ANALISIS PROSEDUR PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. BINA SAWIT MAKMUR PALEMBANG -

ANALISIS PROSEDUR PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN B A K U
PADA PT. BINA SAWIT MAKMUR PALEMBANG

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
F A K U L T A S E K O N O M I DAN BISNIS
2015

i

ANALISIS PROSEDUR PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN B A K U
PADA PT. BINA SAWIT MAKMUR PALEMBANG
SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Nama
NIM

: Dedy Septama Putra
: 22 2011 126


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
F A K U L T A S E K O N O M I DAN BISNIS
2015

ii

Fakaltas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah
Palemhang

TANDA PENGESAHAN S K R I P S I
Judul

: Analisis Prosedur Pengendalian Persediaan Bahan
Baku pada PT. Bina Sawit Makmur Palemhang

Nama
: Dedy Septama Putni
Nim

: 22 2011 126
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Program Stndi
: Akuntansi
Mata Kuliah Pokok: Sistem Informasi Akuntansi

Diterima dan Disahkan
PadaUnggal, Z S"^U^

Pemhimhing

Drs. Sunardk S.E JVUSI
NIDN/NBM : 0206046303

Mengetahui
Dekan
u.h. Ketua Program Studi Akuntansi

iv


M O T T O DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :
B e r m i m p U a k menjadi

orang

sukses i i u a k a n menjadi j a t i d i r i m u
Putra)
(Dedy Septama

K u persembahkan

kepada:

>

Bapak


dan I b u

>

K a k a k dan Adik

>

Seseorang

yang

tercinta
tersayang
akan

kelak
>

Sahabat-^ahabatku


>

AUnamater

V

tercinta

mendampingiku

PRAKATA
Assalamualaikum

Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah
SWT,

karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan


skripsi ini dengan judul ^Analisis Prosedur Pengendalian Persediaan Bahan
Baku pada PT. Bina Sawit Makmur Palembang^.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orangtuaku
dan

saudara-saudaraku yang telah mendidik dan memberikan dorongan

serta semangat kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs. Sunardi, S.E.,M.Si yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan serta saran-saran dengan tulus dan ikhlas dan
memberikan motivasi kepada penulis tentang arti kesabaran sehingga
penulis

dapat

menyelesaikan

skripsi


ini.

Selain

itu,

penulis

juga

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mengizinkan,
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Palembang. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada :
1.

Bapak DR. H . M. Idris, S.E., M.Si., seiaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Palembang heserta staf dan karyawan/karyawati

vi


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN/COVER

i

HALAMAN JUDUL

ii

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS P L A G I A T

iii

HALAMAN PENGESAHAN

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN


v

HALAMAN P R A K A T A

vi

HALAMAN DAFTAR ISI

viii
x

HALAMAN DAFTAR T A B E L
HALAMAN DAFTAR GAMBAR

xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN

xiii


ABSTRAK

xiv

BAB I

BAB I I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

1

B. Rumusan Masalah

5

C. Tujuan Peneiitian


6

D. Manfaat Peneiitian

6

KAJIAN PUSTAKA
A. Peneiitian Sebelumnya

8

B. Landasan Teori

9

1. Persediaan

viii

2. Pengendalian
3. Pengendalian Persediaan
4. Prosedur Pengendalian Bahan Baku

BAB I I I

BAB I V

BAB V

METODE PENELITIAN
A. Jenis Peneiitian

28

B. Tempat Peneiitian

29

C. Operasionalisasi Variabel

29

D. Data Yang Diperlukan

29

E . Teknik Pengumpulan Data

30

F . Analisis Data dan Teknik Analisis

31

HASIL P E N E L I T I A N DAN PEMBAHASAN
A. Hasii Peneiitian

32

B. Pembahasan

46

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan

59

B. Saran

60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix

DAFTAR T A B E L
Halaman
Tabel I . l

Laporan Hasii Prosuksi

Tabel I I . l

Operasionalisasi Variabel

29

Tabel I V . l

Flowchart Pembelian Bahan Baku

50

Tabel IV.2

Flowchart Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku

53

Tabel IV.3

4

Flowchart Permintaan dan Pengeluaran Bahan Baku

X

57

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I V . l

Struktur Organisasi PT. Bina Sawit Makmur
Palembang

36

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Peneiitian
Lampiran 2

: Fotokopi Kartu Aktivitas Bimbingan Skripsi

Lampiran 3

: Fotokopi Surat Keterangan Riset Dari Tempat Peneiitian

Lampiran 4

: Fotokopi Sertiflkat Membaca dan Menghapal Ai-Qur'an

Lampiran 5

: Fotokopi Sertiflkat T O E F L

Lampiran 6

: Fotokopi Sertifikat K K N

Lampiran 7

: Biodata Penulis

xii

ABSTRAK
Dedy Septama Putray222011126/2015/Analisis Prosedur Pengendalian
Persediaan Bahan Baku pada PT. Bina Sawit Makmur Palembang/Sistem
Informasi Akuntansi.
Tujuan peneiitian ini yaitu analisis prosedur persediaan pengendalian bahan
baku yang diterapkan pada PT. Bina Sawit Makmur Palembang. Jenis
peneiitian yang digunakan penulis dalam peneiitian ini adalah peneiitian
deskriptif atau peneiitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
analisis prosedur pengendalian persediaan bahan baku pada PT. Bina Sawit
Makmur Palembang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
peneiitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data yang
akan digunakan dalam peneiitian ini adalah analisis kuantitatif. Hasii
peneiitian dan pembahasan mengenai analisis prosedur pengendalian
persediaan bahan baku pada PT. Bina Sawit Makmur Palembang, penulis
mengambil kesimpuian bahwa prosedur pengendalian bahan baku pada PT.
Bina Sawit Makmur Palembang dapat dikatakan belum efektif . Hal ini
terlihat dari ketiga prosedur yang dilaksanakan untuk mengendalikan
persediaan bahan baku, yakni prosedur pembelian, penerimaan dan
penyimpanan, serta permintaan dan pengeluaran bahan baku . Ketiga
prosedur ini berkaitan untuk mengdalikan persediaan bahan baku.
Pengadaan yang dilakukan melalui proses penyeleksian pemasok dan
berdasarkan informasi penjualan serta data-data perusahaan untuk
memprediksi pengadaan bulan yang akan datang. Proses penerimaan juga
harus dilakukan pengecekan mutu dan jumlah barang. Sedangkan untuk
pengeluaran bahan baku, harus disertai dokumen agar bisa dipertanggung
jawabkan, dan karyawan belum sepenubnya menganalisis ketiga prosedur ini
untuk tercapai target produksi yang diharapkan.

