Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Studi Terhadap Kelas Empat Kota Salatiga Tahun 2015-2016 - Test Repository

  

IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM

KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh :

Ika S Lestari

11511049

  

JURUSANPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

  

IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM

KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 -2016 )

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh :

Ika S Lestari

11511049

  

JURUSANPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

  

MOTTO

…اتٍا فَ فَ فَ افَ رْلعِ رْا ا هُو هُ افَي عِ لَّا فَ ارْ هُ رْ عِ ا هُ فَ فَ افَي عِ لَّا اهُ لَّلا اعِ فَ رْ فَيَ …

  ...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...

  (Q.S. Al-Mujadilah: 11)

  PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan Skripsi ini kepada : o Suamiku tercinta Hafiz Rafi Uddin yang selalu memberi perhatian dan dukungan moril dan spirituil o Buah hatiku yang menjadi inspirasi untuk menyelesaikan skripsiku ini. o

  Ayah dan Ibu yang tercinta karena dengan do’a serta kasih sayang yang tulus serta bimbingan sehingga aku dapat menempuh kuliah di perguruan tinggi o

  Mertuaku Bapak Makmuri dan Ibu Fahimah yang selalu memberiku motivasi dalam menyelesaikan skripsiku o

  Sahabat- sahabatku tercinta yang selalu mendukung dan memberikan solusi dalam segala kesulitanku o

  MI Asas Islam, yang membantu penulis sehingga skripsi ini menjadi sempurna o

  Semua Guru dan Dosenku, semoga ilmu yang engkau berikan bermanfaat o Almamater IAIN Salatiga yang tercinta dan selalu terkenang selamanya

  

Kata Pengantar

  Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas semua limpahan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

  Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran

  Bahasa Inggris Studi Terhadap Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun 2015- ini dengan baik.

  2016” Shalawat serta salam semoga tetap tersanjungkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa cahaya terang untuk kita semua dan yang selalu kita nantikan syafa’atnya di yaumul kiyamah nanti.

  Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi tugas akhir sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Tarbiyah Program PGMI Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga.

  Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan FTIK Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga yang telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada kami.

  3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan PGMI yang telah menjadi wali dan dosen PGMI untuk memberikan ilmu yang bermanfaat kepada kami.

  4. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah rela meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan kepada penulis sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

  5. Segenap Bapak Ibu dosen yang telah membimbing, dan mendidik penulis selama belajar di Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga.

  6. Bapak Kepala dan Guru MI Asas Islam Kalibening yang telah memberi izin dan bantuan penulis selama mengadakan penelitian

  7. Suamiku tercinta, Hafiz Rafi Uddin yang telah banyak memberikan dukungan pada penulis.

  8. Buah hatiku yang menjadi inspirasi untuk menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini.

  9. Ayah dan Ibu tercinta yang dengan sabar mengasuh penulis sehingga dapat menyelesaikan study dengan baik.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sebab itu saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan.

  Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

  Salatiga, 7 Maret 2016 Penulis

  IKA SRI LESTARI NIM. 11511049

  

ABSTRAK

Lestari, Ika Sri. 2016. Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata

Pelajaran Bahasa Inggris Studi Terhadap Kelas Empat Kota Salatiga

  Tahun 2015-2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). IAIN Salatiga. Pembimbing Dra. Sri Suparwi, M.A

  Kata Kunci: Card Sort, Bahasa Inggris

  Penelitian ini membahas Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris ( Studi Kasus Pemebelajaran Di Kelas Empat Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ), dengan permasalahan penelitian adalah (1) Bagaimana pemahaman guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort. (2) Bagaimana bentuk metode pengajaran card sort. (3) Apakah kelebihan dan kelemahan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas di MI Asas Kalibening.

  Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti melakukan penelitian kualitatif yaitu lebih menekankan kata-kata sebagai unit analisis, dibandingkan dengan angka-angka. Adapun penelitian kualitatif ini menggunakan pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mencari dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.

