DOKUMEN RPI2JM BIDANG PUCIPTA KARYA
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
BAB
ASPEK
PEMBIAYAAN
9.1
ARAHAN
KEBIJAKAN
PEMBIAYAAN
BIDANG
CIPTA
KARYA
Berdasarkan RPJMD Kabupaten Serang, tema pembangunan Kabupaten Serang
Tahun 2012 adalah “ Serang yang Islami, Maju, Adil, Sejahtera dan
Harmonis” Oleh karena itu pada tahun 2012 pembangunan di Kabupaten
Serang dititikberatkan pada sektor pendidikan dalam rangka menciptakan
masyarakat yang berdaya saing tinggi
9.2
PROFIL APBD
Profil APBD Kabupaten/Kota berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006
adalah sebagai berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan
Pengeluaran.
Struktur APBD Kabupaten Serang selama kurun waktu 5 tahun terakhir dapat
dilihat pada tabel-tabel berikut:
Hal 9-1
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Tabel-9.1:
Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Serang tahun 2008 – 2012
No
I
KOMPONEN
Pendapatan Asli Daerah
2008
2009
2010
2011
2012
61,863
67,966
84,787
99,003
122,583
Pajak Daerah
21,349
27,927
32,996
34,016
36,693
23,672
33,940
41,680
48,261
63,619
2,815
2,937
3,935
4,468
5,527
14,025
3,160
6,174
12,256
16,743
398,057
431,991
434,890
623,383
747,835
67,686
79,448
57,989
61,769
85,389
610
596
376
399
749
327,760
346,946
372,524
548,389
605,720
2,000
5,000
4,000
12,826
55,976
22,959
22,218
24,748
-
21,500
482,880
522,176
544,426
722,387
891,918
Belanja Tidak langsung
192,710
212,304
233,718
263,354
713,089
Belanja Langsung
381,751
399,162
421,291
627,627
166,512
574,462
611,466
655,010
890,981
884,643
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah
Lain-lain Pendapatan yang
Sah
II
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
III
Lain-Lain Pendapatan
Yang Sah
Total Pendapatan Daerah
(1+2+3)
I
II
Total Belanja Daerah (1+2)
Hal 9-2
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Dari tabel 9.1 di atas terlihat APBD Kabupaten Serang trend capaian pendapatan
daerah setiap tahun dari Rp 482,880 miliar (2008) meningkat Rp 522,176 miliar
(Tahun 2009) meningkat lagi Rp 544,426 miliar (2010) dan Rp 722,387 miliar (2011)
serta menjadi Rp 891,918 miliar (2012), atau rata-rata setiap tahunnya mengalami
peningkatan sekitar 17,14 %.
Untuk Dana Perimbangan, peranannya selama 5 tahun terakhir dalam membentuk
total Pendapatan Daerah cenderung mengalami kenaikan, dari Rp 398,057 miliar
(2008) meningkat Rp 431,991 miliar (2009) meningkat lagi Rp 434,890 miliar (2005)
dan Rp 623,383 miliar (2010) serta menjadi Rp 747,835 miliar (2011). Kenaikan
tersebut lebih disebabkan oleh adanya kenaikan Dana Alokasi Umum (DAU) Rp
327,760 miliar pada tahun 2008; Rp 346,946 miliar pada tahun 2009; Rp 372,524
miliar pada tahun 2010; Rp 548,389 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 605,720
miliar pada tahun 2012.
Lebih jauh lagi, peningkatan ini menggambarkan masih ketergantungan terhadap
keuangan pusat. Berpijak dari hal tersebut, ke depan komponen dana perimbangan
akan sangat ditentukan oleh pos Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan dari Provinsi,
dimana kedua komponen tersebut tidak akan lepas dari usaha keras yang harus
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Serang untuk dapat memperoleh dana sharing
sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD), meskipun selama 5 tahun terakhir
peranannya masih pada posisi ke-2 setelah Dana Perimbangan namun memiliki
perkembangan (trend) yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari tabel 9.2.1.1
pada tahun 2008 sebesar Rp 61,863 miliar; tahun 2009 Rp 67,966 miliar; tahun 2010
Rp 84,787 miliar; tahun 2011 Rp 99,003 miliar dan tahun 2012 sebesar Rp 122,583
miliar dengan rata-rata peningkatan sebesar 18,80 %
Kenaikan PAD tersebut lebih didorong oleh adanya kenaikan yang dialami oleh
hampir seluruh sub-sub komponen yang ada dalam PAD yaitu: Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
Hal 9-3
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Pendapatan Asli Daerah (PAD) meskipun peranannya tidak begitu besar dalam
pembentukan Pendapatan Daerah, namun peningkatan PAD memperlihatkan adanya
kecenderungan peningkatan yang konsisten dari tahun ke tahun, dan ini tampaknya
harus tetap dijaga untuk dapat lebih berperan dalam ikut menentukan besaran
perolehan pendapatan daerah untuk masa-masa mendatang.
