PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN SURAT AN-NISĀ’ AYAT 9 DAN AT- TAHRĪM AYAT 6 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

  

PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH

PADA AL- QU’AN SURAT AN-NISĀ’ AYAT 9 DAN AT-

  

TAHRĪM AYAT 6

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

  

Oleh

DADANG KURNIAWAN

NIM 111 11 191

JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  MOTTO ٚ ٝ َيَػ ُُٓسبَث

  .ٍةُْ٘حْصٍَ ِّوُم ِئَٗ ,ِةُْ٘بْحََْىا َٚظِس ِْٜف ِشْفَّْْىا ُهْذَب :ِتَّبَحََْىا ُوِْٞىَد

  “Tanda cinta, ialah: memberi jiwa untuk keridlaan orang yang dicintai dan mengutamakan orang yang dicintai atas segala yang disertainya”

  PERSEMBAHAN

  Alhamdulillah dengan Izin Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi inni saya persembahkan kepada orang- orang yang telah membantu mewujudkan mimpiku: 1.

  Ayahanda Sutardi dan ibunda Padiyem yang telah dengan ikhlas memberikan mahkota kasih sayangnya kepadaku walaupun harus mandi keringat demi mewujudkan cita-citaku mulai dari aku kecil tidak mengerti apa-apa hingga kini aku mengerti makna hidup.

  2. Bapak Yanto dan ibu Sriyanti yang senantiasa menyemangatiku lewat perjalanan hidupnya. Dan telah menyayangiku seperti anaknya sendiri.

  3. Mbak Ina orang yang selalu membingbingku ke arah yang lebih baik.

  4. Adikku Kiki Fatmawati, adik iparku Alfan Fidiyanto dan keponakan kecilku Viki Aditya Pratama yang selalu memberikan tawa kebahagian dalam lelahku.

  5. Dik Yuli yang selalu membuatku tersenyum dengan tingkah manjanya.

  6. Sahabat terbaikku Bahrin yang senantiasa memberiku tempat untuk bercerita.

  7. Temam-teman PAI E angkatan 2011 senasib seperjuangan yang telah memberikan kenangan-kenangan indah dalam kebersamaan kita.

8. Keluarga besar SD N Bercak, MTS Darussalam Bandung, dan SMA N1

  Karanggede yang telah memberikan banyak pengalaman berharga dalam menjalankan tanggungjawab.

  KATA PENGANTAR Asslamu‟alaikum Wr. Wb.

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan menyelesaikan skripsi ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

  3. Ibu Siti Rukhaytati, M.Ag. selaku Ketua Progam Studi PAI.

  4. Bapak Taufiqul mun‟in, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  5. Bapak Prof. Dr. Budiharjo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan ikhlas ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.

6. Bapak ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Bapak dan ibu serta saudara-saudaraku di rumah yang telah mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dan penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahklan rahmat-Nya kepada mereka serta membalas semua amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis.

  Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

  Salatiga,12 september 2015 Penulis

  Dadang Kurniawan 11111191 ABSTRAK Kurniawan, Dadang. 2015. Pendidikan Orang Tua Pada Anak: Telaah pada al-

  Qur‟an Surat An-Nisā‟ Ayat 9 dan at-Tahrīm Ayat 6. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Kata Kunci: Pendidikan, Orang tua, Anak, dan al- Qur‟an.

  Penelitian ini merupakan penggalian ayat-ayat yang telah dibaca oleh peneliti. Yang berhubungan dengan pendidikan. di antaranya yaitu pendidikan orang tua pada anak. yang terkandung dalam al-

  Qur‟an surat an-Nisā‟ ayat 9 dan at- Tahrīm ayat 6. Pertanyaan yang akan dijawab oleh peneliti adalah: 1.

  Bagaimana konsep pendidikan orang tua pada anak yang terkandung dalam al- Qur‟an surat an-Nisā‟ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6. 2. Bagaimana implementasi pendidikan orang tua pada anak yang terkandung dalam al-

  Qur‟an surat an-Nisā‟ ayat 9 dan at- Tahrīm ayat 6. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan metode library research (kajian pustaka), dengan menjadikan literatur kitab-kitab seperti al-

  Qur‟an dan hadits-hadits Nabi saw. Ataupun buku- buku sebagai objek penelitian. Setelah itu mengumpulkan ayat-ayat al- Qur‟an yang berkaitan ddengan pendidikan orang tua pada anak. setelah dikumpulkan maka ayat-ayat tersebut disusun dan dikaitkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya, pada tahap selanjutnya menganalisis isinya (content analysis).

  Temuan yang ada dalam penelitian ini memberi sedikit banyak pengetahuan tentang: pendidikan orang tua pada anak yang penting dan telah dijelaskan di dalam al-

  Qur‟an surat an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6. Selain untuk menjaga keluarga dari siksa api neraka. Pendidikan yang dilakukan orang tua pada anak berfungsi sebagai bekal hidup anak ketika orang tua mereka telah meninggal. Sehingga orang yang mengimplementasikan pendidikan tersebut akan mudah dalam menjalani keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena pentingnya keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dan Rasul-Nya, manusia harus memahami apa saja yang tersurat dan tersirat di dalamnya. Mengacu pada temuan tersebut, maka penelitian ini merekomendasikan bahwa, pendidikan orang tua pada anak di dalam al-

  Qur‟an memang betul-betul harus ditanamkan pada anak sedini mungkin.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................... i LEMBAR BERLOGO........................................................................ ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING.................................................. iii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................ iiv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................... v MOTTO............................................................................................... vi PERSEMBAHAN............................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................... ix ABSTRAK.......................................................................................... xi DAFTAR ISI....................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ................................................................... 10 D. Penegasan Istilah ................................................................... 10 E. Manfaat Penelitian ................................................................. 15 F. Metode Penelitian ................................................................... 17 G. Sistematika Pembahasan ........................................................ 20 BAB II KOMPILASI AYAT TENTANG PENDIDIKAN ANAK.... 22 1. Surat an-Nisā‟ ayat 9 ........................................................ 22 2. Surat at-Tahrīm ayat 6 ...................................................... 24 3. Surat al-Luqmān ayat 13-19 ............................................. 26

  5. Surat Shāffāt ayat 102-107 ............................................... 36 6.

  Surat Yūsuf ayat 4-5 ......................................................... 40 7. Surat Maryam ayat 27-33 ................................................. 41

  BAB III ASBĀBUN NŪZUL DAN MUNASABAH AYAT............ 45 A. Asbābul Nūzul ayat-ayat Pendidikan Orang Tua pada Anak........................................................................................

  45 Q.S an- Nisā‟ ayat 9 .........................................................................

  46 B. Munasabah............................................................................. 47 1.

  Q.S an-Nisā‟ ayat 9 .......................................................... 49 2. Q.S at-Tahrīm ayat 6 ........................................................ 49

  BAB IV PEMBAHASAN................................................................... 51 A. Pandangan Beberapa Ahli Tafsir terhadap al-Qur‟an Surat an- Nisā‟ ayat9 dan at-Tahrim ayat 6 ......................................

  51 1. Tafsir Surat an-Nisā‟ ayat 9.............................................. 51 a.

  Dalam Tafsir al-Misbah ............................................. 51 b. Dalam Tafsir Ibnu Katsir............................................ 52 c. Dalam Tafsir Departemen Agama RI......................... 53 2. Tafsir Surat at-Tahrīm ayat 6............................................ 54 a.

  Dalam Tafsir al-Misbah ............................................. 54 b.

  56 Dalam Tafsir Ibnu Katsir ......................................

  c.

  Dalam Tafsir Departemen Agama RI ........................ 57 B. Pendidikan Orang Tua Pada Anak dari al-Qur‟an Surat an-

  Ni sā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6 .........................................

  58 1. Pendidikan Orang Tua pada Anak dalam al-Qur‟an Surat an-

  Nisā‟ ayat 9 ........................................................

  58

  at- Tahrīm ayat 6 ............................................................... 61 C.

  Implementasi Pendidikan Orang Tua Pada Anak dari al- Qur‟an Surat an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6 ..............

  63 1. Surat an-Nisā‟ ayat 9........................................................ 63 2.

  Surat at-Tahrīm ayat 6...................................................... 63 BAB V PENUTUP .......................................................................................

  65 A. Kesimpulan ............................................................................ 65 B.

  Saran........................................................................................ 65 C. Penutup.................................................................................... 66

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Islam adalah agama yang mengajarkan umatnya agar dapat menjalani kehidupan dunia dan akhirat dengan baik. Untuk itu, Islam memberikan jalan tebaik agar seseorang mampu menggapainya. Islam juga memberikan ajaran yang sangat universal demi keberlangsungan hidup manusia. Hal itu diuraikan dalam al-

  Qur‟an dengan sangat gamblang dan jelas. Di antaranya, bagaimana menjadikan kepribadian lebih baik, mengembangkan potensi, membangun umat yang dapat bekompetisi dengan kehidupan yang melaju sangat cepat, membangun sebuah peradaban yang tidak bertentangan dengan norma agama maupun fitrah manusia, dan mampu memberikan cara yang baik untuk membangun suatu tempat menjadi tempat yang modern. (Ulwan, 2009: 19)

  Al- Qur‟an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad agar menjadi pedoman bagi hidup manusia atau sebagai huda (petunjuk),

  

bayyinah (penjelas) atas petunjuk yang telah diberikan, serta furqon

  (pembeda) antara yang haq (benar) dan yang bathil (salah). Fungsi tersebut bertujuan agar manusia dapat hidup dengan berlandaskan moral dan akhlak yang mulia. Disamping mengandung nilai moral, al-

