Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

  

profil Kota Palembang diharapkan dapat tercermin kondisi kota Palembang terkait dengan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM). Profil Kota Palembang terdiri dari

gambaran kondisi geografis dan administratif wilayah, gambaran mengenai demografi, gambaran mengenai topografi wilayah, gambaran mengenai geohidrologi, gambaran

mengenai geologi, gambaran mengenai klimatologi, dan gambaran mengenai kondisi

sosial dan ekonomi.

  4.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Secara Geografis, Kota Palembang terletak antara 2 52’ LS sampai 3 5’ LS dan 104 37’

Bujur Timur sampai 104°52’ BT dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut .

Wilayah Kota Palembang berbatasan langsung dengan Ka bupaten Banyuasin disebelah

timur dan barat, Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Muara Enim disebelah selatan. Kota

Palembang memiliki luas wilayah 400,61 km² atau 40.061 Ha berdasarkan PP No. 23 Tahun 1988 yang terdiri dari 16 kecamatan dan terbagi habis menjadi 107 kelurahan. Secara administrasi, batas – batas daerah provinsi Sumatera selatan adalah sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi

Lampung, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung, dan sebelah barat

berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.

  Batasan – batasan wilayah kota Palembang meliputi batasan wilayah kecamatan yaitu

sebelah barat dengan desa Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabu paten Banyuasin,

sebelah timur dengan desa Balai Makmur Kecamatan Banyuasin Kabupaten Banyuasin,

sebelah utara berbatasan dengan Desa pangkalan Benteng, Desa Gasing dan Desa Kenten Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin, sebelah selatan dengan desa

Bakung Kecamatan IndralayaKabupaten Ogan ilir dan Kecamatan Gelumbang Kabupaten

Muara Enim.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dikota Palembang Tahun 2012

  13 Sako 18.040

  10 Kemuning 9.000

  2.25

  11 Ilir Timur II 25.580

  6.39

  12 Kalidoni 27.920

  6.97

  4.50

  9 Ilir Timur I 6.500

  14 Sematang Borang 36.980

  9.23

  15 Sukarami 51.459

  12.85

  16 Alang-alang Lebar 34.581

  8.63 Jumlah / Total 400.610 100.000

  1.62

  2.48

  No Kecamatan Luas Wilayah (Km²) Persentase Terhadap

  4.35

  Luas Kota Palembang

  1 Ilir Barat II 6.220

  1.55

  2 Gandus 68.780

  17.17

  3 Seberang Ulu I 17.440

  4 Kertapati 42.560

  8 Bukit Kecil 9.920

  10.62

  5 Seberang Ulu II 10.690

  2.67

  6 Plaju 15.170

  3.79

  7 Ilir Barat I 19.770

  4.93

  Sumber : BPS Kota Palembang 2013

Gambar 2.1 Peta Administratif Kota Palembang

  4.2. Gambaran Demografi Jumlah penduduk kota Palembang pada pertengahan tahun 2012 adalah sebesar

1.523.310 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 762.382 jiwa dan Perempuan

sebesar 760.928 jiwa; sedangkan jumlah penduduk pada pertengaha n tahun 2011 adalah

1.481.814 jiwa dengan pertumbuhan penduduk dari tahun 2000- 2011 adalah sekitar 1,76

persen. Rasio jenis kelamin di Kota Palembang pada tahun 2012 sebesar 100,19 persen yang berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibanding kan dengan jumlah penduduk perempuan. Untuk Wilayah kecamatan rasio jenis kelamin yang tertinggi terdapat di kecamatan Gandus sebesar 103,40 persen. Di urutan kedua adalah kecamatan Kertapati sebesar 101,93 persen, sedangkan diurutan ketiga adalah kecamatan Sematang Borang dengan angka rasio sebesar 101,76 persen.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin

  8 Bukit Kecil 22.001 21.800 43.801 1.009

  16 Alang-alang Lebar 46.569 46.818 93.387 0.995 Jumlah / Total 752.460 751.025 1.503.485 1.002

  15 Sukarami 74.387 74.325 148.711 1.001

  14 Sematang Borang 17.392 17.090 34.482 1.018

  13 Sako 43.119 43.013 86.132 1.002

  12 Kalidoni 52.271 52.188 104.459 1.002

  11 Ilir Timur II 80.478 80.838 161.316 0.996

  10 Kemuning 41.182 42.298 83.480 0.974

  9 Ilir Timur I 33.450 35.430 68.880 0.944

  7 Ilir Barat I 65.147 64.457 129.604 1.011

  

pada pertengahan Tahun 2012.

