11.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1508998771Bab 11 Enrekang fix
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten
Enrekang profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan
Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta
Karya.
11.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya
diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta
Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan
(Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).
Khusus untuk Direktorat Jenderal Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan
sudah diserahkan kepada
pemerintah daerah, baik
pemerintah Provinsi
maupun
Kabupaten/Kota, oleh karena itu peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen. Cipta Karya
lebih terfokus kepada tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas). Tugas
pengaturan dilakukan melalui penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar,
Pedoman dan Kriteria (NSPK), dan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta
tugas-tugas lain yang bersifat penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan
dilakukan dalam bentuk pemberian bimbingan dan bantuan teknis, supervisi serta konsultasi.
Untuk Tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan
evaluasi. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh dana
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Dalam penyelenggaran tugas pembangunan pola penyelenggaraan terdiri dari kegiatan
pembangunan yag bersifat pulih biaya (cost recovery) serta kegiatan pembangunan yang
bersifat tidak pulih biaya (non cost recovery). Untuk kegiatan pulih biaya tidak memerlukan
bantuan dana pemerintah pusat (APBN) dan dilakukan dengan pengusahaan dan mandiri oleh
swasta dan masyarakat. Untuk kegiatan yang bersifat tidak pulih biaya, maka diperlukan peran
pemerintah pusat dan daerah, dimana peran pemerintah pusat hanya sebagai stimulan.
XI - 1
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
Selain pola penyelenggaraan kegiatan pembangunan yag bersifat cost recovery serta non
cost recovery, Ditjen. Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan
pola pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam
pembangunan lingkungannya.
Untuk tugas pembangunan ini juga ada melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa
bantuan khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya dengan kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola Hibah,
yaitu bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
melaksanakan kegiatan strategis nasional yang mendesak.
Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber dana bagi
dukungan pembinaan dan pengembangan permukiman, yaitu sumber dana nasional (APBN),
sumber dana lokal (APBD provinsi, kabupaten, kota), serta sumber dana intenasional (bantuan
luar negeri berupa hibah/grant maupun pinjaman/loan) dari lembaga multilateral (World
Bank, Asian Development Bank, dll) serta lembaga donor bilateral. Selain itu kebijakan
pembiayaan diarahkan untuk dapat memanfaatkan sumber dana non-pemerintah, yaitu sumber
dana swasta dan sumber dana masyarakat.
11.1.1
Profil Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Enrekang
Realisasi belanja daerah Kabupaten Enrekang pada tahun 2013 sampai
2015 lebih banyak dikontribusikan untuk belanja Rutin. Belanja rutin mendapat
kontribusi dari belanja daerah, pada tahun 2013 sebesar Rp 425.023.418.845,33.
Pada tahun 2014 mendapat kontribusi sebesar Rp 721.568.918.274. Selanjutnya
pada tahun 2015 sebesar Rp 753.475.329.673. sedangkan belanja pembangunan
pada tahun 2013 sebesar Rp 127.182.689.276, tahun 2013 sebesar Rp
144.059.018.288 dan Tahun 2015 sebesar Rp 167.048.474.410. Berikut adalah
table APBD 2012-2014 Kabupaten Enrekang.
Tabel 11.1.
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2013-2015
PENDAPATAN
Bagian Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun
Lalu
Bagian Pendapatan Asli
Daerah
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(Rp)
(Rp)
(Rp)
6.566.189.705,79
30.093.348.189,22
1.008.952.488,40
52.662.336.069,00
53.138.074.019,00
XI - 2
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
Bagian Dana Perimbangan
558.647.553.707,89
672.726.951.000,00
703.936.500.555,00
Bagian Pinjaman Daerah
Lain – Lain Penerimaan yang
sah
15.569.088.200,00
142.897.241.009,00
164.771.092.509,00
TOTAL
581.791.784.102,08
898.379.876.267,22
921.845.667.083,00
PENGELUARAN
JUMLAH (Rp)
Belanja Rutin
425.023.418.845,33
721.568.918.274,00
753.475.329.673,00
Belanja Pembangunan
127.182.689.276,00
144.059.018.288,00
167.048.474.410,00
552.206.108.121,33
865.627.936.562,00
920.523.804.083,00
TOTAL
Sumber : Bappeda Kab. Enrekang, 2015
11.2 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi
pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3 tahun terakhir yang
bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.
