6.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah - DOCRPIJM 8060fa813e BAB VIBAB 6 PROFIL KAB KOTA SDA

BAB 6 PROFIL KABUPATEN SIDOARJO

  6.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

  Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten yang dihimpit oleh dua sungai yaitu Sungai Porong dan Sungai Surabaya sehingga terkenal sebagai kota Delta. Wilayah administrasi Kabupaten Sidoarjo terdiri atas wilayah daratan dan wilayah lautan. Luas wilayah daratan adalah sebesar 714,245 Km2 dan luas wilayah lautan berdasarkan perhitungan GIS sampai dengan 4 mil ke arah laut adalah sebesar 201,6868 Km2.

  Secara administratif Kabupaten Sidoarjo termasuk dalam propinsi Jawa Timur dengan batas administrasi sebagai berikut :  : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik Sebelah Utara Sebelah Timur 

  : Selat Madura Sebelah Selatan

   : Kabupaten Pasuruan  : Kabupaten Mojokerto

  Sebelah Barat Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112,5 - 112,9 BT dan 7,3 LS dan

  • – 7,5 terbagi atas 18 kecamatan, 322 desa, 31 kelurahan. Untuk lebih jelasnya pembagian wilayah administrasi dan luas tiap kecamatan di Kabupaten Sidoarjo disajikan pada Tabel 2.1.

  Tabel 6. 1 Luas Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo Jumlah Luas Wilayah No Nama Kecamatan Desa Kelurahan (Ha)

  1 Sidoarjo

  10 14 6.256,00

  2 15 4.102,50 - Buduran

  3 Candi - 24 4.066,80

  4 Porong

  13 6 2.982,30

  5 Krembung 19 2.955,00 -

  22 3.120,50

  • 6 Tulangan

  7 Tanggulangin 19 3.229,00 -

  8 Jabon 15 8.099,80 -

  9 Krian

  19 3 3.250,00

  20 3.140,00

  • 10 Balongbendo

  11 Wonoayu 23 - 3.392,00

  12 Tarik - 20 3.606,00

  13 Prambon - 20 3.422,50

  14 Taman

  16 8 3.153,50

  15 Waru 17 3.032,00 -

  16 Gedangan 15 2.405,80 -

  16 7.943,00

  • 17 Sedati

  19 3.267,80 Total 322 31 71.424,50

  • 18 Sukodono

  Sumber: Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2012

  Sukodono Sidoarjo 5% Buduran

  Sedati Candi 9% Gedangan 11% 6% 6%

  3% Waru Porong 4%

  4% Taman Krembung 4%

  4% Prambon Tulangan 5%

  4% Tarik Tanggulangin 5%

  5% Wonoayu Jabon 5%

  Balongbendo Krian 11% 4% 5%

Gambar 2.1. Diagram Luas Wilayah Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo

  6.2 Gambaran Demografi

  Kependudukan merupakan faktor penting dalam proses perencanaan, variabel- variabel kependudukan yang dijabarkan antara lain, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kabupaten Sidoarjo, dan jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo berdasarkan Kelompok Umur.

i. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2010 yaitu sebesar 1.964.761 jiwa.

  Dengan wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi ada di wilayah Kecamatan Waru dengan jumlah penduduk sebesar 210.592 jiwa. Sedangkan wilayah Kecamatan dengan jumlah penduduk dengan jumlah terkecil terdapat di wilayah Kecamatan Jabon dengan jumlah penduduk sebesar 58.274 jiwa. Adapun kepadatan penduduk Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2010 yaitu 28 jiwa/Ha, yaitu dengan wilayah kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di wilayah Kecamatan Waru dengan tingkat kepadatan penduduk 69 jiwa/Ha, dan wilayah kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling rendah terdapat di wilayah Kecamatan Jabon dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 7 jiwa/Ha. Untuk lebih jelasnya jumlah dan tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Sidoarjo dapat di lihat pada tabel berikut;

  S e d a ti Su k o d o n o

  (Ha) Jumlah Penduduk (jiwa)

  15 Waru 3,032.00 210,592

  69

  16 Gedangan 2,405.80 120,096

  50

  17 Sedati 7,943.00 91,175

  11

  18 Sukodono 3,267.80 103,643

  32

  71,424.50 1,964,761

  28 Luas Wilayah

  Kepadatan (jiwa/Ha) No Nama Kecamatan

  14 Taman 3,153.50 202,155

  Total

  Sumber: Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2012

Gambar 6.5. Grafik Jumlah Penduduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012