  6 Plaju 40.317 39.689 80.006 1.016

  5 Seberang Ulu II 47.569 47.341 94.910 1.005

  4 Kertapati 41.287 40.503 81.790 1.019

  3 Seberang Ulu I 84.570 83.940 168.510 1.008

  2 Gandus 30.187 29.195 59.382 1.034

  1 Ilir Barat II 32.534 32.101 64.635 1.013

  Sex Ratio

  No Kecamatan Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah

  Sumber : BPS Kota Palembang 2013

  

Tabel. 2.3

Luas Daerah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menurut kecamatan

di kota Palembang, tahun 2012

  8 Bukit Kecil 9.920 43.801 4.415

  16 Alang-alang Lebar 34.581 93.387 2.701 Jumlah 400.610 1.503.485 3.753

  15 Sukarami 36.980 148.711 4.021

  14 Sematang Borang 51.459 34.482 670

  13 Sako 18.040 86.132 4.775

  12 Kalidoni 27.920 104.459 3.741

  11 Ilir Timur II 25.580 161.316 6.306

  10 Kemuning 9.000 83.480 9.276

  9 Ilir Timur I 6.500 68.880 10.597

  7 Ilir Barat I 19.770 129.604 6.556

  No Kecamatan Luas

  6 Plaju 15.170 80.006 5.274

  5 Seberang Ulu II 10.690 94.910 8.878

  4 Kertapati 42.560 81.790 1.922

  3 Seberang Ulu I 17.440 168.510 9.662

  2 Gandus 68.780 59.382 863

  1 Ilir Barat II 6.220 64.635 10.391

  Penduduk (jiwa / Km²)

  Penduduk Kepadatan

  Daerah (Km²)

  Sumber : BPS Kota Palembang 2013

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk menurut kecamatan

  0.98

  1.02

  10 Kemuning 84.018 83.480

  1.01

  11 Ilir Timur II 161.971 161.316

  1.00

  12 Kalidoni 101.897 104.459

  13 Sako 84.195 86.132

  1.01

  0.96

  14 Sematang Borang 33.043 34.482

  0.96

  15 Sukarami 142.265 148.711

  0.96

  16 Alang-alang Lebar 88.265 93.387

  0.95 Jumlah 1.481.814 1.503.485

  9 Ilir Timur I 70.431 68.880

  8 Bukit Kecil 44.407 43.801

  

dikota Palembang, 2011 – 2012

  3 Seberang Ulu I 165.475 168.510

  No Kecamatan Jumlah Penduduk Laju

  Pertumbuhan Penduduk Per

  Tahun 2011 2012

  1 Ilir Barat II 64.779 64.635 - 0.02

  2 Gandus 58.454 59.382

  0.99

  0.98

  0.98

  4 Kertapati 81.956 81.790

  1.00

  5 Seberang Ulu II 93.525 94.910

  0.99

  6 Plaju 80.688 80.006

  1.01

  7 Ilir Barat I 126.445 129.604

  0.99 Sumber : BPS Kota Palembang 2013

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk di Kota Palembang Pada Tahun 2009 - 2012