Kata kunci

: Analisis Prosedur Pengendalian Persediaan Bahan Baku

xiii

ABSTRACT
Deify Septama
P u t r a / 2 2 2 0 1 1 1 2 6 / 2 0 1 5 / Analysis
Raw M a t e r i a l
C o n t r o l Procedures
at P T . Sawit B i n a M a k m u r Palembang
/
InformationSystem

Inventory
Accounting

The purpose
of this research
is the analysis of inventory
control procedures
of
raw materials
applied to the P T . Sawit B i n a M a k m u r Palembang.
This type of
used by the author i n this study is a descriptive
study or research
that
research
aims to determine
how the analysis
of raw m a t e r i a l inventory
control
D a t a collection
techniques
procedures
at P T . Sawit B i n a M a k m u r Palembang.
used i n this study were interviews
and documentation.
D a t a analysis methods
to
be used i n this research
is quantitative
analysis.
Results
of research
and
discussion
on the analysis of raw m a t e r i a l inventory
control procedures
at PT,
Sawit
B i n a M a k m u r Palembang,
the authors
conclude
that the
control
of raw materials
at P T . Sawit B i n a M a k m u r Palembang
can be said
procedures
to be ineffective.
This is evident f r o m the three procedures
implemented
to
control the supply of raw materials,
namely purchase
procedure,
reception
and
The t h i r d
procedure
storage,
as w e l l as demand
and raw m a t e r i a l expenses.
relates to mengdalikan
raw m a t e r i a l inventory.
Procurement
is done
through
suppliers
and is based on sales i n f o r m a t i o n and data of
the process of selecting
of months to come. Acceptance
process
the company
to predict the procurement
must also be done checking
the quality
and quantity
of goods. As for
the
of raw materials,
must be accompanied
by a document
that can be
expenditure
to
achieve
justified,
and the employee
has not f u l l y analyze the t h i r d procedure
the production
target is expected.
Keywords:

Analysis

of

Raw

Material

xiv

Inventory

Control

Procedures

BABl
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
D u n i a industri semakin berkembang. Terdapat banyak perusahaan

yang

bergerak d i bidang industri y a n g m e n g e l o l a h berbagai m a c a m produk. K o n d i s i
seperti i n i tentunya a k a n m e n i m b u i k a n persaingan y a n g lebih k o m p e t i t i f . O l e h
karena i t u suatu perusahaan harus m e m p u n y a i strategi tersendiri agar m a m p u
bersaing, b a i k i t u d a l a m menjaga kualitas barang, strategi pemasaran,
menjaga

hubungan

baik

dengan

konsumen.

maupun

Ketiga hal i n i mempunyai

k e t e r k a i t a n y a n g sangat erat. S t r a t e g i p e m a s a r a n

y a n g b a i k serta

hubungan

yang baik dengan k o n s u m e n tentunya harus ditunjang dengan kualitas barang
yang baik. O l e h karena i t u kualitas barang m e r u p a k a n sorotan u t a m a bagi
perusahaan.

Suatu perusahaan

dalam

tentunya tidak dapat dilepaskan

usahanya

menjaga

dari kelancaran

kualitas

barang,

proses produksi.

Setiap

m e i a k u k a n kegiatan p r o d u k s i harus terdapat bahan baku.
Bahan

baku

sangat

penting

dalam

kegiatan

produksi,

keterlambatan bahan baku ataupun adanya masalah lainnya pada

setiap

persediaan

bahan b a k u yang ada, dapat m e n g h a m b a t proses produksi. Perusahaan

harus

m e m p e r h a t i k a n h a l i n i dengan seksama, agar kelancaran proses p r o d u k s i tetap
terjaga. Persediaan bahan b a k u m e r u p a k a n salah satu f a k t o r p e n t i n g u n t u k
menunjang

kelancaran

proses produksi, baik perusahaan

besar

maupun

perusahaan kecil. K e g i a t a n produksi tidak akan dapat berjalan dengan

baik

tanpa ditunjang dengan

baik.

pengelolahan

1

persediaan

bahan baku yang

2

Perusahaan harus m e m i l i k i sistemdan nrosedur pengendalian persediaan
b a k u yang efektif. Sistem dan prosedur

bahan

i n i berfungsi sebagai alat u n t u k

m e n g e n d a l i k a n persediaan bahan baku, sehingga dapat m e m i n i m a l k a n terjadi
h a m b a t a n p a d a saat proses p r o d u k s i . O l e h k a r e n a i t u d a l a m d u n i a i n d u s t r i
m a s a l a h bahan b a k u m e r u p a k a n m a s a l a h y a n g sangat penting, karena setiap
adanya masalah pada persediaan

bahan baku akan menghambat

kegiatan

produksi.

Proses produksi merupakan proses perubahan bentuk dan peningkatan
daya guna dari suatu bahan baku menjadi barang-barang yang sudah diolah dan
siap

dipasarkan

denean

melibatkan

faktor-faktor

produksi

dalam

peiaksanaanya. Keterlibatan faktor-faktor produksi m e r u p a k a n hal yang sangat
penting u n t u k diarahkan kepada sasaran dan tujuan y a n g telah ditetapkan,
sehineea m e m b a w a d a m p a k v a n s saneat besar baei efektivitas proses p r o d u k s i
perusahaan.

Proses

produksi dapat berlangsung

secara

apabila kebutuhan bahan baku untuk peiaksanaan

berkesinambungan

proses produksi

dapat

terpenuhi.
Memenuhi

kebutuhan

tersebut

maka

diperlukan

suatu

sistem

pengendalian persediaan bahan b a k u yang m e l i p u t i perencanaan

kebutuhan

persediaan bahan b a k u dan selaniutnva diikuti denean peneendaiian

persediaan

bahan baku.
Perencanaan persediaan bahan b a k u terlebih dahulu ditetapkan kuantitas
bahan

baku yang diperlukan dalam melaksanakan

proses produksi.

Jadi

perencanaan persediaan berhubungan dengan penentuan k o m p o s i s i persediaan,

3

penentuan w ^ c t u serta lokasi u n t u k m e m e n u h i k e b u t u h a n persediaan
m e l a k s a n a k a n proses p r o d u k s i tersebut. Sedangkan pengendalian

dalam

persediaan

berhubungan dengan pengendalian kualitas dan kuantitas d a l a m j u m l a h batasbatas v a n g direncanakan suatu perlindungan fisik terhadap persediaan

vang

ada. P e r e n c a n a a n persediaan b a h a n b a k u p e r l u s e k a l i m e n d a p a t p e r h a t i a n y a n g
serius, sebagai bagian dari pengendalian persediaan bahan b a k u dan m e n c a k u p
juga m u l a i dari bahan b a k u d i t e r i m a sampai k e proses p r o d u k s i . sebab
p a n g a r u h p a d a saat tersebut apabila k u r a n g d i p e r h a t i k a n a k a n m e n g a k i b a t k a n
d a m p a k n e g a t i f terhadap kualitas bahan tersebut. D e n g a n d e m i k i a n apabila
bahan baku tadi dikendalikan dengan baik m a k a hasilnva juga akan baik dan
m u t u hasii o l a h m a m p u bersaing dipasaran.
Bahan

baku

merupakan

faktor utama

yang

menunjang

terhadap

kelancaran dan proses produksi, Kelancaran proses produksi dengan d u k u n g a n
pengendalian bahan b a k u y a n g m e m a d a i a k a n m e n g h a s i l k a n barang y a n g siap
d i o l a h pada w a k t u y a n g tepat d a n sesuai dengan

rencana produksi

yang

ditetapkan o l e h perusahaan. Pengendalian bahan b a k u m e l i p u t i kualitas dan
p e n g e n d a l i a n f i s i k y a i t u p e n g a m a n a n b a h a n b a k u terhadap g a n g g u a n y a n g ada.
O l e h karena i t u perusahaan perlu mengadakan pengendalian bahan baku yang
terarah dan m e m a d a i v a i t u m u l a i tahap perencanaan kebutuhan dan pengadaan.
penurunan, penyimpanan, pemeliharaan dan pengeluran u n t u k proses produksi
sampai hasii o l a h selesai. T i n d a k lanjut dari proses p r o d u k s i tergantung pada
tersedianva bahan b a k u v a n e m e n c u k u p i serta k u a l i t a s v a n e sesuai

denean

4

standar v a n e ditentukan. D e n e a n d e m i k i a n diharankan proses produksi v a n e
e f e k t i f dapat tercapai.
P T . B i n a Sawit M a k m u r Palembang merupakan perusahaan industri yang
bergerak di bidang bahan tanaman kelapa sawit. Y a i t u untuk menghasilkan
benih sawit. B a h a n baku y a n g digunakan dalam proses produksi i n i adalah
benstar, dithane, b e n i h sawit dan bahan penolong y a n g digunakan d a l a m proses
produksi i n i adalah air aquades. air bersih. bavclin. plastik. sarung tangan. benih
sawit.
Tabel M
Laporan Hasii Produksi
PT. Bina Sawit M a k m u r Palembang
i-i t + u i i a

