PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT

AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH

QODIRIYYAH NAQSYABANDIYAH

  

DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

MUHLASIN

  

NIM : 11411024

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  

SKRIPSI

PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN

PADA PIMPINAN TARIQAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYYAH

DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS KABUPATEN

MAGELANG

  

DISUSUN OLEH :

MUHLASIN

NIM : 11411024

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga, pada tanggal : 11 April 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

  Susunan Panitia Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd. _______________________ Sekretaris Penguji : Benny Ridwan, S.Ag. M.Hum _______________________ Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. _______________________ Penguji II : Hj. Muslikhak, S.Ag. _______________________ Salatiga, ............................

  Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.

  NIP. 19670121 199903 1 002

  MOTTO

  

َنوُحِلْفُ ت ْمُكهلَعَل َنوُنِمْؤُمْلا اَهُّ يَأ اًعيَِجَ ِهللَّا َلَِإ اوُبوُتَو

” Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.

  .

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan karya ini 1. Untuk memenuhi harapan kedua orang tua saya yang sangat aku cintai Karena dorongan dan motifasinya Serasa embun kedamaian dalam qalbi, Dan ridlo serta ampunan Rabbi semoga senantiasa menyertainya. Amin.

  2. Saudara-saudaraku yang dengan setia menemani pembuatan karya ini.

  3. Istri dan anak – anakku yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian karya ini.

  4. Semua handai taulan kerabat sahabat dan semuanya yang terlibat dalam pembuatan karya ini, terimakasih atas masukannya.

KATA PENGANTAR

  Syukur kehadirat Illahi Rabb sekalian alam penulis panjatkan, berikutnya sholawat serta salam juga penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw.

  Berkat ridlo-Nya penulis bisa ngemping menikmati sebagian ilmu yang telah Allah curahkan, sehingga dengan usaha dan niatan yang besar serta atas ridlo-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Pada kesempatan yang baik ini, kami menghaturkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Imam Sutomo M.Ag, selaku Ketua IAIN Salatiga 2. Bapak Benny Ridwan M.Hum, selaku Pembimbing I yang telah berkenan menyediakan waktu dalam membimbing dan mengoreksi skripsi ini.

  3. Seluruh civitas akademika IAIN Salatiga, dengan segala pelayanan yang telah diberikan.

  4. Bapak Kepala Desa Kaponan serta seluruh jajaran Perangkat Desa yang telah membantu memberikan data yang kami butuhkan.

  5. Bapak H.Subari sebagai nara sumber sekaligus ayah kami tercinta yang telah dengan sabar dan telaten menerima wawancara dan memberikan pengetahuannya.

  6. Seluruh keluarga istri anak-anak adik dan keluarga besar kami yang telah mensepot kegiatan kami ini.

  7. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat kami sebutkan, semuanya terima kasih atas bantuannya.

  Juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua penulis buku yang menjadi referensi kami semoga bermanfaat fid daroaini amin. Serta moga Alloh Swt memberikan balasan yang setimpal atas segala kebaikan terhadap semua orang yang penulis tulis diatas.

  Kami menyadari bahwa penulisan karya ini masihlah jauh dari kata sempurna, untuk itu saran masukan kritik kami harapkan semoga dapat menjadikan masukan bagi kami untuk meniti dihari depan .

  Salatiga, Februari 2015 Penulis

  MUHLASIN

  ABSTRAK MUHLASIN ( 11411024 ) PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS . Skripsi. Salatiga : Program Strata I

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga, tahun 2015.

  Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana respon dari masyarakat dusun Wekas Desa Kaponan Kecamatan Pakis khususnya pimpinan jamaah

  Ṭāriqah Qadiriyah Naqsyabandiyyah terkait dengan ayat-ayat yang berhubungan dengan taubat, mengetahui dengan secara jelas dan seksama ayat-ayat al-

  Qur‟an utam,anya yang berkaitan dengan taubat yang dijadikan sebagai sandaran ataupun dalail yang sering mereka ucapkan atau yang sering mereka dengar, sekaligus untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya

  Ṭāriqah Qadiriyah Naqsyabandiyyah didusun ini.

  Penelitian ini bersifat penelitian kualitatif yang mencoba mendiskripsikan dan mengkaji adanya perkembangan dan komunitas yang ada hubungannya dengan pimpinan jamaah

  Ṭāriqah Qadiriyah Naqsyabandiyyah yang berada di dusun Wekas, dengan menggabungkan metode library research terhadap satu buah kajian yang berhubungan dengan ilmu tasyawuf. Kemudian untuk lebih mempertajam dalam menganalisa dan mendiskripsikan permasalahan, peneliti menggunakan metode induktif dan deduktif.

  Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa respon dan keterkaitan pimpinan jamaah Ṭāriqah Qadiriyah

  Naqsyabandiyyah di Dusun Wekas terhadap ayat-ayat yang berhubungan dengan taubat adalah sangat kuat sekali dikarenakan salah satu dari tujuan orang mengikuti kegiatan

  Ṭāriqah Qadiriyah Naqsyabandiyyah adalah agar bisa melakukan taubat secara nyata dan benar yaitu taubatan nasuha dengan penuh keyakinan dan ketulusan tekat untuk memperbaiki diri dengan cara berjanji pada diri sendiri untuk tidak melakukan atau tergelincir pada kesalahan yang sama.

  Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah keilmuwan islam utamanya yang berkaitan dengan ke-tasawufan lebih khusus lagi tentang

  Ṭāriqah Qadiriyah Naqsyabandiyyah yang sudah banyak sekali penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh para pendahulu sehingga benar-benar bermanfaat bagi kaum muslimin semuanya.

  MUHLASIN ( 11411024 ) PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS. SKRIPSI : PROGRAM STRATA I FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2015 PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI RESPON DARI MASYARAKAT DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS KHUSUSNYA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYYAH, TERKAIT DENGAN AYAT- AYAT AL QUR’AN YANG BERHUBUNGAN DENGAN TAUBAT, JUGA UNTUK MENGETAHUI SECARA JELAS DAN SEKSAMA AYAT- AYAT AL QUR’AN YANG MENERANGKAN MASALAH TAUBAT YANG DIJADIKAN SANDARAN ATAU DALIL YANG SERING MEREKA UCAPKAN ATAU YANG SERING MEREKA DENGAR, SEKALIGUS UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUHNYA TARIQAH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN INI

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN INI BERSIFAT PENELITIAN KUALITATIF YANG MENCOBA MENDISKRIPSIKAN DAN MENGKAJI ADANYA PERKEMBANGAN DAN KOMUNITAS YANG ADA HUBUNGANNYA DENGAN PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAYHA YANG BERADA DI DUSUN WEKAS, DENGAN MENGGABUNGKAN METODE LIBRARY RESEARCH TERHADAP SATU BUAH KAJIAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN ILMU TASYAWUF . KEMUDIAN UNTUK LEBIH MEMPERTAJAM DALAM MENGANALISA DAN MENDISKRIPSIKAN PERMASALAHAN, PENELITI MENGGUNAKAN METODE INDUKTIF DAN DEDUKTIF. DARI HASIL PENELITIAN YANG TELAH PENULIS LAKUKAN MENUNJUKKAN BAHWA RESPON DAN KETERKAITAN PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH YANG BERADA DI DUSUN WEKAS, TERHADAP AYAT AYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN TAUBAT ADALAH SANGAT KUAT SEKALI DIKARENAKAN SALAH SATU DARI TUJUAN ORANG MENGIKUTI KEGIATAN TARIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH AGAR BISA MELAKUKAN TAUBAT SECARA NYATA DAN BENAR YAITU TAUBATAN NASUHA DENGAN PENUH KEYAKINAN DAN KETULUSAN PADA DIRI SENDIRI UNTUK TIDAK MELAKUKAN ATAU TERGELINCIR PADA KESALAHAN YANG SAMA

DENGAN ADANYA PENELITIAN INI DIHARAPKAN MAMPU MENAMBAH KHAZANAH KEILMUWAN ISLAM UTAMANYA YANG BERKAITAN DENGAN KETASAWUFAN LEBIH KHUSUS LAGI TENTANG TARIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH YANG SUDAH BANYAK SEKALI PENELITIAN YANG SEJENIS YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PARA PENDAHULU, SEHINGGA BENAR BENAR BERMANFAAT BAGI KAUM MUSLIMIN SEMUANYA.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………..………………..

PERNYATAAN KEASLIAN

  ………………………………………..……………… HALAMAN NOTA DINAS ………………………………………...………………..

  HALAMAN PENGESAHAN

  ……………………………………..…………………

HALAMAN MOTTO

  ……………………………………………..…………………

  HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………..………………………. ABSTRAK …………………………....……………………………………………….

  KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… DAFTAR ISI

  ………………………………………………………………………..

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA

  1

  1

  3

  3

  4

  4

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………. B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………………………… D. Metode Penelitian …………………………………………………………...

  ………………………….…

  1. Lokasi dan subyek Penelitian ………………………………………...... i ii iii iv v vi vii viii ix x

  2.

  5 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………..........

  3.

  7 Tahapan Penelitian ...................................................................................

  4.

  8 Analisa Data .............................................................................................

  BAB II TARIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH DI WEKAS KAPONAN PAKIS MAGELANG A.

  10 Letak Geografi ...................................……………………………………… B.

  12 Sejarah Keberadaan Tariqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah ………………… C.

  19 Latar Belakang ……………………………………………………………...

  D.

  20 Jamaah Yang mengikuti Tariqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah …………….

  BAB III QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH ṭĀRIQAH

  24 A. Pengertian ………………………………………………………..................…

  25 B. ………………………………………………………….. Program dan Tujuan

  25 1. Mental spiritual …………………………………………………………...

  25 2. Sosial materiil ……………………………………………………….........

  27 C. Peran sosial …………………………………………........................................

  30 D. Silsilah Tariqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah ....................................................

  .