  9 Ilir Timur I 84.701 69.406 70.431 68.880

  16 Alang-alang Lebar 60.411 86.371 88.265 93.387

  15 Sukarami 119.128 139.098 142.265 148.711

  14 Sematang Borang 25.538 32.207 33.043 34.482

  13 Sako 73.519 82.661 84.195 86.132

  12 Kalidoni 96.266 99.738 101.897 104.459

  11 Ilir Timur II 172.836 159.152 161.971 161.316

  10 Kemuning 89.707 82.661 84.018 83.480

  8 Bukit Kecil 50.292 43.811 44.407 43.801

  No Kecamatan Jumlah Penduduk 2009 2010 2011 2012

  7 Ilir Barat I 120.517 124.657 126.445 129.604

  6 Plaju 86.794 79.096 80.688 80.006

  5 Seberang Ulu II 93.237 92.276 93.525 94.910

  4 Kertapati 83.803 80.226 81.956 81.790

  3 Seberang Ulu I 160.390 162.744 165.475 168.510

  2 Gandus 53.795 57.221 58.454 59.382

  1 Ilir Barat II 68.004 63.959 64.779 64.635

  Jumlah 1.438.938 1.455.284 1.481.814 1.503.485

  Sumber : BPS Kota Palembang 2013

Tabel. 2.6

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas menurut jenis kegiatan utama

dan jenis kelamin di kota Palembang, Tahun 2012

  No Jenis Kegiatan Utama Laki- laki Perempuan Jumlah

  I Angkatan Kerja

  76.17

  44.55

  60.28

  a). Bekerja

  69.71

  38.88

  54.21

  b). Menganggur

  6.46

  5.58

  6.07 II Bukan Angkatan Kerja

  23.83

  55.45

  39.72

  a). Sekolah

  12.90

  11.09

  11.99

  b). Mengurus Rumah Tangga

  1.57

  42.17

  21.98

  c) Lainnya

  9.36

  2.18

  5.75 Persentase 100 100 100 Jumlah 531.555 537.371 1.068.926

  Tingkat Patisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) 76.170

  44.55

  60.28 Tingkat Pengagguran 6.460

  5.68

  6.07 Sumber : BPS Kota Palembang 2013

  4.3. Gambaran Topografi

Keadaan topografi Kota Palembang, pada umumnya merupakan dataran rendah de ngan

ketinggian rata-rata + 4 – 12 meter di atas permukaan laut, dengan komposisi: 48% tanah

  

dataran yang tidak tergenang air, 15% tanah tergenang secara musiman dan 35% tanah

tergenang terus menerus sepanjang musim. Lokasi daerah yang tertinggi berada di Bukit

Seguntang Kecamatan Ilir Barat I, dengan ketinggian sekitar 10 meter dpl. Sedangkan kondisi daerah terendah berada di daerah Sungai Lais, Kecamatan Ilir Timur II. Kota

Palembang dibedakan menjadi daerah dengan tofografi mendatar sampai dengan landai ,

yaitu dengan kemiringan berkisar antara ± 0 - 3o dan daerah dengan topografi

bergelombang dengan kemiringan berkisar antara ± 2 –10o. Sebagian besar dari wilayah

Kota Palembang merupakan dataran rendah yang landai dengan ketinggian tanah rata-

rata + 12 meter di atas permukaan laut, sedangkan daerah yang bergelumbang ditemukan

di beberapa tempat seperti Kenten, Bukit Sangkal, Bukit Siguntang dan Talang Buluh- Gandus. Terdapat perbedaan karakter topografi antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Wilayah

Seberang Ulu pada umumnya mempunyai topografi yang relatif datar dan sebagian besar

dengan tanah asli berada dibawah permukaan air pasang maksimum Sungai Musi (± 3,75

m diatas permukaan laut) kecuali lahan-lahan yang telah dibangun dan akan dibangun

dimana permukaan tanah telah mengalami penimbunan dan reklamasi. Dibagian wilayah

Seberang Ilir ditemui adanya variasi topografi (ketinggian) dari 4 m sampai 20 m diatas

permukaan laut dan ditemui adanya penggunaan-penggunaan mikro dan lembah-lembah

yang “kontinyu” da n tidak terdapat topografi yang terjal. Dengan demikian dari aspek

topografi pada prinsipnya tidak ada faktor pembatas untuk pengembangan ruang, baik berupa kemiringan atau kelerengan yang besar

  .

  

Sebagian besar dari wilayah Kota Palembang merupakan datar an rendah yang landai

dengan ketinggian tanah rata-rata +12 meter di atas permukaan laut, sedangkan daerah

yang bergelombang ditemukan di beberapa tempat seperti Kenten, Bukit Sangkal, Bukit Siguntang dan Talang Buluh-Gandus.