No

Tahun

Target Produksi
(Butir)

Benstar
(Gram)

Dithane
(Gram)

Benih Sawit
(Butir)

Jumlah
Produksi
(^tjuiirj

1
2
3

2012
2013
2014

7.357.965
7.732.473
8.395.421

9.375
8.975
10.525

17.630
16.830
19.180

6.372.563
6.572.966
7.752.433

7.357.965
7.159.507
8.147.854

Sumber : P I . B m a Sawit M a k m u r Palembang, 2015
D a r i tabel I . l kita ketahui b a h w a target produksi bahan t a n a m a n kelaoa
sawit y a n g ada di P T . B i n a S a w i t M a k m u r P a l e m b a n g tidak mencapai

target d i

tahun 2013 dan 2014. Target produksi yang tercapai adalah di tahun 2 0 1 2 yaitu
m e n c a p a i 7.357.965 butir. d a n target p r o d u k s i v a n e t i d a k tercapai v a i t u pada
tahun 2013 adalah 7.159.507 Butir, dan

pada tahun 2 0 1 4 adalah 8.147.854 dari

y a n g ditetapkan o l e h target produksi y a n g d i tetapkan perusahaan. Jika k o n d i s i i n i
terus teriadi di perusahaan m a k a perusahaan akan kehilangan pelanggan

karena

perusahaan tidak dapat m e m e n u h i k e b u t u h a n pelanggan. J i k a d i l i h at dari bahan

5

b a k u saneat \ m e m D e n c a r u h i n r o d u k s i v a n e dihasilkan oerusahaan karena i i k a ada
keterlamabatan bahan baku dari divisi pergudangan

maka akan

menghambat

produksi bahan tanaman kelapa sawit. Pada bahan baku juga tidak

sepenubnya

sempuma bahan baku yang akan di nroduksi sering terkena jamur dan bahan baku
y a n g terkena j a m u r tidak dapat di o l a h m e n j a d i bahan t a n a m a n kelapa s a w i t lagi
F e n o m e n a yang terjadi pada perusahaan, b a h w a produksi y a n g dilaksanakan
di d a l a m oerusahaan b e l u m danat m e n c a n a i sasaran dari target n r o d u k s i v a n g d i
tetapkan perusahaan , d i m a n a antara teori dan p r a k t i k dilapangan sering terdapat
perbedaan

misainya

kebutuhan

bahan

baku

sering

terlambat

dikarenakan

keterlambatan bahan b a k u vang d i nesan o l e h kerani pergudangan. terkadang iuga
spesifikasi barang pesanan t i d a k sesuai dengan y a n g di pakai pada alat operasi
pabrik dan bahan baku b e l u m d i k e m b a l i k a n ke kerani pergudangan.
D e n e a n adanva prosedur peneendaiian bahan b a k u bisa kita lihat keluar
m a s u k n y a b a h a n b a k u sesuai p r o s e d u r y a n g ada, s e h i n g g a persediaan b a h a n b a k u
dapat dikendalikan dengan baik o l e h perusahaan.

Selain i t u dengan

adanya

prosedur i n i . perusahan dapat m e n g i d e n t i f i k a s i apabila teriadi k e h i l a n g a n atau
kecurangan y a n g bisa terjadi. H a l tersebut dapat diidentifikasi dari catatan y a n g
ada pada k a r t u gudang. Jadi s e l a i n sebagai alat p e n g e n d a l i , prosedur i n i j u g a dapat
meniaga harta perusahaan v a n g b e r w u i u d persediaan bahan baku. Pada P T . B i n a
Sawit M a k m u r Palembang,

proses produksi terjadi pada berbagai

sehingga prosedur pengendalian
diperlukan.

tingkatan

bahan b a k u y a n g e f e k t i f dan efisien sangat

6

Berdasarkan latar b e l a k a n s p e n e i i t i a n diatas o e n u l i s m e m a n d a n e o e n t i n e n v a
sistem d a n prosedur pengendalian

bahan baku untuk menunjang

kelancaran

produksi. O l e h karena itu, penulis mengajukan laporan peneiitian i n i dengan judul
'^Analisis Prosedur Pensendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Bina
Sawit Makmur Palembang".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

uraikan

latar

belakans

masalah.

maka

oenulis

m e r u m u s k a n masalah bagaimana prosedur pengendalian persediaan

akan
bahan

baku pada P T . B i n a Sawit M a k m u r Palembang?
C. Tujuan Peneiitian
T u j u a n peneiitian adalah u n t u k mengetahui tujuan prosedur pengendalian
persediaan

bahan

baku vane diterapkan pada P T . B i n a Sawit M a k m u r

Palembang.

D. Manfaat Peneiitian
B e r d a s a r k a n t u i u a n d i atas. m a k a p e n e i i t i a n i n i d i h a r a p k a n a k a n m e m b e r i k a n
manfaat bagi semua pihak diantaranya :

1. B a g i P e n e l i t i

Diharapkan

dapat

memperoleh

wawasan

peneetahuan

secara

impiris

mengenai A n a l i s i s prosedur pengendalian persediaan bahan b a k u pada P T .
B i n a S a w i t M a k m u r Palembang, baik secara teori m a u p u n p r a k t i k .
2. B a g i Perusahaan

7

Baei

perusahaan

vane

diteliti

PT. Bina

Sawit

Makmur

Palembane.

d i h a r a p k a n dapat m e n j a d i m a s u k a n kepada p i h a k m a n a j e m e n d a l a m r a n g k a
perbaikan dan pengembangan dari praktik-praktik sistem pengendalaian
persediaan bahan baku.

3. B a g i A l m a m a t e r

Peneliti mengharapkan laporan peneiitian i n i dapat m e n j a d i suatu bahan
pustaka,

referensi, serta

dapat

membantu mahasiswa/i lainnya yang

m e m p u n y a i minta u n t u k meneliti analisis prosedur peneendaiian persediaan
bahan baku u n t u k pada perusahaan yang bergerak dibidang produksi.

BAB I I
KAJIAN PUSTAKA
A. Peneiitian Sebelumnya
Peneiitian sebelumnya dilakukan oleh A k h m a t Abidin (2012) yang
berjudul Penerapan Sistem dan Prosedur Pengendalian Bahan B a k u untuk
Menunjang

Kelancaran Proses Produksi pada P T . V a r i a Usaha Beton.

perumusan masalah dalam peneiitian i n i adalah Bagaimana penerapan sistem
dan prosedur pengendalian bahan baku pada P T . V a r i a Usaha Beton. T u j u a n
dari peneiitian i n i adalah

untuk mengetahui bagaimana

d a n prosedur

pengendalian bahan b a k u d i terapkan dalam suatu perusahaan . M e t o d e
peneiitian

yang

digunakan

adalah

dengan

metode

deskriptif.

Teknik

p e n g u m p u l a n data dengan m e n g g u n a k a n p e n g u m p u l a n data p r i m e r d a n
sekunder. Jenis data y a n g d i g u n a k a n adalah data p r i m e r didapat

melalui

wawancara. Hasii peneiitian bahwa penerapan d a n prosedur

pengendalian

bahan baku pada P T . V U B sudah efektif dimana didalam

menerapkan

prosedur pengendalian persediaan bahan b a k u melalui fungsi-fungsi terkait,
d i m a n a setiap fungsi m e m i l i k i tanggung j a w a b m a s i n g - m a s i n g . S e l a i n i t u
penerapan

prosedur

tersebut d i d u k u n g dengan

dokumen-dokumen yang

terkait, agar setiap a k t i v i t a s y a n g d i l a k u k a n terdapat b u k t i serta

dapat

dipertanggung jawabkan.
Perbandingan peneiitian i n i dengan peneiitian sebelumnya dapat dilihat
dari persamaan d a n perbedaan keduanya. Persamaan peneiitian i n i dengan
peneiitian

terdahulu yang

pertama

8

yaitu

sama-sama

meneliti

tentang

9

penerapan sistem dan prosedur peneendaiian bahan baku u n t u k menunjang
kelancaran proses produksi, jenis peneiitian, dan t e k n i k analisis. Sedangkan
perbedaannya terletak pada t e k n i k p e n g u m p u l a n data.
Peneiitian yang dilakukan oleh A k h m a t Fitrian Rizki (2009) vang
berjudul peranan Sistem I n f o r m a s i A k u n t a n s i Persediaan B a h a n B a k u D a l a m
M e n u n j a n g Kelancaran Produksi ( Studi kasus pada P T X ) . Perumusan
masalah dalam peneiitian i n i adalah bagaimana peranan sistem informasi
akuntasi persediaan bahan b a k u d a l a m m e n u n j a n g proses pada P T . X . T u j u a n
peneiitian adalah

untuk mengetahui

dan

mempelajari

sistem informasi

akuntansi nersediaan bahan b a k u v a n e d i t e m k a n di oerusahaan.
kelancaran

proses

produksi

dan

peranan

sistem

mengetahui

informasi

akuntansi

persediaan bahan b a k u dalam menunjang kelancaran proses produksi. M e t o d e
oenelitian

vanp

pengumpulan

dipiinakan

data dengan

adalah

denpan

menggunakan

mefnde

pengumpulan

deskrintif

Teknik

data p r i m e r

dan

sekunder. Jenis data y a n g d i g u n a k a n adalah data p r i m e r didapatkan m e l a l u i
kuisioner, wawancara, observasi dan peneiitian kepustakaan. Hasii peneiitian
ini b a h w a peranan sistem i n f o r m a s i akuntansi pada persediaan bahan b a k u
d a l a m m e n u n j a n g kelancaran p r o d u k s i sangat penting dan harus diterpakan
pada perusahaan X
Persamaan peneiitian i n i dengan peneiitian terdahulu yang
yaitu sama-sama

meneliti tentang sistem pengendalian

kelancaran nroses o r o d u k s i . Sedanekan oerbedaannva

bahan baku

kedua
untuk

terletak oada variabel

11

b) Tuiuan Persediaan
T u j u a n utama persediaan adalah menghubungkan antara pemasok
denean

pabrik. Terdapat tiea aiasan meneapa

persediaan

diperlukan

(Sumayang, 2008:201);
1) M e n g h i l a n g k a n p e n g a r u h k e t i d a k pastian
Untuk

menehadapi

ketidakpastian

maka

pada

sistem

inventory

d i t e t a p k a n p e r s e d i a a n d a r u r a t y a n g d i n a m a k a n safety stock.
2) M e m b e r i w a k t u luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
S e l a m a persediaan m a s i h ada m a k a proses p r o d u k s i d i h e n t i k a n dan a k a n
d i m u l a i lagi bila diketahui persediaan h a m p i r habis.
3 ) U n t u k m e n g a n t i s i p a s i p e r u b a h a n p a d a demand d a n supply
Inventory

disiapkan

untuk

menehadapi

beberapa

kondisi

yang

m e n u n j u k k a n p e r u b a h a n demand d a n supply.
c) Fungsi-Fungsi Persediaan
Efesiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai
fungsi P e n t i n g persediaan. A d a p u n fungsi persediaan seperti y a n g disebutkan
T. Hani Handoko (2008:335) dibawah i n i :
1 ) F u n g s i ''''Decoupling^''
Fungsi penting persediaan

adalah

memungkinkan

operasi-operasi

p e r u s a h a a n i n t e r n a l d a n e k s t e m a l m e m p u n y a i " k e b e b a s a n " (independence).
P e r s e d i a a n ''decouples'' i n i m e m u n g k i n k a n p e r u s a h a a n
permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.
2 ) F u n g s i "Economic Lot Sizing"

dapat m e m e n u h i

12

M e l a l u i D e n v i m o a n a n persediaan. perusahaan dapat m e m p r o d u k s i dan
m e m b e l i sumber daya d a l a m kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya
p e r u n i t . P e r s e d i a a n "lot size" i n i p e r l u m e m p e r t i m b a n g k a n

"penghematan-

penghematan" (potongan pembelian), biava pengangkutan

per unit lebih

m u r a h d a n sebagainya). K a r e n a perusahaan m e i a k u k a n pembelian dalam
k u a n t i t a s y a n g l e b i h besar, d i b a n d i n g k a n d e n g a n b i a y a - b i a y a y a n g t i m b u l
karena

besamva

persediaan

(iava sewa

gudang.

investasi risiko. d a n

sebagainya).
3) F u n g s i " Antisipasi"
Sering perusahaan

menghadapi

fluktuasi

permintaan

vang

dapat

diperkirakan dan d i r a m a l k a n berdasarkan pengalaman atau data-data masa
lau,

yaitu

permintaan

musiman.

Dalam

h a l i n i perusahaan

dapat

m e n g a d a k a n p e r s e d i a a n m u s i m a n (Seasonal inventories).
d) Jenis-jenis Persediaan
Persediaan

mempunyai

beberapa

jenis,

dimana

setiap

jenisnya

m e m p u n v a i k a r a k t e n s t i k khusus tersendiri d a n cara pengelolaannya
berbeda.

Menurut

T . Hani

Handoko

(2000:334)

berdasarkan

vang

jenisnya,

persediaan dapat d i b e d a k k a n atas :
1 ) P e r s e d i a a n b a h a n m e n t a h (raw materials), v a i t u p e r s e d i a a n
berwujud

seperti

baja,kayu,

dan komponen-komponen

barang-barang
lainnya

yang

digunakan d a l a m proses produksi. B a h a n m e n t a h dapat diperoleh dari
sumber-sumber a l a m atau dibeli para supplier atau dapat dibuat sendiri oleh
perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.

2) P e r s e d i a a n

k o m n o n e n - k o m n o n e n r a k i t a n inurchased

narts/comnonents).

y a i t u persediaan barang-barang y a n g terdiri dari k o m p o n e n - k o m p o n e n y a n g
diperoleh dari perusahaan

lain, d i m a n a n secara langsung dapat d i r a k i t

menjaai suatu produk.
3 ) P e r s e d i a a n b a h a n p e m b a n t u a t a u p e n o l o n h (supplies), y a i t u
barang-barang

yang

diperlukan

dalam

proses

produksi,

persediaan

tetapi

tidak

m e r u p a k a n bagian atau k o m p o n e n barang ladi.
4 ) P e r s e d i a a n b a r a n g d a l a m p r o s e s (work in process), y a i t u p e r s e d i a a n
barang

yang merupakan

keluaran dari tiap-tiap bagian

dalam

barangproses

produksi atau vang telah diolah meniadi suatu bentuk. tetaoi m a s i h oerlu
diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5 ) P e r s e d i a a n b a r a n g j a d i (finished goods), y a i t u p e r s e d i a a n

barang-barang

y a n g telah selesai diproses a t a u d i o l a h d a l a m p a b n k dan sian u n t u k d i i u a l
atau d i k i r i m kepala langganan
e) Sistem Pencatatan Persediaan
M e n u r u t I m a m (2007:241). S i s t e m pencatatan pengelolaan

persediaan

dapat d i l a k u k a n dengan dua cara y a i t u sebagai b e r i k u t :
1) S i s t e m p e r s e d i a a n

p e r i o d i k / f i s i k (periodical physical inventory system).

Suatu sistem pengelolaan persediaan d i m a n a d a l a m penentuan

persediaan

d i l a k u k a n m e l a l u i p e r h i t u n g a n s e c a r a fisik (physical counting) y a n g l a z i m
d i l a k u k a n pada setiap a k h i r periode akuntansi d a l a m r a n g k a
laporan keuangan.

peyiapan

2 ) S i s t e m p e r s e d i a a n t e r u s - m e n e r u s (perpetual inventory system). M e r u p a k a n
suatu sistem pengelolaan persediaan d i m a n a pencatatan mutasi
d i l a k u k a n secara terus menerus d a n berkesinambungan

persediaan

sehingga

mutasi

p e r s e d i a a n s e l a m a s a t u p e n o d e l e r m o m t o r d a n s e t i a p saat l u m l a h m a u p u n
n i l a i persediaan dapat d i k e t a h u i tanpa m e i a k u k a n perhitungan secara fisik.
f) Biaya-biaya yang Terkait dengan Persediaan
B i a v a persediaan

didasarkan pada parameter

ekonomis vang relevan

dengan jenis biaya sebagai berikut ( Z u l i a n Y a m i t , 2 0 0 5 : 8 ) :
1 ) B i a y a p e m b e l i a n (purchase cost), a d a l a h h a r g a p e r u n i t a p a b i l a i t e m d i b e l i
dari p i h a k luar, atau biava produksi p e r u n i t apabila diproduksi d a l a m
perusahaan.

B i a y a per unit akan selalu menjadi bagian dari biaya item

d a l a m persediaan.
2 ) B i a y a p e m e s a n a n (order cost/setup cost), a d a l a h b i a y a y a n g b e r a s a l d a r i
p e m b e l i a n p e s a n a n d a r i s u p p l i e r a t a u b i a y a p e r s i a p a n (setup cost) a p a b i l a
i t e m diproduksi d i d a l a m perusahaan.

Biaya ini diasumsikan tidak akan

berubah secara langsung dengan l u m l a h pemesanan.
3 ) B i a y a s i m p a n (carriying cost/holding cost), a d a l a h b i a y a y a n g d i k e l u a r k a n
atas investasi d a l a m m persediaan dan p e m e l i h a r a a n m a u p u n investasi sarana
tisik u n t u k m e n y i m p a n persediaan.
4 ) B i a y a k e k u r a n g a n p e r s e d i a a n (stockout cost), a d a l a h k o n s e k u e n s i e k o n o m i s
atas k e k u r a n g a n dari luar m a u p u n dari d a l a m perusahaan. K e k u r a n g a n dari
luar teriadi apabila pesanan k o n s u m e n tidak dapat dipenuhi.

Sedangkan

2) External control ( n e n e e n d a l i a n e k s t e m ) . a d a l a h n e n e e n d a l i a n v a n e
d i l a k u k a n o l e h pihak luar. Pengendalian e k s t e m i n i dapat d i l a k u k a n
secara f o r m a l atau i n f o r m a l .
3 ) Formal control ( p e n g e n d a l i a n r e s m i ) , a d a l a h p e m e n k s a a n

vang

d i l a k u k a n o l e h instansi atau pejabat r e s m i d a n dapat d i l a k u k a n
secara i n t e r n m a u p u n e k s t e m .
4 ) Informal control ( p e n e e n d a i i a n k o n s u m e n ) . a d a l a h p e n i i a i a n v a n e
dilakukan oleh masyarakat atau konsumen, baik langsung m a u p u n
tidak langsung
d) Lingkungan Pengendalian
Menumt

Marshall

dan

Paul

(2008:232)

Lingkungan

peneendaiian terdin dan laktor-taktor benkut i m :
1) K o m i t m e n a t a s i n t e r g r i t a s d a n n i l a i - n i l a i e t i k a
2) Filosofi pihak m a n a j e m e n dan gaya beroperasi
i ) Struktur oreanisasial
4) Badan audit dewan komisaris
5) Metode untuk m e m b e r i k a n otoritas dan tanggung j a w a b
6) Kebiiakan dan pratik-praktikdalam sumber dava manusia
7) P e n g a r u h - p e n g a r u h e k s t e m a l
e) Karateristik Pengendalian yang Efektif
Peneendaiian sebacai suatu sistem. seperti h a l n v a sistem-sistem
yang lain m e m i l i k i karateristik tertentu. N a m u n d e m i k i a n arti dari
karateristik tersebut beriaku relatif, artinya pada k o n d i s i yang berbeda.

karatenstik tersebut

berbeda pula. D a n pada kondisi vane

sama,

karateristik tersebut b e r i a k u sama. M e n u r u t S i s w a n t o ( 2 0 0 8 : 1 4 9 ) secara
u m u m pengendalian pengendalian yang efektif m e m p u n y a i karateristik
sebagai beriKui:
1 ) A k u r a t (accurate)
I n f o r m a s i atas k i n e r j a harus akurat. K e t i d a k a k u r a t a n data d a r i suatu
sistem neneendalian

danat

meneakibatkan oreaisasi

meneambil

tindakan yang akan m e n e m u i kegagalan untuk memperbaiki suatu
permasalahan atau menciptakan permasalahan baru.
2 ) l e n a f w a k t u (timeiv)
I n f o r m a s i harus d i h i m p u n , diarahkan, dan segera dievaluasi j i k a a k a n
d i a m b i l t i n d a k a n tepat pada w a k t u n y a g u n a m e n g h a s i l k a n perbaikan.
3 1 O h i e k t i f d a n kctmnrehenl Secara oreanisasi reahstik i o r v a n i z a t i n n a l l v