  S id o a rj o

  Bu d u ra n C a n d i

  P o ro n g K re m b u n g

  T u la n g a n T a n g g u la n g in

Ja

b

o

n

K ri a n B a lo n g b e n d o W o n o a y u

  T a ri k

  P ra m b o n

  T a m a n W a ru

  G e d a n g a n

  64

  23

  Tabel 6. 2

Jumlah dan Kepadatan Penduduk

di Kabupaten Sidoarjo

  27

  1 Sidoarjo 6,256.00 201,433

  32

  2 Buduran 4,102.50 88,958

  22

  3 Candi 4,066.80 135,434

  33

  4 Porong 2,982.30 89,129

  30

  5 Krembung 2,955.00 68,764

  23

  6 Tulangan 3,120.50 82,975

  7 Tanggulangin 3,229.00 111,231

  13 Prambon 3,422.50 77,403

  34

  8 Jabon 8,099.80 58,274

  7

  9 Krian 3,250.00 114,755

  35

  10 Balongbendo 3,140.00 69,797

  22

  11 Wonoayu 3,392.00 76,981

  23

  12 Tarik 3,606.00 61,966

  17

  • 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000

  6.3 Gambaran Topografi

  Kondisi topografis Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah delta yang diapit Kali Surabaya (disebelah utara) dan Kali Porong (disebelah selatan) dengan kemiringan tanah 2% (landai), berada pada ketinggian 0-25 meter dpl, daerah Kabupaten Sidoarjo memiliki dua karakteristik air tanah. Dibagian timur seluas 214,20 km2 (29,99%) berketinggian 0-3 meter dpl berair tawar, banyak dimanfaatkan untuk permukiman, perdagangan dan perkantoran. Dibagian barat 208,56 (29,20%) berair tawar, banyak dimanfaatkan untuk pertanian. Pada umumnya kedalaman air tanah berada pada kedalaman 9rata-rata) antara 0-5 m dari permukaan tanah. Secara administratif, Kabupaten Sidoarjo terbagi atas 18 Kecamatan, 322 desa dan 31 kelurahan. Sementara itu desa-desa di Kabupaten Sidoarjo terbagi menjadi desa pedesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area).

  Luas wilayah Kabupaten Sidoarjo adalah 71.424,25 Ha dan berdasarkan karakteristik topografinya terbagi atas tiga kelas, yaitu :  0-3 meter merupakan daerah pantai dan pertambakan yang berair asin/payau berada di belahan timur seluas 27.011,25 Ha atau 37,82%  3-10 meter merupakan daerah bagian tengah sekitar jalan protokol yang berair tawar seluas 25,889 Ha atau 36,24%  10-25 meter terletak di daerah bagian barat seluas 18.524 Ha atau 25,95%.

  Untuk lebih jelasnya mengenai ketinggian tempat dari permukaan laut masing-masing Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada tabel berikut.

  

Tabel 6. 3 Ketinggian Tempat di Kabupaten Sidoarjo

  Nama Tinggi Rata

  • – Rata No Luas Wilayah (Ha)

  Kecamatan (m/dpl)

  1 Sidoarjo 6,256.00

  4

  2 Buduran 4,102.50

  4

  3 Candi 4,066.80

  4

  4 Porong 2,982.30

  4

  5 Krembung 2,955.00

  5

  6 Tulangan 3,120.50

  7 Nama Tinggi Rata – Rata No Luas Wilayah (Ha)

  Kecamatan (m/dpl)

  7 Tanggulangin 3,229.00

  4

  8 Jabon 8,099.80

  2

  9 Krian 3,250.00

  12

  10 Balongbendo 3,140.00

  20

  11 Wonoayu 3,392.00

  4

  12 Tarik 3,606.00

  16

  13 Prambon 3,422.50

  10

  14 Taman 3,153.50

  9

  15 Waru 3,032.00

  5

  16 Gedangan 2,405.80

  4

  17 Sedati 7,943.00

  4

  18 Sukodono 3,267.80

  7 Total 71,424.50

  Sumber: Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2012

Gambar 2.2. Diagram Ketinggian Tempat di Kabupaten Sidoarjo

  6.4 Gambaran Geohidrologi

  Wilayah Sidoarjo secara hidrogeologi dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok lapisan penyimpan air tanah (akuifer) yaitu : akuifer dengan produktifitas tinggi, akuifer dengan produktifitas sedang, akuifer dengan produktifitas kecil dan daerah air tanah langka. Berdasarkan pengamatan di lapangan, hasil interpretasi data geolistrik, dan log pemboran, akuifer daerah Sidoarjo dapat dibagi dalam 2 sistem akuifer, yaitu : akuifer bebas (menghasilkan air melalui sumur-sumur gali yang dangkal), dan akuifer tertekan (sumur artesis).

  1. Akuifer Bebas (Sumur Gali)

  Jenis akuifer ini dapat dijumpai pada sumur gali-sumur gali penduduk pada morfologi dataran dan pedataran bergelombang. Kedalaman muka air tanah (statis) ini berkisar dari 1 hingga 14 meter di bawah muka tanah setempat (bmt), air tanah bebas di daerah dataran tersimpan dalam endapan alluvial (pada material yang belum terpadatkan). Kondisi muka air tanah dipengaruhi oleh perubahan dua musim (kemarau/hujan). Buaian (fluktuasi) air tanah berkisar 2

  • – 4 meter/tahun. Menurut data DLHPE Kabupaten Sidoarjo (2002) sumur gali yang terdalam terletak di Barat Kabupaten Sidoarjo yaitu di Desa Mliriprowo (S 7°28' dan E 112°30'), yaitu sekitar 14 meter (bmt), dan terdangkal di sekitar pantai antara lain Desa Wadungasih dan Siwalanpanji yaitu sekitar 2 meter (mbt). Pasokan air pada akuifer bebas di daerah pedataran berasal dari hujan dan aliran permukaan (air sungai, air laut).

  2. Akuifer Tertekan (Sumur Dalam)

  Akuifer tertekan (sumur dalam) umumnya dijumpai pada endapan aluvial yang bersifat tidak padu (lepas) merupakan kelanjutan dari akuifer bebas ke bagian bawahnya. Hal ini dapat dilihat dari penampang pemboran daerah Candi, Krian, dan Porong. Kedalaman akuifer yang disadap umumnya 30 sampai 120 meter. dalam sistem banyak lapisan (multilayer) dengan ketebalan sekitar 4 hingga > 40 meter. Hasil penelitian sebelumnya (DLHPE Kabupaten Sidoarjo, 2002) sebagai alas (bedrock) endapan alluvial ini berupa batu lempung dan lanau yang miring ke arah Barat. Zona ini tersebar cukup luas terutama di bagian Selatan dan Timur daerah penyelidikan. Berdasarkan data pemboran, kedalaman (bottom) dari lapisan akuifer dangkal ini mengalami kontak dengan lapisan kedap (lempung) di sebelah Barat Sidoarjo sekitar 48 meter (bmt), sedangkan ke arah Timur (mendekati pantai) sekitar 27 hingga 38 meter (bmt). Dari hasil analisis kualitas air terhadap 10 contoh air yang diambil dari beberapa sumur gali (air tanah dangkal) penduduk menunjukkan kualitas air yang cukup normal. Namun ada beberapa di antaranya yang melebihi baku mutu (907/Menkes/SK/VII/2002). Seperti yang diperoleh pada pengambilan contoh dari Kecamatan Tanggulangin dan Kecamatan Porong. Adapun beberapa parameter yang melebihi baku mutu di antaranya kadar kandungan daya hantar listrik, natrium, klorida, sulfat dan zat padat terlarut. Adanya kandungan kimia yang melebihi baku mutu tersebut, diduga karena adanya pencemaran dari semburan lumpur yang berasal dari sekitar Sumur Banjar Panji 1. Pencemaran air tanah dangkal hanya terjadi sampai jarak kurang lebih 1 Km sebelah Barat dari pusat semburan (Pusat Lingkungan Geologi, 2007).

3. Air Permukaan

  Air permukaan atau limpasan permukaan adalah air yang berada di atas permukaan, seperti aliran sungai, dan kanal. Kabupaten Sidoarjo dilalui oleh beberapa sungai besar dengan bentuk yang berkelok-kelok yang dapat dilihat pada Kali Brantas - Kali Surabaya. Kali ini merupakan perbatasan dengan Kabupaten Mojokerto di bagian Utara. Sedangkan Kali Mas merupakan batas dengan Kabupaten Gresik. Adapun Kali Porong merupakan batas dengan Kabupaten Pasuruan di bagian Selatan. Beberapa sungai kecil dari Utara ke Selatan di antaranya Kali Biwangan Gede, Kali Sumber, Kali Ketingan, Kali Kedunggulung, dan Kali Buwon. Sedangkan kanal (sebagai saluran induk) terdapat pada saluran induk Mangetan, Pelayaran, Lengkong, Kemlaten, dan Porong. Daerah aliran sungai-sungai dan kanal-kanal ini termasuk pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Pola aliran sungai umumnya berbentuk pola sejajar yang mengalir ke arah hilir (Timur) Kabupaten Sidoarjo yang lahannya berupa rawa dan akhirnya bermuara ke Selat Madura.

A. Geologi dan Kemampuan Tanah

  Data geologi untuk Sidoarjo berasal dari data BPS tahun 2012. Luasan dari masing-masing jenis batuan adalah sebagai berikut : a.

  Jenis lapisan batuan Plistosen Fasien Sedimen seluas 2.736 Ha, tersebar di Kecamatan Sidoarjo, Buduran, Taman, Waru, Gedangan, dan Sedati.

  b.

  Jenis lapisan batuan Alluvium seluas 68.688,3 Ha, tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

  Lebih jelasnya luas dan jenis lapisan batuan per kecamatan di Kabupaten Sidoarjo disajikan pada Tabel 2.3.

  11 Wonoayu 0,00 3.392,00 3.392,00

  5 Krembung 0,00 2.955,00 2.955,00

  6 Tulangan 0,00 3.120,50 3.120,50

  7 Tanggulangin 0,00 3.229,00 3.229,00

  8 Jabon 0,00 8.099,75 8.099,75

  9 Krian 0,00 3.250,00 3.250,00

  10 Balongbendo 0,00 3.140,00 3.140,00

  12 Tarik 0,00 3.606,00 3.606,00

  3 Candi 0,00 4.066,75 4.066,75

  13 Prambon 0,00 3.422,50 3.422,50

  14 Taman 448,00 2.705,50 3.153,50

  15 Waru 384,00 2.648,00 3.032,00

  16 Gedangan 38,00 2.367,75 2.405,75

  17 Sedati 355,00 7.588,00 7.943,00

  18 Sukodono 0,00 3.267,75 3.267,75 Total 2.736,00 68.688,25 71.424,25

  4 Porong 0,00 2.982,25 2.982,25

  2 Buduran 1.469,00 2.633,50 4.102,50

  Plitosen Fasien

  30000

  Sedimen Alluvium Jumlah (Ha)

  Series1

  Series2

  2,736.00 68,688.25 71,424.25

  10000

  20000

  40000

  1 Sidoarjo 42,00 6.214,00 6.256,00

  50000

  60000

  70000

  80000

Gambar 2.3. Grafik Luas Wilayah Menurut Jenis Batuan di Kabupaten Sidoarjo Tabel 2.3.Jenis Batuan (Geologi) Per Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo (Ha)

  No Kecamatan

Plitosen Fasien

Sedimen

  Alluvium Jumlah

  Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2012

  Jenis tanah di wilayah Kabupaten Sidoarjo terdiri dari alluvial kelabu, alluvial coklat kekuningan, alluvial hidromorf, dan grumosol kelabu tua. Jenis tanah alluvial kelabu, dengan luas sekitar 36.369,6 Ha (56,73% dari luas

  ◘

  wilayah Kabupaten Sidoarjo). Sifat tanah alluvial kelabu adalah permeabilitasnya lambat dengan produksifitas tanah beraneka dari rendah sampai sedang. Peruntukan lahan untuk jenis tanah ini adalah palawija dan perikanan. Tanah jenis ini berada di hampir seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo. Jenis tanah assosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekuning-kuningan,

  ◘ dengan luas sekitar 5.107,23 Ha (7,97% dari luas wilayah Kabupaten Sidoarjo).

  Jenis tanah ini hanya terdapat di Kecamatan Krembung, Balongbendo, Tarik dan Prambon. Jenis tanah alluvial hidromorf, dengan luas sekitar 21.761,23 Ha (33,94% dari

  ◘

  luas wilayah Kabupaten Sidoarjo). Jenis tanah ini berada di Kecamatan Sidoarjo, Buduran Candi, Porong, Tanggulangin, Jabon, Sedati dan Waru. Jenis tanah kelabu tua, dengan luas 870,70 Ha (1,36% dari luas wilayah

  ◘

  Kabupaten Sidoarjo). Jenis tanah ini berada di Kecamatan Buduran dan Gedangan.

Tabel 2.4. Jenis Tanah di Kabupaten Sidoarjo

  No Jenis Tanah Luas (Ha) Lokasi Kecamatan Hampir di seluruh

  1 Alluvial Kelabu 47,017.64 Kabupaten Sidoarjo Asosiasi alluvial kelabu dan alluvial Krembung, 2 4,970.23 coklat kekuningan Balongbendo, Tarik, dan Sidoarjo, Candi, Porong,

  

3 Alluvial hidromof 21,361.23 Tanggulangin, Jabon,

Sedati, dan Waru

4 Grumosol kelabu tua 870.70 Buduran, Gedangan

  Sumber: Kecamatan Sidoarjo Dalam Angka 2012 Kemampuan tanah merupakan identifikasi unsur-unsur tanah yang sangat berpengaruh terutama terhadap jenis-jenis penggunaan tanah yang ada di atasnya. Unsur kemampuan tanah yang dimaksud terdiri dari kelerengan, tekstur tanah, kedalaman efektif tanah, drainase dan erosi. Untuk wilayah Kabupaten Sidoarjo, yang paling berpengaruh terhadap setiap jenis kegiatan adalah kelerengan dan ketinggian tanah.

  Dilihat dari kelerangan lahannya, Kabupaten Sidoarjo sebagian besar berada

  ◘

  pada 5

  • – 15% dan ketinggian 0 – 25 m di atas permukaan laut. Kondisi kelerengan lahan tersebut berdampak pada aliran air hujan yang mengalami hambatan, sehingga akan terjadi kantong-kantong air atau genangan- genangan air hujan. Air hujan dari wilayah ini maupun dari wilayah sekitarnya, aliran air hujan tidak sampai ke laut. Kondisi ini dikarenakan perbedaan tinggi tempat yang sangat kecil dan kecepatan aliran air tidak mencapai titik nol. Pada kondisi demikian, air laut justru masuk ke daratan terutama pada waktu air laut pasang. Oleh karena itu di wilayah ini terdapat daerah transisi berupa air payau. Daerah ini yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan tambak budidaya bandeng maupun udang. Kemampuan tanah berdasarkan unsur kedalaman efektif tanah di Kabupaten Sidoarjo, pada umumnya lebih dari 90 cm. Untuk lebih jelasnya mengenai kemampuan tanah di Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2.5. Kemampuan Tanah Kabupaten Sidoarjo No Kemampuan Tanah Luas (Ha) Prosentase

  1 Lereng lahan rata-rata (5-15 %) 63,438.54 100.00

2 Tekstur Lahan :

  a. Sedang 15,279.95

  23.82

  b. Halus 48,317.80 75.37

  c. Kasar 520.00

  0.81 Kedalaman efektif lebih dari 90 3 cm 63,438.54 100.00

  4 Drainase

  a. Proseus 47,849.88 74.64

  b. Tidak Tergenang 1,380.00

  2.15

  c. Tidak Periodik 14,282.87

  23.21

  5 Erosi

  a. Tidak ada Erosi 63,438.54 100.00 Sumber: Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2012

  • – 2.026 mm. Jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu 5.401 mm dengan jumlah hujan 262. Jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dan September yaitu 0 mm. Kondisi curah hujan tersebut sangat berpotensial sekali untuk kegiatan pertanian. Sedangkan curah Hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi di Kecamatan Sukodono yaitu 2.026 mm.

  15 Waru 1455

  54

  12 Tarik 1238

  59

  13 Prambon 1462

  81

  14 Taman 1349

  69

  68

  10 Balongbendo 1400 102

  16 Gedangan 1877

  79

  17 Sedati 1110

  67

  18 Sukodono 2064

  84 25620 1278 No Nama Kecamatan

  Total Rata-rata Curah Hujan (mm) Rata-rata Hari

  Hujan (hari)

  11 Wonoayu 1010

  9 Krian 1177 106

  6.5 Gambaran Geologi

  62

  6.6 Gambaran Klimatologi Keadaan suhu di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2009, maksimum mencapai 35C dan suhu minimum mencapai 20C. Kondisi curah hujan di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2009, dalam satu tahun rata-rata mencapai 851

Tabel 2.6. Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Sidoarjo

  1 Sidoarjo 2122

  77

  2 Buduran 1433

  74

  3 Candi 1651

  4 Porong 1279

  66

  66

  5 Krembung 977

  51

  6 Tulangan 1651

  62

  7 Tanggulangin 1024

  51

  8 Jabon 1341

  Sumber: Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2012

6.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi

  PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Apabila dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Sidoarjo berdasarkan harga berlaku, maka sektor yang menjadi unggulan adalah

sektor industri dan pengolahannya, diikuti sektor perdagangan, dan sektor

angkutan dan komunikasi. Ketiga sektor tersebut menjadi prioritas dalam

pembangunan karena ketiganya mempunyai kontribusi yang besar bagi

Kabupaten Sidoarjo sehingga perlu mendapatkan prioritas. Dari sektor industri

dan pengolahannya yang diprioritaskan adalah industri kertas dan barang

cetakannya, serta industri makanan, minuman, dan tembakau. Dari sektor

perdagangan yang diprioritaskan adalah perdagangan besar dan eceran.

Kemudian dari sektor angkutan dan komunikasi yang menjadi sektor unggulan

adalah angkutan udara.

  Untuk lebih jelasnya mengenai PDRB Kabupaten Sidoarjo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel.

Gambar 2.13. Grafik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN 1% Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009 JASA-JASA 6% PERTANIAN 3% PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1%

  11% PENGOLAHANNYA INDUSTRI DAN 47% PERDAGANGAN 27% KOSNSTRUKSI LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 2% 2%

Tabel 2.15. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sidoarjo Atas Harga Dasar Berlaku Tahun 2005-2009 (juta Rupiah)

  a. Bank 25,231.54 28,743.46 32,001.86 35,612.25 39,340.74

  c. Restoran 290,215.40 3,242,265.49 375,083.55 438,612.77 477,956.99

  7 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 3,126,276.82 3,534,103.49 3,857,369.10 4,426,205.31 5,426,617.45

  a. Angkutan 2,914,614.23 3,292,087.54 3,561,477.87 4,060,330.53 4,974,924.39

  1. Angkutan Rel 6,853.44 7,583.89 7,217.76 7,851.28 8,390.14

  2. Angkutan Jalan Raya 302,173.63 316,365.56 351,008.47 471,385.64 521,291.62

  3. Angkutan Udara 2,423,136.10 2,768,858.97 2,986,868.83 3,412,842.32 4,160,876.51

  4. Jasa Penunjang Angkutan 182,451.06 199,279.12 216,352.81 238,251.29 285,366.12

  b. Komunikasi 211,662.59 242,015.95 295,948.23 365,874.78 451,693.06

  8 KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN 430,457.11 469,099.45 526,301.83 595,326.51 664,899.34

  b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 34,101.55 36,663.41 38,624.57 43,391.11 52,710.67

  a. Perdagangan Besar dan Eceran 6,697,212.64 7,937,922.61 9,737,628.45 11,513,582.66 12,954,177.10

  c. Sewa Bangunan 243,581.88 267,161.62 306,302.81 347,299.12 381,836.85

  d. Jasa Perusahaan 127,542.14 136,530.96 149,372.59 169,024.03 191,011.08

  9 JASA-JASA 1,309,621.69 1,610,267.61 1,909,680.04 2,308,624.21 2,642,113.61

  a. Pemerintahan Umum 802,764.93 1,031,420.86 1,245,873.37 1,520,425.21 1,753,258.70

  1. Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan 802,764.93 1,031,420.86 1,245,873.37 1,520,425.21 1,753,258.70

  b. Swasta 506,856.76 578,846.75 663,806.67 788,199.00 888,845.91

  1. Sosial Kemasyarakatan 151,200.24 179,430.66 209,218.24 251,152.33 291,171.30

  2. Hiburan dan Rekreasi 12,975.12 14,069.86 15,405.72 16,721.26 18,398.69

  3. Perorangan dan Rumah Tangga 342,681.40 385,346.23 439,182.71 520,325.41 579,284.92 Sektor/Sub Sektor No

  b. Hotel 23,514.31 25,353.26 28,011.62 31,215.52 34,070.44

  6 PERDAGANGAN 7,010,942.35 8,287,541.36 10,140,723.62 11,983,410.95 13,466,204.53

  2005 2006 2007 2008 2009

  b. Tekstil, Barang Kulit, dan Alas Kaki 880,506.94 938,744.27 983,744.72 1,065,291.69 1,184,672.90

  1 PERTANIAN 1,211,677.31 1,275,009.00 1,352,164.74 1,485,912.89 1,622,267.13

  a. Tanaman Bahan Makanan 322,652.18 334,096.31 362,381.46 400,827.46 433,300.24

  b. Tanaman Perkebunan 143,501.23 147,727.59 159,421.61 174,629.03 182,012.10

  c. Peternakan dan Hasilnya 152,842.51 156,572.53 162,370.09 177,902.51 193,296.88

  d. Perikanan 592,681.39 636,612.57 667,991.58 732,553.89 813,657.91

  2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 415,742.53 371,569.19 301,527.54 307,731.71 197,480.22

  a. Gas Bumi dan Penggalian 415,742.53 371,569.19 301,527.54 307,731.71 197,480.22

  3 INDUSTRI DAN PENGOLAHANNYA 16,056,758.64 17,646,730.21 19,133,352.57 21,087,155.48 23,161,992.92

  a. Makanan, Minuman, dan Tembakau 3,671,215.51 4,139,627.24 4,558,672.01 5,070,125.34 5,592,369.21

  c. Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 473,512.25 504,612.31 529,638.93 577,200.77 621,521.58

  5 KOSNSTRUKSI 656,202.09 725,435.37 814,105.83 947,816.10 1,057,063.35

  d. Kertas dan Barang Cetakan 4,747,569.84 5,244,603.94 5,689,931.22 6,182,439.71 6,807,831.50

  e. Pupuk, Kimia, dan Barang Dari Karpet 2,343,617.91 2,514,236.70 2,762,581.50 3,084,220.75 3,289,745.98

  f. Semen dan Barang Galian Non Logam 481,251.35 530,310.15 586,375.25 672,591.34 741,401.89

  g. Logam Dasar Besi dan Baja 1,642,129.61 1,784,345.07 1,863,519.07 2,031,584.38 2,297,515.38

  h. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 991,582.85 1,091,787.82 1,200,584.59 1,341,876.81 1,448,192.65

  g. Barang-barang Lainnya 825,372.38 898,462.71 958,432.28 1,061,824.69 1,178,714.83

  4 LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 656,202.09 752,135.13 858,460.52 1,017,447.27 1,105,506.93

  a. Listrik 622,386.25 712,745.42 812,635.15 964,284.88 1,046,173.65

  b. Air Bersih 33,815.84 39,389.71 45,825.37 53,162.39 59,333.28

  Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo

  Pertumbuhan Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sidoarjo secara umum

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun meskipun pada beberapa sektor

mengalami penurunan. Distribusi PDRB pada tahun 2009 di Kabupaten Sidoarjo

paling besar berada pada sektor industri dan pengolahannya yang mencapai

46,95 % yang diikuti sektor perdagangan sebesar 27,29 % dan sektor angkutan

dan komunikasi sebesar 11 %.

  A. Sektor Pertanian Peranan sektoral untuk pertanian pada tahun 2008 sebesar 3,36 %

sedangkan pada tahun 2009 sebesar 3,29 %. Adapun sektor pertanian mengalami

pertumbuhan ekonomi sebesar 3,49 %, lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan pada tahun 2008 yang hanya 1,75 %. Hal ini tidak lepas dari

pengaruh musim dan pola tanam yang mendukung selama Tahun 2009, dimana

curah hujan/hari hujan tidak srtinggi selama tahun 2008. Seperti diketahui,

bahwa lahan sawah di Kabupaten Sidoarjo semuanya beririgasi teknis dengan

kondisi topografi dataran rendah, sehingga jika curah hujan terlalu tinggi justru

akan menyebabkan beberapa area persawahan mengalami banjir dan

menyebbakan produktifitas tanaman akan mengalami penurunan. Jika dilihat

dari sisi pertumbuhannya, beberapa sub sektor mengalami kenaikan selama

Tahun 2009 yaitu sub sektor tanaman pangan, perkebunan, dan perikanan,

kecuali sub sektor tanaman peternakan yang mebgalami penurunan sebesar 1,50

%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sub sektir perikanan (5,23 %), sub sektor

tanaman bahan makanan (3,10 %) sedangkan pada sub sektor perkebunan relatif

stagnan dengan masih tumbuh 0.06 % B. Sektor Pertambangan dan Penggalian

  Sektor pertambangan dan penggalian yang ada di Kabupaten Sidoarjo

diantaranya adalah sub sektor penggalian pasir dan pertambangan gas alam yang

  

dikerjakan oleh PT. Lapindo Brantas. Untuk penggalian pasir, skalanya relatif kecil

namun dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang dikarenakan adanya

Perda yang melarang penggalian pasir sehingga terjadi kemerosotan value added

untuk pasir. Sedangkan untuk PT. Lapindo Brantas, sejak musibah lumpur terjadi,

mulai Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2009 juga mengalami penurunan

produksi yang diakibatkan salah satu sumur PT. Lapindo mengalami blow out dan

mengeluarkan lumpur panas yang hingga saat ini belum dapat diatasi.

Dibandingkan Tahun 2008, selama tahun 2009 terjadi penurunan produksi

hampir 40 % akibat adanya bencana tersebut. Untuk sub sektor penggalian pasir,

dikarenakan adanya pemberlakuan Perda larangan penggalian pasir, pada tahun

2008 perananya terhadap PDRB Kabupaten Sidoarjo sebesar 0,67 % dan pada

tahun 2009 mengalami penurunan sebesar -37,40 % sehingga peranannya tinggal

0,39 %.

C. Sektor Industri Pengolahan

  Kontribusi sektor industri pengolahan cukup besar terhadap PDRB

Kabupaten Sidoarjo yaitu sebesar 47,95 % di tahun 2008 dan pada tahun 2009

mengalami penurunan menjadi 46,95 %. Sedangkan pertumbuhan riil nilai

tambah di tahun 2009 sebesar 2,02 % sedikit melambat jika dibanding tahun

2005 yang mencapai 3,88 %. Penurunan ini salah satunya disebabkan adanya

musibah lumpur yang menenggelamkan kurang lebih 21 perusahaan sedang dan

2.335 UMKM Sektor ini terbagi menjadi 9 (sembilan) sub sektor dan dari 4 (empat) sub

sektor mengalami kenaikan yang sangat berarti bagi pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Sidoarjo pada khususnya dan Provinsi Jawa Timur pada umumnya.

Meskipun hal ini masih dipengaruhi oleh hilangnye beberapa perusahaan

besar/sedang dan UMKM yang terkena musibah lumpur, terdapat beberapa

penyebab lain yang cukup signifikan terhadap rendahnya pertumbuhan sektor

industri ini. Pengaruh melambatnya pertumbuhan sektor ini antara lain:

  ◘ Beberapa industri besar, bahan baku khususnya dari impor , selama tahun 2008-2009 masih terimbas oleh dampak krisis global ◘ Tidak stabilnya sistem yang ada termasuk keamanan yang salah satunya diakibatkan banyaknya demonstrasi buruh maupun korban lapindo ◘ Peraturan yang selalu berubah-ubah ◘ SDM yang rendah dan adanya cost untuk tenaga kerja yang mulai tinggi namun tidak diimbangi dengan SDM yang baik ◘ Kendala transportasi karena lumpur.

D. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

  Sektor listrik, gas, dan air bersih disamping masih mampu menjaga

peranan sektoralnya, juga masih mengalami perubahan di tahun 2009 dimana

pertumbuhannya masih terjaga diatas 5 %. Selama 3 tahun terakhir relatif stabil

yang berada pada kisaran 2,20 %-2,30 %. Dibandingkan pada tahun 2008,

kontribusinya terhadap PDRB sedikit mengalami penurunan dari 2,30 % menjadi

2,24 %. Sektor ini masih mempu mempertahankan peningkatan pertumbuhan riil

selama tahun 2005-2009. Tingkat pertumbuhan di tahun 2008 sebesar 9,51 %

dan mengalami penurunan di tahun 2009 menjadi 5,24 %

  Peningkatan sektor ini tidak setinggi pada tahun-tahun sebelumnya,

yang disebabkan oleh kurang seimbangnya antara pasokan/produksi

dibandingkan dengan permintaan/kebutuhan dari konsumen. Pengembangan

sub sektor listrik dan air bersih terkendala oleh pengembangan infrastruktur

yang memerlukan biaya tinggi, sehingga kebutuhan konsumen yang semakin

tinggi tidak mampu diimbangi oleh peningkatan produksi. Pada tahun 2009,

pertumbuhan ekonomi sub sektor ini sebesar 6,68 % atau lebih rendah

dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 7.12 %

  E. Sektor Konstruksi Sektor konstruksi pada umumnya masih mampu menjaga perananya

selama kurun waktu 2005-2009. Pada rahun 2009, sektor ini mengalami

pertumbuhan sebesar 4,34 %. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan tahun

2008 yang hanya sebesar 3,74 % pada tahun 2007, sektor ini bahkan hanya

tumbuh 1,84 %. Pertumbuhan yang tidak signifikan ini diakibatkan adanya

bencana lumpur yang hingga sampai saat ini masih mengancam wilayah

disekitarnya yang menyebabkan investor utamanya di sektor ini cenderung

menjaga jarak dalam upaya pembangunan, utamanya pengembangan

perumahan dengan radius 20 km dari pusat semburan. Sektor konstruksi yang

masih memiliki kegiatan berada di daerah utara dan barat Kabupaten Sidoarjo

seperti halnya pembangunan Bandara Juanda dan pusat-pusat perdagangan,

pembangunan rumah, dan pembangunan sarana dan prasarana transportasi

wilayah barat tepatnya jalur Krian-Mojosari sehingga mampu memberikan

kontribusi yang cukup berarti bagi Kabupaten Sidoarjo.

  F. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Secara nasional, sektor ini sangat terkait erat dengan sektor yang lain

utamanya sektor industri pengolahan. Jika sektor industri pengolahan mengalami

pertumbuhan, secara langsung sektor ini akan mengelami pertumbuhan juga.

Namuns sebagian besar hasil prosuksi dari perusahaan-perusahaan industri di

wilayah ini adalah berorientasi ekspor, sehingga dampak dari lesunya kegiatan di

sektor industri tidak secara signifikan mempengaruhi kegiatan pada sektor

perdagangan yang meyoritas pelaku pasarnya adalah Usaha Mikro Kecil (UKM)

  Untuk tahun 2008, sektor perdagangan mampu tumbuh sebesar 11,58

%, sedangkan pada tahun 2009 tumbuh sebesar 5,17 %. Meskipun agak

melambat dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi kontribusi sektor ini terhadap

PDRB mengalami peningkatan menjadi 27,28 % dari 27,14 %di tahun 2008.

Sektor ini terbagi ke dalam 3 (tiga) sub sektor, yaitu sub sektor perdagangan, sub

  

sektor hotel, dan sub sektor restoran. Pertimbuhan tertinggi terjadi pada sub

sektor perdagangan dan disusul sub sektor restoran (3,42 %) dan terakhir sub

sektor perhotelan yang tumbuh 2,64 %.

  G. Sektor Angkutan dan Komunikasi Dalam kurun waktu 2007-2009, peranan sektor ini terhadap PDRB selalu

mengalami peningkatan dimana pada tahun 2007 peranannya sebesar 9,92 %.

  

Kemudia pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 10,2 % dan pada

tahun 2009 menjadi 11 %. Pertumbuhan riil sektor ini pada tahun 2009

mengalami peningkatan sebesar 19,50 %. Pertumbuhan tersebut dibentuk oleh

pertumbuhan sub sektor angkutan udara (21,51 %), angkutan jalan raya (6,30 %),

jasa penunjang angkutan (14,49 %) dan pertumbuhan sub sektor komunikasi

(18,90 %). Sub sektor angkutan udara merupakan sub sektor yang kontribusinya

sangat besar bagi sektor angkutan, sehingga apabila terjadi penurunan pada sub

sektor ini maka sektor angkutan akan mengalami penurunan pula.

  H. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Pada tahun 2009, perumbuhan riil sektor ini mengalami kenaikan

dibandingkan tahun 2008 yaitu sebesar 5,18 %. Pertumbuhan ini berarti lebih

cepat dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 3,79 %.

Pertumbuhan sektor ini tidak lepas dari pertumbuhan si sektor lain.

I. Sektor Jasa-jasa

  Pada tahun 2009, sektor ini mampu tumbuh relatif tinggi yaitu sebesar

6,86 %. Pertumbuhan nilai tambah di sektor ini lebih banyak disebabkan oleh

pertumbuhan pada sub sektor jasa pemerintahan umum (9,02 %), sementara

jasa-jasa pada sub sektor swasta hanya mampu tumbuh sebesar 3,84 %.

Tabel 2.16. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Sidoarjo Atas Harga Dasar Berlaku Tahun 2005-2009 (%) 2005 2006 2007 2008 2009

  0.59

  2. Angkutan Jalan Raya

  0.98

  0.91

  0.90

  0.91

  1.05

  3. Angkutan Udara

  7.84

  7.99

  7.68

  7.73

  8.43

  4. Jasa Penunjang Angkutan

  0.57

  0.02

  0.56

  0.54

  0.58

  b. Komunikasi

  0.69

  0.70

  0.76

  0.83

  0.92

  8 KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN

  1.39

  1.35

  1.35

  1.35

  0.02

  0.02

  a. Bank

  0.99

  25.04

  26.07

  26.25

  b. Hotel

  0.08

  0.07

  0.07

  0.07

  0.07

  c. Restoran

  0.94

  0.94

  0.90

  0.97

  0.02

  7 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

  10.12

  10.19

  9.92

  10.02

  11.00

  a. Angkutan

  9.44

  9.49

  9.16

  9.19

  10.08

  1. Angkutan Rel

  0.02

  1.35

  0.08

  21.68

  0.52

  2.60

  2.97

  3.20

  3.44

  3.55

  b. Swasta

  1.64

  1.67

  1.71

  1.78

  1.80

  1. Sosial Kemasyarakatan

  0.49

  0.54

  3.55

  0.57

  0.59

  2. Hiburan dan Rekreasi

  0.04

  0.04

  0.04

  0.04

  0.04

  3. Perorangan dan Rumah Tangga

  1.11

  1.11

  1.13

  1.18

  1.17 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 No Sektor/Sub Sektor Tahun

  1. Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan

  3.44

  0.08

  0.77

  0.08

  0.08

  0.08

  b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank

  0.11

  0.11

  0.10

  0.10

  0.11

  c. Sewa Bangunan

  0.79

  0.77

  0.79

  0.79

  d. Jasa Perusahaan

  3.20

  0.41

  0.39

  0.38

  0.38

  0.39

  9 JASA-JASA

  4.24

  4.64

  4.91

  5.23

  5.35

  a. Pemerintahan Umum

  2.60

  2.97

  22.89

  a. Perdagangan Besar dan Eceran

  1 PERTANIAN

  46.94

  0.70

  0.40

  a. Gas Bumi dan Penggalian

  1.35

  1.07

  0.78

  0.70

  0.40

  3 INDUSTRI DAN PENGOLAHANNYA

  51.98

  50.90

  49.19

  47.75

  a. Makanan, Minuman, dan Tembakau

  1.07

  11.88

  11.94

  11.72

  11.48

  11.33

  b. Tekstil, Barang Kulit, dan Alas Kaki

  2.85

  2.71

  2.53

  2.41

  2.40

  c. Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya

  1.53

  1.46

  0.78

  1.35

  1.31

  0.43

  3.92

  3.68

  3.48

  3.36

  3.29

  a. Tanaman Bahan Makanan

  1.04

  0.96

  0.93

  0.91

  0.88

  b. Tanaman Perkebunan

  0.46

  0.41

  2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

  0.40

  0.37

  c. Peternakan dan Hasilnya

  0.49

  0.45

  0.42

  0.40

  0.39

  d. Perikanan

  1.92

  1.84

  1.72

  1.66

  1.65

  1.36

  1.26

  27.29

  0.11

  4 LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH

  2.12

  2.17

  2.21

  2.30

  2.24

  a. Listrik

  2.01

  2.06

  2.09

  2.18

  2.12

  b. Air Bersih

  0.11

  2.40

  0.12

  0.12

  0.12

  5 KOSNSTRUKSI

  2.18

  2.09

  2.09

  2.15

  2.14

  6 PERDAGANGAN

  22.70

  23.90

  26.07

  27.14

  2.39

  2.46

  d. Kertas dan Barang Cetakan

  1.51

  15.37

  15.13

  14.63

  14.00

  13.80

  e. Pupuk, Kimia, dan Barang Dari Karpet

  7.59

  7.25

  7.10

  6.98

  6.67

  f. Semen dan Barang Galian Non Logam

  1.56

  1.53

  1.52