  

Adanya perbedaan karakter topografi di Kota Palembang (kawasan Seberang Ulu dengan

Seberang Ilir) terkait dengan kondisi hidrologi, berupa keadaan anak-anak sungai dalam wilayah. Di bagian wilayah Seberang Ulu terdapat anak-anak sungai yang relatif besar

dengan muara pada Sungai Musi. Anak-anak Sungai Musi yang relatif besar dan berhulu

di Pegunungan Bukit Barisan adalah Sungai Ogan dan Sungai Komering. Sedangkan anak-anak Sungai Musi yang relatif kecil adalah Sungai Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara Enim. Selain anak-anak sung ai tersebut, terdapat pula anak-anak

  

sungai kecil dan pendek yang bermuara pada Sungai Musi dan berhulu pada wilayah Kota

Palembang dan kawasan sekitarnya, seperti Sungai Aur dan Sungai Sriguna. Pada bagian

wilayah Seberang Ilir, aliran anak-anak sungai te rbagi menjadi 2 (dua) sesuai dengan karakteristik topografi yang ada, berupa adanya punggungan topografi. Pada bagian Selatan punggungan, terdapat anak-anak sungai yang mengalir pada Sungai Musi dan berhulu pada punggungan topografi. Anak-anak sungai terse but meliputi Sungai Lambidaro, Sekanak, Buah, Batang, Selincah dan sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat anak-anak sungai yang mengalir ke utara, yang bermuara antara lain ke Sungai Kenten .

  4.4. Gambaran Geohidrologi Dari segi hidrologi, Kot a Palembang terbelah oleh Sungai Musi menjadi 2 (dua) wilayah besar yaitu Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Sungai Musi merupakan sungai terbesar dengan lebar rata-rata 504 meter. Ketiga sungai besar lainnya adalah Sungai Komering,

Sungai Ogan, dan Sungai Ke ramasan yang terletak di Seberang Ulu. Disamping sungai-

sungai besar tersebut terdapat sungai-sungai kecil lainnya yang terletak di Seberang Ilir

yang berfungsi sebagai drainase perkotaan. Terdapat ± 68 anak sungai aktif dengan lebar

berkisar antara 3 – 20 meter. Permukaan air Sungai Musi sangat dipengaruhi oleh pasang

surut air laut. Pada musim kemarau terjadi penurunan debit sungai, sehingga permukaan

air Sungai Musi mencapai ketinggian yang minimum. Pola aliran sungai di Kota Palembang dapat digolongkan sebagai pola aliran dendritik, artinya merupakan ranting pohon, di mana dibentuk oleh aliran sungai utama (Sungai Musi) sebagai batang pohon, sedangkan anak-anak sungai sebagai ranting pohonnya. Pola aliran sungai seperti ini mencerminkan bahwa, daerah yan g dialiri sungai tersebut memiliki topografi mendatar.

Dengan kekerasan batuan relatif sama ( uniform) sehingga air permukaan ( run off) dapat

berkembang secara luas, yang akhirnya akan membentuk pola aliran sungai ( river

channels) yang menyebar ke daerah tangkapan aliran sungai (catchment area).

  Fungsi sungai di Kota Palembang sebelumnya adalah sebagai alat angkutan sungai ke

daerah pedalaman, namun sekarang sudah banyak mengalami perubahan fungsi antara

lain sebagai drainase dan untuk pengendalian banjir. Fungsi anak-anak sungai yang semula sebagai daerah tangkapan air, sudah banyak ditimbun untuk kepentingan sosial sehingga berubah fungsinya menjadi permukiman dan pusat kegiatan ekonomi lainnya, dimana rata-rata laju alih fungsi ini diperkirakan sebesar ± 6% per tahun. Secara

geomorfik perubahan bentang alam pada satuan geomorfik di Kota Palembang berkaitan

dengan adanya sedimentasi sungai yang bertanggung jawab terhadap pendangkalan

sungai atau penyebab terjadinya penyempitan (bottle neck) seperti di daer ah Mariana

Kecamatan Seberang Ulu I; penambangan pasir sungai atau gravel pada dasar sungai, yang akan berdampak kepada pendalaman cekungan; pemanfaatan dataran pada bentaran sungai untuk permukiman, persawahan serta aktivitas lain yang akan berdampak pada aliran sungai; dan adanya penebangan hutan illegal di daerah hulu sungai.