Sistem

pengendalian

harus

realistic)

dapat digabungkan

dengan

realitas

organisasi.
/ ) u i K o o r a m a s i K a n a e n g a n a r u s p e k e r j a a n o r g a n i s a s i {cooramatea wiin
the organization's work flow)
Informasi pengendalian perlu untuk dikoordinasikan dengan

arus

pekerjaan d i s e l u r u h organisasi k a r e n a dua atasan. P e r t a m a . setiap
l a n g k a h d a l a m proses pekerjaan dapat m e m p e n g a r u h i keberhasilan
atau kegagalan seluruh operasi. Kedua, informasi pengendalian harus
sampai pada semua orang y a n g perlu u n t u k m e n e r i m a n y a .
8 ) F l e k s i b e l (flexible)
Pada. s e t i a p

organisasi

pengendalian

harus

mengendimg

sifat

tieksibel v a n g s e d e m i k i a n rupa sehingga organisasi tersebut dapat
segera bertindak u n t u k mengatasi perubahan y a n g m e r u g i k a n atau
memanfaatkan peluang baru.
V ) F r e s k n p t i t c a n o p e r a s i o n a l {prescriptive ana operational)
Pengendalian y a n g efektif dapat mengidentifikasi t i n d a k a n perbaiktm
apa y a n g p e r l u d i a m b i l setelah terjadi p e n y i m p a n g a n dari standar.
lUi

u i i e n m a nara

aneeota

oreanisasi

{accepted pv

organization

members)
Pengendalian

harus bertalian dengan

diterima, agar sistem pengendalian
anggota organisasi.

tujuan yang berarti d a n
dapat d i t e r i m a o l e h

para

i ) fengendalian rersediaan
a) Pengertian Pengendalian Persediaan
Setiap perusahaan haruslah dapat m e m p e r t a h a n k a n suatu j u m l a h
perseaiaan vane o p t i m u m vang oapat m e n i a m i n Kepuiunan oagi Kelancaran
k e g i a t a n perusahaan d a l a m j u m l a h d a n m u t u y a n g tepat serta dengan b i a y a
y a n g serendah-rendahnya. Persediaan y a n g terlalu berlebihan (besar) akan
merufiikan perusahaan. karena i n i berarti lebih banvak uane atau m o d a l
yang tertanam atau terpendam dan biaya-biaya yang d i t i m b u l k a n dengan
adanya

persediaan

tersebut.

O l e h karena

i t u perusahaan

memerlukan

neneendalian nersediaan. aear m o d a l vane tertanam atau t e m e n d a m

dan

b i a y a - b i a y a y a n g d i t i m b u l k a n dengan adanya persediaan t i d a k t e r l a l u besar.
Selain i t u j u g a agar kegiatan operasi p r o d u k s i perusahaan dapat lancar dan
etisien.
M e n u r u t S u m a y a n g ( 2 0 0 8 : 1 9 7 ) "inventory control a d a l a h a k t i v i t a s
mempertahankan j u m l a h persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada
produK Parang, pengendalian

persediaan

ditekankan pada

pengendalian

material. Sedangkan pada produk jasa, diutamakan pada jasa pasokan."
Sementara itu menurut S o ^ a n (2008:176) "Pengawassan

persediaan

m e r u p a k a n saian satu kegiatan c a n urutan kegiatan-kegiatan vang Denautan
erat satu s a m a Iain d a l a m s e l u r u h operasi p r o d u k s i perusahaan

tersebut

sesuai dengan apa y a n g telah direncanakan l e b i h d a h u l u baik w a k t u , j u m l a h ,
kuaiitas. mauDun biavanva.

21

c) f aktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan
D i d a l a m penyelenggaraan persediaan bahan b a k u terdapat faktor-faktor
y a n g m e m i l i k i pengaruh terhadap persediaan bahan b a k u dan saJmg terkait
antara satu faktor yang lainnya ( A h y a r i , 1986:163)
1) P e r k i r a a n p e m a k a i a n b a h a n b a k u
Sebelum

perusahaan

mengadakan

sebaiknya m a n a j e m e n berusaha

pembelian

bahan

baku,

u n t u k dapat mengadakan

maka

penyusunan

perkiraan bahan baku u n t u k keperluan produksi dalam perusahaan

yang

bersangkutan. Berapa banyak unit bahan baku y a n g akan dipergunakan
u n t u k kepentingan proses produksi d a l a m satu putaran p r o d u k s i dengan
mendasarkan

diri

pada

perencanaan

produksi

dalam

satu

putaran

produksi dengan mendasarkan d i n pada perencanaan produksi m a u p u n
jadwal produksi yang telah disusun.
2) Harga bahan baku
H a r g a bahan b a k u m e r u p a k a n salah satu penentu terhadap

persediaan

yang akan dipergunakan dalam produksi o l e h perusahaan. K a r e n a harga
bahan baku akan m e m p e m g a r u g i seberapa besamya dana y a n g harus
disediakan oleh perusahaan

u n t u k m e m b e l i bahan baku tersebut

yang

sesuai dengan k e b u t u h a n .
3) Biaya-biaya d a l a m persediaan
D i dalam penyelenggaraan

persediaan bahan b a k u tentunya tidak akan

dapat melepaskan diri dari adanya biaya-biaya persediaan y a n g harus

ditanggung oleh perusahaan. D i dalam hubungannya dengan biaya-biaya
persediaan tersebut.
4) Keijaksanaan pembelanjaan
K e b i j a k s a a n d a l a m pembelanjaan perusahaan a k a n dapat m e m p e n g a r u h i
seluruh kebijaksanaan pembeli perusahaan,

demikian pula sebaiknya

seberapa besar dana y a n g a k a n d i p e r g u n a k a n d a l a m persediaan,

apakah

dana u n t u k persediaan bahan baku i n i akan m e m p e r o l e h p n o n t a s utama,
kedua, atau bahan terakhir. D i s a m p i n g hal tersebut tentunya k e m a m p u a n
finansial dari perusahaan y a n g bersangkutan secara k e s e l u r u h a n j u g a
akan

mempengaruhi

kemampuan

perusahaan

tersebut

membiayai

kebutuhan perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan bahan baku
d a l a m perusahaan.
5) Femakaian bahan baku
P e m a k a i a n bahan b a k u oleh perusahaan pada periode-periode y a n g lalu
u n t u k keperluan proses p r o d u k s i a k a n dapat dipergunakan sebagai salah
satu

dasar

pertimbangan

di dalam

menvusun

atau

merencanakan

kebijaksanaan penyelenggaraan persediaan bahan baku.
6) W a k t u Tunggu
W a k t u tunggu y a n g d i m a k s u d adalah w a k t u tenggang y a n g diperlukan
a n t a r a saat p e m e s a n a n b a h a n b a k u t e r s e b u t d e n g a n d a t a n g n y a

bahan

baku

untuk

yang

dipesan.

Waktu

tunggu

i n i sangat

penting

diperhatikan, karena hal i n i berhubungan langsung dengan
bahan b a k u tersebut

pada saat d i p e r l u k a n u n t u k proses

penggunaan
produksi.

23

Apabila w a k t u tunggu i n i tidak diperhatikan, maka akan mengakibatkan
kekurangan bahan baku.
7) M o d e l Pembelian
M o d e l y a n g akan digunakan oleh perusahaan tentunya akan disesuaikan
dengan

situasi

dan

kondisi

dari

persediaan

bahan

bersangkutan. Dapat j u g a terjadi d i dalam perusahaan

baku

yang

dipergunakan

m o d e l pembelian y a n g berbeda u n t u k beberapa j e m s bahan

baku.