Selanjutnya untuk komponen Lain-Lain Pendapatan yang Sah yang dalam hal ini
dikelola, melalui Bantuan Dana Kontijensi/Penyeimbang dari Pemerintah, dalam 5
tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang menurun (dari Rp 22,959 miliar
pada tahun 2008 menjadi Rp 21,500 miliar pada tahun 2012), peranan tersebut juga
relatif kecil dalam ikut menyumbang pembentukan total pendapatan daerah.
9.3
KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH
Untuk mendukung sumber pembiayaan dalam komponen proyek cost recovery,
Pemerintah Daerah Kabupaten Serang telah memiliki Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD). Era liberalisasi perdagangan dan investasi menuntut BUMD untuk mampu
memenuhi segala permintaan dan kebutuhan masyarakat yang dilayaninya dengan
pelayanan prima dan bersekala internasional. Oleh Karena itu BUMD harus
mengubah paradigma usahanya dari budaya usaha yang berorientasi pada prosedur
birokrasi yang kaku menjadi perusahaan daerah yang memiliki budaya korporasi
dengan perilaku bisnis yang profesional dan enterpreneur.
Sejalan dengan itu, BUMD di Kabupaten Serang dituntut pula untuk mampu
menjalankan aktivitas usahanya secara efisien, efektif, selektif, produktif, serta
antisipatif terhadap berbagai perubahan lingkungan yang sewaktu-waktu dapat saja
terjadi. Salah satu BUMD yang terkait dengan PU/Cipta Karya yaitu Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM). Aspek keuangan PDAM selama 5 tahun yang meliputi : 1.
Neraca Keuangan; 2. Neraca Rugi/laba; dan Neraca Arus Dana Kas akan dijabarkan
sebagai berikut :
Hal 9-4
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Tabel 9.2
Laporan Neraca PDAM Kabupaten Serang
Periode 2008-2012 (Dalam Juta Rupiah)
URAIAN
2008
2009
2010
2011
2012
AKTIVA :
Aktiva Lancar
6.760
8.416
7.540
9.983
10.288
50
50
50
50
50
15.886
14.936
14.833
14.602
14.724
2.519
1.355
1.693
1.855
1.436
-
-
-
-
38
25.216
24.758
24.177
26.491
26.537
Hutang Lancar
3.972
2.562
2.532
4.665
4.263
Total Hutang/Pasiva
3.972
2.562
2.532
4.665
4.263
19.576
19.905
20.843
19.876
20.296
1.526
2.140
583
1.782
1.806
25.216
24.758
24.177
26.491
26.537
Investasi Jangka Panjang
Aktiva Tetap
Aktiva lain-lain
Aktiva Tak Berwujud
Total Aset/Aktiva
Pasiva:
Total Modal & Cadangan
Jumlah laba (rugi)
Jumlah Pasiva
Sumber : PDAM Kabupaten Serang
Berdasarkan tabel 9.2 tentang Laporan Neraca PDAM Kabupaten Serang, total aktiva
secara umum meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008 sebesar Rp 25,216
miliar, tahun 2009 Rp 24,758 miliar, tahun 2010 turun menjadi Rp 24,177 milar,
tahun 2011 meningkat kembali menjadi Rp 26,491 miliar dan tahun 2012 Rp 26,537
miliar. Peningkatan total aktiva tetap ini disumbang dari aktiva lancar
Hal 9-5
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Tabel 9.3
Laporan Laba Rugi PDAM Kabupaten Serang
Periode 2008-2012 (Dalam Juta Rupiah)
URAIAN
2008
2009
2010
2011
2012
PENDAPATAN USAHA :
Pendapatan Penjualan Air
7.266
7.475
7.709
12.525
12.949
866
63
83
76
45
Pendapatan Operasi Non Air
1.635
969
1.370
1.321
967
Pendapatan Mitra Kerja
1.846
3.011
2.355
2.886
1.452
11.615
11.519
11.518
16.809
15.415
6.779
6.803
6.868
11.000
8.768
1.305
1.140
681
2.054
414
1.359
1.062
1.037
2.164
517
(524)
(514)
(376)
(1.162)
(300)
57
66
(130)
(201)
250
Pendapatan Sambungan Baru
Jumlah Pendapatan Usaha
Biaya Langsung Usaha
LABA (RUGI) KOTOR USAHA
Biaya tidak langsung
LABA (RUGI) USAHA
PENDAPATAN (BIAYA) LAIN-LAIN
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN
PAJAK PENGHASILAN
PAJAK TANGGUHAN
LABA (RUGI) BERSIH
892
614
530
800
467
Sumber : PDAM Kabupaten Serang
Berdasarkan tabel 9.3 tentang Laporan Laba Rugi PDAM Kabupaten Serang,
Pendapatan Usaha aktiva secara umum turun naik setiap fluktuatif. Pada tahun 2008
sebesar Rp11,615 miliar, menurun tahun 2009 Rp 11,519 miliar, menurun kembali
tahun 2010 menjadi Rp 11,518 miliar, tahun 2011 meningkat pesat menjadi Rp
16,809 miliar dan turun kembali tahun 2012 Rp 15,415 miliar. Peningkatan
pendapatan usaha yang terus meningkat ini disumbang dari pendapatan penjualan
air,sedangkan dari pendapatan sambungan baru, pendapatan operasi non air, dan
pendapatan mitra kerja cenderung menurun .