  BAB IV PEMAHAMAN ṭĀRIQAH QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH TERHADAP AYAT-AYAT TAUBAT A. Pemahaman tentang ayat al Qur‟an Surat Al Nur ayat 31 .....……………. B. Pemahaman tentang ayat al Qur‟an Surat Al Baqaroh ayat 222 ................. C. Pemahaman tentang ayat al Qur‟an Surat At Taubat ayat 118 .....………. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………....… B. Saran-saran ………………………………………………………………... DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  36

  41

  45

  50

  51

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap kajian tentang al- Qur‟an senantiasa ada kesan bahwa selama ini

  peran masyarakat awam masih rendah dan harus ditingkatkan selama ini yang dikenal di masyarakat adalah adanya kebiasaan mempelajari dan menganalisa serta menggeluti secara dalam adalah kalangan santri yang secara kasat mata keseharianya memang bergelut dan mempelajari akan pelajaran-pelajaran agama. Persoalan klasik ditengah masyarakat khususnya masyarakat Indonesia adalah adanya ketidak mahiran maupun ketidak mampuannya dalam melafalkan huruf demi huruf yang tersusun dalam al- Qur‟an.

  Belum lagi masalah ketidak mampuan dalam membaca teratasi dihadapan masih banyak pula hadangan demi hadangan yang menghalangi masyarakat awam untuk menggali dan mencari makna dan celah- celah yang ditawarkan dalam al qur‟an yang secara keberadaannya sebagai ra

  hmatal lil‟alamin .

  Mengkaji Al- Qur‟an merupakan suatu keharusan bagi setiap kaum muslim di dunia, agar pesan-pesan yang terkandung didalamnya baik yang tersirat maupun yang tersurat dapat dipahami dan dilaksanakan secara proposional. Oleh karena itu al- Qur‟an tidak hanya sekedar untuk dibaca dan dilafalkan dengan bagus, baik dan benar, tetapi lebih kepada kemampuan memahami atau mengungkap isi serta

  1 1 mengetahui prinsip-prinsip yang terkandung didalamnya .

  Muhammad Ali al-Sabuni, Studi Ilmu-ilmu Al- Qur‟an, Terj. Muh.Chudlori, Bandung: Al-Ma‟arif,1970, hlm. 199

  Disamping cakupan makna yang dikandung oleh al-Qur ‟an memang sangat luas, perbedaan dan ragam corak penafsiran juga disebabkan oleh perbedaan keahlian yang dimiliki oleh mufasir, al-

  Qur‟an memang, merupakan kitab yang yahtamilu wujuhul ma‟na هعملا هوجو لمتحي (mengandung kemungkinan multi penafsiran).

  Sehingga adanya pluralitas penafsiran al- Qur‟an adalah hal yang wajar-wajar saja,

  2 sepanjang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan moral.

  Secara fitrah manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat fujur (dosa) dan melakukan ketaqwaan. Hal ini mengakibatkan keimanan seseorang mengalami fluktuatif صقنيو ديزي ناميلاا ( terkadang naik dan terkadang turun ) sehingga manusia memang diharapkan untuk senantiasa memantau dan meneliti secara seksama akan keimanan yang dimilikinya agar tidak terbiasa dalam melakukan hal-hal yang

  3

  mendorong untuk berbuat maksiat Dalam al-

  Qur‟an, sudah dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang dapat menggunakan akal pikiranya untuk membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk, sehingga Allah Swt. Dengan jelas menyerukan kepada makhluk- makhluknya untuk melakukan ibadah sebagaimana firmannya

       Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya 4 2 mereka mengabdi kepada-Ku. 3 Abdul Mustaqim, Mazahibut tafsir, Yogyakarta : Nun Pustaka, 2003.hlm, v.. 4 Sunarno, Khutbah Jum‟ah Edisi Juli XIII, Purwokerto, Mutiara, 2010,hlm 16.

  

QS. Adz Dzariyat (51) : ayat 56, Departemen Agama RI, Al Qur ‟an dan terjemahnya, Bandung : Gema Rislah

Press, Edisi Revisi, 1998. hlm 862.

  Demikian pentingnya agama, yakni sebagai instrument budaya. Dengan demikian maka Study Sosial Dalam Perspektif Islam Pada Komunitas ṭāriqah

  qadiriyah naqsyabandiyah Di Dusun Wekas Desa Kaponan menjadi penting untuk

  dilakukan. Study ini di harapkan menjadi sebuah diskripsi atas kontribusi agama dengan teks-teksnya yang berkaitan dalam hubungan laki-laki dan perempuan. Akan dapat wacana baru dalam kehidupan masyarakat perdesaan ditengah pulau jawa yang nota benennya mengalami transformasi agama dari abangan ke sufi (ahli

  ṭāriqah ahli tingkat pemahaman seberapapun ) dan bukan sekedar dari abangan ke santri.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang yang telah dipaparkan didepan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini :

  1. Bagaimana komunitas ahli ṭāriqah qadiriyah naqsyabandiyah di Dusun Wekas Desa Kaponan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, dalam memahami ayat- ayat al-

  Qur‟an yang berkaitan dengan taubat ? 2. Sejauh mana pandangan jamaah ṭāriqah qadiriyah naqsyabandiyah terhadap masalah taubat.

  3. Apa dan bagaimana taubat itu menurut ayat al qur‟an surat an nur ayat 31, surat al baqarah ayat 222 dan surat at taubat ayat 118.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ahli āriqah

  qaddriyah naqsabandiyyah khususnya yang bertempat tinggal di Dusun

  Wekas Desa Kaponan Kecamatan Pakis dalam memahami ayat-ayat al- Qur‟an yang berhubungan dengan taubat.

  Disamping itu penelitian ini mempunyai kegunaan : 1.