11.2.1
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari
APBN Dalam 3 Tahun
Meskipun pembangunan infrastruktur permukiman merupakan tanggung
jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan
infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM.
Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke
daerah melalui Satuan Kerja (SATKER) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan untuk
Kabupaten Enrekang perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran
Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di Kabupaten Enrekang.
Tabel 11.2. APBN Cipta Karya di Kabupaten Enrekang dalam 3 Tahun Terakhir
Dalam Ribuan Rupiah
APBN
TAHUN KEGIATAN
RM
2013
Bangkim
PBL
PLP
1.373.940
353.460
APBD
CSR
&
KAB./ KPS
PHLN PROV
KOTA
DAK
APBN
APBD
SUMBER
PENDANAAN
LAINNYA
748.280 74.828
XI - 3
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
2014
2015
AM
TOTAL
Bangkim
PBL
PLP
AM
TOTAL
Bangkim
PBL
PLP
AM
TOTAL
2.592.173
4.319.573
1.117.970 111.797
1.866.250 186.625
5.500.000
2.520.000
8.020.000
16.251.645
1.206.250 120.625
1.094.620 109.462
2.300.870 230.087
3.275.318
8.778.280
28.305.243
1.896.540 189.654
1.613.080 161.308
3.509.620 350.962
Sumber : Dinas PU Kab. Enrekang, 2015
11.2.2
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari
APBD dalam 3 Tahun
Pemerintah Kabupaten Enrekang memiliki tugas untuk membangun
prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah
Kabupaten Enrekang dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya
perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total
belanja daerah dalam 3 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi
pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur
yang sudah ada. Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta
Karya yang ada.
Tabel 11.3.
Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya
dalam 3 Tahun Terakhir
Dalam Ribuan Rupiah
1. Pengembangan Air Minum
-
Tahun
2014
970.000.000
2. Pengembangan PLP
-
1.720.000.000
1.060.000.000
3.985.991.000
-
1.100.000.000
-
17.792.000.000
2.862.000.000
3.985.991.000
20.482.000.000
8.967.667.000
SEKTOR
3. Pengembangan Permukiman
4. Penataan Bangunan dan Lingkungan
TOTAL
Tahun
2013
Tahun
2015
3.945.667.000
Sumber : Kab. Enrekang, 2015
XI - 4
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
11.2.3
Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam
5 tahun
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua
fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial
(social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun
sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa
perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya,
seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan
dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan
perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara
berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu
alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.
11.2.4
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari
Swasta
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki
pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam
pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah
dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar
hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005
Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum
dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
11.3 Proyeksi Dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Untuk melihat kemampuan keuangan Kabupaten Enrekang dalam melaksanakan
pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2JM)
maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan
daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.
XI - 5
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
11.3.1
Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
Proyeksi APBD Kabupaten Enrekang dalam lima tahun ke depan
dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan
APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend
historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi
APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi
proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
Tabel 11.4.
Proyeksi Pendapatan APBD Kab. Enrekang dalam 5 Tahun ke Depan
(dalam ribuan rupiah)
No
Pendapatan
Tahun 2016
(Rp)
Tahun 2017
(Rp)
Tahun 2018
(Rp)
Tahun 2019
(Rp)
Tahun 2020
(Rp)
1
Bagian Sisa Lebih
Perhitungan
Anggaran Tahun
Lalu
2
Bagian
Pendapatan Asli
Daerah
109.813.721
166.489.368
223.165.015
279.840.662
336.516.309
3
Bagian
Dana
Perimbangan
760.612.147
817.287.794
873.963.442
930.639.089
987.314.736
4
Bagian Pinjaman
Daerah
5
Lain-lain
Penerimaan
yang sah
221.446.739
278.122.386
334.798.033
391.473.681
448.149.328
1.091.872.608
1.261.899.550
1.431.926.491
1.601.953.433
1.091.872.608
Total
Sumber : Hasil analisa PDRB Kab. Enrekang, 2015
11.3.2
Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah 5 tahun ke depan
Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak
dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah
maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya
memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan.
Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah
untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke
depan sesuai jangka waktu RPI2JM.