Hal 9-6
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Sementara Biaya Langsung Usaha yang terdiri : biaya sumber air, biaya pengolahan
air, dan biaya transmisi & distribusi mengalami kenaikan dan penurunan yang
berfluktuatif, namun secara umum biaya langsung usaha cenderung menurun,
sehingga laba kotor usaha relatif mengalami kenaikan. Jika dikurangi dengan biaya
tidak langsung yang berupa biaya umum & administrasi, pendapatan (biaya) lainlain,serta pengurangan pajak penghasilan dan pajak tangguhan, maka laba bersih
PDAM Kabupaten Serang cenderung menurun, yaitu Rp 892,035 juta (2008) turun
menjadi Rp 614,728 juta (2009), turun kembali menjadi Rp 530,134 juta (2010),
kemudian naik Rp 800,904 juta (2011) dan kembali turun menjadi Rp 467,463 juta
(2012)
Sementara arus kas PDAM Kabupaten Serang dapat digambarkan pada tabel 6.4
sebagai berikut :
Tabel 6.4
Laporan Arus Kas PDAM Kabupaten Serang
Periode 2008-2012 (Dalam Juta Rupiah)
URAIAN
1. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
2. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
2008
2009
2010
2011
2.559
306
3.248
2.463
(5.873)
(1.332)
(2.017)
(1.745)
3.874
1.534
(1.564)
271
560
509
(334)
989
1.464
2.025
2.534
2.200
3. Arus Kas Dari Aktivitas
Pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Kas
Saldo Kas Awal
Saldo Kas Akhir
2.025
2.534
2.200
3.190
Sumber : PDAM Kabupaten Serang
Hal 9-7
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Secara umum arus kas dari aktivitas operasi selama 4 tahun fluktuasi yang sangat
tajam , dimana tahun 2008 Rp 2,559 miliar turun tajam menjadi Rp 306 juta pada
tahun 2009, kemudian meningkat lagi menjadi 3,248 miliar dan kembali turun
menjadi 2,463 miliar tahun 2010. Sementara arus kas dari kegiatan investasi
memiliki nilai negatif (defisit) yang merupakan penurunan dari aktiva tetap.
Demikian pula halnya dengan arus kas dari aktivitas pendanaan mengalami fluktuasi
penurunan. Namun pada akhirnya Kas dan setara kas akhir periode PDAM
Kabupaten Serang selama 4 tahun cenderung mengalami kenaikan dari Rp 2,025
miliar pada tahun 2008 menjadi Rp 3,190 miliar pada tahun 2011.
9.4 PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
9.4.1 PROYEKSI APBD 5 TAHUN KEDEPAN
Proyeksi APBD dalam lima tahun kedepan dilakukan dengan melakukan perhitungan
regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima (5) tahun terakhir menggunakan
asumsi dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka
diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima (5) tahun
kedepan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun
sebelumnya.
Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut :
1. Menetukan prosentasi pertumbuhanan per pos pendapatan.
Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan: Y0 =
Y-1 =
Nilai tahun ini
Nilai 1 tahun sebelumnya
Y-2 = Nilai 2tahun sebelumnya
Hal 9-8
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiappos pendapatan yang
terjadi dari PAD, Dana Perimbangan (DAU,DAK, DBH), dan lain-lain pendapatan
yang sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam lima (5) tahun kedepan.
Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai
proyeksi pada lima (5) tahun kedepan dengan menggunakan rumus proyeksi
goematris sebagai berikut :
Keterangan: Yn
= Nilai pada tahun n
r
=
% pertumbuhan
Y0 = Nilai pada tahun ini
n
=
tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas
daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total
pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total
belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya
terhadap APBD sama dengan eksisting (Tabel-9.6) maka diketahui proyeksi
kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta karya
dalam lima (5) tahun kedepan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada Tabel-9.9
berikut:
Hal 9-9
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Tabel-9.9:
Proyeksi Pendpatan APBD Kabupaten Serang dalam 5 Tahun Kedepan
Komponen APBD
2011
Realisasi
2012
2013
Persentase
Pertumbuhan
2014
2015
Proyeksi
2016
2017
2018
Pendapatan Asli Daerah
Dana Perimbangan
DAU
DBH
DAK
- DAK Air Minum
- DAK Sanitasi
Lain-Lain Pendapatan Yang
Sah
Total APBD
Dari data proyeksi APBD tersebut dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan
metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR)
1. Net Public Saving
Net Public Saving atau Tabungan Pemerintan adalah sisa dari total penerimaan
daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan
kata lain NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk pembangunan.
Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU Cipta
Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 5 tahun ke depan
untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta
kayra.
Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:
Net Public Saving = Total Penerimaan Daerah – Belanja Wajib
NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) – (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)
- Belanja Mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi /tidak bisa dihindari oleh pegawai,
belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang
mengikat sesuai sesuai peraturan daerah yang berlaku .
- Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran kegiatan
lanjutan serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.
2. Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan
untukmenutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas.
PinjamanDaerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain,
Hal 9-10
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
lembaga keuanganbank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat
(obligasi). Berdasarkan PP No.30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah,
Pemerintah Daerah wajib memenuhipersyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik
tidakmelebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;
b. Memenuhi
ketentuan
rasio
kemampuan
keuangan
daerah
untuk
mengembalikanpinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.
d. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah
Daerahjuga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas
pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.
Salah
satu
persyaratan
dalam
permohonan
pinjaman
adalah
rasio
kemampuankeuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal
dengan Debt ServiceCost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR
minimal adalah 2,5.DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk
membayar pinjaman, sekaligusmemberikan gambaran kapasitas keuangan
pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam
RPIJM dengan rumus sebagai berikut:
PAD = Pendapatan Asli daerah
DAU = Dana Alokasi Umum
DBH = Dana Bagi Hasil
DBHDR = DBH Dana Reboisasi
Hal 9-11
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
9.5 ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI
PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
9.5.1 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan
kegiatan yang ada dalam RPIJM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah
dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut:
a. Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend
historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya.
b. Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan
sebelumnya
c. Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis sebelumnya
d. Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama
Pemerintah dan Swasta berdasarkan hasil sebelumnya.
Dengan mengambil data Laporan Keuangan APBD kabupaten/Kota …..tahun 20..
sampai dengan tahun 20.., maka dapat dihitung NPS maupun DSCRnya dari masingmasing tahun. Dari hasil perhitungan kedua indikator tersebut, dikemukakan bahwa
NPS tahun 20.. sebesar Rp. ……….. dan tahun 20.. meningkat menjadi Rp. ………… atau
rata-rata meningkat sebesar … %. Dan untuk DSCR tahun 20.. sebesar ….kali, tahun
20.. sebesar .. kali atau diatas/dibawah rata-rata minimal 2,5 kali.
Perkembangan NPS dan DSCR Kabupaten/Kota ……….. tahun 20.. sampai dengan 20..
terlihat pada Tabel-9.11 berikut :
Hal 9-12
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
No
I
1.
2.
3.
4.
II
1.
2.
III
IV
Tabel-9.11:
AnalisisNet Public Saving(NPS) dan Debt ServiceCost Ratio (DSCR)
Kabupaten/Kota………. Tahun …… - ……..
Uraian
Penerimaan Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Dana Alokasi Umum
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Khusus
Belanja Wajib
Belanja Mengikat
- Belanja Pegawai
- Belanja Barang
- Belanja Bunga
- Belanja Subsidi
- Belanja Bagi Hasil
- Belanja Lain yang Mengikat
Kewajiban/Belanja Daerah
- Pembayaran Pokok Pinjaman
- Pembayaran Kegiatan Lanjutan
Net Public Saving (Rp)
Net Public Saving (%)
Debt Service Cost Ratio (Rp)
Debt Service Cost Ratio (%)
20…..
20…..
20…..
20….
20….
Rata-rata
9.5.2 STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di daerah, dan untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada
dalam RPIJM, Pemerintah Daerah Kabupaten Serang telah menyusun strategi untuk
meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Yang
meliputi beberapa aspek antara lain :
1. Strategi peningkatan DDUB, meliputi:
Pembahasan RAPBD menggunakan dokumen RPIJM sebagai referensi
Peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi belanja daerah
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran,
meliputi:
Membuat urutan prioritas dalam penyusunan anggaran
Hal 9-13
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Meningkatkan penerimaan melalui pajak-pajak daerah
3. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur
permukiman yang sudah ada
Dilakukan identifikasi keperluan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi
infrastruktur untuk membuat perkiraan pendanaan yang diperlukan
Peningkatan penerimaan pendapatan daerah
Hal 9-14
Kabupaten Serang 2015-2019
BAB
ASPEK
PEMBIAYAAN
9.1
ARAHAN
KEBIJAKAN
PEMBIAYAAN
BIDANG
CIPTA
KARYA
Berdasarkan RPJMD Kabupaten Serang, tema pembangunan Kabupaten Serang
Tahun 2012 adalah “ Serang yang Islami, Maju, Adil, Sejahtera dan
Harmonis” Oleh karena itu pada tahun 2012 pembangunan di Kabupaten
Serang dititikberatkan pada sektor pendidikan dalam rangka menciptakan
masyarakat yang berdaya saing tinggi
9.2
PROFIL APBD
Profil APBD Kabupaten/Kota berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006
adalah sebagai berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan
Pengeluaran.