K a r a k t e n s t i k m a s i n g - m a s i n g bahan b a k u a k a n dijadikan dasar m o d e l
p e m b e l i a n bahan b a k u y a n g sesuai. S a m p a i saat i n i m o d e l p e m b e l i a n
bahan baku y a n g digunakan adalah m o d e l pembelian dengan kuantitas
pembelian yang optimal.
8) Pemesanan K e m b a l i
U i dalam peiaksanaan

operasi perusahaan,

m a k a bahan baku y a n g

diperlukan untuk proses produksi tidak akan cukup apabila
d i l a k u k a n s e k a l i p e m b e l i a n saja. M a k a s e c a r a b e r k a l a
tersebut akan m e n g a d a k a n p e m b e l i a n k e m b a l i terhadap

hanya

perusahaan
bahan

baku

y a n g dipergunakan d i d a l a m perusahaan tersebut. D a l a m m e l a k s a n a k a n
pembelian

k e m b a l i , perusahaan

akan

mempertimbangkan

panjang

w a k t u tunggu y a n g diperlukan dalam pembehan bahan baku, sehingga
bahan b a k u tersebut datang tepat pada w a k t u n y a .
H a l i n i d i l a k u k a n mengingat apabila sampai terjadi keterlambatan
kedatangan

bahan

baku,

maka

akan

menyebabkan

kemacetan

kedatangan bahan baku, m a k a akan menyebabkan kemacetan produksi

24

yang pada gilirannya akan mengakibatkan t i m b u l n y a biaya

ekstra.

Sebaliknya apabila kedatangan bahan baku terlalu a w a l m m a k a akan
terjadi p e n u m p u k a n bahan baku. K e d u a hal i n i tentunya tidak akan
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, j u s t r u a k a n m e n g a k i b a t k a n
kerugian y a n g c u k u p besar bila hal i n i terus berlangsu
4) Prosedur Pengendalian Bahan Baku
untuk
persediaan

meiakukan

bahan

mengembangkan

pengawasan

persediaan

digunakan

prosedur

baku menurut Zuliat (2008:228), langkah awal
sistem pengawasan persediaan adalah menganalisa

dalam
kemana

tujuan sistem diarahkan. H a l ini dilakukan karena tujuan sistem pengawasan
persediaan

akan

menjadi

pedoman

atas

kebijakan

persediaan.

Sistem

p e n g a w a s a n persediaan y a n g b a i k h a n y a m e m b u t u h k a n perhatian apabila ada
pengecualian.

Penyesuaian

yang harus d i l a k u k a n adalah m e m b u a t

sistem

operasi agar:
1) M e n j a m i n atau m e m a s t i k a n barang d a n b a h a n b a k u c u k u p tersedia
2) M e n g i d e n t i t i k a s i k e l e b i h a n d a n k e k u r a n g a n d a n k e t e r l a m b a t a n i t e m
3 ) M e n y e d i a k a n laporan tepat w a k t u dan k o n s i s t e n kepada m a n a j e m e n
4) Mengeluarkan sedikit j u m l a h sumber daya dalam penyempumaanya
M e n u r u t S o l y a n (2UU8), prosedur pengendalian persediaan banan baku m e l i p u t i :
1) P r o s e d u r p e m b e l i a n b a h a n b a k u
S e b e l u m proses produksi dapat d i l a k u k a n haruslah a d a pembelian

bahan

m a u p u n barang setengah j a d i d a n luar danulu. Y a n g mengetahui bila m a n a
bahan-bahan yang dibeli adalah bagian produksi lalu m e n g a m b i l inisiatif

u n t u k m e m b e n t a h u k a n kepada bagian pembelian, bahan-bahan a p a yang
harus dibeli, berapa banyak dan pada w a k t u m a n a harus d i pesan dengan
p e m b e l i a n m e n g i r i m k a n surat pesanan kepada c a l o n supplier y a n g berisi
j u m i a n y a n g aipesan, narga barang, j u g a syarai-syarat pembelian. A p a b i l a
t i d a k s e s u a i d e n g a n p e s a n a n , b e r a p a r a n g k a p (copy) y a n g h a r u s d i b u a t u n t u k
surat pesanan tersebut tergantung dari sistem a d m i n i s t r a s i atau akuntansi
perusanaan yang bersangkutan.
Dokumen-dokumen Pembelian Bahan Baku :
a ) M R {Material Requisition)
Pada prosedur pembelian bahan baku, d o k u m e n i n i dibuat oleh Ka.Plant
untuk m e m i n t a fungsi pengadaaan m e i a k u k a n pembelian bahan baku
dengan j e m s , j u m l a h , d a n m u t u barang seperti y a n g tersebut

dalam

d o k u m e n tersebut.
b ) P O {Purchase Order)
D o k u m e n i n i digunakan u n t u k memesan barang kepada pemasok yang
telah dipilih, berdasarkan j e n i s , j u m l a h , d a n m u t u barang y a n g sesuai
dengan permintaan.
2) Prosedur penerimaan dan penyimpanan bahan baku
Setelah supplier m e n g i r i m k a n barang yang dipesan m a k a bagian penerimaan
a k a n m e m e n k s a apakan barang y a n g a k a n d i t e n m a tersebut sesuai d e n g a n
apa y a n g dipesan. Setelah diperiksa, m a k a bagian i n i m e m b e r i k a n laporan
kepada bagian pembelian. B a r a n g y a n g telah diperiksa dan terbukti sesuai
dengan pesanan diteruskan k e bagian p e n y i m p a n a n (gudang). u i s a m p i n g

p e n g i r i m a n barang yang dipesan, m a k a supplier j u g a akan m e n g i r i m k a n
faktur pembelian yang diterima o l e h bagian pembelian dan diteruskan pada
bagian pembukuan.
D o k u m e n - d o k u m e n Prosedur Penenmaan dan Penyimpanan Bahan B a k u :
a) S P B (Surat Pengantar Barang)
D o k u m e n i n i diserahkan beserta barang y a n g dipesan. D o k u m e n i n i
bensikan jems, j u m l a h , dan m u t u sebagaimana yang dipesan oleh
/-n. .i...n

I.N nr\

/n

iJJ ±

yi M/ L'/M.hJC. I./f ucf J

i.

D a l a m prosedur penerimaan dan penyimpanan bahan baku, d o k u m e n i n i
digunakan unruk mengecek oanan baku yang leian d u u n m oien pemasok.
c ) R R (Received Report)
D o k u m e n i n i m e m b e r i k a n informasi b a h w a barang yang telah dipesan
telah d i t e n m a oleh bagian gudang bahan baku.
d) Berita Acara
Pada prosedur penerimaan dan penyimpanan bahan baku, berita acara
d i g i m a k a n apabila barang y a n g d i k i r i m k a n p e m a s o k tidak sesuai dengan
barang yang dipesan.