XI - 6
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
11.3.3
Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5
Tahun ke Depan
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah
Kabupaten Enrekang perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat
dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta
Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut
disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor
serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari program tersebut.
11.4 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat
ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang
meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha
dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan
bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
11.4.1
Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Analisa ini dipergunakan untuk melihat kemampuan Kabupaten
Enrekang dalam membiayai investasi yang direncanakan di dalam program
Jangka Menengah (PJM). Dari hasil analisa perhitungan yang dilakukan
terhadap proyeksi pendapatan yang ada dalam 5 tahun terakhir, maka dana
yang dapat disisihkan sebagai pendamping didalam program investasi ini,
antara 900 juta s/d 1,2 milyar.
Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kota,
Pemerintah Indonesia, Bantuan Luar Negeri dan Masyarakat . Untuk sektor air
minum, limbah dan sampah biasanya komponen yang lebih dominan dalam
membiayai
adalah
pemerintah
kabupaten/kota,
sebaliknya
pada
penanggulangan bencana, jalan negara, drainase makro, pemerintah pusat lebih
dominan.
Baik bantuan Luar negeri maupun dana pemerintah pusat ke pemerintah
kabupaten/kota sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus
XI - 7
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
didasarkan kepada kekuatan sendiri, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten/kota
dan masyarakat (community based development).
Setelah
melalui
kabupaten/kota,
maka
proses
penilaian
selanjutnya
adalah
RPI2JM
program
oleh
pemerintah
sekaligus
proses
pembiayaannya. Pada pelaksanaan pembiayaan, maka semua sumber
pembiayaan yang sudah disepakati antara pemerintah kabupaten dengan
pemerintah pusat termasuk
dana bantuan luar negeri dirumuskan dalam
Project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan Program).
11.4.2
Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah
dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan
program yang ada dalam RPI2JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun
suatu strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur
permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPI2JM daerah agar
merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang
Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain:
1.
Strategi peningkatan DDUB Kabupaten Enrekang dan provinsi;
2.
Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan
anggaran;
3.
Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah Kabupaten
Enrekang;
4.
Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam
pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;
5.
Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltiasi
infrastruktur permukiman yang sudah ada;
6.
Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.
XI - 8
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten
Enrekang profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan
Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta
Karya.
11.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya
diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta
Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan
(Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).
Khusus untuk Direktorat Jenderal Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan
sudah diserahkan kepada
pemerintah daerah, baik
pemerintah Provinsi
maupun
Kabupaten/Kota, oleh karena itu peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen. Cipta Karya
lebih terfokus kepada tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas). Tugas
pengaturan dilakukan melalui penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar,
Pedoman dan Kriteria (NSPK), dan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta
tugas-tugas lain yang bersifat penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan
dilakukan dalam bentuk pemberian bimbingan dan bantuan teknis, supervisi serta konsultasi.
Untuk Tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan
evaluasi. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh dana
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Dalam penyelenggaran tugas pembangunan pola penyelenggaraan terdiri dari kegiatan
pembangunan yag bersifat pulih biaya (cost recovery) serta kegiatan pembangunan yang
bersifat tidak pulih biaya (non cost recovery). Untuk kegiatan pulih biaya tidak memerlukan
bantuan dana pemerintah pusat (APBN) dan dilakukan dengan pengusahaan dan mandiri oleh
swasta dan masyarakat. Untuk kegiatan yang bersifat tidak pulih biaya, maka diperlukan peran
pemerintah pusat dan daerah, dimana peran pemerintah pusat hanya sebagai stimulan.
XI - 1
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
Selain pola penyelenggaraan kegiatan pembangunan yag bersifat cost recovery serta non
cost recovery, Ditjen. Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan
pola pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam
pembangunan lingkungannya.
Untuk tugas pembangunan ini juga ada melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa
bantuan khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya dengan kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola Hibah,
yaitu bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
melaksanakan kegiatan strategis nasional yang mendesak.
Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber dana bagi
dukungan pembinaan dan pengembangan permukiman, yaitu sumber dana nasional (APBN),
sumber dana lokal (APBD provinsi, kabupaten, kota), serta sumber dana intenasional (bantuan
luar negeri berupa hibah/grant maupun pinjaman/loan) dari lembaga multilateral (World
Bank, Asian Development Bank, dll) serta lembaga donor bilateral. Selain itu kebijakan
pembiayaan diarahkan untuk dapat memanfaatkan sumber dana non-pemerintah, yaitu sumber
dana swasta dan sumber dana masyarakat.
