan FKIP USD yang telah mendukung proses
intelektual dan perkembangan jati diri penulis selama penulis bergelut di
berbagai kegiatan akademik dan non akademik di FKIP USD

7.

Teman-teman mahasiswa IPPAK Angkatan 2010, khususnya Sr Felisitas,
PIJ yang selalu membagikan dukungan selama proses belajar di IPPAK.

8.

Penulis juga mengucapkan terima kasih berlimpah kepada orang tua, adikadik, dan sahabat-kenalan yang tidak sempat saya sebutkan namanya, yang
telah memberi dukungan, doa dan perhatian dalam penulisan skripsi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Karena itu, masukan dan kritikan yang konstruktif sangat dibutuhkan oleh
penulis.
Yogyakarta, 13 April 2015
Penulis

Maria Herlina Nahak

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
MOTO ..................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN................................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vii
ABSTRAK ..........................................................................................................viii
ABSTRACT ...........................................................................................................ix
PENGANTAR ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 6
D. Manfaat Penulisan................................................................................... 7
E. Metode Penulisan .................................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 8
BAB II. GAMBARAN KEHIDUPAN SANTO PAULUS RASUL DAN
PEWARTAANNYA ............................................................................................ 9
A. Gambaran Hidup Santo Paulus Rasul ...................................................... 9
1. Paulus dari Tarsus .............................................................................. 10
2. Masa Muda Paulus dan Pekerjaannya Sebelum Bertobat .................... 12
a. Masa Muda Paulus ......................................................................... 12
b. Pekerjaan Paulus Sebelum Bertobat ............................................... 14
3. Pertobatan Paulus ............................................................................... 17
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Paulus dan Ananias ............................................................................ 21
5. Paulus Mulai Berkotbah ..................................................................... 21
B. Rasul Paulus dalam Gereja Purba ........................................................... 23
1. Latar Belakang Gereja Purba .............................................................. 23
2. Paulus dan jemaat Purba ..................................................................... 26
C. Rasul Paulus Sebagai Pewarta ............................................................... 31
1. Paulus Mengandalkan Karya Roh kudus ............................................. 31
2. Pewartaan Paulus di antara Orang Non Yahudi ................................... 32
3. Santo Paulus Mewartakan Yesus Kristus ............................................ 35
a. Pewartaan Paulus Tentang Yesus sebagai Kristus ........................... 36
b. Pewartaan Paulus Tentang Wafat dan Kebangkitan Kristus ............ 38
c. Pewartaan Paulus Tentang Iman ..................................................... 39
d. Pewartaan Paulus Tentang Keselamatan......................................... 46
4. Paulus Menjadi Teladan Jemaat ......................................................... 47
BAB III. SOSOK KATEKIS DAN PELAYANAN
DI ZAMAN SEKARANG .................................................................................. 49
A. Sosok Katekis ........................................................................................ 49
1. Siapa itu Katekis ................................................................................ 50
2. Syarat Menjadi Katekis ...................................................................... 53
B. Spiritualitas Katekis ............................................................................... 60
1. Spiritualitas Kristiani .......................................................................... 60
2. Spritualitas Katekis ............................................................................ 63
C. Pelayanan Katekis di Zaman Sekarang ................................................... 65
1. Hakikat Pelayanan .............................................................................. 65
2. Keadaan Hidup Umat di Zaman Sekarang .......................................... 66
3. Persoalan dan Harapan Umat Zaman Sekarang ................................... 71
4. Sosok Katekis yang dibutuhkan Umat ................................................ 74
a. Katekis yang Peka Mengenal Keadaan Umat ................................. 74
b. Katekis yang Mampu Menjawab Kebutuhan Umat......................... 75
c. Katekis yang Berhati Bijak, Cerdas dan Humanis ........................... 76
5. Tugas Pelayanan dan Belajar dari Santo Paulus Rasul ........................ 77
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

a. Belajar dari Santo Paulus Rasul ...................................................... 77
b. Paulus Sang Pelayanan .................................................................. 80
c. Tugas Pelayanan Katekis ............................................................... 85
D. Pokok-pokok Pewartaan Paulus sebagai Inspirasi Katekis
dalam Pelayanan .................................................................................... 89
1. Panggilan Menjadi Rasul ................................................................... 90
2. Hidup untuk Kristus ........................................................................... 96
3. Hati yang Selalu Percaya .................................................................... 98
4. Bersatu dengan Kristus ...................................................................... 101
5. Mewartakan Injil ............................................................................... 105
BAB IV. KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI
USAHA MEMBANTU KATEKIS DALAM MENINGKATKAN
PELAYANAN IMAN ZAMAN SEKARANG ................................................. 108
A. Komponen Pokok-pokok Katekese Shared Christian Praxis ................. 110
1. Praksis............................................................................................... 110
2. Kristiani ............................................................................................ 111
3. Shared ............................................................................................... 112
4. Langkah-langkah SCP ....................................................................... 113
B. Alasan Katekese Model Shared Christian Praxis Dipilih Sebagai Usaha
Membantu Katekis dalam Meningkatkan Pelayanan
Iman Zaman Sekarang ........................................................................... 116
C. Contoh Persiapan Kegiatan Katekese dengan Model SCP...................... 118
a. Identitas............................................................................................. 118
b. Pemikiran Dasar ................................................................................ 119
c. Pengembangan Langkah langkah ....................................................... 121
BAB V. PENUTUP.......................................................................................... 126
A. Kesimpulan ........................................................................................... 126
B. Saran ..................................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 130

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN
A. SINGKATAN KITAB SUCI
Ef

: Efesus

Fil

: Filipi

Gal

: Galatia

Im

: Imamat

Kis

: Kisah Para Rasul

1Kor : 1Korintus
2Kor : 2Korintus
Kol

: Kolose

Kel

: Keluaran

Kej

: Kejadian

Ma t

: Matius

Mrk

: Markus

Rm

: Roma

Tit

: Titus

Tim

: Timotius

Tes

: Tesalonika

Yoh

: Yohanes

Yes

: Yesaya

Yer

: Yeremia

B. SINGKATAN DOKUMEN
AA

: Apostolica Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.

AG

: AD Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam,
7 Desember 1965.

CEP

: Congregation for Evangelization of Peoples (Kongregasi
Evangelisasi Bangsa-bangsa)

CT

: Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Yohannes Paus Paulus
xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang
katekese masa kini, 16 Oktober 1979.
EN

: Evangelii Nuntiandi, Ensiiklik tentang Evangelisasi di dalam
dunia

ERM

modern oleh Paus Paulus IV 2 Mei 1977.

: Ensiklik Redemptoris Missio, oleh Paus Paulus II 15 Januari
1992.

LG

: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang
Gereja tanggal 21 November 1964.

KHK

: Kitab Hukum Kanonik (Codex Luris Canonici), diundangkan
oleh Paus Paulus II tanggal 25 Januari 1983.

C. SINGKATAN LAIN
LAI

: Lembaga Alkitab Indonesia

KOMKAT

: Komisi Kateketik

KGK

: Katekismus Gereja Katolik

KWI

: Konferensi Wali Gereja Indonesia

PKKI

: Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern senantiasa
menjadi bagian dari kehidupan setiap orang. Kehadiran alat-alat teknologi
menjadikan generasi sekarang sebagai net generation, generasi yang senantiasa
hidup berdasarkan teknologi dan internet. Teknologi membawa bentuk perubahan
di segala bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pewartaan. Artinya, berbagai
jenis teknologi sangat mempermudah pewartaan. Misalnya, handphone dapat
digunakan orang untuk pewartaan melalui internet, facebook, twiter, dan lain
sebagainya. Media digital adalah saluran kreatif bagi karya pewartaan dan
kesaksian. Bahkan, hal ini ditegaskan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam
refleksinya bahwa “Gereja merasa bersalah di hadapan Allah jika tidak
menggunakan media massa (baca: media digital) untuk mewartakan Kabar
Gembira!”(http://katolisitas.org/pewartaan-kristus-di-zaman-digital-dengansemangat-rasul-paulus).
Selain itu, tindakan pewartaan Injil oleh Gereja tidak terlepas dari inspirasi
seorang tokoh Gereja atau pun orang-orang kudus. Salah satu tokoh yang perlu
menjadi inspirasi para pewarta Injil ialah Santo Paulus Rasul. Paulus dikenal
sebagai seorang yang berkarya untuk mewartakan Injil kepada segala bangsa. Ia
dipandang sebagai inspirator dan teladan dalam penyebaran Kerajaan Allah. Ia
menjadi contoh bagi para pewarta dan pelayan iman. Bahkan, ia mengatakan,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

“Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” (1Kor 9:16). Dengan kata lain,
Paulus adalah seorang tokoh penting dalam sejarah Gereja.
Awalnya, ia bernama Saulus. Paulus Rasul adalah seorang Yahudi dari
suku Benyamin. Ia dilahirkan di kota Tarsus dan dibesarkan di Yerusalem. Santo
Lukas menyatakan bahwa Paulus berkebangsaan Roma (Kis 22. 28. 39). Masa
muda dilaluinya sebagai seorang Farisi yang sangat taat pada Hukum Taurat
sehingga hidup rohaninya dibentuk dengan latar belakang demikian. Tentunya,
lingkungan Yunani dimana ia tinggal pun turut memberi andil dalam
pembentukan hidupnya sehingga walaupun berlatarbelakangkan Yahudi, ia tetap
hidup dalam kebudayaan Yunani. Dengan kata lain, ia tidak berasal dari Palestina,
melainkan “diaspora”, yaitu jemaat orang Yahudi yang tinggal di antara kaum
kafir (Jacobs, 1983: 9). Karena itu, Paulus selalu dinilai memiliki hati Kristiani.
Sebelum pertobatan, ia dikenal sebagai penganiaya umat Kristen.
Pertobatan Paulus diperkirakan antara tahun 34 M. Kisah Para Rasul memaparkan
bahwa pertobatan Paulus terjadi di jalan menuju Damsyik. Ia mengalami
perjumpaan dengan Yesus yang kemudian ia menjadi buta untuk beberapa waktu
(Kis 9: 1-19, 22:1-16; 26:9-18). Ketika Paulus sedang dalam perjalanan ke
Damsyik, tiba-tiba ia mengalami penglihatan akan Kristus. Pengalaman ini
mempunyai konsekuensi, mengubah seluruh hidupnya, pemahaman dirinya,
pandangan teologis, dan tujuan hidup. Penglihatan ini (Gal 1:12-16; Kis 9:3–8;
22:6–11; 26:12–19) mengubahnya dari seorang penganiaya menjadi seorang
Kristen. Pertobatan Paulus membawa Paulus pada pengalaman iman akan Kristus
yang mengasihi dan mengutusnya untuk mewartakan Injil bagi bangsa-bangsa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Kristus sendiri mengutusnya untuk memaklumkan Injil di antara orang bukan
Yahudi (1Kor 9:1; 15:8. 9–11; Rm 1:5) karena bagi Rasul Paulus “ Kristus Hidup
dalam aku” (Gal 2:20).
Pengalaman perjumpaan dengan Kristus dipandang sebagai panggilan
istimewa untuk diutus menjadi rasul bangsa-bangsa non-Yahudi. “Tetapi sewaktu
Allah, telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh
anugerah-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku
memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi” (Yer 1: 5).
Selain kepada orang-orang non-Yahudi, tentu ia juga mewartakan Injil
kepada orang-orang yang takut akan Allah, misalnya di Antiokhia Pisidia (Kis
13,16. 26). Bahkan, di tengah kehidupan orang sebangsanya, Paulus mengawali
pewartaan dengan bertolak dari latar belakang pengalaman perjumpaannya
dengan Yesus juga berdasarkan latar belakang hidupnya sebagai orang Yahudi.
Sementara itu, interaksi Gereja dengan budaya helenis mendorong Gereja
untuk berjuang agar warta Injil (yang berlatar belakang Yahudi) menjadi relevan
bagi situasi dan kondisi baru. Perubahan situasi budaya dan cara pikir jemaat yang
dihadapinya membuat Paulus menerapkan strategi misi yang baru. Kemudian
dalam perkembangan Gereja selanjutnya, ajaran-ajaran Kristus dirumuskan
kembali dan dibakukan dalam sejumlah dogma pokok. Karena itu, spiritualitas
pewartaan Paulus tetaplah relevan untuk dihidupi zaman sekarang. Meskipun
semangat dan karakter orang zaman digital ini mengalami perubahan
dibandingkan sebelumnya, seruan Paulus tetap terus bergema: “Celakalah aku,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

