Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
BAB VIII ASPEK PEMBIAYAAN
9.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non- Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan: a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun sebelumnya;
b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;
c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah; e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari: a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut: a. Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:
- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
Tingkat kerawanan air minum. -
b. Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis:
- kerawanan sanitasi; cakupan pelayanan sanitasi. -
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPIJM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor. Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPIJM meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri. Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesarbesarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.
9.2 Profil APBD Kabupaten Bangka Tengah Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten Bangka Tengah selama 5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir.
Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran. Profil APBD Kabupaten Bangka Tengah disajikan dalam tabel sebagai berikut ini.
Tabel 8.1 Perkembangan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Kabupaten Bangka Tengah dalam Lima Tahun TerakhirUraian 2008 (Juta Rp) 2009 (Juta Rp) 2010 (Juta Rp) 2011 (Juta Rp) 2012 (Juta Rp) Pendapatan
297,948,000 327,065,000 332,848,000 479,469,000 487.392.000
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
12,162 17,554 20,162 27,977 37,275
a. Pajak Daerah 1,342 2,576 2,395 5,842 12,875
b. Retribusi Daerah 1,506 0,204 3,311 2,930 3,523
c. Laba BUMD 0,825 2,857 3,553 4,875 5,794
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 8,489 11,916 10,903 14,330 15,083
2. Dana Perimbangan
273,45 214,85 312,686 451,492 450,117
a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 23,850 53,264 53,021 121,325 79,400
b. Dana Alokasi Umum (DAU) 205,62 200,62 204,185 235,206 303,044
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 43,975 40,966 24,330 27,717 35,892 d.
- Bantuan Keuangan dari Provinsi
- e. Transfer Pemerintah Pusat Lainnya (Dana Penyesuaian)
- -
10,058 43,518 15,654
21,091 23,726 16,127
3. Pinjaman Daerah
4. Bantuan Daerah
12,340 14,659
- BELANJA
1. Belanja Tidak Langsung
192,415 222,395
a. Belanja Pegawai 161,404 184,273
b. Belanja Bunga 6,448 12,955
c. Belanja Subsidi 4,161 1,234
d. Belanja Hibah 20,297 23,118
e. Belanja Bantuan Sosial
f. Belanja Bagi Hasil Kepada Prop/Kab/Kota dan Pemerintah 103 813
g. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prop/Kab/Kota dan Pemerintah h. BelanjaTak terduga
2. Belanja Langsung
233,845 346,233
a. Belanja Pegawai 23,803 39,217
b. Belanja Barang dan Jasa 96,904 133,900
c. Belanja Modal 113,137 173,116
3. Penerimaan Pembiayaan
99,924 142,635
a. Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) 99,924 142,635
b. Pencairan Dana Cadangan
c. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
d. Penerimaan Pinjaman
e. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
- 4. Pengeluaran Pembiayaan
- f. Penerimaan Piutang Daerah
10,498 7,498
a. Pembentukan Dana Cadanga 10.498 7,498
b. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
c. Pembayaran Pokok Utang Jatuh Tempo/
d. Pemberian Pinjaman Daerah Surplus/Defisit
9.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
9.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun
Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulant kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut. Alokasi APBN Cipta Karya di Kabupaten Bangka Tengah dalam lima tahun terakhir disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 8.2 Alokasi APBN Cipta Karya di Kabupaten Bangka Tengah dalam Lima Tahun TerakhirNo. Sub.Bidang Tahun (Rp. Juta) 2010 2011 2012 2013 2014
1. Pengembangan Permukiman Rp. - Rp. - Rp. - Rp. - Rp. -
2. Penataan Bangunan & Lingkungan Rp. - Rp. - Rp. - Rp. - Rp. -
3. Pengembangan Penyehatan Rp. - Rp. - Rp. - Rp. - Rp. - Lingkungan Permukiman
4. Penyediaan Air Minum Rp. 5.337.572.000,- Rp. 19.639.685.000,- Rp. 10.423.237.400,- Rp. 18.956.970.000,- Rp. -
Total
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional. Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.