11.1.1
Profil Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Enrekang
Realisasi belanja daerah Kabupaten Enrekang pada tahun 2013 sampai
2015 lebih banyak dikontribusikan untuk belanja Rutin. Belanja rutin mendapat
kontribusi dari belanja daerah, pada tahun 2013 sebesar Rp 425.023.418.845,33.
Pada tahun 2014 mendapat kontribusi sebesar Rp 721.568.918.274. Selanjutnya
pada tahun 2015 sebesar Rp 753.475.329.673. sedangkan belanja pembangunan
pada tahun 2013 sebesar Rp 127.182.689.276, tahun 2013 sebesar Rp
144.059.018.288 dan Tahun 2015 sebesar Rp 167.048.474.410. Berikut adalah
table APBD 2012-2014 Kabupaten Enrekang.
Tabel 11.1.
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2013-2015
PENDAPATAN
Bagian Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun
Lalu
Bagian Pendapatan Asli
Daerah
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(Rp)
(Rp)
(Rp)
6.566.189.705,79
30.093.348.189,22
1.008.952.488,40
52.662.336.069,00
53.138.074.019,00
XI - 2
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
Bagian Dana Perimbangan
558.647.553.707,89
672.726.951.000,00
703.936.500.555,00
Bagian Pinjaman Daerah
Lain – Lain Penerimaan yang
sah
15.569.088.200,00
142.897.241.009,00
164.771.092.509,00
TOTAL
581.791.784.102,08
898.379.876.267,22
921.845.667.083,00
PENGELUARAN
JUMLAH (Rp)
Belanja Rutin
425.023.418.845,33
721.568.918.274,00
753.475.329.673,00
Belanja Pembangunan
127.182.689.276,00
144.059.018.288,00
167.048.474.410,00
552.206.108.121,33
865.627.936.562,00
920.523.804.083,00
TOTAL
Sumber : Bappeda Kab. Enrekang, 2015
11.2 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi
pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3 tahun terakhir yang
bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.
11.2.1
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari
APBN Dalam 3 Tahun
Meskipun pembangunan infrastruktur permukiman merupakan tanggung
jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan
infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM.
Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke
daerah melalui Satuan Kerja (SATKER) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan untuk
Kabupaten Enrekang perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran
Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di Kabupaten Enrekang.
Tabel 11.2. APBN Cipta Karya di Kabupaten Enrekang dalam 3 Tahun Terakhir
Dalam Ribuan Rupiah
APBN
TAHUN KEGIATAN
RM
2013
Bangkim
PBL
PLP
1.373.940
353.460
APBD
CSR
&
KAB./ KPS
PHLN PROV
KOTA
DAK
APBN
APBD
SUMBER
PENDANAAN
LAINNYA
748.280 74.828
XI - 3
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
2014
2015
AM
TOTAL
Bangkim
PBL
PLP
AM
TOTAL
Bangkim
PBL
PLP
AM
TOTAL
2.592.173
4.319.573
1.117.970 111.797
1.866.250 186.625
5.500.000
2.520.000
8.020.000
16.251.645
1.206.250 120.625
1.094.620 109.462
2.300.870 230.087
3.275.318
8.778.280
28.305.243
1.896.540 189.654
1.613.080 161.308
3.509.620 350.962
Sumber : Dinas PU Kab. Enrekang, 2015
11.2.2
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari
APBD dalam 3 Tahun
Pemerintah Kabupaten Enrekang memiliki tugas untuk membangun
prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah
Kabupaten Enrekang dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya
perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total
belanja daerah dalam 3 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi
pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur
yang sudah ada. Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta
Karya yang ada.
Tabel 11.3.
Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya
dalam 3 Tahun Terakhir
Dalam Ribuan Rupiah
1. Pengembangan Air Minum
-
Tahun
2014
970.000.000
2. Pengembangan PLP
-
1.720.000.000
1.060.000.000
3.985.991.000
-
1.100.000.000
-
17.792.000.000
2.862.000.000
3.985.991.000
20.482.000.000
8.967.667.000
SEKTOR
3. Pengembangan Permukiman
4. Penataan Bangunan dan Lingkungan
TOTAL
Tahun
2013
Tahun
2015
3.945.667.000
Sumber : Kab. Enrekang, 2015
XI - 4
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
11.2.3
Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam
5 tahun
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua
fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial
(social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun
sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa
perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya,
seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan
dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan
perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara
berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu
alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.