  Qur‟an juga berisikan tentang penjelasan bagi umat Islam khususnya bagi orang tua, bagaimana membesarkan dan mendidik anak dengan baik, sehingga anak akan tumbuh dan berkembang seperti harapan orang tua. Anak mampu menjadi sebuah kebanggaan bagi kedua orang tuanya, saudara- Jika kita perhatikan di zaman modern sekarang ini, atau yang lebih dikenal dengan era globalisasi, banyak sekali kita jumpai berbagai tindakan kriminal (tindak kejahatan) yang dilakukan oleh seorang anak. Anak Sekolah Dasar (SD) membuli adik kelasnya, anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) berani kepada orang tua, berani mengambil barang milik emannya, dan anak Sekolah Menengah Atas (SMA) tanpa malu berdua-duan dengan lawan jenis yang bukan mukhrom, terlibat dalam tawuran antar pelajar, balapan liar, geng motor, pergaulan bebas, narkoba dan lain sebagainya yang semakin lama semakin meresahkan masyarakat sekitar dan pengguna jalan lain yang melintas di area tersebut.

  Bahkan yang lebih mencengangkan lagi, ada seorang pelajar yang berani membunuh temannya sendiri karena suatu permasalahan yang sepele. Dan masih banyak lagi tindak kriminal yang lainnya yang dilakukan oleh seorang anak pada saat ini.

  Masalah-masalah seperti inilah yang seringkali menghiasi layar televisi, radio dan koran sehari-hari. Hal ini salah satunya disebabkan karena lemahnya pengawasan dan pendidikan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Orang tua hanya sibuk mencari uang, bermain dengan teman kantor, dan lainnya, sehingga mereka lupa dengan pengawasan dan pendidikan terhadap anak mereka. selain itu, banyak juga orang tua yang sering memanjakan anak mereka, dengan selalu memberikan setiap apa yang diinginkan oleh anak dengan alasan menyayangi anak, akan tetapi mereka lupa kalau memanjakan anak secara berlebihan dapat mengarahkan mereka ke jalan yang tidak benar. Anak yang sering dimanja akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang egois, apatis, tidak mau memberi bantuan kepada temannya dan menjadikan anak mudah mengeluh dalam segala hal.

  Anak adalah sebuah kebanggaan begi kedua orang tuanya. yang diharap kelak akan mampu mengharumkan nama baik keluarga. Akan tetapi, yang lebih penting dari itu, anak adalah sebagai amanah yang sangat agung dan mulia. Sebagai orang tua, kita sudah semestinya berbangga dan juga merasa bahagia telah dipercayai oleh Allah unuk memegang amanah itu, karena tidak semua orang bisa mendapatkan amanah tersebut. (Mustafidz, 2009: 11)

  Di dalam al- Qur‟an, Allah juga menyinggung beberapa masalah amanah dan menganjurkan kepada hamba-Nya unuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amanah.

  Pertama dalam al- Qur‟an surah an-Nisa‟ ayat 58, Allah SWT berfirman:

  ...

         

Artinya: “sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah

kepada yang berhak mene rimanya.”

  Kedua, dalam al- Qur‟an surah al-Anfal ayat 27, Allah SWT berfirman:

  

        

  

Artinya: “wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati

Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu

mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang

kamu mengetahui.”

  Kedua ayat di atas dengan jelas menegaskan kepada orang tua untuk menjalankan amanah (seorang anak) yang Allah berikan kepada para orang tua, bukan hanya menjaga anak mereka masing-masing melainkan mereka (orang tua) juga wajib memberikan ilmu pendidikan kepada anak-anaknya sebagai pertanggungjawaban orang tua pada anak dan kepada Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat nanti.

  Memegang atau melaksanakan amanah itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Ia memerlukan perjuangan yang ekstra berat dan panjang.

  Oleh karenanya, tidak semua akan mampu melaksanakan amanah itu, dan orang-orang yang mampu melaksanakan amanah adalah mereka yang telah lolos dari ujian Allah yang sangat besar itu.

  Betapa riang jiwa. Betapa bening mata, ketika melihat buah hatinya adalah anak-anak yang saleh salihah, yang bejalan di atas muka bumi, ketika jantung hatinya adalah anak yang memperjuangkan agama Allah di tengah-tengah jajaran manusia. Namun, apakah cukup bagi orang tua dengan menunaikan tanggungjawab dan kewajiban tesebut, lantas ia bersantai, atau hanya menyerahkan kepada guru dan lingkungan bermain Rasulullah SAW bersabda :

  ُءبَْْبَا ٌَُْٕٗبََْٖٞيَػ ٌُُْْٕ٘بِشْظاَٗ ،َِِِْْٞص ِغْبَص ُءبَْْبَا ٌَُْٕٗ ِة َلََصى بِب ٌُْمَد َلََْٗأ ُْٗشٍُ ةبخم : ٨١٤ : ةشَّ :دٗاد ٜ با ِْص{ ُْ٘ق ِّشَفَٗ ،ٍشْشَػ .ِغِجبَعََْىا ِْٜف ٌَِْْٖٞيَػ

  }ةلَصىا

Artinya: suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat, ketika mereka beusia

tujuh tahun, dan pukullah mereka jika enggan, ketika mereka berusia sepuluh tahun. Dan pisahkanlah antara mereka ketika mereka tidur.

  Hadist di atas menjelaskan kepada orang tua, hendaknya mereka mengajari anak-anak mereka tentang hukum shalat, bilangan rekaatnya, dan cara mengerjakannya. Sehingga anak mengetahui pemahaman tentang shalat dengan baik. Dan mulai memisahkan tempat tidur putra-putrinya ketika berusia tujuh tahun dan menjelaskan perbedaan antara laki-laki dengan perempuan, apa yang boleh diperlihatkan ke lawan jenis dan apa yang tidak boleh diperlihatkan, sehingga anak dapat mengetahui alasannya dengan jelas.

  Dalam kitab Sahih Bukhari no.1271 dijelaskan mengenai fitrah anak, sebagai berikut:

  َيَػ ُذَىُْ٘ٝ َّلَِا

ِِّٔبَضِّجَََُْٝٗا ِِّٔاَش ِّصََُْْٝٗا ِِّٔاَدَُِْٖ٘ٞٝ ُٓاََ٘بَأ بَََِّّاَٗ ِةَشْطِفْىا ٚ ٍدْْ٘ىٍَْ٘ ٍِِْبٍَ

} زئبْجىا ةبخم : ١٧٢١ :ةشَّ :ٛسبخبىا حٞحص{

  

Artinya: tidak ada anak dilahirkan, kecuali dilahirkan atas kesucian. Dua

orang tuanyalah yang menyebabkan Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR.

Bukhari).

  Hadits diatas menegaskan kepada kita semua bahwasannya anak yang belum ada coretan dan isinya. Orang tua lah yang bertanggung jawab memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka, akan diberi tulisan apa kertas tersebut, mau diisi apakah tabularasa tersebut. Apakah anak tersebut akan di jadikan Yahudi,Nasrani, atau Majusi.

  Anak dalam pendidikan Islam, tidak dipandang semata sebagai manusia fisikal saja. Lebih dari itu, secara radikal pendidikan anak dalam Islam berbeda dengan pendidikan Barat, karena proporsi al-

  Qur‟an sebagai sumber normative memuat dasar-dasar pendidikan anak yang menitik beratkan pada dimensi jasmani dan ruhani secara berimbang. Oleh karenanya, pendidikan anak dalam Islam dengan mendasarkan pada al- Qur‟an berbeda dengan pendidikan Barat (baik dalam pereode klasik maupun modern) yang secara mendasar filsafat Barat bertolak dari beberapa pandangan, diantaranya: humanisme, rasionalisme, empirisme dan positivisme.

  Humanisme memposisikan manusia memiliki kemampuan

  mengatur dirinya dan alam. Rasionalisme mendasarkan kebenaran pada pertimbangan ide rasional belaka. Empirisme yang mendasarkan kebenaran pada peranan indra. Pandangan ini dikokohkan oleh aliran

realisme yang menegakkan kenyataan fisik sebagai kenyataan sebenarnya.

  

Postivisme menekankan kebenaran pada realitas logis dengan bukti

  empiris yang terukur. (Huda, 2008: 9-10) Selain itu, penulis juga mendengarkan ceramah dalam pengajian yang disampaikan oleh Gus Yusuf Khudlori. Seorang tokoh Nahdlatul

  

Ulama (NU) di desa Tegalrejo, putra dari almarhum Bapak Khudlori.

  Seorang Kiai yang sangat disegani dan dihormati di kota Magelang. Beliau mengatakan “ semua orang tua itu wajib hukumnya mendidik putra- putrinya dengan baik, terlebih lagi pendidikan keagamaan, pendidikan agama kepada anak dapat diibaratkan seperti pondasi dalam sebuah bangunan. jika kita ingin membuat rumah, langkah awal yang harus kita lakukan adalah membuat atau memikirkan fondasinya terlebih dahulu, barulah kemudian, kita membuat atau memikirkan tentang tiang, jendela, pintu, atap dan lain sebagainya. Begitu juga dengan anak kita, jika kita ingin menjadikan atau memikirkan masa depan anak, terlebih dahulu yang harus kita lakukan adalah mendidiknya dengan ilmu agama, barulah kita memberikan ilmu yang lainnya. sehingga, ketika anak tumbuh besar dan memiliki jabatan dalam sebuah instansi, ia akan mampu menjalankan dan bertanggungjawab atas pekerjaannya dengan baik. Setidaknya anak ters ebut bisa dipercaya dan diandalkan oleh Bos atau teman kerjanya”.

  Dari kutipan di atas dapat penulis simpulkan bahwasannya, betapa pentingnya pendidikan Islam dalam keluarga, terlebih kepada anak- anaknya. Jika kita menginginkan masa depan anak menjadi baik saat mereka dewasa nanti, langkah awal yang harus orang tua lakukan adalah mendidik anak dengan pendidikan agama.

  Allah berfirman dalam al- Qur‟an mengenai pendidikan anak, dalam beberapa ayat, antara lain:

  Pertama, dalam Q.s. al-Kahfi aya 46

  

        

     

Artinya: harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi

amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi

tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan .

  Kedua, Q.s. al-Furqon ayat 74

  

         

    Artinya: Dan orang-orang y ang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah

kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagtai penyenang hati

(kami), dan jadikan kami imam bagi orang-orang yang bertakwa .

  Berdasarkan ayat-ayat di atas, istilah al-awlad dan al-banun menandakan anak potensial menjadi impian yang menyenangkan, manakala diberi pendidikan dengan baik, dan sebaliknya, akan menjadi malapetaka (fitnah) jika tidak dididik. Inilah yang ditimbulkan, yaitu rasa optimistis atau pesimistis. hal ini juga membawa pada pemahaman bahwa manusia dilahirkan dengan fitrah dapat dididik yang juga berpotensi menjadi tidak terdidik karena keabaian pendidikannya. (Huda, 2009: 10

  Menurut Budiharjo, (2007: 19), kata al-awlad berasal dari walad ytang artinya anak. sedangkan kata al-banun berasal dari kata ibn berarti sesuatu yang dilahirkan oleh sesuatu. Kata tersebut dapat berarti: a.

  Anak yang dijadikan oleh Allah menjadi ada karena adanya ayah. c.

  Banyaknya pengabdian yang dilaksanakan sesuai dengan perintah.

  Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ibn adalah seorang hamba yang banyak mengabdi dan menaati perintah-perintah Allah, sampai-sampai digambarkan seperti hubungan antara orang tua pada anak. karena begitu cintanya Allah pada hamba terebut.

  Berdasarkan pemaparan-pemarapan di atas, maka penulis memberanikan diri unuk malakukan peneliian dengan mengambil judul “ PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL- QUR‟AN SURAT AN-NISĀ‟ AYAT 9 DAN AT-TAHRĪM AYAT 6” B.

   Rumusan Masalah

  Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya. Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan cakupan masalah yang telah dilakukan. (Dwiloka, 2012: 28)

  Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana konsep pendidikan yang orang tua pada anak yang tersirat dalam al- Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6 ?

  2. Bagaimana Implementasi pendidikan orang tua pada anak yang terkandung dalam al- Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6 ?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian menegaskan maksud atau tujuan penelitian yang terkait dengan pengembangan keilmuan atau manfaat praktis dari masalah yang akan diteliti. Maksud adalah konsekuensi dari masalah penelitian. Sedang tujuan merujuk pada hasil yang akan dicapai atau diperoleh dari maksud penelitian. (Saraswati, 2011: 77)

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui konsep pendidikan yang ditanamkan orang tua pada anak dalam al-

  Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan At-Tahrīm ayat 6.

  2. Untuk mengetahui Implementasi pendidikan orang tua pada anak yang terkandung dalam al- Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6.

  D. Penegasan Isilah

  Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapa dalam judul ini, antara lain: 1.

  Pendidikan Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa yunani, yaitu

  paedagogie. Asal katanya adalah pais

  yang artinya “anak”, dan again

  paedagogie

  berarti “bimbingan yang diberikan kepada anak”. Orang yang memberikan bimbingan kepada anak disebut paedagog. Dalam perkembangannya pendidikan atau paedagogie tersebut berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak agar ia menjadi dewasa. (Sudirrman, 1989: 4). istilah pendidikan, dalam bahasa inggris “education”, berakar dari bahasa latin “educare”, yang dapat diartikan dengan pembimbingan berkelanjutan (to lead forch). Jika diperluas, arti etimologis itu mencerminkan keberadaan pendidikan yang berlangsung dari generasi ke generasi sepanjang eksistensi kehidupan manusia. (Suhartono, 2008: 77)

  Dalam arti sempit, pendidikan adalah seluruh kegiatan yang direncanakan, dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal dalam sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasar pada tujuan yang telah ditentukan. (Suhartono, 2008: 84). Sedangkan dalam arti luas, pendidikan adalah kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan.

  Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu. Dengan kegiatan pembelajaran seperti itu, individu mampu mengubah dan mengembangkan diri menjadi semakin dewasa, cerdas, dan matang. Jadi singkatnya, pendidikan merupakan sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pencerdasan, dan pematangan diri. (Suhartono, 2008: 79) Islam berasal dari kata salama artinya patuh atau menerima;

  Berakar dari huruf sin lam mim (s-l-m). Kata dasarnya adalah salima yang berarti sejahtera, tidak tercela, tidak tercacat. Dari kata itu terbentuk kata

  masdar salāmat (yang dalam bahasa indonesia berarti

  selamat). (Daud Ali, 1998: 49) Menurut Djumransjah (2007: 21) Kata “Islam” yang bersumber dari al-

  Qur‟an memiliki banyak pengertian, diantaranya adalah: a. Kata Islam berasal dari kata kerja (fi‟il) aslama-yuslimu yang artinya menyertahkan diri, menyelamatkan diri, taat, patuh dan tunduk.

  b.

  Dilihat dari segi kata dasar “salima” yang berarti selamat, sejahtera, sentosa, bersih, dan bebas dari cacat dan cela.

  c.

  Dilihat dari kata dasar “salaam” maka berarti damai, aman tentram.

  Pendidikan Islam adalah suatu proses penggalian, pembentukan, pendayagunaan dan pengembangan pikir, dzikir dan kreasi serta potensi manusia, melalui pengajaran, bimbingan, latihan dan pengabdian yang dilandasi dan dinapasi oleh nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terbentuk pribadi muslim yang sejati, mampu mengontrol, mengatur dan merekayasa kehidupan dengan penuh tanggungjawab berdasar nilai-nilai ajaran Islam. (Ahid, 2010: 153). Pendidikan Islam pada hakekatnya adalah pendidikan yang berdasarkan atas al-

  Qur‟an menjadi lebih baik. Karena manusia pada dasarnya lahir dalam keadaan fitrah, (bertaukhid), pendidikan adalah upaya seseorang untuk mengembangkan potensi taukhid agar dapat mewarnai kualitas kehidupan pribadi seseorang. (Thoha, 1996: 25)

  Menurut Achmadi, (1992: 20), pendidikan Islam adalah “segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada padanya menuju terbenuknya manusia seutuh nya (insan kamil) sesuai dengan norma islam.” 2. Orang Tua (Keluarga)

  Orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli), orang yang dihormati dan disegani di kampung.

  (KBBI, 2007: 802). Orang tua atau keluarga adalah lembaga yang pertama dan utama yang dikenal oleh anak. Hal ini disebabkan, karena kedua orang tuanyalah orang yang pertama dikenal dan diterimanya pendidikan. Bimbingan, perhatian, dan kasih sayang yang terjalin antara kedua orang tua dengan anak-anaknya, merupakan basis yang ampuh bagi pertumbuhan dan perkembangan psikis serta nilai-nilai soaial dan religius pada diri anak didik. (Ahid, 2010: 61)

  Dari penjelasan di atas dapat disempulkan bahwa orang tua adalah ayah dan ibu dari anak, yang melahirkan dan memberikan pendidikan atau membiayai pendidikannya dan orang yang paling pertama memberikan pendidikan kepada anaknya.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2007: 41), disebutkan bahwa anak adalah manusia yang masih kecil (berumur 6th). Anak merupakan tumpuan harapan zaman depan, bukan saja sebagai penyambung keturunan, tetapi anak juga sebagai penerus yang akan melanjutkan cita-cita dan perjuangan. (Fachruddin, 1992: 113)

  Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, anak adalah manusia yang masih kecil (0-6th) yang akan menjadi penyambung keturunan dan sekaligus sebagai penerus cita-cita dan perjuangan orang tua.

4. Al-Qur‟an surah an-Nisā‟ayat 9 dan at-Tahrīm aya 6

  Al- Qur‟an merupakan bentuk masdar dari qa-ra-a, sehingga al-

  Qur‟an dimengerti oleh setiap orang sebagai nama kitab suci yang mulia. (Ash-Shalih, 1993: 10).

  “Al-Qur‟an” menurut bahasa, ialah: bacaan atau yang dibaca. al- Qur‟an adalah “masdhar” yang diartikan dengan arti isim

  

maf‟ul, yaitu “maqru = yang dibaca.”

  Menurut istilah ahli agama („uruf syara‟), al-Qur‟an ialah: “nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mashhaf.

  ” (Ash-Shiddieqy, 1990: 1) Ali as-Sabuni dalam bukunya at-Tibyan mendefinisikan bahwa al-

  Qur‟an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Jibril, dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surah an-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas. (Faizah, 2008: 97) Surah an- , an-

  Nisā‟ (Arab: Nisā‟, “wanita”) adalah surah

  

ءبضْىا

  yang ke-4 dalam al- Qur‟an. Surah ini terdiri dari 176 ayat yang diturunkan setelah surah al-Mumtahanah. Dinamai an-

  Nisā‟ karena surat ini banyak menceritakan tentang wanita. Semua ayatnya diturunkan di Madinah. (Ash-Shiddieqy, TT: 337)

  ٌٝ شحخىا

  Surah at- : , at- Tahrīm (Arab Tahrīm ”mengharamkan”).