jika aku tidak memberitakan Injil” (1Kor 9:16). Spiritualitas pewartaan Paulus
menjadi model peningkatan pelayanan seorang katekis.
Pelayanan katekis zaman sekarang dihadapkan pada situasi dunia yang
berkembang dan mengalami perubahan secara cepat. Tentunya, hal ini pula
memengaruhi perkembangan hidup iman umat. Perkembangan media informasi
merubah bahkan mempengaruhi timbulnya banyak persoalan dalam dalam
kehidupan umat beriman. Hal ini pun berpengaruh bagi pelayanan para katekis
zaman sekarang. Pelayanan katekis dalam menyesuaikan diri dengan zaman yang
terus berubah ini menjadi tantangan tersendiri. Dengan demikian, muncul
pertanyaan, bagaimana para katekis berani menghadapi situasi zaman yang terus
berubah ini? Beranikah para katekis berusaha mencari dan membuat suatu
pelayanan yang menjawab perkembangan zaman sekarang. Berbagai pertanyaan
tersebut menggerakan nurani kesadaran para katekis untuk menanggapi persoalan
kehidupan umat sekaligus membangun suatu bentuk dan model pelayanan iman
umat.
Suatu model pelayanan para katekis zaman sekarang adalah berkatekese.
Kegiatan berkatekese menjadi suatu kegiatan yang penting dan strategis dalam
pembinaan iman umat zaman sekarang. Artinya, melalui katekese umat diajak
secara sistematis untuk menyadari imannya sehingga umat mengerti dan meyakini
kepada siapa mereka beriman. Tentu, umat memahami imannya dengan akal budi
dan keyakinan dari yang mereka imani. Unsur pengertian dan keyakinan ini
mengajak umat agar mampu mengungkapkan imannya dalam doa dan merayakan
imannya secara bersama dalam ibadat. Segala yang diungkapkan dan dirayakan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

sungguh menjadi kesaksian iman bagi orang lain. Akhirnya, iman yang telah
diyakininya menjadi iman yang otentik bagi dirinya dan mampu diwujudkan
dalam perjumpaan hidupnya bersama orang lain.
Sisi lain, salah satu keprihatinan dalam pelayanan katekis zaman sekarang
adalah mengenai mutu tenaga pendamping pewartaan. Artinya, masalah visi atau
wawasan beriman, pengetahuan iman, masalah keterampilan mendampingi, dan
masalah spiritualitas pelayanan. Sesungguhnya, tugas perutusan dan pelayanan
seorang katekis menuntut kualitas hidup dan tanggung jawab, juga pribadi yang
mutu secara rohani maupun jasmani, agar setiap orang yang dilayani memperoleh
peneguhan imannya akan Yesus Kristus. Karena itu, para katekis membutuhkan
peningkatan pelayanan yang mampu membantunya dalam mengemban tugas
pelayanan di dunia zaman sekarang. Artinya, tugas pelayanan membutuhkan para
katekis yang memiliki visi dan misi yang jelas, pengetahuan yang memadai,
ketrampilan yang cukup, terlebih dalam upaya menyadari dan menghayati jati diri
sebagai katekis.
Sementara itu, hakikat seorang katekis adalah mengajar dan mewartakan
sabda Allah, maka seorang katekis pertama-tama harus memiliki hidup rohani
yang mendalam dengan mengembangkan hidup doa sehingga mempunyai relasi
pribadi dengan Tuhan, seperti halnya pengalaman Paulus Rasul. Paulus Rasul
adalah sosok katekis sepanjang masa yang patut menjadi inspirasi para katekis
zaman sekarang. Karena itu, tugas seorang calon katekis maupun katekis adalah
memahami pewartaan Paulus Rasul dalam meningkatkan pelayanannya di zaman
sekarang.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