Struktur APBD Kabupaten Serang selama kurun waktu 5 tahun terakhir dapat
dilihat pada tabel-tabel berikut:
Hal 9-1
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Tabel-9.1:
Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Serang tahun 2008 – 2012
No
I
KOMPONEN
Pendapatan Asli Daerah
2008
2009
2010
2011
2012
61,863
67,966
84,787
99,003
122,583
Pajak Daerah
21,349
27,927
32,996
34,016
36,693
23,672
33,940
41,680
48,261
63,619
2,815
2,937
3,935
4,468
5,527
14,025
3,160
6,174
12,256
16,743
398,057
431,991
434,890
623,383
747,835
67,686
79,448
57,989
61,769
85,389
610
596
376
399
749
327,760
346,946
372,524
548,389
605,720
2,000
5,000
4,000
12,826
55,976
22,959
22,218
24,748
-
21,500
482,880
522,176
544,426
722,387
891,918
Belanja Tidak langsung
192,710
212,304
233,718
263,354
713,089
Belanja Langsung
381,751
399,162
421,291
627,627
166,512
574,462
611,466
655,010
890,981
884,643
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah
Lain-lain Pendapatan yang
Sah
II
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
III
Lain-Lain Pendapatan
Yang Sah
Total Pendapatan Daerah
(1+2+3)
I
II
Total Belanja Daerah (1+2)
Hal 9-2
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Dari tabel 9.1 di atas terlihat APBD Kabupaten Serang trend capaian pendapatan
daerah setiap tahun dari Rp 482,880 miliar (2008) meningkat Rp 522,176 miliar
(Tahun 2009) meningkat lagi Rp 544,426 miliar (2010) dan Rp 722,387 miliar (2011)
serta menjadi Rp 891,918 miliar (2012), atau rata-rata setiap tahunnya mengalami
peningkatan sekitar 17,14 %.
Untuk Dana Perimbangan, peranannya selama 5 tahun terakhir dalam membentuk
total Pendapatan Daerah cenderung mengalami kenaikan, dari Rp 398,057 miliar
(2008) meningkat Rp 431,991 miliar (2009) meningkat lagi Rp 434,890 miliar (2005)
dan Rp 623,383 miliar (2010) serta menjadi Rp 747,835 miliar (2011). Kenaikan
tersebut lebih disebabkan oleh adanya kenaikan Dana Alokasi Umum (DAU) Rp
327,760 miliar pada tahun 2008; Rp 346,946 miliar pada tahun 2009; Rp 372,524
miliar pada tahun 2010; Rp 548,389 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 605,720
miliar pada tahun 2012.
Lebih jauh lagi, peningkatan ini menggambarkan masih ketergantungan terhadap
keuangan pusat. Berpijak dari hal tersebut, ke depan komponen dana perimbangan
akan sangat ditentukan oleh pos Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan dari Provinsi,
dimana kedua komponen tersebut tidak akan lepas dari usaha keras yang harus
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Serang untuk dapat memperoleh dana sharing
sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD), meskipun selama 5 tahun terakhir
peranannya masih pada posisi ke-2 setelah Dana Perimbangan namun memiliki
perkembangan (trend) yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari tabel 9.2.1.1
pada tahun 2008 sebesar Rp 61,863 miliar; tahun 2009 Rp 67,966 miliar; tahun 2010
Rp 84,787 miliar; tahun 2011 Rp 99,003 miliar dan tahun 2012 sebesar Rp 122,583
miliar dengan rata-rata peningkatan sebesar 18,80 %
Kenaikan PAD tersebut lebih didorong oleh adanya kenaikan yang dialami oleh
hampir seluruh sub-sub komponen yang ada dalam PAD yaitu: Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
Hal 9-3
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Pendapatan Asli Daerah (PAD) meskipun peranannya tidak begitu besar dalam
pembentukan Pendapatan Daerah, namun peningkatan PAD memperlihatkan adanya
kecenderungan peningkatan yang konsisten dari tahun ke tahun, dan ini tampaknya
harus tetap dijaga untuk dapat lebih berperan dalam ikut menentukan besaran
perolehan pendapatan daerah untuk masa-masa mendatang.