  Untuk menambah wawasan keilimuan dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

  2. Untuk memberikan gambaran yang riil tentang pergerakan yang sebenarnya dalam ṭāriqah qodiriyyah naqsyabandiyyah.

3. Sebagai sumbangsih kepustakaan dalam dunia pendidikan .

D. Metode Penelitian

  Metode penelitian yang simaksud disini adalah cara kerja untuk mengumpulkan, memahami, menganalisa gejala-gejala empiris sebagai jawaban bagi

  5

  rumusan masalah yang tersusun dalam rencana penelitian ini , yakni tentang ṭāriqah qadiriyyah naqsabandiyyah Di Dusun Wekas Desa Kaponan Kec. Pakis Kabupaten

  Magelang, dalam memahami dan menganalisa tentang ayat-ayat yang berhubungan dengan taubat.

  Penelitian ini akan dilakukan dengan model penelitian secara kepustakaan dan pendekatan holistik dimana terjadi upaya penggalian dan penguraian fenomena- fenomena yang ada pada ikhwan

  ṭāriqah qadiriyyah naqsabandiyyah dan lingkungan masyarakatnya. Fenomena-fenomena itu akan dikaji sebagai perihal yang saling terkait antara satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi.

  Adapun pertimbangan dalam penggunaan metode ini adalah agar dapat disajikan hasil penelitian yang bersifat obyektif atas subyek penelitian dan dapat 5 mewujud sebagai sebuah deskripsi atas pandangan hidup, pola pikir serta perilaku Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Bahasa Indonesia, Yogyakarta TNP, 2005 hlm 63. subyek. Dimana hal itu merupakan bentuk persepsi mereka dalam proses budaya yang dialami.

  1. Lokasi dan Subyek Penelitian

  Penelitian ini dipusatkan di Dusun Wekas Desa Kaponan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Di Dusun Wekas terdapat masyarakat yang menjadi Ikhwan

  ṭāriqah qadiriyyah naqsabandiyyah sehingga Dusun Wekas memenuhi syarat sebagai lokasi penelitian dengan kriteria : “Dusun yang memiliki komunitas keagamaan terte ntu “. Lebih lanjut penelitian ini menjadikan Ikhwan ṭāriqah qadiriyyah naqsabandiyyah yang berasal/berada di Dusun Wekas sebagai subyek penelitian.

  Dalam menentukan informan, peneliti mengelompokkan pada dua golongan yaitu informan yang termasuk dalam struktur kepengurusan dan non kepengurusan. Informan yang termasuk dalam struktur kepengurusan. Termasuk di dalamnya adalah beliau-beliau yang dalam kesehariannya berkecimpung dan menggeluti dunia tasawuf melalui media

  ṭāriqah, Sedangkan informan golongan non struktural adalah informan yang merupakan Ikhwan ṭāriqah qadiriyyah naqsyabandiyyah khusus yang berasal /berdomisili di Dusun Wekas baik yang sudah berumah tangga maupun yang belum berumah tangga, dipilih berdasarkan urutan dari yang lama menjadi ikhwan

  ṭāriqah qadiriyyah naqsabandiyyah .

  2. Teknik Pengumpulan Data 6 a.

   Observasi Partisipasi Aktif

  Observasi partisipasi aktif antara lain dilakukan dengan mengikuti 6 dzikir, khataman, majelis ta‟lim, manakib dan taddabur alam guna mengupas

  Winarno Surahmat, Penelitian Ilmiah, Bandung; Tarsito, 1994 hlm. 251 dan merenungkan hal-hal yang dihadapi dengan nilai keagungan Allah, serta aktivitas-aktivitas lain yang melibatkan kebersamaan ikhwan ṭāriqah qadiriyyah naqsabandiyyah. Hal-hal di atas dimaksudkan untuk dapat mengetahui proses penyampaian pelajaran. Di samping itu peneliti juga mengikuti dan ikut merasakannya sehingga mampu mendeskripsikan penghayatan atas nilai manusia bagi Allah, serta makna Allah bagi manusia, khususnya bagi para Ikhwan

  ṭāriqah qadiriyyah naqsyabandiyyah, berikut bagaimana proses untuk mencapai mahabbah d an ma‟rifatullah dalam

  ndandani ati manusia. Hal-hal di atas sulit bahkan tidak bisa untuk

  mendapatkannya sebagai data apabila hanya dengan membaca dokumen ataupun sekedar mengadakan interview dengan informan, dengan pertimbangan itulah maka penulis melakukan observasi partisipasi aktif. 7 b.

   Interview

  Metode interview ini penulis pergunakan sebagai pembantu dari metode dokumentasi dan observasi partisipasi aktif. Artinya apabila dokumen tidak bisa memenuhi apa yang penulis perlukan sebagai data dan apabila dengan observasi partisipasi aktif tidak ditemui data-data yang di butuhkan, maka peneliti melakukan interview bebas dengan para informan.

7 Winarno Surahmat, Penelitian Ilmiah, Bandung; Tarsito, 1994 hlm. 255

c. Dokumentasi Dalam metode ini penulis mengambil dua sumber dokumen atau data.

  Sumber pertama adalah data-data yang sudah tercatat/didokumentasikan oleh jama‟ah ahli ṭāriqah, seperti : struktur organisasi serta program kerja jangka pendek dan program kerja jangka panjang. Sumber kedua adalah data-data kependudukan tentang masyarakat Dusun Wekas yang diambil di Sekretariat Desa Kaponan (Kantor Kepala Desa Kaponan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang).

3. Tahapan Penelitian

  Keseluruhan kerja dalam penelitian ini dapat di kelompokkan ke dalam beberapa kegiatan. Pertama, kegiatan ini dilakukan di Kantor Kepala Desa Kaponan. Kedua, tahap pemetaan lingkungan fisik terutama Dusun Wekas yang menjadi pilihan lokasi penelitian. Ketiga, penelitian lapangan yang sesungguhnya.

  Dalam penelitian lapangan yang sesungguhnya ini peneliti sudah dilakukan penjajakan beberapa waktu sebelumnya. Peneliti adalah lahir dan besarkan di lingkungan tempat penelitian ini sehingga paham lokasi secara fisik maupun proses budaya yang terjadi sebanding dengan umur peneliti.

  Kebersamaan dengan lingkungan yang sudah sejak lama sebelum penelitian yang sesungguhnya ini berlangsung membuat peneliti sedikit banyak mengerti bahkan ikut merasakan dan mengalami proses budaya yang terjadi dalam lingkungan penelitian, Keempat, penulisan laporan.

  Dalam pengolahan data yang akan dituangkan dalam penulisan laporan penulis melakukan langkah-langkah sebagaimana terurai dibawah ini. Data yang diperoleh pada awalnya ditulis dalam catatan saku, kemudian ditulis ulang dalam catatan refleksi pada malam hari atau paginya, Data yang ditulis dalam catatan refleksi dianalisis secara mendalam guna menemukan kesimpulan sementara, Dari hasil analisis ini pertanyaan maupun hipotesa baru dikembangkan dan kemudian mengadakan penelitian lanjut untuk memperoleh jawaban seterusnya (prinsip snow ball). Analisis dilapangan dilakukan dengan mengkategorikan, menemukan konsep lokal dan menghubungkan antar konsep dari data yang ditemukan. Sementara itu untuk data kuantitatif dituangkan dalam bentuk tabulasi 4.

   Analisa Data

  Setelah diadakan penelitian observasi dan interview secara langsung kemudian data-data yang masih mentah tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk kerangka tulisan dalam catatan saku yang kemudian setelah diadakan penyempurnaan baik data maupun susunan kata baru di tulis untuk dijadikan bahan skripsi ini.

E. Sistematika Penulisan

  Supaya penyuunan ini dapat dilakukan secara runtut dan terarah, maka penyusunan skripsi ini di bagi menjadi lima bab yang disusun berdasarkan sistematika berikut ini :

  Bab pertama berisi Pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.

  Bab kedua dikemukakan tentang gambaran umum jama‟ah ahli ṭāriqah qadiriyah naqsyabandiyyah Wekas Kaponan Pakis Magelang dari segi letak geografis, sejarah berdirinya, latar belakang pendirian , program tujuan dan keanggotaan.

  Bab ketiga akan memaparkan tentang ṭāriqah qadiriyah naqsyabandiyyah dari unsur pengertian

  ṭāriqah, tujuan ţariqoh, silsilah ṭāriqah qadiriyah naqsyabandiyyah. Bab keempat akan dibahas mengenai pemahaman

  ṭāriqah qadiriyah naqsyabandiyyah terhadap ayat- ayat yang berkaitan dengan taubat seperti Qur‟an

  Surat An- Nur;31, Qur‟an Surat Al-Baqoroh ; 222 Qur‟an Surat At-Taubat‟ 118.

  Bab kelima yang berpredikat sebagai penutup berisi kesimpulan atau hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

  Pada halaman terakhir, penyusun melampirkan daftar pustaka yang menjadi bahan bacaan atau rujukan dalam penelitian ini.

BAB II ṬĀRIQAH QADIRIYAH NAQSYABANDIYYAH DI WEKAS KAPONAN PAKIS MAGELANG A. Letak Geografis Penelitian ini akan melibatkan Jamaah ahli ṭāriqah qadiriyah

  naqsyabandiyyah yang terletak di Dusun Wekas Desa Kaponan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, yang secara administratif, dusun Wekas merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Magelang. Dengan posisi sekitar 23 km sebelah timur kota Magelang. Wekas sebagai jamaah ahli

  ṭāriqah qodriyah wan naqsyabandiyah ini berada di sebelah barat gunung Merbabu dengan ketinggian + 1000 di atas permukaan

  8 laut dengan suhu antara 17 -29 C .

  Apabila hendak berkunjung ke Dusun Wekas apabila melalui arah Magelang menuju kearah timur menyusuri jalan raya Magelang-Salatiga dan berada tepat dijalur utama tersebut berada di KM.23 sehingga akses menuju dusun ini terbilang sangatlah mudah baik melalui kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, disamping jalur ini terbilang jalur ramai karena merupakan jalur akses menuju tempat rekreasi Kopeng daerah Semarang maupun menuju ke tempat rekreasi nuansa pegunungan Ketep Pas yang saat ini sedang trend setelah adanya letusan gunung Merapi 2010 yang lalu. Disamping itu Wekas merupakan salah satu dusun sebagai palang pintu menuju areal pendakian gunung merbabu sehingga daerah ini tidaklah asing.