Gagasan tersebut mendorong penulis untuk memilih topik “Pewartaan
Santo Paulus Rasul dan relevansinya bagi pelayanan katekis di zaman sekarang”,
dengan judul “Usaha Memahami Pewartaan Santo Paulus Rasul untuk
Meningkatkan Pelayanan Para Katekis Zaman Sekarang”. Penulis yakin
bahwa semangat pewartaan dan pelayanan Paulus Rasul sangat tepat sebagai
inspirasi bagi para katekis dalam melakukan pelayanan terhadap semua umat yang
hidup di tengah perubahan dan kemajuan zaman.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang yang
menjadi perhatian penulis, adalah:
1. Bagaimana gambaran kehidupan Rasul Paulus dalam Gereja dan
pewartaannya?
2. Siapakah katekis dan bagaimana pelayanannya di zaman sekarang?
3. Bagaimana pokok-pokok pewartaan Santo Paulus Rasul digunakan
sebagai inspirasi untuk meningkatkan pelayanan iman di zaman
sekarang?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan beberapa rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan
dicapai dalam penulisan ini adalah:
1. Menguraikan gambaran kehidupan Rasul Paulus dalam Gereja dan
pewartaannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

2. Menjelaskan sosok katekis dan pelayanannya di zaman sekarang.
3. Mendeskripsikan pokok-pokok pewartaan Santo Paulus Rasul sebagai
inspirasi dalam meningkatkan pelayanan iman di zaman sekarang.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bagi Para Katekis
Menjadi acuan bagi para katekis untuk meningkatkan semangat
pelayanan iman bagi umat zaman sekarang; bahkan meningkatkan
iman anak di sekolah.
b. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pemahaman pentingnya pewartaan dan
pelayanan iman bagi umat.
c. Bagi Ilmu Kateketik
Memberi sumbangan berupa pengetahuan dan pemahaman pentingnya
semangat pelayanan dalam mengembangkan iman umat.
d. Bagi umat
Hasil penulisan ini dapat menjadi masukan bagi umat tentang
pewartaan Santo Paulus Rasul dalam karya pelayanan.

E. Metode Penulisan
Usaha membangun dan mengembangkan kerangka pemikiran dalam
tulisan ini, penulis mengadakan riset kepustakaan. Artinya, metode yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

digunakan oleh penulis dalam mengembangkan tulisan ini adalah metode analisis
deskriptif, yakni memaparkan hasil penulisan yang diperoleh dari studi pustaka.

F. Sistematika Penulisan
Bab I adalah pendahuluan. Pada bab ini, penulis menguraikan tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi tentang gambaran umum Santo Paulus Rasul. Setiap tindakan
manusia dalam kehidupannya, tentu membutuhkan dasar atau landasan, baik
secara teoritis maupun praktis. Oleh karena itu, dalam bab kedua, secara terperinci
penulis memaparkan mengenai gambaran umum mengenai hidup Santo Paulus.
Bab III menguraikan gambaran umum tentang sosok katekis dan pelayanan
zaman sekarang. Secara mendalam, penulis memaparkan tentang spiritualitas
katekis, katekis dalam gereja, perutusan katekis dalam gereja, dan katekis dalam
menghadapi tantangan zaman, dan pokok-pokok pewartaan Paulus sebagai
inspirasi katekis dalam pelayanan. Hal ini meliputi: panggilan menjadi rasul hidup
untuk Kristus, hati yang selalu percaya, bersatu dengan Kristus, mewartakan Injil.
Sedangkan, bab IV kegiatan katekese umat dengan model Shared Christian
Praxis (SCP) sebagai usaha membantu katekis untuk meningkatkan pelayanan
iman zaman sekarang.
Bab V merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan atas seluruh isi
tulisan dan saran.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
GAMBARAN KEHIDUPAN SANTO PAULUS RASUL
DAN PEWARTAANNYA

Kehidupan Paulus Rasul merupakan cermin pelayanan bagi para katekis
zaman sekarang. Artinya, gambaran umum mengenai kehidupan Paulus sungguh
penting bagi para katekis dalam tugas pelayanan di tengah masyarakat. Karena itu,
dalam bab ini penulis ingin mendeskripsikan kehidupan Paulus sebagai dasar
untuk menggali pokok-pokok pewartaannya supaya menjadi inspirasi bagi para
katekis zaman sekarang. Tentunya, kehidupan Paulus yang dimaksud berkaitan
dengan identitas dan asal-usulnya, masa muda dan pekerjaan sebelum bertobat,
dan pertobataannya sebagai cikal bakal dirinya sebagai pewarta Kristus. Selain
itu, Paulus Rasul dan pewartaannya dengan situasi Gereja purba pun menjadi
bagian pendeskripsian penulis dalam bab ini. Kedua hal tersebut berhubungan
yang menggambarkan dinamika kehidupan Santo Paulus Rasul.

A. Gambaran Hidup Santo Paulus Rasul
Penulis tertarik untuk menggali hidup dan pewartaan Santo Paulus karena ia
adalah seorang tokoh yang memberikan dasar yang kuat pada Gereja, sekaligus
sebagai sumber dan dorongan baru untuk kegiatan pewartaan para katekis. Karena
itu, penulis menguraikan tentang siapa itu Paulus dan bagaimana ia menjadi Rasul
sampai ia dikenal. Kedua aspek ini akan membuka pemahaman tentang pokokpokok pewartaan sebagai suatu pemahaman yang lebih baik sekaligus inspirasi
dalam rangka meningkatkan pelayanan para katekis di zaman sekarang.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 10

1.

Paulus dari Tarsus
Paulus adalah seorang Yahudi dan termasuk golongan Farisi. Ia sangat

bangga dengan keyahudiannya. Nama aslinya adalah Saulus (nama yang diambil
dari bahasa Ibrani), tetapi setelah bertobat ia mengambil nama dalam bahasa
Yunani, yaitu Paulus. Ia dilahirkan di Tarsus, sekitar tahun 10 M, dan termasuk
wilayah Kilikia (di luar wilayah Palestina, wilayah Asia kecil sebelah selatan,
sekarang termasuk negara Turki (Hari Kustono, 2008:14).
Enns (2003: 123) memaparkan bahwa Paulus berasal dari keluarga yang
terpandang. Namun, hal tersebut tidak terlalu dipersoalkan. Hal yang menjadi
dasar adalah dapat mengetahui perkembangan kehidupannya setelah lahir. Masa
kecil dilaluinya dalam lingkungan budaya Yunani (Helenis) Tarsus, sebuah kota
yang terkemuka zaman itu di wilayah Kilikia. Walaupun Tarsus menjadi kota
pusat perdagangan dan kota ilmu pengetahuan (kota yang amat memajukan
pendidikan dan budaya Yunani), Paulus tetap berpegang teguh pada imannya
sebagai orang Yahudi. Hal ini jelas karena Paulus cukup berpendidikan dalam
menguasai bahasa Aram, Ibrani, dan Yunani (Hari Kustono, 2008: 9). Banyak
pendatang pun belajar pada sekolah-sekolah terkenal di Tarsus, kemudian tersebar
ke seluruh kekaisaran Roma sehingga kota ini tinggal orang-orang Yunani dan
orang-orang Timur, juga bangsa-bangsa lain. Paulus mendapat kesempatan belajar
tentang cara hidup bangsa bukan Yahudi di kota Tarsus. Oleh karena itu, ketika
waktunya tiba, dia dapat memperkenalkan Injil Kristus kepada bangsa-bangsa lain
dengan cara yang sangat baik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