  Hasil Penelitian menunjukkan (1) Bentuk pelaksanaan metode pengajaran card sort, adapun bentuk pelaksanaan metode ini dituangkan didalam RPP mata pelajaran bahasa inggris kelas empat. (2) Pemahaman guru MI Asas kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort, ada sebagian guru yang bukan mapel bahasa inggris belum sama sekali memahami metde card sort dikarenakan tidak pernah mencari refrensi di internet dan buku-buku yang mengajarkan tentang metode-metode pengajaran yang sesuai diterapkan dalam mata pelajaran sekolah. (3) Hambatan yang di hadapi dalam menerapkan metode card sort sangat beraneka ragam bisa dari lingkungan, peserta didik sendiri, pengaruh teknologi, dan tenaga pendidik itu sendiri. Tetapi yang perlu di ingat bahwa setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan, setiap ada hambatan pasti ada solusi yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan hambatan tersebut salah satunya adalah kerjasama yang dibangun antara pihak sekolah, wali murid dan siswa MI Asas Kalibening Kota Salatiga

  DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI ....................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. iv MOTTO ..................................................................................................... v PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................ ix DAFTAR ISI ............................................................................................. x DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

  1 B. Rumusan Masalah .....................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................

  7 D. Manfaat Penelitian ....................................................................

  7 E. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan .......................................

  8 F. Definisi Operasional .................................................................

  9 G. Metode Penelitian .....................................................................

  16 H. Sistematika Penulisan Penelitian ..............................................

  26 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  28 Metode Pengajaran ...................................................................

  B.

  29 Mengajar Sebagai Profesi .........................................................

  C.

  31 Pemilihan Dan Penentuan Metode Pengajaran .........................

  D.

  43 Pengertian Metode Card Sort ....................................................

  E.

  35 Sejarah Singkat strategi pembelajaran card sort .......................

  F.

  35 Langkah-langkah strategi pembelajaran card sort ....................

  G.

  37 Ciri-ciri metode pengajaran card sort .......................................

  H.

  38 Mata Pelajaran Bahasa Inggris .................................................

  BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN A. Kondisi Umum MI Asas Islam Kalibening 1.

  41 Letak Geografis .................................................................

  2.

  42 Sejarah Berdirinya MI .......................................................

  3.

  42 Tata Tertib Sekolah ...........................................................

  4.

  44 Profil Madrasah .................................................................

  5.

  47 Ciri khas dan keunggulan ..................................................

  B. Data Temuan Paparan

  Peneliti 1.

  Pemahaman Guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort .........................

  50 2. Bentuk pelaksanaan metode pengajaran card sort .............

  53 3. Hambatan dan solusi metode pengajaran card sort pada

  55 mata pelajaran bahasa inggris kelas empat di MI Kalibening .........................................................................

  BAB IV PEMBAHASAN 1. Pemahaman Guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort .........................

  58 2. Bentuk pelaksanaan metode pengajaran card sort .............

  60 3. Kelebihan dan Kelemahan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas empat di MI

  63 Kalibening .........................................................................

  BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan .......................................................................

  66 2. Saran ..................................................................................

  67 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

  69 LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS DAFTAR TABEL 1.

Tabel 3.1 Daftar Prestasi Lomba Siswa Tahun 2015.........................

  2. Tabel 3.2 Daftar Prestasi Lomba Sekolah Tahun 2015 .....................

  47

  48

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara dua

  unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Penekanan proses pembelajaran dalam interaksi antara guru dan siswa adalah siswa sebagai subjek pokoknya.

  Siswa bukanlah objek belajar yang selalu dibatasi dan diatur semuanya oleh guru. Proses pembelajaran yang sesungguhnya ditekankan pada peran siswa sebagai subyek dalam belajar. Sebagai subyek dalam pembelajaran, siswa diharuskan aktif agar dapat belajar sesuai dengan bakat dan segala potensi yang dimiliki siswa. Keaktifan siswa dapat diwujudkan baik keaktifan secara fisik maupun keaktifan mental.

  Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Tugas guru tidak hanya berperan mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge) akan tetapi membelajarkan siswa untuk membentuk kompetensi dan pencapaian makna tertinggi. Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator yaitu membantu siswa sehingga mengantarkan siswa ke dalam proses pembelajaran yang bermakna.

  Anderson (1989) menyebutkan bahwa guru yang efektif mempunyai karakteristik : mempunyai kemampuan, pengetahuan yang luas, dan kualitas personal yang baik.

  Maka dari itu Komunikasi yang baik antara guru dan siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran bermakna dapat berlangsung efektif.

  Komunikasi berperan penting bagi guru dalam menjalankan tugasnya yakni untuk menyampaikan pesan atau informasi yang bersifat mendidik kepada siswa. Demikian halnya siswa sebagai subjek belajar tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru, tetapi juga terlibat aktif dalam proses pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan maupun mengungkapkan gagasan. Proses pembelajaran melalui komunikasi aktif guru-siswa, siswa- siswa, dan siswa-guru dapat tercapai jika terjadi sinergi antara berbagai komponen di antaranya metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif.

  Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran bahasa inggris kelas 4 MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga yang berjumlah 43 siswa, diketahui bahwa proses pembelajaran bahasa inggris belum melibatkan keaktifan berkomunikasi siswa secara menyeluruh. Penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru adalah dengan peta konsep yang disertai dengan pemberian sejumlah pertanyaan kepada siswa untuk merangsang keaktifan berkomunikasi siswa terhadap pembelajaran. Pada awalnya, siswa antusias menjawab pertanyaan dari guru, namun jawaban yang diberikan merupakan jawaban yang serempak. Saat di tengah proses belajar mengajar, siswa tidak bersemangat menjawab pertanyaan dari guru dan hanya bersedia menjawab bila ditunjuk oleh guru. Bahkan meski sudah dipancing dengan pertanyaan dan contoh-contoh yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, terdapat keengganan siswa dalam merespon pertanyaan dari guru. Antusiasme siswa semakin lama semakin berkurang dan siswa tampak bosan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.

  Melalui hasil observasi tersebut, dapat diartikan sebagian besar siswa pasif selama pembelajaran. Hasil observasi diperkuat dengan keterangan dari guru yang menyatakan selama pembelajaran keaktifan siswa dalam bertanya sangat kurang, apalagi untuk mengemukakan pendapat ataupun menanggapi pendapat, tidak ada siswa yang berani berpendapat. Menurut penuturan siswa, terdapat keengganan siswa untuk bertanya kepada guru karena malu, takut, tidak tahu, dan bila ada hal-hal yang kurang jelas lebih memilih bertanya kepada teman. Selama kegiatan belajar mengajar, komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa berlangsung satu arah, karena kurangnya keaktifan berkomunikasi dari siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung.

  Keaktifan berkomunikasi dalam belajar siswa yang meliputi keaktifan dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan menanggapi pendapat masih rendah dan hanya didominasi oleh siswa tertentu saja. Keaktifan berkomunikasi dalam proses pembelajaran didominasi oleh siswa tertentu dapat disebabkan oleh tingkat berpikir siswa yang berbeda-beda, ada yang lambat dan ada yang cepat. Melihat keberagaman pribadi yang dimiliki siswa, maka perlu diterapkan strategi pembelajaran yang dapat membuat keseluruhan siswa aktif berkomunikasi dalam proses belajar.

  Menurut keterangan guru, selama ini strategi pembelajaran yang digunakan belum bervariasi karena pengajaran terfokus untuk menghabiskan materi sehingga kurang memperhatikan segi keaktifan siswa. Sementara menurut siswa, penyampaian materi pelajaran oleh guru lebih banyak dengan ceramah sehingga pelajaran menjadi kurang menarik. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik dan relatif sedikit kesempatan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga perlu penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.

  Salah satu strategi pembelajaran yang menampung semua perbedaan dan karakteristik yang dimiliki siswa serta merangsang siswa aktif dalam pembelajaran adalah strategi pembelajaran aktif (active learning). Dalam hal ini active learning harus memperhatikan media pengajarannyan, menurut Sudjana dan Rivai (2005) media pengajaran yang baik meliputi : a.

  Ketepatan dengan tujuan pengajaran.

  b.

  Dukungan terhadap isi bahan pengajaran.

  c.

  Kemudahan dalam memperoleh media.

  d.

  Ketrampilan guru dalam menggunakannya.

  e.

  Sesuai dengan cara berfikir siswa. Sehingga dapat disimpulkan Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari bukan sekedar menerima, melalui proses penyelidikan atau proses bertanya, sehingga hasil belajar yang maksimum dapat diperoleh siswa.

  Pembelajaran aktif dapat dikombinasikan dengan pembelajaran kolaborasi yaitu siswa bekerja dalam tim dan terdapat pertanggungjawaban individual untuk mencapai tujuan bersama. Siswa dengan kemampuan akademik yang lebih tinggi dapat mengajarkan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa lain sehingga terjadi komunikasi aktif dalam pembelajaran. Ada banyak teknik dalam pembelajaran aktif, salah satunya adalah Card Sort.

  Card Sort merupakan teknik pembelajaran aktif yang digunakan untuk

  meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui pemberian tugas terkait dengan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta, atau menilai informasi yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa melalui cara yang menyenangkan. Card Sort diterapkan dalam pembelajaran dengan cara siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi yang cocok dengan satu atau beberapa kategori dan diminta untuk mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang sama.

  Siswa berkelompok dalam kategori yang sama kemudian mempresentasikan kategorinya di depan kelas. Gerakan fisik yang ada di dalamnya dapat membantu menghilangkan kejenuhan siswa selama pembelajaran.

  Alasan pemilihan Card Sort adalah melalui teknik Card Sort siswa dilibatkan secara aktif dalam situasi yang menyenangkan. Kejenuhan dan kebosanan siswa dapat teratasi melalui gerak aktif saat siswa berkeliling mencari kartu indeks yang kategorinya sama yang dimiliki oleh siswa lainnya.

  Keaktifan berkomunikasi siswa dalam belajar dapat terakomodasi saat kerja kelompok dan presentasi. Keberanian siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dapat dilatih melalui kerja kelompok dan presentasi.

  Siswa tidak hanya aktif fisik, tetapi juga secara mental aktif yang meliputi kegiatan bertanya, berpendapat, menjawab pertanyaan dan menanggapi pendapat.

  Penggunaan strategi pembelajaran aktif Card Sort dapat dilengkapi dengan media pembelajaran yang menarik dan interaktif. Media pembelajaran secara umum berperan sebagai jembatan komunikasi antara guru dan siswa yaitu membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar lebih efektif dan lebih mudah ditangkap oleh siswa. Sementara pelajaran bahasa inggris merupakan materi pelajaran yang disajikan tidak hanya secara verbal saja, tetapi membutuhkan pengalaman langsung minimal melalui media pembelajaran.

  Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengambil judul penelitian:

  “IMPLIKASI METODE PENGAJARAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA

  INGGRIS ( STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS EMPAT MI ASAS ISLAM KALIBENING KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2015 – 2016 )”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan identifikasi dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana pemahaman guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort?

2. Bagaimana bentuk metode pengajaran card sort? 3.

  Apakah Kelebihan dan kelemahan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas empat di MI Asas Kalibening?

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini sebagai dasar meningkatkan pengetahuan serta merupakan sasaran yang ingin dicapai untuk mengungkapkan hal-hal yang perlu diketahui. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pemahaman guru MI Asas Kalibening tentang pelaksanaan metode pengajaran card sort.

  2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan bentuk metode pengajaran card sort.

  3. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan kelebihan dan kelemahan metode pengajaran card sort pada mata pelajaran bahasa inggris kelas empat di MI Asas Kalibening.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan untuk memperkaya khasanah ilmiah terutama tentang Implikasi Metode

  Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris ( Studi Kasus Pembelajaran Di Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ).

2. Secara Praktis

  a) Bagi peneliti adalah untuk dapat belajar dan memahami tugas berat guru sekaligus mengetahui lebih jauh permasalahan pembelajaran di sekolah sehingga dapat mempersiapkan diri menjadi calon guru yang profesional serta menambah pengalaman dan wawasan.

  b) Bagi guru adalah dapat mengetahui serta melaksanakan model pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat diminimalkan.

  c) Bagi siswa adalah penggunaan model ini dapat meningkatkan hasil belajarnya serta menuntut untuk bekerja kelompok sehingga tujuan dari pembelajaran yang telah ditetapkan akan tercapai.

  d) Bagi sekolah adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan kegiatan pembelajaran di sekolah.

E. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus dicari kebenarannya.

  Implikasi Metode Pengajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris (

  Studi Kasus Pembelajaran Di Kelas Empat MI Asas Islam Kalibening Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015-2016 ).

F. Definisi Operasional a. Pengertian Metode Pengajaran

  Metode mengajar adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan pelajarannya. Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang pengertian metode pengajaran, maka dibawah ini penulis kemukakan pendapat para ahli tentang metode pengajaran sebagai berikut: 1.

  Ahmad Sabri Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran, baik secara idividual maupun kelompok. (Sabri, 2005:52)

  2. Basyirudin Usman Metodologi pengajaran adalah ilmu yang membahas atau membicarakan cara-cara penyajian bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. (Basyirudin, 2002:5)

  3. JJ. Hasibuan dan Moedji Metode mengajar adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. (Hasibuan, 1992:3) 4. Abu Ahmadi dan Joko Prasetya

  “Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur”.

  (ahmadi, 2005:52) 5. Nur Uhbiyati

  Metode megajar adalah jalan atau cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi pengajaran kepada anak didik agar terwujud cita-cita dalam pengajaran tersebut. (Nur Uhbiyati, 2005:123)

  Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli metode pengajaran adalah suatu cara, jalan, sistem, dalam menyampaikan bahan pelajaran dari seorang guru kepada peserta didik untuk dapat menguasai bahan pelajaran yang akhirnya akan tercapai tujuan pengajaran yang diberikan dari seorang insruktur atau seorang guru.

b. Card Sort

  Silberman mengemukakan 101 teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Semuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu dari sekian banyak teknik tersebut adalah pembelajaran Card Sort.

  Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani (2007: 53) menyatakan “Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentan g obyek atau mereview informasi”. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Silberman (1996: 103) mengenai Card Sort yaitu “This is a

  

collaborative activity that can be used to teach concepts, classification

characteristics, facts about objects, or review information

  ”. Berdasarkan definisi tersebut, dapat diketahui bahwa Card Sort adalah salah satu teknik pembelajaran aktif berupa kegiatan kolaboratif yang dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, karakteristik dari klasifikasi, fakta, atau meninjau suatu informasi.

  Menurut Silberman (1996: 103), prosedur pelaksanaan pembelajaran Card Sort adalah sebagai berikut: 1) Give each students an index card containing information or an example that fits into one or more categories; … . 2) Ask students to mill around the

  

room and find others whose card fits the same category ( You may

announce the categories beforehand or let students discover them); 3) Have

students with cards in the same category present themselves to the rest of

the class; 4) As each category is presented, make any teaching point you

think are important (Silberman, 1996: 103).

  Kartu indek dibutuhkan sebagai alat bantu dalam menerapkan pembelajaran Card Sort untuk menuliskan informasi. Kartu berisi informasi tersebut terdiri dari beberapa bahasan/kategori dan dibuat sesuai dengan jumlah siswa. Sementara Hujair AH.

  Sanaky (2006: 6) menyatakan “Kartu tersebut terdiri dari “kartu judul” dan “kartu bahasan dari judul” tersebut.

  Kartu judul biasanya menggunakan HURUF KAPITAL dan kartu-kartu sub judul menggunakan huruf non-kapital .”

  Silberman (2006: 170) juga mengemukakan bahwa penerapan pelaksanaan pembelajaran Card Sort dapat divariasikan dengan memerintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang kategorinya. Presentasi kategori dilakukan setelah siswa dapat berkelompok dalam kategori yang sama. Pelaksanaan presentasi kategori dapat dilakukan dengan cara menempelkan kartu di papan tulis. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hujair AH. Sanaky (2006: 7), yang menyebutkan “… mahasiswa diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasannya yang dipegang kelompok tersebut”.

  Berdasarkan keterangan di atas, pembelajaran Card Sort dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)

  Setiap siswa dibagikan kertas yang berisi informasi atau contoh atau langkah-langkah yang telah disususn secara sistematis dalam satu kategori tertentu atau lebih secara acak. 2)

  Bisrkan siswa berbaur mencari kawan yang memiliki kertas dengan kategori yang sama.

  3) Setelah siswa menemukan kawan-kawan dalam satu kategori, mintalah mereka berdiri berjajar sesuai urutan kategori dan menjelaskan kategori tersebut ke seluruh kelas.

  4) Setelah semua kategori dijelaskan, berilah penjelasan tentang hal-hal yang masih dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman yang utuh.

  Card Sort sebagai salah satu teknik pembelajaran aktif merupakan

  pembelajaran dengan pemberian tugas dalam kerja kelompok kecil. Melalui kegiatan pencarian kartu, pembahasan kategori dalam kerja kelompok, dan presentasi, siswa dituntut menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Siswa dituntut untuk mengenali hubungan antara informasi pada kartu satu dengan informasi pada kartu lainnya dan membentuknya sebagai sebuah kesatuan kategori. Selanjutnya siswa diminta untuk menilai hasil kerja kelompoknya sendiri dengan mengecek kebenaran urutan pembahasan kategori.

  Selain keterlibatan siswa dalam berpikir tingkat tinggi, siswa juga terlibat dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab selama pelaksanaan pembelajaran Card Sort. Siswa dapat aktif mengemukakan ide saat membahas kategori dalam kerja kelompok. Siswa dapat mengajarkan pengetahuan kepada siswa lainnya dan saling mengajukan pertanyaan saat kegiatan presentasi kategori. Hal ini menunjukkan di dalam suasana pembelajaran Card Sort telah terjadi interaksi aktif siswa.

  Menurut Hujair AH. Sanaky (2006: 7) tujuan dari pembelajaran

  Card Sort

  adalah “untuk mengungkapkan daya “ingat” [recoll] terhadap materi kuliah/pelajaran yang telah dipelajari mahasiswa/siswa”. Untuk itulah dalam menerapkan pembelajaran Card Sort, materinya terlebih dahulu disampaikan kepada siswa. Penyampaian materi akan lebih menarik perhatian siswa bila disajikan dengan media pembelajaran yang interaktif dan menarik, salah satunya adalah media macromedia flash.

c. Pelajaran Bahasa Inggris

  Mata pelajaran bahasa Inggris secara resmi bisa diajarkan di sekolah dasar sejak tahun 1994 sebagai mata pelajaran muatan lokal. Walaupun dalam kenyataanya ada sekolah dasar yang sudah memprogramkan pelajaran bahasa Inggris bagi siswanya sebelum tahun tersebut, terutama sekolah-sekolah swasta yang mampu menyediakan pengajar dan bahan ajarnya.

  Menurut Curtain dan Pesola seperti yang dikutip oleh Suyanto, Dewan Sekolah dan Persatuan Orang Tua Murid perlu memberikan alasan kuat dan bukti nyata sebelum sekolah membuat keputusan dan kebijakan. perlu dipertimbangkan tentang waktu yang tersedia, dana, dan jenis program ini. program bahasa Inggris ini perlu mengetengahkan manfaat dari pembelajaran bahasa, pilihan bahasa mana yang harus diajarkan, jenis kegiatan pembelajaran yang akan dipakai, dan sebagainya. Dasar pemikiran yang meyakinkan dan perencanaan yang mantap akan dapat membantu perlunya keberadaan pelajaran bahasa asing di Sekolah dasar.

  Kegiatan siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris mencangkup semua kompetensi bahasa yang berupa ketrampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). ketrampilan bahasa ini disajikan secara terpadu, seperti yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

  a.