  Dusun Wekas apabila di tilik dari letak geografis dengan gambaran sebagai 8 berikut :

  Peta Desa Kaponan

  • Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Kragilan  Sebelah Timur : berbatasan dengan Dusun Pogalan B.

  Sebelah Utara : berbatasan dengan Dusun Kenanggan

  • Sebelah Barat : berbatasan dengan Dusun Kaponan.
  • Secara topografi sebagian besar dusun Wekas adalah merupakan daerah dataran tinggi dengan kemiringan yang hampir mencapai 30 hal ini karena dusun Wekas merupakan daerah yang berada di lereng gunung merbabu, tipe tanah yang ada adalah cenderung gembur dan cenderung cocok untuk pertanian jenis holtikultura (sayur-mayur).

  Wilayah dusun Wekas mempunyai 3 Rt dan 1 Rw. Cukup dekat dengan pusat pemerintahan Desa dan pusat keramaian pasar desa maupun pasar pemda karena

  • hanya berjarak 500 m, dan 3 km. menuju ibokota kecamatan.

  Masjid sebagai sarana kegiatan peribadahan kaum muslim berada di tengah- tengah dusun tepatnya di RT II yang ada di dusun ini. Keberadaan dusun Wekas memang Nampak berada di lereng gunung merbabu yang sekilas nampaknya kurang strategis, namun hal ini justru menciptakan suasana kondusif, tenang dan segar karena masih jauh dari polusi udara ditambah suasana pegunungan yang cenderung dingin ditambah suasana disekitar berupa arel pertanian yang penuh dengan tumbuhan sayur mayor yang menghijau menambah sejuknya suasana daerah ini, ditambah pemandangan yang amat sangat indah bila menghadap timur terlihat gunung merbabu yang menjulang seolah sebagai kaki langit, dan bila memandang kearah barat atau kebawah terlihat suasana daerah perkotaan terlebih bila malam yang cerah terlihat lampu-lampu perkotaan kelihatan dengan jelas menambah indahnya daerah ini.

B. Sejarah Keberadaan Ṭāriqah Qadiriyah Naqsyabandiyyah di Wekas.

  Berawal dari perbincangan antara santri Pondok Pesantren ṭāriqah asuhan Bapak.KH. Achmad Muh. Da‟i AG. Kedokan Ngablak Magelang bernama Bapak.

  Mujari dengan salah seorang yang bernama Bapak H.Subari dalam sebuah pengajian tentang tasyawuf di dusun Daseh dibawah asuhan KH. Toha Mahasin. Dari perbincangan yang mengungkapkan akan keberadaan dan kegiatan Jama‟ah ahli Ṭāriqah Qadiriyah Naqsyabandiyyah yang berada di dusun Kedokan Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Dibawah Asuhan seorang guru mursyidut

  ṭāriqah KH. Ahmad Muda‟i AG.yang merupakan aliansi atau cabang dari ṭāriqah yang telah tersohor di Jawa Tengah yaitu

  Ṭāriqah Qadiriyah Naqsyabandiyyah bimbingan atau asuhan seorang masayih terkenal KH.Achmad Chalwani Nawawi Berjan Purworejo, dari hasil pembicaraannya akhirnya dibawa oleh H. Subari kerumahnya di Dusun Wekas Desa Kaponan untuk dijadikan bahan renungan guna mengikuti kegiatan- kegiatan j ama‟ah ahli ṭāriqah di bawah bimbingan masyayih dari Kedokan Ngablak tersebut, dalam sebuah kegiatan di Wekas, yang nota benenya Wekas adalah Dusun yang sebelumnya telah mengembangkan

  ṭāriqah dari pondok pesantren Payaman yang memiliki metode-metode dzikir atau ṭāriqah yang dikembangkan oleh Syaikh Umar Payaman kala itu.

  Kemudian Bapak H. Subari mendatangi pusat kegiatan ṭāriqah di dusun

  Kedokan Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak pada sebuah kegiatan selasanan dan dilanjutkan dengan mengikuti kegiatan sewelasan yang diadakan setiap hari selasa pada tanggal 10 keatas bulan komariyah.

  Setelah memantapkan pandangan dan pemikirannya tentang rencana keikut sertaanya mengikuti kegiatan ṭāriqah yang di asuh oleh KH. Ahmad Muda‟i AG.

  Kemudian Bapak H. Subari matur untuk ikut baiat ṭāriqah untuk memantapkan niat yang telah bulat matang , seteleh mendapat baiat dari KH.Ahmad Muda‟i AG.

  Kemudian oleh beliau diperintahkan untuk memperdalam keilmuannya dibidang tasawuf maupun ṭāriqah dibawah bimbingan K. Suramin Segaten Bandungrejo

  Ngablak, yang kemudian setiap hari secara rutin menghadiri melatih dan membina tata cara ber ṭāriqah terhadap Bapak H.Subari yang telah didampingi istrinya

  Hj.Suprapti mengikuti kegiatan tentang ke- ṭāriqah-an. Setelah dirasa cukup dalam memberikan pengajaran K. Suramin kemudian sowan matur kepada KH. Ahmad

  Muda ‟i AG. Bahwa apa yang diajarkan telah selesai dan mohon diperkenankan agar

  Bapak H. Subari dibaiat menjadi badal ( pengganti ) dalam urusan ṭāriqah diwilayah daerah Pakis dan sekitarnya. Usulan itu mendapatkan respon dari Bapak KH.

  Achmad Muda‟i dan dari jama‟ah ṭāriqah didaerah kecamatan Ngablak, karena fungsi nya dapat memperlancar kegiatan ṭāriqah para kaum muslimin disekitar wilayahnya. Dan selanjutnya tahap awal diikuti oleh beberapa orang yang sebelumnya orang itu masih menggunakan metode dzikir yang biasa digunakan oleh kebanyakan kaum muslim, dengan metode dan pemikiran rasional selama beberapa bulan, bahkan yang dirasakan oleh Bapak H. Subari gemblengan itu berjalan sekitar delapan bulan.

  Setelah beliau merasakan benar konsep kemapanan hidup beragama yang bisa diterima cara nalar tersebut, baru beliau mengiyakan untuk membantu

  .

  mengembangkan dengan dzikir didalamnya ṭāriqah

  Diantara makna dzikir L

  ă ilăha illallăh yang menjadi ruh islamaadalah

  mampu melahirkan tata nilai kehidupan berdasarkan semangat ke-Tuhanan, dimana hal ini juga berarti bahwa tata nilai kehidupan yang hanya bertujuan mencari ridha Allah, hanya untuk Allah dan hanya karena Allah. Tujuan hidup yang demikian tentu akan membawa implikasi-implikasi positif dalam kehidupan sehari-hari, salah satu diantaranya adalah ingat prinsip egaliter manusia di hadapan Allah. Hal ini menciptakan bentuk hubungan antar manusia yang bebas menyatakan pendapat dan kesediaan menerima pendapat orang lain, untuk mencapai kebenaran dan kebaikan. Hal semacam ini tentu akan mengarah kepada hubungan harmonis, saling pengertian dalam sebuah keluarga, tidak menange dhewe (mau menang sendiri) dan senatiasa adil dalam berperilaku kepada anggota keluarga, maupun warga masyarakat sebagai teman-teman hidup yang lain serta sebagai sesama hamba Illahi Rabb sekalian alam (Slamet Muhaimin Abda,1994:14)

  Akhirnya seorang bapak yang menjabat sebagai mantan guru sekolah pada Departemen Agama Kabupaten Magelang itu menguatkan tekatnya untuk ikut serta

  

ndandani (memperbaiki) hati dan moral umat dengan ikut mengupayakan

  terbentuknya ṭāriqah sebagai salah satu sarana pengejawantahan kalimat tayyibah dalam segala sendi kehidupan perilaku masyarakat disekelilingnya.

  Setelah memantapkan niat dan atas kebulatan tekat yang telah menjadi sebuah niat yang kuat akhirnya Bapak H.Subari sowan kepada KH. Achmad Muda‟i untuk meminta di baiat atau di talqin menjadi seorang anggota jamaah . Setelah

  ṭāriqah beliau di baiat lalu diperintahkan untuk memperdalam dan mempelajari ṭāriqah secara intensif dan mendalam guna pencapaian makam yang diinginkan, hal ini kemudian dilakukan dengan cara mendatangi seorang alim yang telah dulu mengikuti kegiatan ke- yaitu K. Suramin di Dusun Segaten Desa Bandungrejo

  ṭāriqah Kecamatan Ngablak yang kemudian secara tekun Bapak H. Subari yang kemudian telah didampingi istrinya bernama Hj. Suprapti memperdalam dan ngaji babagan ilmu tasyawuf ini dari K. tersebut setiap ahad pagi, dan dalam perjalanannya hamper + 8 bulan beliau Bapak H. Subari dan istri menekuni pembelajaran terhadap K. dan atas ketekunan dan ketelatenannya akhirnya tahap-demi tahap pembenahan hati melalui jalur

  ṭāriqah kemudian telah dikuasai.

  Kemudian sesuai dengan perkembangan waktu akhirnya kegiatan-kegiatan ini kemudian oleh beliau Bapak H.Subari disampaikan dalam beberapa kali pertemuan terhadap umat muslim di tengah masyarakat Dusun Wekas, karena kebetulan Bapak

  H. Subari adalah juga seorang mubaligh di dusun Wekas sekaligus sebagai imam dan ketua ta‟mir masjid Al Mukarrom di Dusun Wekas ini, hingga pada akhirnya satu demi satu banyak masyarakat yang tertarik terhadap kegiatan ini dan minta di antarkan kepad a KH. Achmad Muda‟i guna minta untuk dibaiat. Setelah melewati masa waktu yang cukup lama + 2 tahun akhirnya hampir 30 jamaah telah mengikuti kegiatan

  ṭāriqah yang kemudian setiap dalam banyak kesempatan juga mendapatkan bimbingan dan masukan-masukan ilmu tentang ke tasawufan ini oleh Bapak H. Subari.