11.2.4
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari
Swasta
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki
pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam
pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah
dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar
hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005
Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum
dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
11.3 Proyeksi Dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Untuk melihat kemampuan keuangan Kabupaten Enrekang dalam melaksanakan
pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2JM)
maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan
daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.
XI - 5
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
11.3.1
Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
Proyeksi APBD Kabupaten Enrekang dalam lima tahun ke depan
dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan
APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend
historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi
APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi
proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
Tabel 11.4.
Proyeksi Pendapatan APBD Kab. Enrekang dalam 5 Tahun ke Depan
(dalam ribuan rupiah)
No
Pendapatan
Tahun 2016
(Rp)
Tahun 2017
(Rp)
Tahun 2018
(Rp)
Tahun 2019
(Rp)
Tahun 2020
(Rp)
1
Bagian Sisa Lebih
Perhitungan
Anggaran Tahun
Lalu
2
Bagian
Pendapatan Asli
Daerah
109.813.721
166.489.368
223.165.015
279.840.662
336.516.309
3
Bagian
Dana
Perimbangan
760.612.147
817.287.794
873.963.442
930.639.089
987.314.736
4
Bagian Pinjaman
Daerah
5
Lain-lain
Penerimaan
yang sah
221.446.739
278.122.386
334.798.033
391.473.681
448.149.328
1.091.872.608
1.261.899.550
1.431.926.491
1.601.953.433
1.091.872.608
Total
Sumber : Hasil analisa PDRB Kab. Enrekang, 2015
11.3.2
Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah 5 tahun ke depan
Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak
dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah
maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya
memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan.
Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah
untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke
depan sesuai jangka waktu RPI2JM.
XI - 6
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
11.3.3
Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5
Tahun ke Depan
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah
Kabupaten Enrekang perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat
dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta
Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut
disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor
serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari program tersebut.
11.4 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat
ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang
meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha
dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan
bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
11.4.1
Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Analisa ini dipergunakan untuk melihat kemampuan Kabupaten
Enrekang dalam membiayai investasi yang direncanakan di dalam program
Jangka Menengah (PJM). Dari hasil analisa perhitungan yang dilakukan
terhadap proyeksi pendapatan yang ada dalam 5 tahun terakhir, maka dana
yang dapat disisihkan sebagai pendamping didalam program investasi ini,
antara 900 juta s/d 1,2 milyar.
Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kota,
Pemerintah Indonesia, Bantuan Luar Negeri dan Masyarakat . Untuk sektor air
minum, limbah dan sampah biasanya komponen yang lebih dominan dalam
membiayai
adalah
pemerintah
kabupaten/kota,
sebaliknya
pada
penanggulangan bencana, jalan negara, drainase makro, pemerintah pusat lebih
dominan.
Baik bantuan Luar negeri maupun dana pemerintah pusat ke pemerintah
kabupaten/kota sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus
XI - 7
Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020
didasarkan kepada kekuatan sendiri, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten/kota
dan masyarakat (community based development).
Setelah
melalui
kabupaten/kota,
maka
proses
penilaian
selanjutnya
adalah
RPI2JM
program
oleh
pemerintah
sekaligus
proses
pembiayaannya. Pada pelaksanaan pembiayaan, maka semua sumber
pembiayaan yang sudah disepakati antara pemerintah kabupaten dengan
pemerintah pusat termasuk
dana bantuan luar negeri dirumuskan dalam
Project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan Program).
11.4.2
Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah
dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan
program yang ada dalam RPI2JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun
suatu strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur
permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPI2JM daerah agar
merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang
Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain:
1.
Strategi peningkatan DDUB Kabupaten Enrekang dan provinsi;
2.
Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan
anggaran;
3.
Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah Kabupaten
Enrekang;
4.
Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam
pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;
5.
Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltiasi
infrastruktur permukiman yang sudah ada;
6.
Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.
XI - 8