Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

  Kota Prabumulih

  berbagai aspek. Dari profil Kota P rabumulih diharapkan dapat tercermin kondisi kota P rabumulih terkait dengan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM). Profil Ko ta Prabumulih terdiri dari gambaran kondisi geografis dan administratif wilayah, gambaran mengenai demografi, gambaran mengenai topografi wilayah, gambaran mengenai geohidrologi, gambaran mengenai geologi, gambaran mengenai klimatologi, dan gambaran mengenai kondisi sosial dan ekonomi.

  4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

  Secara Geografis, Kota Prabumulih terletak antara 3

  4 LS dan 104 - 105 BT dengan ketinggian rata-rata 30 - 36 meter dari permukaan laut . Wilayah Kota Prabumulih sebelah utar a berbatasan dengan kecamatan lembak dan Kecamatan Tanah Abangdi Kabupaten Muara Enim, Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan lembak di Kabupaten Muara Enim dan Kecamatan Rambang Kuang Kabupaten Ogan Ilir, Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ram bang dan Kecamatan Lubai di kabupaten Muara Enim, Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Rambang Dangku di Kabupaten Muara Enim. Kota Prabumulih memiliki luas wilayah 434,46 km ² . Kota Prabumulih merupakan daerah perdagangan dan jasa. Dilihat dari posis i geografis Kota Prabumulih merupakan daerah perlintasan antara kota

  • –kota kabupaten dan ibukota provinsi Sumatera selatan.

  IV-1

  IV-2

  Kota Prabumulih

Gambar 4.1 Peta Administratif Kota Prabumulih KABUPATEN OGAN ILIR

Kota Prabumulih

  Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dikota Prabumulih

  No Kecamatan Luas Wilayah (Km²)

  1 Rambang Kapak Tengah

  72.34

  2 Prabumulih Timur 134.00

  3 Prabumulih Selatan

  96.78

  4 Prabumulih Barat

  61.34

  5 Prabumulih Utara

  11.04

  6 Cambai

  58.96 Jumlah / Total 434.46

  Sumber : BPS Kota Prabumulih tahun 2013

  4.2 Gambaran Demografi

  Jumlah penduduk kota P rabumulih pada pertengahan tahun 2013 adalah sebesar 171.804 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 86.501 jiwa dan Perempuan sebesar 85.303 jiwa; sedangkan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tahun 2 012 adalah sebesar 169.022 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 84.938 jiwa dan Perempuan sebesar 84.084 jiwa.

  Rasio jenis kelamin di Kota P rabumulih pada tahun 2013 sebesar 10 1,40 persen yang berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Untuk Wilayah kecamatan rasio jenis kelamin yang tertinggi terdapat di kecamatan Prabumulih Timur sebesar 10 2,68 persen. Di urutan kedua adalah kecamatan Prabumulih Selatan sebesar 101,65 persen, sedangkan diurutan ketiga adalah kecamatan Prabumulih Barat dengan angka rasio sebesar 101.21 persen.

  IV-3

Kota Prabumulih

  No Kecamatan Luas

  Sumber : BPS Kota Prabumulih 2014

  6 Cambai 58.960 16863 286 Jumlah 434.46 171804 395.44

  5 Prabumulih Utara 11.040 31817 2881.97

  4 Prabumulih Barat 61.340 29966 488.52

  3 Prabumulih Selatan 96.780 17753 183.44

  2 Prabumulih Timur 134.00 63672 475.16

  1 Rambang Kapak Tengah 72.340 11733 162.19

  Km²)

  Penduduk (jiwa /

  Penduduk Kepadatan

  Daerah (Km²)

  IV-4

  Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin pada pertengahan Tahun 2013.

  Sumber : BPS Kota Prabumulih 2014

  6 Cambai 8478 8385 16863 101.11 Jumlah / Total 86501 85303 171804 101.40

  99.78

  5 Prabumulih Utara 15 891 15926 31817

  4 Prabumulih Barat 15073 14893 29966 101.21

  3 Prabumulih Selatan 8 949 8904 17753 101.65

  2 Prabumulih Timur 32257 31415 63672 102.68

  99.54

  1 Rambang Kapak Tengah 5853 5880 11733

  Sex Ratio

  No Kecamatan Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah

  Tabel. 4.3 Luas Daerah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di kota Prabumulih, tahun 2013

Kota Prabumulih

  IV-5

  Tabel 4.4 Jumlah Penduduk dan penduduk miskin menurut kecamatan

  Di Kota Prabumulih Tahun 2013 No Kecamatan Tahun 2013

  Jumlah Penduduk

  Jumlah Penduduk miskin

  1 Rambang Kapak Tengah 11733 827

  2 Prabumulih Timur 63672 3790

  3 Prabumulih Selatan 17753 1414

  4 Prabumulih Barat 29966 739

  5 Prabumulih Utara 31817 1926

  6 Cambai 16863 1782 Jumlah 171804 10478

  Sumber : BPS Kota Prabumulih 2014

  Tabel 4.5 Jumlah Penduduk di Kota Prabumulih Pada Tahun 2009 - 2012

  No Kecamatan Jumlah Penduduk 2010 2011 2012 2013

  1 Rambang Kapak Tengah 10881 11252 11512 11733

Kota Prabumulih

  2 Prabumulih Timur 57044 59905 61888 63672 3 17014 17431 17552 Prabumulih Selatan

  17753 4 29569 28839 29842 Prabumulih Barat

  29966 5 31524 31895 31753 Prabumulih Utara

  31817 6 15952 16638 16475 Cambai

  16863 Jumlah 161984 165960 169022 171804

  Sumber : BPS Kota Prabumulih 2014

  Tabel. 4.6 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas menurut jenis kegiatan utama di kota Prabumulih, Tahun 2010-2013

  No Jenis Kegiatan Utama Tahun 2010 2011 2012 2013

  I Angkatan Kerja 73152 76462 76503 77382

  a). Bekerja 65974 70795 69746 73231

  b). Menganggur 7178 5667 6757 4151

  II Bukan Angkatan Kerja 39504 35065 37955 41929

  a). Sekolah 10797 10210 12354 12383

  b). Mengurus Rumah Tangga 24387 21162 22535 24070

  c) Lainnya 4320 3693 3066 5476 Tingkat Patisipasi Angkatan Kerja ( TPAK )

  64.93 68.56 66,84

  64.86 Tingkat Pengangguran

  9.81 7.41 8,83

  5.36 Sumber : BPS Kota Prabumulih 2014

  IV-6

  Kota Prabumulih

  4.3 Gambaran Topografi

  Berdasarkan ketinggiannya wilayah Kota Prabumulih berada di dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara10

  • – 50 mdpl, dan rata-rata ketinggian Kota Prabumulih adalah 34 mdpl. Berdasarkan kemiringan Kota Prabumulih terbagi 3 bagian yang terdiri dari kemiringan kurang dari 3%,3-12%, dan lebih dari 12%. Sebagian besar wilayah Kota Prabumulih adalah merupakan daerah relatif datar (56%) dan landai (35%). Hanya kurang dari 8%saja wilayah kota Prabumulih yang memiliki karateristik bergelombang (kemiringan lebih besar dari 12%)

  4.4 Gambaran Geohidrologi

  Kota Prabumulih terdapat 3 (tiga) aliran sungai yaitu Sungai Kelekar, Sungai Rambang dan Sungai Lematang. Berdasarkan data geomorfologi struktur tanah tertutup oleh endapan batu berumur kuarter yang terdiri dari pasir ha lus, lanau, lempung dan endapan alluvial dengan vegetasi penutup didominasi oleh rumput dan semak belukar.

  Kondisi sungai-sungai yang mengalir di Kota Prabumulih dapat dikatakan cukup mengkhawatirkan. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, dimana ti nggi air permukaan dan debit air sangat menurun drastis. Aliran sungai sebenarnya sangat potensial sebagai penunjang gerak pembangunan. Namun apabila kurang diperhatikan, maka tidak mustahil kondisi ini akan menjadi lebih parah. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus dan koordinasi dengan daerah-daerah sekitar

  IV-7

  Kota Prabumulih (terutama daerah hulu) untuk melestarikan sumberdaya yang ada.

  Potensi sumber daya air Kota Prabumulih dari Air tanah (Sumur Gali maupun Sumur Bor) maupun aliran dari PDAM ditelah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pertanian, industri, rumah tangga, dan keperluan lainnya. Jumlah penduduk yang terlayani air bersihnya dari PDAM Tirta Prabu baru sekitar 14 % pada tahun 2012

  4.5 Gambaran Geologi

  Kota Prabumulih memiliki jenis ta nah berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang masih muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Prabumulih - Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat - tempat yang agak tinggi terletak di bagian utara kota. Sebagian Kota Prabumulih digenangi air terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus.

  4.6 Gambaran Klimatologi

  Kota Prabumulih memiliki tropika basah. Seperti iklim kebanyakan di wilayah Indonesia, secara umum ada dua musim, yaitu musim kemarau da n musim penghujan. Pola musim berganti sesuai dengan iklim global. Adapun data curah hujan dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini :

Tabel 4.7 Data Curah Hujan Tahun 2013 Kota Prabumulih

  JUMLAH HARI CURAH HUJAN HUJAN NO (mm)

  BULAN (hari)

  1. Januari 309

  29

  2. Februari 333

  21

  3. Maret 613

  23 IV-8

Kota Prabumulih 4

  April 368

  25 5. Mei 119

  20

  6. Juni 150

  14 7. Juli

  86

  10 8. Agustus 154

  13

  9. September 282

  17

  10. Oktober 191

  17 11. Nopember 281

  24 12.

  25 Desember 494 Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2014 Kota Prabumulih

  Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Maret sedangkan jumlah hari hujan paling banyak bulan Januari sebanyak 29 hari berarti

  • – pada bulan tersebut hanya 2 hari Kota Prabumulih tidak hujan. Rata rata curah hujan di Kota Prabumulih pada tahun 201 2 sebesar 14,20 mm/hari.

  Dengan memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2015 yang akan mencapai 4,1 persen dan pertumbuhan ekonomi nasional 201 5 yang akan berkisar 6,8-7,0 persen pertahun, perekonomian Kota Prabu mulih diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,4 persen. Sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi tahun 201 5 yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 5,70 persen. Sumber utama pertumbuhan ekonomi Kota Prabumulih ditentukan oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, ekspor dan pembentukan modal domestik bruto atau investasi dan konsumsi pemerintah . Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh peningkatan produksi dan nilai tambah dari sektor pertanian terutama subsektor tanaman pangan, perkebunan dan p eternakan; sektor pertambangan dan penggalian ; serta sektor industri pengolahan.

  IV-9

Kota Prabumulih

  Dengan memperhitungkan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 dan juga fluktuasi harga berbagai komoditas, tingkat inflasi pada tahun 2015 diperkirakan akan mencapai 6,0 persen. Tingkat inflasi ini lebih tinggi dibanding perkiraan inflasi tahun 2014 sebesar 7,0 persen. Kebijakan yang diarahkan untuk mengendalikan inflasi antara lain adalah stabilisasi harga pangan, pengurangan biaya trasnportasi dan pengamanan pasokan bahan bakar minyak. Pengendalian harga pangan akan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan dan pengamanan jalur distribusi pangan dari daerah penghasil pangan ke pasar. Upaya pengurangan biaya transportasi akan ditempuh melalui perbaikan prasarana transportasi dan penambahan sarana transportasi. Pengamanan pasokan bahan bakar minyak akan dilakukan dengan menjaga keseimbangan pasokan dan menertibkan alokasi bahan bakar minyak.

Tabel 4.8 Kerangka Ekonomi Makro Kota Prabumulih

  INDIKATOR 2010 2011 2012 2013

  Pertumbuhan Ekonomi 5,47 5,18 5,69 5,70 PDRB ADHB (Rp Trilyun) 2,964 3,430 3,878 4,374 PDRB/kapita (Rp Juta) 14,654 16,453 18,604 19,565 Inflasi (%/tahun) 8,35 10,02 6,99 6,91 Tingkat Kemiskinan (%) 12,93 11,05 11,71 11,30 Tingkat Pengangguran (%) 9,81 7,41 8,83 5,36

  Sumber : Bappeda Kota Prabumulih Tahun 2014 Penetapan berbagai asumsi kerangka ekonomi makro Kota

  Prabumulih ditujukan untuk memberikan suatu dorongan (stimulus) dan sekaligus peluang bagi para pelaku usaha untuk melakukan investasi ba ru dan mengembangkan usaha. Dengan bertambahnya investasi dan meningkatnya skala usaha, pertumbuhan ekonomi

  IV-10

Kota Prabumulih

  diharapkan mendorong perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan pengurangan kemiskinan.

  Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jang ka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Prabumulih Tahun 2013-2018, tahap pembangunan 2015 merupakan tahapan untuk perwujudan Prabumulih menjadi Prima dan Berkualitas. Pada tahap pembangunan ini Prabumulih menjadi yang terdepan.

  Tahap pembangunan 2015 terutama d iarahkan untuk mendukung tercapainya Prabumulih menjadi yang terdepan dengan dukungan klaster usaha pertanian yang maju dan modern; serta Prabumulih menjadi industri energi dengan dukungan klaster industri energi, dan industri pengolahan yang terpadu dan s aling mendukung.

  Kebijakan ekonomi Kota Prabumulih Tahun 201 5 juga didorong untuk memperkuat pelaksanaan berbagai kebijakan Pemerintah tahun 201 5 antara lain Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milineum (MDGs); Percepatan Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan melalui empat klaster: perlindungan sosial berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan PNPM Mandiri; peningkatan akses usaha mikro dan kecil pada sumberdaya produktif melalui kredit usaha rakyat, serta peningkatan dan perluasan program pro-rakyat dan Perluasan Kesempatan Kerja.

  Kebijakan ekonomi Kota Prabumulih Tahun 201 5 juga diarahkan untuk mendukung penguatan keterkaitan (konektivitas) pembangunan antar Kecamatan sebagai wujud dari pelaksanaan pembangunan berdimensi kewilayah an. Oleh sebab itu, kebijakan ekonomi tahun 2015 akan didukung dengan reorientasi seluruh prioritas prioritas kebijakan dan program untuk setiap SKPD dan Kecamatan secara lebih baik, terukur dan komprehensif. Dengan pemahaman keterkaitan ekonomi antar wilayah Kecamatan secara lebih baik, penentuan alokasi dan lokasi program dan kegiatan investasi

  IV-11

Kota Prabumulih

  secara bertahap akan menjadi lebih akurat dalam mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing daerah.

  Penekanan pembangunan berdimensi kewilayahan pada tahun 2015 menegaskan pentingnya optimalisasi potensi Kecamatan, peningkatan daya saing daerah, dan penguatan keterkaitan ekonomi antardaerah. Kebijakan ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang dituangkan dalam empat strategi pembangunan ( Four Track Strategy ): peningkatan pertumbuhan ekonomi ( pro-growth), penurunan kemiskinan ( pro-poor), pengurangan pengangguran ( pro-jobs), dan pengurangan dan pencegahan kerusakan lingkungan ( pro-environment). Pembangunan berdimensi kewilayahan juga diarahkan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antarkecamatan.

  Kebijakan ekonomi Kota Prabumulih Tahun 201 5 juga ditujukan untuk mendorong penguatan kerjasama dan keterkaitan antar wilayah dan pengembangan daerah yang menyangkut Provinsi Sumatera Selatan dalam suatu kesatuan w ilayah berlandaskan keterikatan etnis, sosial dan kultural.

  Berbagai kebijakan ekonomi yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 akan didukung dengan berbagai program dan kegiatan pembangunan yang berpihak kepada rakyat miskin antara lain program berobat dan sekolah gratis, bantuan hukum gratis, bantuan bedah rumah bagi masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap, bantuan benih/bibit dan sarana produksi pertanian, pengembangan ternak integrasi sapi-sawit, dan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKM-K).

  Upaya percepatan pengurangan kemiskinan juga didorong oleh berbagai program yang diarahkan untuk memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat, meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar , serta mengamankan berbagai kebutuhan pokok masyarakat dengan akses dan harga yang terjangkau.

  Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

  IV-12

Kota Prabumulih

  Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran yang umum digunakan untuk menilai kualitas hidup manusia. IPM Kota Prabumulih meningkat selama lima tahun terakhir. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara khusus mengukur capaian pembangunan manusia menggunakan komponen dasar kualitas hidup. IPM mengukur pencapaian keseluruhan dari suatu negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia, yaitu lamanya hidup, diukur dengan harapan hidup pada saat lahir, pengetahuan/tingkat pendidikan, diukur dengan kombinasi antara angka melek huruf pada penduduk dewasa (dengan bobot dua per tiga) dan rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga) dan suatu standar hid up yang layak diukur dengan pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan.

  Dengan demikian IPM akan memberikan pengukuran yang menyeluruh terhadap pembangunan karena mencakup aspek kesehatan yang dalam hal ini diwakili oleh Angka Harapan Hidup, aspek pendidikan yang diwakili oleh Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah serta aspek ekonomi yang diwakili oleh komponen daya beli. Perkembangan besaran IPM dari waktu ke waktu akan merupakan gambaran dari perkembangan kesejahteraan masyarakat suatu wilayah.

Tabel 2.1 4 di bawah ini menggambarkan perkembangan IPM dan komponennya di Kota Prabumulih selama periode 200 8-2012.

  Secara umum IPM mengalami trend yang meningkat selama periode tersebut yang tentu saja merupakan gambaran adanya peningkatan kesejahteraan m asyarakat selama periode tersebut. Peningkatan itu ternyata tercermin dari keempat komponen IPM tersebut di atas. Angka Harapan Hidup meningkat dari 71,1 tahun pada tahun 200 8 menjadi 72,07 tahun pada tahun 20 12, cerminan meningkatnya derajat kesehatan mas yarakat Prabumulih dalam periode tersebut. Aspek pendidikan yang diwakili oleh dua komponen yaitu Angka Melek Huruf

  IV-13

  Kota Prabumulih

  dan Rata-rata Lama Sekolah juga menunjukkan trend yang meningkat selama periode tersebut juga sebagai gambaran meningkatnya pendidikan masya rakat selama 200 8-2012. Aspek yang terakhir merupakan aspek ekonomi yang memperlihatkan meningkatnya daya beli masyarakat Prabumulih periode 2008-2012 tersebut.

  Tabel 4.9

  IPM dan Komponen, Kota Prabumulih 2008 - 2012

  IPM dan Komponen 2008 2009 2010 2011 2012

  (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  IPM 73,2 74,0 74,27 74,94 75,45 Angka Harapan Hidup 71,1 71,1 71,91 72,32 72,70 Angka Melek Huruf 98,29 99,60 98,66 98,71 99,00 Rata-rata Lama Sekolah 8,88 8,88 9,16 9,25 9,30

  Sumber: BPS Kota Prabumulih

  Trend IPM menunjukkan peningkatan periode 20 08-2012, nilai IPM Kota Prabumulih masih jauh dari nilai IPM maksimum yaitu 100. Pada tahun 2012, nilai IPM Kota Prabumulih mencapai 75,45 masih menduduki urutan kedua setelah Kota Palembang dengan nilai 77,38 . Namun demikian, angka ini masih berada di atas nilai IPM Nasional tahun 2010 yaitu sebesar 72,27.

  IV-14

  IV-15

  Kota Prabumulih

  IPM tertinggi adalah Kota Palembang dengan nilai IPM sebesar 76,23, disusul oleh Kota Prabumulih dengan nilai IPM sebesar 7 4,27. Sedangkan IPM terendah dimiliki oleh Kabupaten Musi Rawas dengan nilai IPM sebesar 6 7,64, disusul oleh Kabupaten Empat Lawang dengan nilai IPM sebesar 68,78 (Tabel 2.14).

Tabel 4.10 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

  

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2008-2012

Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  Ogan Komering Ulu 71,92 72,36 73,14 73,59 74,01 Ogan Komering Ilir 69,64 70,06 70,16 71,07 71,45 Muara Enim 69,91 70,38 70,81 71,26 71,65 Lahat 69,99 70,53 71,30 71,83 72,29 Musi Rawas 66,77 67,33 67,64 68,38 69,01 Musi Banyuasin 70,54 71,13 71,81 72,44 73,15 Banyuasin 69,08 69,45 69,78 70,28 70,70 OKU Selatan 70,66 71,02 71,42 71,82 72,29 OKU Timur 68,88 69,39 69,68 70,34 70,72 Ogan Ilir 68,67 69,17 69,51 70,09 70,52 Empat Lawang 67,68 68,15 68,78 69,08 69,69 Palembang 75,49 75,83 76,23 76,69 77,38 Prabumulih 73,20 73,69 74,27 74,94 75,45 Pagaralam 72,16 72,48 73,19 73,70 74,15 Lubuklinggau 69,69 70,18 70,56 71,10 71,46 Penukal Abab Lematang Ilir Musi Rawas Utara

  Sumatera Selatan 72,05 72,61 72,95 73,42 73,99 Sumber: Bappeda Provinsi Sumatera Selatan

  Kondisi Ekonomi Makro Tahun 2012

Kota Prabumulih

  Perkembangan perekonomian di Prabumulih tidak terlepas dari perkembangan ekonomi Provinsi, nasional dan dunia. Tercatat l aju pertumbuhan ekonomi Kota Prabumulih cenderung meningk at dari tahun ke tahun. Selama periode 2008-2012, pertumbuhan ekonomi tanpa migas rata-rata sebesar 7,38 persen per tahun. Sementara pertumbuhan ekonomi rata-rata dengan migas hanya sebesar 5,69 persen. Pola pertumbuhan ini memperlihatkan bahwa sektor non migas menjadi penggerak utama bagi perekonomian Kota Prabumulih.

  Seluruh sektor ekonomi menunjukkan pertumbuhan positif terutama sektor sekunder dan tersier yang laju pertumbuhannya memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kota Prabumulih. Tig a sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi di tahun 2012 adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Bangunan dan Sektor Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan. Sementara, kontribusi sektor primer semakin menurun menjadi sebesar 33,16 persen.

  Pergeseran ini dapat dinilai sebagai suatu perubahan positif, hal ini tidak lain dikarenakan sektor primer terutama sektor pertambangan dan penggalian sebagai kontributor terbesar terhadap total PDRB Kota Prabumulih memiliki sumber daya yang lama kelamaan akan habis dan tidak dapat diperbaharui. Sehingga peningkatan sektor tersier diharapkan akan sangat membantu perkembangan Kota Prabumulih ke depan. Selain, itu sektor primer terutama sektor pertanian sebagai basis ekonomi masyarakat sudah cukup stabil dan kuat untuk menopang tahap perkembangan ekonomi selanjutnya.

Tabel 4.11 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral

  

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2013

201 Rata- 2009 2011 2012 2013 Lapangan Usaha rata (%) (%) (%) (%) (%) (%)

  IV-16

Kota Prabumulih

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pertanian 5,0 0,8

  2,30 4,42 3,24 3,17

  8

  1 Pertambangan & 1,5 0,6 0,28 0,55 -0,62

  0.50 Penggalian

  9

  6 Industri Pengolahan 5,4 6,3 3,06 5,73 5,57 5,22

  2 Listrik, Gas, & Air Bersih 6,2 6,9 3,96 7,58 12,01 7,35

  8

  1 Bangunan 8,1 7,9 7,83 8,01 8,17 8,02

  6 Perdagangan, Hotel & 7,0 8,5 4,77 8,39 9,52 7,65

  Restoran

  5

  1 Pengangkutan & 7,4 12, 8,87 9,58 6,96 9,07

  Komunikasi

  3

  47 Keuangan, Persewaan & 7,9 8,7 8,65 8,12 7,69 8,23

  Jasa Perusahaan

  5

  1 Jasa-jasa 7,6 6,5 8,48 6,59 6,41 7,14

  9

  1 5,4 5,3

  7

  9 7,0 7,2

  2

  2 Sumber : BPS Kota Prabumulih Perekonomian global terus mengalami penurunan sejalan dampak krisis di negara maju. Pada tahun 2012, ekonomi global tumbuh melambat menjadi 3,2 persen, lebih r endah dibandingkan tahun 2011 sebesar 3,9 persen. Memburuknya pertumbuhan ekonomi di Negara maju terutama disebabkan oleh kinerja perekonomian Negara-negara di kawasan eropa yang masih dihadapkan dengan persoalan utang, kontraksi fiskal, terbatasnya ruang kebijakan moneter, tingkat pengangguran yang meningkat tajam, rapuhnya sektor keuangan serta merosotnya kepercayaan pasar. Sementara itu kinerja perekonomian Indonesia menunjukkan capaian yang cukup baik di tengah perekonomian dunia yang melemah dan mengalami ketidakpastian.

  Kota Prabumulih merupakan bagian dari Sumatera Selatan sebagai salah satu provinsi di Indonesia dimana Sumatera Selatan cukup

  IV-17

Kota Prabumulih

  mampu memberi kontribusi sebesar Rp. 206,3 triliun atau sebesar 2,5 persen terhadap PDB, dengan laju pertumb uhan ekonomi sebesar 6,01 persen (dengan migas) dan 7,93 persen (tanpa migas). Perekonomian Sumatera Selatan masih berbasis pada sektor-sektor primer. Sektor ini memberikan kontribusi sekitar 38 persen terhadap perekonomian Sumsel. Sektor primer mempunyai sub sektor andalan yaitu sub sektor migas dan sub sektor perkebunan. Perkebunan itu sendiri didominasi oleh perkebunan karet dan kelapa sawit.

  Pembangunan merupakan proses pertumbuhan ekonomi secara terus menerus. Pembangunan dilakukan pada berbagai bida ng dengan satu tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sumatera Selatan secara umum dan Prabumulih secara khusus yang merupakan daerah dengan pertumbuhan perekonomiannya sangat ditunjang oleh sektor pertambangan dan penggalian. Sektor ini menyumbang 25-35 persen dari total PDRB Kota Prabumulih setiap tahunnya. Pada tahun 2013, sektor ini memberikan kontribusi sebesar 23,58 persen.

Tabel 4.12 Struktur Perekonomian Kota Prabumulih Tahun 2003, 2008 dan 2013

  

(dalam persen)

Sektor Dengan Migas Tanpa Migas 2003 2008 2013 2003 2008 2013

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7 Pertanian 11,00 8,96 7,65 16,06 13,08 9,95 Pertambangan dan

  31,95 31,94 23,58 0.59 0,61 0,54 Penggalian

  Sektor Primer 42,95 40,90 31,23 16,65 13,69 10,49

  Industri Pengolahan 7,10 6,16 6,28 10,37 9,00 8,17 Listrik, Gas dan Air bersih 0,40 0,26 0,25 0,58 0,38 0,33 Bangunan 10,36 10,17 12,08 15,13 14,86 15,72

  Sektor Sekunder 17,86 16,59 18,61 26,08 24,24 24,22

  Perdagangan, Hotel dan 18,83 22,44 26,74 27,51 32,76 34,80

  Restoran Pengangkutan dan

  IV-18

Kota Prabumulih

  Komunikasi 3,18 3,49 3,68 4,64 5,10 4,79

  Keuangan, Persewaan dan 8,71 8,63 10,21 12,73 12,60 13,29

  Jasa Perusahaan Jasa-jasa 8,48 7,95 9,53 12,39 11,62 12,41

  Sektor Tersier 39,20 42,47 50,16 57,27 62,08 65,29 Sumber : BPS Kota Prabumulih

  Struktur perekonomian Kota Prabumulih pada tahun 2013 didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 26,74 persen dan sektor pertambangan dan migas sebesar 23,58 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa potensi sumber daya alam berupa migas yang dimiliki Kota Prabumulih masih cukup tinggi, tetapi kontribusinya terus menurun, sehingga dapat disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan kontribusi lebih besar.

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencerminkan output yang dihasilkan masyarakat pada suatu daerah tertentu dan indikator ini digunakan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Oleh karena itu, membaiknya perekonomian Kota Prabumulih dapat ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB Kota Prabumulih yang terus meningkat di setiap tahunnya. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas tahun 2013 tercatat sebesar Rp. 4.374 miliar atau meningkat sebesar 12,68 persen dibanding tahun 2012 yang berjumlah Rp. 3.882 miliar. Semen tara nilai PDRB atas harga berlaku tanpa migas tahun 2013 sebesar Rp.2.913 miliar yang juga mengalami peningkatan sebesar 15,38 persen dibandingkan jumlah tahun 2012 yang sebesar Rp. 2.913 miliar.

  Jika dilihat dari struktur pembentuknya, maka PDRB Prabumulih tahun 2013 didominasi oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran yang nilainya mencapai Rp. 1.169 miliar atau 26,74 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp. 1.031 miliar atau sebesar 23,08 persen, sektor bangunan sebesar Rp. 5 28,391 miliar

  IV-19

  Kota Prabumulih

  atau 12,08 persen, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang nilainya mencapai Rp. 446,785 miliar atau 10,21 persen. Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi terendah adalah sektor listrik, gas dan air bersih yang hanya men capai Rp. 11,152 miliar atau 0,25 persen saja.

  Inflasi

  Perkembangan harga dalam makro ekonomi merupakan suatu variable yang sangat penting bagi pemerintah untuk menyusun kerangka kebijaksanaan pembangunan. Dapat dilihat dari sisi produsen (supply), produsen akan memperoleh keuntungan (profit) yang leb ih banyak dengan tingkat harga yang tinggi, sebaliknya justru merugikan dari sisi demand sebagai konsumen akhir. Dengan tingginya tingkat harga tentunya akan mengurangi kemampuan daya beli masyarakat, sehingga akan mengurangi tingkat kesejahteraan.

  Laju in flasi merupakan perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan. Laju inflasi menggambarkan adanya kenaikan harga-harga secara agregat. Laju inflasi yang terlalu tinggi dapat menunjukan adanya ketidakstabilan dalam pe rekonomian. Secara keseluruhan laju inflasi di tingkat produsen seluruh sektor ekonomi tahun 2013 sebesar 6,91 persen dengan migas dan 7,39 persen tanpa migas. Dengan migas, laju inflasi meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Begitu juga dengan laju inflasi tanpa migas yang mengalami kenaikan.

Tabel 4.13 Laju Inflasi Kota Prabumulih Tahun 2009-2013 (dalam Persen) No Sektor 2009 2010 2011 2012 2013

  1

  2

  4

  5

  6

  7

  8

  1

  • 1,2 6,65 8,63 4,37 6,44 Pertanian

  2 Pertambangan dan Penggalian -15,13 15,31 16,11 4,72 5,39

  3 Industri Pengolahan 5,29 5,69 7,18 8,64 6,14

  IV-20

Kota Prabumulih

  • 0,55 1,31 4,68 5,99 6,54
  • 1,01 8,35 10,00 6,98 6,91 Rata-rata Pertumbuhan (tanpa Migas) 5,41 5,77 7,80 7,83 7,39

  IV-21

  4 Listrik, Gas dan 2,78 0,57 5,12 4,07 4,57

  5 Bangunan 5,66 5,41 8,95 8,85 6,40

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  6,65 6,89 7,77 7,94 8,24

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  6,89 3,68 7,83 7,26 8,25

  9 Jasa-jasa 10,42 6,79 7,02 9,93 6,54

  Rata-rata Pertumbuhan (dengan Migas)

  Sumber : BPS Kota Prabumulih

  Sebaliknya sektor yang memiliki laju inflasi terendah adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 4,57 persen. Diikuti oleh sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 5,39 persen. Secara subsektoral, subsektor pos dan telekomunikasi mencapai inflasi terendah dibandingkan subsektor-subsektor lainnya, yaitu sebesar 1,37 persen. Hal ini berkaitan dengan semakin bersaingnya harga atau biaya

  Kota Prabumulih

  komunikasi yang ditawarkan oleh berbagai provider komunikasi yang ada. Bahkan angka inflasi untuk s ubsektor ini selama tahun 200 9 sampai 2013 bernilai negative, meskipun cenderung mengalami peningkatan kembali menuju kearah positif.

Tabel 4.14 Laju Inflasi Kota Prabumulih, Sumatera Selatan dan Nasional

  

Tahun 2009-2013

Inflasi Inflasi

Tahun Inflasi Sumsel Nasional

Prabumulih

  2009 -1,01 1,85 2,78 2010 8,35 6,02 6,96 2011 10,02 3,78 3,79

  • 2012 6,99 4,30 2013 6,91 7,04 8,38

  Sumber : BPS Kota Prabumulih

  Pada tabel 6.14 dapat diketahui bahwa selama periode tahun 2009-2013, inflasi di Prabumulih cenderung lebih tinggi dibandingkan inflasi Sumatera Selatan maupun Nasional.

  Dilihat dari sisi pendapatan perkapita pada tahun 2013, pendapatan regional per-kapita Kota Prabumulih atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 20.391.646,- (dengan migas) dan Rp. 15.667.758,- (tanpa migas). Angka ini mengalami peningkatan masing-masing sebesar 55,40 persen dan 74,36 persen terhadap tahun 2008. Sedangkan pendapatan regional berdasarkan harga konstan sebesar Rp. 7.736.937,-(dengan migas) atau meningkat 15,16 persen da n Rp. 5.908.286,- (tanpa migas) atau meningkat sebesar 25,29 persen dari tahun 2008.

Tabel 4.15 Pendapatan Regional Per-kapita Kota Prabumulih Tahun 2003, 2008 dan 2013 (dalam Rupiah)

  IV-22

Kota Prabumulih

  Tahun ADHB ADHK Dengan Tanpa Dengan Tanpa migas migas migas migas

  1

  2

  3

  4

  5

  2003 7.332.050 5.018.982 6.526.926 4.115.469 2008 13.122.553 8.986.086 6.718.691 4.715.913 2013 20.391.646 15.667.758 7.736.977 5.908.286

  Sumber : BPS Kota Prabumulih

  Secara ringkas perekonomian Kota Prabumulih dapat dilihat dari catatan cap aian positif pembangunan selama kurun waktu 2010- 2013, sebagai berikut :

  1. Secara umum pertumbuhan ekonomi Prabumulih kurun waktu 2010-2012 mengalami peningkatan. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Prabumulih tahun 2010 sebesar 5,47%. Tahun 2011 menurun menjadi 5,18%, sementara pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,69%. Pertumbuhan ekonomi Prabumulih pada prinsipnya masih dibawah rata-rata Nasional dan Sumsel.

  2. Pertumbuhan ekonomi Prabumulih masih didominasi oleh sektor tersier yaitu pegangkutan d an komunikasi, Perdagangan, Hotel dan

  Restoran, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Pada kurun waktu 2010-2012, kontribusi sektor primer sebesar 20% - 25% terhadap pembentuk PDRB Prabumulih. Sementara sektor sekunder dan tersier rata-rata berkontribusi sebesar 50,48%.

  3. Stabilitas perekonomian Prabumulih cukup baik, salah satu indikatornya adalah tingkat inflasi yang masih terkendali. Inflasi menggambarkan besarnya perubahan harga barang dan jasa yang beredar di pasaran. Angka inflasi Prabumulih sendi ri mengalami peningkatan dari 6,99% pada tahun 2012 menjadi 7,04% pada tahun 2013.

  4. Upaya Pemerintah Kota Prabumulih untuk mengurangi jumlah penduduk miskin melalui program-program strategis terbukti

  IV-23

Kota Prabumulih

  cukup efektif, antara lain melalui program berobat gratis , sekolah gratis dan bantuan hukum gratis serta bedah rumah milik sendiri. Hal ini ditandai dengan berkurangnya persentase penduduk miskin dari tahun ke tahun. Tahun 2009 jumlah penduduk miskin Kota Prabumulih sebesar 13,93%, tahun 2010 berkurang menjadi 12,93% dan tahun 2011 turun menjadi 12,19% serta pada tahun 2012 menjadi 11,71%.

  5. Tingkat pengangguran terbuka di Prabumulih juga mengalami penurunan maupun peningkatan yang cukup signifikan. Tingkat pengangguran tahun 2009 sebesar 11,47%, angka ini menurun pada tahun 2010, dimana angka pengangguran mencapai 9,81%. Pada tahun 2011 turun kembali menjadi sebesar 7,41%. Tetapi pada tahun 2012 meningkat menjadi 8,83% dan pada Tahun 2013 Tingkat Pengangguran di Kota Prabumulih mengalami penurunan menjadi 5,36%

  6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM ) Prabumulih Tahun 2010 sebesar 74,27 mengalami peningkatan dari Tahun 2009 yang sebesar 73,69. Peningkatan IPM ini mencirikan adanya perkembangan positif dan adanya peningkatan dimensi Pendidikan (Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah), Kesehatan (Angka Harapan Hidup) serta Daya Beli Masyarakat (Pengeluaran per Kapita).