  Untuk lebih memusatkan pengembangannya, kemudian Bapak H. Subari mengalami pembinaan dan persiapan-persiapan secara khusus secara organisatoris, selanjutnya jamaah

  ṭāriqah yang ada di dusun Wekas tadi mengajukan usulan kepada KH.Ahmad Muda‟i AG.untuk membuka cabang pengembangan jama‟ah ṭāriqah di Dusun Wekas dengan dikoordinir oleh Bapak H.Subari. Setelah dipertimbangkan akan pentingnya perwakilan

  ṭāriqah dan untuk memudahkan mengkoordinir kegiatan yang sudah bisa berjalan sejak awal 2005, maka disyahkan dan di baiatlah beliau Bapak H. Subari untuk melaksanakan rutinitas kegiatan ṭāriqah diwilayahnya. Dalam perkembangan lebih lanjut guna memudahkan pengurusan dan pengembangan tanpa pemisahan, pemutusan hubungan dan atau pengembangan, maka demi pertimbangan teknis dan dengan restu

  KH. R.Muh Da‟i yang sekaligus sebagai mursyidut ṭāriqah dan tempat untuk mencari dan mengasah keilmuannya dalam bidang tasyawuf maka setiap hari senin malam selasa diadakan kegiatan rutin tawajuhan khataman, dan setiap hari sabtu malam ahad diadakan pengajian guna meningkatkan pengetahuan baik bidang syariat maupun dalam bidang tasawuf oleh beliau Bp. H, Subari.

  Hal ini selaras dari hasil wawancara kami terhadap beliau, berikut beberapa hal terkait hasil wawancara kami

  1. Bagaimana sejarah berdirinya ṭāriqah di Wekas ini ?

Mula-mula kami hanya berbincang dengan teman, yang

mengungkapkan akan keberadaan dan kegiatan Jama‟ah ahli

  Ṭāriqah

  

Qadiriyah Naqsyabandiyyah yang berada di dusun Kedokan Desa

Bandungrejo Kecamatan Ngablak Dibawah Asuhan seorang guru

mursyidut

  ṭāriqah KH. Ahmad Muda‟i AG. yang merupakan cabang

  dari

  ṭāriqah yang telah tersohor di Jawa Tengah yaitu āriqah

  

Qadiriyah Naqsyabandiyyah bimbingan atau asuhan seorang masayih

terkenal KH.Achmad Chalwani Nawawi Berjan Purworejo, kemudian

saya merasa tertarik untuk mengetahui secara dalam, karena kebetulan

anak-nak kami adalah alumni pondok pesantren An Nawawi Berjan

Purworejo asuhan KH. Chalwani Nawawi.

  2. Kenapa Bapak tertarik pada ṭāriqah ?

  Karena di dusun Wekas dahulu telah berkembang ṭāriqah dari

Payaman bimbingan syaikh Umar yang merupakan guru dari para

pendahulu di dusun wekas, sehingga kami merasa terpanggil untuk

nguri-uri ajaran para pendahulu yang dirasa sangat besar manfaatnya

namun akhir-akhir ini hampir tidak dilaksanakan lagi.

  3. Kapan Bapak mulai mengikuti kegiatan ini ?

  

Sejak saya mulai tertarik yaitu setelah berbincang-bincang atau

obrolan tadi, kemudian saya mulai mengikuti kegiatan yang diadakan

oleh KH. Achmad Da‟i dalam kegiatan sewelasan dan pengajian

selasan. Di Dusun Kedokan Desa Bandungrejo Kecamatan

Ngablak,Tepatnya pada mei tahun 2007.

  4. Berapa lama proses Bapak dalam mengikuti kegiatan ini pada awalnya

  

Pada awalnya setelah kami di baiat oleh KH. Achmad Da‟i kemudian

saya di suruh untuk memperdalam pengetahuan saya dalam bidang

ṭāriqah dan tasyawuf kepada K. Suramin yang merupakan orang yang

telah lama mengikuti kegiatan ṭāriqah dan juga sudah menjadi badal,

sehingga hampir 8 bulan kami tiap pagi memperdalam masalah ṭāriqah

ini baik yang secara langsung kami sowan di Dalem beliau di Gaten

Bandungrejo Ngablak, atau beliau kebetulan berkenan hadir di rumah

kami.

  5. Mengapa Bapak tertarik dengan laku thariqoh ini ?

  Karena dalam ṭāriqah ini diajarkan betul bagaimana caranya menata

hati agar bisa benar-benar terisi oleh kalimah thayyibah dan selalu

  

berusaha untuk berada ditengah masyarakat secara wajar dan setiap

waktunya (solat lima waktu) itu tidak pernah ketinggalan karena

adanya ikatan dan bacaan atau wirid yang harus dibaca, sehingga hal

ini benar-benar bias menjaga setiap kali akan melakukan kesalahan.

  6. Kapan Bapak di baiat menjadi badal ?

  Hampir 2 tahun setelah kami melakukan kegiatan T āriqah karena

pertimbangan lokasi yang cukup jauh dan untuk memudahkan

keberlangsungan rutinitas amalan yang harus dikerjakan oleh para

jamaah akhirnya kami di baiat untuk menjadi badal guna

mempermudah kegiatan di dusun kami.

  7. Bagaimana cara Bapak mengenalkan ṭāriqah ini pada masyarakat?

  

Kebetulan saya kan seorang imam masjid sekaligus sebagai takmir

Dokumen yang terkait

NILAI–NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL QUR’AN SURAT ALI IMRAN AYAT 159-160

1 15 12

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 81

PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 71

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 85

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 23 119

FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 132