Tabel 8.3 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten Bangka Tengah dalam Lima Tahun TerakhirTahun (Rp. Juta) No. Sub.Bidang 2010 2011 2012 2013 1014
1. DAK Air Minum Rp. 576.159.500,- Rp. 744.995.074 Rp. 2.509.401.000,- Rp. 1.443.814.300,- Rp. 1.275.535.000,-
2. DAK Sanitasi Rp. 696.189.000,- Rp. 779.474.500,- Rp. 1.603.819.000,- Rp. 1.617.000.000,- Rp. 1.961.100.000,-
Total
9.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBD dalam 5 Tahun
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 5 tahun terakhir, seperti disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 8. 4 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bangka Tengah Lima Tahun Terakhir
Uraian Tahun (Rp. Juta) 2010 2011 2012 2013 2014
Pengembangan APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB Permukiman Penataan Bangunan & Lingkungan
DDUB
Pengembangan Rp. Penyehatan
142.400.000,-
Lingkungan Permukiman
Penyediaan Air APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB
Minum Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 1.440.071.000 Rp. Rp.5.337.572.000 1.823.977.000 19.639.685.000 3.563.942.222 10.423.237.400 18.956.970.000 1.456.197.000 Total Sedangkan perkembangan proporsi belanja APBD untuk pembangunan Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bangka Tengah disajikan melalui diagram berikut ini. Tabel 9. 5 Perkembangan DDUB Kabupaten Bangka Tengah dalam Lima Tahun Terakhir
Uraian Tahun (Rp. Juta) 2010 2011 2012 2013 2014
Pengembangan APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB Permukiman Penataan Bangunan & Lingkungan
DDUB
Pengembangan Rp. Penyehatan
142.400.000,-
Lingkungan Permukiman
APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB APBN DDUB
Penyediaan Air Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Minum
5.337.572.000 1.823.977.000 19.639.685.000 3.563.942.222 10.423.237.400 1.440.071.000 18.956.970.000 1.456.197.000 Total
9.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
9.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui proyeksi pendapatan dan belanja maka dapat diperkirakan kapasitas keuangan daerah dengan metode analisis Net Public Saving. Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Proyeksi APBD dan analisa Net Public Saving (NPS) Kabupaten Bangka Tengah untuk lima tahun ke depan disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 9. 6 Proyeksi APBD dan Analisa NPS Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2014-2019
Uraian Pertumbuhan(%) 2008 (Juta Rp) 2009 (Juta Rp) 2010 (Juta Rp) 2011 (Juta Rp) 2012 (Juta Rp)
Dana Perimbangan
451,492 121,325 235,206
312,686 53,021 204,185
214,85 53,264 200,62
273,45 23,850 205,62
e. Transfer Pemerintah Pusat Lainnya (Dana Penyesuaian)
d. Bantuan Keuangan dari Provinsi
c. Dana Alokasi Khusus (DAK)
b. Dana Alokasi Umum (DAU)
a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
37,275 12,875 3,523 5,794 15,083
Pendapatan 297,948,000 327,065,000 332,848,000 479,469,000 487.392.000
27,977 5,842 2,930 4,875 14,330
20,162 2,395 3,311 3,553 10,903
17,554 2,576 0,204 2,857 11,916
12,162 1,342 1,506 0,825 8,489
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
c. Laba BUMD
b. Retribusi Daerah
a. Pajak Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
450,117 79,400 303,044
43,975
40,966
24,330 21,091 10,058
27,717 23,726 43,518
35,892 16,127 15,654
- Bantuan Daerah
Pinjaman Daerah
12,340 14,659 - - - BELANJA Belanja Tidak Langsung
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Bunga
c. Belanja Subsidi
d. Belanja Hibah
e. Belanja Bantuan Sosial
f. Belanja Bagi Hasil Kepada Prop/Kab/ Kota dan Pemerintah
g. Belanja Bantuan Keuangan 192,415 161,404 6,448
222,395 184,273 12,955 Kepada Prop/Kab/ Kota dan Pemerintah
h. BelanjaTak terduga 4,161 20,297 103
1,234 23,118 813
Belanja Langsung
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Barang dan Jasa
c. Belanja Modal 233,845 23,803 96,904 113,137
346,233 39,217 133,900 173,116
Penerimaan Pembiayaan
a. Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
b. Pencairan Dana Cadangan 99,924 99,924
142,635 142,635 c. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan d. Penerimaan Pinjaman
e. Penerimaan Kembali Pemberian
- Pinjaman
f. Penerimaan Piutang Daerah
- Pengeluaran Pembiayaan
10,498 7,498
a. Pembentukan Dana Cadangan
b. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
c. Pembayaran Pokok Utang Jatuh Tempo
10.498 7,498
d. Pemberian Pinjaman Daerah
- Surplus/Defisit Net Public Saving (NPS)
9.4.2 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 tahun ke depan
Sebagai upaya menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, maka diperlukan daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta, berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan. Rencana kerjasama pemerintah dan swasta bidang Cipta Karya Kabupaten Bangka Tengah terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 9. 7 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Ke Depan
Kegiatan Lokasi Biaya (Rp. Tahun Ribu) Pelaksanaan
9.5 Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman diperlukan dalam rangka percepatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2JM. Strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, Kabupaten Bangka Tengah meliputi sebagai berikut ini:
1. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran; a. Pemberdayaan BUMD sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan daerah melalui reformasi visi BUMD, restrukturisasi BUMD, dan profitisasi BUMD. b. Memberikan arahan yang jelas tentang alokasi anggaran terhadap sumber - sumber penerimaan baik PAD maupun transfer pusat.
c. Memperluas basis penerimaan pajak melalui identifikasi pembayar pajak baru/potensial serta meningkatkan efisiensi dan penekanan biaya pemungutan
d. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pelayanan yang optimal e. Melakukan intensifikasi sumber-sumber Pos Retribusi Daerah.
f. Meningkatkan mekanisme kontrol masyarakat terhadap pelaksanaan pengelolaan keuangan Daerah sebagai wujud nyata pelaksanaan asas transparansi dan akuntabilitas fiskal
2. Strategi peningkatan pembiayaan infrastruktur a. Melakukan identifikasi dan inventarisasi terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan yang berpotensi didanai melalui skema KPS (Kerjasama Pemerintah dan Swasta).
b. Meningkatkan peran serta swasta dan masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur Bidang Cipta Karya.
c. Mengoptimalkan sumber pendanaan alternatif seperti pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN).