ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PROTEOLITIK YANG BERASOSIASI DENGAN LAMUN Enhalus acoroides DI PANTAI BAMA, TAMAN NASIONAL BALURAN, SITUBONDO, JAWA TIMUR Repository - UNAIR REPOSITORY

  SKRIPSI

  

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PROTEOLITIK YANG

BERASOSIASI DENGAN LAMUN Enhalus acoroides DI PANTAI BAMA,

TAMAN NASIONAL BALURAN, SITUBONDO, JAWA TIMUR

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

  

Oleh :

RACHMAT RIZALDI

SURABAYA – JAWA TIMUR

  

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2016 Yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a : Rachmat Rizaldi N I M : 141211133011 Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 8 April 1994 Alamat : Jl. Randu Branti No. 6 Surabaya Telp./HP 081553112735 Judul Skripsi : Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Proteolitik

  Yang Berasosiasi Dengan Lamun Enhalus acoroides Di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur Pembimbing : 1. Dr. Woro Hastuti Satyantini, Ir., M.Si.

  2. Sudarno, Ir., M.Kes. Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan laporan Skripsi yang saya buat adalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari Dana Penelitian : Mandiri / Proyek Dosen / Hibah / PKM (coret yang tidak perlu).

  Di dalam skripsi / karya tulis ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya, serta kami bersedia : 1.

  Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga; 2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan skripsi

  / karya tulis saya ini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi; 3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh

  (sebagaimana diatur di dalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab.

  XI pasal 38

  • – 42), apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain yang seolah- olah hasil pemikiran saya sendiri.

  Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

  SKRIPSI

  

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PROTEOLITIK YANG

BERASOSIASI DENGAN LAMUN Enhalus acoroides DI PANTAI BAMA,

TAMAN NASIONAL BALURAN, SITUBONDO, JAWA TIMUR

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjana Perikanan pada Program Studi Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :

RACHMAT RIZALDI

  

141211133011

  SKRIPSI

  

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PROTEOLITIK YANG

BERASOSIASI DENGAN LAMUN Enhalus acoroides DI PANTAI BAMA,

TAMAN NASIONAL BALURAN, SITUBONDO, JAWA TIMUR

Oleh :

  

RACHMAT RIZALDI

141211133011

  Telah diujikan pada Tanggal : 16 Agustus 2016 KOMISI PENGUJI SKRIPSI Ketua : Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir. M.Agr.

  Sekretaris : Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Kes. Anggota : Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP.

  Dr. Woro Hastuti Satyantini, Ir., M.Si. Sudarno, Ir., M. Kes.

  Surabaya, 16 Agustus 2016

  

RANGKUMAN

Rachmat Rizaldi.

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI

  

PROTEOLITIK YANG BERASOSIASI DENGAN LAMUN ENHALUS

ACOROIDES DI PANTAI BAMA, TAMAN NASIONAL BALURAN,

SITUBONDO, JAWA TIMUR. Dosen Pembimbing Dr. Woro Hastuti

Satyantini, Ir., M.Si. and Sudarno, Ir., M.Kes.

  Lamun adalah tumbuhan sejati yang hidup diperairan pantai yang kurang dimanfaatkan dalam bidang perikanan, selain sebagai bioindikator kualitas air laut. Beberapa mikroorganisme yang berasosiasi dengan lamun Enhalus acoroides antara lain benthos, kapang, bakteri dan plankton. Bakteri proteolitik merupakan bakteri yang mampu menghasilkan enzim protease. Enzim protease merupakan enzim yang paling banyak digunakan dalam kehidupan. Bakteri merupakan sumber enzim yang paling banyak digunakann dibandingkan dengan tanaman dan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis isolat bakteri proteolitik yang berasosiasi dengan lamun Enhalus acoroides di Taman Nasional Baluran, Situbondo, manfaat hasil penelitian yaitu sebagai sumber bahan informasi tentang keberadaan isolat bakteri proteolitik di Perairan Pantai Bama.

  Pengambilan sampel lamun dilakukan di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Untuk isolasi, uji aktivitas proteolitik dan identifikasi bakteri akan dilakukan di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Juanda, Surabaya. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2016. Metode kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

  Dari penelitian ini didapatkan 4 isolat bakteri yang memiliki aktivitas proteolitik. Keempat jenis bakteri tersebut memiliki kesamaan dengan 4 bakteri antara lain Staphylococcus sp., Plesiomonas shigeloides, Bacillus sp., Pseudomonas sp. Dua bakteri (Bacillus sp. dan Pseudomonas sp.) dalam penelitian ini diduga mempunyai potensi sebagai kandidat bakteri probiotik.

  

iv

SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

  

SUMMARY

Rachmat Rizaldi.

ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF

  

PROTEOLYTIC BACTERIA ASSOCIATED WITH SEAGRASSES

ENHALUS ACOROIDES ON BAMA BEACH, BALURAN NATIONAL

PARK, SITUBONDO, EAST JAVA. Academic Advisors Dr. Woro Hastuti

Satyantini, Ir., M.Si. and Sudarno, Ir., M.Kes.

  The seagrass is true of plants that live in coastal waters but underutilized in the field of fisheries, except as bio-indicators of the water quality of sea. Some microorganisms that associated with seagrass Enhalus acoroides are benthos, fungi, bacteria and plankton. Proteolytic bacteria are bacteria that are capable of producing the enzyme protease. Protease is an enzyme that most widely used in life. Bacteria are a source of enzymes that are most widely used compared with plants and animals. This study aims to determine the type of proteolytic bacteria isolates associated with seagrass Enhalus acoroides in Baluran National Park, Situbondo, while the benefits are as a source of information about the existence of proteolytic bacteria in Bama Beach

  Sampling was conducted in Bama Beach, Baluran National Park, Situbondo, East Java. For insulation, test proteolytic activity and identification of bacteria conducted in Fish Quarantine, Quality Control and Safety of Fishery Class

  1 Juanda, Surabaya. This study will be conducted in February-March 2016. The working method used in this research is descriptive method.

  From this study, four isolates of bacteria that have proteolytic activity was found. These four types of bacteria have in common with Staphylococcus sp., Plesiomonas shigeloides, Bacillus sp., Pseudomonas sp. Two bacteria (Bacillus sp. and Pseudomonas sp.) In this study is thought to have potential as a candidate probiotic bacteria.

  

v

SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

KATA PENGANTAR

  Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan skripsi berjudul Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Proteolitik Yang Berasosiasi Dengan Lamun Enhalus Acoroides Di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur pada tanggal 14 Januari sampai 20 Februari 2016.

  Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi S-1 Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

  Penulis menyadari bahwa dalam laporan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu sangat dibutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun.

  Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa Meridhai segala usaha kita. Amin.

  Surabaya, 21 Mei 2016 Penulis

  

vi

SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

UCAPAN TERIMA KASIH

  Pada kesempatan ini, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Ibu Dr. Mirni Lamid, drh. M.P. selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Surabaya.

  2. Bapak Boedi Setya Rahardja, Ir., MP. Selaku dosen wali yang selalu memberikan pengarahan akademik dan non-akademik.

  3. Ibu Dr. Woro Hastuti Setyantini, Ir., M.Si. selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan arahan, saran dan bimbingan dalam selama proses pembuatan proposal hingga penyusunan laporan skripsi.

  4. Bapak Sudarno, Ir. M.Kes. selaku dosen pembimbing serta yang telah memberi arahan dan bimbingan selama proses berlangsungnya penelitian hingga selesai.

  5. Bapak Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir. M.Agr., Ibu Rahayu Kusdarwati, Ir. M. Kes. dan Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. Terima kasih atas semua ilmu yang Bapak dan Ibu telah diberikan.

  7. Ibu Laminen S.P., M.P., Ibu Andi Jumria S.Pi., dan seluruh petugas/staff Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Surabaya 1 Juanda. Terima kasih atas ilmu dan pengalaman yang Bapak/Ibu beri selama kami berada di Laboratorium.

  

vii

SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

  8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Mulyadi, Ibu Ulfa dan kakak tercinta saya Taufik Maulana, S.E., serta yang terkasih Farezza Ferdyna. Terima kasih atas doa yang tulus, kasih sayang, dan semangat yang kuat serta kerja kerasnya yang menjadi motivasi terbesar saya dalam penyusunan skripsi ini.

  9. Teman seperjuangan, Zakki A., Panji, Bima, Willy, Alif R., Febrian A, Oky M. dan seluruh teman angkatan 2012 (Barracuda). Terima kasih telah memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

  10. Pihak-pihak terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas saran dan kritik yang menambah semangat saya dalam perbaikan Laporan skripsi dan seluruh civitas akademik yang ada di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

  

viii

SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

  

DAFTAR ISI

Halaman

  RINGKASAN iv

  SUMMARY v

  KATA PENGANTAR vi

  UCAPAN TERIMA KASIH vii

  DAFTAR ISI ix

  DAFTAR TABEL xii

  DAFTAR GAMBAR xiii

  DAFTAR LAMPIRAN xiv

  I PENDAHULUAN

  1

  1.1

  1 Latar Belakang

  1.2

  4 Perumusan masalah

  1.3

  4 Tujuan Penelitian

  1.4

  4 Manfaat Penelitian

  II TINJAUAN PUSTAKA

  5

  2.1 Lamun

  5

  2.1.1 Klasifikasi Lamu Enhalus acoroides

  5

  2.1.2 Morfologi dan Anatomi Enhalus acoroides

  6

  2.1.3 Habitat dan Penyebaran Enhalus acoroides

  7

  2.2

  8 Bakteri Laut

  2.3

  9 Karakteritik dan Habitat Bakteri Laut

  2.4

  9 Bakteri Asosiasi Lamun

  2.5

  10 Bakteri Proteolitik A. Bacillus sp.

  11 B. Pseudomonas sp.

  12 C. Serratia sp.

  13

  

ix

SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI D. Streptomyces sp.

  14 E. Staphylococcus sp.

  15

  2.6 Enzim Protease

  16 III KERANGKA KONSEPTUAL

  17

  1.1

  17 Kerangka Konseptual

  IV METODE PENELITIAN

  17

  4.1

  20 Tempat dan Waktu

  4.2

  20 Materi Penelitian

  4.2.1 Peralatan Penelitian

  20

  4.2.2 Bahan Penelitian

  20

  4.3

  21 Metode Penelitian

  4.3.1 Rancangan Penelitian

  21

  4.3.2 Prosedur Kerja

  21 A. Penentuan Lokasi

  21 B. Sterilisasi Alat dan Bahan

  22 C. Pengambilan Sampel Lamun

  23 D. Pembuatan Media

  23 E. Isolasi Bakteri

  24 F. Pemurnian Isolat Bakteri

  24 G. Uji Aktivitas Proteolitik

  25 H. Karakterisasi dan Uji Biokimia

  25

  4.4

  26 Parameter Pengamatan

  4.4.1 Parameter Utama

  26

  4.4.2 Parameter Pendukung

  26

  4.5

  26 Analisis Data

  4.6

  27 Diagram Alur Penelitian Metode Penelitian

  V HASIL DAN PEMBAHASAN

  28

  5.1 Hasil

  28

  5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  28

  

x

SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

  5.1.2 Lamun Enhalus acoroides

  29

  5.1.3 Isolasi dan Pemurnian Bakteri Asosiasi Lamun Enhalus acoroides

  29

  5.1.4 Uji Aktivitas Proteolitik

  33

  5.1.5 Hasil Uji Biokimia

  35

  5.2 Pembahasan

  36 VI KESIMPULAN DAN SARAN

  45

  5.1 Kesimpulan

  45

  5.2 Saran

  45 DAFTAR PUSTAKA

  46 LAMPIRAN

  54

  

xi

SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

  1. Morfologi koloni dan sel bakteri lamun Enhalus acoroides yang berasal dari perairan Pantai Bama, Taman Nasional Baluran

  31

  2. Hasil uji aktivitas proteolitik

  34

  3. Hasil uji biokimia dari isolat bakteri proteolitik

  35

  4. Hasil perbandingan dari hasil uji biokimia isolat bakteri EA-1 dengan pustaka (Biochemical Tests For Identification Of Medical Bacteria).

  37

  5. Hasil perbandingan dari hasil uji biokimia isolat bakteri EA-2 dengan pustaka (

  39 Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology).

  6. Hasil perbandingan dari hasil uji biokimia isolat bakteri EA-9 dengan pustaka (

  40 Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology).

  5. Hasil perbandingan dari hasil uji biokimia isolat bakteri EA-10 dengan pustaka (

  42 Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology).

  

xii

SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

  

xiii

SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

DAFTAR GAMBAR

Gambar

  Halaman

  1. Enhalus acoroides 5 2. Morfologu sel bakteri Bacillus sp.

  12 3. Morfologi koloni bakteri Pseudomonas sp.

  13 4. Morfologi koloni bakteri Serratia sp.

  14 5. Morfologi koloni bakteri Streptomyces sp.

  15 6. Morfologi sel bakteri staphylococcus sp.

  15

  7. Kerangka konsep

  19

  8. Denah lokasi pengambilan sampel dengan transek kruadran

  22

  9. Gambar bakteri Gram positif dan Gram negatif

  32

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

  1. Peta Lokasi Pantai Bama, Taman Nasional Baluran

  54

  2. Data pengukuran kualitas air di perairan Pantai Bama

  55

  3. Gambar Enhalus acoroides

  56

  4. Gambar aktivitas bakteri proteolitik (zona bening)

  57

  

xiv

SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

  

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  2 Padang lamun di Indonesia memiliki luas sekitar 30.000 km . Sejak tahun

  1980 sampai 2008, diperkirakan lamun di dunia telah mengalami degradasi sebesar 54 % (Bjork, et all, 2008). Keanekaragaman tipe ekosistem yang ada dalam kawasan Taman Nasional Baluran cukup beragam mulai dari ekosistem hutan dataran tinggi, hutan dataran rendah, savana, hutan payau, mangrove, hutan pantai maupun terumbu karang (Tim Pengendali Ekosistem Hutan, 2006). Padang lamun di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran merupakan salah satu padang lamun yang bervegetasi campuran, disusun sedikitnya oleh tujuh spesies yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocoea routndata, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila ovata, dan Syringodium isoetifolium (Wimbaningrum, 2003).

  Lamun berperan penting dalam siklus ekologi pada perairan dangkal pantai tropis dan subtropis (Kurniawan, 2010). Ekosistem padang lamun berperan penting sebagai produsen dalam jaring makanan daerah pesisir. Fungsi ekologi lamun diantaranya adalah sebagai tempat pemijahan, asuhan, mencari makan dan tempat perlindungan berbagai jenis biota laut (Thomascik et al., 1997).

  Ekosistem padang lamun adalah satu sistem (organisasi) ekologi padang lamun yang di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara komponen abiotik (air dan sedimen) dan biotik (hewan dan tumbuhan) (Azkab, 2006). Organisme laut yang hidupnya menetap diperkirakan sangat bergantung pada mekanisme

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI pertahanan kimia untuk melawan hewan-hewan pemangsa dan perlekatan dari mikroorganisme patogenik (Watermann, 1999).

  Daun dan batang lamun, menyokong pertumbuhan alga epifit yang merupakan makanan bagi amphipoda dan keong-keongan. Serpihan daun lamun yang dihancurkan oleh aksi gelombang dan bakteri, dan sejumlah besar detrivor menempati dasar dari sebuah jaring-jaring makanan yang kompleks (Khaifin, 2007). Beberapa mikroorganisme berasosiasi dengan lamun termasuk bakteri. Bakteri yang berasosiasi dengan lamun ada beberapa yang menguntungkan, yaitu bakteri yang dapat memberikan kontribusi untuk pertahanan inangnya dengan sekresi antibiotik dan substansi bioaktif lainnya (Watermann, 1999).

  Pada ekosistem lamun, bakteri berperan sebagai pengurai primer, berfungsi dalam pelepasan dan pengikatan unsur hara dari fraksi mineral sedimen menjadi nutrien yang diperlukan lamun. Bakteri akan mendegradasi substrat serasah lamun yang ada pada sedimen dengan menggunakan enzimnya (Udy dan Dennison, 1996).

  

Bakteri merupakan sumber enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan

tanaman dan hewan. Sebagai sumber enzim, bakteri memiliki keunggulan karena

pertumbuhannya cepat, mudah ditumbuhkan, mudah diatur produksinya dan mudah

direkayasa secara genetika (Irma dkk., 2009).

  Penelitian bakteri pada lingkungan laut sudah pernah dilakukan seperti skrining bakteri yang berasosiasi dengan spons Jaspis sp ( Abubakar dkk., 2011).

  Penelitian bakteri yang berasosiasi dengan lamun telah banyak dilakukan sebelumnya namun pada umumnya isolat bakteri berasal dari beberapa jenis lamun.

  Penelitian Lisdayanti (2013) diperoleh 54 isolat, sebanyak 12 isolat berasal dari

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI Enhalus acoroides, 10 isolat dari Halophila ovalis, 9 isolat dari Cymodocea rotundata, 7 isolat dari Halodule uninervis, 7 isolat dari Thalassia hemprichii dan 9 isolat dari Syringodium isoetifolium. Penelitian Shofiatul (2011) mendapatkan 9 strain isolat bakteri yang berasosiasi dengan Enhalus sp.

  Marhaeni (2011) mendapatkan 23 strain isolat bakteri dari lamun jenis Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Syringodium isoetifolium yang dilakukan di perairan pantai Teluk Awur, Jepara, Jawa Tengah. Sutiknowati (2010), melaporkan telah menemukan 3 genus bakteri fosfat di serasah dan sedimen (Pseudomonas, Bacillus dan Nocardia) dan 2 genus hanya ditemukan di sedimen (Pediococcus dan Caulobacter) yang berasosiasi dengan Enhalus acoroides.

  Bakteri proteolitik merupakan bakteri yang mampu menghasilkan enzim protease. Protease tidak hanya berperan dalam proses metabolisme seluler, namun juga dapat diaplikasikan dalam bidang industri (Gupta dkk., 2002). Paskandani dkk. (2014) melaporkan bahwa bakteri proteolitik jenis Bacillus soli dapat meningkatkan kualitas limbah pengolahan bandeng presto.

  Penelitian terhadap bakteri yang berasosiasi dengan lamun Enhalus acoroides sudah banyak dilakukan, namun pengujian bakteri berdasarkan enzim yang dihasilkan jarang diketahui. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang bakteri proteolitik yang berasosiasi dengan lamun Enhalus acoroides khususnya di Taman Nasional Baluran, Situbondo.

1.2 Perumusan Masalah

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI Berdasarkan latar belakang yang telah ada maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu : “ Apakah terdapat isolat bakteri proteolitik yang berasosiasi dengan lamun Enhalus acoroides di Taman Nasional Baluran, Situbondo?

  “

  1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis isolat bakteri proteolitik yang berasosiasi dengan lamun Enhalus acoroides di Taman Nasional Baluran, Situbondo.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang isolat bakteri proteolitik yang berasosiasi dengan lamun Enhalus acoroides di Taman Nasional Baluran, Situbondo.

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lamun

  Lamun (Seagrass) merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup dan tumbuh di laut dangkal (Oktavianti dkk., 2014). Lamun merupakan tumbuhan yang berpembuluh (vascular plant ), memiliki akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Bentuknya seperti rumput yang ada di darat, namun berbeda karena lamun mampu hidup di perairan laut yang mengandung garam. Kita biasa menemukan tumbuhan lamun di dekat pantai, di perairan laut yang dangkal dan bersubstrat pasir. Tumbuhan lamun memerlukan intensitas cahaya matahari yang tinggi untuk berfotosintes (Wisnubudi dan Wahyuningsih, 2010).

  Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar serta berkembang biak dengan biji dan tunas (Kawaroe, 2009). Sistem pembiakan bersifat khas karena mampu melakukan penyerbukan di dalam air serta buahnya terendam dalam air (Nontji, 2005).

2.1.1 Klasifikasi Lamun Enhalus acoroides

  Enhalus acoroides merupakan tanaman yang kuat, yang memiliki daun panjang dengan permukaan yang halus dan memiliki rhizome (akar rimpang) yang tebal. Terdapat bunga yang besar dari bawah daun. Lamun ini di temukan sepanjang Indo-Pasifik barat di daerah tropis (Waycott et al., 2004).

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI Klasifikasi Kingdom : Plantae Division : Angiospermae Class : Liliopsida Order : Hidrocharitales Family : Hydrocharitaceae Genus : Enhalus Species : Enhalus acoroides a b

  Keterangan : a.

  Bunga b.

  Daun c. Batang c d.

  Rhizome (akar rimpang) d

  Gambar 1. Enhalus acoroides (Waycott et al., 2004)

2.1.2 Morfologi dan Anatomi Enhalus acoroides

  • – Enhalus acoroides mempunyai rhizome (akar rimpang) berdiameter 1,3 1,7 cm yang tertutup rapat dengan rambut-rambut yang kaku dan keras (Gambar 1). Akar berbentuk seperti tali, berjumlah banyak dan tidak bercabang serta memiliki panjang antara 15,50
  • – 18,65 cm. Bentuk daun seperti pita tepinya rata dan ujungnya tumpul, panjangnya antara
  • – 150 cm dan lebar antara 1,2 – 2,0 cm (Waycott et al., 2004).

  Di kawasan Pulau Pari, Enhalus acoroides tumbuh pada dasar lumpur, pasir dan pasir pecahan karang yang selalu tergenang air. Tumbuhnya berpencar dalam

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI kelompok-kelompok kecil terdiri dari beberapa individu atau kumpulan individu yang rapat, berupa kelompok murni atau bersama-sama dengan Thalassia hemprichii dan Halophila ovalis (Kiswara, 1992).

  Enhalus acoroides merupakan jenis lamun yang mempunyai ukuran paling besar, helaian daunnya dapat mencapai ukuran lebih dari 1 meter. Jenis ini tumbuh di perairan dangkal sampai kedalaman 4 meter, pada dasar pasir atau lumpur. Vegetasi melimpah di daerah pasang surut. Walaupun cenderung untuk selalu membentuk vegetasi murni, namun terdapat jenis lain yang berasosiasi yaitu H. ovalis, Cymodocea serrulata, C. rotundata, T. hemprichii dan Syringodium isoetifolium (Kawaroe, 2009).

2.1.3 Habitat dan Penyebaran Enhalus acoroides

  Padang lamun biasanya dijumpai pada perairan yang dangkal dan jernih (antara 2

  • – 12 meter) dimana masih ada penetrasi cahaya matahari untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman air laut tersebut (Djais dkk. 2002). Lamun biasanya tumbuh pada dasar perairan yang berpasir, berlumpur, atau gabungan dari keduanya ataupun disertai pecahan karang mati. Lamun bertahan pada akar-akar disepanjang rhizome sebagai jangkar di substrat. Penyebaran lamun umumnya berdasarkan temperatur dan gelombang air laut, tetapi yang paling penting adalah ketersediaan sinar matahari (Khaifin, 2007).

  Enhalus acoroides adalah tumbuhan lamun yang banyak terdapat di bawah air surut rata-rata pada pasang surut purnama pada dasar pasir berlumpur (Romimohtarto dan Juwana, 2001). Kisaran suhu optimal bagi pertumbuhan lamun

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI adalah 15-30 °C. Apabila suhu perairan berada di luar kisaran optimal tersebut, maka kemampuan lamun dalam proses fotosintesis akan menurun (Dahuri, 2003).

  Padang lamun dapat hidup pada berbagai macam tipe substrat, mulai dari lumpur, sampai substrat yang terdiri dari 40% endapan lumpur dan pasir. Substrat memiliki peranan yang sangat penting bagi lamun, yaitu sebagai pelindung dari pengaruh arus air laut dan tempat pengolahan serta pemasok nutrien bagi lamun (Dahuri, 2003).

2.2 Bakteri Laut

  Bakteri terdapat secara luas di lingkungan alam yang berhubungan dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air dan tanah. Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal, berukuran antara 0,5

  • – 1,0 μm dan lebar 0,5 – 2,5 μm tergantung pada jenisnya. Terdapat beribu jenis bakteri, tapi hanya beberapa jenis bakteri yang ditemukan, diantaranya berbentuk bulat, batang, spiral, koma atau vibrios Umumnya bakteri laut memiliki ukuran yang lebih kecil dan pertumbuhan yang lambat daripada bakteri air tawar. Bakteri laut juga memiliki aktivitas proteolitik yang tinggi daripada bakteri air laut (Salle, 1961).

  Pertumbuhan bakteri dipengaruhi faktor lingkungan seperti, suhu atau temperatur, O

  2 , CO 2 , pH, nutrien dan cahaya (Suendra, 1991 dalam Lisdayanti,

  2013). Berdasarkan dinding selnya, bakteri dibedakan atas Gram positif dan bakteri Gram negatif. Pewarnaan gram merupakan salah satu teknik penting dalam membedakan kedua gram tersebut. Bacillus sp. dan Vibrio harvey adalah dua spesies bakteri yang berbeda berdasarkan Gramnya.

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

  2.3 Karakteristik dan Habitat Bakteri Laut

  Karakteristik bakteri laut adalah untuk pertumbuhannya memerlukan air laut atau kadar garam, sehingga bakteri laut digolongkan ke dalam kelompok bakteri halofilik (NaCl). Bakteri laut 95% adalah Gram negatif (-), sebagian aktif bergerak, 70% mengandung pigmen dan mempunyai toleransi yang besar terhadap suhu (Pelczar dan Chan, 1986).

  Menurut Fardiaz (1989), jumlah populasi dan pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi dari sifat fisik, kimia dan struktur makanan dari lingkungan mikroorganisme tersebut. Bakteri laut memiliki kecenderungan untuk berasosiasi dengan suatu lapisan permukaan padat. Penyebaran bakteri di laut dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pergerakan air laut, jarak dari pantai, kedalaman, cahaya matahari, iklim dan organisme lain (Sidharta, 2000).

  2.4 Bakteri Asosiasi Lamun Tumbuhan secara alami berhubungan dengan berbagai macam bakteri.

  Asosiasi tumbuhan dan bakteri membentuk koloni pada (rizobakteri), filosfir (epifit) dan di dalam jaringan tumbuhan (endofit). Endofit terdapat di dalam jaringan tumbuhan sehingga terlindung dari gangguan lingkungan dan kompetisi mikroba dari tumbuhan inang (Mano, 2007). Tumbuhan tingkat tinggi dan rendah memiliki bakteri endofit yang bisa ditemukan intraseluler (Hung dan Annapurna, 2004).

  Bakteri endofit dapat membantu dalam pertumbuhan tanaman seperti memproduksi fitohormon, meningkatkan resistensi terhadap patogen dan parasit,

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI membantu fiksasi nitrogen dan produksi antibiotik (Feng et al., 2006). Bakteri endofit memiliki bermacam-macam produk senyawa antimikroba yang merupakan potensi penting dari sumber senyawa antimikroba (Ryan et al., 2007). Sebagian besar dari anggota endofit adalah Streptomyces (Ghadin et al., 2003)

  Bakteri asosiasi mikroba juga memberikan kontribusi dalam siklus nutrisi bagi kebutuhan inangnya. Senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh mikroba simbion potensial digunakan sebagai senyawa untuk metabolisme biosintesis pertahanan dari patogen dan predator lainnya.

  Penelitian tentang morfologi koloni terhadap bakteri asosiasi lamun yang berasal dari Pulau Bonebatang didapatkan 53 isolat terdiri dari 11 isolat berasal dari lamun jenis Enhalus acoroides, 10 isolat dari Halophila ovalis, 9 isolat dari Cymodocea rotundata, 9 isolat dari Syringodium isoetifolium, 7 isolat dari Halodule uninervis dan 7 isolat dari Thalassia hemprichii (Massinai, 2013). Penelitian sebelumnya ditemukan beberapa isolat bakteri asosiasi lamun yaitu terdapat 9 strain isolat bakteri yang berasosiasi dengan Enhalus sp (Shofiatul, 2011).

2.5 Bakteri Proteolitik

  Berdasarkan hasil penelitian Setyati dan Subagyo (2012), bakteri yang mempunyai aktivitas proteolitik mempunyai kemampuan untuk menghasilkan enzim protease yang disekresikan ke lingkungan. Bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraseluler (Abraham et al., 1993).

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI Dekomposisi protein oleh mikroorganisme lebih kompleks daripada pemecahan karbohidrat dan produk akhirnya juga lebih bervariasi. Hal ini disebabkan struktur protein yang lebih kompleks. Mikroorganisme melalui suatu sistem enzim yang kompleks, memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana (Durham, 1987).

  Bakteri proteolitik dapat tumbuh pada kondisi pH antara 2,5 sampai 8,5 (Marlida et al., 2014) dan dapat bertahan pada salinitas 35 ppt (Triyanto dkk., 2009). Beberapa contoh bakteri penghasil enzim protease komersial antara lain genus Bacillus (B. cereus, B. pumilus, B. subtilis, B. licheniformis, B. stearothermophilus, dan B. polymixa). Kelompok bakteri lain adalah Aeromonas, Lactobacillus, Pseudomonas, Serratia, Streptomyces, dan Staphylococcus (Rao dkk., 1998). Berikut beberapa bakteri penghasil enzim protease.

A. Bacillus sp.

  Menurut Baehaki (2011), Bacillus sp. merupakan salah satu jenis bakteri yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan protease. Protease merupakan satu diantara tiga kelompok enzim komersial yang diperdagangkan sebagai katalisator hayati. Bacillus sp. merupakan bakteri berbentuk batang, tergolong bakteri gram positif pada kultur muda, motil (reaksi nonmotil kadang terjadi), menghasilkan spora yang biasanya resisten pada panas, bersifat aerob (beberapa spesies bersifat anaerob fakultatif), katalase positif, dan oksidasi bervariasi. Tiap spesies berbeda dalam penggunaan gula, sebagian melakukan fermentasi dan sebagian tidak.

  Zona bening yang terbentuk di sekitar koloni bakteri merupakan tanda hilangnya partikel kasein di media susu skim. Adanya enzim proteolitik

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI ekstraseluler bakteri, kasein akan terhidrolisis menjadi peptida-peptida dan asam amino yang larut. Enzim ekstraseluler Bacillus sp. sangat efisien dalam memecah berbagai senyawa karbohidrat, lipid dan protein rantai panjang menjadi unit-unit rantai pendek atau senyawa-senyawa yang lebih sederhana (Yusufa dkk., 2013).

  Morfologi sel dan koloni bakteri Bacillus sp. dapat dilihat pada Gambar 2.

  (a) (b)

  Gambar 2. (a) morfologi sel bakteri Bacillus sp. Dengan pewarnaan Gram (positif) (b) aktivitas proteolitik bakteri Bacillus sp. Pada media susu skim agar (Yusufa dkk., 2013).

B. Pseudomonas sp.

  Bentuk selnya berupa batang lurus, atau kadang-kadang serupa bola. diameter koloni 0,5-0,8 µm. koloni muncul di atas permukaan media TSA. Koloni bakteri berwarna kuning, permukaan koloni mengkilat. Termasuk ke dalam bakteri gram negatif, motil dan katalase positif (Saylendra, 2013). Salah satunya dari genus Pseudomonas. Bakteri genus ini memproduksi beberapa enzim seperti potease, amilase, dan lipase. Selain itu bakteri Pseudomonas juga dapat menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa- senyawa lain yang lebih sederhana (Hardhianto, 2010). Morfologi koloni bakteri Pseudomonas sp. dapat dilihat pada Gambar 3.

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI Gambar 3. Morfologi koloni bakteri Pseudomonas sp. pada medium TSA (Tryptic Soy Agar ) (Saylendra, 2013).

C. Serratia sp.

  Serratia sp. adalah genus bakteri gram negatif famili Enterobateriaceae yang memiliki flagella peritrik, sehingga bersifat motil. Habitat Serratia terutama di air dan tanah, pada permukaan daun, serta di dalam tubuh serangga, hewan, dan manusia (Khanafari et al., 2006).

  Bakteri S. marcescens dilaporkan memproduksi prodigiosin yang bersifat antifungi, antibakteri, algicidal, antiprotozoal, aktivitas antimalaria, immunosuppressif dan aktivitas antikanker (Samrot et al., 2011). S. marcescens juga merupakan salah satu organisme yang dapat menghasilkan enzim kitinase dan menjadi salah satu dari bakteri yang paling efektif untuk mendegradasi kitin. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa struktur dinding sel tersusun dari kitin, dengan demikian kitinase dari S. marcescens dapat menjadi biopestisida untuk mengontrol organisme pengganggu tanaman yang disebabkan oleh cendawan (Okay et al., 2012). Morfologi koloni bakteri Serratia sp. dapat dilihat pada Gambar 4.

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI Gambar 4. Morfologi koloni bakteri Serratia sp. pada media PDA (Potato Dextrose Agar) (Samrot et al., 2011).

D. Streptomyces sp.

  Streptomyces sp. merupakan salah satu bakteri yang berassosiasi dengan lamun. Kemampuan Streptomyces sp. dalam mengendalikan beberapa penyakit tanaman, mendorong perlunya usaha eksplorasi untuk menemukan keberadaan bakteri Streptomyces sebagai sumber antibiotik. Streptomyces sp. adalah bakteri yang termasuk golongan Actinomycetes yang mampu menghasilkan antibiotik maupun enzim hidrolitik ekstraselular (enzim khitinase dan

  β 1,3-glukanase). Oleh sebab itu Streptomyces sp. berpeluang untuk digunakan sebagai agen hayati dalam pengendalian mikroba penyebab penyakit tanaman (Minas et al, 2001).

  Temperatur optimum untuk pertumbuhan Streptomyces sp. adalah 25 -

  35 C, ada beberapa spesies yang tumbuh psikrofilik (suhu optimal 5-15

  C) dan thermofilik (suhu optimal >55 C) (Locci, 1991). pH yang optimal untuk pertumbuhan Streptomyces sp. antara 6 sampai dengan 8 (Astuti, 2005). Morfologi koloni bakteri Streptomyces sp. dapat dilihat pada Gambar 5.

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI Gambar 5. Morfologi koloni bakteri Streptomyces sp. pada media SCA (Starch Casein Agar) (Aini, 2006).

E. Staphylococcus aureus.

  Staphylococcus aureus bersifat non-motil, nonspora, anaerob fakultatif, katalase positif dan oksidase negatif. Staphylococcus aureus tumbuh pada suhu 6,5

  • 46 C dan pada pH 4,2 - 9,3 (Paryati, 2002). Koloni tumbuh dalam waktu 24 jam dengan diameter mencapai 4 mm. Koloni pada perbenihan padat berbentuk bundar, halus, menonjol dan berkilau. Staphylococcus aureus membentuk koloni berwarna abu-abu sampai kuning emas tua. Staphylococcus aureus membentuk pigmen lipochrom yang menyebabkan koloni tampak berwarna kuning keemasan (Dewi, 2013). Morfologi sel dan koloni bakteri Staphylococcus aureus dapat dilihat pada Gambar 6.

  (a) (b)

  Gambar 6. (a) Morfologi sel bakteri Staphylococcus aureus dengan pewarnaan Gram positif (+) (b) Morfologi koloni S. aureus pada media Blood Agar (Dewi, 2013).

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

2.6 Enzim Protease Protease adalah enzim yang memutuskan ikatan peptida pada protein.

  Berdasarkan tempat pemutusan ikatan peptida, enzim protease dibagi menjadi dua yaitu endopeptidase dan eksopeptidase. Endopeptidase adalah enzim yang mengkatalis pemecahan ikatan peptida pada bagian dalam rantai polipeptida, sedangkan enzim yang mengkatalis pemecahan ikatan peptida pada ujung-ujung rantai polipeptida disebut eksopeptidase (Murray, 2003).

  Enzim tersebut mempunyai nilai ekonomis dan peranan yang sangat besar, maka sampai sekarang penelitian tentang mikroorganisme penghasil enzim protease masih berlangsung, terutama mencari strain-strain baru dengan cara mengisolasi mikrorganisme penghasil enzim protease dari berbagai tempat.

  Mikroorganisme adalah sumber enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan tanaman dan hewan, karena pertumbuhan cepat dan dapat tumbuh pada substrat yang murah (Edlin dkk., 2014).

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka konsep

  Padang lamun di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran merupakan salah satu padang lamun yang bervegetasi campuran, disusun sedikitnya oleh tujuh spesies yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocoea routndata, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila ovata, dan Syringodium isoetifolium (Wimbaningrum, 2003).

  Ekosistem padang lamun adalah satu sistem (organisasi) ekologi padang lamun yang di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara komponen abiotik (air dan sedimen) dan biotik (hewan dan tumbuhan) (Azkab, 2006). Lamun Enhalus acoroides merupakan lamun yang sebarannya paling luas di Indonesia, hal ini karena kemampuan adaptasi tanaman ini yang baik terhadap lingkungan.

  Hutomo dan Azkab (1997) membagi komunitas hewan yang berasosiasi dengan lamun menjadi 4 kategori, yang pertama biota yang hidup di daun lamun (flora epifitik, mikro dan meifouna), biota yang hidup menempel pada batang dan akar (Policheta dan Amphopoda), biota yang bergerak disekitar lamun (ikan, udang, teripang dan cumi-cumi), biota yang hidup di dalam sedimen lamun (semua jenis benthos baik epifitik maupun indofitik benhtos).

  Lamun memiliki metabolisme sekunder yang melibatkan mikroorganisme didalam prosesnya, hasil dari metabolisme ini sangat penting bagi lamun sebagai pertahanan terhadap infeksi patogen (Marhaeni, 2011). Organisme laut yang hidupnya menetap diperkirakan sangat bergantung pada mekanisme pertahanan

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI kimia untuk melawan hewan-hewan pemangsa dan perlekatan dari mikroorganisme patogenik (Watermann, 1999). Bakteri terdapat secara luas di lingkungan alam yang berhubungan dengan hewan, tumbuh - tumbuhan, udara, air dan tanah. Bakteri umumnya mengasilkan senyawa dalam proses metabolismenya. Semua bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraseluler (Durham, 1987).

  Enzim protease dapat digunakan untuk beberapa aplikasi seperti farmasi, pengempukan daging dan proses pengolahan limbah industri (Nascimento dan Martins, 2006). Saat ini sudah banyak obat-obatan dengan mekanisme kerjanya seperti kerja enzim protease. Namun masih terus dilakukan penelitian untuk mencari enzim protease alami dari berbagai sumber seperti bakteri, fungi, juga organisme laut seperti spons.

  Data dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang keragaman jenis bakteri yang berasosiasi dengan lamun Enhalus acoroides serta bahan acuan untuk penelitian selanjutnya tentang identifikasi bakteri proteolitik asosiasi yang berpotensi sebagai penghasil enzim protease.

  SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI SKRIPSI

  ISOLASI DAN KARAKTERISASI... RACHMAT RIZALDI

  Gambar 7. Kerangka konsep Keterangan :

  : Dilakukan pengamatan : Tidak dilakukan pengamatan

  Ekologi Kualitas air

  Enhalus acoroides Thalassia hemprichii

  Cymodocoea rountdata Halodule uninervis

  Halophila ovalis Halophila ovata

  Enzim ekstraseluler Bakteri Jamur

  Benthos Syringodium isoetifolium

  Plankton Amilolitik Selulolitik

  Proteolitik Asosiasi

  Bakteri proteolitik Padang lamun di

  Pantai Bama

IV METODOLOGI PENELITIAN

  4.1 Tempat dan Waktu

  Pengambilan sampel lamun dilakukan di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Untuk isolasi, uji aktivitas proteolitik dan identifikasi bakteri dilakukan di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Juanda, Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2016.

  4.2 Materi Penelitian

  4.2.1 Peralatan Penelitian

  Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berupa gunting, pisau, pinset, pipet tetes, tabung reaksi, Beaker glass, cawan petri, autoclave, incubator, mikropipet, mikroskop, objek glass, oven, timbangan analitik, erlenmeyer, bunsen, jarum, ose.

  4.2.2 Bahan Penelitian

  Bahan penelitian yang digunakan adalah sampel lamun Enhalus acoroides yang diperoleh dari Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo serta bahan lainnya seperti akuades, NaCl fisiologis 0,9 %, air laut steril, Tryptic Soy Agar (TSA), Skim Milk Agar (SMA), kertas cakram steril 6 mm.

4.3 Metode Penelitian

  4.3.1 Rancangan Penelitian