  Listening/menyimak, bagi sebagian siswa kegiatan ini dianggap sulit karena kosa kata yang mereka miliki masih sangat terbatas. Kesulitan mereka akan terbantu jika apa yang disampaikan guru diiringi dengan gerak tangan, ekspresi wajah, dan gerak tubuh. Anak-anak dapat lebih memusatkan perhatian terhadap apa yang mereka dengarkan jika disertai kegiatan yang melilbatkan mereka. kemudahan ini akan membuat mereka termotivasi dari pada jika mereka disuruh mendengar kemudian menulis apa yang mereka dengar. Apalagi bahasa Inggris tidak mereka dengar di luar kelas maupun di rumah.

  b.

  Speaking (ketrampilan berbicara), dari semua insting yang dimiliki anak sebagai pebelajar muda bahasa Inggris, insting untuk berinteraksi dan berbicara adalah yang paling penting untuk pembelajaran bahasa Inggris. Anak-anak biasanya ingin segera menggunakan bahasa yang Mereka pelajari untuk berkomunikasi. dalam kegiatan speaking, guru harus memperhatikan tujuan dari kegiatan tersebut. Pada kegiatan terkontrol dimana tujuannya adalah mempraktikkan bahasa yang dipelajari dengan benar dan mengutamakan accuracy, guru dapat mengoreksi kesalahanpada waktu itu juga. Dalam kegiatan speaking yang bersifat lebih bebas, misalnya pada kegiatan, games, role play, dan questions and answer, tujuannya adalah memberi semangat kepada siswa untuk mengemukakan idenya dan fokusnya pada content dan bukan pada struktur.

  c.

  Reading (ketrampilan membaca), dalam kegiatan membaca, siswa hendaknya mengerti tujuan dari kegiatan tersebut, apakah tujuan mereka membaca untuk mengerti inti dari bacaan itu atau mereka harus membaca untuk mendapatkan suatu informasi tertentu saja. Dalam hal ini siswa tidak harus mengerti dari kata perkata melainkan yang terpenting mereka bisa mengerti konteks dari suatu bacaan. Yang terpenting dari guru adalah memberikan rambu-rambu agar siswa memiliki strategi dalam membaca suatu wacana. Pengetahuan umum dan perbendaharaan kata yang telah dimiliki serta penggunaan gambar diharapkan dapat membantu anak dalam mengerti isi suatu bacaan. Penggunaan awal ini merupakan dasar yang kemudian ditambah dengan pengalaman belajar, akhirnya dia akan mendapat pengetahuan baru.

G. Metode Penelitian a. Pendekatan Penelitiaan

  Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2015) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain.

  Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata.( Sugiyono, 2015).

  b. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, guru Bahasa Inggris di MI Asas Islam, dan guru-guru dan siswa kelas empat.

  c. Teknik Pengumpulan Data

  Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data, yaitu :

  1. Wawancara, Menurut Sugiyono (2015) wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.

  Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

  Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara : a.

  Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.

  b.

  Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing- masing individu.

  c.

  Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat teknik lain sudah tidak dapat dilakukan.

  Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu : a.

  Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.

  b.

  Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

  c.

  Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

  d.

  Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.

2. Observasi

  Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Sugiyono (2015) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

  Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

  Menurut Sugiyono (2015) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktifitas-aktifitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktifitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

  Salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Sugiyono menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena : a.

  Penelitian akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

  b.

  Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

  c.

  Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.

  d.

  Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara. e.

  Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

d. Alat Bantu Pengumpulan Data

  Menurut Sugiyono (2015) penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan data, hingga analisis, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian.

  Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat Bantu (instrumen penelitian). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 alat bantu, yaitu :

  1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

  2. Pedoman Observasi Pedoman observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi yang muncul pada saat berlangsungnya wawancara.

3. Alat Perekam

  Alat perekam berguna Sebagai alat Bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.

e. Keabsahan Penelitian Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif.

  Yin (2003) mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut : 1.

  Keabsahan Konstruk (Construct validity) Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (dalam Sulistiany 1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu : a.

  Triangulasi data Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

  b.

  Triangulasi Pengamat Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

  c.

  Triangulasi Teori Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

  d.

  Triangulasi metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

  2. Keabsahan Internal (Internal validity) Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.

  3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity) Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

f. Teknik Analisis Data