Dua Raja Yang Bijaksana (2001)
Seri Bacaan Sastra Anak Nusantara
Erlis Nur Mujiningsih
Dua Raja Yang Bij
'.
Pusat Bahasa
-
-
70
satu perempuan, " kata Maharaja Isa Berundan.
"Baiklah, Paman. Kabar ini akan segera aku sampaikan kepada
Citra Mahadana dan selekasnya kami akan ke Bihu Sapurawa untuk
. menyelesaikan pinangan," lanjut Maharaja Isa Berundan.
Sukma Dilaga mohon diri . Tidak berapa lama kemudian utusan
dari Paksina datang ke Bihu Sapurawa menyampaikan pinangan
sang Pangeran. Sekali lagi keramaian digelar. Kali ini keadaan di
Bihu Sapurawa lebih meriah. Pedusunanpedusunan dihias. Pasar
malam digelar. Jalanjalan dihiasi umbulumbul. Bunyibunyian
yang merdu terdengar di manamana. Rakyat di dua kerajaan besar
itu kembali berpesta merayakan perkawinan seorang pangeran
dengan seorang putri kerajaan .
Keramaian sudah berakhir. Rakyat kembali bekerja. Begitu
pula para punggawa kerajaan, menteri, dan hulubalang. Di Bihu
Sapurawa, Ratu Anom kembali memerintahkan kerajaannya dengan
adil dan bijaksana. Begitu pula dengan keadaan di Paksina. Hanya
saja pada suatu hari, Maharaja Isa Berundan mengumpulkan semua
menteri, hulubalang, dan punggawa kerajaan di paseban,
"Menteri, hulubalang, dan punggawa kerajaan. Kalian semua
aku undang ke paseban ini untuk berkumpul untuk mendengarkan
apa yang akan aku sampaikan. Aku sudah tua. Aku ingin bertapa
meneruskan tapaku yang tertunda akibat perang. Aku akan terus
berada di luar istana. Aku sebagai raja Paksina sudah membicarakan hal ini dengan Ananda pangeran Citra Mahadana. Kami sepakat
untuk menyerahkan tampuk tertinggi kerajaan Paksina dan Bihu
Sapurawa ini kepada Ratu Anom. Kami ingin kerajaan ini menjadi
besar dan damai, rakyat hidup makmur. ltu semua dapat terwujud
kalau dua kerajaan ini dijadikan satu. Pangeran Citra Mahadana
Dua Raja Yang Bijaksana
PERPUSTM(AAN
PUSAT BAHASA
[VMtT£JIEM JtEMO~l(.AN
PUSA T BAHASA
DEPERTEMEN PENDIDlKA N NASIONAL
MASlotW.
69
Kllalflkasl
PI5
8gg 0'2 ~
/JrU
3
Tgi.
ltd.
fA
Dua Raja yang Bijaksana
Oleh Erlis Nur Mujiningsih
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta Dilindungi oleh Undangundang
Pemeriksaan Bahasa oleh Farida Dahlan
Tata Rupa Sampul oleh Urip Widodo
Diterbitkan pertama kali oleh
Bagian Proyek Pembinaan Buku Sastra Indonesia dan DaerahJakarta
Pusat Bahasa, 2001
lsi buku ini, bail
Erlis Nur Mujiningsih
Dua Raja Yang Bij
'.
Pusat Bahasa
-
-
70
satu perempuan, " kata Maharaja Isa Berundan.
"Baiklah, Paman. Kabar ini akan segera aku sampaikan kepada
Citra Mahadana dan selekasnya kami akan ke Bihu Sapurawa untuk
. menyelesaikan pinangan," lanjut Maharaja Isa Berundan.
Sukma Dilaga mohon diri . Tidak berapa lama kemudian utusan
dari Paksina datang ke Bihu Sapurawa menyampaikan pinangan
sang Pangeran. Sekali lagi keramaian digelar. Kali ini keadaan di
Bihu Sapurawa lebih meriah. Pedusunanpedusunan dihias. Pasar
malam digelar. Jalanjalan dihiasi umbulumbul. Bunyibunyian
yang merdu terdengar di manamana. Rakyat di dua kerajaan besar
itu kembali berpesta merayakan perkawinan seorang pangeran
dengan seorang putri kerajaan .
Keramaian sudah berakhir. Rakyat kembali bekerja. Begitu
pula para punggawa kerajaan, menteri, dan hulubalang. Di Bihu
Sapurawa, Ratu Anom kembali memerintahkan kerajaannya dengan
adil dan bijaksana. Begitu pula dengan keadaan di Paksina. Hanya
saja pada suatu hari, Maharaja Isa Berundan mengumpulkan semua
menteri, hulubalang, dan punggawa kerajaan di paseban,
"Menteri, hulubalang, dan punggawa kerajaan. Kalian semua
aku undang ke paseban ini untuk berkumpul untuk mendengarkan
apa yang akan aku sampaikan. Aku sudah tua. Aku ingin bertapa
meneruskan tapaku yang tertunda akibat perang. Aku akan terus
berada di luar istana. Aku sebagai raja Paksina sudah membicarakan hal ini dengan Ananda pangeran Citra Mahadana. Kami sepakat
untuk menyerahkan tampuk tertinggi kerajaan Paksina dan Bihu
Sapurawa ini kepada Ratu Anom. Kami ingin kerajaan ini menjadi
besar dan damai, rakyat hidup makmur. ltu semua dapat terwujud
kalau dua kerajaan ini dijadikan satu. Pangeran Citra Mahadana
Dua Raja Yang Bijaksana
PERPUSTM(AAN
PUSAT BAHASA
[VMtT£JIEM JtEMO~l(.AN
PUSA T BAHASA
DEPERTEMEN PENDIDlKA N NASIONAL
MASlotW.
69
Kllalflkasl
PI5
8gg 0'2 ~
/JrU
3
Tgi.
ltd.
fA
Dua Raja yang Bijaksana
Oleh Erlis Nur Mujiningsih
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta Dilindungi oleh Undangundang
Pemeriksaan Bahasa oleh Farida Dahlan
Tata Rupa Sampul oleh Urip Widodo
Diterbitkan pertama kali oleh
Bagian Proyek Pembinaan Buku Sastra Indonesia dan DaerahJakarta
Pusat Bahasa, 2001
lsi buku ini, bail