Selanjutnya untuk komponen Lain-Lain Pendapatan yang Sah yang dalam hal ini
dikelola, melalui Bantuan Dana Kontijensi/Penyeimbang dari Pemerintah, dalam 5
tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang menurun (dari Rp 22,959 miliar
pada tahun 2008 menjadi Rp 21,500 miliar pada tahun 2012), peranan tersebut juga
relatif kecil dalam ikut menyumbang pembentukan total pendapatan daerah.
9.3
KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH
Untuk mendukung sumber pembiayaan dalam komponen proyek cost recovery,
Pemerintah Daerah Kabupaten Serang telah memiliki Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD). Era liberalisasi perdagangan dan investasi menuntut BUMD untuk mampu
memenuhi segala permintaan dan kebutuhan masyarakat yang dilayaninya dengan
pelayanan prima dan bersekala internasional. Oleh Karena itu BUMD harus
mengubah paradigma usahanya dari budaya usaha yang berorientasi pada prosedur
birokrasi yang kaku menjadi perusahaan daerah yang memiliki budaya korporasi
dengan perilaku bisnis yang profesional dan enterpreneur.
Sejalan dengan itu, BUMD di Kabupaten Serang dituntut pula untuk mampu
menjalankan aktivitas usahanya secara efisien, efektif, selektif, produktif, serta
antisipatif terhadap berbagai perubahan lingkungan yang sewaktu-waktu dapat saja
terjadi. Salah satu BUMD yang terkait dengan PU/Cipta Karya yaitu Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM). Aspek keuangan PDAM selama 5 tahun yang meliputi : 1.
Neraca Keuangan; 2. Neraca Rugi/laba; dan Neraca Arus Dana Kas akan dijabarkan
sebagai berikut :
Hal 9-4
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Tabel 9.2
Laporan Neraca PDAM Kabupaten Serang
Periode 2008-2012 (Dalam Juta Rupiah)
URAIAN
2008
2009
2010
2011
2012
AKTIVA :
Aktiva Lancar
6.760
8.416
7.540
9.983
10.288
50
50
50
50
50
15.886
14.936
14.833
14.602
14.724
2.519
1.355
1.693
1.855
1.436
-
-
-
-
38
25.216
24.758
24.177
26.491
26.537
Hutang Lancar
3.972
2.562
2.532
4.665
4.263
Total Hutang/Pasiva
3.972
2.562
2.532
4.665
4.263
19.576
19.905
20.843
19.876
20.296
1.526
2.140
583
1.782
1.806
25.216
24.758
24.177
26.491
26.537
Investasi Jangka Panjang
Aktiva Tetap
Aktiva lain-lain
Aktiva Tak Berwujud
Total Aset/Aktiva
Pasiva:
Total Modal & Cadangan
Jumlah laba (rugi)
Jumlah Pasiva
Sumber : PDAM Kabupaten Serang
Berdasarkan tabel 9.2 tentang Laporan Neraca PDAM Kabupaten Serang, total aktiva
secara umum meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008 sebesar Rp 25,216
miliar, tahun 2009 Rp 24,758 miliar, tahun 2010 turun menjadi Rp 24,177 milar,
tahun 2011 meningkat kembali menjadi Rp 26,491 miliar dan tahun 2012 Rp 26,537
miliar. Peningkatan total aktiva tetap ini disumbang dari aktiva lancar
Hal 9-5
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Tabel 9.3
Laporan Laba Rugi PDAM Kabupaten Serang
Periode 2008-2012 (Dalam Juta Rupiah)
URAIAN
2008
2009
2010
2011
2012
PENDAPATAN USAHA :
Pendapatan Penjualan Air
7.266
7.475
7.709
12.525
12.949
866
63
83
76
45
Pendapatan Operasi Non Air
1.635
969
1.370
1.321
967
Pendapatan Mitra Kerja
1.846
3.011
2.355
2.886
1.452
11.615
11.519
11.518
16.809
15.415
6.779
6.803
6.868
11.000
8.768
1.305
1.140
681
2.054
414
1.359
1.062
1.037
2.164
517
(524)
(514)
(376)
(1.162)
(300)
57
66
(130)
(201)
250
Pendapatan Sambungan Baru
Jumlah Pendapatan Usaha
Biaya Langsung Usaha
LABA (RUGI) KOTOR USAHA
Biaya tidak langsung
LABA (RUGI) USAHA
PENDAPATAN (BIAYA) LAIN-LAIN
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN
PAJAK PENGHASILAN
PAJAK TANGGUHAN
LABA (RUGI) BERSIH
892
614
530
800
467
Sumber : PDAM Kabupaten Serang
Berdasarkan tabel 9.3 tentang Laporan Laba Rugi PDAM Kabupaten Serang,
Pendapatan Usaha aktiva secara umum turun naik setiap fluktuatif. Pada tahun 2008
sebesar Rp11,615 miliar, menurun tahun 2009 Rp 11,519 miliar, menurun kembali
tahun 2010 menjadi Rp 11,518 miliar, tahun 2011 meningkat pesat menjadi Rp
16,809 miliar dan turun kembali tahun 2012 Rp 15,415 miliar. Peningkatan
pendapatan usaha yang terus meningkat ini disumbang dari pendapatan penjualan
air,sedangkan dari pendapatan sambungan baru, pendapatan operasi non air, dan
pendapatan mitra kerja cenderung menurun .
Hal 9-6
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Sementara Biaya Langsung Usaha yang terdiri : biaya sumber air, biaya pengolahan
air, dan biaya transmisi & distribusi mengalami kenaikan dan penurunan yang
berfluktuatif, namun secara umum biaya langsung usaha cenderung menurun,
sehingga laba kotor usaha relatif mengalami kenaikan. Jika dikurangi dengan biaya
tidak langsung yang berupa biaya umum & administrasi, pendapatan (biaya) lainlain,serta pengurangan pajak penghasilan dan pajak tangguhan, maka laba bersih
PDAM Kabupaten Serang cenderung menurun, yaitu Rp 892,035 juta (2008) turun
menjadi Rp 614,728 juta (2009), turun kembali menjadi Rp 530,134 juta (2010),
kemudian naik Rp 800,904 juta (2011) dan kembali turun menjadi Rp 467,463 juta
(2012)
Sementara arus kas PDAM Kabupaten Serang dapat digambarkan pada tabel 6.4
sebagai berikut :
Tabel 6.4
Laporan Arus Kas PDAM Kabupaten Serang
Periode 2008-2012 (Dalam Juta Rupiah)
URAIAN
1. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
2. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
2008
2009
2010
2011
2.559
306
3.248
2.463
(5.873)
(1.332)
(2.017)
(1.745)
3.874
1.534
(1.564)
271
560
509
(334)
989
1.464
2.025
2.534
2.200
3. Arus Kas Dari Aktivitas
Pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Kas
Saldo Kas Awal
Saldo Kas Akhir
2.025
2.534
2.200
3.190
Sumber : PDAM Kabupaten Serang
Hal 9-7
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Secara umum arus kas dari aktivitas operasi selama 4 tahun fluktuasi yang sangat
tajam , dimana tahun 2008 Rp 2,559 miliar turun tajam menjadi Rp 306 juta pada
tahun 2009, kemudian meningkat lagi menjadi 3,248 miliar dan kembali turun
menjadi 2,463 miliar tahun 2010. Sementara arus kas dari kegiatan investasi
memiliki nilai negatif (defisit) yang merupakan penurunan dari aktiva tetap.
Demikian pula halnya dengan arus kas dari aktivitas pendanaan mengalami fluktuasi
penurunan. Namun pada akhirnya Kas dan setara kas akhir periode PDAM
Kabupaten Serang selama 4 tahun cenderung mengalami kenaikan dari Rp 2,025
miliar pada tahun 2008 menjadi Rp 3,190 miliar pada tahun 2011.
9.4 PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
9.4.1 PROYEKSI APBD 5 TAHUN KEDEPAN
Proyeksi APBD dalam lima tahun kedepan dilakukan dengan melakukan perhitungan
regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima (5) tahun terakhir menggunakan
asumsi dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka
diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima (5) tahun
kedepan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun
sebelumnya.
Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut :
1. Menetukan prosentasi pertumbuhanan per pos pendapatan.
Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan: Y0 =
Y-1 =
Nilai tahun ini
Nilai 1 tahun sebelumnya
Y-2 = Nilai 2tahun sebelumnya
Hal 9-8
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiappos pendapatan yang
terjadi dari PAD, Dana Perimbangan (DAU,DAK, DBH), dan lain-lain pendapatan
yang sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam lima (5) tahun kedepan.
Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai
proyeksi pada lima (5) tahun kedepan dengan menggunakan rumus proyeksi
goematris sebagai berikut :
Keterangan: Yn
= Nilai pada tahun n
r
=
% pertumbuhan
Y0 = Nilai pada tahun ini
n
=
tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas
daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total
pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total
belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya
terhadap APBD sama dengan eksisting (Tabel-9.6) maka diketahui proyeksi
kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta karya
dalam lima (5) tahun kedepan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada Tabel-9.9
berikut:
Hal 9-9
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Tabel-9.9:
Proyeksi Pendpatan APBD Kabupaten Serang dalam 5 Tahun Kedepan
Komponen APBD
2011
Realisasi
2012
2013
Persentase
Pertumbuhan
2014
2015
Proyeksi
2016
2017
2018
Pendapatan Asli Daerah
Dana Perimbangan
DAU
DBH
DAK
- DAK Air Minum
- DAK Sanitasi
Lain-Lain Pendapatan Yang
Sah
Total APBD
Dari data proyeksi APBD tersebut dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan
metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR)
1. Net Public Saving
Net Public Saving atau Tabungan Pemerintan adalah sisa dari total penerimaan
daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan
kata lain NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk pembangunan.
Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU Cipta
Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 5 tahun ke depan
untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta
kayra.
Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:
Net Public Saving = Total Penerimaan Daerah – Belanja Wajib
NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) – (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)
- Belanja Mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi /tidak bisa dihindari oleh pegawai,
belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang
mengikat sesuai sesuai peraturan daerah yang berlaku .
- Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran kegiatan
lanjutan serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.
2. Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan
untukmenutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas.
PinjamanDaerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain,
Hal 9-10
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
lembaga keuanganbank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat
(obligasi). Berdasarkan PP No.30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah,
Pemerintah Daerah wajib memenuhipersyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik
tidakmelebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;
b. Memenuhi
ketentuan
rasio
kemampuan
keuangan
daerah
untuk
mengembalikanpinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.
d. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah
Daerahjuga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas
pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.
Salah
satu
persyaratan
dalam
permohonan
pinjaman
adalah
rasio
kemampuankeuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal
dengan Debt ServiceCost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR
minimal adalah 2,5.DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk
membayar pinjaman, sekaligusmemberikan gambaran kapasitas keuangan
pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam
RPIJM dengan rumus sebagai berikut:
PAD = Pendapatan Asli daerah
DAU = Dana Alokasi Umum
DBH = Dana Bagi Hasil
DBHDR = DBH Dana Reboisasi
Hal 9-11
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
9.5 ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI
PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
9.5.1 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan
kegiatan yang ada dalam RPIJM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah
dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut:
a. Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend
historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya.
b. Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan
sebelumnya
c. Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis sebelumnya
d. Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama
Pemerintah dan Swasta berdasarkan hasil sebelumnya.
Dengan mengambil data Laporan Keuangan APBD kabupaten/Kota …..tahun 20..
sampai dengan tahun 20.., maka dapat dihitung NPS maupun DSCRnya dari masingmasing tahun. Dari hasil perhitungan kedua indikator tersebut, dikemukakan bahwa
NPS tahun 20.. sebesar Rp. ……….. dan tahun 20.. meningkat menjadi Rp. ………… atau
rata-rata meningkat sebesar … %. Dan untuk DSCR tahun 20.. sebesar ….kali, tahun
20.. sebesar .. kali atau diatas/dibawah rata-rata minimal 2,5 kali.
Perkembangan NPS dan DSCR Kabupaten/Kota ……….. tahun 20.. sampai dengan 20..
terlihat pada Tabel-9.11 berikut :
Hal 9-12
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
No
I
1.
2.
3.
4.
II
1.
2.
III
IV
Tabel-9.11:
AnalisisNet Public Saving(NPS) dan Debt ServiceCost Ratio (DSCR)
Kabupaten/Kota………. Tahun …… - ……..
Uraian
Penerimaan Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Dana Alokasi Umum
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Khusus
Belanja Wajib
Belanja Mengikat
- Belanja Pegawai
- Belanja Barang
- Belanja Bunga
- Belanja Subsidi
- Belanja Bagi Hasil
- Belanja Lain yang Mengikat
Kewajiban/Belanja Daerah
- Pembayaran Pokok Pinjaman
- Pembayaran Kegiatan Lanjutan
Net Public Saving (Rp)
Net Public Saving (%)
Debt Service Cost Ratio (Rp)
Debt Service Cost Ratio (%)
20…..
20…..
20…..
20….
20….
Rata-rata
9.5.2 STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di daerah, dan untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada
dalam RPIJM, Pemerintah Daerah Kabupaten Serang telah menyusun strategi untuk
meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Yang
meliputi beberapa aspek antara lain :
1. Strategi peningkatan DDUB, meliputi:
Pembahasan RAPBD menggunakan dokumen RPIJM sebagai referensi
Peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi belanja daerah
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran,
meliputi:
Membuat urutan prioritas dalam penyusunan anggaran
Hal 9-13
DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019
Meningkatkan penerimaan melalui pajak-pajak daerah
3. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur
permukiman yang sudah ada
Dilakukan identifikasi keperluan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi
infrastruktur untuk membuat perkiraan pendanaan yang diperlukan
Peningkatan penerimaan pendapatan daerah
Hal 9-14