  Surah ini adalah surah yang ke-105 dari segi perurutan turunnya surah al- Qur‟an, surah ini turun setelah surah al-Hujarat dan sebelum surah al-Jumuah. Jumlah ayat-ayatnya menurut berbagai cara perhitungtannya adalah 12 ayat. (Shihab, jilid 14. 2009. 161) Surah ini termasuk golongan surah madaniyah. dinamai surah at-

  Tahrīm karena pada awal surah ini terdapat kata “tuharrim” yang kata dasarnya adalah at-Tahrīm yang berarti “mengharamkan”.

E. Manfaat Penelitian

  Mengungkapkan secara spesifik manfaat yang hendak dicapai dari aspek teoretis (keilmuan) dengan menyebutkan manfaat teoretis apa yang dapat dicapai dari masalah yang diteliti. Juga dari aspek praktis (guna- laksana) dengan menyebutkan manfaat apa yang dapat dicapai dari penerapan pengetahuan yang dihasilkan penelitian. (Saraswati, 2011: 78)

  Adapun beberapa manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Manfaat teoretis a.

  Memberikan sumbangan pemikiran ilmu tentang pendidikan orang tua pada anak, terutama mengenai pendidikan orang tua pada anak yang terkandung dalam al-

  Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan at- Tahrīm ayat 6.

  b.

  Penelitian ini memiliki relevansi dengan ilmu agama Islam khususnya progam studi agama Islam, sehingga hasil pembahasannya berguna untuk menambah literatur atau bacaan tentang pendidikan orang tua pada anak dalam al-

  Qur‟an surah an- Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6.

  c.

  Penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi positif bagi orang tua dan calon orang tua khususnya bagi peneleti untuk mengetahui dan mendalami pendidikan orang tua pada anak ytang terkandung dalam al-

  Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6.

  2. Manfaat praktis Memberikan kontribusi positif untuk dijadikan pertimbangan berfikir dan bertindak. Secara khusus penelitian ini dapat dipergunakan sebagai berikut: a.

  Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi motivasi pendidikan orang tua pada anak di masyarakat sesuai dengan aturan ajaran agama Islam.

  b.

  Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan acuan khususnya bagi orang tua agar dapat mengaplikasikan pendidikan Islam pada anak dalam kehidupan sehri-hari.

  c.

  Dengtan skripsi ini, juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti tergolong penelitian pustaka (library research), penelitian tersebut dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan objek penelitian, dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, baik yang primer maupun yang sekunder, dicari dari sumber-sumber kepustakaan (seperti buku, majalah, artikel, jurnal). (Kuswaya, 2009: 11)

2. Pendekatan penelitian

  Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode tematik, tafsir tematik atau disebut dengan tafsir

  maudhu‟i yaitu

  membahas ayat-ayat al- Qur‟an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan.

  Menurut Baidan, (2000: 152), dijelaskan bahwa dalam penerapan metode tematik atau

  Maudhu‟i, ada beberapa langkah yang harusdi a.

  Menghimpun ayat-ayat yang berkenaan dengan judul tersebut sesuai dengan kronologi urutan turunnya. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya ayat yang mansukhah, dan sebagainya.

  b.

  Menelusuri latar belakang turun (asbab nuzul) ayat-ayat yang telah dihimpun (kalau ada).

  c.

  Meneliti dengan cermat semua kata atau kalimat yang dipakai dalam ayat tersebut, teruama kosa kata yang menjadi pokok permasalahan di dalam ayat itu. Kemudian mengkajinya dari semua aspek yang berkaitan dengannya, seperti bahasa, budaya, sejarah, munasabat, pemakaian kata ganti (dhamir), dan sebagainya.

  d.

  Mengkaji pemahaman ayat-ayat itu dari pemahaman dari aliran dan pendapat para mufasir, baik yang klasik maupun yang kontemporer.

  e.

  Semua itu dikaji secara tuntas dan saksama dengan menggunakan penalaran yang objektif melalui kaidah-kaidah tafsir yang

  mu‟abar,

  serta didukung oleh fakta (kalau ada), dan argumen-argumen dari al- Qur‟an, hadits, atau fakta-fakta sejarah yang dapat ditemukan.

  Walaupun di atas dijelaskan menghimpun ayat-ayat yang berkenaan dengan judul sesuai dengan kronologi urutan turunnya.

  Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas surat an- Nisā ayat 9 dan at-Tahrīm ayat6.

3. Teknik Pengumpulan Data

  Metode yang digunakan peneliti adalah metode yang bersifat

  library research dalam pengumpulan data yang akan digunakan untuk

  penelitian, maka penulis membagi sumber data menjadi dua bagian: a.

  Sumber data primer, yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan penelitian yaitu al- Qur‟an surat an-Nisā ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6 beserta tafsirnya baik berupa hadits-hadits maupun penjelasan dan Tafsir para Ulama‟ diantaranya adalah Tafsir al-Misbah karya Prof. Dr. Quraish Shihab, Tafsir Ibnu Katsir karya karya Muhammad Nasib Ar-

  Rifa‟i, dan Al-Qur‟an dan Tafsirnya karya Departemen Agama RI.

  b.

  Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang mengandung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber data sekunder berupa buku-buku pendidikan orang tua pada anak, internet, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul skripsi ini.

4. Metode Analisis Analisis non-statis sesuai untuk data deskriptif atau data textual.

  Data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya, dan karena itu analisis macam ini juga disebut analisis isi (content analysis) (Suryabrata, 1995: 85). Disini peneliti menggunakan metode content

  analysis

  dalam menguraikan makna yang terkandung dalam redaksi al- Qur‟an, setelah itu dari hasil interpretasi tersebut dilakukan analisa secara mendalam dan saksama guna menjawab permasalahan yang ada dari rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh peneliti.

G. Sistematika Pembahasan

  Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka penelitian ini disusun dalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub bab yang bersifat saling keterkaitan antara satu bab dengan yang lainnya, yang mana sistematikanya disusun sebagai berikut:

  Bab I pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

  Bab II sebagai kelanjutan dari bab awal yang lebih spesifik dalam sistematika penulisan, bab yang ke dua menjelaskan tentang kompilasi ayat-ayat al-

  Qur‟an yang berhubungan dengan pendidikan orang tua pada anak.

  Bab III menguraikan tentang sebab-sebab turunnya al- Qur‟an dan sebab-sebab turunnya hadist yang menerangkan tentang pendidikan orang tua pada anak selain itu dalam bab ini juga menerangkan tentang ayat-ayat atau hadist yang berhubungan dengan ayat atau hadist tentang pendidikan orang tua pada anak, atau dalam kata lain mencakup juga keterangan- keterangan yang berkaitan dengan pendidikan orang tua pada anak.

  Bab IV dalam bab ini peneliti lebih memfokuskandalam inti pembahasan tentang pendidikan orang tua pada anak dalam al- Qur‟an mengimplementasikan pendidikan orang tua pada anak dalam al- Qur‟an surah an-

  Nisā‟ ayat 9 dan surah at-Tahrīm ayat 6 dalam kehidupan sehari- hari untuk mencari ridlo Allah swt.

  Bab V memaparkan tentang kesimpulan atas pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian. BAB II KOMPILASI AYAT TENTANG PENDIDIKAN ANAK

1. Surat an- Nisā ayat 9

  

        

      

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

Perkataan yang benar .

  Kosa kata(Ya-Salaam, jilid 2, 1993: 121) : walyakhsya : dan hendaklah takut

  شخٞىٗ

  : ا lau tarakū : bila meninggalkan

  ٘مشح٘ى

  : khalfihim : dibelakan mereka

  ٌٖفيخ

  : zurriyyatan : keturunan/anak

  تّّٝسر

  : : lemah

  di‟āfan بف ؼظ

  : : mereka khawatir/takut

  khāfū ا ٘فبخ

  : : hendaklah mereka bertaqwa

  falyattaqū ا ٘قّخٞيف

  :

  walyaqūlū : dan mengucapkan ا ٘ى٘قٞى ٗ

  : qaulan : perkata

  لَ٘ق

  : : yang benar

  sadīdan اذٝذص

  Kata ( ) yakhsya, berasal dari kata ( ) khasyiya yang

  شخٝ ٜشخ

  artinya takut kepadanya, sedangkan kata ( ) ا khāfū besaral dari kata

  ٘فبخ ( ) ) ) khaufan yang artinya takut sesuatu. khāfa, ( yakhāfu, (

  فبخ ٘فبخٝ بف٘خ

  (Al-Habsyi, 1991: 82 & 88) Kata ( ) yakhsya, dapat diartikan sebagai takut terhadap barang

  شخٝ

  yang terlihat. Yaitu ciptaan-ciptaan Allah yang besar. Karena Allah mampu menciptakan alam semesta yang sangat besar. Contohnya takut terhadap siksa dan azab dari Allah karena kesalahan yang ia lakukan.

  Kata ( ) ) taqwa,

  khāfū, merupakan sinonim dari kata ( ٘فبخ

  ٘ق ح

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Komputer

0 0 93

PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 71

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU “TUHAN, MAAF KAMI SEDANG SIBUK” KARYA AHMAD RIFA’I RIF’AN SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 3 126

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM TRADISI GUGUR GUNUNG Studi Kasus di Dusun Kalisari Desa Ngadirejo Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 127

PENGARUH POLA SUH OTORITER ORANG TUA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 94

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA KERJA DENGAN SIKAP TAAWUN GURU DI SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 93

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA KERJA DENGAN SIKAP TAAWUN GURU DI SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 1 93

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN REMAJA MASJID DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN LOPAIT DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 121

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN REMAJA MASJID DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN LOPAIT DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 122

PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 70