Bagian gudang bahan baku yang

bertanggung

j a w a b m e m b u a t berita acara tersebut.
3) Prosedur permintaan dan Pengeluaran Bahan B a k u
Dalam
dokumen

yang

setiap

penggunaan

terkait,

sehingga

bahan

baku harus

permintaan

disertai

bahan

baku

dengan
dapat

dipertanggung j a w a b k a n oien pemakai. Bagian produksi dalam m e i a k u k a n
permintaan harus menggunakan

M R (Material Requsition)

berdasarkan

k e b u t u h a n b a h a n b a k u u n t u k p r o d u k s i . M R {Material Requsition) k e m u d i a n
didistribusikan kepada

bagian gudang

bahan baku. Setelah i t u bagian

gudang bahan b a k u akan m e m b u a t laporan untuk pengeluaran barang, yaitu
issue ticKet. B e r d a s a r k a n d o k u m e n i m b a g i a n a k u n t a n s i a k a n m e i a k u k a n
pencatatan

pengeluaran

persediaan

pada V I S . Barang akan

dikirimkan

bagian gudang bahan b a k u ke bagian produksi.
u o k u m e n - d o k u m e n Fermintaan dan fengeiuaran Banan B a k u :
1 ) M R {Material Requisition)
D o k u m e n ini digunakan pemakai untuk meiakukan permintaan

bahan

baku. D a l a m prosedur permintaan dan pengeluaran bahan baku d o k u m e n
tersebut d i g u n a k a n bagian p r o d u k s i u n t u k m e m i n t a bahan b a k u y a n g
digunakan untuk kegiatan produksi.
2 ) issue Ticket
D o k u m e n i n i m e n g i n f o r m a s i k a n b a h w a telah terjadi pengeluaran

bahan

b a k u y a n g tersedia d i gudang bahan baku. D o k u m e n i n i dibuat o l e h
bagian

gudang

bahan

baku

bersamaan

dengan

dikeluarkan dari gudang untuk kegiatan produksi.

bahan

baku

yang

BAB 111
METODE PENELITIAN
A. Jenis Peneiitian
Menurut

Sugiyono

(2009:

53-55) jenis

peneiitian dilihat dari

tingkat

terhadap keberadaan

variabel

eksplansinya terdiri dari:
1. P e n e i i t i a n D e s k r i p t i f
Peneiitian

deskriptif adalah

peneiitian

m a n d i r i , baik h a n y a pada satu variabel atau l e b i h (independent)

tanpa

m e m b u a t perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain.
2. Peneiitian K o m p a r a t i f
Peneiitian

komparatif

adalah

suatu

peneiitian

yang

bersifat

membandingkan, yang variabelnya masih sama dengan peneiitian variabel
m a n d i r i tetapi y a n g lebih dari satu atau d a l a m w a k t u yang berbeda.
3. P e n e i i t i a n A s o s i a t i f
Peneiitian asosiatif adalah peneiitian yang bertujuan untuk

mengetahui

hubungan d u a variabel atau lebih.
Jenis peneiitian y a n g digunakan penulis d a l a m peneiitian i n i adalah
peneiitian deskriptif atau

peneiitian

yang

bertujuan

untuk

mengetahui

bagaimana analisis prosedur pengendalian persediaan bahan b a k u pada P T .
Bina Sawit M a k m u r Palembang.

28

2y

B. i^okasi Keneiitian
Peneiitian i n i dilakukan pada P T . B i n a Sawit M a k m u r Palembang
yang terletak dijalan K o l o n e l H . B u r l i a n N O . 9 4 K e l u r a h a n K a r y a B a r u
Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang
C. Operasionalisasi Variabel
l abel i i l . l
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Prosedur
Pengendalian Bahan
Baku

ueiinisi
Proses penerimaan dan
pengeluaran bahan
baku untuk membantu
kelancaran produksi
dalam tercapainva
proses produksi yan g
baik

inuiKdiur
1. P r o s e d u r P e m b e l i a n
Bahan Baku
2. Prosedur
Penerimaan dan
Penvimpanan Bahan
Baku
3. Prosedur P e r m i n t a a n
Han

Ppnopluarnn
tj"



Bahan Baku
4. D o k u m e n
pC i' i11 i i IU44U1,

pembelian,penyimpa
nan, dan pengeluaran
S u m b e r : Penulis, 2 0 1 5 .

D. Data yang diperlukan
M e n u r u t N u r Indrianto d k k ( 2 0 0 8 : 146), data dilihat dari cara
memperolehnya terdiri d a r i :
1. D a t a P r i m e r
D a t a P r i m e r m e r u p a k a n sumber data y a n g diperoleh secara langsung dari
s u m m b e r asli (tidak m e l a l u i media perantara).

I . D a t a S e k u n d e r m e r u p a k a n sember data y a n g dperoleh p e n e l i t i secara
tidak langsung m e l a l u i m e d i a perantara (diperoleh dan dicatat o l e h orang
lain).
D a t a p e n e m i a n y a n g a k a n digunakan pada p e n e m i a n i n i adaian data p n m e r ,
data yang diperoleh penulis langsung diperoleh dari pihak yang terkait
dengan penerapan sistem dan pengendalian bahan baku untuk kelancaran
proses produksi pada P I . B m a S a w i t M a k m u r Palembang
E . Teknik Pengumpulan Data
M e n u r u t S u g i y o n o ( 2 0 0 9 : 4 0 2 - 4 2 5 ) t e k n i k p e n g u m p u l a n data terdiri
dari:
1. I n t e r v i e w ( w a w a n c a r a )
I n t e r v i e w m e r u p a k a n t e k n i k p e n g u m p u l a n data d a l a m metode

survey

y a n g m e n g g u n a k a n pertanyaan secara lisan kepada subyek peneiitian.
2. K u e s i o n e r (angket)
Kuesioner merupakan t e k n i k pengumpulan data y a n g d i l a k u k a n dengan
cara m e m b e n seperangkat atau pertanyaan tertulis kepada

responden

untuk menjawabnya.
3. O b s e r v a s i
UDservasi merupakan pengamatan
terhadap ge;jala-gejala y a n g d i t e l i t i

d a n pencatatan

yang

sistematis

4) Dokumentasi
Dokumentasi

merupakan

catatan

p e r i s t i w a yang s u d a h

berlalu.

D o k u m e n bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya m o n u m e n t a l
dan

seseorang.

M e t o d e p e n g u m p u l a n data y a n g a k a n digunakan d a l a m peneiitian i n i
adalah teknik dokumentasi dan wawancara.
r. Analisis uaia aan i eknik Anaiisis

iviciiuiUL Suciuuiu uaji Aiayau

( 2 0 0 o ) uiiajiMb uaia uaiaui

pciiciiucui

terdiri d a r i :
a) Anaiisis kuaiitatir adaian anaiisis yang aiiaKUKan jiKa aata yang
dikumpulkan hanya sedikit, bersifat monografis atau berwujud kasuskasus

sehingga tidak

dapat

disusun

ke

dalam

suatu struktur

klasifikatoris.

b) A n a l i s i s kuantitatit adalah analisis y a n g d i l a k u k a n j i k a data

yang

d i k u m p u l k a n b e r j u m l a h besar dan m u d a h diklasifikasikan k e d a l a m
kategori.
A n a i i s i s data yang akan digunakan d a i a m peneiitian i m adaian anaiisis data
kualitatif.

l e k n i k analsis y a n g a k a n digunakan d a l a m peneiitian i m dengan
menyajikan

uraian

penjelasan

mengenai

analisis

prosedur

persediaan bahan b a k u pada P T . B i n a S a w i t M a k m u r Palembang

pengendalian

BAB I V

HASIL P E N E L