Selain itu, Hari Kustono (2008:10) menambahkan bahwa dari ayahnya
Paulus mewarisi kewarganegaraan Romawi. Sebagai keluarga, tradisi-tradisi
Yahudi dipelihara secara ketat, walaupun mereka hidup di kota ‘kafir’, Tarsus.
Hal senada diutarakan Enns (2003: 123), demikian:
Ia berkewarganegaraan Romawi (Kis. 22:28) dan berdomisili di kota Tarsus.
Paulus dibesarkan dalam keluarga Yahudi yang ketat, disunat pada hari ke
delapan, dan dari suku Benyamin (Flp. 3:5). Kemudian, Paulus dilatih di
Yerusalem di bawah bimbingan Gamaliel, seorang Farisi dan anggota
terhormat dari Sanhedrin (Kis. 5:34). Ia belajar bahasa Yahudi, yaitu Ibrani
dan Aram, tetapi tulisan-tulisannya menunjukkan bahwa dia menguasai
bahasa Yunani.
Paulus berbicara tentang dirinya pada beberapa kesempatan dan hal ini
membantu kita memahami siapa dirinya. Ia memberitahu kita beberapa informasi
penting bahwa ia disunat pada usia delapan hari sesudah kelahirannya,
sebagaimana ditetapkan oleh Hukum Taurat Musa (Im. 12:3). Hal ini
menunjukkan bahwa ia sungguh berasal dari bangsa Yahudi. Selain itu, Paulus
juga menyatakan dirinya sebagai seorang Farisi, yang dikenal sangat taat kepada
Hukum Musa dan hukum lisan. Hukum lisan ini dijadikan hukum tertulis pada
abad kedua sebelum masehi yang kemudian menjadi terkenal dengan sebutan
Talmud. Rupanya Paulus bangga dengan pendidikannya sebagai orang Yahudi,
seperti dikatakan dalam Kis 22:3 “Aku adalah orang Yahudi. Lahir di Tarsus di
tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah
pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita sehingga aku menjadi
seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini”.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Paulus mengakui dirinya sebagai orang
Tarsus, dan bangga akan tempatnya sebagai kota pendidikan yang membantunya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

belajar banyak hal termasuk menguasai beberapa bahasa. Paulus bersedia
memperdalam agamanya dengan mau belajar dari Nabi Gamaliel. Gamaliel adalah
satu-satunya dari tujuh sarjana dalam sejarah bangsanya yang menerima sebutan
“Rabban” (tuan kami). Gamaliel adalah cucu dari Hillel, pendiri sekolah
penafsiran yang memakai namanya. Hillel lebih kurang ketat dibandingkan
dengan sekolah Shammai (Enns, 2003:123).

2. Masa Muda Paulus dan Pekerjaannya sebelum Bertobat
a. Masa Muda Paulus
Masa muda Paulus dapat diuraikan oleh penulis berdasarkan dua waktu
yang berbeda, yaitu masa kanak-kanak yang dihabiskannya di Tarsus dan masa
muda serta awal kedewasaan di Yerusalem. Kata "dibesarkan" dalam Kisah Para
Rasul 22:3 dapat diartikan bahwa ketika masih bayi Paulus pindah dari Tarsus ke
Yerusalem. Namun, kebanyakan ahli berpendapat bahwa hal itu hanya mengacu
pada pendidikannya. Paulus kembali ke Tarsus setelah pertobatannya (Kis 9: 30)
sehingga kota ini yang dianggapnya sebagai kampung halaman.

1) Masa Muda Paulus di Tarsus
Adat istiadat Yahudi yang taat menegaskan bahwa setiap anak laki-laki harus
diberi pendidikan yang baik dan latihan yang sangat hati-hati di rumahnya. Dia
menerima pendidikan dasar. Walaupun sebagai seorang Yahudi, Paulus bangga
terhadap Tarsus yang merupakan kota pendidikan tinggi, juga pusat pemerintahan
dan perdagangan. Sisi lain, ia tidak merasa senang dengan kebudayaan di kota itu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

yang bersifat Yunani dan kafir. Orangtua Paulus merupakan orang Yahudi,
sekaligus menjadi warga negara Roma. Mereka berusaha melindungi Paulus dari
pengaruh kafir sewaktu remaja, tetapi keadaan kota Tarsus membuat setiap anak
yang cerdas terpengaruh oleh bahasa dan ide-ide kebudayaan Yunani yang kafir.
Pengaruh itu tampak dalam tiga rujukan sastra Yunani oleh Paulus, yakni kepada
penyair-penyair Epimenides (Kis 17:28), Aratus (Tit 1:12) dan Menander (1Kor
15:33).
Sewaktu masih sangat muda, orangtua Paulus memutuskan agar ia harus
menjadi seorang rabi (guru hukum Taurat). Karena itu, ia belajar mengenai tradisi
umat Yahudi melalui pendidikan yang teratur di sinagoga setempat. Selain itu,
Paulus juga belajar membuat tenda, sebab setiap murid hukum Taurat dianjurkan
mempelajari suatu keterampilan di samping menuntut ilmu. Hal ini sangat
bermanfaat bagi Paulus kemudian hari, sebab dengan demikian dia sanggup
memperoleh nafkah sendiri sewaktu melakukan pekerjaan misionernya.