  Struktur rawa yang ada di Kota Palembang juga dipengaruhi oleh pasang surut Sungai

Musi dan sungai-sungai lain yang bermuara di Sungai Musi. Satuan geomorfik rawa pada

umumnya dicirikan oleh terbentuknya cekungan yang lebih luas, dengan kedalaman relatif

dangkal, genangan air yang relatif stagnant (yang tergenang tidak mengalir, sepanjang

masa), dan bahkan di beberapa lokasi dijumpai pula area rawa yang telah kering atau tak

berair kecuali di musim hujan. Satuan geomorfik rawa banyak mendominasi terutama kawasan Barat, kawasan Timur, daerah Seberang Ulu I, dan Seberang Ulu II Kota Palembang. Pada satuan ini dijumpai pula beberapa cekungan yang relatif lebih dalam

bila dibandingkan dengan beberapa daerah di sekitarnya, dan bentuk bentang alamnya ini

merupakan perairan yang ditumbuhi oleh gulma, yang lazim disebut dengan “lebak”.

Daerah ini dikenal dengan daerah tangkapan air yang banyak digunakan untuk kolam

retensi banjir yaitu di K ecamatan Ilir Barat I, Kambang Iwak Talang Semut di Kecamatan

Ilir Timur I, kolam retensi Rumah Sakit Siti Khodijah, kolam retensi depan Kapolda dan kolam retensi Kenten di Kecamatan Ilir Timur II

Gambar 2.2. Peta DAS Kota Palembang

  4.5. Gambaran Geologi Berdasarkan kondisi geologi, Kota Palembang memiliki relief yang beraneka ragam dan

terdiri dari jenis tanah berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang masih

muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palem bang-

Jambi. Tanahnya relatif datar dan rendah, tempat-tempat yang agak tinggi terletak di

bagian utara kota. Sebagian Kota Palembang digenangi air terlebih lagi bila terjadi hujan

terus menerus. Sebagian besar jenis tanah di wilayah Kota Palembang adalah t anah liat

dan lapisan aluvial terutama di wilayah Seberang Ilir. Sedangkan pada wilayah Seberang

Ulu terdiri dari tanah liat berpasir. Adapun rincian lapisan tanah yang terdapat di Kota

Palembang berupa tanah lempung, pasir lempung, napal dan napal pasiran . Keadaan

stratigrafi wilayah Kota Palembang terbagi atas 3 bagian, yaitu :

  

2. Satuan Palembang Tengah, mempunyai batuan lempung dan lempu ng pasiran yang

kedap air, tersebar dibagian utara yaitu Kenten, Talang Betutu dan Sungai Ringgit

(Kabupaten Banyuasin). Sedangkan disebelah selatan tersebar kearah Indralaya

(Kabupaten Ogan Ilir) dan Gelumbang (Kabupaten Muara Enim). Satuan Palembang Bawa h, tersebar dibagian dalam Kota Palembang dengan arah memanjang ke barat daya tenggara dan merupakan suatu rangkaian antiklin.

  4.6. Gambaran Klimatologi Musim yang terdapat di Kota Palembang sama seperti umumnya yang terjadi di Indonesia. Di Indonesia hanya di kenal dua musim, yaitu musim kemarau dan musim

penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia

dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau.

Sebaliknya pada bulan D esember sampai Maret a rus angin yang banyak mengandung

uap air berhembus dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan.

Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada

bulan April – Mei dan Oktober – Nopember.