  Tahun 2015 merupakan tahun ke dua dari pelaksanaan RPJMD Tahun 2013-2018. Untuk mengimplementasikan pelaksanaan RPJMD tersebut, berbagai program kegi atan telah dilaksanakan untuk meningkatkan efektivitas pembangunan Kota Prabumulih melalui

  5 (lima) Prioritas Pembangunan ya itu : Peningkatan dukungan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah pada setiap unit penyelenggaraan pemerintahan , mewujudkan kelengkapan sarana-

  IV-24

  Kota Prabumulih

  prasarana perkotaan menuju Kota Prima dan Berkualitas melalui pembangunan Infrastruktur yang berwawasan lingkungan, mencapai target pembangunan bidang ekonomi, mencapai target bidang pendidikan, mencapai target bidang kesehatan.

  Hasil pelaksanaan pembangunan terutama yang mendukung capaian indikator kinerja dalam RPJMD Kota Prabumulih Tahun 2013-2018 untuk masing-masing urusan, sebagai berikut :

  

Prioritas : Peningkatan dukungan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pemerintah pada setiap unit penyelenggaraan pemerintahan

  Seperti dimaklumi bersama bahwa, peningkatan dukungan masyarakat sangat diperlukan sekali dengan tingkat layanan unit kerja terhadap penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana tercapainya target Pemerintah Kota Prabumulih ya ng telah berhasil dalam pencapaian perolehan kinerja pemerintah berupa predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam pengelolaan keuangan yang diberikan oleh BPK perwakilan Propinsi Sumatera Selatan secara target kinerja Pemerintah Kota Prabumulih untuk pertama kalinya memperoleh penghargaan dimaksud yang merupakan suatu prestasi sangat gemilang pada tahun 2014 sebagai tahun pertama kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Prabumulih periode 2013-2018.

  Prioritas : Mewujudkan kelengkapan sarana-prasarana perkotaan menuju Kota Prima dan Berkualitas melalui pembangunan infrastruktur yang memadai dan berwawasan lingkungan .

  Pencapaian di urusan Pekerjaan Umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

  a. Pembangunan Jalan Salah satu target rencana Dinas Pekerja an Umum Kota Prabumulih adalah proporsi kondisi jalan mantap atau baik. Indikator kondisi jalan mantap pada tahun 2012 mencapai 366,827 Km ² akan ditingkatkan pada tahun 2015 menjadi 446,827 Km ².

  IV-25

Kota Prabumulih

  • 105,95% dan Pajak min eral bukan logam dan batuan sebesar Rp. 2.384.021.119,- dari target Rp. 650.000.000,- atau 367%.

  IV-26

  Pembangunan Sarana Air Bersih b. Yang menjadi pokok perluasan sar ana air bersih pun cukup penting menjadi target kinerja pemerintah kota Prabumulih yang hanya sebesar 20% pada tahun 2012 penduduk berakses air minum akan meningkat menjadi 52% pada tahun 2015.

  Penanganan Sampah c.

  Masalah yang cukup besar menjadi target ki nerja Kota Prabumulih didalam penanganan penanggulangan sampah pada tahun 2012 sebesar 54% perlu ditingkatkan menjadi 64% untuk tahun 2015. Jaringan Drainase d. Sistem jaringan drainase skala kawasan dan kota pun dapat ditingkatkan dari 180 Km

  ’ pada tahun 2012 menjadi 192 Km’ di tahun 2015.

  Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

  Keberhasilan yang dicapai Kota Prabumulih melalui Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup adalah m eningkatnya Penerimaan Pendapatan Asli Daerah untuk Kota Prabumulih dari Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan serta Pajak Air Tanah mencapai sebesar 362,82% yaitu Rp. 2.394.615.794,- dari target sebesar Rp. 660.000.000,- yang rinciannya adalah :

  Pajak air tanah sebesar Rp. 10.594.675,- dari Rp. 10.000.000,- atau

  Tahun 201 2 dan 2013 Kota Prabumulih telah berhasil mendapatkan piala Adipura sebagai bentuk penghargaan kota terbersih, raihan piala ini adalah untuk kedua k alinya.

  IV-27

  Kota Prabumulih

  Pengembangan jaringan gas kota untuk tahun 2013 telah terpasang sebanyak 4.650 rumah dan diperkirakan pasangan jaringan gas kota ini akan berlanjut sebanyak 5.000 rumah lagi yang diperuntukkan bagi Kelurahan Mangga Besar dan Kelurahan Prabujaya, dan juga Kota Prabumulih telah ditetapkan sebagai daerah percontohan jaringan gas secara Nasional.

  Urusan Perhubungan

  Pencapaian dan realisasi indikator kinerja di nas perhubungan dapat diuraikan sebagai berikut : Pelayanan angkutan jalan, yaitu menyediakan angkutan umum yang 1) melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan yang juga angkutan umum yang melayani jaringan trayek guna menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wila yah yang telah tersedia. Pelayanan fasilitas perlengkapan jalan guna menyediakan rambu-rambu 2) lalulintas, guadril, marka jalan, lampu lalulintas pada jalan dalam Kota Prabumulih. Penyediaan Sumber Daya Manusia di bidang terminal, pengujian 3) kendaraan bermotor, MRLL, evaluasi andalalin serta pengelolaan parker dan SDM pengawas kelaikan kendaraan pada setiap perusahaan angkutan umum.

  Urusan Komunikasi dan Informatika

  Sesuai dengan Renja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika masih terkendalanya urusan bidang komunikasi dan informatika yaitu :

  Belum memadai dan terbatasnya prasarana kominfo di Kota Prabumulih.

  a.

Kota Prabumulih

  b. Masih belum tertatanya sarana prasarana kominfo serta pelayanan yang masih terbatas.

  c. Rendahnya ketrampilan dan keahlian tekhnis aparatur kominf o sehingga menyulitkan implementasi peraturan perundang-undangan.