2) Masa Muda Paulus di Yerusalem
Ketika berusia 13 sampai 15 tahun, Paulus dikirim ke Yerusalem untuk
mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi di sekolah kerabian (sebuah sekolah
pendidikan dalam agama Yahudi). Kota Yerusalem menjanjikan ia untuk banyak
belajar dan mengenyam pendidikan. Awal kehidupannya di Yerusalem adalah
menjadi murid Rabi Gamaliel, yang merupakan cucu dan pengganti Rabi Hillel
yang kesohor (kira-kira tahun 60 SM-20 M). Salah satu ajaran kedua rabi tersebut
yang diwariskan kepada para pengikut mereka, yaitu mengenai perceraian, seperti

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

yang dikatakan Yesus (Mrk 10:1-12). Hillel menyatakan seorang lelaki dapat
menceraikan istrinya kalau istrinya itu tidak menyenangkan dalam hal apa pun
juga - misalnya jika ia memasak makanan sampai hangus! Namun, Syammai
berpendapat perceraian hanya dibenarkan bila telah terjadi dosa moral yang berat.
Proses pendidikannya di Yerusalem mengalami kemajuan. Bahkan, ia
sendiri mengakui bahwa ia seorang murid yang sangat berhasil (Gal 1: 14). Hal ini
membuat Paulus menjadi begitu penting sehingga ketika orang-orang Kristen
diadili oleh karena iman mereka, ia diberi hak "memberi suara" terhadap mereka,
baik dalam jemaat sinagoga ataupun di dewan tertinggi orang Yahudi, yakni
Sanhedrin (Kis 26: 10). Bahkan, ia menjadi seorang murid yang istimewa yang
membuat Gamaliel memberikan penghargaan tinggi kepadanya (Tobin Thomas,
2000: 16).

b. Pekerjaan Paulus Sebelum Bertobat
1) Paulus kembali ke Tarsus
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Yerusalem, Paulus kembali ke
kota aslinya, Tarsus. Tentunya, orangtua dan guru-gurunya sangat bangga dengan
Paulus, karena mereka menilai bahwa Paulus sudah siap bekerja. Hal ini berarti
ada kemungkinan Paulus menghabiskan waktunya selama beberapa tahun di
Tarsus sebagai seorang rabi, guru agama Yahudi. Selama Paulus di Tarsus tidak
ada catatan yang mempublikasikan kehidupannya di Tarsus, pasca pendidikannya.
Bahkan, sampai ia kembali ke Yerusalem, sebelum kematian Stefanus, seorang
pengikut Yesus Kristus. Namun, selama mengisi hidupnya di Tarsus, Paulus

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

sempat mendengar tentang gerakan Kristen yang menentang iman Yahudi. Karena
itu, ia ingin pergi untuk membantu mempertahankan iman nenek moyangnya.
Gerakan ini membawa dampak pada penganiayaan terhadap Stefanus. Paulus
bersama teman-teman sebangsanya hadir dan turut menyaksikan penganiayaan
tersebut, walaupun mereka tidak ikut melempari Stefanus dengan batu. Ia pun
setuju bahwa Stefanus harus dihukum mati. Paulus menyaksikan kematian
Stefanus. Peristiwa kematian Stefanus juga dipandang sebagai kejadian yang
penting dalam keputusannya mengikuti Tuhan Yesus Kristus di kemudian hari.

2) Penganiayaan Orang-orang Kristen
Gerakan Kristen untuk menantang iman Yahudi ditanggapi serius oleh
Paulus dengan menjadi pemimpin di antara orang Yahudi. Dengan demikian,
secara spontan para pemimpin yang lebih tua mundur dan memberikan
kesempatan kepada Paulus menjadi pimpinan pasukan untuk menghancurkan
kekristenan. Paulus sendiri menggambarkan tindakannya yang melawan
kekristenan ini dengan berkata:
Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan
banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari
imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati.
Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya
untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku
mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing (Kis 26: 10,11).
Pernyataan Santo Lukas di atas menunjukkan bahwa Paulus adalah
seorang yang taat kepada agama Yahudi. Ia hidup dalam ajaran Yahudi, b