  

Suhu udara d i suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut

dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2012, suhu udara rata- rata

berkisar antara 24,00°C sampai 32,90°C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan September yang berkisar 34,60°C, sedangkan suhu udara minimum terjadi pada bulan februari yang berkisar 23,70°C Seperti yang terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.7

Suhu udara Maksimum , Minimum dan rata-rata menurut bulan yang tercatat pada stasiun Klimatologi Kenten Palembang Tahun 2012

  No Bulan Suhu udara ( °C ) Minimum Maksimum Rata-rata

  1 Januari

  23.9

  32.4

  27.2

  2 Februari

  23.7

  32.0

  26.5

  3 Maret

  24.0

  32.9

  27.2

  4 April

  24.1

  33.0

  27.2

  5 Mei

  24.6

  33.1

  27.9

  6 Juni

  24.2

  33.0

  27.7

  7 Juli

  23.9

  32.2

  27.2

  8 Agustus

  23.9

  33.3

  27.6

  9 September

  23.9

  34.6

  28.4

  10 Oktober

  24.4

  34.1

  27.9

  11 Nopember

  24.0

  32.7

  27.2

  12 Desember

  23.9

  31.9

  26.9 Rata - rata

  24.0

  32.9

  27.4 Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kenten Palembang

  Kecepatan angin hampi r di seluruh wilayah Palembang merata setiap bulannya, yaitu

berkisar antara 2 knots hingga 4 knots. Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah /

kecepatan Angin adalah perbedaan tekanan udara. Data tentang tekanan udara tahun 2012 disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.8 Rata-rata tekanan udara, kecepatan angin dan penyinaran matahari periode 8 jam-an

  

menurut bulan yang tercatat pada stasiun Klimatologi kenten Palembang, 2012

  Tekanan udara Kecepatan Angin Penyinaran Matahari No Bulan

  (mb) (m/s) periode 8 jam

  1 Januari 1.009.0

  3

  51

  2 Februari 1.008.8

  2

  47

  3 Maret 1.009.1

  3

  55

  4 April 1.010.0

  3

  67

  5 Mei 1.011.1

  3

  63

  6 Juni 1.009.8

  3

  70

  7 Juli 1.010.0

  3

  63

  8 Agustus 1.011.1

  4

  66

  9 September 1.011.2

  4

  65

  10 Oktober 1.010.5

  2

  57

  11 Nopember 1.009.9

  2

  44

  12 Desember 1.009.0

  3

  42 Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kenten Palembang

Curah Hujan dan Kelembapan Udara

  

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan orografi

dan perputaran / pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamatan.

Rata-rata curah hujan selama tahun 2012 berkisar antara 91,1 mm ³ (juli) sampai 541,7

mm³ ( maret ) seperti disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.9 Curah hujan dan banyaknya hari hujan menurut bulan yang tercatat

  

pada stasiun Klimatologi Kenten Palembang, 2012

  Curah Hujan No Bulan Banyaknya hari hujan

  (mm)

  1 Januari 201.4

  19

  2 Februari 347.9

  25

  3 Maret 245.8

  19

  4 April 405.0

  25

  5 Mei 204.8

  18

  6 Juni 199.3

  10

  7 Juli

  85.9

  1

  8 Agustus

  50.9

  7

  9 September

  1.0

  3

  10 Oktober 226.0

  16

  11 Nopember 650.0

  45.0

  50.0

  99.0

  80.0

  8 Agustus

  47.0

  99.0

  76.0

  9 September

  42.0

  93.0

  72.0

  10 Oktober

  98.0

  81.0

  80.0

  11 Nopember

  58.0

  98.0

  86.0

  12 Desember 63.0 100.0

  88.0 Rata - rata

  52.0

  98.0

  82.6 Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kenten Palembang

  Palembang mempunyai kelembaban udara relative tinggi dimana pada tahun 2012 rata-

rata berkisar antara 72 persen (September) sampai 89 persen ( Februari) seperti disajikan

dalam tabel diatas.

  Dalam pembangunan suatu daerah dana diperoleh dari Anggaran Pandapatan Belanja

Negara (APBN) dan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Kontribusi APBD

lebih rendah dibandingkan APBN. Diharapkan dimasa datang APBD akan menjadi sumber

yang dominan bagi pembangunan daerah Palembang. Realisasi penerimaan APBD Palembang tahun 2012 mencapai 2.243.035.394.663,95 rupiah atau naik sebesar 18,35

persen bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp. 1.895.258.997.277,09.