  Beberapa keberhasilan dan prestasi pelaksanaan pembangunan yang dicapai dalam kurun waktu tahun 2 013 hingga saat ini antara lain adalah:

  1. Pemerintah Kota Prabumulih telah berhasil meraih pre dikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tahun 2013 dari BPK Republik Indonesia melalui Perwakilan BPK Provinsi Sumatera Selatan.

  2. Dijadikan sebagai Daerah Percontohan Pengelolaan Jaringan Gas Kota di Indonesia oleh Presiden Direktur Pertamina Gas (Pertagas) B apak Herdra Jaya.

  3. Memperoleh prestasi gemilang di kancah Nasional Tim Penggerak PKK Kota Prabumulih, juara pertama Lomba Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman (HATINYA) PKK tingkat Nasional yang diikuti oleh seluruh Kota yang ada di Indonesia.

  4. Perolehan Me dali Emas atas keberhasilan Qori Abdurahman dari kategori hafalan atau tahfidz Al qur ’an 10 Juz dalam MTQ ke XXVI tingkat Provinsi Sumatera Selatan di Kota Sekayu Kabupaten Musi Banyu Asin.

  Prioritas : Pembangunan bidang ekonomi Urusan Perumahan

  Perbaikan kualitas pemukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan merupakan sasaran perencanaan pembangunan perumahan, di Kota Prabumulih jumlah rumah tangga miskin yang menempati rumah tidak layak huni cukup besar yaitu sejumlah 1.191 unit setel ah

  IV-28

Kota Prabumulih

  melalui verifikasi dan validasi data tersebut turun menjadi 937 unit rumah yang memerlukan perbaikan secara menyeluruh dengan pendanaan dari APBD maupun Infaq PNS dilingkup Pemerintah Kota Prabumulih yang dikelola oleh BAZDA Prabumulih yang adalam setahunnya mencapai 60 unit rumah tidak layak huni. Adapun capaian kinerja tersebut tidak hanya dilakukan pada bedah rumah saja tetapi Pemerintah Kota Prabumulih telah berkomitmen untuk memperbaiki sektor-sektor lainnya berupa :

  1. Bantuan melakukan pembedahan r umah tidak layak huni sebanyak 937.

  2. Bantuan pemasangan listrik kepada masyarakat miskin sebanyak 452.

  3. Bantuan modal usaha akan diberikan kepada 721 orang masyarakat miskin sebagai penanggulangan kemiskinan.

  4. Bantuan bibit karet sebanyak 65 orang

  5. Bantuan lapangan usaha berupa pekerjaan sebanyak 52 orang

  6. Bantuan sarana air bersih sebanyak 21 rumah tangga miskin

  Urusan Ketenagakerjaan

  Berdasarkan data dari BPS Kota Prabumulih , Penduduk usia kerja (15+) Kota Prabumulih 2013 berjumlah 120.337 orang dengan angkatan kerja mencapai 77.382 orang atau bertambah sebanyak 879 orang dari tahun 2012 yang sebesar 76.503 orang. Jumlah yang bekerja sebesar 73.231 orang , terjadi peningkatan sebesar 3.485 orang dibanding tahun 2012 yaitu sebanyak 69.746 orang . Pada tahun 2 013, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Prabumulih sebesar 5,36%. Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 64,86% dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Laki-laki 5,71% dan Tingkat

  IV-29

  Kota Prabumulih

  Pengangguran Terbuka (TPT) Perempuan 4,81%. Dimana targe t pengurangan pengangguran pada tahun 2013 sebesar 5,36%.

  Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

  Total realisasi peserta KB Baru selama tahun 2013 tercatat sebanyak 30.879 peserta, dari seluruh peserta KB baru tersebut, alat kontrasepsi terbanyak yang digunakan adalah suntikan yang mencapai 38,04% disusul pil 24,77%, Implant 17,50%, IUD 9,92% dan kondom sebanyak 7,93%. Sedangkan sisanya sebesar 1,87% menggunakan alat kontrasepsi lainnya. Keberhasilan keluarga berencana di daerah ini ditunjang oleh beberapa faktor, seperti diantaranya adalah pengadaan klinik keluarga berencana (KB) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang memadai, disamping itu juga tersedia tenaga yang trampil dibidangnya.

  Upaya untuk memperluas jaringan pelayanan KB kepa da Pasangan Usia Subur, serta meningkatkan kemandirian para peserta KB, dilakukan melalui tempat pelayanan KB Swasta, seperti Klinik KB Swasta, Bidan Praktek Swasta dan Dokter Praktek Swasta. Tempat pelayanan KB tahun 2013 tercatat sebanyak 51 tempat pela yanan KB, yang terdiri dari :

  • Klinik KB Swasta : 17 unit
  • Depkes : 33 unit
  • TNI/Polri : 1 unit

  Realisasi data keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera di Kota Prabumulih pada tahun 2013 dapat dirinci se bagaimana tersebut dibawah ini :

  • Pra Sejahtera : 4.097 orang
  • Sejahtera I : 7.647 orang
  • Sejahtera II : 15.877 orang

  IV-30

  Kota Prabumulih

  • Sejahtera III : 16.161 orang
  • Sejahtera III+ : 2.011 orang

  Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

  Peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan dilakukan dengan kegiatan pemberian bantuan kepada juara lomba desa, pendampingan keuangan mitra bank dan kegiatan-kegiatan perlombaan seperti lomba Desa/Kelurahan, lomba Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), lomba Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) yang dapat memberikan motivasi masyarakat dalam membangun desa.

  Urusan Sosial

  Penanganan permasalahan sosial diupayakan melalui program peningkatan kesejahteraan sosial, rehabilit asi sosial dan bantuan sosial dengan pola pembinaan manusia, usaha dan lingkungan dengan organisasi social, kelurahan, relawan social PSM, karang taruna, sekolah- sekolah untuk penyandang cacat dan panti-panti social. Salah satu fasilitas social tersebut ad alah panti asuhan. Jumlah panti asuhan yang dikelola swasta dan pemerintah di Kota Prabumulih pada tahun 2013 sebanyak 3 panti asuhan dengan 81 orang anak asuh, sehingga rasio banyaknya anak asuh terhadap jumlah panti asuhan pada tahun 2012 adalah 40,5.

  Urusan Penanaman Modal