Realisasi penerimaan APBD tahun 2012 berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), bagi

hasil pajak dan penerimaan lainnya yang terdiri atas sisa lebih perhitungan anggaran

  7 Juli

  99.0

  24

  89.0

  12 Desember 465.0

  27 Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kenten Palembang

Tabel 2.10 Kelembaban udara maksimum, Minimum dan rata-rata menurut bulan yang tercatat

  

pada stasiun Klimatologi Kenten Palembang tahun 2012

  No Bulan Kelembaban Udara Minimum Maksimum Rata-rata

  1 Januari

  53.0

  98.0

  85.0

  2 Februari

  63.0

  99.0

  3 Maret

  47.0

  57.0

  98.0

  86.0

  4 April

  46.0

  98.0

  85.0

  5 Mei

  53.0

  97.0

  83.3

  6 Juni

Kondisi Sosial Dan Ekonomi 4.7

  tahun yang lalu, sumbangan dan bantuan, serta penerimaan pembangunan. Besarnya penerimaan dari Pendapa tan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 521.132.742.062,57 atau sebesar 23,23 persen dari total penerimaan APBD. Bagian yang terbesar dari realisasi penerimaan APBD berasal dari Dana Perimbangan sebesar 55,45 persen, dengan nilai Rp. 1.243.859.361.631.

  Realisasi pengeluaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Palembang

tahun anggaran 2012 sebesar Rp. 1.737.110.781.457,83 terdiri dari realisasi pengeluaran

untuk belanja operasional sebesar Rp. 1.715.173.924.003,83 dan pengel uaran untuk

belanja modal sebesar Rp. 21.652.957.454 dan belanja tidak terduga sebesar 4.000.000.000 rupiah Pengeluaran APBD Palembang tahun anggaran 2012 mengalami penurunan sebesar 7,37 persen dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 1.874.648.437.024,91.

Tabel 2.11 Realisasi Penerimaan Daerah menurut Jenis Penerimaan

  

di Kota Palembang Tahun 2012

  Uraian Anggaran Realisasi TOTAL PENDAPATAN ( 1 + 2 + 3 )

  1. Pendapatan Asli Daerah (PAD 521.132.742.063,07

  1.1. Pajak Daerah 277.576.226.690,00 333.104.821.406,50

  1.2. Retribusi Daerah 85.650.629.874,31 106.420.252.528,46

  1.3. Pengelolaan Kekayaan Daerah 25.570.000.000,00 27.403.396.984,25 yang di Pisahkan

  1.4. Lain-lain Penerimaan Daerah yang 69.736.957.267,00 54.204.271.143,36 Sah

  2. Pendapatan Transfer 1.243.859.361.631,00

  2.1. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan 201.413.735.779,00 273.276.674.631,00 Pajak

  2.2. Dana Alokasi Umum (DAU) 934.084.157.000,00 934.084.157.000,00

  2.3. Dana Alokasi Khusus (DAK) 36.498.530.000,00 36.498.530.000,00

  3.Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 478.043.290.970,00

  3.1. Pendapatan Hibah 4.299.850.713,00

  3.2. Dana Darurat 0,00

  3.3.Dana Bagi Hasil Pajak dari 125.401.939.014,69 135.918.400.955,38 Propinsi dan PEMDA Lainnya

  3.4. Dana Penyesuaian dan Otonomi 169.886.328.480,00 259.279.204.000,00 Khusus

  3.5.Bantuan Keuangan dari Propinsi 69.818.230.084,00 78.545.834.302,00 atau PEMDA Lainnya

  Sumber : Palembang Dalam Angka 2013

Tabel 2.12 Realisasi Pengeluaran Daerah Otonom Kota Palembang

Berdasarkan Kinerja Tahun 2012

  Jenis Belanja Anggaran Realiasi BELANJA DAERAH ( 1 + 2 + 3 + 4 )

  1. BELANJA OPERASI

  1.1. Belanja Pegawai 1.199.178.018.593 1.258.388.527.940

  1.2. Belanja Barang dan jasa 406.008.009.245 411.697.484.663

  1.3. Belanja Bunga 0,00 0,00

  1.4. Belanja Subsidi 0,00 0,00

  1.5. Belanja Hibah 42.903.474.800 43.442.883.800

  1.6.Belanja Bantuan Sosial 432.000.000.000 1.645.027.600

  1.7.Belanja Bantuan Keuangan 1.000.000.000 0,00

  2. BELANJA MODAL 18.020.000.000 21.652.957.454

  2.1. Belanja Tanah

  2.2. Belanja Peralatan dan Mesin

  2.3. Belanja Gedung dan Bangunan

  2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

  2.5 Belanja asset Tetap lainnya

  2.6 Belanja Asset lainnya

  3. BELANJA TIDAK TERDUGA 4.000.000.000 283.900.000

  4. TRANSFER

  4.1 Bagi hasil pajak kepada 125.401.939.014 prov/kab/kota/desa

  4.2 Bagi hasil retribusi kepada prov/kab/kota/desa

  Sumber : Palembang Dalam Angka 2013

Tabel 2.13 Realisasi Pembiayaan Daerah Otonom Kota Palembang

Berdasarkan Kinerja Tahun 2012

  Realiasi Pengeluaran/Realization of Jenis Pengeluaran/ Type of Expenditure

  Expenditure TOTAL PEMBIYAAN DAERAH (1 + 2 + 3) 475.911.469.159

  1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 173.048.976.126

  1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun lalu 173.048.976.126

  1.2. Pencairan Dana Cadangan 0,00

  1.3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 0,00

  1.4. Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00

  1.5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 0,00

  1.6. Penerimaan Piutang Daerah 0,00 1.7. Lainnya……………..

  0,00

  2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 100.779.122.573

  2.1. Pembentukan Dana Cadangan 0,00

  2.2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 40.400.000.000

  2.3. Pembayaran Pokok Utang 60.379.122.573

  2.4. Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 2.5. Lainnya……….

  0,00

  3. SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAN

  202.083.370.459

  Sumber : Palembang Dalam Angka 2013

Tabel 2.14 Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang

Tahun 2002 – 2012

  Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas 2002 14.460.830 10.699.707 10.895.982 8.919.772

  2003 16.815.478 12.425.650 11.488.473 9.506.699 2004 19.287.621 14.508.630 12.226.258 10.263.311 2005 24.595.162 17.269.160 13.089.463 11.152.820 2006 29.591.538 20.355.861 13.999.693 12.091.712 2007 34.429.082 24.012.247 14.998.693 13.122.385 2008 42.290.513 28.600.021 16.037.922 14.129.941 2009 45.500.993 32.105.696 16.936.204 15.037.763 2010 52.412.794 36.920.379 18.061.454 16.153.302 2011 58.592.439 45.327.352 19.815.350 17.892.709

  2012 67.584.231 53.382.678 21.570.086 19.681.530

  Sumber : BPS Kota Palembang 2013

Tabel 2.15 Pendapatan Regional Per Kapita Kota Palembang

Tahun 2002 – 2012

  Atas Dasar Harga Konstan Tahun Atas Dasar Harga Berlaku

  (ADHK) 2000 Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas 2002 9.365.707 6.929.777 7.056.896 5.776.983

  2003 10.705.818 7.910.970 7.314.303 6.052.578 2004 12.121.790 9.118.313 7.683.899 6.450.235 2005 15.052.436 10.572.890 8.013.908 6.828.215 2006 17.714.309 12.185.578 8.380.601 7.238.432 2007 20.230.261 14.109.410 8.813.116 7.710.612 2008 24.462.150 16.543.143 9.276.834 8.173.198 2009 25.918.790 18.288.409 9.647.392 8.565.981 2010 29.520.621 20.794.780 10.172.809 9.098.075 2011 32.670.008 25.273.653 11.048.655 9.976.628 2012 36.776.550 29.048.651 11.737.551 10.709.877

  Sumber : BPS Kota Palembang 2013

Tabel 2.16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Palembang

Tahun 2002 -2012

  Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi Dengan Migas Tanpa Migas

  2002

  5.48

  6.48 2003

  5.44

  6.58 2004

  6.42

  7.96 2005

  7.05

  8.65 2006

  6.95

  8.42 2007

  7.15

  8.54 2008

  6.93

  7.68 2009

  5.60

  6.42 2010

  6.64

  7.42 2011

  9.71

  10.77

  2012

  8.86

  10.00 Sumber : BPS Kota Palembang 2013